Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Lembar Kegiatan Siswa yang dikembangkan merupakan


Lembar Kegiatan Siswa yang berisi tugas dan langkah kerja yang
dapat melatihkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Tugas dan
langkah kerja tersebut disesuaikan dengan indikator berpikir kritis
yang dilatihkan. Lembar Kegiatan Siswa yang dikembangkan ada 2,
yaitu LKS 1 dengan judul Archaebacteria dan Eubacteria yang
meliputi sub materi karakteristik, struktur, bentuk, dan klasifikasi
bakteri; serta LKS 2 yang berjudul Reproduksi Bakteri, Isolasi
Bakteri, Pewarnaan Gram, Peranan Bakteri dengan sub materi
meliputi keempat komponen pada judul tersebut.
Penelitian yang telah dilakukan di Jurusan Biologi FMIPA
UNESA dan di SMAN 1 Sidoarjo memeroleh data berupa hasil
validitas, kepraktisan dan keefektifan terhadap LKS berbasis SETS
pada materi pokok Archaebacteria dan Eubacteria untuk
melatihkan kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan.
Penelitian ini menggunakan model penelitian 4-D tetapi tahap
disseminate tidak dilakukan. Adapun hasil dan analisis data
penelitian sebagai berikut:
1. Hasil Validitas LKS
Lembar Kegiatan Siswa berbasis SETS pada materi
Archaebacteria dan Eubacteria untuk melatihkan keterampilan
berpikir kritis yang dikembangkan setelah ditelaah oleh
pembimbing mendapatkan saran dan dilakukan revisi sehingga
dihasilkan draf 1, selanjutnya dilakukan revisi I untuk
menghasilkan draf II. Adapun saran dan masukan telaah I
terdapat pada Tabel 4.1.

71
72

Tabel 4.1 Saran dan Masukan Telaah I pada Draf I serta Hasil
Revisi pada Draf II
N Hasil Perbaikan
o Saran/ masukan Hasil Revisi
1. LKS 1 dan LKS 2 sebaiknya Pemisahan kedua LKS dengan
dipisah supaya tidak terlalu penambahan cover pada LKS 1
tebal sehingga terdapat dua cover,
yaitu LKS 1 dan LKS 2.

LK 1

LKS 2

2. Gambar potongan DNA pada Dilakukan perbaikan pada


Gambar 2.11 tentang proses gambar 2.11 tentang proses
transformasi bakteri terlihat transformasi bakteri dengan
kurang jelas. gambar yang lebih jelas.
73

Lanjutan Tabel 4.1


N Hasil Perbaikan
o Saran/ masukan Hasil Revisi

3. Kata “seperti buah anggur” Mengganti kata “seperti buah


pada bentuk bakteri anggur” dengan “membentuk
Streptokokus kurang tepat. rantai”

Draf I setelah ditelaah mendapatkan saran dan koreksi


dari 2 dosen penyanggah pada seminar proposal yang
dilaksanakan pada tanggal 10 April 2017. Masukan dan koreksi
dalam seminar akan digunakan sebagai dasar untuk merevisi
sehingga dihasilkan draf II yang selanjutnya akan divalidasi
oleh para ahli. Saran dan perbaikan dari Draf I menjadi Draf II
disajikan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Saran dan Masukan dari Dosen Pembimbing dan Penguji Setelah
Seminar (Draf II)
Hasil Perbaikan
No
Saran/ masukan Hasil Revisi
1. Tujuan pembelajaran pada LKS Dilakukan perbaikan pada tujuan
2 disesuaikan dengan pembelajaran LKS 2 dengan
Kompetensi Dasar 4 yaitu menambahan keterampilan
memuat keterampilan siswa. siswa.

2. Tujuan kegiatan nomor 2 pada Dilakukan perbaikan


LKS 1 sebaiknya hanya pengurangan kata kerja pada
mengandung satu kata kerja. tujuan kegiatan nomor 2 LKS 1.
74

Lanjutan Tabel 4.2


Hasil Perbaikan
No
Saran/ masukan Hasil Revisi

1. Materi reproduksi bakteri di Dilakukan pemindahan materi


LKS 1 lebih sesuai dengan reproduksi bakteri ke LKS 2.
Kompetensi Dasar 4 di LKS 2.

2. Prosedur pewarnaan bakteri Mengganti prosedur pewarnaan


pada LKS 2 kurang tepat. bakteri dengan teori yang benar.

3. Tugas 1 pada LKS 1 sebaiknya Dilakukan perbaikan tugas 1


tidak dari deksripsi menjadi pada LKS 1 dengan tugas dari
deskripsi lagi. deskripsi menjadi gambar
imajiner.

4. Wacana pada tugas 1 nomor 2 Dilakukan perbaikan dengan


kurang informasi tentang menambahkan informasi pada
bakteri yang ditanyakan di soal. wacana tugas 1 nomor 2 agar
siswa dapat menjawab soal.
75

Lanjutan Tabel 4.2


Hasil Perbaikan
No
Saran/ masukan Hasil Revisi
5. Jika sudah menambahkan Dilakukan perbaikan dengan
informasi pada wacana tugas 1 menghilangkan perintah siswa
nomor 2, tidak perlu lagi merujuk pada buku untuk
meminta siswa merujuk pada informasi tambahan.
buku untuk informasi
tambahan.

6. Sebaiknya kata koloni bakteri Dilakukan perbaikan dengan


diganti menjadi rangkaian menggnati kata koloni bakteri
bakteri pada informasi singkat menjadi rangkaian bakteri.
tentang bentuk bakteri.

7. Tugas 2 pada LKS 1 sebaiknya Dilakukan perbaikan dengan


disesuaikan KD dengan diberi mengubah tugas dari
gambar untuk diamati pengamatan gambar selanjutnya
selanjutnya diberi soal. diberi soal.

8. Wacana pada tugas 2 nomor 2 Mengganti tugas 2 nomor 2


kurang sesuai teori dan KD. dengan diberi gambar rangkaian
bakteri selanjutnya siswa
menganalisis gambar tersebut.
76

Lanjutan Tabel 4.2


Hasil Perbaikan
No
Saran/ masukan Hasil Revisi
9. TKeterangan tugas 3 pada LKS 1 Dilakukan perbaikan denga
kurang jelas. menambahkan keterangan pada
tugas 3 LKS 1.

