TEKNIS/SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN KONSTRUKSI DAN FASUM
RUANG TAHANAN POLRES GARUT
TAHUN ANGGARAN 2022
Pembangunan Konstruksi dan Fasum Ruang Tahanan Polres Garut
DAFTAR ISI
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
B A B II : PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pasal 1 : Umum
Pasal 2 : Bahan Produksi Pabrik
BAB I
SYARAT- SYARAT UMUM DAN TEKNIS PEKERJAAN
Pasal 1
NAMA PROYEK, LINGKUP PEKERJAAN DAN PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
1.1 Nama dan Alamat Proyek :
a. Nama Proyek adalah : Perencanaan Konstruksi Pembangunan Ruang
Tahanan dan Fasum Polres Garut
b. Alamat Proyek adalah : Polres Garut Jl. Jenderal Sudirman No. 204 Garut
1.2 Lingkup Pekerjaan :
Pembangunan Ruang Tahanan dan Fasum Polres Garut
1.3 Pemberi Tugas :
Polres Garut
1.4 Direksi :
Yang dimaksud dengan Direksi adalah suatu Team Pengawas Pembangunan (TPP)
yang dibentuk oleh Pemberi Tugas yang akan bertindak untuk dan atas namanya
dalam mengikuti perkembangan pekerjaan kontrak ini.
1.5 Pengawas :
Yang dimaksud dengan Pengawas adalah konsultan yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas, dalam hal ini .................................. untuk mengatur dan mengawasi pekerjaan
Pelaksanaan, untuk selanjutnya disebut Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
1.6 Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Gambar-gambar dan petunjuk-petunjuk :
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
RKS adalah pedoman dasar mengenai segala sesuatu yang akan dilaksanakan dan
yang termasuk di dalam kontrak. Kontraktor wajib memeriksa serta
menyesuaikannya dengan gambar kerja.
b. Gambar Kerja
Gambar kerja adalah gambar dasar mengenai segala sesuatu yang akan
dilaksanakan dan yang akan termasuk di dalam kontrak. Kontraktor wajib
memeriksa serta menyesuaikannya dengan keadaan lapangan.
c. Gambar kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) adalah merupakan
bagian yang saling melengkapi dan segala sesuatu yang tercantum di dalam
kedua dokumen tersebut bersifat mengikat.
d. Dalam hal-hal yang bertentangan, maka yang berlaku adalah yang disebutkan
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Risalah Rapat Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
e. Ketidakjelasan / perbedaan pada point tersebut di atas harus ditanyakan pada
saat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
Pasal 5
GAMBAR-GAMBAR
RKS ini dilampiri :
1. Gambar Denah, Tampak,dan Potongan.
2. Gambar Mekanikal Elektrikal
3. Gambar Detail Konstruksi.
4. Gambar Detail lain yang diperlukan.
Pasal 6
PERATURAN PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya.
1. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
2. Keppres No. 16 tahun 1994 jo Keppres No. 19 tahun 2002, Juklak dan Juknis Keppres
No. 80 tahun 2007
3. Sebagai Peraturan Umum berlaku “Algemene Voorwarden Voor De Uitvoering Bij
Aaneming Van Openbare Werken” (disingkat AV 41), atau SU41 (Syarat - syarat
umum untuk pelaksanaan Bangunan Umum yang dilelangkan), yang disahkan
dengan Keputusan Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 No. 9 (Lembaran Negara No.
14571)
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971).
5. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
6. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL).
7. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi
Pembuangan dari Perusahaan Air Minum.
8. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961)
9. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 08.
10. Peraturan Batu merah sebagai bahan bangunan.
11. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung 1987.
12. Peraturan Plumbing Indonesia.
13. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung, antara lain :
a. SNI 02255 – 1987D
tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987
b. SNI 03 – 1727 - 1989
tentang Tatacara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung.
c. SNI 03 – 1736 - 1989
tentang Tatacara Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegah Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.
d. SNI 03 – 2410 - 1989
Pasal 9
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
9.1. Di lapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau
biasa disebut Site Manager yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan membuat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimum
Sarjana Teknik Sipil/Arsitektur dengan pengalaman minimum 5 (lima) tahun.
Disamping tenaga tersebut, tenaga ahli lainnya harus disediakan sesuai dengan
yang dibutuhkan.
9.2. Dengan adanya Site Manager, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
Pasal 10
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
10.1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukan kerja di luar jam kerja apabila terjadi
hal-hal yang mendesak, Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis, alamat
dan nomor telepon domisili Kontraktor di Bandung kepada Direksi dan Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
10.2. Alamat Kontraktor diharapkan tidak sering berubah-ubah selama pekerjaan. Bila
terjadi perubahan alamat, Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis.
Pasal 11
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
11.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang
milik proyek, Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan milik
pihak ketiga yang ada di lapangan.
11.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan
Pengawas, baik yang telah di pasang maupun yang belum, menjadi tanggung
jawab kontraktor dan tidak akan diperhitungan dalam biaya pekerjaan tambah.
11.3. Untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari
seng atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan kontraktor.
11.4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik
berupa barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan di
tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.
Kontraktor wajib untuk mengasuransikan pekerjaan terhadap kebakaran untuk
bangunan dan jiwa pihak ke III, dari kecelakaan kerja (CAR, TPL dan PA). `
Pasal 12
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
12.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan di lapangan, untuk menjaga kemungkinan musibah bagi semua petugas
dan pekerja lapangan.
12.1. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
standar kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada dibawah kekuasaan
kontraktor.
12.1. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan
bersh bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan untuk para
pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk menjaga keamanan.
12.1. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan perundangan yang berlaku (ASTEK), dan
asuransi CAR (Construction All Risk)
12.1. Menyediakan kelengkapan untuk para pekerja maupun Direksi berupa sepatu
proyek, topi/helm kerja, dll dengan jumlah secukupnya.
Pasal 13
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor, sebelum
pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
1. Theodolite dan water pass.
2. Perlengkapan penerangan jika kerja lembur.
3. Pompa air untuk sistem pengeringan jika diperlukan.
4. Penggetar beton, yang jumlah dan typenya akan ditentukan kemudian oleh
Konsultan Pengawas.
5. Mesin pemadat, Stamper.
6. Alat-alat berat sesuai dengan besaran dan keperluan pekerjaan.
7. Mesin serut.
8. pick up.
9. Alat megger, alat ukur listrik dan alat ukur.
10. Compressor.
11. Schafolding minimal 1000 set.
12. Alat-alat lain yang diperlukan dan diminta oleh Konsultan Pengawas/MK.
Pasal 14
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
14.1. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (construction
drawing) belum cukup memberikan petunjuk untuk mencapai keadaan terlaksana,
maka kontraktor wajib untuk membuat gambar kerja (shop drawing) yang
memperlihatkan secara terperinci cara pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud.
14.2. Gambar kerja tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
14.3. Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung2 jawab atas
kesalahan yang dilakukan oleh Kontraktor.
Pasal 15
GAMBAR PERUBAHAN
15.1. Gambar kerja hanya bisa berubah dengan perintah tertulis Pemberi Tugas
mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Perencana.
15.2. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemberi Tugas, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara
gambar dan gambar perubahan rencana.
Pasal 16
GAMBAR SESUAI KENYATAAN (AS BUILT DRAWING)
16.1 Semua yang belum terdapat dalam Gambar Kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah Pemberi Tugas / Direksi ataupun tidak, Kontraktor harus
membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang
jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang
dilaksanakan.
16.2 Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
Pasal 17
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
17.1 Tugas mengerjakan pekerjaan tambah / kurang diberitahukan dengan tertulis atau
ditulis dalam buku harian oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas, serta persetujuan Pemberi Tugas.
17.2 Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas atau
persetujuan Pemberi Tugas.
