Anda di halaman 1dari 14

Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat garam dengan

cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin. Evaporasi adalah salah
satu kaedah utama dalam industri kimia untuk memekatkan larutan yang encer.
Pengertian umum dari evaporasi ini adalah menghilangkan air dari larutan dengan
mendidihkan larutan di dalam tabung yang sesuai yang disebut evaporator. Evaporasi
bertujuan untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak
mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap.
Evaporator merupakan salah satu alat yang banyak digunakan di industri kimia
untuk memekatkan suatu larutan. Peristiwa yang terjadi pada proses di evaporator
adalah evaporasi. Sedangkan pengertian evaporasi sendiri merupakan proses perubahan
molekul yang memiliki fasa cair dengan spontan menjadi fasa gas. Proses ini adalah
kebalikan dari kondensasi.

I. PENGERTIAN EVAPORASI
Evaporasi dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu evaporasi yang berarti
proses penguapan yang terjadi secara alami dan evaporasi yang dimaknai proses
penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas (steam) dalam suatu peralatan.
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari
evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut
yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap.
Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan kalor ke
dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999).
Evaporasi didasarkan pada proses pendidihan secara intensif, yaitu :
• Pemberian panas ke dalam cairan.
Makin tinggi pressure makin besar panas yang dibutuhkan jadi pressure
perlu diturunkan untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal.
• Pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap.
Peristiwa bubbling yaitu terbentuknya nukleat sebagai awal pembentukan
gelembung.
• Pemisahan uap dari cairan.
• Mengkondensasikan uapnya
Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan) dengan
penambahan panas(Robert B.Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan berbagai cara,
diantaranya secara alami dan penambahan steam.
Proses evaporasi yang berlangsung secara alami ialah proses penguapan yang
terjadi begitu saja diruang lingkup dunia, dengan bantuan sinar matahari secara
langsung, tanpa adanya alat-alat bantu dari manusia, inilah yang dimaksud dengan
evaporasi ataau penguapan secara alami. Sedangkan evaporasi atau penguapan dengan
penambahan steam sebagai alat penyuplai panasnya adalah salah satu upaya manusia
dalam menciptakan produk baru dengan menggunakan system kerja evaporasi alami
yang ditransfer kedalam proses menggunakan mesin-mesin. Evaporasi ini berlangsung
dengan adanya mesin atau alat-alat penyuplai panas pengganti dari sinar matahari, alat
tersebut dinamakan evaporator.
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan
sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator
mempunyai dua prinsip dasar, yaitu untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap
yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu
penukar panas, bagian evaporasi (tempat dimana cairan mendidih lalu menguap),
dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam
kondensor (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya.
Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau
larutan berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa
komponen volatile (mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam industri
kimia dan industri makanan. Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air
asin jenuh (merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator.
Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam
evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya. Pada
sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas oleh cairan
pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan membutuhkan energi panas).
Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air minum, memisahkannya dari
air laut atau zat kontaminasi lain.
Titik didih cairan yang diuapkan pada evaporasi dapat dikontrol dengan mengatur
tekanan pada permukaan uap-cair. Artinya, jika penguapan terjadi pada temperatur
tinggi, maka evaporator dioperasikan pada tekanan tinggi pula. Beberapa evaporasi
dalam industri secara normal bekerja pada tekanan vacum untuk meminimalkan
kebutuhan panas.
Pada proses pendidihan secara alami, perubahan titik didih sebagai perubahan
temperatur dapat ditingkatkan. Beberapa tipe pendidihan yang berbeda mempunyai
koefisien perpindahan panas yang berbeda pula. Tipe-tipe tersebut adalah (Bell, 1984) :
- pendidihan secara konveksi alami
Pendidihan konveksi alami terjadi ketika cairan dipanaskan pada permukaannya.
Pada tipe ini, koefisien perpindahan panas meningkat dengan perubahan
temperatur, tetapi relatif lambat
- pendidihan nukleat
Pada pendidihan nukleat terbentuk gelembung-gelembung uap pada interface cairan
dan padatan dari permukaan perpindahan panas. Pendidihan pada tipe ini terjadi
dalam sebuah ketel atau reboiler thermosifon yang digunakan pada proses industri.
Koefisien perpindahan panas pada tipe ini lebih besar.
- pendidihan film
Pendidihan film terjadi ketika perubahan temperature sangat tinggi dan penguapan
terjadi secara berkesinambungan pada permukaan perpindahan panas. Koefisien
perpindahan panas meningkat seiring dengan meningkatnya perubahan temperatur.
Namun, nilai koefisien perpindahan panasnya lebih rendah jika dibandingkan
pendidihan nukleat.