10. Sebaiknya kata proses Dilakukan perbaikan dengan


konjugasi pada tugas 4 nomor 3 mengganti kata proses konjugasi
diganti dengan reproduksi menjadi proses reproduksi
bakteri. bakteri.

11. Wacana pada tugas 3 nomor 2 Dilakukan perbaikan dengan


tidak sesuai teori. mengganti wacana pada tugas 3
nomor 2 dengan wacana baru
yang sesuai teori.

12. Kata bakteri pengunyah limbah Dilakukan perbaikan dengan


sebaiknya diganti dengan kata mengubah kata bakteri
yang lebih sesuai. pengunyah limbah menjadi
bakteri pengurai limbah.
77

Lanjutan Tabel 4.2


Hasil Perbaikan
No
Saran/ masukan Hasil Revisi
13. Informasi singkat pada materi Dilakukan perbaikan dengan
pewarnaan Gram sebaiknya penambahan gambar struktur
ditambah gambar struktur dinding sel bakteri Gram positif
dinding sel bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif pada
dan bakteri Gram negatif. informasi singkat materi
pewarnaan Gram.

14. Belum tercantum alat dan bahan Dilakukan perbaikan dengan


menambahkan alat dan bahan

Draf II selanjutnya akan divalidasi sehingga memperoleh


nilai dalam bentuk angka dan saran perbaikan dan koreksi.
Saran dan koreksi dari para validator akan digunakan sebagai
dasar untuk merevisi sehingga diperoleh draf III (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Saran dan Masukan dari Validator Setelah Divalidasi


(Draf III)
Hasil Perbaikan
No
Saran/ masukan Hasil Revisi
1. Kata archaebacteria dan Dilakukan perbaikan penulisan
eubacteria seharusnya ditulis kata Archaebacteria dan
konsisten dengan awal kata Eubacteria yang diawali dengan
huruf kapital. huruf kapital
78

Lanjutan Tabel 4.3


Hasil Perbaikan
No
Saran/ masukan Hasil Revisi
2. Pada LKS 1 dan LKS 2 belum Dilakukan perbaikan dengan
ada pendahuluan tentang menambahkan pendahuluan
pendekatan SETS yang tentang pendekatan SETS
digunakan dalam LKS

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang telah dikembangkan


oleh peneliti kemudian divalidasi oleh seorang dosen ahli
materi, seorang dosen ahli pendidikan biologi, dan seorang
guru biologi SMAN 1 Sidoarjo yang ditinjau dari beberapa
kriteria untuk dinilai. Hasil penilaian validitas Lembar
Kegiatan Siswa berbasis SETS pada materi Archaebacteria dan
Eubacteria untuk melatihkan kemampuan berpikir kritis pada
siswa disajikan pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.

Tabel 4.4. Rekapitulasi Data Hasil Validasi LKS Berbasis SETS


pada Komponen A Meliputi Kelayakan Isi,
Kelayakan Penyajian, dan Kelayakan Bahasa
Skor
No Kriteria Total Modus Kategori
V1 V2 V3
Kelayakan Isi
Alat dan bahan yang
dicantumkan sesuai
1. 4 4 4 12 4 Valid
dengan kebutuhan
kegiatan.
Kegiatan dalam
LKS mengarahkan
siswa untuk
2. 4 3 4 11 4 Valid
menemukan dan
memahami
Archaebacteria dan
79

Lanjutan Tabel 4.4


Eubacteria
LKS menuntun
siswa untuk
memperoleh dan
mencari informasi
3. mengenai 4 4 4 12 4 Valid
Archaebacteria dan
Eubacteria dengan
bantuan berbagai
alat (teknologi).
Kegiatan dalam
LKS sesuai dengan
4. 4 3 4 11 4 Valid
indikator dan tujuan
pembelajaran.
Pertanyaan dalam
LKS memanfaatkan
konsep sains ke
5. 4 4 4 12 4 Valid
bentuk teknologi
untuk kepentingan
masyarakat.
Pertanyaan dalam
LKS membantu
siswa menganalisis
6. 4 3 4 11 4 Valid
peranan
Archaebacteria dan
Eubacteria.
Pertanyaan yang
diberikan dalam
LKS berbasis SETS
(science,
environment,
technology, society)
7. 3 4 4 11 4 Valid
membimbing siswa
untuk mengaitkan
aspek sains,
lingkungan,
teknologi, dan
masyarakat.
Materi
8. 4 3 4 11 4 Valid
menggunakan
80

Lanjutan Tabel 4.4


kalimat yang jelas
dan dimengerti oleh
siswa.
Modus 4 Valid
Kelayakan Penyajian
Judul yang
dicantumkan dalam
1. 4 4 4 12 4 Valid
LKS sesuai dengan
pokok bahasan
LKS mencantumkan
identitas yang
2. lengkap (Materi, 3 4 4 11 4 Valid
Kelas, KD, Topik,
dan Alokasi waktu)
LKS mencantumkan
tujuan pembelajaran
3. 4 3 4 11 4 Valid
sesuai dengan KD
terkait.
Kesesuaian alokasi
4. waktu untuk 4 4 4 12 4 Valid
melakukan kegiatan.
Mencantumkan
5. 4 4 4 12 4 Valid
langkah kerja.
Kesesuaian topik
6. 4 4 4 12 4 Valid
LKS dengan materi.
Ukuran dan jenis
tulisan dapat dibaca
7. 4 4 4 12 4 Valid
dengan jelas dan
mudah dimengerti.
Tampilan gambar
pada LKS jelas dan
8. 4 4 4 12 4 Valid
menarik perhatian
siswa.
Tampilan warna
pada LKS jelas dan
9. 4 3 4 11 4 Valid
menarik perhatian
siswa.
Tata letak atau
Cukup
10 desain LKS yang 3 3 3 9 3
valid
digunakan menarik.
81

Lanjutan Tabel 4.4


Modus 4 Valid
Kelayakan Bahasa
Bahasa yang
digunakan sesuai
1. 4 3 4 11 4 Valid
dengan tingkat
kedewasaan siswa.
Bahasa yang
2. digunakan singkat 4 4 3 11 4 Valid
dan jelas.
Bahasa yang
digunakan baku
3. 4 4 4 12 4 Valid
sesuai tata bahasa
dan EYD.
Modus 4 Valid
Modus Komponen A 4 Valid

Setelah diketahui nilai persentase komponen A, selanjutnya


perlu diketahui nilai persentase komponen B berdasarkan hasil
validasi komponen B pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5. Rekapitulasi Data Hasil Validasi Komponen B (LKS