17.3 Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga
satuan pekerjaan, yang dimasukan oleh kontraktor sesuai dengan pasal yang diatur
dalam kontrak yang pembayarannya diperhitungkan bersama angsuran terakhir.
17.4 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan pekerjaan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
bersama-sama dengan Kontraktor dan persetujuan Pemberi Tugas.
17.5 Adanya pekerjaan tambahan tidak dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan
penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan MK/Konsultan Pengawas, Direksi dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah
tersebut.
Pasal 18
PEMELIHARAAN PEKERJAAN
18.1 Jangka waktu pemeliharaan adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
dihitung dari tanggal penyerahan pekerjaan pertama (pekerjaan selesai 100 %).
Dalam jangka waktu tersebut, Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang tidak
baik dan melengkapi kekurangan-kekurangannya dilakukan oleh akibat tidak
baiknya pelaksanaan pekerjaan dan kurangnya mutu bahan seperti tertulis dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ini
atas biaya Kontraktor.
18.2 Bila dalam jangka waktu pemeliharaan atas perintah Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas pihak Kontraktor tidak melaksanakan pekerjaan
perbaikan tersebut, maka Pemimpin Proyek berhak menyuruh pihak ketiga
(Kontraktor lainnya) untuk mengerjakan atas beban Kontraktor.
18.3 Penyerahan pekerjaan kedua kalinya (terakhir) harus dilakukan sesudah habis
jangka waktu pemeliharaan, dan sampai berakhirnya pekerjaan perbaikan yang
harus dilaksanakan.
Pasal 25
PENYERAHAN PEKERJAAN
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan :
1) 3 (tiga) set pedoman operasi (operation manual) dan pedoman pemeliharaan
(maintenance manual), terdiri dari 1 (satu) set asli dan 2 (dua) copy / salinan.
2) Suku cadang sesuai dengan yang dipersyaratkan.
3) Surat Pernyataan Pelunasan sesuai petunjuk pengawas.
4) Jaminan instalasi yang telah disetujui oleh Lembaga Pemerintah yang berwenang.
5) Menyerahkan Sertifikat Laik Operasi
6) Dan dokumen administrasi lainnya yang diperlukan.
B A B II
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi koordinasi dengan pihak terkait lokasi kerja, penyediaan
tenaga kerja, bahan, alat-alat ukur dan lain-lain yang diperlukan untuk
meyelesaikan proyek ini antara lain, pengukuran, pagar proyek, direksi keet,
bouwplang, pembersihan lahan proyek, demolition bangunan eksisting pada
lokasi, ijin-ijin lingkungan, asuransi, listrik dan air kerja, dan ijin-ijin lainnya,
dokumentasi proyek dan pekerjaan lainnya seperti tercantum di dalam Bill Of
Quantity (BQ). Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah
pengukuran ulang batas-batas lahan dan posisi bangunan sesuai dengan rencana.
Secara prinsip, Kontraktor wajib mempersiapkan segala hal yang berkaitan
dengan proyek ini, agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
1.2. Persiapan Lahan Proyek
a. Lahan lokasi yang direncanakan harus dibersihkan/dibereskan dari segala
hal yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan dan atau mempengaruhi
kualitas pekerjaan, sesuai arahan/petunjuk pihak Direksi.
b. Sebelum pekerjaan galian tanah dilaksanakan maka permukaan tanah harus
diratakan terlebih dahulu menurut ketinggian/kedalaman galian/timbunan
tanah yang direncanakan.
c. Penyediaan alat-alat ukur / Theodolit lengkap yang sudah dikalibrasi dan
bersertifikat kalibrasi yang masih berlaku, termasuk ahli ukur yang
berpengalaman.
d. Pemasangan pagar pengaman keliling site sesuai kebutuhan lahan.
1.3. Gudang
a. Material dan peralatan yang digunakan harus tersimpan secara aman dan
baik, bebas dari air dan pengaruh cuaca lainnya.
b. Kontraktor wajib membuat gudang dengan ukuran yang memadai, memiliki
sirkulasi udara yang baik.
c. Lokasi gudang harus memiliki akses yang baik dan mudah terjangkau baik
dari luar maupun dalam proyek.
d. Gudang harus dibongkar setelah proyek selesai.
1.4. Air, Listrik dan Alat Komunikasi
Untuk keperluan kerja, Kontraktor perlu dan wajib menyediakan air, listrik kerja
dan juga alat komunikasi baik untuk internal royek maupun untuk hubungan
keluar, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar.
1.5. Kebersihan
a. Kebersihan di sekitar proyek. Selama kegiatan proyek, Kontraktor harus
menjaga kebersihan lingkungan di dalam proyek. Selain itu Kontraktor juga
harus membersihkan jalan di sekitar proyek yang digunakan sebagai jalan
keluar.
Pasal 2
UKURAN TINGGI DAN PATOK
2.1. Satuan
Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah dalam cm (centi meter), untuk
ukuran baja dalam mm atau inch.
2.2. Permukaan lantai ubin (P ± 0,00) adalah 50 cm dari tanah setelah ukuran tanah
hasil timbunan, kecuali ditetapkan lain pada saat rapat penjelasan pekerjaan
(sesuai gambar rencana).
2.3. Ukuran penduga dari Pipa di 2” setinggi 100 cm dari muka tanah asli, yang
dilakukan dengan cor beton untuk pondasinya. Ukuran penduga tersebut
merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat pemborong sesuai arahan Direksi.
2.4. Mengukur letak bangunan
Ketentuan letak bangunan harus dibawah arahan dan pengawasan pihak Direksi,
pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur THEODOLITE dan
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam pengukuran.
Pasal 3
PEMASANGAN BOUWPLANK
3.1. Pemasangan bouwplank dibuat untuk membantu menentukan as-as/sumbu-
sumbu dalam perletakan bangunan, baik mengenai kesikuannya atau ukuran-
ukuran lainnya.
3.2. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II/terentang, papan harus
lurus diserut rata, permukaan papan harus WATERPASS dengan PEIL LANTAI ±
0,00. Setiap jarak 1,50 m, papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu
berukuran 5/7 cm atau dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat sumbu-
sumbu yang diperlukan, dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh cuaca.
3.3. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 dari garis bangunan terluar, untuk
mencegah kelongsoran terhadap galian-galian tanah pondasi.
3.4. Setelah pekerjaan bouwplank selesai, pemborong wajib meminta pemeriksaan
dan persetujuan tertulis dari direksi.
3.5. Dalam hal ini, peil lantai (± 0,00) ditentukan ± 1.10 m dari muka tanah yang
ada sekarang.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN PASIR UNTUK LAHAN BANGUNAN
4.1. Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan galian dan urugan tanah serta urugan pasir
dengan penyelesaian dan pembentukan galian/urugannya harus mengikuti
kemiringan/elevasi dan ukuran-ukuran sesuai gambar rencana.
4.2. Pekerjaan tanah galian meliputi :
B A B III
PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN BETON
1.1. Pekerjaan Beton ini dilaksanakan pada :
a. Pekerjaan Pondasi sesuai gambar
b. Pekerjaan Kolom Beton
c. Pekerjaan Balok Beton
d. Pekerjaan Ring Balk Beton
1.2. Bahan untuk Pekerjaan Beton dapat dilakukan dengan cara ”Site Mix” (Pembuatan
Beton ditempat) dan cara penggunaan beton”Ready Mix”/Siap Pakai.
1.3. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan diantaranya :
a. PC/semen
Digunakan satu jenis yang memenuhi persyaratan dalam peraturan
Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau Standard
Inggris BS-12.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya, tidak diperkenankan
untuk digunakan.
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dapat memeriksa
semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum
dipergunakan.
