Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Pengembangan profesionalisasi guru

Disusun Oleh
Lili Sri Rezeki /190102060

Dosen Pembimbing :
Melda Delvia, S.PdI., M.Pd.

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Institut Agama Islam Sumatera Barat (IAI SUMBAR)
Pariaman
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, hidayat
dan nikmat kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pengembangan
profesionalisasi guru. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kuliah yang diberikan kepada dosen pengampu mata kuliah Profesi keguruan.
Makalah ini di tulis dari hasil pemikiran kami sendiri yang bersumber dari internet
dan buku referensi. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar
mata kuliah Profesi keguruan atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini, serta orang tua dan rekan mahasiswa yang telah mendukung kami
selama ini,sehingga dapat diselesaikan makalah ini. Kami berharap dengan
membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Semoga hal ini
dapat menambah wawasan kita, memang makalah ini jauh dari kata sempurna,
sehinga kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan ke
arah yang lebih baik.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi kita semua.
Amin
Pariaman, 28 April 2022

( Pemakalah )

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ....................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Pengembangan profesi keguruan ............................................................... 3
B. Sikap Profesionalitas ................................................................................. 4
C. Pengembangan profesi guru ...................................................................... 6
BAB III ............................................................................................................. 10
PENUTUP ......................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Guru memiliki peran yang sangat esensial bagi mutu pendidikan di
Indonesia karena guru menjadi salah satu faktor yang menentukan berhasil
atau tidaknya proses pembelajaran disamping kurikulum dan sarana
prasarana. Guru memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
dan mengevaluasi peserta didik. Tugas utama tersebut akan menjadi efektif
apabila guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang meliputi
kompetensi yang harus dimiliki guru disertai dengan kode etik tertentu.
Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 kompetensi yang harus
dimiliki guru meliputi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat
kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh.
Guru profesional sudah seyogyanya mampu menguasai keempat kompetensi
tersebut.
Dalam kaitannya dengan mutu pendidikan, kompetensi guru memiliki
hubungan yang positif. Semakin guru menguasai kompetensi minimal yang
harus dimilikinya maka mutu pendidikan di Indonesia juga akan meningkat.
Namun melihat fenomena yang ada sekarang, masih banyak ditemukan kasus
yang mencerminkan masih rendahnya tingkat profesionalitas guru di
Indonesia. Salah satunya dapat dilihat dari masih banyak guru yang
menggunakan metode pembelajaran yang monoton tanpa adanya inovasi
dalam pembelajaran, masih benyak guru yang belum mempunyai kualifikasi
S1dan masih banyak persolan lainnya. Pengembangan guru di Indonesia juga
masih rendah. Banyak guru-guru dalam bidang skill (kemampuan mengajar)
masih kurang, kurangnya pengembangan dan peningkatan organisasi serta
kurangnya pengembangan dan peningkatan keperibadian (motivasi
berprestasi). Padahal peran guru demikian penting dalam peningkatan mutu
pendidikan.

1
Secara kuantitatif jumlah tenaga guru telah cukup memadai, tetapi
mutu serta profesionalismenya belum sesuai dengan harapan. Guru bukan
hanya sekedar profesi. Guru bukan hanya mengajarkan materi dan
memberikan penilaian. Dalam proses penyampaian materi itu sendiri
memerlukan teknik dan seni sebagai hasil dari perpaduan kompetensi yamg
dimiliki oleh guru. Sehingga guru menjadi lebih kreatif dalam
mengembangkan pembelajaran. Peningkatan kompetensi guru dalam rangka
pengembangan profesi guru dinilai sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik dan lebih luas lagi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Maka dalam makalah ini, penulis tertarik untuk membahas tentang guru
berkaitan denganpengembangan profesi guru.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian Pengembangan profesi keguruan
2. Sikap profesionalitas
3. Pengembangan profesi guru
C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan tentang pengertian pengembangan profesi keguruan
2. Menjelaskan tentang sikap profesionalitas
3. Menjelaskan tentang pengembangan profesi guru