Berbasis SETS berdasarkan Kesesuaian Tugas dalam
LKS dengan Melatihkan Kemampuan Berpikir Kritis)
Indikator
Berpikir Kritis
yang akan
Kategori

dilatihkan pada Skor


Modus

No Tugas siswa melalui


tugas dalam
LKS
V1
V2
V3

1 2 3 4 5 6
Membuat gambar imajiner
Archaebacteria dan
Eubacteria setelah membaca
1. tabel perbandingan √ √ √ - - - 1 1 1 1 Valid
Archaebacteria dan
Eubacteria yang disajikan.
82

Lanjutan Tabel 4.5


Indikator
Berpikir Kritis
yang akan

Kategori
dilatihkan pada Skor

Modus
No Tugas siswa melalui
tugas dalam
LKS

V1
V2
V3
1 2 3 4 5 6
Mengidentifikasi jenis
2. mikroorganisme yang √ √ √ √ √ - 1 1 1 1 Valid
terdapat dalam suatu wacana.
Mendeskripsikan bentuk dan
struktur bakteri setelah
3. mengamati gambar sel √ √ √ √ - - 1 1 1 1 Valid
bakteri yang disajikan.
Mengidentifikasi bentuk
4. bakteri setelah mengamati √ √ √ √ - - 1 1 1 1 Valid
gambar rangkaian sel bakteri.
Menjelaskan karakteristik
rangkaian sel bakteri setelah
5. √ √ √ √ √ - 1 1 1 1 Valid
mengamati gambar rangkaian
sel bakteri.
Menggolongkan kingdom
Archaebacteria dan
Eubacteria dengan membuat
6. √ √ √ - - - 1 1 1 1 Valid
skema pengelompokan
Archaebacteria dan
Eubacteria.
Menyebutkan macam-macam
7. √ √ √ - - - 1 1 1 1 Valid
reproduksi pada bakteri.
Membedakan macam-macam
rekombinasi genetik bakteri
8. setelah melihat video yang √ √ √ √ - - 1 1 1 1 Valid
disajikan.
Mendeskripsikan tahap-tahap
9. dalam isolasi bakteri. √ √ √ √ - - 1 1 1 1 Valid
83

Lanjutan Tabel 4.5


Indikator
Berpikir Kritis
yang akan

Kategori
dilatihkan pada Skor

Modus
No Tugas siswa melalui
tugas dalam
LKS

V1
V2
V3
1 2 3 4 5 6
Membedakan antara metode
pour plate dan spread plate
10. dengan cara membuat skema √ √ √ √ - - 1 1 1 1 Valid
berdasarkan pengamatan
video.
Mempresentasikan skema
tentang perbedaan metode
11. pour plate dan spread plate √ √ √ √ √ √ 1 1 1 1 Valid
yang telah dibuat.
Menganalisis perbedaan hasil
pewarnaan pada bakteri
Gram positif dan Gram
12. √ √ √ √ - - 1 1 1 1 Valid
negatif menggunakan kata-
kata sendiri berdasarkan
pengamatan gambar.
Mempresentasikan perbedaan
hasil pewarnaan pada bakteri
Gram positif dan Gram
13. √ √ √ √ √ √ 1 1 1 1 Valid
negatif menggunakan kata-
kata sendiri berdasarkan
pengamatan gambar.
Mendeskripsikan peran
bakteri dalam kehidupan
14. melalui kegiatan melengkapi √ √ √ √ - - 1 1 1 1 Valid
tabel dan menganalisis suatu
kasus.
84

Lanjutan Tabel 4.5


Indikator
Berpikir Kritis
yang akan

Kategori
dilatihkan pada Skor

Modus
No Tugas siswa melalui
tugas dalam
LKS

V1
V2
V3
1 2 3 4 5 6
Mempresentasikan peran
bakteri dalam kehidupan
15. melalui tabel dan hasil √ √ √ √ √ √ 1 1 1 1 Valid
analisis suatu kasus.

Modus Komponen B 1 Valid

Keterangan:
1: Interpretasi V1: Validator 1
2: Analisis V2: Validator 2
3: Evaluasi V3: Validator 3
4: Inferensi
5: Eksplanasi
6: Regulasi Diri

Tabel 4.6 Rekapitulasi Skor Hasil Validasi LKS


No Komponen Modus Kategori
1. A 4 Valid
2. B 1 Valid

Modus validitas Lembar Kegiatan Siswa berbasis SETS pada


materi Archaebacteria dan Eubacteria untuk komponen A sebesar 4
dikategorikan valid dan komponen B sebesar 1 dikategorikan valid.
Sehingga Lembar Kegiatan Siswa berbasis SETS pada materi
Archaebacteria dan Eubacteria dinyatakan valid.
85

2. Hasil Keterbacaan LKS


Keterbacaan LKS berbasis SETS pada materi
Archaebacteria dan Eubacteria untuk melatihkan keterampilan
berpikir kritis dalam bentuk lembar uji keterbacaan dilakukan
untuk menentukan kelayakan LKS berbasis SETS pada materi
Archaebacteria dan Eubacteria yang dilihat dari hasil
kepraktisan. Lembar uji keterbacaan berbentuk paragraf yang
berisi 100 kata yang diambil dari LKS berbasis SETS pada
materi Archaebacteria dan Eubacteria yang dikembangkan. Uji
keterbacaan LKS ini dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan formula Fry. Formula Fry menggunakan
penggalan wacana yang berjumlah 100 kata di dalam LKS, dari
wacana tersebut, tingkat keterbacaan dihitung dengan cara
menghitung jumlah kalimat dan jumlah suku kata dalam 100
kata tersebut lalu dikonversikan ke dalam grafik fry (Lampiran
2). Tingkat keterbacaan diukur melalui lembar uji keterbacaan.
Berdasarkan hasil uji keterbacaan LKS berbasis SETS pada
materi Archaebacteria dan Eubacteria yang dilakukan oleh
peneliti, maka didapatkan hasil tingkat keterbacaan LKS
berbasis SETS pada materi Archaebacteria dan Eubacteria
dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Keterbacaan LKS berbasis


SETS pada materi Archaebacteria dan Eubacteria
Jumlah
Jumlah
Sampel Suku Kata n x 0,6 Level
Kalimat
(n)
1 5,9 249 149 Level 9
2 7,1 263 158 Level 10
3 8,3 280 168 Level 11
4 6,3 248 149 Level 9
5 6,7 269 161 Level 10
6 5,9 256 154 Level 10
7 6,3 231 139 Level 7
8 6,7 278 166 Level 11
9 4,8 308 185 Mahasiswa
86

Keterbacaan LKS dinyatakan sesuai jika titik temu garis


vertikal yang menunjukkan jumlah kalimat per 100 kata dan
garis horizontal yang menunjukkan jumlah suku kata per 100
kata terletak pada level 9, 10, dan 11. Berdasarkan Tabel 4.7
tersebut maka hasil uji keterbacaan LKS dapat diinterpretasikan
dalam grafik Fry pada Gambar 4.1 berikut ini.

