Anda di halaman 1dari 6

B.

Kajian Teori

1. Pemikiran Pendidikan Islam

Menurut Abuddin Nata, dunia pendidikan di masa sekarang benar-benar

dihadapkan pada tantangan yang cukup berat. Tujuan pendidikan tidak cukup hanya

memberikan bekal pngetahuan, ketrampilan, keimanan dan ketakwaan saja, tetapi juga

harus diarahkan pada upaya melahirkan manusia yang kreatif, inovatif, mandiri dan

produktif, mengingat dunia yang akan datang dipenuhi dengan kompetisi atau dunia

kompetitif.1

Pendidikan pada hakikatnya yaitu usaha manusia untuk memanusiakan manusia,

dengan arti lain bahwa pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dalam

mengembangkan pandangan hidup dan kelangsungan hidup manusia. Pendidikan memiliki

peran penting yang tujuan utamanya adalah untuk mencapai kesempurnaan sifat

kemanusiaan manusia itu sendiri melalui berbagai keadaan dan cara yang pada akhirnya

dapat menemukan tujuan hidupnya.2

Secara umum, aktivitas pendidikan sudah ada sejak manusia diciptakan. Dalam

ajaran Islam, pendidikan mendapat posisi yang sangat penting dan tinggi, karena

pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai positif yang sesuai dengan tuntutan

global dan akan menjadi penolong dalam menjalani kehidupan, serta untuk memperbaiki

nasib dan peradaban masyarakat. Tanpa pendidikan, manusia masa sekarang tidak akan

beda dengan manusia masa lampau dalam kualitasnya. Masyarakat modern dalam suatu

bangsa dapat diwujudkan melalui peningkatan kualitas pendidikannya. 3 Tingginya derajat

1
Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Grasindo, 2001,
hal. 97.
2
Sofwan Adi Putra, Daharnis, & Syahniar, The Effectiveness of Group Guidance Services in Increasing
Student’s self-efficacy, Councelor: Academic Journal, Vol. 2 (2), 2013.
3
Mansur dan Mahfud Junaidi, Sejarah Rekonstruksi Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Departemen
Agama RI, DJKAI, 2005.
manusia juga tidak lepas dari keilmuan dan keimannya, sebagaimana firman Allah dalam

al-Qur’an surah al-Mujadilah ayat 11.

“niscaya Allah akan mengangkat (meninggikan) orang-orang yang


beriman dan berilmu di antara kalian beberapa derajat”. 4

Profil dinamika pemikiran pendidikan Islam dapat dilihat melalui beberapa

pendekatan berikut:

A. Pendidikan Islam dengan Pendekatan Normatif-Deduktif

Fokus pendekatan ini adalah pendidikan yang bertolak dari nilai-nilai atau

ajaran yang dikehendaki Tuhan sebagaimana terdapat di dalam al-Qur’an dan yang

dikehendaki Nabi Muhammad SAW sebagaimana terdapat di dalam haditsnya

berdasarkan prinsip-prinsip pokok-pokok ajaran Islam yang diyakini kebenarannya dan

berlangsung sepanjang zaman. Oleh karena itu, pendidikan Islam dengan pendekatan

normatif-deduktif ini disebut pula dengan pendekatan perenialis.5

Pendidikan dalam perspektif Islam dikemukakan oleh Ahmad Tafsir berisi

tentang konsep pengetahuan dalam Islam, definisi ilmu pendidikan Islam, definisi

pendidikan Islam, tujuan, kurikulum, guru, dana dan peralatan dalam pendidikan islam,

pendidikan dalam rumah tangga, dan berkenalan dengan pesantren.6

B. Pendidikan Islam dengan Pendekatan Historis

Pendekatan historis dalam pendidikan Islam mengandung arti bahwa pendidikan

berupa sebuah kegiatan akademik dan ilmiah yang berusaha memanfaatkan berbagai

peristiwa sejarah terkait pendidikan Islam di masa lalu untuk membangun dan

mengembangkan ilmu pendidikan di masa sekarang dan yang aka datang. Aspek-aspek

yang terdapat dalam unsur sejarah, yakni what (apa-peristiwanya), when (kapan-

peristiwanya), where (di mana-tempatnya), who (siapa-pelakunya), why (mengapa:latar


4
QS. Al-Mujadalah: 11.
5
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, Jakarta: Rajawali Pers, 2010,
cet. 2 hal. 37.
6
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992.
belakangnya), dan how (mengapa-tujuan dan manfaatnya) akan digunakan dalam

memahami masalah-masalah pendidikan.7

Pendidikan Islam dengan pendekatan hisoris di Indonesia pertama kali ditulis

oleh Mahmud Yunus dengan judul Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, yaitu pada

tahun 1962. Ia menjelaskan tentang penyiaran pendidikan Islam mulai dari pulau

Sumatera, lahirnya surau-surau dan madrasah-madrasah, serta pesantren. Ia juga

membahas tentang cara mengajar, sistem pengajaran, ulama-ulama dan karya-karyanya.