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengembangan profesi keguruan


Profesi secara etimologi berasal dari Inggris yaitu kata profession
yang berasal dari bahsa latin profesus yang artinya “mampu atau ahli dalam
suatu bentuk pekerjaan”. Profesi merupakan suatu pekerjaan atau jabatan
yang sangat memerlukan keahlian, bisa didapat melalui pendidikan atau
latihan tertentu, yang memiliki persyaratan khusus dan tanggung jawab serta
kode etik tertentu. Pekerjaan bersifat professional tentunya berbeda dengan
pekerjaan lainnya sebab profesi dituntut untuk memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam melaksanakan atau menjalani profesinya. Profesi
dapat juga bisa diartikan sebagai suatu jabatan yang memerlukan
kemampuan, pengetahuan seerta keahlian khusus yang diperoleh dari
pendidikan akademis yang bersifat intensif. Jadi secara garis besar bahwa
profesi merupakan pekerjaan tau jabatan yang menuntut keahlian tertentu.
Dalam artian merupakan suatu ekerjaan atau jabatan yang tidak dapat
dipoegang oleh sembarang orang, namun harus memerlukan persiapan
melalui pendidikan ataupun pelatihan khusus.1 Guru merupakan profesi yang
harus memiliki keahlian khusus. Karena untuk menjadi seorang guru perlu
memerlukan waktu yang sangat panjang, sebab seorang guru dituntut harus
memiliki latar belakang di bidang pendidikan, dan memiliki keahlian serta
syarat-syarat khusus. Keahlian khusus tersebut tidak bisa didapatkan dengan
mudah kita harus bisa konsisten dalam mendedikasikan waktu, tenaga dan
pikiran. Oleh karena itu untuk menjadi seorang guru bukannlah hal yang
mudah bagi setiap orang. Jadi karena alasan inilah semua orang bisa memiliki
profesi sebagai seorang guru.
Dengan kata lain dapat diartikan bahwa, pengembangan profesi guru
didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan taraf atau

1
Maimuna, “PROFESI,PROFESI KEGURUAN, KODE ETIK, ORGANISASI KEGURUAN,
SERTA PERAN HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG GURU.”

3
derajat profesi seorang guru yang menyangkut kemampuan guru, baik
penguasaan materi ajar atau penguasaan metodologi pengajaran, serta sikap
keprofesionalan guru menyangkut motivasi dan komitmen guru dalam
menjalankan tugas sebagai guru.

B. Sikap Profesionalitas
1. Konsep sikap profesionalitas
Profesionalisme merupakan paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang
profesional itu sendiri adalah orang yang memiliki profesi. Muchtar Luthfi
(1984: 44) menyebutkan bahwa seseorang disebut memiliki profesi bila ia
memenuhi kriteria sebagai berikut :2
a. Profesi harus mengandung keahlian, artinya suatu profesi itu mesti
ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk profesi itu. Keahlian itu
diperoleh dengan cara mempelajari secara khusus karena profesi bukanlah
sebuah warisan.
b. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi
juga dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sepenuh waktu,
maksudnya bukan bersifat part time.
c. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi
itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teori terbuka dan
secara universal pegangannya itu diakui. Profesi adalah untuk masyarakat,
bukan untuk diri sendiri.
d. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi
aplikatif. Kecakapan dan kompetensi itu diperlukan untuk meyakinkan
peran profesi itu terhadap kliennya.
e. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya.
Otonomi ini hanya dapat diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya seprofesi.
f. Profesi mempunyai kode etik yang disebut dengan kode etik profesi.