Keterangan:
Sampel 1 Sampel 3 Sampel 5 Sampel 7 Sampel 9
Sampel 2 Sampel 4 Sampel 6 Sampel 8

Gambar 4.1 Interpretasi Hasil Uji Keterbacaan pada Grafik Fry

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.1 selanjutnya


dilakukan perhitungan nilai persentase sesuai dan nilai
persentase invalid. Hasil perhitungan persentase tingkat
kesesuaian keterbacaan LKS dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut:
87

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Persentase Tingkat


Kesesuaian Keterbacaan LKS
Jumlah
No Kategori Persentase
sampel
1. Sesuai 7 78 %
2. Invalid 1 11%
3. Sulit 1 11 %

Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan tingkat


kesesuaian keterbacaan LKS di atas dibuat diagram persentase
hasil keterbacaan LKS seperti pada Gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Persentase Hasil Keterbacaan LKS Setelah Revisi


III dan Editing

Berdasarkan hasil dari sembilan sampel yang diuji, tujuh


sampel wacana menunjukkan bahwa sesuai untuk kelas X
(level 9,10, dan 11) dengan nilai persentase sesuai paling
tinggi, yaitu sebesar 78%. Lembar Kegiatan Siswa dikatakan
praktis apabila persentase sesuai paling tinggi diantara
persentase yang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa LKS berbasis SETS pada materi Archaebacteria dan
Eubacteria untuk melatihkan kemampuan berpikir kritis pada
siswa kelas X SMA yang dikembangkan praktis untuk
digunakan oleh siswa kelas X.
88

3. Hasil Keefektifan LKS

Keefektifan Lembar Kegiatan Siswa berbasis SETS pada


materi Archaebacteria dan Eubacteria yang dikembangkan
dilihat dari 3 aspek, yaitu melihat besar kecilnya peningkatan
skor pretest dan posttest siswa dengan melihat gain score,
ketuntasan melatihkan kemampuan berpikir kritis, dan respon
siswa. Rekapitulasi data hasil belajar siswa disajikan dalam
Tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Setelah


Pembelajaran dengan Lembar Kegiatan Siswa
berbasis SETS pada materi Archaebacteria
dan Eubacteria
Nomor Nilai Keterangan
No. Urut Tidak
Pretest Posttest Tuntas
Siswa tuntas
1 1 46 86 √
2 2 54 68 √
3 3 50 80 √
4 4 54 64 √
5 5 54 78 √
6 6 60 80 √
7 7 54 94 √
8 8 50 86 √
9 9 40 66 √
10 10 54 78 √
11 11 54 76 √
12 12 60 80 √
13 13 48 80 √
14 14 60 86 √
15 15 52 88 √
16 16 34 72 √
Rata-rata 79 √
Keterangan: Siswa dinyatakan tuntas apabila nilai ≥ 75 (SKM
SMAN 1Sidoarjo).
89

Hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan bahwa 75%


siswa dinyatakan tuntas, yaitu 12 dari 16 siswa memperoleh
nilai lebih dari SKM SMAN 1 Sidoarjo (≥ 75). Keempat siswa
yang tidak tuntas pada posttest disebabkan karena tidak
menjawab pertanyaan dengan sempurna dan salah mengartikan
soal yang diberikan. Selanjutnya dihitung nilai persentase gain
score berdasarkan nilai pretest dan postest siswa. Adapun
kriteria Interpretasi gain score disajikan pada Tabel 4.10.
Rekapitulasi skor pretest dan posttest serta gain score dapat
dilihat pada lampiran 12.

Tabel 4.10 Kriteria Interpretasi Gain Score


Rendah Sedang Tinggi
Interpretasi (0,00 < g ≤ (0,30 < g ≤ (0,70 < g ≤
0,30) 0,70) 1,00)
Jumlah Siswa 2 10 4
Persentase (%) 12,5 62,5 25

Berdasarkan Tabel 4.10 persentase gain score tertinggi


terdapat pada interpretasi sedang sebesar 62,5% dan terendah
pada interpretasi rendah sebesar 12,5%. Sedangkan interpretasi
tinggi sebesar 25%. Rata-rata gain score yang didapat sebesar
0,56 dengan interpretasi sedang (Lampiran 12). Hal ini
mengindikasikan bahwa terdapat kenaikan skor yang didapat
oleh siswa setelah menggunakan LKS walaupun kenaikannya
tidak tinggi.
Aspek kedua yaitu ketuntasan dalam melatihkan
kemampuan berpikir kritis pada siswa dengan menghitung
kebenaran jawaban pada tugas dalam LKS. Adapun persentase
ketuntasan melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa
disajikan pada Tabel 4.11. Rekapitulasi ketuntasan melatihkan
kemampuan berpikir kritis pada siswa yang lebih rinci terdapat
pada Lampiran 13.
90

Tabel 4.11 Persentase Ketuntasan Melatihkan Kemampuan


Berpikir Kritis Siswa

Nomor Urut Persentase Ketuntasan


No
Tugas (%)
1 1 50
2 2 75
3 3 75
4 4 75
5 5 50
6 6 100
7 7 100
8 8 100
9 9 100
10 10 100
11 11 100
12 12 75
13 13 100
14 14 75
15 15 100
Rata-rata 81,6

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa LKS


yang dikembangkan dapat melatihkan kemampuan berpikir
kritis pada siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 81,6 %
yang diinterpretasikan tuntas.
Aspek ketiga yaitu respon siswa terhadap pembelajaran
menggunakan LKS berbasis SETS pada materi Archaebacteria
dan Eubacteria untuk melatihkan kemampuan berpikir kritis
pada siswa kelas X SMA. Respon siswa terhadap pembelajaran
menggunakan LKS yang dikembangkan diperoleh berdasarkan
angket yang diisi oleh siswa setelah pembelajaran dengan LKS
yang dikembangkan. Angket respon siswa mencantumkan 14
pernyataan dengan jawaban tertutup berupa jawaban “ya” atau
“tidak”. Adapun ketercapaian respon siswa terhadap LKS yang
dikembangkan disajikan pada Tabel 4.12 berikut:
91

Tabel 4.12 Ketercapaian Respon Siswa Terhadap LKS yang


Dikembangkan
Persentase Ketercapaian
No Aspek Kelayakan
respon (%)
1 Bahasa 100
2 Penyajian 100
3 Tampilan 75
Rata-rata 92

Berdasarkan data respon siswa pada Tabel 4.12


diperoleh aspek kelayakan Bahasa sebesar 100%, aspek
penyajian sebesar 100%, dan aspek tampilan sebesar 75%.
Pada ketiga aspek tersebut terdapat 14 kriteria yang
mendapatkan respon sebesar 92% dengan kategori sangat
baik.