Semen yang telah disimpan lama dan/atau mutunya diragukan, hanya
boleh dipakai dengan persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas, setelah terlebih dahulu dibuktikan bahwa
semen tersebut masih baik mutunya berdasarkan hasil uji mutu semen di
Laboratorium Instansi Pemerintah bersertifikat atas biaya Kontraktor.
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan MK/Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan untuk dibongkar, beton tersebut dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Pemborong.
b. Agregat
Sebagai agregat halus (pasir) dan agregat kasar (batu pecah/split) serta
agregat campuran (pasir + split) harus digunakan agregat alami yang
memenuhi ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (N.I. – 2)
pasal 3.3,3.4 dan 3.5.
Ukuran butir split maksimum yang diijinkan untuk pembuatan adukan
beton K – 175 dan K – 250 adalah 30 mm.
Agregat tidak boleh mengandung atau tercemar dengan bahan-bahan
yang dapat merusak beton atau menyebabkan timbulnya karat pada baja
tulangan.
Sebagai agregat beton hanya boleh digunakan jenis agregat dan dari
sumber yang telah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan untuk membuat adukan
mortar dan/atau beton.
Pasir dan split harus disimpan di tempat yang terpisah dalam timbunan
yang tebalnya maksimum 1,5 m, serta dicegah terhadap pengotoran oleh
tanah/lumpur dan lain-lain bahan kotoran yang dapat menurunkan mutu
beton.
Sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas, pasir dan split yang akan digunakan terlebih
dahulu, harus melalui uji mutu di Laboratorium Uji atas biaya Kontraktor.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, garam alkalis, serta bahan-bahan organis/bahan lain yang
dapat merusak beton.
1.4. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
a. Kelas dan Mutu Beton
- Kelas dan Mutu dari beton harus sesuai dengan standard Beton Indonesia
NI-2 , PBI-1971.
b. Balok= 3,00 cm
c. Pelat & Dak Beton= 2,00 cm
d. Pile Cap Dan Tie Beam = 4,5 cm
1.8. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-
masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu ‘Batch Mixer’.
Konsultan MK/Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukandengan susunan kekentalan dan warna yang
merata dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan,kecuali
bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
1.9. Perawatan ( Curing )
a. Semua beton harus dirawat dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau
disemprot dengan curing Agent.Konsultan MK/Konsultan Pengawas
berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.perlindungan
semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan
deklit/karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah tiga (3) hari, yaitu dengan melakukan
penggenangan dengan air terus menerus pada permukaan beton paling
sedikit selama 14 hari.
1.10. Perlindungan
Pemborong harus melindungi semua beton terhadap kerusakan- kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
1.11. Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau
diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu
dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti
oleh Kontraktor atas bebannya sendiri.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil,kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-
lobang karena keropos, ketidakrataan / pembengkakan harus dibuang
dengan pemahatan atau dengan batu gerinda.
d. Penyerahan Data
Kontraktor harus menyerahkan data-data tentang proses pelaksanaan
pekerjaan grouting kepada Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas sebagai berikut:
Serahkan semua prosedur dan material yang diusulkan.
Data Produk
Serahkan literatur manufaktur untuk tipe grout dan jenis primer
yang diusulkan untuk digunakan, termasuk persyaratan persiapan,
instalasi, danperalatan.
Contoh warna
Jika dibutuhkan untuk pemilihan warna oleh Arsitek, serahkan
contoh atau daftar satndar warna dari manufaktur.
Sertifikat
Serahkan sertifikat dari laboratorium uji independen yang telah
disetujui, yang menerangkan bahwa produk yang diusulkan tersebut
memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan dan telah diuji sesuai
dengan standar yang dispesifikasikan.
e. Kualitas Material dan Pemasangan
Material yang dipakai harus sejenis dan berasal dari pabrik yang
sama yang telah dibuktikan kemampuannya ketika digunakan pada
keadaan yang sama untuk waktu minimal 5 tahun.
Pekerjaan grouting harus dilakukan oleh Kontraktor yang telah
menyelesaikan program instruksi yang disponsori oleh manufaktur
material yang telah disetujui, yaitu dalam hal memasang grouting
pada struktur beton dengan menggunakan proses yang
dispesifikasikan.
Peralatan dan tenaga ahli untuk pekerjaan pemasang harus disetujui
dan mendapt rekomendasi dari pabrik material injeksi.
f. Kondisi Lapangan
PASAL 2
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
2.1. B a h a n
Rangka atap
Rangka atap yang digunakan yaitu konstruksi rangka baja WF dengan bahan
penutup genteng metal. Pemasangan kontruksi baja harus oleh vendor yang
mempunyai ijin dan kemampuan teknis certificate perencanaan konstruksi
dan perhitungan konstruksi harus dibuat oleh vendor termasuk yang
tanggung jawab penuh melalui surat pernyataan tanggung jawab.
Ketebalan rangka atap baja ringan minimal 0,75 mm. Material yang
digunakan ex. Majadeck, Cahayadex, dan Union Metal atau setara,
digunakan untuk pasangan usuk dan reng.
Penutup atap
Penutup atap yang dipakai adalah menggunakan metal roof zink allum
bergradasi pasir dan untuk pelapis penutup atap menggunakan alumunium
foil, glasswool dan roofmesh.
Ketebalan genteng metal roof zinckallum minimal 0,4 mm. Material yang
digunakan ex. Majadeck, Cahayadex, dan Union Metal atau yang setara.
Genteng metal colour pasir. Pemilihan warna akan ditentukan kemudian.
2.2. Macam pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan
dengan pekerjaan atap.
Harus menyediakan kelebihan 2% dari bahan penutup atap untuk persediaan
dan pemeliharaan.
2.3. Syarat pelaksanaan
Sebelum dilakukan pemasangan, periksa dulu daya tahan rangka terhadap
bahan bangunan yang bersangkutan, serta tindakan yang perlu sesuai
dengan petunjuk.
Mulai pemasangan dari tepi atap pada ujung bangunan sedemikian rupa
sehingga overlap samping akan terlindung dari angin yang biasa bertiup.
Pemasangan dilakukan berurutan kearah datangnya angin.
Pemasangan dilakukan sesuai dengan petunjuk produsen dan disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
BAB IV
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN BAJA / LOGAM BANGUNAN UNTUK ARSITEKTUR
1.1. Pekerjaan baja/logam untuk arsitektur:
Bahan
– Penggantung dan rangka plafond dipakai bahan metal furing ex. Jaya
Board, dan Boral.
Macam Pekerjaan
– Pemasangan penggantung dan rangka plafond.
Syarat Pelaksanaan
– Rangka digantungkan dengan kuat pada kuda-kuda/beton setiap
penggantung dipasang spanscrew untuk mengatur ketinggian rangka
plafond.
Pasal 2
PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN
2.1. Bahan
Semen Portland / PC
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton.
Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %. Pasir
harus memenuhi persyaratan.
Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan di pekerjaan
beton (lihat pasal Pekerjaan Beton).
Batu bata (bata merah)
– Bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku,
bidang-bidang sisinya harus datar, tidak menunjukkan retak-retak
pembakarannya harus merata dan matang.
– Bata tersebut ukurannya harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB
1971 (N.I – 3).
– Batu bata yang digunakan adalah batu bata tanah liat biasa, produksi
setempat ukuran nominal sesuai persetujuan direksi.
– Ukuran batu bata harus seragam, sesuai AV.
– Kerusakan akibat pengangkutan tidak boleh melebihi 20 %. Bila ternyata
prosentase kerusakan diatas angka tersebut, maka pengiriman batu bata
tersebut dibatalkan / tidak diterima.
Batu gunung / batu kali.
Batu gunung untuk pondasi harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi
persyaratan yang ada di PUBI 1971 (N.I – 3).
Kerikil dan batu jagung
Kerikil yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUBB 1971 dan PBI
1971.
Kerikil harus cukup keras, bersih serta susunan butir gradasinya menurut
kebutuhan.
Kerikil harus melalui ayakan (saringan) berlubang persegi 7-6 mm dan
hingga diatas saringan berlubang 5 mm.
Bata tahan api (Hebel)
Bata tahan api, perekat yang digunakan adalah Thin Bed Mortar PM 100,
plesteran digunakan Render Mortar PM 200 setebal 0.8 cm – 1cm, acian
Prime Mortar PM 310/300 setebal 2 mm – 3 mm.
2.2. Macam Pekerjaan
Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam
perbandingan campuran seperti tersebut di bawah ini :
adukan tidak boleh langsung diatas tanah tetapi harus dipakai alas
kayu dan lain-lain.
– Lubang tembok diatas kusen yang bentangnya lebih dari 1 meter
harus dipasang balok latei beton bertulanng dengan campuran beton
macam C2.
– Pengerukan siar
Semua siar dinding harus dikeruk ½ cm untuk menjamin melekatnya
plesteran ke dinding dengan baik.
– Perlindungan
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindungi bila
hujan maka bagian atas dinding tersebut harus dilindungi.
– Angker dan kaitan
Angker-angker yang dijelaskan dalam RKS ini harus diletakkan dalam
pertemuan-pertemuan tembok setelah membersihkan kerak-kerak
yang lepas, karat dan debu bangunan.
Beton harus dibuat kasar pada sambungan-sambungan tegak dengan
tembok supaya terjadi ikatan bagi adukan pekerjaan pasangan.
Plesteran dinding dan sponing/plester sudut.
– Cara mengaduk adukan sesuai pasal 4 ayat 4.2 dengan catatan diaduk
kering sampai rata sebelum diberi air, semua pasangan harus
ditambahkan bahan-bahan anti penyusutan (anti shrinkage).
– Persiapan permukaan
Permukaan dinding bata harus diberi cukup untuk mengering dan
semua pipa, saluran-saluran harus sudah terpasang pada tempatnya.
Untuk mencegah mengeringnya plesteran sebelum waktunya
permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi.
– Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram
air.
– Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan
ketebalan plester yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit
1.5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak
boleh langsung difinish/diselesaikan. Penyelesaian plesteran
menggunakan pasta semen yang sejenis.
Pasal 3
PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING
3.1. Untuk pekerjaan ubin lantai maupun pelapis dinding disesuikan dengan rencana
pada gambar.
3.2. Bahan
a. Keramik 40 x 40, 20 x 25, dan stepnosing dipasang ditangga kebakaran.
Keramik harus mempunyai kualitas yang baik, dicetak dengan mesin dan
hasil produksi dari pabrik ex ROMAN atau yang setara.
1. Keramik polos 20 x 20 bertekstur kasar untuk lantai KM/WC, dan
tempat lain yang tertera pada gambar.
2. Keramik polos 20 x 25 polish untuk dinding KM/WC seperti tertera
pada gambar.
3. Keramik harus berkualitas tinggi dan seragam dalam ukuran, warna,
kilap dan tebalnya.
4. Keramik yang cacat permukaannya tidak boleh dipakai.
Pasal 4
PEKERJAAN KACA DAN KUSEN ALUMUNIUM
4.1. Pekerjaan Kaca
Bahan
- Kaca panasap stopsol green tebal 10 mm kualitas baik dengan
ketentuan dapat menahan bahan angin sebesar 122 kg/m2, produksi
pabrik ASAHIMAS atau yang setara, dipasang disemua jendela eksterior
seperti yang tertera dalam gambar.
- Kaca laminated tebal 10 mm setara ASAHIMAS dipasang di canopy
entrance dan canopy jembatan penghubung, dan sesuai yang tertera
dalam gambar.
- Kaca polos tebal 10 mm kualitas baik setara produk ASAHIMAS,
dipasang pada pintu, jendela, bouvenlight atau seperti yang tertera
dalam gambar.
- Kaca buram untuk KM/WC.
- Semua jenis kaca yang digunakan harus produksi yang disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan MK/KonsultanPengawas.
- Dempul yang digunakan untuk memasang kaca pada kusen, daun
jendela dan pintu agar tidak menimbulkan suara pada waktu menerima
getaran, harus dari kualitas baik, yang disetujui oelh Konsultan
Pengawas (ex ICI atau yang setara).
- Dempul untuk memasang kaca, pada waktu diterima dikaleng tidak
boleh kering atau sudah mengeras.
- Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui oleh Konsultan MK/
Konsultan Pengawas.
- Profil alumunium untuk kusen jendela dan pintu menggunakan produk
Alexindo, atau setara dengan ”anodized” warna coklat.
Syarat Pelaksanaan
- Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen dengan kelongggaran
cukup, sehingga pada waktu kaca memuai tidak pecah. Diperlukan
pengukuran kusen dilapangan. Cara dan urutan pemasangan harus
mengikuti petunjuk-petunjuk umum yang berlaku.
- Kaca dipasang dan dikukuhkan dengan memakai dempul kaca dan list
kaca dipaku dengan paku.
- Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapih dan kokoh pada
rangka terutama pada sudut-sudutnya.
- Kaca yang dipasang pada kusen semua sudutnya harus ditumpulkan
dan sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.
- Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya
retak/pecah atau tergores harus diganti.
Persyaratan Bahan
Spesifikasi Bahan.
- Bahan dari bahan aluminium framing system, aluminium extrusi
sesuai SII extrusi 0695-82 dan alloy A 6063 S T-5, tidak terbuat dari
scrap (bahan bekas).
- Nilai deformasi yang diizinkan maksimal 2 mm.
- Warna profil anodizing [18 micron] untuk bagian luar.
- Curtain wall, rangka back mullion dimensi10x5 cm tebal 1,5 mm,
extruder stiffner dimensi 3,75x3,75 cm tebal 1,5 mmwarna profil
anodizing produk setara YKK, Aleksindo.
- Kusen pintu alumunium dimensi 10x4 cm tebal 0,8 mm, profil
powder coating warna coklat produk setara YKK, Aleksindo.
Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di Lokasi Proyek
dilengkapi dengan bahan pelindung dan baru diperkenankan dibuka
sesudah mendapat persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr.
Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi, warna
seluruh profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
pabrikasi unit-unit profil jendela, pintu dan lain-lain, harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam setiap unit didapatkan warna yang sama.
Pemotongan profil Aluminium harus menggunakan mesin potong, mesin
punch, drill, sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang sempurna dan
apabila telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pitu mempunyai toleransi
ukuran sebagai berikut :
- Untuk tinggi dan lebar, 1 mm
- Untuk diagonal, 2 mm
Accessories
- Sekrup dari galvanized steel mutu Hotdeep kepala tertanam.
- Weather strip dari vinyl.
- Pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup dengan caulking dan sealent.
Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela / bouvenlicht dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, adukan atau plesteran dan
bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti
corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish
atau bahan insulation lainnya.
Persyaratan Pelaksanaan
- Pemasangan sekrup/ engsel penahan daun pintu dan jendela harus
ditambah klos kayu di dalam frame kusen alumunium, untuk
mempertahankan posisi sekrup/engsel agar tidak turun atau bergeser.
- Semua frame kusen jendela dan pintu dikerjakan secara pabrikasi
dengan teliti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
- Pemotongan besi hendaknya dijauhkan dari material aluminium untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya.
Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
Penyekrupan harus dipasang hingga tidak terlihat dari luar dengan sekrup
anti karat /stainless steel sedemikian rupa sehingga Hair Line dari tiap
sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air
sebesar 100 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium dtutup
dengan sealent.
Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi dengan kemungkinan
kemungkinan sebagai berikut :
- Dapat menjadi kusen untuk kaca mati.
- Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar dan dapat dipasang
door closer.
- Untuk sistem partisi, harus mampu “movable”, dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang dapat merusak baik lantai maupun
plafond / langit-langit.
Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding diberi sealent
supaya kedap air dan suara.
Tepi bawah ambang Kusen exterior dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.
Pasal 5
PEKERJAAN CAT
5.1. B a h a n
Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel vernis, sealer sement emulsion
filter dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara
dan cat akhir.
Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng untuk cat tembok 15 kg, untuk
cat kayu 10 kg, dan untuk cat besi 12 kg, dimana tertera nama perusahaan
pembuat, petunjuk pemakaian, formula, warna, nomor seri dan tanggal
pembuatannya.
Semua besi di cat.
Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas. Untuk cat tembok ekterior
menggunakan produk setara Dulux weathershield, sedangkan untuk cat
tembok interior dan cat plafond dipakaiproduk setara Dulux pentalite.
Untuk cat kayu dipakai produksetara Jotun Gardex Primer dan SEIV. Untuk
cat besi digunakan produk setara Jotun Gardex Primer finishing Essence Hi
Gloss dan SEIV. Untuk cat dasar ekterior menggunakan Jotun Jotashield
primer, untuk cat dasar interior menggunakan Jotun Essence Easy Primer.
Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok digunakan merk yang
sama dengan merk cat yang dipilih.
Cat merk digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan penggunaan
cat.
Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan
yang diencerkan.
Contoh bahan
Setiap jenis cat ditampilkan dalam mock up ukuran 30 x 30 cm yang
menunjukan warna, jenis, tekstur dan penampilan akhir serta tahap-tahap
pengecatannya.
Pasal 6
PEKERJAAN PENGGANTUNG TARIKAN DAN PENGUNCI
Pasal 7
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
7.1. Bahan
Gypsum
- Papan gipsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai
untuk daerah tropis dan memiliki ketebalan minimal 9 mm untuk
plafond dan 12 mm untuk dinding dan ukuran modul sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja, dari produk Jayaboard, Knauff atau
setara.
- Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS
2588, BS 1230 atau ASTM C 36.
Semen Penyambung.
Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat papan gipsum.
Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gipsum harus dibuat
dari bahan baja ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan
ukuran yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum, seperti
buatan Jof Metal, Buman, Jayabord atau yang setara.
Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan
harus sesuai
rek omendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi ketentuan
AS 2589.
Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gipsum, antara lain
seperti tersebutberikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan
gipsum :
- Perekat
- Pita kertas berperforasi,
- Cat dasar khusus untuk permukaan papan gipsum.
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan gipsum
terpasang dengan baik.
Kalsium Silikat
Panel kalsium silikat harus dibuat dari bahan baku semen dan tepung
pasir alam yang diperkuat dengan serat sekaligus sebagai penulangan,
dan dengan proses pengeringan autoclave, dan memiliki sifat dan
karakteristik sebagai berikut :
Tidak mengandung asbes.
Stabil dan tidak mudah mengalami muai – susut.
Tahan air.
Tidak mudah terbakar dan tidak menyebarkan nyala api.
Tidak mudah lapuk dan membusuk.
Mudah dipotong, dipaku atau disekrup.
Tahan rayap dan binatang kecil lainnya.
Memiliki permukaan yang rata sehingga tidak memerlukan dempulatau
meni seperti Kalsiboard produksi Eternit Gresik atau yang setara.
Ketebalan dan ukuran harus sesuai dengan petunjuk dalam Gambar Kerja.
Perlengkapan Pemasangan.
Rangka.
Rangka metal berupa produk jadi (prefabrikasi) untuk pemasangan panel
pada langit – langit, eksterior dan tempat – tempat lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Harus dibuat dari bahan baja ringan
lapis seng dan alumunium seperti Zincalume atau Galvalum, dengan
bentuk dan ukuran yang sesuai untuk pemasangan panel kalsium silikat,
seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayaboard, BRS atau yang setara, sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat panel.
Alat Pengencang.
Alat pengencang panel pada rangka metal harus berupa sekrup jenis self-
embeded-head dan self-tapping yang memiliki lapisan anti karat jenis elec
tro-plating.
Alat pengencang pada rangka kayu harus berupa paku yang memiliki
kepala lebardan berbadan langsing dan diberi lapisan seng agar tidak
berkarat.
Pita Penyambung Berperekat (Self Adhesive Join Tape)
Pita penyambung harus dibuat dari bahan serat gelas (fibreglass) yang kuat
dan memiliki perekat, sesuai atau setara dengan Join Tape Kalsiboard.
Kompon.
Kompon untuk pemasangan panel klasium silikat harus didesain khusus
sehingga dapat digunakan untuk sistem sambungan tertutup (flush joint
system), penutup kepala sekrup atau paku.
Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah untuk setiap sambungan dan celah antara
panel semen.
berserat harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Pengecatan.
Pengecatan untuk penyelesaian permukaan panel harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat panel dan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.
Plat beton difinish (Expose)
Plat beton harus rata, tidak ada bercak bercak bekas bekisting, bebas dari
lubang-lubang dan difinish dengan acian beton.
Kontraktor diwajibkan untuk mengajukan contoh terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
7.2. Macam Pekerjaan
Memasang langit-langit gypsum / GRC pada ruang-ruang seperti dinyatakan
dalam gambar.
Memasang kerangka langit-langit dari bahan metal seperti dinyatakan dalam
gambar pada ruangan-ruangan yang menggunakan plafond gypsum/GRC.
7.3. Syarat Pelaksanaan
Pemasangan langit-langit gypsum dan GRC
Pasal 8
Pekerjaan Sanitair
8.1. Keterangan
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti
ditunjukan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan.
8.2. Bahan
a. Closet Duduk Warna Standar
Pasal 9
PEKERJAAN GROUTING
9.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan grouting dilaksanakan pada semua pekerjaan penutup celah yang
terjadi pada bahan metal yang tertanam dalam beton maupun pasangan bata.
9.2. Persyaratan Bahan
9.2.1. Bahan grouting harus kedap air, bersifat plastis tahan getaran dan kejutan,
kedap air, tahan terhadap minyak, olie, garam dan alkali, tidak mengandung
bahan dasar metal, bersifat korosif, bebas chlorida, tidak berkerut / non shrink,
bersifat cement based. Material setara produk POSROC, SICA.
9.2.2. Bahan harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat pada waktu
tiba di tempat pembangunan konstruksi. Jika ditemukan cacat atau rusak, maka
bahan tersebut tidak dtperkenankan untuk digunakan.
9.3. Persyaratan Pelaksanaan
9.3.1. Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan/material yang akan
digrouting yang termasuk dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu,
minyak, air dan noda maupun kotoran lainnya, peil atau elevasi permukaan
tersebut sudah disetujui Direksi Lapangan/MK.
9.3.2. Apabila dari bahan / material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
yang beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor
harus menyediakan peralatan pelindung misalnya masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
9.3.3. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli
/Supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh Kontraktor
dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Prosedur pelaksanaan harus
sesuai spesifikasi pabrik.
9.3.4. Persiapan permukaan.
1). Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat terkecuali
untuk baja stainless steel, persyaratan ini tidak berlaku.
2). Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahkan terlebih
dahulu akan tetapi tidak diperkenankan ada butiran air di atas permukaan
tersebut pada waktu pelaksanaan Grouting.
9.4. Persiapan adukan grouting
1). Perbandingan komponen grouting dengan air maupun pasir serta prosedur
pencampuran dan pengadukan harus sesuai spesifikasi pabrik.
2). Selama pengadukan, air maupun pasir harus sudah disiapkan di tempat
pengadukan dengan volume cukup. Kualitas air maupun pasir harus
memenuhi persyaratan seperti diuraikan pada persyaratan pekerjaan beton
didalam buku ini.