2
Muhson, “Meningkatkan Profesionalisme Guru.”

4
g. Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan
layanan

2. Ciri-ciri guru profesional


Seorang guru yang professional dituntut dengan sejumlah persyaratan
minimal, antara lain, memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai,
memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya,
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya,
mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen
tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara
terus-menerus (continuous improvement) melalui organisasi profesi, internet,
buku, seminar, dan semacamnya.3 Dengan persyaratan semacam ini, maka
tugas seorang guru bukan lagi knowledge based, seperti yang sekarang
dilakukan, tetapi lebih bersifat competency based, yang menekankan pada
penguasaan secara optimal konsep keilmuan dan perekayasaan yang
berdasarkan nilai-nilai etika dan moral. Konsekuensinya, seorang guru tidak
lagi menggunakan komunikasi satu arah yang selama ini dilakukan,
melainkan menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga terjadi
komunikasi dua arah secara demokratis antara guru dengan murid. Kondisi ini
diharapkan dapat menggali potensi kreativitas anak didik.
Dengan profesionalisasi guru, maka guru masa depan tidak tampil lagi
sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini,
melainkan beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor), dan
manajer belajar (learning manager). Sebagai pelatih seorang guru akan
berperan seperti pelatih olahraga. Ia mendorong siswanya untuk menguasai
alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan mencapai prestasi
setinggi-tingginya, dan membantu siswa menghargai nilai belajar dan
pengetahuan. Sebagai pembimbing/konselor, guru akan berperan sebagai
sahabat siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat
dan keakraban dari siswa. Sebagai manajer belajar, guru akan membimbing

3
Dhofir, “KARAKTER GURU PROFESIONAL.”

5
siswanya belajar, mengambil prakarsa, dan mengeluarkan ide-ide baik yang
dimilikinya. Dengan ketiga peran guru ini, maka diharapkan para siswa
mampu mengembangkan potensi diri masing-masing, mengembangkan
kreativitas, dan mendorong adanya penemuan keilmuan dan teknologi yang
inovatif, sehingga para siswa mampu bersaing dalam masyarakat global.

C. Pengembangan profesi guru


1. Strategi pengembangan Profesi Guru
Pengembangan profesionalisme guru selalu mendapatkan perhatian
secara global, karenaguru berperan penting dalam mencerdaskan bangsa
dan sebagai sentral pendidikan karakter. Tugas mulia yang diemban
seorang guru tersebut menjadi berat karena bukan saja guru harus
mempersiapkan generasi muda sebagai penerus yang mampu bersaing
namun juga unggul dari segi karakter. Mengembangkan profesi guru
bukan sesuatu yang mudah, maka diperlukan strategi yang tepat dalam
upaya menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan profesi guru.
Situasi kondusif ini jelas amat diperlukan oleh tenaga pendidik untuk dapat
mengembangkan diri sendiri ke arah profesionalisme guru. Dalam jurnal
ekonomi dan pendidikan yang ditulis Mustofa dijelaskan beberapa strategi
yang bisa dilakukan untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi
pengembangan profesi guru, yaitu :
a. Strategi perubahan paradigma
Strategi ini dimulai dengan mengubah paradigma birokasi agar
menjadimampu mengembangkan diri sendiri sebagai institusi yang
berorientasipelayanan, bukan dilayani. Strategi perubahan paradigma
dapat dilakukan melalui pembinaan guna menumbuhkan penyadaran
akan peran dan fungsi birokrasi dalam kontek pelayanan masyarakat

b. Strategi debirokratisasi
Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkatan birokrasi yang
dapatmenghambat pada pengembangan diri guru. Strategi tersebut

6
memerlukan metode operasional agar dapat dilaksanakan. Sementara
strategi debirokratisasi dapat dilakukan dengan cara mengurangi dan
menyederhanakan berbagai prosedur yang dapat menjadi hambatan bagi
pengembangan diri guru serta menyulitkan pelayanan bagi masyarakat.

Untuk melakukan profesionalisasi ada tiga pengembangan yang


ditawarkan oleh R.D. Lansbury (Pahrudin, 2015) yang dapat dijadikan
sebagai kerangka dalam merumuskan strategi pengembangan yakni :
• Pendekatan karakteristik, berupaya memunculkan karakter yang
melekat dalam suatu profesi, sehingga profesi itu benar-benar
dijalankan sesuai dengan tuntunan profesional.
• Pendekatan institusional, pendektan yang lebih memandang
profesionalitas sebagai suatu proses konstitusional atau perkembangan
asosional
• Pendekatan legalistik, merupakan upaya profesionalisasi yang
menekankan pada adanya pengakuan suatu profesi oleh negara.

2. Prinsip pengembangan Profesi Guru


Prinsip khusus atau operasional pengembangan profesi guru meliputi hal-
hal sebagai berikut :
• Ilmiah, dimana keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan
dalam kompetensi dan indikator harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
• Relevan, dimana rumusnya berorientasi pada tugas pokok dan fungsi
guru sebagai pendidik profesional.
• Sistematis, dimana setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
• Konsisten, dimana adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antar
kompetensi dan indikator.
• Aktual dan kontekstual yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat
mengikuti perkembangan iptek.

7
• Fleksibel, dimana rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
• Demokratis, dimana setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama
untuk diberdayakan melalui proses pembinaan dan pengembangan
keprofesionalitasnya.
• Objektif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan
karirnya dengan mengacu pada hasil penilaian yang dilaksanakan
berdasarkan indikator-indikatorterukur dari kompetensi profesinya.
• Komprehensif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi
dan karirnya untuk mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang
bermutu dalam memberikan layanan pendidikan.
• Memandirikan, dimana setiap guru secara terus menerus diberdayakan
untuk mampu meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan,
sehingga memiliki kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas
dan fungsi profesinya.
• Profesional, dimana pengembangan profesi dan karier guru
dilaksanakan dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
• Bertahap, dimana pengembangan profesi dan karier guru dilaksanakan
secara bertahap agar guru benar-benar mancapai puncak profesionalitas.
• Berjenjang, dimana pengembangan profesi guru dilaksanakan secara
berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan
kompetensi yang ada pada standar kompetensi.
• Berkelanjutan, dimana pengembanagn profesi guru dilaksanakan secara
berkelanjutan karena perkembangan ilmu pegetahuan, teknologi dan
seni serta adanya kebutuhan penyegaran kompetensi guru.
• Accountable, dimana pengembangan profesi guru
dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik.
• Efektif, dimana pelaksanaan pengembangan profesi guru harus mampu
menberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan yang tepat oleh pihak terkait.

8
• Efesien, dimana pelaksanaan pengembangan profesi guru harus didasari
atas pertimbangan penggunaan sumber daya seminimal mungkin untuk
hasil yang optimal.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
• Profesi merupakan pekerjaan tau jabatan yang menuntut keahlian tertentu.
Dalam artian merupakan suatu ekerjaan atau jabatan yang tidak dapat
dipoegang oleh sembarang orang, namun harus memerlukan persiapan
melalui pendidikan ataupun pelatihan khusus..
• Profesionalisme merupakan paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang
profesional itu sendiri adalah orang yang memiliki profesi.

B. Saran
Saya sadar dan tahu bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan sumbangan kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki makalah ini. semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Amin. wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

10
DAFTAR PUSTAKA
Dhofir, M. “KARAKTER GURU PROFESIONAL,” n.d., 10.
Dudung, Agus. “KOMPETENSI PROFESIONAL GURU.” JKKP (Jurnal
Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) 5, no. 1 (April 17, 2018): 9–19.
https://doi.org/10.21009/JKKP.051.02.
Maimuna, Siti. “PROFESI,PROFESI KEGURUAN, KODE ETIK,
ORGANISASI KEGURUAN, SERTA PERAN HAK DAN KEWAJIBAN
SEORANG GURU,” n.d., 9.
Muhson, Ali. “Meningkatkan Profesionalisme Guru: Sebuah Harapan.” Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan 1, no. 2 (March 2, 2012).
https://doi.org/10.21831/jep.v1i2.665.

11

Anda mungkin juga menyukai