B. Pembahasan
Tujuan utama peneliti adalah untuk menghasilkan Lembar
Kegiatan Siswa berbais SETS pada materi pokok Archaebacteria dan
Eubacteria untuk melatihkan kemampuan berpikir kritis pada siswa
kelas X SMA yang valid, praktis, dan efektif. Validitas LKS
diperoleh berdasarkan validasi dari para ahli, kepraktisan Lembar
Kegiatan Siswa ditinjau dari hasil keterbacaan LKS berdasarkan
grafik fry, sedangkan keefektifan LKS diperoleh berdasarkan hasil
belajar siswa, ketuntasan dalam melatihkan kemampuan berpikir
kritis, dan respon siswa.

1. Lembar Kegiatan Siswa berbais SETS pada Materi Pokok


Archaebacteria dan Eubacteria untuk Melatihkan
Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa Kelas X SMA

Penelitian ini diawali dengan mengobservasi masalah


yang ada di SMAN 1 Sidoarjo yaitu proses pembelajaran yang
sering menggunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) tetapi LKS
yang selama ini digunakan hanya berfungsi sebagai latihan soal
saja dan kurang mengaitkan pembelajaran dengan masalah yang
92

ada di lingkungan dan masyarakat sehingga siswa kurang peka


dengan permasalahan yang ada di sekitar mereka, serta tidak
melatihkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Pemilihan
pendekatan SETS (Science, environment, technology, society)
dalam LKS karena dalam pendekatan ini terdapat keterkaitan
antara sains dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang
diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi Archaebacteria dan Eubacteria serta menambah
kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ada di lingkungan
sekitar mereka karena siswa diajak untuk mengaitkan secara
langsung unsur sains yang dipelajari dalam materi
Archaebacteria dan Eubacteria dengan permasalahan yang ada
di masyarakat serta solusi terhadap masalah tersebut.
Pendekatan SETS dianjurkan untuk diterapkan karena memiliki
kelebihan, yaitu siswa berpeluang untuk memperoleh
pengetahuan sekaligus kemampuan berpikir kritis dan bertindak
berdasarkan hasil analisis dan sintesis yang bersifat
komprehensif dengan memperhitungkan aspek sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai satu kesatuan tak
terpisahkan (Binadja, 2005).
Selama pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
diperoleh beberapa saran dan masukan dari dosen pembimbing
sehingga menghasilkan draf I. Lembar Kegiatan Siswa yang
dikembangkan terdiri dari beberapa sub materi, meliputi
karakteristik, struktur, bentuk, klasifikasi, reproduksi, isolasi,
pewarnaan Gram, serta peranan Archaebacteria dan Eubacteria
yang dikaitkan dengan unsur teknologi, lingkungan, dan
masyarakat. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang dikembangkan
memiliki komponen untuk mendukung pemahaman materi
dalam aspek pengetahuan sains, lingkungan, teknologi dan
masyarakat. Sebagai tujuan memunculkan aspek pengetahuan
sains, LKS dilengkapi dengan ringkasan materi untuk tiap-tiap
sub materi tentang Archaebacteria dan Eubacteria, terdapat pula
kolom “Info Sains” untuk menambah wawasan siswa dan tugas-
tugas berupa pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa agar
93

dapat memahami materi Archaebacteria dan Eubacteria.


Kemunculan aspek “Lingkungan” ditandai dengan adanya
beberapa studi kasus dalam masyarakat yang berkaitan dengan
Archaebacteria dan Eubacteria yang harus dianalisis oleh siswa.
Studi kasus terkait materi Archaebacteria dan Eubacteria yang
terdapat dalam LKS akan mengarahkan siswa untuk lebih
memahami permasalahan yang ada di lingkungan dan
menumbuhkan kecintaan kepada lingkungan serta
menghubungkan antara dampak dan manfaat penerapan sains
terhadap lingkungan. Aspek “Teknologi” dimunculkan dengan
membaca informasi tambahan dalam kolom “ Mari Berselancar
di Internet” dan penggunaan internet untuk menyelesaikan
beberapa tugas dalam LKS. Setelah mengaitkan aspek teknologi
terhadap materi, siswa diharapkan dapat memahami penerapan
teknologi yang bermanfaat untuk lingkungan serta memperluas
pemahaman mereka tentang materi Archaebacteria dan
Eubacteria. Aspek keempat, yaitu masyarakat dimunculkan
pada LKS dengan menjawab pertanyaan terkait wacana yang
ada dalam tugas, siswa diharapkan dapat mengetahui suatu
permasalahan yang ada di masyarakat dan cara mencegah atau
menangani masalah tersebut agar tidak muncul kembali di
kemudian hari. Keempat aspek SETS tersebut terintegrasikan
dalam bagan SETS yang tercantum di bagian akhir LKS 1 dan
LKS 2 sehingga pada akhir pembelajaran siswa diminta mengisi
bagan SETS tersebut sesuai dengan pemahaman yang mereka
peroleh tentang materi Archaebacteria dan Eubacteria serta
kaitannya dengan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan penelitian Apsari dan Ismono (2014) yang
menyatakan bahwa penggunaan Lembar Kegiatan Siswa
berbasis SETS dalam pembelajaran dapat membuat siswa
menghubungkan konsep-konsep sains dengan permasalahan
yang terjadi di dalam masyarakat dan lingkungan serta dapat
menerapkan hasil belajarnya untuk kehidupan sehari-hari. Selain
itu, dengan menggunakan LKS berbasis SETS siswa mampu
melihat sesuatu secara terintegratif dengan melihat unsur-unsur
94