Sementara itu, tentang pendidikan Islam di Jawa, dikemukakan pula tentang wali songo

(sembilan wali) penyebar agama Islam di Jawa, metode dahwah mereka, ulama-ulama

yang merupakan murid mereka, serta pesantren salaf hingga pesantren modern.

Demikian pula dijelaskan tentang pendidikan Islam di Sulawesi, Nusa tenggara,

Kalimantan dan Maluku dengan pola yang sama sebagaimana di Sumatera dan di

Jawa.8

Zuhairini menjelaskan pula sejarah pendidikan Islam tentang pengertian, objek,

metode, kegunaan, dan periodesasi sejarah pendidikan Islam. Ia juga merinci tentang

pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, masa kejayaan Islam, pendidikan

Islam di Indonesia, berbagai kebijakan pemerintah Belanda dan Jepang dalam bidang

pendidikan Islam, serta sistem dan isi pendidikan Islam. 9 Ditambahkan oleh Maksum

yang mengulas informasi tentang madrasah pada zaman klasik, masa pertumbuhan dan

perkembangan, kebijakan pemerintah terkait pendidikan Islam serta konsep karakteritik

pendidikan Islam dan pemikiran cendekiawan kontemporer.10

7
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, Jakarta: Rajawali Pers, 2010,
cet. 2, hal. 84.
8
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1962, cet. 1.
9
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara dan Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama, 1992, cet. 2.
10
Maksum, Madrasah: Sejarah & Perkembangannya, Jakarta: Logos Wacana Ilmu dan Pemikiran 1999, cet.
1.
C. Pendidikan Islam dengan Pendekatan Filsafat

Pendidikan Islam dengan pendekatan filsafat mempunyai arti bahwa ilmu dalam

pendidikan Islam menggunaka jasa filsafat untuk menyelesaikan masalah-masalah

pendidikan, seperti dikotomi pendidikan, terlalu berorientasi pada masalah moral dan

keakhiratan, lulusan pendidikan yang tidak sesuai dengan tuntutan lapangan kerja,

kenakalan pelajar, kekerasan di sekolah, dan lain sebagainya. Problematika tersebut

diyakini dapat diatasi oleh filsafat pendidikan Islam, karena dalam filsafat dibahas

tentang konsep manusia, masyarakat, alam, dan ilmu pengetahuan. Filsafat berupaya

meluruskan dan memperbaiki berbagai konsep mendasar tersebut. Demikian pula cara

berpikir filosof yang bersifat sistematik, radikal, universal, spekulatif, deduktif,

induktif, dialektik dan reflektif dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah

pendidikan.11

Dalam filsafat pendidikan perspektif Islam dan umum, dijelaskan tentang

pengertian, objek kajian dan tugas filsafat pendidikan, metode kajian filsafat

pendidikan, fungsi dan kegunaan bagi pendidikan, sistem pembahasan masalah filsafat

pendidikan, serta konsep kepribadian muslim dan konsep pendidikan nasional

pancasila.12 Begitu pula penjelasan Malik Fajar tentang filosofi pendidikan Islam,

paradigma pendidikan Islam, sosiologi pendidikan Islam, Islam sebagai disiplin ilmu,

posisi strategis pendidikan agama di tengah masyarakat modern serta kepemimpinan

pendidikan Islam.13

D. Pendidikan Islam dengan Pendekatan Pembaharuan

Dinamika pendidikan Islam di Indonesia diwarbai oleh adanya usahan

pembaharuan, yang mengandung arti mengganti pemikiran lama dengan pemikiran

11
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan dengan Pendekatan Multidisipliner, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, cet. 2.
12
Djunaidatul Munawwarah dan Tanenji, Filsafat Pendidikan Perspektif Islam dan Umum, Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2003, cet. 1.
13
Malik Fajar, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Fajar Dunia, 1999, cet. 1.
baru. pemikiran baru memiliki isi merumuskan kembali (reformulation), menyusun

kembali (reconstruktion), memperkuat kembali (revitalisation), menafsirkan kembali

(reinterpretation), memugarkan kembali (restoration), pengembangan (development),

dan lainnya.14

Gagasan dan pemikiran serta usaha pembeharuan pendidikan Islam ini

selanjutnya dituangkan dalam berbagai karya ilmiah, baik dalam bentuk artikel,

makalah, buku, jurnal maupun lainnya. Dalam kajiannya, gagasan tentang pembaharuan

pendidikan Islam berisi tentang corak dan warna pembaharuan pendidikan Islam di

berbagai negara, ada yang bercorak islamis, nasionalis, dan sekuler, serta latar belakang

perlunya pembaharuan dan tujuan pembaharuan pendidikan Islam. 15

Muhaimin turut menjelaskan tentang perkembangan pendidikan Islam, bahwa

pendidikan zaman kolonial (Belanda) sangat berbeda dengan pendidikan Islam

Indonesia tradisional, bukan saja dari segi metode, tetai lebih khusus dari segi isi dan

tujuannya. Ia berpendapat bahwa jika pendidikan Islam ingin maju, maka harus terbuka

menerima pembaharuan, sebagaimana yang terjadi pada pendidikan di

Barat.pengembangan pendidikan agama diharapkan tidak sampai menumbuhkan

semangat fanatis buta, menumbuhkan sikap intoleransi, dan memperlemah kerukunan

hidup beragama serta persatuan dan kesatuan nasional.16

E. Pendidikan Islam dengan Pendekatan Sosiologis

Sosiologi adalah suatu ilmu yang sebagian materi penelitiannya meliputi segala

kejadian yang terdapat dalam kehidupan manusia.17 Sehingga pendekatan sosiologi

dalam pendidikan Islam berarti mempelajari masalah-masalah yang berkenaan dengan

14
Abuddin Nata, Dinamika Pemikiran Pendidikan Islam di Indonesia,
https://www.researchgate.net/publication/296443682. 01 March 2016.
15
Achmad Djainuri, Pendidikan dan Modernisasi di Dunia Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 2001, cet. 1.
16
Muhaimin, Arah Baru Pendidikan Islam: Pemberdayaan, Pengembangan Kurikulum hingga Redefenisi
Islamisasi Pengetahuan, Bandung: Nuansa, 2010, cet. 1, hal. 56.
17
Astrid Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bandung: Bina Cipta, 1979, cet. 2, hal. 2.
manusia atau masyarakat dalam kehidupan sosial, serta pola komunikasi dan

interaksinya, nilai-nilai budaya dan tradisi yang berkembang di dalamnya, dan segala

sesuatu yang terkait dengannya.18

Terdapat keterbatasan para intelektual muslim dalam berbagai ilmu bantu, serta

keterbatasan atau keengganannya untuk menggunakan sosiologi sebagai pendekatan

dalam memahami pendidikan, menyebabkan berbagai disiplin ilmu belum digunakan

secara maksimal.

F. Pendidikan Islam dengan Pendekatan Aplikatif Praktis

Pendidikan Islam dengan pendekatan aplikatif praktis adalah upaya penerapan

berbagai teori dan konsep dalam sebuah desain pembelajaran, desain manajemen dan

lainnya, kemudian diuji-cobakan dan dilihat hasilnya, sebagai tujuan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat. Mahmud Yunus menyusun model dan pendekatan pembelajaran

bahasa Arab menggunakan pendekatan langsung dengan berbagai kemampuan bahasa

menjadi satu, model ini dikenal dengan tariqah mubasyarah (direct method) dengan all

in one system (semua dalam satu sistem).19

Pendekatan aplikatif juga disampaikan oleh Zakiah Daradjat yang

mengemukakan pandangan umum tentang metodologi, dasar filosofis dan dasar teoritis,

tujuan pengajaran agama, penguasaan metode media komunikasi, keterampilan

menggunakan alat komunikasi, dan evaluasi atau penilaian. Beberapa prinsip dalam

pendidikan meliputi dimensi fisik, akal, iman, akhlak, kejiwaan, keindahan, sosial

kemasyarakatan, kebutuhan mental manusia, agama, kasih sayang, rasa aman, harga

diri, kebebasan, pendidikan, dan lain sebagainya.20

Teoritical Framework

18
Abuddin Nata, Sosiologi Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014, cet. 1, hal. 25.
19
Abuddin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005, cet. 1, hal. 58.
20
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara dan Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama, 1996, cet. 1.

Anda mungkin juga menyukai