Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME SENSOR & TRANSDUSER

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Nama : Niko (062040420429)
: Panggih Syambudi (062040420431)
: Wan Qori Sri Maulani (062040422355)
Kelas : 4 KIB
Dosen Pengampu : Anerasari M, B.Eng., M.Si.

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN (DIV)


TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
RESUME SENSOR & TRANSDUSER

APLIKASI 1

Aplikasi Wireless Sensor Network (Wsn) Untuk Sistem Monitoring Dan Klasifikasi
Kualitas Udara

Di Indonesia, monitoring kualitas udara saat ini hanya menggunakan satu alat saja dan dalam
cakupan lokasi tertentu, sehingga kurang dapat menggambarkan kondisi kualitas udara yang ada.
Diperlukan lebih sari satu alat untuk secara efektif melakukan pemantauan dalam cakupan lokasi
tersebut. Untuk menanggulangi hal ini, dapat mengaplikasikan Wireless Sensor Network (WSN).
WSN adalah teknologi yang melakukan proses sensing, kontrol, dan komunikasi untuk monitoring
lingkungan secara pengukuran fisik [4]. WSN terdiri dari beberapa node sensor, serta base station
yang diimplementasikan dan dapat saling mengirimkan data menggunakan jaringan nirkabel.
Setiap node sensor menggunakan modul jaringan nirkabel dalam komunikasinya dan mudah
diterapkan pada lingkungan [5]. . Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Iwan et al [6], sistem
monitoring kualitas udara dibangun menggunakan WSN, dengan parameter yang digunakan yaitu
suhu, kelembaban, karbondioksida, dan karbonmonoksida.

Pada penelitian ini [6], data yang didapatkan tidak dilakukan pengolahan secara lebih lanjut
untuk menghasilkan informasi klasifikasi kualitas udara. Penelitian yang dilakukan oleh Xu dan
Liu [7], yaitu melakukan monitoring kualitas air dengan menggunakan parameter kelarutan
oksigen, tekanan air, PH, dan temperatur dengan mengaplikasikan WSN. gadaannya. Penelitian
lain yang mengaplikasikan wireless sensor network dan menerapkan konsep klasifikasi data minig
di antaranya, Laksono et al [9] mengaplikasikan wireless sensor network untuk membuat prediksi
cuaca dengan menggunakan paramter sensor angin, suhu, dan kelembaban, dengan menggunakan
metode C4.5. Pada penelitian Sugiarto dan Sustika [10], dilakukan pengklasifikasian data kualitas
udara dengan fitur yang digunakan yaitu suhu, kelembaban, karbondioksida, dan karbon
monoksida, kemudian pengklasifikasian dilakukan menggunakan metode decision tree. Saoudi et
al [11], melakukan penelitian mengaplikasikan WSN untuk mendeteksi kebakaran hutan. Node
sensor pada penelitian ini [11] melakukan pemantauan suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan
intensitas asap, kemudian dilakukan pengklasifikasian data pada server untuk mengetahui apakah
terjadi kebakaran hutan atau tidak dengan menggunakan Artificial Neural Network pada data
mining.

Pada penelitian ini dibuat aplikasi berbasis Wireless Sensor Network (WSN) untuk
monitoring dan klasifikasi kualitas udara secara online, dengan menggunakan modul LoRa untuk
komunikasi antara node sensor dan base station yang biayanya cukup terjangkau dan jarak
komunikasi yang relatif besar pula dibandingkan beberapa modul komunikasi wireless yang lain
seperti Xbee. Penyebaran node sensor dilakukan pada titik-titik lokasi tertentu, misalnya di dekat
jalan raya, perumahan, kawasan industri, dan sebagainya dengan parameter yang digunakan di
antaranya karbonmonoksida, ozon, dan kadar partikulat di udara. Nilai dari parameter tersebut
didapatkan dari proses sensing oleh sensor secara berkala.