SETS yaitu, sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat


sehingga didapatkan pemahaman materi yang lebih mendalam
tentang pengetahuan yang dimiliki siswa.
Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa berbasis SETS pada
pembelajaran dapat mengarahkan peserta didik tidak hanya
mengetahui tiap-tiap unsur SETS tetapi juga memahami
hubungan antar unsur-unsur SETS. Selain itu, pembelajaran ini
melatihkan siswa untuk berpikir secara kritis tentang
permasalahan yang ada di sekitar mereka terutama permasalahan
tentang Archaebacteria dan Eubacteria sehingga siswa dapat
menemukan pencegahan atau solusi agar masalah yang muncul
tersebut tidak muncul kembali di kemudian hari. Hal ini sesuai
dengan beberapa hasil penelitian yang menggunakan LKS
berbasis SETS diantaranya penelitian Supartono et al. (2013)
yang mengatakan bahwa pembelajaran konstruktivistik bervisi
SETS mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Rahmah (2012) juga menyatakan bahwa pembelajaran kimia
model inkuiri berpendekatan SETS dapat menumbuhkan
keterampilan berpikir kritis siswa. Keterampilan berpikir kritis
yang dimiliki siswa dapat digunakan sebagai upaya
memecahkan masalah lingkungan, baik lingkungan lokal
maupun hubungan lingkungan dengan segala sesuatu yang
berkaitan dengan masyarakat dan berperan serta dalam
pemecahan masalah sesuai kapasitasnya di masa depan
(Sudibyo, 2012).

2. Validitas LKS

Validitas Lembar Kegiatan Siswa berbasis SETS pada


materi pokok Archaebacteria dan Eubacteria untuk melatihkan
kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas X SMA yang
dikembangkan terdiri dari dua komponen, yaitu komponen A dan
komponen B. Komponen A terdiri dari tiga komponen kelayakan
LKS meliputi kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan kelayakan
bahasa. Komponen pertama yaitu komponen kelayakan isi terdiri
95

dari 8 kriteria dengan modus atau nilai yang sering muncul


sebesar 4 (Tabel 4.3). Nilai tersebut termasuk dalam kategori
valid (Sugiyono, 2016). Semua kriteria pada komponen
kelayakan isi memperoleh modus sebesar 4 (Tabel 4.3). Hal
tersebut dikarenakan menurut semua validator Lembar Kegiatan
Siswa yang dikembangkan sesuai dengan kriteria yang terdapat di
komponen kelayakan isi tersebut. Komponen kelayakan isi
meliputi: 1) Alat dan bahan yang dicantumkan sesuai dengan
kebutuhan kegiatan, 2) kegiatan dalam LKS mengarahkan siswa
untuk menemukan dan memahami Archaebacteria dan
Eubacteria, 3) LKS menuntun siswa untuk memperoleh dan
mencari informasi mengenai Archaebacteria dan Eubacteria
dengan bantuan berbagai alat (teknologi), 4) kegiatan dalam LKS
sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran, 5) Pertanyaan
dalam LKS memanfaatkan konsep sains ke bentuk teknologi
untuk kepentingan masyarakat, 6) pertanyaan dalam LKS
membantu siswa menganalisis peranan Archaebacteria dan
Eubacteria, 7) pertanyaan yang diberikan dalam LKS berbasis
SETS (science, environment, technology, society) membimbing
siswa untuk mengaitkan aspek sains, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat, 8) materi menggunakan kalimat yang jelas dan
dimengerti oleh siswa (Tabel 4.3).
Komponen kedua yaitu kelayakan penyajian yang terdiri
dari 10 kriteria. Kesepuluh kriteria tersebut memeroleh modus 4
(Tabel 4.3) dan termasuk dalam kategori valid (Sugiyono, 2016).
Pada komponen kelayakan penyajian, terdapat nilai modus yang
rendah yaitu pada kriteria nomor sepuluh, yaitu tata letak atau
desain LKS yang digunakan menarik, kriteria ini memeroleh
modus sebesar 3 dari semua validator. Hal ini dikarenakan desain
LKS yang digunakan dianggap kurang menarik oleh ketiga
validator. Namun pada kenyataannya pembelajaran menggunakan
LKS berbasis SETS dapat berlangsung dengan baik walaupun
desain LKS dianggap kurang menarik oleh validator. Nilai
tertinggi pada komponen penyajian diperoleh pada kriteria 1)
judul yang dicantumkan dalam LKS sesuai dengan pokok
96

bahasan, 4) kesesuaian alokasi waktu untuk melakukan kegiatan,


5) mencantumkan langkah kerja, 6) kesesuaian topik LKS dengan
materi, 7) ukuran dan jenis tulisan dapat dibaca dengan jelas dan
mudah dimengerti, 8) tampilan gambar pada LKS jelas dan
menarik perhatian siswa. Masing-masing kriteria tersebut
memeroleh modus sebesar 4. Hal tersebut dikarenakan pemberian
judul pada LKS konsisten dan mengacu pada bahasan yang
diberikan, alokasi waktu untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
tingkat kesulitan tugas, mencantumkan langkah kerja dengan
menggunakan kalimat yang jelas dan mengarahkan pada kegiatan
pembelajaran, topik yang dicantumkan dalam LKS dengan materi
dibuat berdasarkan materi umum yang disampaikan dalam
pembelajaran, ukuran dan jenis tulisan dapat dibaca dengan jelas
dan mudah dimengerti, serta tampilan gambar pada LKS jelas dan
menarik perhatian siswa. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang
dikembangkan sudah menjadi LKS yang baik, karena memiliki
ciri-ciri seperti mencantumkan Kompetensi Dasar yang akan
dicapai, tujuan pembelajaran, substansi materi berkaitan dengan
kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dikuasai peserta
didik, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang
memudahkan guru dan siswa dalam mengajar atau belajar
(Depdiknas, 2008).
Komponen ketiga yaitu kelayakan bahasa yang terdiri dari
3 kriteria yang memperoleh modus sebesar 4 (Tabel 4.3) dan
termasuk dalam kategori valid berdasarkan kriteria skor validasi
menurut Sugiyono (2016). Pada komponen bahasa terdapat dua
kriteria yang memperoleh nilai tidak sempurna yaitu 3. Kriteria
tersebut adalah kriteria bahasa yang digunakan sesuai dengan
tingkat kedewasaan siswa dan kriteria bahasa yang digunakan
singkat dan jelas. Hal tersebut dikarenakan penggunaan istilah
bahasa asing dan istilah yang jarang digunakan dalam
pembelajaran sehingga tidak sesuai dicantumkan pada LKS. Nilai
tertinggi diperoleh kriteria bahasa yang digunakan baku sesuai
tata bahasa dan EYD dengan modus sebesar 4. Secara
keseluruhan, komponen A dalam LKS memeroleh nilai modus
97