Sebaiknya bahan Grouting dipakai habis dalam satu kali waktu pengadukan.
3). Adukan Grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah /
lubang tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan dan tidak
terbentuk rongga udara. Apabila celah / lubang berukuran kecil, pengisian
adukan grouting dapat mempergunakan corong / alat lain.
9.5. Perawatan / curing dan perbaikan
Permukaan adukan grouting harus dilindungi dari pengeringan dan pengerasan
yang terlalu cepat dengan cara ditutupi kain basah.
Pasal 10
PEKERJAAN WATERPROOFING
10.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan waterproofing meliputi pelaksanaan pekerjaan waterproofing pada
plat lantai toilet, daerah basah, talang plat atap serta bagian-bagian lain yang
dinyatakan dalam gambar perencanaan.
10.2. Persyaratan Bahan
- Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentukan seperti NI-3, ASTM-828,
ATNE, TAPP-1-083 dan 407.
- Jenis bahan yang digunakan untuk plat lantai toilet dan daerah basah, talang
plat atap, plat atap, dan bak bunga adalah coating cement base. Untuk pelat
beton dan WTP sisi luar menggunakan waterproofing jenis flintkote. Material
yang digunakan setara produk SHELL, FOSROC, SICA.
- Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta konstan.
Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang overlap.
- Perlindungan terhadap Waterproofing menggunakan screed dengan komposisi
campuran 1 PC : 3 Pasir dengan ketebalan minimum 2CM serta mengikuti
kemiringan minimum 0,5%.
10.3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Persiapan Permukaan
1). Permukaan pelat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus
benar-benar bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam
yang permanen dari tumpahan atau cipratan adukan dan dalam kondisi
kering (dalam arti kata baik kering leveling screed maupun kering
permukaan).
2). Semua pertemuan 90' atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
menutup sepanjang sudut tersebut dengan adukan kedap air 1 PC : 3 Pasir
atau seperti tercantum dalam gambar perencanaan.
3). Permukaan screed ini dihaluskan dengan roskam pada saat kondisi screed
setengah kering dengan jalan menaburkan semen dan menggosoknya
sehingga licin.
4). Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum pelaksanaan
lapisan pelindung, Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran
terutama untuk permukaan horizontal pelat atap.
BAB V
PEKERJAAN MEKANIKAL
Pasal 1
SISTEM PLUMBING
1.1. Umum
a. Persyaratan Pelaksanaan
- Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang & peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
- Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara
pemasangan, kwalitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini
harus sesuia dengan Standard Internasional maupun Nasional seperti
ASTM, NFPA-12, 13 & 20 dengan senantiasa mengutamakan
peraturan/standard/persyaratan Nasional.
- Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari
persyaratan persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang
dari persyaratan yang dikeluarkannya oleh pabrik pembuatnya.
b. Kontraktor
– Yang dimaksud dengan Kontraktor dalam spesifikasi ini adalah badan
pelaksana yang telah terpilih & memperoleh Kontrak Kerja untuk
menyediakan dan pemasangan instalasi Peralatan Pemadam Kebakaran ini
sampai selesai.
– Kontraktor wajib mempelajari & memahami semua undang- undang dan
peraturan peraturan, persyaratan umum maupun suplementernya,
persyaratan pabrik pembuat, buku-buku dokumen pelelangan, bundel
gambar dan adendum serta petunjuk-petunjuk tertulis yang telah
dikeluarkan.
– Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan atau
pihak yang ditunjuk bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-
dokumen pelelangan, gambar-gambar atau hal-hal lainnya, ada yang
kurang jelas.
– Kontraktor wajib mempelajari & memeriksa juga pekerjaan pihak-pihak
lain yang dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana
sampai terjadi gangguan maka Kontraktor wajib mengerjakan saran-saran
perbaikan untuk segenap pihak.
h. Tenaga Pelaksanaan
- Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/ tenaga-
tenaga ahli dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan
hasil kerja yang terbaik dan rapi.
- Untuk melaksakan pekerjaan yang khusus,maka Kontraktor harus
memberikan surat pernyataan yang membuktikan / menjamin bahwa
tukang - tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut memang
mempunyai pengalaman dan kecakapan.
- Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh
pihak yang berwenang sesuai dengan domisili Kontraktor tersebut.
i. Pengamanan
- Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/ peralatan-
peralatan untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan.
- Bahan-bahan / peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus
diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.
j. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mengadakan
koordiansi dengan Kontraktor lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur,
Elektrikal, Interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
1.4. Penjelasan Persyaratan Teknis Pekerjaan Air Bersih, Air Kotor Dan Air Buangan.
Peraturan-peraturan/Persyaratan
- Tata cara pelaksanaan danlain-lain petunjuk yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembagunan yang sah berlaku di Republik Indonesia.
- Selama pelaksanaan Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada
umumnya peraturan-peraturan berikut ini berkenan dengan pasal sebagai
berikut :
a. Perusahaan-perusahaan Air Minum Negara,tentang instalasi air.
b. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh
Direktorat Teknik Penyehatan Dit.Jen. Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum.
c. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3
(PUBB) 1956 NI-3 1963. PUBB 1969.
d. Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955. PBI-NO-2/1971.
e. Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja
harian, mingguan, bulanan dan borongan.
Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud
dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
1.5. Material / Bahan-Bahan Yang Dipakai
a. Untuk pipa-pipa jaringan Air Bersih Dingin yaitu pipa-pipa GIP kelas
Medium Produk, Spindo, PPI.
b. Untuk pipa-pipa jaringan Air Dingin yaitu pipa-Polypropylene kelas
PN.10 ProdukTorro, Wavin, SD.
c. Untuk pipa air kotor, air bangunan dan pipa vent, yaitu dipakai pipa PVC,
Product Rucika, Wavin, Pralon. Pipa PVC yang dipakai berkatagori class
AW (10 kg /cm2) JIS K 6742.
- Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini harus
dari jenis pvc dan berasal dari satu merk pembuat dan mengikuti
standard SII
- Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik
pembuat pipa bahwa pipa yang diproduksi oleh pabrik itu
menggunakan fitting standard yang diproduksi oleh pabrik lain yang
ditentukan oleh pabrik pembuat pipa tersebut.
d. Untuk hal tersebut diatas kontraktor harus menyediakan potongan pipa
dari berbagai ukuran yang akan digunakan dan membuat contoh
sambungan (mock up) antara pipa dengan pipa, dan antara pipa dengan
fitting untuk ditunjukan kepada Direksi Pengawas dan membuat
persetujuan untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut, serta memberikan
jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut. Tebal dindingnya tidak
boleh kurang dari ukuran sebagai berikut :
Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau
beton blok berlubang.
Tutup dibuat dari plat beton/ plat baja.
Diantara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai
gambar.
4. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik didaerah yang mempunyai
lapisan pasir kasar, maka bidang rembesan harus berada dilapisan pasir
kasar.
d. Floor Drain
1. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved
type dengan 50mm Water Seal dan dilengkapi dengan U-trap.
2. Floor Drain terdiri dari:
Chromium plated bronze cover and ring.
PVC neck
Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with
flange for water prooving.
3. Floor drain harus mempunyai ukuran utama sbb :
Outlet Diameter Cover
2” 4”
3” 6”
4” 8”
e. Floor Clean Out
1. Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening
Waterprooved Type
2. Floor Clean Out terdiri dari:
Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
PVC neck
Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange
for waterprooving.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet
sehingga mudah dibuka dan ditutup.
f. Roof Drain
1. Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproove.
2. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang
pipa bangunan.
3. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange.
Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
Bitumen Coated cover dome type.
g. P Trap
P" TRAP yang digunakan disini harus jenis single inlet. Tinggi Air minimum
pada Trap 8 cm.