Dalam penelitian ini akan diaplikasikan konsep wireless sensor network untuk sistem
monitoring dan klasifikasi kualitas udara, di mana perangkat yang dibangun dan digunakan untuk
pemantauan tingkat kadar karbonmonoksida (CO), ozon (O3), dan partikulat (PM10) di udara.
Kemudian dari hasil pemantauan (sensing) tersebut akan dilakukan klasifikasi kualitas udara
lingkungan, apakah baik, sedang, atau tidak sehat. Untuk proses klasifikasi digunakan salah satu
teknik yang ada di data mining yaitu metode K-Nearest Neighbor.

Perancangan proses untuk setiap komponen yang terdapat pada arsitektur wireless sensor
network (WSN) yang diaplikasikan pada node sensor, sink, dan server sesuai fungsinya masing-
masing.

Keterangan : 1. Perangkat proses pada node sensor (Mikrokontroler). 2. Perangkat proses pada
sink. 3. Perangkat proses pada server.

Node Sensor

Perangkat lunak pada node sensor digunakan untuk melakukan proses sensing kondisi udara
dengan mengambil nilai dari parameter CO, O3, dan PM10.
Sink

Perangkat lunak pada sink digunakan untuk mengumpulkan data dari node sensor, kemudian
dikirim ke server.

Server

Perangkat lunak pada server menerima data kualitas udara dari sink. Setelah menerima data dari
sink, server akan melakukan klasifikasi data yang diterima, lalu memasukan data dan hasil
klasifikasinya ke dalam basis data yang tersedia di server. Komputer server akan menampilkan
visualisasi kualitas udara.

Aplikasi wireless sensor network yang diterapkan sebagai sistem monitoring dan klasifikasi
kualitas udara dirancang dengan menggunakan sensor MQ-7 untuk mengetahui tingkat kadar CO,
sensor MQ-131 untuk mengetahui tingkat kadar O3, dan sensor GP2Y1010AU0F untuk
mengetahui tingkat partikulat debu. Sementara itu, modul LoRa untuk komunikasi wireless node
sensor ke sink dan protokol HTTP untuk pengiriman data dari sink ke server. Pengujian jarak
pengiriman LoRa dilakukan untuk mengetahui jarak maksimal pengiriman data. Pada penelitian
ini didapatkan jarak jangkauan maksimal, yaitu 200 meter. Hasil ini berbeda dengan yang tertera
dalam datasheet, yang mana jarak jangkauannya dapat sampai 10 km. Untuk menangani missing
data, digunakan buffer untuk menyimpan data sementara saat node sensor tidak dapat mengakses
sink untuk mengirimkan data hasil sensing.

Untuk penanganan data saat node sensor tidak dapat mengakses sink dalam pengiriman data
hasil sensing, diperlukan buffer untuk menampung data tersebut untuk sementara. Hasil pengujian
terhadap jumlah buffer yang dapat ditampung pada arduino node sensor dengan memaksimalkan
resources yang ada yaitu 33 jumlah buffer. Dari hasil pengujian untuk performa klasifikasi
menggunakan confusion matrix dan skenario 10-fold cross validation, hasil klasifikasi yang
dihasilkan oleh sistem dengan menggunakan algoritma K-Nearest Neighbor (K-NN) adalah nilai
akurasi, presisi, dan recall yang dipengaruhi oleh jenis normalisasi data yang digunakan.
Normalisasi yang memiliki tingkat performa yang lebih baik pada penelitian ini, yaitu normalisasi
decimal scaling dengan nilai k yang digunakan sebesar 5. Nilai akurasi yang didapatkan sebesar
94,28%, presisinya 85,16%, dan recall-nya sebesar 93,35%.

APLIKASI 2
Wireless Sensor Network menggunakan Radio Transceiver 2,4 Ghz pada Aplikasi Sistem
Akuisisi Data

Salah satu aplikasi WSN yaitu dalam bidang pertanian, dalam pertanian suatu tanaman untuk
tumbuh pada media ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor alam dan faktor yang dapat di
kondisikan oleh manusia. Pada umumnya petani secara langsung memantau pertumbuhan tanaman
dan memerhatikan seluruh faktor yang memengaruhi pertumbuhan sehingga membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk memantau seluruh tanaman yang ditanam sehingga tidak setiap hari
seluruh tanaman dapat di pantau secara cepat dan menyeluruh. Dengan adanya teknologi WSN
dapat mempermudah dalam pemantauan pertumbuhan tanaman. Beberapa sensor juga sudah dapat
mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi tanaman. Akan tetapi daerah pertanian biasanya
terletak didaerah relatif terpencil (ruralarea) yang tidak terdapatnya jaringan yang memadai
sehingga pengaplikasian WSN menggunakan jaringan internet akan sulit dilakukan. Oleh karena
itu, untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya perencanaan yang tepat, sehingga diajukan
penelitian dengan topik WSN.

WSN merupakan jaringan yang dibentuk oleh banyaknya sensor node di mana setiap node
dilengkapi dengan sensor untuk mendeteksi fenomena fisik seperti cahaya, panas, tekanan, dan
lain-lain [8] [9]. Pada setiap node juga terdapat pengolahan data, kemampuan berkomunikasi, dan
penyimpanan data[9]. Dimana setiap node akan saling berkomunikasi satu sama lain begitu pula
dengan sink node atau base station yang merupakan node pengumpul data dari setiap node
menggunakan komunikasi wireless[9]. Sink node merupakan tempat untuk mengontrol aliran data,
memvisualisasi data, menganalisis data, dan menyimpan data dari setiap node [9]. Sebuah WSN
secara umum dapat digambarkan sebagai jaringan node yang saling terhubung satu sama lain untuk
memantau dan mengontrol lingkungan, yang memungkinkan interaksi antara orang atau komputer
dan lingkungan sekitarnya [8].

WSN dipandang sebagai teknologi yang revolusioner untuk untuk membangun sistem
informasi dan komunikasi yang akan meningkatkan keandalan dan efisiensi dari sistem
infrastruktur. Dibandingkan dengan menggunakan kabel, WSN memiliki penyebaran yang mudah
dan fleksibilitas yang lebih baik [8] [9]. Kemampuan sensor node di WSN dapat bervariasi,
tergantung dari banyaknya sensor yang digunakan. Sebuah sensor node yang sederhana dapat
memantau satu fenomena fisik sedangkan sensor node yang rumit dapat menggabungkan beberapa
sensor [9]. Komunikasi yang digunakan bisa ultrasonik, infrared, dan frekuensi radio dengan
kecepatan data dan waktu yang bervariasi. Sementara sensor yang sederhana hanya dapat
mengumpulkan dan mengkomunikasikan informasi tentang lingkungan yang pantau [9]. Dengan
perkembangan teknologi yang cepat dari sensor, WSN akan menjadi kunci teknologi untuk IoT
(Internet of Things) [8].
APLIKASI 3

RANCANG BANGUN APLIKASI PEMANTAU DATA WIRELESS SENSOR


NETWORK UNTUK PERINGATAN DINI TERHADAP BANJIR

Pada era perkembangan teknologi saat ini kebutuhan informasi yang semakin meningkat
mengharuskan informasi tersebut dapat diketahui secara real time atau pada saat itu juga. Dahulu
untuk melakukan pertukaran informasi dibutuhkan kabel sebagai media pertukaran informasinya,
namun sekarang ini untuk melakukan pertukaran informasi sudah dapat menggunakan jaringan
nirkabel (wireless). Wireless atau jaringan nirkabel ini menggunakan gelombang radio sebagai
media transmisinya. Berkembangnya teknologi yang baru tidak selalu berarti teknologi yang lama
lantas ditinggalkan. Sebenarnya antara teknologi yang baru dengan teknologi yang lama kedua hal
ini saling melengkapi, teknologi baru tidak akan bisa dikembangkan tanpa adanya teknologi yang
lama.

