Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FILTRASI

Oleh:

KELOMPOK 6 (ENAM)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
ARBAINAH 1809065017
WAHYU CANTIKA 1809065021

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filtrasi merupakan salah satu aplikasi dari pengaliran fluida melalui packed bed yang
paling sering ditemui pada industri-industri. Filtrasi di dalam industri selalu menangani
bahan dalam jumlah besar, sehingga mengedepankan aspek ekonomis yaitu jumlah
aliran yang banyak dan menginginkan pressure drop yang kecil, sehingga sering
digunakan media filter dengan ukuran menengah. Tujuan dari proses filtrasi itu sendiri
ialah digunakan untuk memisahkan antara larutan (cairan) dan padatan atau proses
pemisahan zat berdasarkan perbedaan ukuran partikel dengan menggunakan media
poros, yang meneruskan zat cairnya serta menahan padatannya.

Pemisahan secara filtrasi ini dapat dijalankan tergantung dari banyak hal diantaranya
ukuran partikel padatan, jumlah bahan yang akan dipisahkan, dan sifat dari bahan itu
sendiri. Dengan demikian, dalam masalah ini akan ditinjau hal-hal yang berhubungan
dengan filtrasi baik mengenai operasinya maupun teori-teori yang berhubungan dengan
filtrasi. Hasil filtrasi biasanya berupa padatan dan cairan. Oleh sebab itu, operasi filtrasi
sangat dipengaruhi oleh pemilihan filter yang sesuai dengan sistem. Di dalam
pengelolaan lingkungan, kita sering dihadapkan dengan masalah-masalah yang
berhubungan dengan filtrasi, contohnya pemisahan limbah padat sebelum dibuang ke
lingkungan.

Pemisahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah dengan menggunakan
tekanan sebagai prinsip utama. Dimana zat padatan yang akan dipisahkan ditekan
dengan tekanan yang tinggi untuk menghasilkan dua fasa yang berbeda. Dari praktikum
operasi teknik kimia ini, dapat diperoleh kelebihan dan kekurangan filtrasi
menggunakan sistem tekanan dibandingkan filtrasi pada sistem gravitasi dan vakum.

Oleh karena itu, melalui percobaan ini kita dapat memahami proses filtrasi dan
mengetahui prinsip sederhana filtrasi yang dapat di aplikasikan dengan menggunakan
filter press.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui hubungan antara volume filtrat dengan kecepatan filtrasi.
b. Untuk mengetahui pengaruh tekanan terhadap cake yang dihasilkan.
c. Untuk mengetahui pengaruh tekanan terhadap volume filtrat.
BAB II
LANDASAN TEORI

Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada
medium penyaringan atau septum yang di atasnya padatan akan terendapkan. Range
filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang
kompleks. Fluida yang di filtrasi dapat berupa cairan atau gas aliran yang lolos dari
saringan mungkin saja padatan. Suatu saat justru limbah padat itulah yang harus
dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di dalam industri, kandungan padatan
suatu umpan mempunyai range untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan
pemanasan, kristalisasi atau memasang peralatan melalui media penyaring karena
perbedaan tekanan yang melalui media tersebut. Fluida mengalir melalui media
penyaring karena perbedaan tekanan yang melalui media tersebut. Penyaring beroperasi
pada :
a. Tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring.
b. Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring.
c. Vakum pada bagian bawah.
(Sudjoko, 1994).

Dalam proses filtrasi, partikel padatan yang tersuspensi dalam cairan dapat dipisahkan
dengan menggunakan medium berpori yang dapat menahan partikel tersebut dan dapat
dilewati oleh filtrat yang jernih. Medium berpori ini lazim disebut filter media. Partikel
padat dapat berukuran sangat kecil atau lebih besar dan bentuknya beraneka ragam,
dapat berbentuk bola ataupun tak beraturan. Produk yang diinginkan dapat berupa filtrat
yang jernih ataupun cake. Slurry yang di filtrasi mungkin mengandung partikel padatan
dalam jumlah sedikit atau banyak. Jika konsentrasi padatan dalam slurry kecil, filter
dapat beroperasi dalam waktu yang lebih lama (Geankoplis, 1993).