P" TRAP yang digunakan disini harus dibuat dari PVC class 5 kg/cm2.
Pemasangan P" TRAP pada setiap FD kamar mandi dan pada jalur utama pipa
buangan air limbah yang menuju bak sewage.
h. STP (Sewage Treatment Plant).
1. STP menggunakan system pengolahan dengan menggunakan bakteri
pengurai.
2. Bahan STP dapat terbuat dari fiber glass.
3. Sistem kerja STP yaitu air limbah yang masuk harus dapat terurai
dengan menggunakan bakteri pengurai sehingga air yang dihasilkan
dari dalam STP tersebut layak untuk untuk dibuang ke saluran kota.
BAB VI
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pasal 1
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1.1. Prinsip Penyediaan Daya Listrik
Sumber daya listrik bagi kompleks gedung diperoleh dari jaringan tegangan
menengah PLN dengan daya terpasang sebesar klasifikasi 410 KVA.
Dari jaringan tegangan menengah 20 kV PLN, daya dari PLN tersebut disalurkan ke
transformator tiang (supplu PLN) distribusi 20 kV / 400 V berkapasitas 480
KVAuntuk digunakan dari daya bertegangan menengah ke LVMDP dan panel ukur
(kwh meter).
Didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya / penerangan
kompleks gedung secara radial.
Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase -
empat kawat 220/380 V mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman).
Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator
berkapasitas 500 kVA antara sumber daya PLN dengan diesel-genset diberikan
fasilitas interlock (outomasic tranfer switch).
1.2. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik
sebagai stiatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera
pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /
pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan /
instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta
serah terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan
yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat
teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan
harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar
yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat Khusus
Teknik atau gambar dokumen.
Pekerjaan ini meliputi:
1) Pekerjaan dari gardu PLN sampai dengan Gardu Konsumen / Ruang Trafo
Pengadaan dan pemasangan kabel N2XSEFGbY dari gardu PLN ke Gardu
Konsumen / Cubicle Ruang Trafo.
Pengadaan dan pemasangan Cubicle Incoming / Outgoing, Cubicle
Metering, Cubicle transformator dan Trafo daya.
Pengadaan dan pemasangan LVMDP.
harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau
konstruksi khusus.
Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya
menurut kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel harus
ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang,
mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya.
Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan baik,
rapi dan benar.
1) Finishing
Semua rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik
seluruhnya harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime
coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan
warna cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
Pengecatan harus tanah karat, dikerjakan dengan cara galvanized
cadmium plating atau dengan zinc chromate dan di cat dengan cat
akhir sistem bakar (oven).
2) Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci
untuk setiap kabinet harus dari tipe "common key", sehingga kunci
untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet
harus disediakan dua anak kunci.
3) Tinggi Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di
dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung pada
tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu /
penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang,
sekalipun tidak tertera pada gambar.
Sistem "Race Way"
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi kabel.
1) Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE,
PUIL 2000 dan lain-lain.
0 minimum konduit adalah %" menurut ukuran pasaran dengan
faktor pengisian kabel maksimum 40 %.
2) Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan
PVC high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan
BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari
jenis heavy gauge galvanized welded steel yang memenuhi
persyaratan BS 4568 : part I & II class 4.
3) Pemasangan
– Race Way yang ditanam di Dinding.
– Diagram fasor
– Tegangan hubung singkat pada arus nominal
– Type pendinginan
– Berat total
Garansi
Pabrik pembuat transformator harus memberikan garansi terhadap
semua transformator yang akan dipasang. Sertifikat pengujian dari
pabrik harus disertakan pada penyerahan transformator, sertifikat
tersebut harus menunjukkan, bahwa transformator yang
bersangkutan adalah sesuai dengan standard yang berlaku.
Bila transformator yang bersangkutan mengalami kegagalan dalam
pengujian, maka pabrik bertanggung jawab atas transformator
tersebut sampai memenuhi syarat setelah diadakan pengujian
ulangan dan diterima baik oleh Direksi Lapangan/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
Pengujian Transformator
Pengujian pengujian di bawah ini dilakukan apabila pabrik tidak
memberikan sertifikat:
– Test kekuatan tegangan impuls
– Test kenaikkan temperatur
– Test kekuatan hubung singkat
– Test kebisingan
Pengujian pengujian berikut harus dilakukan pada semua
transformator:
– Pengukuran tahanan kumparan
– Pemeriksaan polaritas, hubungan fasa, perbandingan
kumparan
– Pengukuran kerugian beban nol
– Pengujian dielektrik tegangan tinggi 50 Hz
3) Pengujian / Penyetelan Peralatan Dan Sistem
1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan
pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh
peralatan listrik yang dipasang.
2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan
kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta
penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan
oleh kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten
dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di
bawahpengawasan Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
antara lain :
pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall)
pengujian pentanahan panel
BAB VII
PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT
Pasal 1
PEKERJAAN PAVING BLOCK
1.1. Bahan
PavingBlock &Grass Bock yang digunakan adalah tebal 8 cm dan 6 cm dengan
motif sesuai gambar rencana, bahan pavingblock &grass block mempunyai kuat
tekan 500 kg/cm2 dari produk CISANGKAN, CONBLOCK atau setara.
Pasir yang digunakan yaitu pasir beton terdiri dari :
a. Pasir alas (posisi dibawah pavingblock &grass block).
b. Pasir halus untuk pengisi celah/naat pasangan pavingblock &grass block.
c. Sirtu
diratakan dan diatasnya ditata rapat dan rapi lantai paving block& grass
block sesuai pola yang ditetapkan.
1.2.6. Pemotongan pavingblock &grassblock bagian tepi harus dilakukan dengan
gergaji mesin, ukurannya harus tepat dengan daerah yang akan dipasang.
1.2.7. Agar terjadi ikatan antar paving block&grassblock, diantaranya ditaburi
abu batu dan diratakan dengan Vibrator yang digetarkan diatas papan
setebal 3 cm.
1.2.8. Pemeliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai selama proses
interlocking berlangsung dengan cara menaburkan filler sand/ pasir
pengisi secara intensif selama 6 bulan.
1.2.9. Bagian subgrade yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan
retak-retak akibat pengeringan yang cepat atau akibat lalu lintas,
kendaraan proyek atau hal-hal lain yang menyebabkan subgrade tersebut
rusak, terganggu strukturnya. Kerusakan atas subgrade itu harus
diperbaiki oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya.
1.2.10.Test Pengujian tanah dasar.
Test harus dilakukan dilapangan pada tempat-tempat yang ditunjuk oleh
Direksi untk mengetahui kepadatan maksimum, derajat kepadatan
lapangan, nilai CBR lapangan dan lain lain. Pengujian dilakukan setiap
250 m2 pada setiap lapis pemadatan.Biaya test ini menjadi tanggungan
Kontraktor.
1.3. Pemasangan paving block
Paving block dipasang diatas permukaan pasir yang belum dipadatkan tetapi
telah diratakan. Pasangan tersebut kemudian harus dilaksanakan selambat-
lambatnya 24 jam sesudah pemasangan block selesai. Paving block & grass
block dipasang untuk semua jalan kendaraan dan sebagian tempat parkir.
Vibrator compactor harus dari jenis sebagai berikut :
Luas permukaan plate compactor 0.2 – 0.3 m2, dengan centrifugal force + 1
ton.
Celah-celah / nat-nat (joint spacing) pada pasangan paving &grass block
tidak boleh lebih dari 4 mm.
Apabila terjadi pemasangan pavingblock block dengan celah / nat (joint
spacing) lebih besar dari 4 mm, maka pasangan itu harus dibongkar dan
diperbaiki lagi.
