Anda di halaman 1dari 2

Nadia Prameswary XI IPA 3 30 KESULTANAN MATARAM Kesultanan Mataram merupakan kerajaan Islam mataram di Jawa yang didirikan oleh

h Sutawijaya. Sutawijaya naik tahta menjadi raja kerajaan Mataram pertama dengan gelar : Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Pada awal kekuasaannya, Sutawijaya mendapat banyak tantangan dari beberapa bupati yang ingin melepas diri. Namun, pada akhirnya peperangan itu dapat dicegah melalui perantara Sunan Giri. Pada akhir pemerintahan Sutawijaya/ Senapati, Mataram berhasil menduduki Galuh di Jawa Barat sampai Pasuruan di Jawa Timur. Setelah Sutawijaya wafat, ia digantikan oleh putranya yaitu Mas Jolang atau Panembahan Seda Ing Krapyak. Pada masa pemerintahan Mas Jolang, sering terjadi banyak pemberontakan. Ia mampu menduduki Mojokerto dan Gresik, namun Surabaya masih belum dapat ditaklukan. Setelah Mas Jolang wafat, ia digantikan oleh Adipati Martapura. Namun, karena ia sakit-sakitan dan dianggap tidak bisa memerintah, maka ia digantikan oleh Mas Rangsang dengan gelar Sultan Agung Senapati Ing Alaga Ngabdurahman Kalifatullah. Mas Rangsang adalah raja Mataram pertama yang menggunakan Sultan. Masa keemasan kerajaan Mataram terdapat pada masa pemerintahan Mas Rangsang, yang dikenal dengan nama Sultan Agung.

1. Aspek bidang politik Pada masa pemerintahan Sultan Agung, banyak terjadi pemberontakan serta perlawanan dari VOC , ancaman dari berbagai kerajaan. Untuk menundukkan perlawanan tersebut, Sultan Agung mempersiapkan pasukan, persenjataan serta armada laut yang kuat selama 2 tahun. Pada tahun 1628, Mataram gagal menyerang Batavia dikarenakan kurangnya perbekalan. Pada tahun 1629, Sultan Agung mencoba menyerang Batavia namun gagal karena kapalkapal pengangkut beras perbekalan ditenggelamkan oleh VOC dan gudanggudang beras Mataram dibakar oleh VOC. Pada tahun 1641, Malaka jatuh ke tangan Belanda dan Belanda menguasai jalur perdagangan laut Nusantara. Hal itu menyulitkan Mataram dan mataram melakukan penyerangan terhadap Belanda, namun terhenti karena Sultan Agung wafat. Ia digantikan oleh putranya, Amangkurat yang memerintah dengan kejam sehingga Mataram mengalami kemunduran. Awalnya Mataram terpecah menjadi : Kesultanan Yogyakarta (Hamengkubuwono) dan Kesultanan Surakarta (Pakubuwono) namun, berkat

Belanda, Mataram terbagi atas 4 dinasti yaitu : Kesultanan Yogyakarta, Kesultanan Surakarta, Pakualaman Yogyakarta dan Mangkunegaran Surakarta

2. Aspek bidang ekonomi Didominasi oleh kegiatan ekonomi yang bercorak agraris dan maritim sehingga Mataram menjadi pengekspor beras terbesar pada masa itu. Dalam perdagangan, Raja memonopoli beras. Kerja sama raja dan pedagang sangat untung karena berbentuk Kolusi. Ciri kehidupannya adalah sistem feodal yang didasarkan atas sistem agraris. Ikatan antara bangsawan dan rakyat disebut patron-klien.

3. Aspek bidang budaya Pada masa Sultan Agung, ia selalu melaksanakan Solat Jumat bersama rakyat. Terjadi perubahan perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) menjadi tahun Islam (Hijriyah) yang berdasarkan atas peredaran bulan tahun 1633. Sultan Agung menyusun karya sastra yang terkenal : Kitab Sastra Gending dan menyusun kitab undang-undang baru yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan hukum adat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam

Sekilas Info : Sultan Agung pernah mengirimkan pasukannya ke Mekah pada tahun 1641 untuk mengesahkan kekuasaannya. Setelah utusannya kembali dari Mekah, ia berganti gelar menjadi Sultan Abdul Muhammad Maulana Matarami.

Anda mungkin juga menyukai