Ada beberapa metode atau alat untuk melakukan filtrasi diantaranya :


a. Bed filters
Merupakan filtrasi yang paling sederhana dengan menyusun lapisan-lapisan filter
dari paling kasar sampai yang paling halus untuk melakukan penyaringan air, air
dituang dari atas filter dan akan keluar dibawah dimana sudah tersaring sehingga
jernih.
b. Plate and frame filter presses
Suatu mesin pres bersaringan berisi satu set plat yang didesain untuk menyediakan
serangkaian ruang atau kompartemen yang didalamnya padatan dikumpulkan. Plat-
plat tersebut dilingkupi medium penyaring seperti kanvas. Lumpur dapat mencapai
tiap-tiap kompartemen dengan tekanan tertentu, cairan melalui kanvas dan keluar
ke pipa pembuangan meninggalkan padatan kue basah dibelakangnya.
c. Leaf filter
Untuk mencuci dibawah tekanan yang lebih tinggi daripada di cetakan plat dan
bingkai agar ongkos buruh lebih murah, atau memerlukan pencucian kue yang lebih
efektif, penyaring bercangkang, dan berdaun mungkin diperlukan.
d. Continuous rotary filter
Jenis yang paling umum dari penyaring vakum kontinyu adalah penyarin drum
berputar. Suatu drum berputar dengan arah horizontal mengaduk lumpur yang
melaluinya. Di bawah drum utama yang berputar, terdapat drum yang lebih kecil
permukaan padat. Diantara dua drum tersebut ada ruang tipis berbentuk radial
membagi ruang anular kedalam kompartemen-kompartemen, setiap kompartemen
tersambung dengan pipa internal ke suatu lubang dalam plat berputar pada rotary
valve. Vakum dan udara secara bergantian dimasukkan pada tiap-tiap kompartemen
dalam drum berputar. Penyaring bergaris-garis menutupi permukaan yang tampak
pada tiap-tiap ruang membentuk suatu pergantian panel.
(Michael, 1994).

Gambar 2.1 Plate and Frame Filter Press


Plate dan frame filter press terdiri dari plate dan frame yang tergabung menjadi satu dengan
kain saring pada tiap sisi plate. Plate memiliki saluran sehingga filtrat jernih dapat melewati
tiap plate. Slurry dipompa menuju plate dan frame, lalu mengalir melalui saluran pada
frame sehingga slurry memenuhi frame. Filtrat mengalir melalui kain saring dan padatan
menumpuk dalam bentuk cake pada kain filtrat mengalir antara kain saring dan plate
melalui saluran keluar. Filtrasi terus dilakukan hingga frame dipenuhi padatan. Kebanyakan
filter memiliki saluran pengeluaran yang terpisah untuk tiap frame, sehingga dapat dilihat
apakah filtrat jernih atau tidak. Bila filtrat tidak jernih, mungkin disebabkan kain saring rusak
atau sebab lainnya. Proses filtrasi berlangsung sampai frame dipenuhi dengan padatan.
Ketika frame sudah penuh dengan padatan, plate dan frame dipisahkan, dan cake
dipindahkan. Kemudian filter dirangkai lagi dan proses dilakukan lagi.

Gambar 2.2 Plate and Frame Filter Press: (a) Close Delivery, (b) Open Delivery
(Geankoplis, 1993).

Faktor – faktor yang mempengaruhi filtrasi :


a. Debit filtrasi
Debit filtrasi yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsi nya filter secara
efisien.
b. Konsentrasi
Konsentrasi sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi air yang
sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori dari media dan akan
menjadi clogging.
c. Temperatur
Adanya perubahan suhu dari air yang di filtrasi, akan menyebabkan massa jenis,
viskositas mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik
menarik diantara partikel halus.
d. Kedalaman media, ukuran, dan material
Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam perencanaan
bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan
daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya akan mempunya daya saring yang
sangat tinggi, tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama.
e. Tinggi muka air di atas media dan kehilangan tekanan
Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit atau
laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi di atas media
akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk ke dalam pori. Dengan muka pori
yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi.
(Kanisius, 1988).