Prinsip-prinsip evaporator:
• Penguapan atau evaporasi merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi uap
• Penguapan betujuan memisahkan pelarut (solvent) dari larutan sehingga
menghsilkan larutan yang lebih pekat
• Evaporasi merupakan proses pemisahan terroal, dipakani secara luas untukk
merekatkan cairan dalam bentuk larutan, suspensi maupun emulsi dengan cara
menguapkan pelarutnya, umumnya air dan cairan.
Evaporasi menghasilkan cairan yang lebih pekat, tetapi masih berup cairan pekat
yang dapat dipompa sebagai hasil utama, reaksi kadang-kadang ada pula cairan volatile
sebagai hasil utama, misalnya selama pemulihan pelarut.
Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung :
• Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di permukaan
tanah. Nilai ini tergantung dari tenaga yang tersimpan.
• Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang dengan uap
air dari interface ke uap (atmosfer bebas).

B. PERBEDAAN EVAPORASI DENGAN PROSES LAIN


1. Evaporasi dengan pengeringan.
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan
adalah zat cair (kadang-kadang zat cair yang sangat viskos) dan bukan zat
padat. Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang diuapkan dalam
kuantitas relatif banyak, sedangkan pada pengeringan sedikit.
2. Evaporasi dengan distilasi.
Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam komponen
tunggal, dan walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam proses
evaporasi ini tidak ada usaha unutk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi.
Selain itu, evaporasi biasanya digunakan untuk menghilangkan pelarut-pelarut
volatil, seperti air, dari pengotor nonvolatil. Contoh pengotor nonvolatil seperti
lumpur dan limbah radioaktif. Sedangkan distilasi digunakan untuk pemisahan
bahan-bahan nonvolatil.
3. Evaporasi dengan kristalisasi.
Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan
pembuatan zat padat atau kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur
kristal dalam larutan induk (mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya
digunakan untuk mengurangi volume cairan atau slurry atau untuk
mendapatkan kembali pelarut pada recycle. Cara ini biasanya menjadikan
konsentrasi padatan dalam liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES EVAPORASI


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan evaporasi antara lain :
1. Suhu
Walaupun cairan bisa evaporasi dibawah suhu titik didihnya, namun prosesnya
akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi. Hal ini terjadi karena evaporasi
menyerap kalor laten dari sekelilingnya. Dengan demikian, semakin hangat suhu
sekeliling semakin banyak jumlah kalor yang terserap untuk mempercepat evaporasi.

2. Kelembapan udara
Jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar kering. Semakin kering udara
(sedikitnya kandungan uap air di dalam udara) semakin cepat evaporasi terjadi.
Contohnya, tetesan air yang berada di kepingan gelas di ruang terbuka lebih cepat
terevaporasi lebih cepat daripada tetesan air di dalam botol gelas. Hal ini
menjelaskan mengapa pakaian lebih cepat kering di daerah kelembapan udaranya
rendah.

3. Tekanan
Semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi terjadi. Pada tetesan
air yang berada digelas botol yang udaranya telah dikosongkan(tekanan udara
berkurang), maka akan cepat terevaporasi.