Jarak antara garis kansteen dengan pavingblock tidak boleh lebih besar dari
4 mm dan tidak boleh di cor dengan adukan, melainkan harus diperbaiki
letak kansteen-nya atau pasangannya.
Pemotongan di daerah pinggir harus menggunakan mesin potong khusus.
Apabila tidak disebutkan lain dalam disain, maka profil melintang
permukaan paving block harus mencapai minimal 2.5 % dengan toleransi 10
mm.
Penyimpangan/deviasi pada permukaan datar 8 mm, diukur pada tiap 3 m
garis lurus dan perbedaan maksimal antara level (ketinggian) sebuah
interblock dengan yang lain tidak lebih 2 mm.
Pasir pengunci disapu diatas permukaan paving block dan kemudian
terakhir dipadatkan lagi dengan vibrator 3 kali.
Bila terjadi pemberhentian pemasangan, baris terakhir dari paving
block&grass block harus dibongkar dulu pada waktu pekerjaan dilanjutkan.
Pola pemasangan
Kecuali dinyatakan lain, maka pola pemasangan block-block ini adalah pola
strectcher dengan arah sejajar lebar jalan, atau sesuai dengan gambar
rencana.
Pelaksana kontraktor
Pemasangan lapisan pengerasan dengan block beton interlocking harus
rapih, rata, kuat dan mengikuti bentuk-bentuk, garis-garis yang tertera pada
gambar.
Kontraktor harus menjamin bahwa pelaksana untuk pekerjaan ini sudah
dengan bimbingan dan pabrik block beton yang bersangkutan dan disetujui
oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
Pengawasan dari pabrik / suplier
Kontraktor harus mendapatkan / menyediakan pengawas-pengawas dari
pabrik / suplier block yang bersangkutan untuk mengawasi pekerjaan ini.
Pengawas harus benar-benar berpengalaman dalam pekerjaan pemasangan
paving&grass block.
Pekerjaan-pekerjaan yang ditolak.
Bahan paving block yang cacat, retak dan rusak harus disingkirkan dari
lapangan bilamana didapat karakteristik kekuatan tekan block beton
dibawah persyaratan.
Permukaan lapisan terpasang yang tidak rata melebihi persyaratan toleransi
dalam persyaratan teknis ini.
Contoh
Contoh paving block untuk warna ajukan kepada Konsultan Pengawas / ahli
untuk tiap-tiap warna yang akan dipakai masing-masing 3 (tiga) buah.
Pengujian paving block
Contoh paving block untuk pengujian setiap 1000 (seribu) block disediakan
di lapangan, ahli berhak mengambil 1 (satu) buah contoh yang harus dikirim
oleh Kontraktor ke Laboratorium yang ditunjuk, untuk maksud-maksud
pengujian atas bentuk, kerapihan dan kekuatan tekan.Biaya test ini menjadi
tanggungan Kontraktor.
Setelah selesai pemasangan, lubang-lubang diisi dengan tanah humus
kemudian ditamani rumput gajah mini.
1.4. Pemeliharaan
Kerusakan-kerusakan yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
selesai masa pemeliharaan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus
diperbaiki oleh kontraktor dengan biaya sendiri.
PASAL 2
PEKERJAAN KANSTEEN
2.1. Persyaratan Material
- Kansteen terbuat dari beton K-250 cetak mesin dengan ukuran sama.
- Jenis kansteen adalah terdiri dari kansteen untuk jalan ukuran 15x28x60 cm
dan kansteen untuk tamanukuran 14x20x20 cm.
- Kansteen produk setara Cisangkan, Conblock.
Pasal 3
PEKERJAAN PLAZA
Pekerjaan plaza terdiri dari :
1. Pekerjaan Paving Block
Spesifikasi dan cara pemasangandapat dilihat pada Pasal 3 Pekerjaan Site
Development.
2. Pekerjaan kansteen
Spesifikasi dan cara pemasangan dapat dilihat pada Pasal 4 Pekerjaan Site
Development.
3. Pekerjaan batu sikat
Spesifikasi dan cara pemasangandapat dilihat pada Bab5 Pekerjaan Site
Development.
Pasal 4
PEKERJAAN PENYELESAIAN DAN PEMBERSIHAN HALAMAN
4.1. Bahan
Yang dimaksud disini adalah bahan / barang limbah yang berasal dari sisa-sisa
pekerjaan atau benda-benda lain yang memerlukan pembenahan.
4.2. Macam Pekerjaan
Pengumpulan dan penumpukan barang limbah / sisa pekerjaan.
Pengangkutan barang limbah sisa pekerjaan.
Pembersihan tanah halaman di sekeliling bangunan.
4.3. Syarat Pelaksanaan
Barang-barang limbah pekerjaan ditumpuk pada suatu tempat, sehingga tidak
mengganggu pekerjaan atau benda-benda lain yang memerlukan
pembenahan.
Pengangkutan dibedakan atas jenis bahan limbah masing-masing ketempat
yang berbeda atas penentuan Konsultan Pengawas.
Tanah halaman di sekeliling bangunan harus dibersihkan dan sisa-sisa /
serpihan kecil yang mungkin tertinggal, sehingga betul-betul rapih dan bersih.
B A B VIII
PEKERJAAN INTERIOR
Pasal 1
UMUM
Yang disebut dengan bahan elemen penyelesaian interior ialah :
PASAL 2
BAHAN PRODUKSI PABRIK
2.1. Plywood Megateak, Multipleks, Tripleks.
a. Bahan-bahan adalah produksi dalam negeri, kualitas terbaik.
b. Plywood merk "ASAHI"/setara ex. lokal kualitas terbaik.
c. Ketebalan dari masing-masing lapisan kayu tidak boleh tipis dari 1mm.
d. Lapisan terdiri dari lapisan yang arah seratnya berlainan dan serat berjumlah
lapisan 3, 5, 7 dan seterusnya. Arah serat lapisan pertama tegak lurus arah
serat lapisan kedua dan seterusnya.
e. Permukaan harus rata, halus, mampat berserat baik, bebas dari mata-mata
kayu, lubang-lubang dan retak-retak, serta tekstur yang tidak diinginkan.
f. Khusus untuk bahan plywood megateak harus terpilih, tiap-tiap lembar yang
mengandung serat-serat kayu harus merupakan satu kesatuan jenis, sehingga
tidak menimbulkan ekspresi yang berlainan. Diluar ini harus dengan
persetujuan Pemberi Tugas.
g. Multipleks dan tripleks harus dipilih dari bahan dan warna yang sama.
h. Bahan pelekat harus tahan terhadap air, sesuai persyaratan teknis pabrik.
i. Ukuran-ukuran ketebalan minimal 4 mm.
j. Veneer dan Plywood megateak yang baik adalah dengan sudut kupas 91.
k. Perekatan Venir megateak disyaratkan dengan urea formaldehida untuk
menghasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan.
2.5. Dempul
Bagi bagian-bagian yang perlu didempul digunakan plastik (sintetis), kualitas
DANA Paint atau NIPPON Paint, dempul lilin tidak diijinkan, kecuali pada
permukaan dengan politur tradisional dan dalam jumlah yang sangat kecil,
dengan warna disesuaikan dengan warna politur.
2.7. Finishing
Sebagai bahan finishing seluruh pekerjaan kayu dipergunakan melamik dengan
open pore sistem dalam akhiran semi gloss, dengan warna yang akan ditentukan
oleh Konsultan Perencana.
2.8. Kaca
a. Untuk kaca pada partisi dan pintu-pintu digunakan kaca bening ex. ASAHI
MAS yang di ’sandblast’ halus dengan ketebalan 6 mm dan 8 mm.
b. Untuk pintu frame less digunakan kaca tempered bening ex. ASAHI MAS
dengan ketebalan 12 mm.
2.12. Paku
Paku-paku jenis "Cadnium plated steel"