hasil validasi sebesar 4 dengan kategori valid. Penentuan kategori


valid untuk kelayakan komponen A dengan modus sebesar 4 ini
sesuai dengan kriteria skor komponen A menurut Sugiyono
(2015). Hal ini menunjukkan bahwa LKS berbasis SETS yang
dikembangkan sesuai dengan kriteria penyusunan LKS berbasis
SETS yang baik.
Komponen B berisi kelayakan LKS Berbasis SETS
berdasarkan kesesuaian tugas dalam LKS dengan melatihkan
kemampuan berpikir kritis pada siswa. Komponen B ini terdiri
dari 15 kriteria sesuai dengan jumlah tugas yang terdapat dalam
LKS. Setelah dilakukan perhitungan, kelimabelas kriteria tersebut
memeroleh modus sebesar 1 dan termasuk dalam kategori valid
(Sugiyono, 2016). Hal ini dikarenakan menurut validator
kelimabelas tugas yang terdapat dalam LKS tersebut dianggap
sesuai dengan indikator berpikir kritis yang akan dilatihkan
kepada siswa.
Nilai modus dari komponen A dan komponen B setelah
dihitung adalah sebesar 4 sehingga termasuk dalam kategori
valid. Hal ini juga menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan
sangat layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Lembar Kegiatan Siswa yang dikembangkan memunculkan unsur
SETS dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat
menggabungkan konsep-konsep yang dipelajari dan mampu
mengaitkan konsep-konsep tersebut dengan aspek masyarakat,
lingkungan dan teknologi sehingga dapat melatih siswa untuk
menganalisis materi sesuai aspek dalam pendekatan SETS serta
dapat melatihkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian LKS berbasis SETS saat
pembelajaran akan menstimulus siswa untuk berpikir kritis
terhadap gejala alam yang timbul akibat dampak teknologi dalam
masyarakat (Harnani et al., 2015).
98

3. Kepraktisan LKS

Berdasarkan analisis data dapat dinyatakan bahwa Lembar


Kegiatan Siswa yang dikembangkan praktis karena nilai
persentase sesuai paling tinggi yaitu sebesar 78% dibanding nilai
persentase invalid sebesar 11%, dan persentase sulit sebesar 11%.
Lembar Kegiatan Siswa dikatakan praktis apabila mendapat nilai
persentase sesuai paling besar diantara persentase yang lain
(Yanti, 2013). Hasil tersebut berbanding lurus dengan hasil
validasi pada kriteria kelayakan bahasa yang mendapat
interpretasi sangat layak.
Sampel 1 sampai 6 menunjukkan wacana tersebut sesuai
dengan siswa kelas X SMA karena keenam sampel tersebut
memiliki level antara level 9, 10, dan 11 yang sesuai untuk siswa
kelas X SMA. Pada sampel nomor 7 tentang isolasi bakteri
menunjukkan bahwa sampel tersebut kurang sesuai untuk siswa
kelas X SMA karena memiliki level 7 dengan kriteria invalid.
Kriteria ini kurang sesuai untuk siswa kelas X karena tingkat
keterbacaannya terlalu rendah untuk siswa kelas X. Pada sampel
nomor tujuh jumlah kalimatnya sebanyak 6,3 kalimat dan jumlah
suku katanya sebanyak 231 suku kata. Paragraf pada sampel
nomor tujuh lebih sesuai untuk siswa dibawah kelas X SMA.
Sampel nomor sembilan tentang wacana pada bagan SETS juga
menunjukkan bahwa sampel tersebut tidak sesuai untuk siswa
kelas X SMA dengan kriteria sulit dan lebih sesuai untuk tingkat
mahasiswa. Pada sampel nomor sembilan ini terdapat 4,8 kalimat
dan 308 suku kata. Satu kalimat pada wacana ini mempunyai
terlalu banyak suku kata yang harus dipahami siswa kelas X
sehingga siswa kelas X merasa kesulitan untuk memahami bacaan
tersebut. Hal ini sesuai dengan penentuan peringkat baca (level)
dan tingkat kesesuaian wacana berdasarkan grafik fry menurut
Zamroni (2011) dalam Yanti (2013).
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas, Lembar
Kegiatan Siswa dinyatakan praktis dan sesuai untuk pembaca
siswa kelas X SMA. Hal ini sesuai dengan Khotimah (2011)
99

bahwa tingkat keterbacaan suatu teks harus sesuai dengan


perkembangan siswa. Wacana yang sesuai dengan perkembangan
siswa akan mudah dipahami oleh siswa sehingga siswa juga
mudah dalam memahami materi yang dipelajari.

4. Keefektifan LKS

Berdasarkan hasil dan analisis data dapat disimpulkan


bahwa LKS yang dikembangkan dinyatakan efektif. Keefektifan
tersebut dilihat dari tiga aspek yaitu peningkatan skor pretest dan
posttest siswa berdasarkan gain score, ketuntasan dalam
melatihkan kemampuan berpikir kritis pada siswa, dan respon
siswa terhadap pembelajaran menggunakan LKS berbasis SETS
yang dikembangkan.
Gain score merupakan formula yang digunakan untuk
mengetahui besar tidaknya peningkatan hasil belajar siswa
sebelum dan sesudah mendapat perlakuan (Hake, 1999).
Perlakuan dalam hal ini yaitu pemberian Lembar Kegiatan Siswa
berbasis SETS. Rentang skor pretest yang didapat oleh siswa
adalah 34-60. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada siswa
yang tuntas berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yang diberlakukan sekolah, yaitu sebesar 75. Hal ini dikarenakan
siswa belum mendapat pelajaran tentang Archaebacteria dan
Eubacteria serta waktu yang digunakan untuk pelaksanaan
pretest hanya 20 menit dengan 2 jenis soal. Berbeda dengan hasil
posstest yang memiliki rentang skor 64-94. Berdasarkan hasil
tersebut terdapat 4 siswa yang belum tuntas yaitu dengan nilai 64,
66, 68 dan 72. Hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran biologi
dilakukan pada siang hari di atas pukul 1 siang sehingga beberapa
siswa kurang maksimal selama melakukan proses pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Prayitno (2009) bahwa waktu
belajar paling efektif adalah pagi hari ketika suasana terasa sejuk
dan segar karena udara masih belum tercemar oleh asap-asap
kendaraan serta kondisi jasmani yang masih segar. Berbeda
dengan siang hari ketika suasana panas, badan letih, memori otak
100