Medium filter pada setiap filtrasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat yang
cukup bening.
b. Tidak mudah tersumbat.
c. Harus tahan baik secara kimia maupun fisika dalam kondisi proses.
d. Harus memungkinkan penumpukan ampas/cake secara total dan bersih.
e. Pengadaan alat dan proses tidak terlalu mahal.
(Brown, 1978).

Keuntungan dari plate and frame filter press yaitu pekerjaannya mudah hanya
memerlukan tenaga terlatih biasa karena cara operasi alatnya sederhana, dapat langsung
melihat hasil penyaringan yaitu keruh atau jernih, dapat digunakan pada tekanan yang
tinggi, penambahan kapasitas mudah cukup dengan menambah jumlah plate dan frame
tanpa menambah unit filter press, dan dapat digunakan untuk penyaringan larutan yang
mempunyai viskositas yang tinggi. Kerugian dari plate and frame filter press ini adalah
kemungkinan bocor banyak dan operasinya tidak kontinyu (Geankoplis, 1993).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
a. Rangkaian alat filter press
b. Filter cloth
c. Tangki pencampur
d. Pressure gauge
e. Kompresor
f. Neraca analitik
g. Timbangan
h. Ayakan
i. Sendok
j. Gelas kimia 1000 mL
k. Gelas ukur 50 mL
l. Corong plastik
m. Ember
n. Kunci pas
o. Selang
p. Piknometer 25 mL
q. Bulb
r. Viscometer
s. Stopwatch
t. Penggaris
u. Oven

3.1.2 Bahan-bahan
a. Padatan kalsium karbonat (CaCO3)
b. Kain jeans
c. Aquadest
3.2 Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Filter Press

3.3 Prosedur Percobaan


a. Diayak padatan kalsium karbonat (CaCO3) dengan menggunakan ayakan
b. Disiapkan rangkaian alat filtrasi dengan 2 frame
c. Ditimbang piknometer kosong dan piknometer yang berisi aquadest
d. Diukur viskositas aquadest dengan menggunakan viskometer
e. Ditimbang filter cloth dengan neraca analitik
f. Ditimbang padatan CaCO3 sebanyak 300 gram
g. Dimasukkan air sebanyak 10 liter ke dalam tanki berpengaduk
h. Dimasukkan padatan CaCO3 sebanyak 300 gram yang telah ditimbang
i. Ditutup rapat tangki berpengaduk hingga tidak ada celah untuk udara
j. Dinyalakan motor berpengaduk sampai padatan CaCO3 dan air tercampur rata
selama 2-3 menit
k. Dinyalakan kompresor untuk menambah tekanan didalam tangki berpengaduk
sebesar 2 bar
l. Dimatikan motor pengaduk dan kompresor
m. Dibuka kran agar fluida yang ada dalam tangki berpengaduk mengalir kearah
plate dan frame dengan menjaga tekanan tetap konstan sebesar 0,3 bar
n. Ditampung filtrat dan dihitung debit filtrat setiap 1 liter (dalam satuan per detik)
hingga air di dalam tangki berpengaduk habis
o. Dikosongkann tekanan didalam tangki berpengaduk
p. Diukur densitas dan viskositas dari filtrat yang tertampung
q. Dibuka plate dan frame lalu diambil filter cloth yang berisi cake
r. Diratakan cake dan dihitung ketebalannya

s. Dibungkus cake dengan menggunakan filter cloth


t. Dikeringkan cake beserta filter cloth di dalam oven pada suhu 100oC selama 12
jam
u. Ditimbang cake beserta filter clothe yang telah kering
v. Diulangi langkah e - u dengan tekanan konstan yang berbeda yaitu 0,4 bar, 0,5
bar dan 0,6 bar. Serta menggunakan 3 frame dengan tekanan konstan 0,3 bar, 0,4
bar, 0,5 bar dan 0,6 bar
DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.G., 1978., Unit Operation, 3rd edn, John Willey and Sons, New York.

Geankoplis, C. J., 1993, Transport Processes and Unit Operations, 3rd edn,
Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.

Kanisius, 1988, Kimia, Aneka Ilmu, Jakarta.

Michael, 1994, Teknik Pengeringan, Erlangga, Jakarta.

Sudjoko, 1994, Fisika Dasar, Aksara Baru, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai