Anda di halaman 1dari 3

ADSORPSI ISOTERM LARUTAN

Muhammad Yusril ‘Izza Royyan1


1)
Universitas PGRI Madiun, Teknik Kimia, Indonesia
*email: yoesril57@gmail.com

Abstrak

Kata kunci:

1. Pendahuluan
Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan
maupun gas, terikat pada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya
membentuk lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya. Berbeda
dengan absorpsi yang merupakan penyerapan fluida oleh fluida lainnya dengan
membentuk suatu larutan, adsorpsi merupakan suatu proses pemisahan bahan dari
campuran gas atau cair, bahan yang harus dipisahkan ditarik oleh permukaan sorban
padat dan diikat oleh gaya-gaya yang bekerja pada permukaan tersebut.

Proses adsorpsi terjadi akibat adanya gaya atraktif dari molekul-molekul zat dengan
permukaan padatan. Apabila ditinjau dari sebuah atom atau molekul dalam padatan, maka
atom atau molekul tersebut menerima gaya tarik antar atom atau molekul pada permukaan
padatan. Gaya tarik yang dialami tidak sama ke segala arah, sehingga atom-atom atau
molekul-molekul tersebut bersifat adsoptif terhadap adsorbat. Berkat selektivitasnya yang
tinggi, proses adsorpsi sangat sesuai untuk memisahkan bahan dengan konsentrasi kecil
dari campuran yang mengandung bahan lain yang berkosentrasi tinggi. Bahan yang
dipisahkan tentu saja harus dapat diadsorpsi. Sebaliknya untuk memisahkan bahan yang
kosentrasinya lebih sedikit, lebih baik menggunakan cara lain, karena biaya regenerasi
adsorben sangat mahal (Darni, 2016 : 58).
Untuk proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat yang teradsorpi tergantung pada
beberapa faktor:
1. Jenis adsorben
2. Jenis adsorbat atau zat yang teradsorpsi
3. Luas permukaan adsorben
4. Konsentrasi zat terlarut
5. Suhu
Proses adsorpsi digambarkan dengan persamaan isoterm adsorpsi. Isoterm adsorpsi
menggambarkan proses distribusi adsorbat di antara fase cair dan fase padat. Dalam
isoterm adsorpsi proses tersebut digambarkan dengan sebuah persamaan atau rumus.
Isoterm adsorpsi yang umum digunakan adalah isoterm Freundlich dan isoterm Langmuir
(Kusuma, 2014 : 3). Oleh Freudlich, isoterm adsorpsi ini dinyatakan sebagai berikut.

X 1
= 𝑘𝐶
m n
Dengan,
X= jumlah zat yang teradsorpsi
M= jumlah adsorben
C= konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai keseimbangan adsorpsi.
K dan n = tetapan

Persamaan tersebut juga dapat diubah menjadi:


X 1
log = log 𝑘 + logC
m n
Persamaan ini mengungkapkan bahwa apabila suatu proses adsorpsi mengikuti isoterm
X
Freudlich maka plot log terhadap log C akan merupakan garis lurus. Dari grafik akan
m
dapat ditentukan tetapan k dan n.

 Bahan dan Alat

1. Erlenmeyer
2. Buret
3. Pipet
4. Corong
5. Kertas saring
6. Larutan NaOH
7. Indikator Fenoftalein
8. Asam Asetat
9. Karbon Aktif
 Cara Kerja

dibuat larutan Asam Asetat 1 M. Kemudian encerkan menjadi 0,6 M; 0,4 M;


0,2 M dengan volume 50 ml. Lalu diambil masing-masing 10 ml dan masukkan ke
dalam elenmayer selanjutnya ditambahkan Indikator PP dan Titrasi dengan
Larutan NaOH 0,5 M ssetelah itu dicatat volume NaOH yang diperlukan dan
Lakukan secara duplo kemudian diambil masing masing larutan asam asetat 25 ml
dan masukkan ke dalam elenmeyer. Lalu ditambahkan 1 gram karbon aktif dan
tutup erlenmeyer selanjutnya dikocok selama 15 menit menggunakan shaker dan
diamkan 15 menit dan disaring dengan kertas saring untuk memisahkan filtratnya
yang terakhir ditiitrasi filtrat dengan Larutan NaOH 0,5 M seperti pada langkah 2-
4.

Anda mungkin juga menyukai