4. Gerakan udara
Pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang yang sirkulasi udara
atau angin lancar karena membantu pergerakan molekul air. Hal ini sama saja
dengan mengurangi kelembapan udara.

5. Sifat cairan
Cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat daripada cairan
yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik didih 357°C lebih susah
terevapporasi daripada eter yang titik didihnya 35°C.

6. Kedalaman dan luas permukaan


Semakin luas suatu permukaan atau semakin dalam maka penguapan semakin besar
pula.

7 Tofografi
Semakin tinggi suatu daerah maka semakin kecil pula penguapan yang akan terjadi.

KESIMPULAN
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Evaporat or
adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah
pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai
dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk
dari cairan. Aplikasi dari evaporator antrara lain digunakan pada pabrik gula, pabrik,
garam, industri bahan kimia, industri makanan dan minuman, dan kilang minyak.
Soal 1 : Neraca Massa 1 unit tanpa reksi
Air laut yang mengandung 3,5%-berat garam mengalir melalui 10 evaporator yang
disusun seri. Jumlah air yang teruapkan ditiap 10 unit evaporator adalah sama yang
kemudian seluruh air ini dikondensasi dan digabung alirannya hingga didapatkan 1
aliran produk "fresh water". Produk Air garam yang keluar dari evaporator ke-10
mengandung 5%-berat garam.

Tentukanlah:
(a) Yield "fresh water" dari proses ini (kg H2O yang terambil/kg H2O dari umpan)
(b) Persen berat garam dari air garam yang keluar dari evaporator ke-4

JAWABAN
(a) Diagram berikut menggambarkan proses evaporasi 10 tahap dengan evaporator ke-
1, ke-4 dan ke-10 yang menjadi perhatian

Untuk menghitung yield fresh water, kita membutuhkan data massa H2O yang berada
diumpan dan H2O yang terambil. Diagram dibawah ini menampilkan neraca massa
overall dari kasus evaporator 10 tahap ini. Aliran air yang disimbolkan [FA]
merupakan total air yang diperoleh ditiap tahap evaporasi. 
Jumlah garam di umpan air laut [F1] adalah sama dengan jumlah garam di akhir
tahap evaporasi [F11] .
Dari neraca massa overall, didapat bahwa
Sehingga Yield H2O bisa dihitung sebagai berikut: 

(b) Jumlah air yang keluar dari evaporator adalah sama untuk setiap 10 evaporator
tersebut. Jumlah air total yang berhasil diambil keluar dari sistem 10 evaporator
adalah sama dengan nilai FA=30 kg. Sehingga, dari 1 evaporator, air yang keluar
adalah sebesar =30/10 =3 kg

Umpan dari evaporator ke-4 merupakan keluaran dari evaporator ke 3 yang sudah
mengalami 3 kali proses evaporasi sehingga jumlah garamnya sekarang adalah = 100 -
(3 x 3 kg) = 91 kg
Keluaran dari evaporator ke-4 adalah [F5] = 91 kg - 3 kg = 88 kg. 

Berikutnya, jumlah garam yang berada di keluaran evaporator ke-4 adalah sama
dengan jumlah garam yang berada di line umpan awal (F1) yaitu sebesar 3,5% x 100
kg= 3,5 kg

Sehingga, %berat garam dalam aliran keluaran evaporator ke-4 adalah


Soal 2 : Neraca Massa 1 unit tanpa reksi
Sebuah Produk Jus Jeruk Pekat (JJP) mengandung 42% berat padatan dibuat dari Jus
Jeruk Segar (JJS) yang mengandung 12%-berat padatan dan sisanya air. Awalanya,
untuk mengurangi kandungan air, digunakan proses evaporasi, namun ternyata ada
sebagian kandungan jus yang ikut teruapkan bersama air yang menyebabkan rasa jus
menjadi berubah. Untuk mengatasi masalah ini, dibuat jalur bypass untuk sebagian Jus
Jeruk Segar tanpa harus melewati proses evaporasi. Jus yang keluar dari evaporator
mengandung 58%-berat padatan dan aliran keluar evaporator ini dicampur dengan
sebagian Jus Jeruk Segar yang dibypass dari umpan awal tadi untuk mendapatkan
konsentrasi yang diinginkan pada Produk Jus Jeruk Pekat. 

Asumsi : 
1. Didalam sistem ini hanya ada 2 komponen yaitu padatan dan air. 
2. Tidak ada padatan yang terbawa bersama air yang teruapkan dari evaporator

Tentukanlah:
(a) Jumlah Produk Jus Jeruk Pekat yang diproduksi per 100 kg Jus Jeruk Segar
(b) Fraksi Umpan yang di-bypass
JAWABAN
(a) Diagram proses untuk kasus ini ditampilkan pada gambar dibawah ini

Substitusi F5 pada persamaan pertama, didapat nilai F3 sebesar 71,43 kg.

Sehingga didapatlah Jumlah Produk Jus Jeruk Pekat yang diproduksi sebesar


F5=28,57 kg dan air sebanyak F3=71,43 kg
(b) Untuk menghitung fraksi umpan yang dibypass, kita memerlukan data flow aliran
F6 yang dapat dihitung menggunakan neraca massa pada alat mixing yang melibatkan
aliran 4,5,6. 
Dengan menyelesaikan kedua persamaan diatas, didapat F4=18,63 kg dan F6=9,94 kg
Sehingga rasio bypass dapat dihitung sebagai berikut:

Referensi:
[1] Elementary Principles of Chemical Processes, Felder and Rousseau

Contoh
soal
:Suatu larutan NaCl 10% massa, akan diuapkan menjadi larutan 30% massa NaCl.
Umpan masuk
evaporator
 berkapasitas 500 liter per jam dengan massa jenis 1,06 gram/cm
3
. Berapa kg/jamlarutan pekat yang dihasilkan.Diketahui: F = m =

.v= 1,06 kg/L x 500L/jam= 530 kg/jamx
F
 = 0,10x
L
 = 0,30
Fx
F
 VLx
L
 

 Highlight
 Add Note
 Share Quote
 
 2
Neraca komponen , Pers (2)x
F
.F = x
L
.L0,10.530 = 0,30.LL = 176,7 kgSubstitusi L ke pers (1) diperoleh:V = F – L= 530 -
176,7= 353,3 kgGambar 2. Neraca Bahan Penguapan Larutan NaCl
Soal
 latihan:Suatu larutan NaCl 7% massa, akan diuapkan untuk menghasilkan larutan NaCl
25% massa. Umpanmasuk evaporator berkapasitas 500 liter per jam dengan massa jenis
umpan 1,04 g/cm3. Berapakg/jam massa larutan pekat dan massa uap yang dihasilkan.
B. PERPINDAHAN PANAS DALAM EVAPORATOR
Konsep koefisien perpindahan panas keseluruhan (
overall 
) dipakai pada perpindahan panas dalamevaporator. Persamaan umum perperindahan
panas dapat digunakan yaitu :q = U . A .
!
t ......................(4)Dalam persamaan tersebut,
q
 menyatakan kecepatan perpindahan panas melewati bidangpemanas dalam satuan
kalori per jam,
U
 adalah koefisien perpindahan panas keseluruhan (
overall 
)dalam satuan kalori/jam.m
2
.
o
C, dan
A
 ialah luas perpindahan panas dalam satuan m
2
. Sedangkan

t
 adalah beda suhu standar dalam
o
C.
E. BEDA SUHU STANDAR
Beda suhu standar dalam persamaan perpindahan kalor menyatakan selisih antara suhu
steam
 yang mengembun dalam
steam chest 
 dan suhu cairan mendidih dalam evaporator. Tekanan
steam
 
F= 530 kg/jam
x
F=
0,1
 
V = 353,3 kg/jamL = 176,7 kg/jam
x
L=
0,3
 

Anda mungkin juga menyukai