menurun karena banyaknya hal yang telah diserap otak pada hari
tersebut sehingga untuk belajar kurang efektif.
Berdasarkan hasil analisis nilai persentase gain score
tertinggi pada interpretasi sedang sebesar 62,5% dengan 10 siswa
dan terendah pada interpretasi rendah sebesar 12,5% dengan 2
orang siswa. Banyaknya jumlah siswa yang mendapatkan gain
score sedang mengindikasikan bahwa LKS berbasis SETS yang
dikembangkan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan akhir
siswa walaupun tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh waktu
mengerjakan posstest yang hanya 20 menit dan pelaksanaan yang
kurang maksimal. Interpretasi lain selain interpretasi sedang dan
rendah adalah interpretasi tinggi sebesar 25% yang didapatkan
oleh 4 orang siswa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa LKS
berbasis SETS yang digunakan dapat memberikan pengaruh yang
besar terhadap pengetahuan akhir 4 siswa tersebut (Sugiyono,
2010).
Rata-rata gain score yang didapat sebesar 0,56 dengan
interpretasi sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat
pengaruh perlakuan yang diberikan walaupun tidak terlalu tinggi
terhadap pengetahuan akhir siswa setelah menggunakan LKS
yang dibuktikan dengan adanya kenaikan skor pretest ke skor
posttest. Hal ini sesuai dengan tujuan pemakaian formula gain
score yaitu digunakan untuk mengetahui besar tidaknya
peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mendapat
perlakuan (Hake, 1999).
Ketuntasan melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa
juga dapat digunakan untuk mengetahui keefektifan LKS yang
dikembangkan. Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa hasil
ketuntasan melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa
mempunyai nilai persentase tinggi yaitu sebesar 81,6% artinya
hampir seluruh kelompok siswa telah mampu untuk berpikir kritis
melalui tugas-tugas yang diberikan dalam Lembar Kegiatan
Siswa berbasis SETS yang digunakan selama pembelajaran. Hal
ini sesuai dengan Kemendikbud (2014) bahwa Lembar Kegiatan
Siswa yang dikembangkan dinyatakan tuntas untuk melatihkan
101

suatu indikator dalam hal ini indikator kemampuan berpikir kritis


siswa jika persentase ketuntasan > 80 % .
Persentase ketuntasan melatihkan kemampuan berpikir
kritis siswa pada 15 tugas yang diberikan memang beragam,
namum dari kelimabelas tugas tersebut perserntase ketuntasannya
dapat dikategorikan tinggi. Tingginya nilai persentase ketuntasan
melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa menunjukkan bahwa
siswa telah memenuhi indikator berpikir kritis yang dilatihkan
melalui tugas dalam LKS yang diberikan. Siswa dapat
mengerjakan tugas dalam LKS berbasis SETS dengan baik.
Respon siswa setelah proses pembelajaran menggunakan
LKS yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai penilaian
keefektifan LKS. Berdasarkan hasil uji coba terbatas, dapat
diketahui bahwa secara keseluruhan siswa memberikan respon
positif dengan persentase sebesar 92,8% dengan kategori sangat
baik. Persentase respon siswa yang diperoleh dapat menunjukkan
hasil positif jika memperoleh ≥ 70 % respon positif siswa
(Riduwan, 2012).
Aspek pertama yaitu aspek bahasa terdiri dari 3 pertanyaan
memperoleh persentase sebesar 100% dengan kategori sangat
baik. Penggunaan bahasa dan kejelasan tulisan LKS memperoleh
respon positif dari siswa. Kalimat mudah dimengerti dan tulisan
pada LKS terbaca dengan jelas oleh siswa. Hasil ini berbanding
lurus dengan hasil validasi kelayakan bahasa yang valid menurut
validator. Aspek kedua yaitu aspek penyajian terdiri dari 7
pertanyaan memperoleh persentase sebesar 100% dengan kategori
sangat baik. Hasil ini berbanding lurus dengan hasil validasi
kelayakan bahasa memperoleh modus sebesar 4 dengan kategori
valid.
Aspek ketiga yaitu tampilan terdiri dari 4 pertanyaan
terkait tampilan LKS seperti jenis dan ukuran huruf serta warna
yang digunakan dalam LKS. Pada aspek ini diperoleh persentase
sebesar 75% dengan kategori sangat baik. Siswa beranggapan
bahwa tampilan pada LKS kurang menarik dan keseluruhan LKS
kurang menyenangkan sehingga aspek ketiga ini mendapat
102

persentase terendah dibanding dua aspek sebelumnya.


Berdasarkan hasil angket terdapat 5 siswa yang beranggapan LKS
kurang menarik dikarenakan perpaduan warna yang kurang dan
beberapa gambar kurang jelas sehingga kurang menarik perhatian
siswa dari segi tampilan. Hal ini sesuai dengan hasil validasi
untuk kriteria “Tata letak atau desain LKS yang digunakan
menarik” yang memperoleh skor rata-rata tidak sempurna, yaitu
3. Perbaikan LKS dilakukan dengan menambah beberapa gambar
dan warna yang tidak monoton sehingga siswa tidak jenuh
dengan LKS yang digunakan. Hasil penelitian dari Kawuryan dan
Raharjo (2012) menunjukkan bahwa stimulasi visual dapat
menumbuhkan minat dan memberikan hubungan antara isi materi
dalam pembelajaran dengan dunia nyata.
Berdasarkan hasil belajar siswa, ketuntasan melatihkan
kemampuan berpikir kritis pada siswa, dan respon siswa, Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) yang dikembangkan dinyatakan efektif
sehingga dapat digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran.
Hal tersebut terbukti dari banyaknya siswa yang tuntas hasil
belajarnya dengan ketuntasan sebesar 75%, dan ketuntasan
melatihkan kemampuan berpikir kritis pada siswa, serta respon
positif dari siswa terhadap LKS yang dikembangkan dengan
sebesar 92,8%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa LKS yang
dikembangkan masuk dalam kategori efektif dan dapat digunakan
dalam proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai