Anda di halaman 1dari 80

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

TEKNIS/SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN KONSTRUKSI DAN FASUM
RUANG TAHANAN POLRES GARUT
TAHUN ANGGARAN 2022
Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

DAFTAR ISI
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

BAB I : SYARAT-SYARAT UMUM DAN TEKNIS PEKERJAAN

Pasal 1 : Nama Proyek, Lingkup Pekerjaan dan Pihak-pihak yang terkait


Pasal 2 : Dokumen Pelelangan
Pasal 3 : Harga Kontrak
Pasal 4 : Uraian Pekerjaan
Pasal 5 : Gambar-gambar
Pasal 6 : Peraturan Pembangunan yang digunakan
Pasal 7 : Penjelasan RKS dan Gambar
Pasal 8 : Persiapan di Lapangan
Pasal 9 : Kuasa Kontraktor di Lapangan
Pasal 10 : Tempat tinggal (domisili) Kontraktor
Pasal 11 : Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan
Pasal 12 : Jaminan dan keselamatan kerja
Pasal 13 : Alat-alat Pelaksanaan
Pasal 14 : Gambar Kerja (Shop Drawing)
Pasal 15 : Gambar Perubahan
Pasal 16 : Gambar Sesuai Kenyataan (As Built Drawing)
Pasal 17 : Pekerjaan Tambah / Kurang
Pasal 18 : Pemeliharaan Pekerjaan
Pasal 19 : Penyerahan Pekerjaan

B A B II : PERSIAPAN PELAKSANAAN

Pasal 1 : Pekerjaan Persiapan


Pasal 2 : Ukuran Tinggi dan Patok
Pasal 3 : Pasangan Bouwplank
Pasal 4 : Pekerjaan Tanah dan Urugan Pasir Untuk Lahan Bangunan

B A B III : PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1 : Pekerjaan Pondasi dan Beton


Pasal 2 : Pekerjaan Penutup Atap

BAB IV : PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1 : Pekerjaan Baja / Logam Bangunan Untuk Arsitektur


Pasal 2 : Pekerjaan Bata dan Plesteran
Pasal 3 : Pekerjaan Lantai dan Pelapis Dinding
Pasal 4 : Pekerjaan Kaca dan Kusen Alumunium
Pasal 5 : Pekerjaan Cat
Pasal 6 : Pekerjaan Penggantung, Tarikan dan Pengunci
Pasal 7 : Pekerjaan Langit-langit
Pasal 8 : Pekerjaan Sanitair
Pasal 9 : Pekerjaan Grouting
Pasal 10 : Pekerjaan Waterproofing

BAB V : PEKERJAAN MEKANIKAL

Pasal 1 : Sistem Plumbing(

BAB VI : PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 1 : Pekerjaan Instalasi Listrik

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

BAB VII : PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT

Pasal 1 : Pekerjaan Paving Block


Pasal 2 : Pekerjaan Kansteen
Pasal 3 : Pekerjaan Plaza
Pasal 4 : Pekerjaan Penyelesaian dan Pembersihan Halaman

BAB VIII : PEKERJAAN INTERIOR

Pasal 1 : Umum
Pasal 2 : Bahan Produksi Pabrik

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Ruang Tahanan dan Fasum Polres Garut

BAB I
SYARAT- SYARAT UMUM DAN TEKNIS PEKERJAAN

Pasal 1
NAMA PROYEK, LINGKUP PEKERJAAN DAN PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
1.1 Nama dan Alamat Proyek :
a. Nama Proyek adalah : Perencanaan Konstruksi Pembangunan Ruang
Tahanan dan Fasum Polres Garut
b. Alamat Proyek adalah : Polres Garut Jl. Jenderal Sudirman No. 204 Garut
1.2 Lingkup Pekerjaan :
Pembangunan Ruang Tahanan dan Fasum Polres Garut
1.3 Pemberi Tugas :
Polres Garut
1.4 Direksi :
Yang dimaksud dengan Direksi adalah suatu Team Pengawas Pembangunan (TPP)
yang dibentuk oleh Pemberi Tugas yang akan bertindak untuk dan atas namanya
dalam mengikuti perkembangan pekerjaan kontrak ini.
1.5 Pengawas :
Yang dimaksud dengan Pengawas adalah konsultan yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas, dalam hal ini .................................. untuk mengatur dan mengawasi pekerjaan
Pelaksanaan, untuk selanjutnya disebut Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
1.6 Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar-gambar dan petunjuk-petunjuk :
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
RKS adalah pedoman dasar mengenai segala sesuatu yang akan dilaksanakan dan
yang termasuk di dalam kontrak. Kontraktor wajib memeriksa serta
menyesuaikannya dengan gambar kerja.
b. Gambar Kerja
Gambar kerja adalah gambar dasar mengenai segala sesuatu yang akan
dilaksanakan dan yang akan termasuk di dalam kontrak. Kontraktor wajib
memeriksa serta menyesuaikannya dengan keadaan lapangan.
c. Gambar kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) adalah merupakan
bagian yang saling melengkapi dan segala sesuatu yang tercantum di dalam
kedua dokumen tersebut bersifat mengikat.
d. Dalam hal-hal yang bertentangan, maka yang berlaku adalah yang disebutkan
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Risalah Rapat Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
e. Ketidakjelasan / perbedaan pada point tersebut di atas harus ditanyakan pada
saat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Ruang Tahanan dan Fasum Polres Garut

1.7 Peserta Pelelangan


Peserta Pelelangan adalah Badan Hukum yang bergerak dibidang jasa konstruksi
bangunan dan terdaftar dalam Daftar Kualifikasi dan memiliki Sertifikat Badan
Usaha Jasa Konstruksi yang masih berlaku serta memenuhi persyaratan dibawah ini :
a. Perusahaan yang mampu dari segi administrasi, teknis, finansial, manajerial,
berpengalaman dan memiliki keahlian pada bidang pekerjaan Arsitektur, Sipil,
Elektrikal, Mekanikal dan Plumbing.
b. Perusahaan tidak dalam proses pengadilan, tidak dalam kondisi penyitaan karena
masalah hutang dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan.
c. Mempunyai klasifikasi sesuai dengan besar nilai pekerjaan yang dilelangkan
pada Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi untuk Bidang Bangunan Sipil, dan
arsitektur serta bidang lain yang terkait.
d. Telah mendaftarkan diri untuk mengikuti pelelangan.
e. Mengunduh dokumen pelelangan.
f. Mengikuti Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijizing).
g. Memasukan berkas penawaran sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
h. Perusahaan yang mempunyai asuransi.
1.8 Konsultan
a. Konsultan Perencanaan untuk pekerjaan ini adalah :
Nama Perusahaan : PT. Gumilang Sajati
Alamat : Jl. Cikutra No. 157 Kav. 2 Komplek Citra Green
Garden Bandung
Telepon : 0895356093162

b. Konsultan Pengawas untuk pekerjaan ini adalah :


Nama Perusahaan :
Alamat :
Telepon :
Ditetapkan sebagai Konsultan Pengawas berdasarkan Surat Perintah Kerja
Nomor :..........................................
1.9 Kontraktor
Kontraktor pekerjaan ini adalah peserta lelang yang oleh pejabat berwenang telah
ditetapkan sebagai pemenang lelang dan ditunjuk sebagai pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang / Jasa (SKPPBJ).
Pasal 2
DOKUMEN PELELANGAN
Dokumen Pelelangan terdiri dari :
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat atau RKS beserta lampirannya.
2. Gambar Kerja
3. Daftar Volume Pekerjaan (Bill Of Quantity) dan CD yang berisi file tersebut.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Ruang Tahanan dan Fasum Polres Garut

4. Contoh Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah Tenaga Kerja.


5. Contoh Daftar Analisa Harga Satuan Pekerjaan.
Sistem pelelangan akan ditentukan oleh Panitia Lelang / ULP dengan menggunakan sistem
elektronik (LPSE) atau sistem pelelangan manual.
Pasal 3
HARGA KONTRAK
3.1 Harga kontrak merupakan kontrak gabungan LUMPSUM FIXED PRICE DAN UNIT
PRICE, dimana pekerjaan akan dihitung realisasi pelaksanaannya dan dibayar sesuai
dengan pekerjaan yang terlaksana/terpasang.
3.2 Harga Kontrak tersebut telah termasuk keuntungan Kontraktor dan Pajak-pajak yang
berlaku mencakup seluruh lingkup pekerjaan baik yang tercantum didalam
Rencana Kerja dan Syarat - syarat, Gambar Kerja, maupun didalam Risalah / Berita
Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.
3.3 RKS, Gambar Kerja dan Risalah/Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan merupakan
dokumen yang saling melengkapi satu terhadap yang lain serta menjadi satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Pasal 4
URAIAN PEKERJAAN
4.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
Pembangunan Ruang Tahanan dan Fasum Polres Garut
Sesuai dengan yang tertera dalam gambar perencanaan.
4.2 Sarana Bekerja :
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan :
1. Tenaga kerja / tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan, baik kualitas maupun kuantitasnya untuk semua jenis
pekerjaan. Kontraktor harus mempunyai tenaga ahli minimal:
a. 1 Orang pelaksana Sarjana sipil/arsitektur memiliki SKA madya dengan
pengalaman minimal 8 th untuk pekerjaan gedung.
b. 1 Orang pelaksana Sarjana Mekanikal/Elektrikal memiliki SKA muda
dengan pengalaman minimal 5 th untuk pekerjaan gedung.
2. Alat-alat bantu seperti tower crane, beton molen, compactor tangan, vibrator,
pompa air, mesin cutter, tangki air, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang
dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
3. Bahan-bahan bangunan yang memenuhi syarat dalam jumlah yang cukup untuk
setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya, sehingga tidak
terjadi stagnasi yang dapat mengakibatkan keterlambatan pada waktu
penyerahan pertama.
4.3 Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Konsultan
Pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Ruang Tahanan dan Fasum Polres Garut

Pasal 5
GAMBAR-GAMBAR
RKS ini dilampiri :
1. Gambar Denah, Tampak,dan Potongan.
2. Gambar Mekanikal Elektrikal
3. Gambar Detail Konstruksi.
4. Gambar Detail lain yang diperlukan.
Pasal 6
PERATURAN PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya.
1. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2. Keppres No. 16 tahun 1994 jo Keppres No. 19 tahun 2002, Juklak dan Juknis Keppres
No. 80 tahun 2007
3. Sebagai Peraturan Umum berlaku “Algemene Voorwarden Voor De Uitvoering Bij
Aaneming Van Openbare Werken” (disingkat AV 41), atau SU41 (Syarat - syarat
umum untuk pelaksanaan Bangunan Umum yang dilelangkan), yang disahkan
dengan Keputusan Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 No. 9 (Lembaran Negara No.
14571)
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971).
5. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
6. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL).
7. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi
Pembuangan dari Perusahaan Air Minum.
8. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961)
9. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 08.
10. Peraturan Batu merah sebagai bahan bangunan.
11. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung 1987.
12. Peraturan Plumbing Indonesia.
13. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung, antara lain :
a. SNI 02255 – 1987D
tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987
b. SNI 03 – 1727 - 1989
tentang Tatacara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung.
c. SNI 03 – 1736 - 1989
tentang Tatacara Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegah Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.
d. SNI 03 – 2410 - 1989

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Ruang Tahanan dan Fasum Polres Garut

tentang Tatacara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi


e. SNI 03 – 2847 - 1992
tentang Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.
14. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan / Instansi Pemerintah
setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
Pasal 7
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
7.1 Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
7.2 Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat, maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang
lain, maka yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku.
7.3 Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keraguan sehingga pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan Pengawas
sebelum pelaksanaan untuk menghindari terjadinya bongkar pasang dan kontraktor
mengikuti keputusannya.
Pasal 8
PERSIAPAN DI LAPANGAN
8.1 Kontraktor harus membuat bangsal kerja (seluas ± 29 m2) untuk para pekerja dan
gudang penyimpanan barang-barang dengan menggunakan bahan-bahan
sederhana, pintu dapat dikunci dengan baik, lantai semen, dinding papan/tripleks,
atap asbes/seng lengkap dengan plafond, fasilitas sanitasi pekerja dan bangsal
direksi / pengawas berikut ruang rapat (seluas ± 21 m2).
Tempatnya diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas.
8.2 Perlengkapan direksi keet dan bangsal Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
1. 1 (satu) buah meja tulis ukuran 80 x 100 cm.
2. 1 (satu) buah kursi perlengkapan meja tulis.
3. 1 (satu) papan tulis ukuran 60 x 100 cm.
4. 1 (satu) buah meja ukuran 120 x 240 cm.
5. 2 (dua) buah kursi untuk perlengkapan meja besar.
6. 1 (satu) buah lemari memakai kunci.
7. 1 (satu) ruangan toilet dan cuci tangan dengan persediaan air yang cukup.
8. 1 (satu) set peralatan komputer yang akan dipergunakan oleh Direksi
Lapangan/ Konsultan Pengawas dan selanjutnya akan menjadi aset proyek.
9. 1 (satu) dokumen kontrak kontraktor pelaksana
8.3 Pemasangan dan Pembongkaran Papan Nama Proyek, bangsal direksi keet,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor bentuk dan redaksinya akan dibuat
oleh Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Ruang Tahanan dan Fasum Polres Garut

Pasal 9
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
9.1. Di lapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau
biasa disebut Site Manager yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan membuat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimum
Sarjana Teknik Sipil/Arsitektur dengan pengalaman minimum 5 (lima) tahun.
Disamping tenaga tersebut, tenaga ahli lainnya harus disediakan sesuai dengan
yang dibutuhkan.
9.2. Dengan adanya Site Manager, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

Pasal 10
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
10.1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukan kerja di luar jam kerja apabila terjadi
hal-hal yang mendesak, Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis, alamat
dan nomor telepon domisili Kontraktor di Bandung kepada Direksi dan Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
10.2. Alamat Kontraktor diharapkan tidak sering berubah-ubah selama pekerjaan. Bila
terjadi perubahan alamat, Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis.

Pasal 11
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
11.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang
milik proyek, Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan milik
pihak ketiga yang ada di lapangan.
11.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan
Pengawas, baik yang telah di pasang maupun yang belum, menjadi tanggung
jawab kontraktor dan tidak akan diperhitungan dalam biaya pekerjaan tambah.
11.3. Untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari
seng atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan kontraktor.
11.4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik
berupa barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan di
tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.
Kontraktor wajib untuk mengasuransikan pekerjaan terhadap kebakaran untuk
bangunan dan jiwa pihak ke III, dari kecelakaan kerja (CAR, TPL dan PA). `

Pasal 12
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
12.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan di lapangan, untuk menjaga kemungkinan musibah bagi semua petugas
dan pekerja lapangan.
12.1. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
standar kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada dibawah kekuasaan
kontraktor.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Ruang Tahanan dan Fasum Polres Garut

12.1. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan
bersh bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan untuk para
pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk menjaga keamanan.
12.1. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan perundangan yang berlaku (ASTEK), dan
asuransi CAR (Construction All Risk)
12.1. Menyediakan kelengkapan untuk para pekerja maupun Direksi berupa sepatu
proyek, topi/helm kerja, dll dengan jumlah secukupnya.

Pasal 13
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor, sebelum
pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
1. Theodolite dan water pass.
2. Perlengkapan penerangan jika kerja lembur.
3. Pompa air untuk sistem pengeringan jika diperlukan.
4. Penggetar beton, yang jumlah dan typenya akan ditentukan kemudian oleh
Konsultan Pengawas.
5. Mesin pemadat, Stamper.
6. Alat-alat berat sesuai dengan besaran dan keperluan pekerjaan.
7. Mesin serut.
8. pick up.
9. Alat megger, alat ukur listrik dan alat ukur.
10. Compressor.
11. Schafolding minimal 1000 set.
12. Alat-alat lain yang diperlukan dan diminta oleh Konsultan Pengawas/MK.

Pasal 14
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
14.1. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (construction
drawing) belum cukup memberikan petunjuk untuk mencapai keadaan terlaksana,
maka kontraktor wajib untuk membuat gambar kerja (shop drawing) yang
memperlihatkan secara terperinci cara pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud.
14.2. Gambar kerja tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
14.3. Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung2 jawab atas
kesalahan yang dilakukan oleh Kontraktor.

Pasal 15
GAMBAR PERUBAHAN
15.1. Gambar kerja hanya bisa berubah dengan perintah tertulis Pemberi Tugas
mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Perencana.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Ruang Tahanan dan Fasum Polres Garut

15.2. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemberi Tugas, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara
gambar dan gambar perubahan rencana.

Pasal 16
GAMBAR SESUAI KENYATAAN (AS BUILT DRAWING)
16.1 Semua yang belum terdapat dalam Gambar Kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah Pemberi Tugas / Direksi ataupun tidak, Kontraktor harus
membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang
jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang
dilaksanakan.
16.2 Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
Pasal 17
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
17.1 Tugas mengerjakan pekerjaan tambah / kurang diberitahukan dengan tertulis atau
ditulis dalam buku harian oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas, serta persetujuan Pemberi Tugas.
17.2 Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas atau
persetujuan Pemberi Tugas.
17.3 Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga
satuan pekerjaan, yang dimasukan oleh kontraktor sesuai dengan pasal yang diatur
dalam kontrak yang pembayarannya diperhitungkan bersama angsuran terakhir.
17.4 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan pekerjaan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
bersama-sama dengan Kontraktor dan persetujuan Pemberi Tugas.
17.5 Adanya pekerjaan tambahan tidak dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan
penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan MK/Konsultan Pengawas, Direksi dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah
tersebut.

Pasal 18
PEMELIHARAAN PEKERJAAN
18.1 Jangka waktu pemeliharaan adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
dihitung dari tanggal penyerahan pekerjaan pertama (pekerjaan selesai 100 %).
Dalam jangka waktu tersebut, Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang tidak
baik dan melengkapi kekurangan-kekurangannya dilakukan oleh akibat tidak
baiknya pelaksanaan pekerjaan dan kurangnya mutu bahan seperti tertulis dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ini
atas biaya Kontraktor.
18.2 Bila dalam jangka waktu pemeliharaan atas perintah Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas pihak Kontraktor tidak melaksanakan pekerjaan
perbaikan tersebut, maka Pemimpin Proyek berhak menyuruh pihak ketiga
(Kontraktor lainnya) untuk mengerjakan atas beban Kontraktor.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Ruang Tahanan dan Fasum Polres Garut

18.3 Penyerahan pekerjaan kedua kalinya (terakhir) harus dilakukan sesudah habis
jangka waktu pemeliharaan, dan sampai berakhirnya pekerjaan perbaikan yang
harus dilaksanakan.

Pasal 25
PENYERAHAN PEKERJAAN
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan :
1) 3 (tiga) set pedoman operasi (operation manual) dan pedoman pemeliharaan
(maintenance manual), terdiri dari 1 (satu) set asli dan 2 (dua) copy / salinan.
2) Suku cadang sesuai dengan yang dipersyaratkan.
3) Surat Pernyataan Pelunasan sesuai petunjuk pengawas.
4) Jaminan instalasi yang telah disetujui oleh Lembaga Pemerintah yang berwenang.
5) Menyerahkan Sertifikat Laik Operasi
6) Dan dokumen administrasi lainnya yang diperlukan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

B A B II
PERSIAPAN PELAKSANAAN

Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi koordinasi dengan pihak terkait lokasi kerja, penyediaan
tenaga kerja, bahan, alat-alat ukur dan lain-lain yang diperlukan untuk
meyelesaikan proyek ini antara lain, pengukuran, pagar proyek, direksi keet,
bouwplang, pembersihan lahan proyek, demolition bangunan eksisting pada
lokasi, ijin-ijin lingkungan, asuransi, listrik dan air kerja, dan ijin-ijin lainnya,
dokumentasi proyek dan pekerjaan lainnya seperti tercantum di dalam Bill Of
Quantity (BQ). Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah
pengukuran ulang batas-batas lahan dan posisi bangunan sesuai dengan rencana.
Secara prinsip, Kontraktor wajib mempersiapkan segala hal yang berkaitan
dengan proyek ini, agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
1.2. Persiapan Lahan Proyek
a. Lahan lokasi yang direncanakan harus dibersihkan/dibereskan dari segala
hal yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan dan atau mempengaruhi
kualitas pekerjaan, sesuai arahan/petunjuk pihak Direksi.
b. Sebelum pekerjaan galian tanah dilaksanakan maka permukaan tanah harus
diratakan terlebih dahulu menurut ketinggian/kedalaman galian/timbunan
tanah yang direncanakan.
c. Penyediaan alat-alat ukur / Theodolit lengkap yang sudah dikalibrasi dan
bersertifikat kalibrasi yang masih berlaku, termasuk ahli ukur yang
berpengalaman.
d. Pemasangan pagar pengaman keliling site sesuai kebutuhan lahan.
1.3. Gudang
a. Material dan peralatan yang digunakan harus tersimpan secara aman dan
baik, bebas dari air dan pengaruh cuaca lainnya.
b. Kontraktor wajib membuat gudang dengan ukuran yang memadai, memiliki
sirkulasi udara yang baik.
c. Lokasi gudang harus memiliki akses yang baik dan mudah terjangkau baik
dari luar maupun dalam proyek.
d. Gudang harus dibongkar setelah proyek selesai.
1.4. Air, Listrik dan Alat Komunikasi
Untuk keperluan kerja, Kontraktor perlu dan wajib menyediakan air, listrik kerja
dan juga alat komunikasi baik untuk internal royek maupun untuk hubungan
keluar, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar.

1.5. Kebersihan
a. Kebersihan di sekitar proyek. Selama kegiatan proyek, Kontraktor harus
menjaga kebersihan lingkungan di dalam proyek. Selain itu Kontraktor juga
harus membersihkan jalan di sekitar proyek yang digunakan sebagai jalan
keluar.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

b. Keamanan proyek harus dilakukan dengan berkoordinasi dengan pihak


keamanan setempat.
c. Fire Extinguisher dan alat pemadam kebakaran lainnya harus ditempatkan
pada direksi keet dan gudang.

Pasal 2
UKURAN TINGGI DAN PATOK
2.1. Satuan
Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah dalam cm (centi meter), untuk
ukuran baja dalam mm atau inch.
2.2. Permukaan lantai ubin (P ± 0,00) adalah 50 cm dari tanah setelah ukuran tanah
hasil timbunan, kecuali ditetapkan lain pada saat rapat penjelasan pekerjaan
(sesuai gambar rencana).
2.3. Ukuran penduga dari Pipa di 2” setinggi 100 cm dari muka tanah asli, yang
dilakukan dengan cor beton untuk pondasinya. Ukuran penduga tersebut
merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat pemborong sesuai arahan Direksi.
2.4. Mengukur letak bangunan
Ketentuan letak bangunan harus dibawah arahan dan pengawasan pihak Direksi,
pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur THEODOLITE dan
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam pengukuran.

Pasal 3
PEMASANGAN BOUWPLANK
3.1. Pemasangan bouwplank dibuat untuk membantu menentukan as-as/sumbu-
sumbu dalam perletakan bangunan, baik mengenai kesikuannya atau ukuran-
ukuran lainnya.
3.2. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II/terentang, papan harus
lurus diserut rata, permukaan papan harus WATERPASS dengan PEIL LANTAI ±
0,00. Setiap jarak 1,50 m, papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu
berukuran 5/7 cm atau dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat sumbu-
sumbu yang diperlukan, dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh cuaca.
3.3. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 dari garis bangunan terluar, untuk
mencegah kelongsoran terhadap galian-galian tanah pondasi.
3.4. Setelah pekerjaan bouwplank selesai, pemborong wajib meminta pemeriksaan
dan persetujuan tertulis dari direksi.
3.5. Dalam hal ini, peil lantai (± 0,00) ditentukan ± 1.10 m dari muka tanah yang
ada sekarang.

Pasal 4
PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN PASIR UNTUK LAHAN BANGUNAN
4.1. Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan galian dan urugan tanah serta urugan pasir
dengan penyelesaian dan pembentukan galian/urugannya harus mengikuti
kemiringan/elevasi dan ukuran-ukuran sesuai gambar rencana.
4.2. Pekerjaan tanah galian meliputi :

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

a. Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan lubang pondasi, lubang


septictank/rembesan, lubang-lubang saluran dan pekerjaan-pekerjaan lain
yang menurut kondisinya memerlukan adanya galian tanah.
b. Galian tanah dilaksanakan setelah Kontraktor bersama-sama pengawas
lapangan menetapkan as-as + elevasi yang akan dilakukan galian pada
papan bouwplank.
c. Apabila dasar tanah galian untuk pondasi diperlukan daya dukung lebih
baik, maka dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
d. Kelebihan kedalaman galian tanah akibat hal-hal tertentu, Kontraktor harus
melaksanakan penimbunan kembali serta dipadatkan sesuai dengan
persyaratan, akibat hal ini tidak dilakukan biaya tambahan.
e. Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi harus selalu diperiksa dahulu
oleh direksi/pengawas lapangan.
f. Galian pondasi bangunan yang keberaadanya tepat pada bekas pondasi lama
harus dilakukan dengan membuang pondasi lama.
4.3. Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan meliputi :
a. Urugan tanah dilaksanakan pada lubang-lubang sisa pondasi, peninggian
tanah untuk nol lantai, peil halaman dan pada bagian-bagian pekerjaan yang
kondisinya mengharuskan adanya pekerjaan urugan tanah.
b. Tanah urugan harus berbutir, bersih dari humus, sampah atau kotoran
lainnya, bila terlalu basah harus dihamparkan dahulu hingga kering, dan
bila terlalu kering harus dengan air sesuai persyaratan.
c. Pelaksanaan pengurugan harus lapis demi lapis serta diikuti pemadatan,
ketebalan perlapis urugan maksimal 20 cm. Pemadatan disyaratkan harus
memakai alat pemadatan STAMPER, dengan mencapai kepadatan maksimal.
Hasil akhir dari pekerjaan ini harus diperiksa kepada Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
4.4. Urugan Pasir
a. Urugan pasir harus dilaksanakan pada bian-bagian dasar/bawah pasangan
pondasi batu kali atau pondasi lainnya sesuai gambar.
b. Ketebalan urugan pasir ditentukan Tebal 10 cm untuk dibawah pondasi.
c. Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah ketebalan padat dengan cara
ditimbris sambil disiram air.
d. Pasir urug yang digunakan harus bersih dari kotoran-kotoran/humus-
humus.

B A B III
PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN BETON
1.1. Pekerjaan Beton ini dilaksanakan pada :
a. Pekerjaan Pondasi sesuai gambar
b. Pekerjaan Kolom Beton
c. Pekerjaan Balok Beton
d. Pekerjaan Ring Balk Beton

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

1.2. Bahan untuk Pekerjaan Beton dapat dilakukan dengan cara ”Site Mix” (Pembuatan
Beton ditempat) dan cara penggunaan beton”Ready Mix”/Siap Pakai.
1.3. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan diantaranya :
a. PC/semen
 Digunakan satu jenis yang memenuhi persyaratan dalam peraturan
Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau Standard
Inggris BS-12.
 Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya, tidak diperkenankan
untuk digunakan.
 Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dapat memeriksa
semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum
dipergunakan.
 Semen yang telah disimpan lama dan/atau mutunya diragukan, hanya
boleh dipakai dengan persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas, setelah terlebih dahulu dibuktikan bahwa
semen tersebut masih baik mutunya berdasarkan hasil uji mutu semen di
Laboratorium Instansi Pemerintah bersertifikat atas biaya Kontraktor.
 Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan MK/Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan untuk dibongkar, beton tersebut dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Pemborong.
b. Agregat
 Sebagai agregat halus (pasir) dan agregat kasar (batu pecah/split) serta
agregat campuran (pasir + split) harus digunakan agregat alami yang
memenuhi ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (N.I. – 2)
pasal 3.3,3.4 dan 3.5.
 Ukuran butir split maksimum yang diijinkan untuk pembuatan adukan
beton K – 175 dan K – 250 adalah 30 mm.
 Agregat tidak boleh mengandung atau tercemar dengan bahan-bahan
yang dapat merusak beton atau menyebabkan timbulnya karat pada baja
tulangan.
Sebagai agregat beton hanya boleh digunakan jenis agregat dan dari
sumber yang telah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
 Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan untuk membuat adukan
mortar dan/atau beton.
 Pasir dan split harus disimpan di tempat yang terpisah dalam timbunan
yang tebalnya maksimum 1,5 m, serta dicegah terhadap pengotoran oleh
tanah/lumpur dan lain-lain bahan kotoran yang dapat menurunkan mutu
beton.
 Sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas, pasir dan split yang akan digunakan terlebih
dahulu, harus melalui uji mutu di Laboratorium Uji atas biaya Kontraktor.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

d. Air
 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, garam alkalis, serta bahan-bahan organis/bahan lain yang
dapat merusak beton.
1.4. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
a. Kelas dan Mutu Beton
- Kelas dan Mutu dari beton harus sesuai dengan standard Beton Indonesia
NI-2 , PBI-1971.

- Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil


pengujian benda-benda uji harus memberikan ‘BK’(kekuatan tekan beton
kareteristik) yang lebih besar dari yang ditentukan.
b. Selama masa pelaksanaan, mutu beton dan mutu pelaksanaan harus
diperiksa secara berkala dan teratur, mutu beton dari hasil-hasil
pemeriksaan kuat tekan kubus-kubus uji ukuran 15 x 15 x 15 cm.
c. Pada prinsipnya, untuk setiap 5 m3 adukan beton minimal harus dibuat 1
(satu) buah kubus uji.
d. Jumlah kubus-kubus uji total minimum 20 (dua puluh) buah.
e. Setelah cetakan dilepaskan pada umur 20 – 24 jam, kubus-kubus uji yang
dibuat harus dirawat secara seksama dengan cara direndam dalam air,
sampai tiba saatnya untuk diuji tekan di laboratorium pemeriksaan bahan
bangunan yang diakui pemerintah, atas biaya Kontraktor.
f. Pengujian kekuatan tekan kubus-kubus uji dilakukan untuk umur kubus 7
hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari, di laboratorium pemeriksaan bahan
bangunan yang diakui pemerintah atas biaya Kontraktor.
g. Jumlah kubus uji per mutu beton dan per umur uji minimal 3 (tiga) buah
kubus.
1.5. Komposisi Campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil, dan air seperti
yang ditentukan sebelumnya.
Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-
baiknya sampai pada kekentalan yang tepat/baik.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang disyaratkan /
ditentukan dalam spesifikasi ini,harus dipakai ‘campuran yang
direncanakan’ (MIX DESIGNED).
c. Ukuran maxsimal dari Agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian
dari pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam
persyaratan bahan beton.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk
berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat,
keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

f. Kekentalan (Konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi


beton, harus disesuaiukan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan,cara
pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.
g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang
direncanakan,maka factor air semen ditentukan sebagai berikut:
 Faktor air semen untuk pondasi tiang bor, sloof, Poer, Plat dan Dinding
Lantai Basement maksimum 0,50.
 Faktor air semen untuk kolom balok,plat lantai, tangga, dinding beton,
dan listplank /parapet maksimum 0,55.
 Faktor air semen untuk konstruksi plat atap, dan tempat-tempat basah
lainnya maksimum 0,55.
h. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton,dan dapat dihasilkan
suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan,maka untuk konstruksi beton
dengan factor air semen maksimum 0,50 harus memakai Plasticizer
sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas / direksi.
1.6. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-benda Uji Beton
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi dari agregat waktu
masuk dalam mesin pengaduk (Mixer).
Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan
yang terlalu yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang
sama sekali tidak diperkenankan.
Keseragaman Konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu.
Nilai Slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari
10 cm dan tidak melampaui 14 cm,untuk segala beton yang dipergunakan.
Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2, PBI – 1971. Konsultan
Pengawas berhak untuk menuntut nilai Slump yang lebih kecil bila hal
tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas
lebih tinggi atau alasan penghematan.
b. Kekuatan tekan beton harus ditetapkan oleh konsultan pengawas melalui
pengujian biasa dengan kubus ukuran 15x15cm dan silinder diameter 15
tinggi 30 cm, dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971.
Pemborong pelaksana harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representative.
1.7. Selimut Beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan,serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian–bagian
konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana,maka tebal selimut beton
untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Kolom= 3,00 cm

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

b. Balok= 3,00 cm
c. Pelat & Dak Beton= 2,00 cm
d. Pile Cap Dan Tie Beam = 4,5 cm
1.8. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-
masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu ‘Batch Mixer’.
Konsultan MK/Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukandengan susunan kekentalan dan warna yang
merata dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan,kecuali
bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
1.9. Perawatan ( Curing )
a. Semua beton harus dirawat dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau
disemprot dengan curing Agent.Konsultan MK/Konsultan Pengawas
berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.perlindungan
semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan
deklit/karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah tiga (3) hari, yaitu dengan melakukan
penggenangan dengan air terus menerus pada permukaan beton paling
sedikit selama 14 hari.
1.10. Perlindungan
Pemborong harus melindungi semua beton terhadap kerusakan- kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
1.11. Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau
diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu
dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti
oleh Kontraktor atas bebannya sendiri.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil,kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-
lobang karena keropos, ketidakrataan / pembengkakan harus dibuang
dengan pemahatan atau dengan batu gerinda.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-lobang pahatan


harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga
pengisian akan terikat ditempatnya.Semua lobang harus terus menerus
dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas, hal-
hal tidak sempurna pada bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan
penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding yang tidak
memuaskan kelihatannya, Pemborong wajib untuk menutupi seluruh
dinding ( dengan spesi Plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan yang tidak
melebihi 1cm, demikian juga pada dinding yang berbatasan (yang
bersambungan) sesuai dengan instruksi dari Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas toleransi kelurusan
( pencekungan/ pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000
untuk semua komponen.
1.12. Bahan Campuran Tambahan (Admixture/Additif)
 Kontraktor harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas apabila akan
menggunakan bahan campuran tambahan dalam adukan beton.
 Permohonan harus memuat uraian secara rinci mengenai merk, jenis /
tipe dan dosis bahan tambahan yang akan digunakan tersebut, serta
dilengkapi pula dengan cara pelaksanaannya.
 Permohonan itu harus dilengkapi pula dengan rekomendasi tertulis dari
Laboratorium yang berakreditasi Komite Akreditasi Nasional yang masih
berlaku atas biaya Kontraktor.
 Penggunaan bahan campuran tambahan kimiawi pada pembuatan
campuran beton hanya diperbolehkan setelah mendapat ijin tertulis dari
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
Bahan campuran tambahan yang mengandung chlorida sama sekali tidak
boleh digunakan, karena dapat menimbulkan karat pada tulangan beton.
 Bahan campuran tambahan yang mengandung garam-garam yang
bersifat racun (toxic) sama sekali tidak boeh digunakan, karena dapat
membahayakan kelestarian lingkungan atau kesehatan manusia yang
berhubungan dengan bahan-bahan bersifat racun tersebut.
 Dosis dan cara penggunaan bahan campuran tambahan tidak boleh
menyimpang dari petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.
 Pemakaian bahan campuran tambahan tidak boleh menyebabkan
dikurangi kadar semen di dalam campuran beton, dan tidak boleh
menyebabkan faktor air/semen (yaitu rasio kadar air dibagi kadar
semen) di dalam adukan beton menjadi bertambah besar.
1.13. Macam Pekerjaan
Untuk keperluan perhitungan harga penawaran pekerjaan, campuran beton
dibedakan atas 4 (empat) macam, sebagai berikut :
MACAM BETON PENGGUNAAN
C1 Tidak Bertulang Untuk beton rabat, neut, lantai kerja,

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

1 PC : 3 Psr : 5 split beton tumbuk, batu tepi, dan konstruksi


mutu Bo sesuai beton lainnya yang sifatnya non
struktural
PBI 1971 (N.I-2)
C2/a Beton bertulang Untuk konstruksi pondasi : untuk pondasi
(struktural) tiang bor, poer, balok sloof dan balok
mutu K -300 kopel.
Penulangan sesuai gambar rencana.
Sesuai PBI 1971
(N.I – 2)
C2/b Beton bertulang Untuk konstruksi bangunan atas : kolom,
(struktural) plat lantai dan balok-balok, plat atap dan
mutu K -300 balok-balok ring, dan konstruksi beton
bangunan atas lainnya yang sifatnya
Sesuai PBI 1971 struktural.
(N.I – 2) Penulangan sesuai gambar rencana
C3 Beton bertulang Untuk listplank beton, kolom-kolom
(non struktural) praktis, dan balok-balok praktis (non
struktural).
mutu K – 175
Diberi tulangan praktis dengan besi
Sesuai PBI 1971
tulangan polos sesuai ketentuan PBI 1971
(N.I – 2) (N.I – 2)
1.14. Proporsi Campuran Beton :
a. Untuk beton macam C1 dan C3, proporsi campuran beton boleh
dibuat berdasarkan perbandingan volume.
b. Untuk beton macam C2/a mutu K – 300. Proporsi campuran beton
harus dibuat berdasarkan perbandingan berat bahan-bahan yang
digunakan (PC, air, agregat halus dan kasar, batu pecah/split, dan
bahan campuran tambahan/additif).
c. Kuat tekan beton macam C2/a harus mencapai kuat tekan
karakteristik K-300 dan macam beton C2/b harus mencapai kuat
tekan karakteristik K-300, yang dievaluasi berdasarkan hasil uji
tekan kubus-kubus uji ukuran 15 x 15 x 15 cm,sesuai Peraturan
Beton Bertulang Indonesia 1971 (N.I-2).
d. Prosporsi campuran beton struktural mutu K-300 harus diestimasi
sesuai ketentuan Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal (SNI 03-2834-1992 atau SKSNI T-15-1990 – 03).Kuat
tekan rata-rata yang ditargetkan harus dihitung berdasarkan kuat
tekan karakteristik (yaitu 300 kg/cm2) dengan ditambah margin
kekuatan untuk masing-masing mutu C2/a dan C2/b tersebut,
sebesar :
ks = 1,64 x 75 = 123 kg/cm2.
Slump sebesar (60– 100mm), faktor air / semen maksimum (w/c) =
0.55 dan kadar semen minimum 325 kg/cm2.
e. Kontraktor wajib mengusulkan secara tertulis proporsi campuran
beton yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas, yang
dibuat berdasarkan percobaan pendahuluan dengan menggunakan
bahan-bahan yang sebelumnya telah disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Sebagai bahan pertimbangan Direksi Lapangan/Konsultan


MK/Konsultan Pengawas, usul proporsi campuran beton yang akan
digunakan harus dilampiri hasil uji terhadap campuran coba (trial
mix) yang akan dilakukan di Laboratorium Pengujian Bahan, atas
biaya Kontraktor.
f. Dalam hal bahan-bahan yang akan digunakan ternyata berbeda
karakteristiknya dan yang sebelumnya telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor wajib secara tertulis mengusulkan
proporsi campuran beton yang telah disesuaikan, supaya mutu beton
K–300 tetap dapat dicapai dengan menggunakan bahan-bahan
tersebut.
a. Pemasangan tulangan :
 Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Bar Bending Schedule
(BBS) kepada Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
untuk diperiksa dan disetujui sebelum dibuat penulangan beton.
 Semua tulangan untuk beton macam C2/a dan C2/b harus dipasang
sesuai ukuran diameter dan ukuran-ukuran serta ketentuan-ketentuan
lain yang tercantum pada gambar rencana.
 Penyimpangan dari gambar rencana hanya diperbolehkan setelah
mendapat ijin tertulis dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
 Semua sengkang (beugel) dan semua ujung-ujung batang tulangn
polos BJTP-24 yang berdiameter < 12 mm harus diakhiri dengan kait-
kait 135º.
 Semua sengkang dilarang keras menggunakan kait-kait 90º. Kecuali
sengkang-sengkang untuk balok-balok praktis dan kolom-kolom
praktis.
 Semua tulangan harus diikat kuat dengan kawat baja sedemikian rupa,
sehingga didapat jaminan bahwa kedudukan tulangan tidak akan
berubah atau bergeser selama pelaksanaan pengecoran dan pemadatan
adukan berlangsung.
 Ganjal-ganjal beton (beton tahu) harus dibuat dengan mortar yang
diambil dari adukan beton macam C2/a dan C2/n, sehingga menjamin
tebal selimut beton sesuai pasal 4 butir 4.1.i. RKS ini.
 Penempatan ganjal-ganjal beton dan ganjal-ganjal dari besi beton
harus merata dan pemasangannya sedemikian rupa. Sehingga tidak
menyebabkan cacat-cacat yang tampak pada permukaan beton setelah
cetakan dan acuan dibuka.
1.15. Grouting Pada Retak Beton
a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan grouting adalah menyiapkan tenaga kerja,
pengadaan material, peralatan, melakukan pengawasan, dan hal-hal lain
yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan grouting guna
memperbaiki retak-retak pada beton.
b. Definisi Retak

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

 Retak mayor didefinisikan sebagai retak yang menembus setebal slab


sehingga menyebabkan kebocoran.
 Retak rambut didefinisikan sebagai retak statis yang tidak
menyebabkan kebocoran
 Grout adalah material injeksi untuk memperbaiki
c. Referensi
 ASTM C882 Test Method for Bond Strenghth of Epoxy-Resin Systems
Used with Concrete.
 ASTM C638 Test Method for Tensile Properties of Plastics.
 ASTM C695 Test Method for Compressive properties of Rigid Plastics.
 ASTM D790 Test Method for Flexural Properties of Unreinforced and
Reinforced Plastics and Electrical Insulating Materials.

d. Penyerahan Data
Kontraktor harus menyerahkan data-data tentang proses pelaksanaan
pekerjaan grouting kepada Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas sebagai berikut:
 Serahkan semua prosedur dan material yang diusulkan.
 Data Produk
Serahkan literatur manufaktur untuk tipe grout dan jenis primer
yang diusulkan untuk digunakan, termasuk persyaratan persiapan,
instalasi, danperalatan.
 Contoh warna
Jika dibutuhkan untuk pemilihan warna oleh Arsitek, serahkan
contoh atau daftar satndar warna dari manufaktur.
 Sertifikat
Serahkan sertifikat dari laboratorium uji independen yang telah
disetujui, yang menerangkan bahwa produk yang diusulkan tersebut
memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan dan telah diuji sesuai
dengan standar yang dispesifikasikan.
e. Kualitas Material dan Pemasangan
 Material yang dipakai harus sejenis dan berasal dari pabrik yang
sama yang telah dibuktikan kemampuannya ketika digunakan pada
keadaan yang sama untuk waktu minimal 5 tahun.
 Pekerjaan grouting harus dilakukan oleh Kontraktor yang telah
menyelesaikan program instruksi yang disponsori oleh manufaktur
material yang telah disetujui, yaitu dalam hal memasang grouting
pada struktur beton dengan menggunakan proses yang
dispesifikasikan.
 Peralatan dan tenaga ahli untuk pekerjaan pemasang harus disetujui
dan mendapt rekomendasi dari pabrik material injeksi.
f. Kondisi Lapangan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Substrate dan temperatue udara selama mixing, grouting, dan curing


harus dijaga pada temperatur minimum 10°C, kecuali temperatur yang
lebih tinggi disyaratkan oleh manufaktur material grouting.
g. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan
 Lakukan grouting pada retak awal setelah pelat dicuring dan
mengering tetapi sebelum pemasangan sealer.
 Retak yang terjadi setelah pelaksanaan grouting pada retak awal
dalam waktu 1 tahun setelah penyelesaian pekerjaan grouting, harus
diperbaiki sesuai dengan prosedur yang dikehendaki oleh Pemberi
Tugas.
h. Persyaratan Material Grouting
 Sediakan 2 komponen low viscosity epoxy adhesive yang
mengandung 100% bahan padat yang memenuhi persyaratan
dibawah ini :
- Kekuatan lengketan : ASTM C882, 14 Mpa
- Kuat Tarik : ASTM C638, 42 Mpa
- Elongasi : ASTM D 638, 2 persen @ 7 hari @ 7°F
- Kuat lentur : ASTM D790, 55 Mpa
- Kuat Tekan : ASTM D695, 45 MPa
 Material
- Grouting Epoxy : Sika Corporation, Sikadur 35 Hi-Mod LV, atau
yang disetujui.
- Surface Sealer : Sika Corporation, Sikadur 31 HiMOd Gel, atau
yang disetujui.
- Pengganti : sesuai dengan persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

PASAL 2
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
2.1. B a h a n
 Rangka atap
Rangka atap yang digunakan yaitu konstruksi rangka baja WF dengan bahan
penutup genteng metal. Pemasangan kontruksi baja harus oleh vendor yang
mempunyai ijin dan kemampuan teknis certificate perencanaan konstruksi
dan perhitungan konstruksi harus dibuat oleh vendor termasuk yang
tanggung jawab penuh melalui surat pernyataan tanggung jawab.
 Ketebalan rangka atap baja ringan minimal 0,75 mm. Material yang
digunakan ex. Majadeck, Cahayadex, dan Union Metal atau setara,
digunakan untuk pasangan usuk dan reng.
 Penutup atap
Penutup atap yang dipakai adalah menggunakan metal roof zink allum
bergradasi pasir dan untuk pelapis penutup atap menggunakan alumunium
foil, glasswool dan roofmesh.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

 Ketebalan genteng metal roof zinckallum minimal 0,4 mm. Material yang
digunakan ex. Majadeck, Cahayadex, dan Union Metal atau yang setara.
 Genteng metal colour pasir. Pemilihan warna akan ditentukan kemudian.
2.2. Macam pekerjaan
 Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan
dengan pekerjaan atap.
 Harus menyediakan kelebihan 2% dari bahan penutup atap untuk persediaan
dan pemeliharaan.
2.3. Syarat pelaksanaan
 Sebelum dilakukan pemasangan, periksa dulu daya tahan rangka terhadap
bahan bangunan yang bersangkutan, serta tindakan yang perlu sesuai
dengan petunjuk.
 Mulai pemasangan dari tepi atap pada ujung bangunan sedemikian rupa
sehingga overlap samping akan terlindung dari angin yang biasa bertiup.
Pemasangan dilakukan berurutan kearah datangnya angin.
 Pemasangan dilakukan sesuai dengan petunjuk produsen dan disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

BAB IV
PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN BAJA / LOGAM BANGUNAN UNTUK ARSITEKTUR
1.1. Pekerjaan baja/logam untuk arsitektur:
 Bahan
– Penggantung dan rangka plafond dipakai bahan metal furing ex. Jaya
Board, dan Boral.
 Macam Pekerjaan
– Pemasangan penggantung dan rangka plafond.
 Syarat Pelaksanaan
– Rangka digantungkan dengan kuat pada kuda-kuda/beton setiap
penggantung dipasang spanscrew untuk mengatur ketinggian rangka
plafond.

Pasal 2
PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN
2.1. Bahan
 Semen Portland / PC
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton.
 Pasir

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %. Pasir
harus memenuhi persyaratan.
 Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan di pekerjaan
beton (lihat pasal Pekerjaan Beton).
 Batu bata (bata merah)
– Bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku,
bidang-bidang sisinya harus datar, tidak menunjukkan retak-retak
pembakarannya harus merata dan matang.
– Bata tersebut ukurannya harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB
1971 (N.I – 3).
– Batu bata yang digunakan adalah batu bata tanah liat biasa, produksi
setempat ukuran nominal sesuai persetujuan direksi.
– Ukuran batu bata harus seragam, sesuai AV.
– Kerusakan akibat pengangkutan tidak boleh melebihi 20 %. Bila ternyata
prosentase kerusakan diatas angka tersebut, maka pengiriman batu bata
tersebut dibatalkan / tidak diterima.
 Batu gunung / batu kali.
Batu gunung untuk pondasi harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi
persyaratan yang ada di PUBI 1971 (N.I – 3).
 Kerikil dan batu jagung
Kerikil yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUBB 1971 dan PBI
1971.
Kerikil harus cukup keras, bersih serta susunan butir gradasinya menurut
kebutuhan.
Kerikil harus melalui ayakan (saringan) berlubang persegi 7-6 mm dan
hingga diatas saringan berlubang 5 mm.
 Bata tahan api (Hebel)
Bata tahan api, perekat yang digunakan adalah Thin Bed Mortar PM 100,
plesteran digunakan Render Mortar PM 200 setebal 0.8 cm – 1cm, acian
Prime Mortar PM 310/300 setebal 2 mm – 3 mm.
2.2. Macam Pekerjaan
 Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam
perbandingan campuran seperti tersebut di bawah ini :

MACAM PERBANDINGAN PENGGUNAAN


M1 1 PC : 3 Psr Untuk adukan dan plesteran dinding batu
bata yang kedap air.
Untuk plesteran pekerjaan tersebut pada
nomor 1 dan untuk pekerjaan plesteran
pekerjaan beton kedap air.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Untuk pekerjaan pemasangan bata kedap


air.
Semua dinding bata mulai sloof sampai 20
cm diatas lantai jadi.
Dinding dan dasar septic tank
Saluran pembuangan keliling bangunan
M2 1 PC : 3 Psr Untuk plesteran beton bertulang yang tidak
kedap air
Untuk rolaag pasangan batu bata
M3 1 PC : 5 Psr Untuk pasangan pondasi dari batu gunung
belah
Untuk adukan tegel dibawah lantai
Untuk pasangan, tegel yang menempel pada
pasangan atau beton
Untuk pasangan batu bata yang tidak kedap
air
Untuk semua plesteran dinding bata tidak
kedap air untuk bagian dalam maupun luar
 Pasangan batu kosong (aanstamping) dengan bahan batu gunung dipasang
dibawah pondasi batu belah setebal 15 cm dan diisi dengan pasir.
 Semua tembok KM/WC, urinoir dan tempat cuci setinggi 1.5 m diatas
lantai dengan adukan macam M1.
 Batu bata digunakan untuk pekerjaan dinding dan lain-lain, seperti yang
tertera pada gambar.
 Bata Hebbel digunakan untuk pekerjaan dinding seperti tertera dalam
gambar.
2.3. Syarat Pelaksanaan
 Pasangan batu bata
– Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh
dan sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara
pemasangannya harus lurus dan batu bata yang pecah tidak boleh
melebihi 10%. Pemasangan dalam satu hari tidak boleh melebihi 1 m
tingginya.
– Untuk pasangan ½ batu yang luasnya melebihi 12 m2 harus diberi
kerangka penguat dari beton bertulang macam C3 dengan
pembesiannya 4 Ǿ 10 mm dan begel Ǿ 6 mm – 20 cm.
– Dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi dengan air
minimal 7 hari.
– Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk.
Pengaduk dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas. Tempat

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

adukan tidak boleh langsung diatas tanah tetapi harus dipakai alas
kayu dan lain-lain.
– Lubang tembok diatas kusen yang bentangnya lebih dari 1 meter
harus dipasang balok latei beton bertulanng dengan campuran beton
macam C2.
– Pengerukan siar
Semua siar dinding harus dikeruk ½ cm untuk menjamin melekatnya
plesteran ke dinding dengan baik.
– Perlindungan
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindungi bila
hujan maka bagian atas dinding tersebut harus dilindungi.
– Angker dan kaitan
Angker-angker yang dijelaskan dalam RKS ini harus diletakkan dalam
pertemuan-pertemuan tembok setelah membersihkan kerak-kerak
yang lepas, karat dan debu bangunan.
Beton harus dibuat kasar pada sambungan-sambungan tegak dengan
tembok supaya terjadi ikatan bagi adukan pekerjaan pasangan.
 Plesteran dinding dan sponing/plester sudut.
– Cara mengaduk adukan sesuai pasal 4 ayat 4.2 dengan catatan diaduk
kering sampai rata sebelum diberi air, semua pasangan harus
ditambahkan bahan-bahan anti penyusutan (anti shrinkage).
– Persiapan permukaan
Permukaan dinding bata harus diberi cukup untuk mengering dan
semua pipa, saluran-saluran harus sudah terpasang pada tempatnya.
Untuk mencegah mengeringnya plesteran sebelum waktunya
permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi.
– Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram
air.
– Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan
ketebalan plester yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit
1.5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak
boleh langsung difinish/diselesaikan. Penyelesaian plesteran
menggunakan pasta semen yang sejenis.

– Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus, minimum


panjangnya 1 meter.
– Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar
tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang
terlalu cepat.

– Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk,


dan campuran dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas ijin
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas. Pengadukan
harus diatas alas dari papan dan lain-lain.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

– Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian


terakhir harus digosok dengan ampelas bekas pakai atau kertas zak
semen. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu agar
plesteran dapat merekat. Untuk semua sponingan harus digunakan
campuran M3, rata siku dan tajam pada sudut-sudutnya.

– Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi


terhadap pengeringan yang tidak merata atau berlebihan.
– Memperbaiki dan membersihkan.
Kontraktor wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang
sempurna dengan cara membuang bagian-bagian tersebut dengan
bentuk memanjang, memakai alat serta diplester kembali. Pekerjaan
plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat
lain.

– Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan


telah selesai, semua plesteran yang tampak harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran akibat pekerjaan.
 Pasangan batu tahan api (hebel)
Bila menggunakan Bata hebel untuk dinding maka harus diperhatikan hal-
hal sebagai berikut; ukuran 60 x 20 x 12,5, untuk ketebalan dinding t =
30cm, maka dipasang 2 lapis batu, pemasangan (pengeleman) dibantu
dengan bahan serupa Thin Bed Mortar PM 100, dengan ketebalan 2 mm – 3
mm, kemudian untuk plesteran digunakan Render Mortar PM 200 setebal
0.8 cm - 1 cm, diakhiri dengan acian Prime Mortar PM 310/300 setebal 2
mm - 3mm.

Pasal 3
PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING
3.1. Untuk pekerjaan ubin lantai maupun pelapis dinding disesuikan dengan rencana
pada gambar.
3.2. Bahan
a. Keramik 40 x 40, 20 x 25, dan stepnosing dipasang ditangga kebakaran.
Keramik harus mempunyai kualitas yang baik, dicetak dengan mesin dan
hasil produksi dari pabrik ex ROMAN atau yang setara.
1. Keramik polos 20 x 20 bertekstur kasar untuk lantai KM/WC, dan
tempat lain yang tertera pada gambar.
2. Keramik polos 20 x 25 polish untuk dinding KM/WC seperti tertera
pada gambar.
3. Keramik harus berkualitas tinggi dan seragam dalam ukuran, warna,
kilap dan tebalnya.
4. Keramik yang cacat permukaannya tidak boleh dipakai.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

5. Kontraktor diwajibkan menunjukkan contoh-contoh terlebih dahulu


kepada Konsultan MK/Konsultan Pengawas untuk disetujui oleh
Direksi.
6. Warna ditentukan kemudian oleh Direksi/Konsultan Perencana.
b. Atap beton (plat dak) dan lantai kedap air
1. Bahan untuk pekerjaan plat beton harus memenuhi persyaratan
kualitas seperti diuraikan pada pasal 4 standar mutu adalah K-300.
2. Plat beton diberi lapisan kedap air dari bahan liquid additive beton
setara merk FOSROC, SIKA.
3. Lantai kedap air KM/WC, diberi lapisan kedap air dari bahan jenis
membrane sheet setara SUPER TEX dan Shell.
4. Pelapis bahan kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau berubah
bentuk oleh karena pengaruh sinar matahari.
5. Lapisan kedap air yang berbentuk harus tidak dapat ditembus uap air
dari beton yang menyebabkan terjadi gelembung-gelembung udara
yang dapat merusak lapisan kedap air itu sendiri.

3.3. Macam Pekerjaan


 Pekerjaan lantai meliputi pemasangan ubin keramik dan beton sikat,
pembuatan lantai beton dengan bahan pengeras lantai serta pembuatan
lantai kedap air. Semua jenis pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana, dan dengan petunjuk serta persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
 Pekerjaan pemasangan pelapis dan dinding keramik dilaksanakan pada
tempat-tempat yang sesuai dengan petunjuk gambar rencana dan harus
memenuhi persyaratan serta dilaksaakan dengan petunjuk dan persetujuan
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
3.4. Syarat Pelaksanaan
 Umum
1. Pemeriksaan.
Sebelum pemasangan ubin keramik, kontraktor wajib memeriksa
persiapan-persiapan lapisan dasarnya terutama lapisan pasirnya serta
menjamin dasar yang rata dan padat, bila terdapat cacat atau keadaan
yang merugikan, harus diperbaiki lebih dahulu.
2. keramik,floor hardener harus berkualitas tinggi dan seragam dalam
ukuran, warna, kilap serat atau tekstur lainnya. Material yang cacat
tidak boleh dipakai.
3. Pemotongan keramik.
Pada prinsipnya pemotongan ubin harus dihindari, bila terpaksa harus
dipotong, maka potongan tersebut tidak boleh kurang dari ½ ukuran
ubin. Pemotongan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan rapih
dengan menggunakan mesin pemotong.
4. Untuk pemasangan keramik, kontraktor wajib memeriksa dan menjamin
bahwa semua pipa-pipa, saluran-saluran, angker dan sebagainya telah

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

terpasang dan disetujui sebelum memulai pekerjaan ini. Kontraktor


wajib memeriksa permukaan-permukaan yang akan dilapisi.

Pasal 4
PEKERJAAN KACA DAN KUSEN ALUMUNIUM
4.1. Pekerjaan Kaca
 Bahan
- Kaca panasap stopsol green tebal 10 mm kualitas baik dengan
ketentuan dapat menahan bahan angin sebesar 122 kg/m2, produksi
pabrik ASAHIMAS atau yang setara, dipasang disemua jendela eksterior
seperti yang tertera dalam gambar.
- Kaca laminated tebal 10 mm setara ASAHIMAS dipasang di canopy
entrance dan canopy jembatan penghubung, dan sesuai yang tertera
dalam gambar.
- Kaca polos tebal 10 mm kualitas baik setara produk ASAHIMAS,
dipasang pada pintu, jendela, bouvenlight atau seperti yang tertera
dalam gambar.
- Kaca buram untuk KM/WC.
- Semua jenis kaca yang digunakan harus produksi yang disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan MK/KonsultanPengawas.
- Dempul yang digunakan untuk memasang kaca pada kusen, daun
jendela dan pintu agar tidak menimbulkan suara pada waktu menerima
getaran, harus dari kualitas baik, yang disetujui oelh Konsultan
Pengawas (ex ICI atau yang setara).
- Dempul untuk memasang kaca, pada waktu diterima dikaleng tidak
boleh kering atau sudah mengeras.
- Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui oleh Konsultan MK/
Konsultan Pengawas.
- Profil alumunium untuk kusen jendela dan pintu menggunakan produk
Alexindo, atau setara dengan ”anodized” warna coklat.
 Syarat Pelaksanaan
- Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen dengan kelongggaran
cukup, sehingga pada waktu kaca memuai tidak pecah. Diperlukan
pengukuran kusen dilapangan. Cara dan urutan pemasangan harus
mengikuti petunjuk-petunjuk umum yang berlaku.
- Kaca dipasang dan dikukuhkan dengan memakai dempul kaca dan list
kaca dipaku dengan paku.
- Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapih dan kokoh pada
rangka terutama pada sudut-sudutnya.
- Kaca yang dipasang pada kusen semua sudutnya harus ditumpulkan
dan sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.
- Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya
retak/pecah atau tergores harus diganti.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

- Sebelum pemasangan kepada Konsultan Pengawas harus diserahkan


beberapa contoh kaca (potongan kaca) untuk disetujui.
- Sealent dipakai pada bagian sisi luar permukaan kaca dengan
alumunium yang berhubungan dengan udara luar.
- Tidak diperkenankan menggunakan silikon yang bersifat asam, dimana
bahan ini dapat merusak lapisan pemantul.

4.2. Pekerjaan Kusen Alumunium


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kusen pintu exterior dan Interior serta seluruh
detail yang disebutkan dalam gambar pelaksanaan serta shop drawing dari
Pemborong/Pelaksana yang disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.

 Persyaratan Bahan
Spesifikasi Bahan.
- Bahan dari bahan aluminium framing system, aluminium extrusi
sesuai SII extrusi 0695-82 dan alloy A 6063 S T-5, tidak terbuat dari
scrap (bahan bekas).
- Nilai deformasi yang diizinkan maksimal 2 mm.
- Warna profil anodizing [18 micron] untuk bagian luar.
- Curtain wall, rangka back mullion dimensi10x5 cm tebal 1,5 mm,
extruder stiffner dimensi 3,75x3,75 cm tebal 1,5 mmwarna profil
anodizing produk setara YKK, Aleksindo.
- Kusen pintu alumunium dimensi 10x4 cm tebal 0,8 mm, profil
powder coating warna coklat produk setara YKK, Aleksindo.
 Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di Lokasi Proyek
dilengkapi dengan bahan pelindung dan baru diperkenankan dibuka
sesudah mendapat persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
 Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr.
 Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi, warna
seluruh profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
pabrikasi unit-unit profil jendela, pintu dan lain-lain, harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam setiap unit didapatkan warna yang sama.
Pemotongan profil Aluminium harus menggunakan mesin potong, mesin
punch, drill, sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang sempurna dan
apabila telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pitu mempunyai toleransi
ukuran sebagai berikut :
- Untuk tinggi dan lebar, 1 mm
- Untuk diagonal, 2 mm
 Accessories
- Sekrup dari galvanized steel mutu Hotdeep kepala tertanam.
- Weather strip dari vinyl.
- Pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup dengan caulking dan sealent.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

- Ankur-ankur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate


tebal minimal 2mm, dengan lapisan Zinc tidak kurang dari 13 mikron
sehingga tidak dapat bergeser.
- Klos kayu dipasang pada lokasi engsel-engsel pintu / jendela.

 Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela / bouvenlicht dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, adukan atau plesteran dan
bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti
corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish
atau bahan insulation lainnya.

 Persyaratan Pelaksanaan
- Pemasangan sekrup/ engsel penahan daun pintu dan jendela harus
ditambah klos kayu di dalam frame kusen alumunium, untuk
mempertahankan posisi sekrup/engsel agar tidak turun atau bergeser.
- Semua frame kusen jendela dan pintu dikerjakan secara pabrikasi
dengan teliti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
- Pemotongan besi hendaknya dijauhkan dari material aluminium untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya.
Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
 Penyekrupan harus dipasang hingga tidak terlihat dari luar dengan sekrup
anti karat /stainless steel sedemikian rupa sehingga Hair Line dari tiap
sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air
sebesar 100 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium dtutup
dengan sealent.
 Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi dengan kemungkinan
kemungkinan sebagai berikut :
- Dapat menjadi kusen untuk kaca mati.
- Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar dan dapat dipasang
door closer.
- Untuk sistem partisi, harus mampu “movable”, dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang dapat merusak baik lantai maupun
plafond / langit-langit.

 Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen


aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya, maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk
menghindari kontak korosi.
 Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 – 25
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan / grouting.
 Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada
ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu
dapat digunakan synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan
double door.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

 Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding diberi sealent
supaya kedap air dan suara.
 Tepi bawah ambang Kusen exterior dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.

Pasal 5
PEKERJAAN CAT
5.1. B a h a n
 Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel vernis, sealer sement emulsion
filter dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara
dan cat akhir.
 Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng untuk cat tembok 15 kg, untuk
cat kayu 10 kg, dan untuk cat besi 12 kg, dimana tertera nama perusahaan
pembuat, petunjuk pemakaian, formula, warna, nomor seri dan tanggal
pembuatannya.
 Semua besi di cat.
Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas. Untuk cat tembok ekterior
menggunakan produk setara Dulux weathershield, sedangkan untuk cat
tembok interior dan cat plafond dipakaiproduk setara Dulux pentalite.
Untuk cat kayu dipakai produksetara Jotun Gardex Primer dan SEIV. Untuk
cat besi digunakan produk setara Jotun Gardex Primer finishing Essence Hi
Gloss dan SEIV. Untuk cat dasar ekterior menggunakan Jotun Jotashield
primer, untuk cat dasar interior menggunakan Jotun Essence Easy Primer.
 Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok digunakan merk yang
sama dengan merk cat yang dipilih.
 Cat merk digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan penggunaan
cat.
 Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan
yang diencerkan.
 Contoh bahan
Setiap jenis cat ditampilkan dalam mock up ukuran 30 x 30 cm yang
menunjukan warna, jenis, tekstur dan penampilan akhir serta tahap-tahap
pengecatannya.

5.2. Macam Pekerjaan


 Mengecat dengan cat tembok semua bidang dinding eksterior dan interior
seperti dinyatakan dalam gambar.
Mengecat dengan cat kayu untuk semua bidang permukaan kayu yang
rata-rata harus dicat.
 Mengecat dengan cat meni semua profil-profil baja yang digunakan sebagai
unsur struktural bangunan.
 Mengecat semua bidang langit-langit dari bahan gypsum, multipleks, plat
beton dan papan.
 Warna dari semua jenis cat akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Perencana/Pengawas atau dikonsultasikan dengan pemilik proyek.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

5.3. Syarat Pelaksanaan


 Cat tembok
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosok dengan ampelas kemudian didempul sehingga permukaannya
rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan
roller 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan pihak
pabrik. Pada permukaan tembok sisi luar tidak perlu didempul, cukup
diratakan dengan ampelas.
 Cat besi
Semua pekerjaan yang telah dicat meni besi, baru boleh dicat besi setelah
terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel, pengecatan
minimum 2 (dua) kali.
 Cat meni besi
Segera setelah pekerjaan baja dibersihkan kulit giling dan permukaan
korosi terbuang dan terlihat warna metalik, pengecatan meni dapat dimulai
dengan ketebalan cat meni sampai lebih kurang 25 µm.
 Cat melamik
Terlebih dahulu kayu digosok/diampelas sampai halus dan dilanjutkan
dengan membersihkan wood filler dan tunggu selama setengah jam atau
seperti yang disyaratkan oleh produsen. Tahap akhir adalah memberikan 3
(tiga) lapis ultran yunior dengan penyemprotan cat.
 Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dalam PTI 1961.
 Rencana Pengecatan
PEKERJAAN INTERIOR EKSTERIOR
Plesteran dinding Cat dasar alkali + 2 Cat dasar alkali + 3
(tembok) kali cat emulsi kali cat emulsi
Rangka plafond 2 kali cat meni 2 kali cat meni
Plafond gypsum & Cat dasar alkali + 2 Cat dasar alkali + 2
multipleks kali cat emulsi kali cat emulsi
Plafond papan & teakwood 2 kali politur 2 kali politur
Pekerjaan baja 2 kali cat meni besi 2 kali cat meni besi +
2 kali cat enamel
Pintu panel teakwood Melamic coating -
Partisi teakwood Melamic coating -
Pekerjaan railing besi GIP - Cat duco sampai rata
Semua kusen dan daun Melamic coating Melamic coating
(pintu dan jendela)

Pasal 6
PEKERJAAN PENGGANTUNG TARIKAN DAN PENGUNCI

6.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan penggantung tarikan dan pengunci meliputi pengadaan, pemasangan
semua bahan perlengkapan pintu dan jendela seperti lockcase, backplate, handle,

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

stopper dan hardware lainnya yang dipergunakan di dalam pekerjaan yang


terdiri dari :
1). Pekerjaan perlengkapan Pintu Kayu.
2). Pekerjaan perlengkapan Pintu Aluminium.
3). Pekerjaan perlengkapan Pintu Baja.
4). Pekerjaan perlengkapan lainnya seperti tersebut pada Gambar Peren-canaan.

6.2. Persyaratan Bahan


6.2.1. Semua Hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila tejadi perubahan atau
penggantian hardware akibat dari pemilihan merk, Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada Direksi Lapangan/MK untuk mendapatkan
persetujuan. Hardware menggunakan produk KEND, dan Deckson. Kontraktor
diwajibkan mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan Direksi/KosultanMK/KonsultanPengawas.
6.2.2. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
6.2.3. E n g s e l.
1). Mekanisme : Single Swing
Pemakaian : Pintu kayu
Spesifikasi : Tipe kupu kupu dengan ring nylon, memenuhi
standar SII0407-80.
Ukuran : 50x30x3 mm )
Warna : Ditentukan kemudian
Jumlah : Tiga set per daun Pintu
Produk : KEND dan Deckson

4). Mekanisme : Double Hinges


Pemakaian : Pintu sesuai gambar perencanaan
Spesifikasi : lockcase yang mempunyai latch bolt (lidah siang) dan
rolling dead blot (lidah malam) untuk pivot,
memenuhi Standard SII-047-80
Warna : ditentukan kemudian
Jumlah : 3 (tiga) set lengkap perdaun pintu
6.2.4. Lockcase
1). Mekanisme : Single Swing
2). Pemakaian : Pintu Kayu, Aluminium, Besi sesuai Gambar Kerja
3). Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai latch bolt ( lidah siang)
dan rolling dead blot (lidah malam).
6.2.5. Cylinder
1). Pemakaian : Pintu Kayu, Aluminium, Besi sesuai Gambar Kerja
2). Spesifikasi : Sistem anak kunci dari 2 arah atau pemutar tombol
disatu sisi dan anak kunci disisi lain sesuai Gambar Kerja.
6.2.6. Handle & Backplate.
1). Mekanisme : Single Swing
2). Pemakaian : Pintu Kayu dan Pintu Aluminium sesuai GambarKerja
3). Spesifikasi : Lever handle atau pull handle sesuai gambar kerja,
Khusus untuk Pintu Toilet, lever handle dilengkapi
dengan systempenguncian satu arah atau dari
sebelah dalam.
4). Bahan : Stainless Steel
5). Produk : KEND dan Deckson

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

6.2.7. Pull Handle


1). Pemakaian : Pintu Kayu, Kaca sesuai Gambar Kerja
2). Spesifikasi : Gagang pintu stainless stell
3). Bahan : Stainless Steel
4). Produk : KEND dan Deckson

6.2.8. Lever Handle


1). Pemakaian : Pintu Kayu, Aluminium, Besi sesuai Gambar Kerja
2). Spesifikasi : Gagang pintu berbentuk Quarter Moon Shape
terbuat dari Stainless Steel. Khusus untuk pintu
toilet lever handle dilengkapi dengan system
penguncian satu arah atau dari sebelah dalam.
3). Bahan : Stainless Steel dof
4). Produk : KEND dan Deckson

6.2.9. Tubular Pull Handle


1). Pemakaian : Pintu sesuai Gambar Kerja
2). Spesifikasi : Terbuat dari Aluminium alloy
3). Bahan : Stainless Steel dof
4). Produk : KEND dan Deckson
6.2.10. Push Plate dan Pull Plate
1). Mekanisme : Single Swing
2). Pemakaian : Pintu Kayu sesuai Gambar Kerja
3). Spesifikasi : Khusus untuk pintu luar toilet. Push Plate dipasang
di sisi luar, dan pull plate dipasang di sisi dalam.
4). Bahan : Stainless Steel
5). Produk : KEND dan Deckson
6.2.11. Flush Ring
1). Mekanisme : Single Swing
2). Pemakaian : Pintu Shaft sesuai Gambar Kerja
3). Spesifikasi : Khusus untuk pintu luar shaft. Flush ring dipasang
di sisi luar.
4). Bahan : Stainless Steel
5). Produk : KEND dan Deckson
6.2.17. Casement Handle/Rambuncis.
1). Pemakaian : Jendela aluminium, sesuai Gambar Kerja.
2). Spesifikasi : KEND dan Deckson

6.3. Persyaratan Teknis


Seluruh perangkat perlengkapan pintu, jendela harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara,
kasar dan halus.
6.4. Persyaratan Pelaksanaan
7.4.1. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu dan jendela khususnya
Handle, Backplate dan Door Closer harus rapi serta sesuai dengan letak posisi
yang telah ditentukan oleh Direksi Lapangan/MK dan harus sesuai dengan
gambar perencanaan. Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib
memperbaiki tanpa tambahan biaya.
7.4.2. Pemasangan Engsel
1). Engsel atas, 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
2). Engsel bawah, + 28 cm dari permukaan bawah pintu, khusus pintu
toilet/peturasan adalah + 32 (as) dari permukaan bawah pintu.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Pasal 7
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
7.1. Bahan
 Gypsum
- Papan gipsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai
untuk daerah tropis dan memiliki ketebalan minimal 9 mm untuk
plafond dan 12 mm untuk dinding dan ukuran modul sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja, dari produk Jayaboard, Knauff atau
setara.
- Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS
2588, BS 1230 atau ASTM C 36.
 Semen Penyambung.
Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat papan gipsum.
 Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gipsum harus dibuat
dari bahan baja ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan
ukuran yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum, seperti
buatan Jof Metal, Buman, Jayabord atau yang setara.
 Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan
harus sesuai
rek omendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi ketentuan
AS 2589.
 Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gipsum, antara lain
seperti tersebutberikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan
gipsum :
- Perekat
- Pita kertas berperforasi,
- Cat dasar khusus untuk permukaan papan gipsum.
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan gipsum
terpasang dengan baik.
 Kalsium Silikat
Panel kalsium silikat harus dibuat dari bahan baku semen dan tepung
pasir alam yang diperkuat dengan serat sekaligus sebagai penulangan,
dan dengan proses pengeringan autoclave, dan memiliki sifat dan
karakteristik sebagai berikut :
 Tidak mengandung asbes.
 Stabil dan tidak mudah mengalami muai – susut.
 Tahan air.
 Tidak mudah terbakar dan tidak menyebarkan nyala api.
 Tidak mudah lapuk dan membusuk.
 Mudah dipotong, dipaku atau disekrup.
 Tahan rayap dan binatang kecil lainnya.
 Memiliki permukaan yang rata sehingga tidak memerlukan dempulatau
meni seperti Kalsiboard produksi Eternit Gresik atau yang setara.
 Ketebalan dan ukuran harus sesuai dengan petunjuk dalam Gambar Kerja.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Perlengkapan Pemasangan.
Rangka.
Rangka metal berupa produk jadi (prefabrikasi) untuk pemasangan panel
pada langit – langit, eksterior dan tempat – tempat lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Harus dibuat dari bahan baja ringan
lapis seng dan alumunium seperti Zincalume atau Galvalum, dengan
bentuk dan ukuran yang sesuai untuk pemasangan panel kalsium silikat,
seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayaboard, BRS atau yang setara, sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat panel.
Alat Pengencang.
Alat pengencang panel pada rangka metal harus berupa sekrup jenis self-
embeded-head dan self-tapping yang memiliki lapisan anti karat jenis elec
tro-plating.
Alat pengencang pada rangka kayu harus berupa paku yang memiliki
kepala lebardan berbadan langsing dan diberi lapisan seng agar tidak
berkarat.
Pita Penyambung Berperekat (Self Adhesive Join Tape)
Pita penyambung harus dibuat dari bahan serat gelas (fibreglass) yang kuat
dan memiliki perekat, sesuai atau setara dengan Join Tape Kalsiboard.
Kompon.
Kompon untuk pemasangan panel klasium silikat harus didesain khusus
sehingga dapat digunakan untuk sistem sambungan tertutup (flush joint
system), penutup kepala sekrup atau paku.
Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah untuk setiap sambungan dan celah antara
panel semen.
berserat harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Pengecatan.
Pengecatan untuk penyelesaian permukaan panel harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat panel dan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.
 Plat beton difinish (Expose)
Plat beton harus rata, tidak ada bercak bercak bekas bekisting, bebas dari
lubang-lubang dan difinish dengan acian beton.
 Kontraktor diwajibkan untuk mengajukan contoh terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
7.2. Macam Pekerjaan
 Memasang langit-langit gypsum / GRC pada ruang-ruang seperti dinyatakan
dalam gambar.
 Memasang kerangka langit-langit dari bahan metal seperti dinyatakan dalam
gambar pada ruangan-ruangan yang menggunakan plafond gypsum/GRC.
7.3. Syarat Pelaksanaan
 Pemasangan langit-langit gypsum dan GRC

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

– Kontraktor harus menyerahkan rencana pembalokan langit-langit kepada


Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas untuk
persetujuannya. Sisi-sisi gypsum dan GRC gypsum harus benar-benar
rapih dalam konstruksinya, penyambungan dan keterkaitan-nya dengan
unsur teknis lainnya, serta mengikuti petunjuk pemasangan dari
pabriknya.
– Siapkan sambungan-sambungan lubang-lubang untuk pekerjaan lain
(listrik, mekanikal) pada pekerjaan langit-langit berikut penguat-
penguatnya.
– Sebelum memasang lembaran-lembaran gypsum / GRC, Kontraktor wajib
memeriksa kerangka untuk tumpuan pemasangan telah sesuai dengan
gambar, baik letak, bentuk maupun ukurannya.
– Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada plat atau balok beton
dengan menggunakan penggantung dari metal yang dapat diatur
ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat
melekat dengan baik dan kuat, tidak dapat berubah-ubah bentuknya lagi.
– Setelah seluruh langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus
rata, lurus dan water pass, tidak ada bagian yang bergelombang dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
– Rangka pokok digantung terhadap pelat beton dengan penggantung besi
beton Ǿ8 mm yang dipaku (fastening system) dengan palu angker
ramset/hilti ukuran Ǿ 1/2 ” setiap maksimum 1 m2 bidang langit-langit.
– Semua bahan pada saat akan dipasang harus dalam keadaan bersih dan
tanpa cacat, kerusakan akibat pengangkutan/penyisipan sepenuhnya
menjdi tanggungan Kontraktor.
– Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik
oleh struktur dan dinding sesuai ukuran dalam gambar rencana.
 Kerangka harus datar pada semua arah dan tidak melengkung.
 Penyimpanan bahan-bahan
– Letakan lembaran-lembaran gypsum, GRC dan papan yang akan dipakai
didaerah yang terlindung baik dari cuaca maupun kotoran.
– Tumpukan gypsum / GRC diatas 5 (lima) kayu penahan (alas) pada setiap
panjang lembaran. Tinggi tumpukan lembaran-lembaran gypsum/GRC
tidak boleh lebih dari 1½ meter. Tempat tumpukan harus jauh dari lalu
lintas kendaraan-kendaraan proyek yang mungkin akan mengganggu dan
harus berada dalam ruangan dan terlindung dari cuaca.

Pasal 8
Pekerjaan Sanitair
8.1. Keterangan
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti
ditunjukan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan.
8.2. Bahan
a. Closet Duduk Warna Standar

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

- Bahan porselen, produk dalam negerisetara TOTO type CW 421J/SW 420


JP), lengkap.
a. Closet Jongkok warna standar
Bahan porselen, produk dalam negeri ( setara TOTO type CE9), lengkap
dengan stop kran dan peralatan lain.
b. Shower setara merk Speed / DIVA
c. Wastafel
 Wastafel meja bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO Type
L521 V1A) lengkap dengan kran, siphon, dan perlengkapan lainnya.
 Wastafel wallhang bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO
Type LW665CJT1).
d. Kitchen Zink
 Kitchen Zink stainless steel setara San-eiuk. 1 lubang.
e. Kran stainless stell
- Kran stainless stell setara TOTO Type T23B13V7NB.
- Kran shower stainless steel setara TOTO type TX452SS.
f. Roof tank kavasitas 8 m3, jenis FRP.
g. Septic tank kavasitas 16 m3, setara Biotek.

Pasal 9
PEKERJAAN GROUTING
9.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan grouting dilaksanakan pada semua pekerjaan penutup celah yang
terjadi pada bahan metal yang tertanam dalam beton maupun pasangan bata.
9.2. Persyaratan Bahan
9.2.1. Bahan grouting harus kedap air, bersifat plastis tahan getaran dan kejutan,
kedap air, tahan terhadap minyak, olie, garam dan alkali, tidak mengandung
bahan dasar metal, bersifat korosif, bebas chlorida, tidak berkerut / non shrink,
bersifat cement based. Material setara produk POSROC, SICA.
9.2.2. Bahan harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat pada waktu
tiba di tempat pembangunan konstruksi. Jika ditemukan cacat atau rusak, maka
bahan tersebut tidak dtperkenankan untuk digunakan.
9.3. Persyaratan Pelaksanaan
9.3.1. Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan/material yang akan
digrouting yang termasuk dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu,
minyak, air dan noda maupun kotoran lainnya, peil atau elevasi permukaan
tersebut sudah disetujui Direksi Lapangan/MK.
9.3.2. Apabila dari bahan / material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
yang beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor
harus menyediakan peralatan pelindung misalnya masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
9.3.3. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli
/Supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh Kontraktor
dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Prosedur pelaksanaan harus
sesuai spesifikasi pabrik.
9.3.4. Persiapan permukaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

1). Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat terkecuali
untuk baja stainless steel, persyaratan ini tidak berlaku.
2). Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahkan terlebih
dahulu akan tetapi tidak diperkenankan ada butiran air di atas permukaan
tersebut pada waktu pelaksanaan Grouting.
9.4. Persiapan adukan grouting
1). Perbandingan komponen grouting dengan air maupun pasir serta prosedur
pencampuran dan pengadukan harus sesuai spesifikasi pabrik.
2). Selama pengadukan, air maupun pasir harus sudah disiapkan di tempat
pengadukan dengan volume cukup. Kualitas air maupun pasir harus
memenuhi persyaratan seperti diuraikan pada persyaratan pekerjaan beton
didalam buku ini.
Sebaiknya bahan Grouting dipakai habis dalam satu kali waktu pengadukan.
3). Adukan Grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah /
lubang tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan dan tidak
terbentuk rongga udara. Apabila celah / lubang berukuran kecil, pengisian
adukan grouting dapat mempergunakan corong / alat lain.
9.5. Perawatan / curing dan perbaikan
Permukaan adukan grouting harus dilindungi dari pengeringan dan pengerasan
yang terlalu cepat dengan cara ditutupi kain basah.

Pasal 10
PEKERJAAN WATERPROOFING
10.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan waterproofing meliputi pelaksanaan pekerjaan waterproofing pada
plat lantai toilet, daerah basah, talang plat atap serta bagian-bagian lain yang
dinyatakan dalam gambar perencanaan.
10.2. Persyaratan Bahan
- Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentukan seperti NI-3, ASTM-828,
ATNE, TAPP-1-083 dan 407.
- Jenis bahan yang digunakan untuk plat lantai toilet dan daerah basah, talang
plat atap, plat atap, dan bak bunga adalah coating cement base. Untuk pelat
beton dan WTP sisi luar menggunakan waterproofing jenis flintkote. Material
yang digunakan setara produk SHELL, FOSROC, SICA.
- Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta konstan.
Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang overlap.
- Perlindungan terhadap Waterproofing menggunakan screed dengan komposisi
campuran 1 PC : 3 Pasir dengan ketebalan minimum 2CM serta mengikuti
kemiringan minimum 0,5%.
10.3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Persiapan Permukaan
1). Permukaan pelat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus
benar-benar bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam
yang permanen dari tumpahan atau cipratan adukan dan dalam kondisi
kering (dalam arti kata baik kering leveling screed maupun kering
permukaan).
2). Semua pertemuan 90' atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
menutup sepanjang sudut tersebut dengan adukan kedap air 1 PC : 3 Pasir
atau seperti tercantum dalam gambar perencanaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

3). Leveling screed menggunakan campuran kedap air 1 PC : 3 Pasir dengan


kemiringan sebesar +1 %, arah kemiringan dibentuk menggunakan benang
waterpass menuju ke lubang-lubang talang dan floordrain.
4). Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus menggunakan
tulangan susut finemesh yang terpasang di tengah ketebalan screed dan
pemasangannya harus diratakan terlebih dahulu sehingga tidak melengkung.
5). Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan diratakan
permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan roskam, digosok
sedemikian rupa dengan roskam tadi sehingga gelembung-gelembung udara
yang terperangkap di dalam adukan screed dapat keluar.
6). Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen sambil
digosok lagi dengan roskam besi sehingga merata, setelah lapisan Screed
kering tidak boleh diaci.
7). Setelah kering udara ( +24 jam ), screed baru ini harus dilindungi dari
kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan
atasnya dengan goni-goni rami yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan
dijaga kondisi basahnya.
8). Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7 (tujuh) hari
dalam kondisi cuaca cerah. Untuk cuaca buruk (hujan) tidak termasuk dalam
perhitungan waktu pengeringan screed.
b. Lapisan Waterproofing
1). Lapisan waterproofing harus dipasang mulai dari titik terendah ke arah titik
tertinggi.
2). Overlap antara lapisan, minimum 65 mm dan/atau sesuai spesifikasi pabrik.
3). Pemasangan waterproofing langsung dari gulungan dengan cara yang teliti
dan merata, ditekan dengan roller secara menerus sehingga tidak terdapat
gelembung udara. Roller mempunyai berat kira-kira 35 kg dan lebar 70 cm.
Disepanjang bagian atas dilatasi, waterproofing dipasang dua lapisi.
4). Pelaksanaan pekerjaan waterproofing pada daerah talang (roof drain), harus
masuk ke dalam lubang Talang ± 10 cm.
5). Selama pelaksanaan waterproofing, harus dilindungi dari sengatan matahari
dengan menggunakan tenda-tenda.
6). Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak, apa lagi oleh
sepatu atau alas kaki yang tajam. Kontraktor harus melindungi dan
melokalisir daerah yang sudah terpasang waterproofing.
7). Pada daerah listplank beton, waterproofing harus dipasang mengikuti bentuk
listplank.
8). Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan
melanjutkan kembali setelah lokasi pemasangan benar-benar kering.
c. Lapisan Pelindung
1). Setelah Waterproofing terpasang, maka di atas permukaannya diberi
perlindungan screed (perbandingan 1 PC : 3 Pasir), setebal 3 cm dengan
menggunakan tulangan susut finemesh yang terletak di tengah-tengah
adukan screed.
2). Untuk mengatur jarak / tebal screed, harus digunakan beton decking setebal
1,5 cm setiap jarak 0,5 m.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

3). Permukaan screed ini dihaluskan dengan roskam pada saat kondisi screed
setengah kering dengan jalan menaburkan semen dan menggosoknya
sehingga licin.
4). Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum pelaksanaan
lapisan pelindung, Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran
terutama untuk permukaan horizontal pelat atap.

BAB V
PEKERJAAN MEKANIKAL

Pasal 1
SISTEM PLUMBING
1.1. Umum
a. Persyaratan Pelaksanaan
- Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang & peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
- Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara
pemasangan, kwalitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini
harus sesuia dengan Standard Internasional maupun Nasional seperti
ASTM, NFPA-12, 13 & 20 dengan senantiasa mengutamakan
peraturan/standard/persyaratan Nasional.
- Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari
persyaratan persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang
dari persyaratan yang dikeluarkannya oleh pabrik pembuatnya.
b. Kontraktor
– Yang dimaksud dengan Kontraktor dalam spesifikasi ini adalah badan
pelaksana yang telah terpilih & memperoleh Kontrak Kerja untuk
menyediakan dan pemasangan instalasi Peralatan Pemadam Kebakaran ini
sampai selesai.
– Kontraktor wajib mempelajari & memahami semua undang- undang dan
peraturan peraturan, persyaratan umum maupun suplementernya,
persyaratan pabrik pembuat, buku-buku dokumen pelelangan, bundel
gambar dan adendum serta petunjuk-petunjuk tertulis yang telah
dikeluarkan.
– Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan atau
pihak yang ditunjuk bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-
dokumen pelelangan, gambar-gambar atau hal-hal lainnya, ada yang
kurang jelas.
– Kontraktor wajib mempelajari & memeriksa juga pekerjaan pihak-pihak
lain yang dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana
sampai terjadi gangguan maka Kontraktor wajib mengerjakan saran-saran
perbaikan untuk segenap pihak.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

c. Koordinasi dengan Pihak Lain


– Kontraktor wajib koordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak
Kontraktor Sipil/Arsitek, Elektrikal, Untuk menentukan jalur pipa dsb.
– Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau disesuaikan oleh
pihak lain atau yang diberikan dari pihak lain yang termasuk dalam
lingkup instalasi ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
peralatan dan pekerjaan ini.
1.2. Penjelasan Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Air Bersih
- Pengadaan dan pemasangan secara sempurna peralatan utama yang
diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa pompa-pompa
transfer dari Groundtank ke Towertank, beserta perlengkapan, dan
Pompa Sumur Dangkal & perlengkapannya.
- Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaaan beserta perlengkapan
yang meliputi Instalasi pemipaan ke setiap titik pemakian.
- Instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik pemakian.
- Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya
closed, wastafel, urinal dan lain-lain yang sesuai dengan gambar
perencanaan.
b. Pekerjaan Air Kotor dan Air Buangan
- Pengadaan dan pemasangan peralatan beserta perlengkapan yang
diperlukan dalam sistem pembuangan air kotor dan air buangan dari
toilet dan pembuangan.
- Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closed,
wastafel, urinal, floor drain dan lain-lain.
- Pengadaan dan pemasangan Instalasi pipa air kotor dan air
buangan serta pipa ventilasi, serta kelengkapannya.
- Instalasi pipa air kotor dari closet dan urinoir di salurkan ke STP.
d. Testing / Pengujian
Mengadakan testing dan commissioning semua sistem pekerjaan yang
terpasang, sehingga berjalan dengan baik dan sempurna sesuai dengan
spesifikasi teknis.
1.3. Penjelasan Persyaratan Teknis Umum
a. Waktu Pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan
disesuaikan dengan tahap-tahap pembangunan atau disesuai dengan jadwal
yang ditentukan kemudian.
b. Material
- Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan
adalah baru bebas dari cacat/rusak material, dan menjamin
terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi
ini.
- Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi
harus diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

1 (satu) minggu setelah ditanda tangani berita acara penerimaan


barang.
- Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan
menjadi tanggungan / beban kontraktor.
c. Gambar-gambar dan Spesifikasi
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling mendukung dan tidak dipisah-pisahkan.
d. Gambar-gambar Perencanaan
- Di dalam gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk
menunjukan semua pipa-pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixture
lain secara terperinci.
- Semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh
Kontraktor, apabila diperlukan agar instalasi ini lengkap dan dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.
e. Gambar Kerja
- Gambar-gambar kerja (For Constrution) untuk seluruh pekerjaan harus
selalu berada di lapangan (site), gambar pengembangan / gambar
untuk tender tanpa persetujuan perencana tidak boleh digunakan.
- Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain
sebagainya.
- Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus
memberikan tanda-tanda dengan pinsil/tinta merah pada set gambar
atas segala perubahannya, penghapusan atau penambahan pada
instalasi tersebut.
f. Gambar Pelaksanaan
- Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail
(Shop Drawing ) untuk disetujui oleh Direksi, juga harus
menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing ) yang meliputi
denah, instalasi yang terpasang, detail pemasangan, detail peralatan
dari seluruh instalasi.
- Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang
umum berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun
1979.
g. Contoh-contoh Material
- Kontraktor wajib mengirimkan semua contoh-contoh bahan/
material, atau brosur-brosur dari alat-alat yang akan digunakan
dalam pelaksanaan, kepada direksi dan menunggu persetujuan dari
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas sebelum alat-
alat tersebut dipasang.
- Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke
kantor penyelidikan bahan-bahan atas biaya Kontraktor.
- Bila ternyata dalam pelaksanaan terdapat bahan-bahan yang
dinyatakan tidak baik/tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas, maka
Kontraktor harus mengangkut bahan/material tsb ke luar lapangan
dalam jangka waktu 3 (tiga) hari.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

h. Tenaga Pelaksanaan
- Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/ tenaga-
tenaga ahli dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan
hasil kerja yang terbaik dan rapi.
- Untuk melaksakan pekerjaan yang khusus,maka Kontraktor harus
memberikan surat pernyataan yang membuktikan / menjamin bahwa
tukang - tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut memang
mempunyai pengalaman dan kecakapan.
- Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh
pihak yang berwenang sesuai dengan domisili Kontraktor tersebut.
i. Pengamanan
- Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/ peralatan-
peralatan untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan.
- Bahan-bahan / peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus
diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.
j. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mengadakan
koordiansi dengan Kontraktor lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur,
Elektrikal, Interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.

1.4. Penjelasan Persyaratan Teknis Pekerjaan Air Bersih, Air Kotor Dan Air Buangan.
Peraturan-peraturan/Persyaratan
- Tata cara pelaksanaan danlain-lain petunjuk yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembagunan yang sah berlaku di Republik Indonesia.
- Selama pelaksanaan Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada
umumnya peraturan-peraturan berikut ini berkenan dengan pasal sebagai
berikut :
a. Perusahaan-perusahaan Air Minum Negara,tentang instalasi air.
b. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh
Direktorat Teknik Penyehatan Dit.Jen. Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum.
c. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3
(PUBB) 1956 NI-3 1963. PUBB 1969.
d. Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955. PBI-NO-2/1971.
e. Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja
harian, mingguan, bulanan dan borongan.
Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud
dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
1.5. Material / Bahan-Bahan Yang Dipakai
a. Untuk pipa-pipa jaringan Air Bersih Dingin yaitu pipa-pipa GIP kelas
Medium Produk, Spindo, PPI.
b. Untuk pipa-pipa jaringan Air Dingin yaitu pipa-Polypropylene kelas
PN.10 ProdukTorro, Wavin, SD.
c. Untuk pipa air kotor, air bangunan dan pipa vent, yaitu dipakai pipa PVC,
Product Rucika, Wavin, Pralon. Pipa PVC yang dipakai berkatagori class
AW (10 kg /cm2) JIS K 6742.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

- Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini harus
dari jenis pvc dan berasal dari satu merk pembuat dan mengikuti
standard SII
- Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik
pembuat pipa bahwa pipa yang diproduksi oleh pabrik itu
menggunakan fitting standard yang diproduksi oleh pabrik lain yang
ditentukan oleh pabrik pembuat pipa tersebut.
d. Untuk hal tersebut diatas kontraktor harus menyediakan potongan pipa
dari berbagai ukuran yang akan digunakan dan membuat contoh
sambungan (mock up) antara pipa dengan pipa, dan antara pipa dengan
fitting untuk ditunjukan kepada Direksi Pengawas dan membuat
persetujuan untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut, serta memberikan
jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut. Tebal dindingnya tidak
boleh kurang dari ukuran sebagai berikut :

Diameter dalam Tebal dinding Minimum


ø. 50 s/d 80 mm 3,15 - 4,05 mm
ø. 100 s/d 125 mm 4,5 - 5,4 mm
ø. 150 s/d 200 mm 5,4 - 6,4 mm
ø. 200 s/d 250 mm 6,4 - 8,3 mm
ø. 250 s/d 300 mm 3,15 - 4,05 mm
1.6. Pengujian
a. Pengujian sistem pembuangan air kotor dan air buangan.
- Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang
yang dapat ditutup (Plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi
dengan air sampai dengan lubang vent tertinggi.
- Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan tersebut di
atas, untuk jangka 24 jam dan penurunan air selama waktu tersebut
tidak ada penurunan.
- Apabila pemilik menginginkan pengujian lain di samping pengujian di
atas, Kontraktor harus melakukannya tanpa tambahan biaya.
b. Pengujian Sistem Distribusi Air Bersih
- Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus
diuji dengan tekanan 1,5 kali tekanan kerja untuk pipa sanitary tanpa
mengalami kebocoran dalam waktu 24 jam terus menerus dengan
penurunan tekanan maksimum 5 % dari harga tersebut.
- Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi
bagian dari panjang pipa maximum 100 meter.
- Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
- Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh
Konsultan MK/Konsultan Pengawas, selanjutnya apabila telah
diterima/memenuhi syarat akan dibuatkan Berita Acaranya.
1.7. Sistem Pemipaan
a. Sistem Penyambungan Pipa
Pipa Air Bersih :

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

- Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain


dari bahan yang sama, sedangkan untuk bahan pengikatnya
digunakan lem/solvent cement.
- Untuk pipa dengan dia. 2 inch atau lebih kecil menggunakan Solvent
cement.
- Untuk pipa dengan dia. 2 inch atau lebih besar menggunakan
Rubber-ring bell and spigot.
e. Pipa-pipa dalam Tanah
- Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm
untuk pipa 4" ke bawah dan 80 - 100 cm untuk pipa 5" ke atas.
- Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh
panjang pipa terletak tertumpu dengan baik.
- Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa sambungan tidak boleh
diletakan pada lubang-lubang yang sama.
- Setelah pipa terpasang pada lubang galian dan setelah diperiksa oleh
Pengawas yang ditunjuk, semua kotoran dibuang dari lubang galian
ditimbun kembali dengan pasir urug atau tanah bekas galian atau
dengan bahan yang ditentukan Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas dengan izin yang disetujui.
- Patokan / pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah
diukur dari garis tengah pipa (as pipa) sampai kepermukaan jalan /
tanah asli atau bila tidak akan digunakan ketentuan-ketentuan
persyaratan minimal menurut buku petunjuk untuk dalamnya
galian.
- Pipa diletakan diatas landasan pasir yang tidak dipadatkan dengan
posisi sesuai dengan ‘ line & grade ‘ yang tertera pada gambar.
- Landasan pasir dibawah pipa dibuat setebal 19 cm dan pada posisi
tepat dibawah sambungan harus diletakan alur berukuran 5 x 15 cm
sehingga pipa memperoleh tekanan secara merata.
- Urugan pasir dilakukan pada sisi pipa sampai setinggi setengah pipa
dan pasir dipadatkan dengan alat penimbris dari kayu dan selama
pekerjaan berlangsung pipa harus tetap pada posisi semula tidak
diperkenankan adanya pergeseran.
- Urugan selanjutnya dengan mempergunakan tanah urug dan
dipadatkan secara merata dengan tanah urug seperti pada persyaratan
pekerjaan sipil.
- Pemadatan hanya boleh dilakukan pada sisi sebelah-menyebelah pipa
saja.
- Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam.
f. Pengecatan
- Untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna
atau cat yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
- Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda
warna/cat pada setiap jarak ñ 4 m pada pipa-pipa induk begitu pula
pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan.
g. Warna Cat Pipa
Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

- Untuk jaringan pipa air bersih dipakai warna biru.


- Untuk jaringan pipa air kotor dipakai warna hijau.
- Untuk jaringan pipa air buangan dan drain dipakai warna abu-abu.
- Untuk jaringan pipa yang expose tanda-tanda berupa arah panah yang
menunjukan arah aliran (warna arah panah berwarna putih).

1.8. Schedule Peralatan Air Bersih


1. Pompa Suplai (Deep Well)
Type : Submersible Pump Direct Coupled with Electro Motor
Kapasitas :200 lpm
Jumlah Unit : 1 Unit
Head : 100 m
Motor Rated : 5,7 kw ; 380 V/3 Phase/50 Hz
Shaft Seal : Mechanical `
Efisiensi : Minimum 60%
Impeler : Stainless Stell
Produk : Groundfos
2. Roof Tank (RT)
Type : Cubical Fiber Tank (Panel)
Kapasitas : 6 m3
Material : FRP

1.9. Sistem Air Limbah


a. Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara
lain adalah sbb :
1. Perpipaan
2. Penyambungan dengan peralatan Plambing
3. Floor Drain
4. Clean Out
5. Roof Drain
b.Perpipaan
1. Umum
- Macam perpipaan air limbah adalah, Air Hujan, Air Limbah Saniter,
Limbah Dapur.
- Jenis pipa lihat "SPESIFIKASI PERPIPAAN".
1. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal,
Lavatory, dan Floor Drain, sampai saluran halaman melalui septik tank.
2. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain diatap dialirkan
kedalam sumur resapan sebelum dialirkan kesaluran kota. Khusus fitting air
hujan mempergunakan cast iron.
c. Sumur Resapan
1. Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang
berasal dari pipa riser sebelum dialirkan over flow nya ke selokan kota.
2. Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
2. Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan
sumur rembesan akan merupakan pekerjaan divisi sipil/ konstruksi.
3. Konstruksi sumur rembesan antara lain sbb :
 Dasar sumur berupa batu kerikil

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

 Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau
beton blok berlubang.
 Tutup dibuat dari plat beton/ plat baja.
 Diantara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai
gambar.
4. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik didaerah yang mempunyai
lapisan pasir kasar, maka bidang rembesan harus berada dilapisan pasir
kasar.
d. Floor Drain
1. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved
type dengan 50mm Water Seal dan dilengkapi dengan U-trap.
2. Floor Drain terdiri dari:
 Chromium plated bronze cover and ring.
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with
flange for water prooving.
3. Floor drain harus mempunyai ukuran utama sbb :
Outlet Diameter Cover
2” 4”
3” 6”
4” 8”
e. Floor Clean Out
1. Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening
Waterprooved Type
2. Floor Clean Out terdiri dari:
 Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange
for waterprooving.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet
sehingga mudah dibuka dan ditutup.

f. Roof Drain
1. Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproove.
2. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang
pipa bangunan.
3. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
 Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange.
 Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
 Bitumen Coated cover dome type.
g. P Trap
P" TRAP yang digunakan disini harus jenis single inlet. Tinggi Air minimum
pada Trap 8 cm.
P" TRAP yang digunakan disini harus dibuat dari PVC class 5 kg/cm2.
Pemasangan P" TRAP pada setiap FD kamar mandi dan pada jalur utama pipa
buangan air limbah yang menuju bak sewage.
h. STP (Sewage Treatment Plant).
1. STP menggunakan system pengolahan dengan menggunakan bakteri
pengurai.
2. Bahan STP dapat terbuat dari fiber glass.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

3. Sistem kerja STP yaitu air limbah yang masuk harus dapat terurai
dengan menggunakan bakteri pengurai sehingga air yang dihasilkan
dari dalam STP tersebut layak untuk untuk dibuang ke saluran kota.

BAB VI
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pasal 1
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1.1. Prinsip Penyediaan Daya Listrik
Sumber daya listrik bagi kompleks gedung diperoleh dari jaringan tegangan
menengah PLN dengan daya terpasang sebesar klasifikasi 410 KVA.
Dari jaringan tegangan menengah 20 kV PLN, daya dari PLN tersebut disalurkan ke
transformator tiang (supplu PLN) distribusi 20 kV / 400 V berkapasitas 480
KVAuntuk digunakan dari daya bertegangan menengah ke LVMDP dan panel ukur
(kwh meter).
Didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya / penerangan
kompleks gedung secara radial.
Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase -
empat kawat 220/380 V mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman).
Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator
berkapasitas 500 kVA antara sumber daya PLN dengan diesel-genset diberikan
fasilitas interlock (outomasic tranfer switch).
1.2. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik
sebagai stiatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera
pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /
pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan /
instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta
serah terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan
yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat
teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan
harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar
yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat Khusus
Teknik atau gambar dokumen.
Pekerjaan ini meliputi:
1) Pekerjaan dari gardu PLN sampai dengan Gardu Konsumen / Ruang Trafo
 Pengadaan dan pemasangan kabel N2XSEFGbY dari gardu PLN ke Gardu
Konsumen / Cubicle Ruang Trafo.
 Pengadaan dan pemasangan Cubicle Incoming / Outgoing, Cubicle
Metering, Cubicle transformator dan Trafo daya.
 Pengadaan dan pemasangan LVMDP.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

 Seluruh pekerjaan tersebut diatas lengkap dengan peralatan


danaksesori pengamanannya.
 Pekerjaan dapat diterima setelah adanya komisioning dari PLN.
 Pekerjaan di Ruang Genset & Panel Utama
2) Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah jenis
NYY dan NYFGbY yang menghubungkan :
 Dari LVMDP ke MDP (kabel daya).
 Dari LVMDP ke Sub-sub Panel Bangunan (kabel daya).
 Dari panel utama (MDP) ke Sub Panel Kecil (kabel daya).
 Dari Genset ke LVMDP (kabel daya) & dari AMF ke panel utama
(kabel kontrol dari jenis NYYGY ukuran 4x2,5 sqmm).
 Dan kabel daya lainnya.
3) Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kabel) yang
diperlukan.
 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan daya (stop
kontak), lengkap dengan armatur, powel receptacle outlet, panel-
penel daya / penerangan dan alat-alat bantu yang diperlukan.
 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, baik
pentanahan sistem listrik maupun badan (body) peralatan listrik.
4) Pekerjaan di dalam Gedung-gedung.
 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya
/penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan
kabel/konduktor pentanahan netral / badan panel.
 Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk
penghubung antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya
menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa dll).
 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop
kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.
 Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan.
 Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap
dengan material bantu yang dibutuhkan.
5) Pekerjaan di luar Gedung
 Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi
daya.
 Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar/taman,
termasuk lampu sorot bangunan.
1.3. Gambar-Gambar
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik
yang di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi
tertentu lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan
kondisi lapangan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal dan kontrak lainnya


haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada Ahli, Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan atau pihak lain
yang ditunjuk untuk itu.
1.4. Ketentuan-Ketentuan Instalasi
1) Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop
kontak), saklar, kotak-kotak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel,
alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk
mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya
tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.
 Kotak-kotak (doos) Outlet.
1) Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL 2000,
AVE atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single /
multi gang box empat persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus
dipasang dengan baik dan benar.
2) Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di
tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan
ukuran conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi kurang dari
ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
3) Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus
dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
 tempat-tempat yang kena matahari.
 tempat-tempat yang kena hujan.
 tempat-tempat yang kena minyak.
 tempat-tempat yang kena udara lembab.
 tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
4) Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.
 Saklar dan Stop Kontak
1) Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptables outlet harus galvanized steel dan tidak
boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan
tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak
multi gang untuk lebih dari dua peralatan.
2) Cara Pemasangan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating


minimum 10A / 250V. Saklar pada umumnya dipasang rata
terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada
ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm (diruang basah dan pantry) dan 30 cm (selain di
ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai yang sudan selesai
(finish) sesuai petunjuk Konsultan MK/ Konsultan Pengawas.
Saklar dan stop Kontak setara produk dari Panasonic, Clipsal
Legrand.
3) Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V.
Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000
dan diberi saluran pentanahan.
4) Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.
 Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan
dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan
peralatan.
1) Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL 2000, IEC, VDE, SNI dan LMK untuk pengganguan sebagai
kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus
seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat
banyak dan di pilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang
kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan
ukuran 1,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk
kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam
konduit atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem /
diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk
instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40 %.
Kabel merek Supreme, Tranka, Kabelmetal, Kabelindo.
2) Kabel Tanah Tegangan Rendah

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan


PUIL 2000, IEC, VDE, SNI, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel
instalasi yang ditanah langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 keatas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2.
Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah (direct burial)
harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan
dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan
menengah 20 kV.
Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus
dilakukan dengan alat penyambung khusus (jointing kit) tegangan
rendah jenis epoxy resin-cold pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga
yang benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan
mengikuti anjuran.
Pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil
penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat
isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merek Supreme, Kabelmetal, Kabelindo. Dan jointing kit setara
produk dari Raychem, 3M.
3) Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk
extension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai
dari sambungan panel daya ke saklar dan titik cahaya serta stop
kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop
kontak harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC high-
impact heavy gauge
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2,
kecuali tercatat lain.
Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang
panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak
pertama harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2
(kapasitas hantar arus minimum 20 A).
4) Splice / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun
sambungan-sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar
dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat
secara elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis
compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau
sambungan, konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung
dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas
oleh getaran.
5) Kabel Kontrol

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel


kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari
tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating
tegangan sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum
2,5 sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi
yang memuaskan dari peralatan yang di kontrol, dengan
pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan
sebagainya.
Kabel merek Supreme, Kabelmetal, Kabelindo.
6) Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu
dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut
anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
 Pemasangan Kabel
1) Pemasangan di Permukaan
– Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan
Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high - impact
heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-langit
dengan klem pendukung yang sesuai. Pendukung-pendukung
tersebut harus di cat dengan cat anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajat dengan rapi dan
teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali 0 kabel).
Konduit setara produk dari Clipsal, Ega.
– Kabel Daya Penghubung Antar Panel
Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable tray, di klem pada cable
tray dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel). Pemasangan
cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi
dan digantung atau disangga secara kokoh dengan penggantung
/ penyangga besi yang di klem ke plat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus
menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi
penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel
yang dipasang horizontal maupun vertikal. Peralatan penunjang
tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan
kabel tersebut.
– Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor Pompa.
Jenis Kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di
dalam konduit metal tahan karat (galvanized / white metal
conduit) yang diletakkan diatas pelat lantai. Setiap pipa konduit
berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan faktor
pengisian 40 %.
Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju motor, kabel
ditarik ke terminal motor flexiblemetal konduit yang juga tahan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

karat. Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan ukuran


pipa konduit dan disambung dengan cara sedemikian rupa,
sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga penyambungan
pipa fleksibel terhadap box terminal motor.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh
konduit fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu
kepada Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
untuk disetujui.
– Pemasangan di Permukaan.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam
dinding harus diletakkan didalam konduit PVC high impact heavy
gauge dengan ukuran minimum ¾".
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus
dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
– Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.
2) Penggunaan Warna Kabel
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan
fasa, netral dan non harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh
PUIL 2000, yaitu :
– Sistem Tegangan 220 V, 1 fase :
hitam : fasa
biru : netral
kuning/hijau : pentanahan
– Sistem Tegangan 220 / 380 V, 3 fasa :
merah : fasa R
kuning : netral S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
Kuning/hijau : pentanahan (G)
3) Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada diatas
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung lain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang
memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.
4) Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi
harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap
dinding atau langit-langit.
 Kabinet Panel Daya
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum
1,7 mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2
mm untuk jenis floor standing, kecuali yang sering kena basah / hujan,

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau
konstruksi khusus.
Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya
menurut kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel harus
ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang,
mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya.
Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan baik,
rapi dan benar.
1) Finishing
Semua rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik
seluruhnya harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime
coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan
warna cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
Pengecatan harus tanah karat, dikerjakan dengan cara galvanized
cadmium plating atau dengan zinc chromate dan di cat dengan cat
akhir sistem bakar (oven).
2) Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci
untuk setiap kabinet harus dari tipe "common key", sehingga kunci
untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet
harus disediakan dua anak kunci.
3) Tinggi Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di
dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung pada
tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu /
penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang,
sekalipun tidak tertera pada gambar.
 Sistem "Race Way"
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi kabel.
1) Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE,
PUIL 2000 dan lain-lain.
0 minimum konduit adalah %" menurut ukuran pasaran dengan
faktor pengisian kabel maksimum 40 %.
2) Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan
PVC high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan
BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari
jenis heavy gauge galvanized welded steel yang memenuhi
persyaratan BS 4568 : part I & II class 4.
3) Pemasangan
– Race Way yang ditanam di Dinding.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan


dengan jalan membobok beton dengan pahat. Kedalaman dan
lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan
ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor
diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi
semula.
Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung
konduit harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau
kotoran-kotoran lainnya.
– Race Way yang dipasang di Permukaan.
Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus
dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding, struktur atau
permukaan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit. Apabila
beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit,
harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar. Ujung-
ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan
kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi
dengan plat kuningan yang sesuai.
Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-
fitting, klem dan lain-lain harus di galvanisir atau di cat tahan
karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari
permukaan korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus
di cat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagi sesudah
dipasang dengan warna yang ditentukan oleh
KonsultanMK/Konsultan Pengawas.Untuk mempermudah
pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan
warna sebagai berikut:
 Pipa penerangan dan daya - orange
 Pipa telepon - hijau
 Pipa fire alarm - merah
 Pipa tata suara - kuning
– Race Way yang di pasang di Dalam Tanah.
Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil,
harus mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah
luar sebelum dipasangkan diatas race way tersebut diberi patok
petunjuk.
Pipa / race" way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang
memenuhi standar SNI.
– Race Way Melintas / Menembus Dinding.
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit
dan lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga
tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air) api dan
asap.
– Cable Trench.
Kedalaman parit kabel (cable tranch) untuk penanaman di
bawah tanah minimal 80 cm dari permukaan. Bila bersilangan
dengan saluran lain, misalnya saluran air, cable trench harus
ditanam setelah pengerasan tanah.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan


setelah pengerasan badan jalan atau bila sebelumnya harus lebih
dari 110 cm atau atas persetujuan Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
– Konduit Logam Flexibel Tahan Air
Konduit logam flexible yang tahan air harus dipakai pada kondisi
di mana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau
penempatan dalam atmosfir yang korosif, lembab atau berupa
minyak, termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel
masuk ke terminal motor pompa.
Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari polivinyl
chlorida (PVC) harus menonjol pada inti baja yang flexibel.
Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan
pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki oleh race way
/ konduit ini.
– Pengakhiran dan Sambungan.
Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box
cabinet dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating
insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau "fire minded"
yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan
tidak mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari race way.
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari
jenis yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi
dengan sistem penguncian interlock compressed.
– Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar
dari tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara
efektif).
Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik
yang terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath / armour),
konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur,
saklar dengan metal harus dihubungkan dengan konduktor
kontinyu untuk pentanahan.
Penggunaan conduit metal sebagai satu-satunya konduktor penta-
nahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersediri
yang terbuat dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6
sqmm dan dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan
konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung
mekanis yang disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut:
• Pentanahan netral transformator maksimum 1 ohm.
• Pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.
• Pentanahan netral generator maksimum 2 ohm.
 Cable Tray
1) Bahan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang


(perforated) dari bahan besi lunak dengan sisi-sisi di tekuk ke
dalam dengan ketebalan pelat tidak kurang dari 2,0 mm.
Keseluruhan permukaan cable tray harus digalvanisir.
Cable tray setara produk dari, Tri Abadi, Interack, Sims Tray.
2) Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang menggantung, penggantung cable
tray harus dibuat dari batang besi lunak yang digalvanisir
dengan 0 minimum 6 mm ujung penggantung di ulir untuk
memungkinkan pengaturan levelling cable tray. Ukuran
penyangga dan penumpu (bracket) harus dipilih agar
menghasilkan penyangga / penumpuan yang kokoh.
 Underfloor Cable Duct.
1) Bahan
Underfloor cable duct yang digunakan harus dari bahan
pregalvanized steel terdiri atas dua kanal, lebar 120 mm + 70
mm (total lebar 190 mm) dan tinggi 28 mm. Tebal pelat tidak
kurang dari 1,5 mm. Keseluruhan cable duct harus digalvanisir.
Satu kanal akan digunakan untuk kabel daya jenis NYM 3 x 2,5
mm2 (kanal lebar 120 mm) dan kanal lainnya (kanal lebar 70
mm) akan digunakan untuk kabel data komputer jenis UTP-Cat
5E dan atau UTP-Cat 6 (Gigabit Ethernet) bersama dengan kabel
telepon jenis ITC 2 x 2 x 0,6 mm2 (2 pairs).
Pemasangan duct harus dilengkapi dengan alat bantu yang
diperlukan, antara lain U-bracket, duct connector dan end cover
serta pentanahan. Keseluruhan alat bantu tersebut harus dari
bahan pregalvanized steel.
Cable duct setara produk dari Spektra type CD 7.7-2.
2) Intersection Box
Box base dari intersection box yang digunakan harus dari bahan
pregalvanized steel dengan bukaan 4 (empat) arah yang sesuai
dengan pemasangan underfloor duct yang digunakan (lebar 2 x
70 mm dan tinggi 28 mm). Tabel pelat tidak kurang dari 1,5
mm. Ukuran box base 270 x 170 mm.
Frame dari intersection box harus dari bahan die-cast
aluminium dengan ukuran 200 mm x 110 mm.
Setiap intersection box harus dilengkapi dengan base plate
untuk pemasangan 2 (dua) buah stop kontak, 1 (satu) buah
female socket RJ-45 untuk saluran data computer dan 1 (satu)
buah female socket RJ-11 untuk saluran telepon.
Cover dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium
yang dilengkapi dengan engsel. Ketebalan cover harus cukup
menahan beban pada saat ditutup.
Intersection box setara produk dari Spektratype SS.
 Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.
1) Umum
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit
breaker, indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

operasi yang sempurna dari segenap sistem dan peralatan-


peralatannya.
Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki
pengalaman yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan
panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama paling
sedikit 3 tahun.
Penawaran harus meliputi reference list sebagai suatu bukti. Panel
Case/Box setara pruduk dari Indo Panel, Duta Panel, Jefta Simetri.
2) Panel-Panel
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali
ditentukan lain.
Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung
harus direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai
dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau
penambahan seperti disyaratkan di bawah ini:
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-front,
terbuat dari plat baja (metal cled).
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja
struktur atau rangka profil baja yang diperkuat dan dilas, sehingga
kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta
thermal akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1
detik).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas
dan sisi-sisinya dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas. Panel
harus bisa dicapai dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.
Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang
tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu untuk
rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada sisi
belakang dari penutup yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres)
ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang
mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam
standar VDE/IEC untuk peralatan yang tertutup.
Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai
konstruksi sekrup (screwed on / bolted on).
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan
sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan air.
Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.
3) Pull Box
Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi
pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian yang
cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board pada
bagian atasdari switch board.
Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus dari bagian-
bagian yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box harus terdiri
atas papan asbestos atau bahan tanah api yang sempurna.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Kabel manuju individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-


lubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini.
Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur
harusbisa dilepas dengan mudah supaya memungkinkan
pembuatan lubang-lubang untuk konduit kabel yang diperlukan.
Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa,
sehingga terhindar kemungkinan terjadinya loncatan bunga api (arc
proofing).
Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan
ventilasi dan pemasangan peralatan circuit breaker yang bisa
dipindah-pindahkan bilamana perlu.
4) Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti di
tunjuk dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh
bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain
harus diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah
pemeriksaan bangunan (konstruksi).
Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus
dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung-singkat
yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur
untuk menjamin daerah kontrak yang baik.
5) Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch
machine. Untuk menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang
tersebut. Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga
dilubangi (di-punch).
6) Papan Nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan
papan nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan
pemutus daya dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara
pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari
pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya. Keterangan
mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.
Mini diagram berwama biru harus dipasang pada pintu, lengkap
dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen
tersebut.
7) Cadangan Sambungan di Kemudian Hari
Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan-
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan,
terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya,
untuk peralatan yang dipasang di kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan di kemudian hari dapat berupa
peralatan baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontraktor dan
lain-lain.
1) Jenis Armature
– Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-


lag untuk meniadakan efek stroboskopis.
Perlengkapan lain seperti pemegang lampu harus memenuhi
standar PLN / SNI / LMK.
– Lampu Taman
Bentuk lampu taman sesuai dengan gambar rencana lengkap
dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang box
berisi fuse 2 A dan terminal penyambung kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu tanam adalah NYM 3
x 2,5 mm2 dengan salah satu inti kabel dipasang ke badan
metal lampu untuk pentanahan.
– Lampu Sorot (Flood Lighting)
Armatur lampu sorot dari jenis outdoor type yang tahan panas,
tahan cuaca (tahan korosi), baik untuk badan maupun kaca
pelindung armatur.
Badan armatur (armature housing) dan penutup belakang
(rear cover) terbuat dari high pressure die-cast allumunium
dengan kandungan tembaga yang rendah.
Reflektor terbuat dari allumunium yang dipoles mengkilat, kaca
tahan panas setebal 5 mm dari jenis thoughened glass plate
dengan gasket karet silikon sehingga keseluruhan armatur
mempunyai derajat perlindungan IP 55. Jenis lampu yang
digunakan adalah HPI-T 400W.
Pemasangan armatur lengkap dengan pondasi dan rangka/
sangkar pelindung armatur dari besi beton 0 6 mm yang
dicat hitam dilengkapi dengan engsel dan padlock (gembok).
– Lampu Darurat
Untuk armatur darurat digunakan emergency kit dengan
kapasitas penyalaan batere minimum 2 jam. Jenis batere yang
digunakan harus NiCd atau NiMH, yang diletakkan di dalam
armatur bersama dengan emergency kit board.
Mode operasi lampu darurat adalah automatic. Dimana listrik
mati secara otomatis lampu akan menyala.
Tegangan kerja armatur adalah 220 V, 50 Hz.
2) Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang
disetujui Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-
bahan yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa,
sehingga betul-betul lurus.
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian
fixture dan permukaan-permukaan di sebelahnya.
Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan,
peralatan tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada
dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan


perlengkapannya harus menyala secara lengkap.
2) Peralatan Instalasi Tegangan Menengah.
1. Kabel Daya Tegangan Rendah (PUTR)
Kabel daya instalasi tegangan menengah yang digunakan meliputi kabel
tegangan menengah jenis kabel N2XSY dan N2XSEFGby, accessories,
peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang perlu untuk
melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari
semua sistem instalasi tegangan menengah.
 Syarat-syarat
Kabel tegangan menengah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL 2000, IEC, VDE, SNI, dan LMK untuk
penggunaan sebagai kabel instalasi daya tegangan menengah 20
kV.
Kabel ex SUPREME atau setara (4 besar)
Kabel harus memiliki karakteristik listrik sebagai berikut:
Insulation shealth : XLPE
Conductor : Compact circular stranded copper
conductor
Screen : Cu tape + polyerser binder
Outer/inner sheath : PVC
Rated voltage : 12 / 20 kV
Test voltage : 30 kV / min
Sebelum pemesanan kabel dan alat-alat bantu lainnya yang akan
digunakan, harus diajukan sertifikat pengujiannya terlebih
dahulu kepada Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
 Terminasi dan Penyambungan Kabel TM.
Kebel tegangan menengah akan masuk ke dalam panel TM
(MVMDP) melalui bagian bawah panel.
Untuk itu sistem terminasi panel harus sesuai dengan kebutuhan
ini.
Terminasi kabel daya tegangan menengah ini harus dilakukan
dengan silicone rubber terminator kit-cold pour system.
Pemasangan terminasi harus oleh tenaga yang benar-benar ahli
dan dilakukan sesuai dengan anjuran pabrik pembuatnya.
Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam tanah, harus
dilakukan dengan alat penyambung khusus (jointing kit)
tegangan menengah jenis epoxy resin - cold pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh
tenaga yang benar-benar ahli dengan cara dan metode
penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit
yang digunakan sehingga diperoleh hasil penyambungan yang
andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi
dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Resin yang digunakan harus dari jenis penuangan dingin (cold
pour) dengan waktu pengerasan yang singkat, tanah
kelembaban, mempunyai nilai isolasi yang tinggi, mempunyai

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

ketahanan mekanis yang tinggi dan mampu menempel dengan


baik pada peralatan-peralatan penyambungan / terminasi.
Sifat-sifat resin paling tidak adalah sebagai berikut:
– specific gravity : 1.113
– volume shrinkage : 2,6 %
– tensile strength : 550 kg/cm2
– hexural strength : 850 kg/cm2
– impact strength : 10 cm kg/cm2
– impact strength w/notch : 7,5 cm kg/cm2
– thernal expension coefficient: 70 x 10-4 mm/mm/c
– heat distorion point: 50 °C
– surface resistivity w/o preparation : 7,1 x 1013 ohm
– surface resistivity after 24 hr water immersion
: 1,3 x 1013 ohm
– volume resistivity
– measured at noon temperature : 3,0 x 1015 ohm cm
– measured at 50 °C : 2,0 x 1015 ohm cm
– measured at 80 °C : 1,0 x 1014 ohm cm
– measured after 24 hr immersion :10 x1014 ohm cm
– dissipation factor
– measured at noon temperature : 0,026
– measured at 50 °C : 0,026
– dielectric contant
– DIN 16946/1 + 53483 : 3,30
– measured at noon temperature : 3,45
– measured at 50 °C : 5,15
– dielectric breakdown 1 mm : 55 kV
– dielectric at actual thickness of 0, 26 mm:88 kV/mm
– electrolityc corrosin : 0,38 %
– water absorption after 4 days immersion : 0,52 %
– endurance temperature (thermal stability)
based on 25,000 hrs : 125 °C
– resistance against dilluted acid : very good
– resistance against dilluted alkalis : very good
Terminasi setara produk dari RAYCHEM 5
2. Panel Tegangan Rendahh (LVMDP)
Panel LVMDP yang digunakan di dalam power house (ruang panel LV)
merupakan suatu susunan sel-sel panel yang terdiri atas bagian

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

imcoming feeder, kapasitor, dan outgoing dan dari transformer dengan


protection arester.
Panel ini harus dibuat untuk memenuhi hal-hal sebagai berikut:
• Menjamin kelangsungan pelayanan daya.
• Menjamin keselamatan operator.
• Memberikan kemudahan operasi & perawatan yang minimum.
• menjamin kemudahan instalasi dan menyederhanakan pekerjaan
sipil.
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh panelLV ini antara lain :
 Standar
1) Panel tegangan menengah harus dirancang, dibuat dan
diuji berdasarkan rekomendasi-rekomendasi/ standar-standar
berikut:
– IEC129, 265, 298, 420 dan 694
– BS5227
– Standar PLN
– PUIL2000
– VDE 0670 parts 2,3,6 dan 1000
– NFC644000
– SEN 362103
– NEN 10298
2) Sertifikat pengujian dari LMK-PLN (Lembaga Masalah
Kelistrikan - PLN) terhadap panel tegangan menengah
harus dilampirkan pada saat panel tiba di lokasi proyek
adalah merupakan tanggung jawab Kontraktor untuk
memahami rekomendasi-rekomendasi dan standar- standar
tersebut.
3) Setiap penggantian atau perubahan peralatan panel agar
memenuhi rekomendasi-rekomendasi dan standar-
standardiatasadalahmutlakdiluar tanggung jawab Pemberi
Tugas.
4) Pada umumnya persyaratan yang dibuat di dalam spesifikasi
teknisini adalah berdasarkan IEC. Standar atau rekomendasi
yang setarasebagaimana di daftarkan diatas dapat digunakan.
 Bahasa dan Unit Satuan
Dalam pengajuan shop drawing dan as built drawing, Kontraktor
kendaknya menggunakan bahasa Indonesia dan atau bahasa
Inggris dengan satuan ukuran / dimensi dalam sistem MKS.
 Kondisi Lingkungan
Panel dan peralatan harus dirancang dan dibuat berdasarkan
kondisi lingkungan berikut
– altitude : kurang dari 1.000 m
– temperature : abs. Maks. 37,7°C
abs. Min. 19,0°C
Temperatur disain maksimum haruslah 40°C relative humidity.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Peralatan listrik harus tropicalized dan harus bisa beroperasi dengan


baik pada kelembaban 100 %.
 Persyaratan Konstruksi.
1) Jenis Panel.
Panel merupakan indoor, metal enclosed, free standing type
yang sesuai untuk dipasang di dalam power house.
2) Tingkat perlindungan.
Tingkat perlindungan panel terhadap kejutan listrik dan
benda asing sesuai dengan IEC 529 dan DIN 40050 sebagai
berikut:
– bagian tegangan menengah tanpa HRC fuse dan sealing
ends paling tidak IP 65.
– bagian tegangan menengah dengan HRC fuse dan
conventional sealing ends paling tidak IP 31.
 Compartment.
Ruang untuk PUTR cable connection harus disusun dalam
bagian/ruang yang dipasang dengan metal atau isolator
pemisah sehingga membentuk ruang-ruang sebagai berikut:
– ruang incoming feeder :
 PLN
 Genset
– ruang cable connection.
 Sistem Pentanahan.
Saklar pentanahan ditempatkan didalam ruang kabel dan
dioperasikan dari depan panel.
Kecepatan gerak dari saklar tidak tergantung dari kecepatan
gerak tangan operator.
Fasilitas pengunci padlock harus diberikan untuk mengunci
kontak pentanahan pada kedua posisi (open dan close)
Posisi dari kontak pentanahan harus tampak dengan jelas dari
depan panel.
 Fasilitas Interlock
Panel harus dilengkapi dengan fasilitas interlock secara mekanis
untuk menghindari kesalahan-kesalahan sebagai berikut:
– menutup kontak pentanahan bila LBS dalam posisi pelayanan
– menutup LBS bila kontak pentanahan dalam posisi menutup
– dapat dibukanya pelat penutup ruang fuse pada saat
feeder
transformator belum ditanahkan (untuk keperluan
penggantian
HRC fuse) dan sebelum handel LBS dilepas.
– LBS untuk transformator dapat dioperasikan kembali
tanpa
menutup kembali ruang fuse.
– Dapat dibukanya pelat penutup ruang LBS untuk feeder
incomer

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

sebelumn LBS yang bersangkutan diposisikan pada pentanahan.


 Capacitive Voltage Devider
Capacitive voltage devider dipasang dekat kontak pentanahan,
dihubungkan dengan lampu indikator dari potensial tester yang
ditempatkan di bagian depan panel.
 Pelat Penutup Panel
Panel dilengkapi pelat penutup bagian depan untuk masing-
masing ruang (ruang kabel, ruang fuse dan ruang LBS) secara
terpisah, sehingga pembukaan penutup tersebut cukup dilakukan
untuk ruang yang diperlukan.
 Ventilasi
Panel harus mempunyai ventilasi secara natural, atau dengan
cara lain harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
Setiap hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam hal
pendinginan tersebut, harus diberitahukan dengan jelas
kepadaDireksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
 Pabrikasi
Panel harus sudah dirangkai di pabrik pembuat kecuali bila tidak
memungkinkan dari segi pengangkutan, bisa dipisah-pisah sesuai
dengan kebutuhan untuk perangkaian kembali di lokasi secara
mudah dan singkat.
Panel setara produk dari Schneider, Merlin Gerin, Siemens.
3. Karakteristi Listrik
 Operasional voltage : 400 V
 Rated voltage : 380/220 kV
 Insulated voltage level 50 Hz, 1 minute : 23 kV rms
 impulse 1,2/50 us: 125 kVp
 short time (1 second) witstand current transformer feeder: 10 kA
 electrodynamic witstand current: 36, 5 kA
 rated current transformer feeder: 200 A
 rated s-c making current transformer feeder: 25 kA
 phase : 3
 tabel pelat panel: min 2,5 mm
 in/out going cable entry : bottom
4. Load Break Switch (LBS)
LBS harus bermedia pemutusan bunga api SF6 yang tidak
memerlukan pemeliharaan khusus dan mempunyai ketahanan listrik
yang tinggi.
Enclosute harus dari jenis yang dirancang /'sealed for life"
sebagaimana disebutkan dalam standar IEC dengan kebocoran
dibawah 0,1 % per tahun
Ketahanan tersebut paling tidak 20 tahun.
Pengoperasian LBS secara manual dengan handal yang dipasangkan di
bagian depan panel (front drive).

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

LBS harus dilengkapi dengan shunt trip solenoid 220 V, 50 Hz yang


akan dihubungkan dengan saklar gangguan transformator melalui
DGPT-2.
LBS harus mempunyai indikasi positive break, sebagaimana
disebutkan di dalam IEC 129.
Karakteristik lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
 opening time : 50 ms
 closing time : 80 ms
 arcing time : 12 ms
 mechanical endurance : 10,000 operation
 electrical endurance :
 100 breaking operation at in (pf = 0,7)
 3 breaks at 7 x fuse rated current (pf = 0,2)
5. Genset
Kapasitas & Type
Kapasitas Genset 500 KVA, sebanyak 1 (satu ) unit, Type Frame,
Dari jenis Open, Rotasi 1500 Rpm, Voltage 230 V – 380 V, 3 Phasa
Dengan Panel Kontrol Genset ( PKG ), Capasitor Bank 150 KVA, c/w
6 X 25 Kvar , Genset dari Merek , Diesel :Cummin, Perkins dan
Alternator : AVK , Stanford
6. Transformator Daya (oleh PLN)
 Kapasitas dan Type
Kapasitas transformator daya sebesar 630 KVA, sebanyak 1 (satu) unit
pemasangan dalam ruangan (in door), transformator harus buatan
pabrik dalam negeri seperti Trafindo,Unindo, setara.
 Karakteristik sistem
– Fasa : 3 Phasa
– Frequensi: 50 Hz
– Daya hubung singkat: 500 MVA
– Isolasi tegangan kumparan primer: 24 KV
– Tegangan test impuls : 125 KV
– Tegangan test bolak balik : 50 KV
 Karakteristik Transformator
– Tegangan primer: 20 KV
– Tegangan sekunder: 400/231 V
– Vector group : Dyn 5
– Oil Imersed
– DGPT II
– Titik netral harus dikeluarkan dan disediakan terminal netral
dengan sistem pentanahan terpisah.
– Kenaikan suhu maksimum kumparan 65 OC.
– Tap tiga fasa disisi primer lebih kurang 5% dalam 4 step

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

dan kedudukan dari tap harus dibaca dengan jelas.


– Tegangan hubung singkat adalah 5% pada temperatur
75°C dengan toleransi 10%.
– Tingkat kebisingan tidak boleh melebihi 52 dB dengan
toleransi 2 dB.
– Impedance : 5,5%
– Total loses maximum 14,2 KVA
 Konstruksi
Transformator merupakan transformator minyak (oil
transformator) yaitu pendinginan dalam dengan menggunakan oli.
Inti terdiri dari baja high grade cold rolled electrical sheet steel.
Dengan spesifikasi lainnya sebagai berikut:
– Lifting logs
– LV Terminal
– HVCoil
– LV Coil Termination
– Core badaje
– LVCoil
– Towing Holes
– Lower Frame
– Coil Frame
– Coil Clem Adjuster
– Tapping Lisk
– Core Bolt Insulation
– Core Bolts
– Core Yoke
– HV Insulations
– Upper Frame
– Resin Support Bloch
– Resilient Pad
– Core Leg
– Tie Bars
 Papan Nama
Data yang harus dicantumkan pada papan nama adalah
sebagai berikut:
– Type transformator
– Nama pabrik
– Tahun pembuatan
– Harga nominal: tegangan, frequensi, arus

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

– Diagram fasor
– Tegangan hubung singkat pada arus nominal
– Type pendinginan
– Berat total
 Garansi
Pabrik pembuat transformator harus memberikan garansi terhadap
semua transformator yang akan dipasang. Sertifikat pengujian dari
pabrik harus disertakan pada penyerahan transformator, sertifikat
tersebut harus menunjukkan, bahwa transformator yang
bersangkutan adalah sesuai dengan standard yang berlaku.
Bila transformator yang bersangkutan mengalami kegagalan dalam
pengujian, maka pabrik bertanggung jawab atas transformator
tersebut sampai memenuhi syarat setelah diadakan pengujian
ulangan dan diterima baik oleh Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
 Pengujian Transformator
Pengujian pengujian di bawah ini dilakukan apabila pabrik tidak
memberikan sertifikat:
– Test kekuatan tegangan impuls
– Test kenaikkan temperatur
– Test kekuatan hubung singkat
– Test kebisingan
Pengujian pengujian berikut harus dilakukan pada semua
transformator:
– Pengukuran tahanan kumparan
– Pemeriksaan polaritas, hubungan fasa, perbandingan
kumparan
– Pengukuran kerugian beban nol
– Pengujian dielektrik tegangan tinggi 50 Hz
3) Pengujian / Penyetelan Peralatan Dan Sistem
1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan
pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh
peralatan listrik yang dipasang.
2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan
kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta
penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan
oleh kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten
dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di
bawahpengawasan Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
antara lain :
 pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall)
 pengujian pentanahan panel

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

 pengujian kontinuitas konduktor


 pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya
 pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
 load testing
 penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload)
dan mencatat data setelah yang dilakukan.
 Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari
PLN atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.
4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang
telah diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat
serta dibuatkan berita acara pengujiannya.

BAB VII
PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT

Pasal 1
PEKERJAAN PAVING BLOCK
1.1. Bahan
PavingBlock &Grass Bock yang digunakan adalah tebal 8 cm dan 6 cm dengan
motif sesuai gambar rencana, bahan pavingblock &grass block mempunyai kuat
tekan 500 kg/cm2 dari produk CISANGKAN, CONBLOCK atau setara.
Pasir yang digunakan yaitu pasir beton terdiri dari :
a. Pasir alas (posisi dibawah pavingblock &grass block).
b. Pasir halus untuk pengisi celah/naat pasangan pavingblock &grass block.
c. Sirtu

1.2. Penyiapan tanah dasar


1.2.1. Pekerjaan lapisan dibawah lantai finish mengikuti gambar rencana
struktur/ infrastruktur mengingat kondisi tanah yang kurang baik.
1.2.2. Permukaan tanah yang akan dipasangi paving block&grassblock harus
dipadatkan dengan vibrator Roller sampai mencapai kepadatan tanah CBR
5 %.
1.2.3. Kemudian diatasnya diberi lapisan Base Coursesetebal 15 cm, dipadatkan
dengan Smooth Wheel Roller [8 – 12 ton] sampai mencapai CBR 30 %.
1.2.4. Diatasnya diberi lapisan pasir batu d: 3 – 5 mm setebal 20 cm kemudian
dipadatkan dengan mesin stamper sampai mencapai CBR 25 % dipadatkan
dengan Pneumatic Roller. Untuk pedestrian/trotoir dan plaza setelah
lapisan tanah yang dipadatkan langsung diberi lapisan pasir alas 3- 5 cm.
1.2.5. Setelah padat, diatasnya diberi lapisan pasir 3 - 5cm, dipadatkan dengan
Mechanical Flat Plate Vibrator [ 1,5 – 2 ton ], kemudian permukaan pasir

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

diratakan dan diatasnya ditata rapat dan rapi lantai paving block& grass
block sesuai pola yang ditetapkan.
1.2.6. Pemotongan pavingblock &grassblock bagian tepi harus dilakukan dengan
gergaji mesin, ukurannya harus tepat dengan daerah yang akan dipasang.
1.2.7. Agar terjadi ikatan antar paving block&grassblock, diantaranya ditaburi
abu batu dan diratakan dengan Vibrator yang digetarkan diatas papan
setebal 3 cm.
1.2.8. Pemeliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai selama proses
interlocking berlangsung dengan cara menaburkan filler sand/ pasir
pengisi secara intensif selama 6 bulan.
1.2.9. Bagian subgrade yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan
retak-retak akibat pengeringan yang cepat atau akibat lalu lintas,
kendaraan proyek atau hal-hal lain yang menyebabkan subgrade tersebut
rusak, terganggu strukturnya. Kerusakan atas subgrade itu harus
diperbaiki oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya.
1.2.10.Test Pengujian tanah dasar.
Test harus dilakukan dilapangan pada tempat-tempat yang ditunjuk oleh
Direksi untk mengetahui kepadatan maksimum, derajat kepadatan
lapangan, nilai CBR lapangan dan lain lain. Pengujian dilakukan setiap
250 m2 pada setiap lapis pemadatan.Biaya test ini menjadi tanggungan
Kontraktor.
1.3. Pemasangan paving block
 Paving block dipasang diatas permukaan pasir yang belum dipadatkan tetapi
telah diratakan. Pasangan tersebut kemudian harus dilaksanakan selambat-
lambatnya 24 jam sesudah pemasangan block selesai. Paving block & grass
block dipasang untuk semua jalan kendaraan dan sebagian tempat parkir.
 Vibrator compactor harus dari jenis sebagai berikut :
Luas permukaan plate compactor 0.2 – 0.3 m2, dengan centrifugal force + 1
ton.
 Celah-celah / nat-nat (joint spacing) pada pasangan paving &grass block
tidak boleh lebih dari 4 mm.
 Apabila terjadi pemasangan pavingblock block dengan celah / nat (joint
spacing) lebih besar dari 4 mm, maka pasangan itu harus dibongkar dan
diperbaiki lagi.
 Jarak antara garis kansteen dengan pavingblock tidak boleh lebih besar dari
4 mm dan tidak boleh di cor dengan adukan, melainkan harus diperbaiki
letak kansteen-nya atau pasangannya.
 Pemotongan di daerah pinggir harus menggunakan mesin potong khusus.
 Apabila tidak disebutkan lain dalam disain, maka profil melintang
permukaan paving block harus mencapai minimal 2.5 % dengan toleransi 10
mm.
 Penyimpangan/deviasi pada permukaan datar 8 mm, diukur pada tiap 3 m
garis lurus dan perbedaan maksimal antara level (ketinggian) sebuah
interblock dengan yang lain tidak lebih 2 mm.
 Pasir pengunci disapu diatas permukaan paving block dan kemudian
terakhir dipadatkan lagi dengan vibrator 3 kali.
 Bila terjadi pemberhentian pemasangan, baris terakhir dari paving
block&grass block harus dibongkar dulu pada waktu pekerjaan dilanjutkan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

 Pola pemasangan
Kecuali dinyatakan lain, maka pola pemasangan block-block ini adalah pola
strectcher dengan arah sejajar lebar jalan, atau sesuai dengan gambar
rencana.
 Pelaksana kontraktor
Pemasangan lapisan pengerasan dengan block beton interlocking harus
rapih, rata, kuat dan mengikuti bentuk-bentuk, garis-garis yang tertera pada
gambar.
Kontraktor harus menjamin bahwa pelaksana untuk pekerjaan ini sudah
dengan bimbingan dan pabrik block beton yang bersangkutan dan disetujui
oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
 Pengawasan dari pabrik / suplier
Kontraktor harus mendapatkan / menyediakan pengawas-pengawas dari
pabrik / suplier block yang bersangkutan untuk mengawasi pekerjaan ini.
Pengawas harus benar-benar berpengalaman dalam pekerjaan pemasangan
paving&grass block.
 Pekerjaan-pekerjaan yang ditolak.
Bahan paving block yang cacat, retak dan rusak harus disingkirkan dari
lapangan bilamana didapat karakteristik kekuatan tekan block beton
dibawah persyaratan.
Permukaan lapisan terpasang yang tidak rata melebihi persyaratan toleransi
dalam persyaratan teknis ini.
 Contoh
Contoh paving block untuk warna ajukan kepada Konsultan Pengawas / ahli
untuk tiap-tiap warna yang akan dipakai masing-masing 3 (tiga) buah.
 Pengujian paving block
Contoh paving block untuk pengujian setiap 1000 (seribu) block disediakan
di lapangan, ahli berhak mengambil 1 (satu) buah contoh yang harus dikirim
oleh Kontraktor ke Laboratorium yang ditunjuk, untuk maksud-maksud
pengujian atas bentuk, kerapihan dan kekuatan tekan.Biaya test ini menjadi
tanggungan Kontraktor.
 Setelah selesai pemasangan, lubang-lubang diisi dengan tanah humus
kemudian ditamani rumput gajah mini.
1.4. Pemeliharaan
Kerusakan-kerusakan yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
selesai masa pemeliharaan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus
diperbaiki oleh kontraktor dengan biaya sendiri.

PASAL 2
PEKERJAAN KANSTEEN
2.1. Persyaratan Material
- Kansteen terbuat dari beton K-250 cetak mesin dengan ukuran sama.
- Jenis kansteen adalah terdiri dari kansteen untuk jalan ukuran 15x28x60 cm
dan kansteen untuk tamanukuran 14x20x20 cm.
- Kansteen produk setara Cisangkan, Conblock.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

2.2. Persyaratan Pelaksanaan


- Kansteen ditaman ¼ dari tinggi kansteen dengan perkuatan adukan 1: 3.
- Kansteen dipasang tegak lurus dan sejajar.
- Sambungan antar kansteen harus rapat, seragam dan rapih.

Pasal 3
PEKERJAAN PLAZA
Pekerjaan plaza terdiri dari :
1. Pekerjaan Paving Block
Spesifikasi dan cara pemasangandapat dilihat pada Pasal 3 Pekerjaan Site
Development.
2. Pekerjaan kansteen
Spesifikasi dan cara pemasangan dapat dilihat pada Pasal 4 Pekerjaan Site
Development.
3. Pekerjaan batu sikat
Spesifikasi dan cara pemasangandapat dilihat pada Bab5 Pekerjaan Site
Development.

Pasal 4
PEKERJAAN PENYELESAIAN DAN PEMBERSIHAN HALAMAN
4.1. Bahan
Yang dimaksud disini adalah bahan / barang limbah yang berasal dari sisa-sisa
pekerjaan atau benda-benda lain yang memerlukan pembenahan.
4.2. Macam Pekerjaan
 Pengumpulan dan penumpukan barang limbah / sisa pekerjaan.
 Pengangkutan barang limbah sisa pekerjaan.
 Pembersihan tanah halaman di sekeliling bangunan.
4.3. Syarat Pelaksanaan
 Barang-barang limbah pekerjaan ditumpuk pada suatu tempat, sehingga tidak
mengganggu pekerjaan atau benda-benda lain yang memerlukan
pembenahan.
 Pengangkutan dibedakan atas jenis bahan limbah masing-masing ketempat
yang berbeda atas penentuan Konsultan Pengawas.
 Tanah halaman di sekeliling bangunan harus dibersihkan dan sisa-sisa /
serpihan kecil yang mungkin tertinggal, sehingga betul-betul rapih dan bersih.

B A B VIII
PEKERJAAN INTERIOR

Pasal 1
UMUM
Yang disebut dengan bahan elemen penyelesaian interior ialah :

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Semua bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan sebagaimana dalam gambar


rencana yang sudah disetujui Pemberi Tugas, dengan Perencanaan sesuai spesifikasi
khusus dan perincian pekerjaan tertera dalam uraian pekerjaan serta persyaratan
pelaksanaannya.
1.1. Bahan elemen penyelesaian interior :
a. Semua contoh bahan yang termasuk bahan-bahan perlengkapan yang akan
dipakai diperlihatkan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
Pemberi Tugas.
b. Contoh bahan adalah benar-benar yang dipakai pada pelaksanaan meliputi :
macam, bentuk, kualitas, dan warna sesuai dengan RKS/gambar-gambar.
c. Semua perubahan bahan dalam konstruksi maupun detail harus
sepengetahuan Konsultan Perencana dan mendapat persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas secara tertulis.
d. Perubahan-perubahan tersebut diatas, pemborong diharuskan membuat
gambar-gambar detail pelaksanaan termasuk bahan (sesuai spesifikasi),
mengirimkan kepada Pemberi Tugas dan tidak diperkenankan melaksanakan
sebelum ada persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.
1.2. Bahan elemen penyelesaian interior digolongkan dalam dua kategori :
a. Bahan berupa bahan baku.
b. Bahan berupa bahan produksi pabrik.

PASAL 2
BAHAN PRODUKSI PABRIK
2.1. Plywood Megateak, Multipleks, Tripleks.
a. Bahan-bahan adalah produksi dalam negeri, kualitas terbaik.
b. Plywood merk "ASAHI"/setara ex. lokal kualitas terbaik.
c. Ketebalan dari masing-masing lapisan kayu tidak boleh tipis dari 1mm.
d. Lapisan terdiri dari lapisan yang arah seratnya berlainan dan serat berjumlah
lapisan 3, 5, 7 dan seterusnya. Arah serat lapisan pertama tegak lurus arah
serat lapisan kedua dan seterusnya.
e. Permukaan harus rata, halus, mampat berserat baik, bebas dari mata-mata
kayu, lubang-lubang dan retak-retak, serta tekstur yang tidak diinginkan.
f. Khusus untuk bahan plywood megateak harus terpilih, tiap-tiap lembar yang
mengandung serat-serat kayu harus merupakan satu kesatuan jenis, sehingga
tidak menimbulkan ekspresi yang berlainan. Diluar ini harus dengan
persetujuan Pemberi Tugas.
g. Multipleks dan tripleks harus dipilih dari bahan dan warna yang sama.
h. Bahan pelekat harus tahan terhadap air, sesuai persyaratan teknis pabrik.
i. Ukuran-ukuran ketebalan minimal 4 mm.
j. Veneer dan Plywood megateak yang baik adalah dengan sudut kupas 91.
k. Perekatan Venir megateak disyaratkan dengan urea formaldehida untuk
menghasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan.

2.2. Gypsum / Plaster Board.


Bahan dari Knauf, Jaya board atau setara.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

Ketebalan 10 mm & 12 mm dan 2 type akhiran, ‘Recessed Edge’ untuk


penyambungan rata/’flush joint’ dan ‘square edge’ untuk gypsum board yang
bertemu dengan bingkai kayu.
Penyambungan antara gypsum board yang bertemu dengan gypsum board
menggunakan semen penyambungan dan metal lath sesuai dengan spesifikasi
pabrik pembuatnya.
Penggunaan gypsum sebagai dinding partisi dipasang dengan menggunakan
double rangka hollow 4/4 & 2/4 cm, dengan jarak vertikal dan horizontal
maksimal 60 cm dan atau disesuaikan dengan kebutuhan dari desain partisi
tersebut.
Pada bagian sudut dinding vertikal harus menggunakan corner bead yang
berfungsi sebagai pelindung dinding gypsum atau benturan benda keras.

2.3. High Pressure Laminates (HPL)/ Plastic laminates.


Plastic laminates atau perform produksi dalam negeri kualitas terbaik dan ex.
import untuk corak khusus, permukaan rata, halus ataupun tekstur kasar "doft"
atau sekualitas.
Warna dan “wood grain” sesuai petunjuk Perencana.
Direkat dengan perekat tahan air (water resistant adhesive) pada kayu atau
melebihi ukuran yang hanya ada dipasaran.
Sambungan harus rata dengan toleransi tidak melebihi 2,25 mm.

2.4. Bahan Pembantu


Lem ex. Germany bagi perekat "Contact cement" sekelas Herferin dengan
penggunaan sesuai petunjuk pabrik pelekatan perform atau bahan pelapis
(laminate) lainnya.

2.5. Dempul
Bagi bagian-bagian yang perlu didempul digunakan plastik (sintetis), kualitas
DANA Paint atau NIPPON Paint, dempul lilin tidak diijinkan, kecuali pada
permukaan dengan politur tradisional dan dalam jumlah yang sangat kecil,
dengan warna disesuaikan dengan warna politur.

2.6. Peraturan pemakaian bahan-bahan lainnya.


Alat-alat penyambung/penguat seperti : sekrup, paku, atau lain-lainnya harus
berkualitas terbaik. Sekrup dipergunakan merk Siso ex. Denmark/setara.

2.7. Finishing
Sebagai bahan finishing seluruh pekerjaan kayu dipergunakan melamik dengan
open pore sistem dalam akhiran semi gloss, dengan warna yang akan ditentukan
oleh Konsultan Perencana.

2.8. Kaca
a. Untuk kaca pada partisi dan pintu-pintu digunakan kaca bening ex. ASAHI
MAS yang di ’sandblast’ halus dengan ketebalan 6 mm dan 8 mm.
b. Untuk pintu frame less digunakan kaca tempered bening ex. ASAHI MAS
dengan ketebalan 12 mm.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut

2.9. Wall Covering


a. Pengadaan wall covering sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan
Perencana dan Pemberi Tugas.
b. Pengiriman material harus didalam kotak aslinya lengkapdengan label dan
identitas.
c. Jenis wall covering :
Type : Vinyl/fabrics ex. Goodwall atau sekwalitas lebar : + 60 mm.
d. Persiapan permukaan yang akan dilapisi wall covering permukaannya harus
rata, kering.

2.10. Baud dan sekrup


Jenis baud dan sekrup adalah "Galvanized" atau “Cadmium plated steel" model
sekrup dengan baud kepala dan cembung.

2.11. Penutup / sekrup


Penutup sekrup terbuat dari steel/alumunium.

2.12. Paku
Paku-paku jenis "Cadnium plated steel"

2.13. Besi rangka partisi dan penggantung plafond


Bentuk besi-besi rangka dan gantungan untuk jenis partisi dan plafond sesuai
gambar adalah dari galvanised metal produksi Boral Metal Industries /setara.

Dibuat Oleh: Disetujui Oleh :


Konsultan Perencana Pejabat Pembuat Komitmen
PT. Gumilang Sajati Polres Garut

Handi Burhanudin, SE Sona Rahadian Amus, S.IP., M.M.


Direktur Utama IPTU NRP. 85100535

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

Anda mungkin juga menyukai