Disusun Oleh
Lili Sri Rezeki /190102060
Dosen Pembimbing :
Melda Delvia, S.PdI., M.Pd.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, hidayat
dan nikmat kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pengembangan
profesionalisasi guru. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kuliah yang diberikan kepada dosen pengampu mata kuliah Profesi keguruan.
Makalah ini di tulis dari hasil pemikiran kami sendiri yang bersumber dari internet
dan buku referensi. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar
mata kuliah Profesi keguruan atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini, serta orang tua dan rekan mahasiswa yang telah mendukung kami
selama ini,sehingga dapat diselesaikan makalah ini. Kami berharap dengan
membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Semoga hal ini
dapat menambah wawasan kita, memang makalah ini jauh dari kata sempurna,
sehinga kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan ke
arah yang lebih baik.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi kita semua.
Amin
Pariaman, 28 April 2022
( Pemakalah )
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Guru memiliki peran yang sangat esensial bagi mutu pendidikan di
Indonesia karena guru menjadi salah satu faktor yang menentukan berhasil
atau tidaknya proses pembelajaran disamping kurikulum dan sarana
prasarana. Guru memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
dan mengevaluasi peserta didik. Tugas utama tersebut akan menjadi efektif
apabila guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang meliputi
kompetensi yang harus dimiliki guru disertai dengan kode etik tertentu.
Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 kompetensi yang harus
dimiliki guru meliputi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat
kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh.
Guru profesional sudah seyogyanya mampu menguasai keempat kompetensi
tersebut.
Dalam kaitannya dengan mutu pendidikan, kompetensi guru memiliki
hubungan yang positif. Semakin guru menguasai kompetensi minimal yang
harus dimilikinya maka mutu pendidikan di Indonesia juga akan meningkat.
Namun melihat fenomena yang ada sekarang, masih banyak ditemukan kasus
yang mencerminkan masih rendahnya tingkat profesionalitas guru di
Indonesia. Salah satunya dapat dilihat dari masih banyak guru yang
menggunakan metode pembelajaran yang monoton tanpa adanya inovasi
dalam pembelajaran, masih benyak guru yang belum mempunyai kualifikasi
S1dan masih banyak persolan lainnya. Pengembangan guru di Indonesia juga
masih rendah. Banyak guru-guru dalam bidang skill (kemampuan mengajar)
masih kurang, kurangnya pengembangan dan peningkatan organisasi serta
kurangnya pengembangan dan peningkatan keperibadian (motivasi
berprestasi). Padahal peran guru demikian penting dalam peningkatan mutu
pendidikan.
1
Secara kuantitatif jumlah tenaga guru telah cukup memadai, tetapi
mutu serta profesionalismenya belum sesuai dengan harapan. Guru bukan
hanya sekedar profesi. Guru bukan hanya mengajarkan materi dan
memberikan penilaian. Dalam proses penyampaian materi itu sendiri
memerlukan teknik dan seni sebagai hasil dari perpaduan kompetensi yamg
dimiliki oleh guru. Sehingga guru menjadi lebih kreatif dalam
mengembangkan pembelajaran. Peningkatan kompetensi guru dalam rangka
pengembangan profesi guru dinilai sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik dan lebih luas lagi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Maka dalam makalah ini, penulis tertarik untuk membahas tentang guru
berkaitan denganpengembangan profesi guru.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian Pengembangan profesi keguruan
2. Sikap profesionalitas
3. Pengembangan profesi guru
C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan tentang pengertian pengembangan profesi keguruan
2. Menjelaskan tentang sikap profesionalitas
3. Menjelaskan tentang pengembangan profesi guru
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Maimuna, “PROFESI,PROFESI KEGURUAN, KODE ETIK, ORGANISASI KEGURUAN,
SERTA PERAN HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG GURU.”
3
derajat profesi seorang guru yang menyangkut kemampuan guru, baik
penguasaan materi ajar atau penguasaan metodologi pengajaran, serta sikap
keprofesionalan guru menyangkut motivasi dan komitmen guru dalam
menjalankan tugas sebagai guru.