Banjir merupakan fenomena yang hampir selalu terjadi di Indonesia setiap tahunnya.
Kejadian ini merupakan kejadian yang sangat mempengaruhi kesejahteraan penduduk, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Banjir yang terkadang melanda secara tiba-tiba membuat warga
tidak bisa siaga ketika menghadapi bencana ini datang. Tentu saja ini membuat warga tidak hanya
mengalami kerugian harta dan benda namun bisa kehilangan nyawa orang yang dicintai karena
terjebak banjir yang datang tiba-tiba. Karena alasan inilah perlu dirancang alat pendeteksi banjir
jarak jauh, tidak hanya meningkatkan keakuratan pendeteksian pada banjir namun nantinya bisa
dipantau secara real time sehingga memberikan siaga banjir disaat yang tepat.

Pada penelitian sebelumnya telah banyak ditemukan alat peringatan dini terhadap banjir
namun masih dengan menggunakan mikrokontroler atmega dan data langsung ditampilkan di LCD
(Arief, 2011). Pada tugas akhir ini, perancangan monitoring (pemantau) ketinggian air sungai jarak
jauh yang dikonsepkan untuk memberikan informasi siaga dan prediksi kapan akan terjadinya
banjir kepada para penggunanya. Pemantauan ketinggian air sungai secara real time ini
menggunakan teknologi Wireless Sensor Network (WSN) dan akan ditampilkan ke komputer
melalui program VB 6.

WSN adalah suatu peralatan wireless yang didalamnya terdapat satu atau lebih sensor dan
dilengkapi dengan peralatan sistem komunikasi. Sensor disini digunakan untuk menangkap
informasi sesuai dengan karakteristik informasi yang diinginkan. Pemantauan banjir jarak jauh ini
akan mendeteksi perubahan-perubahan ketinggian air dan memberikan peringatan dini banjir
dengan menggunakan modul sensor ultrasonik atau modul ping.

WSN ini mempunyai node-node yang saling berhubungan dan memiliki tugas yang berbeda-
beda. Salah satu node yang bertugas untuk menerima data akhir dan memastikan data tersebut asli
dari sumber yang diharapkan adalah node end device. Node ini terhubung langsung dengan
komputer yang nantinya data yang diterima tersebut akan ditampilkan pada komputer melalui
program yang telah dibuat menggunakan aplikasi VB 6.

Untuk mendapatkan informasi data ketinggian air sungai beserta waktu saat itu untuk
ditampilkan ke komputer. Data-data tersebut dikirimkan secara nirkabel dari node satu ke node
yang lain. Data tersebut berasal dari node yang bertanggung jawab untuk mencatat ketinggian dan
waktu yang disebut dengan node sensor lalu dikirimkan ke node lainnya sampai data diterima oleh
end device yang kemudian dikirimkan ke komputer untuk ditampilkan pada software visual basic.

Model Perancangan

Dari gambar 3.1 didapatkan bahwa setiap node wsn memiliki tugas berbeda-beda seperti berikut:

1. Node Sensor

Pada node ini, node bertanggung jawab sebagai mencatat ketinggian air sungai dan waktu saat
perekaman yang kemudian dikirimkan ke node selanjutnya.

2. Node coordinator

Pada node ini, node bertanggung jawab atas pertukaran data yang telah dikirimkan oleh node
sensor. Data yang diterima oleh node ini akan ditampung terlebih dahulu sebelum diteruskan ke
node yang lainnya. Penampungan ini bertujuan agar data yang diterima isinya sama, maka cukup
hanya satu data yang diteruskan ke node berikutnya.

3. Node end device

Pada node ini, node berperan sebagai penerima data dari node coordinator. Node ini berkomunikasi
secara unicast (point to point) dengan node coordinator. Karena node ini bersifat unicast terhadap
coordinator, data yang keluar tidak akan sampai ke node sensor.

Aplikasi ini mampu memberikan beberapa informasi meliputi status keadaan hardware,
status tinggi air, perhitungan perkiraan perubahan status, informasi berupa grafik dan rekaman data
dalam format .csv dari data yang masuk dari node coordinator. Aplikasi mampu memberikan
prediksi potensi siaga dengan memperhitungkan kecepatan rata-rata perubahan ketinggian

Anda mungkin juga menyukai