B. Sikap Profesionalitas
1. Konsep sikap profesionalitas
Profesionalisme merupakan paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang
profesional itu sendiri adalah orang yang memiliki profesi. Muchtar Luthfi
(1984: 44) menyebutkan bahwa seseorang disebut memiliki profesi bila ia
memenuhi kriteria sebagai berikut :2
a. Profesi harus mengandung keahlian, artinya suatu profesi itu mesti
ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk profesi itu. Keahlian itu
diperoleh dengan cara mempelajari secara khusus karena profesi bukanlah
sebuah warisan.
b. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi
juga dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sepenuh waktu,
maksudnya bukan bersifat part time.
c. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi
itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teori terbuka dan
secara universal pegangannya itu diakui. Profesi adalah untuk masyarakat,
bukan untuk diri sendiri.
d. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi
aplikatif. Kecakapan dan kompetensi itu diperlukan untuk meyakinkan
peran profesi itu terhadap kliennya.
e. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya.
Otonomi ini hanya dapat diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya seprofesi.
f. Profesi mempunyai kode etik yang disebut dengan kode etik profesi.
2
Muhson, “Meningkatkan Profesionalisme Guru.”
4
g. Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan
layanan
3
Dhofir, “KARAKTER GURU PROFESIONAL.”
5
siswanya belajar, mengambil prakarsa, dan mengeluarkan ide-ide baik yang
dimilikinya. Dengan ketiga peran guru ini, maka diharapkan para siswa
mampu mengembangkan potensi diri masing-masing, mengembangkan
kreativitas, dan mendorong adanya penemuan keilmuan dan teknologi yang
inovatif, sehingga para siswa mampu bersaing dalam masyarakat global.
b. Strategi debirokratisasi
Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkatan birokrasi yang
dapatmenghambat pada pengembangan diri guru. Strategi tersebut
6
memerlukan metode operasional agar dapat dilaksanakan. Sementara
strategi debirokratisasi dapat dilakukan dengan cara mengurangi dan
menyederhanakan berbagai prosedur yang dapat menjadi hambatan bagi
pengembangan diri guru serta menyulitkan pelayanan bagi masyarakat.
7
• Fleksibel, dimana rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
• Demokratis, dimana setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama
untuk diberdayakan melalui proses pembinaan dan pengembangan
keprofesionalitasnya.
• Objektif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan
karirnya dengan mengacu pada hasil penilaian yang dilaksanakan
berdasarkan indikator-indikatorterukur dari kompetensi profesinya.
• Komprehensif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi
dan karirnya untuk mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang
bermutu dalam memberikan layanan pendidikan.
• Memandirikan, dimana setiap guru secara terus menerus diberdayakan
untuk mampu meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan,
sehingga memiliki kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas
dan fungsi profesinya.
• Profesional, dimana pengembangan profesi dan karier guru
dilaksanakan dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
• Bertahap, dimana pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan
secara bertahap agar guru benar-benar mancapai puncak profesionalitas.
• Berjenjang, dimana pengembangan profesi guru dilaksanakan secara
berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan
kompetensi yang ada pada standar kompetensi.
• Berkelanjutan, dimana pengembanagn profesi guru dilaksanakan secara
berkelanjutan karena perkembangan ilmu pegetahuan, teknologi dan
seni serta adanya kebutuhan penyegaran kompetensi guru.
• Accountable, dimana pengembangan profesi guru
dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik.
• Efektif, dimana pelaksanaan pengembangan profesi guru harus mampu
menberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak terkait.
8
• Efesien, dimana pelaksanaan pengembangan profesi guru harus didasari
atas pertimbangan penggunaan sumber daya seminimal mungkin untuk
hasil yang optimal.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Profesi merupakan pekerjaan tau jabatan yang menuntut keahlian tertentu.
Dalam artian merupakan suatu ekerjaan atau jabatan yang tidak dapat
dipoegang oleh sembarang orang, namun harus memerlukan persiapan
melalui pendidikan ataupun pelatihan khusus..
• Profesionalisme merupakan paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang
profesional itu sendiri adalah orang yang memiliki profesi.
B. Saran
Saya sadar dan tahu bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan sumbangan kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki makalah ini. semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Amin. wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dhofir, M. “KARAKTER GURU PROFESIONAL,” n.d., 10.
Dudung, Agus. “KOMPETENSI PROFESIONAL GURU.” JKKP (Jurnal
Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) 5, no. 1 (April 17, 2018): 9–19.
https://doi.org/10.21009/JKKP.051.02.
Maimuna, Siti. “PROFESI,PROFESI KEGURUAN, KODE ETIK,
ORGANISASI KEGURUAN, SERTA PERAN HAK DAN KEWAJIBAN
SEORANG GURU,” n.d., 9.
Muhson, Ali. “Meningkatkan Profesionalisme Guru: Sebuah Harapan.” Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan 1, no. 2 (March 2, 2012).
https://doi.org/10.21831/jep.v1i2.665.
11