Rotary
Pemilihan transmisi
Reduser
Poros utama
Landasan cetakan
Piringan engkol
Gambar 4.1. Diagram alir proses perancangan mesin pencetak briket kotoran
lembu sistem rotary.
54
2
briket kotoran lembu sistem rotary menggunakan sistem pres. Sistem pres ini
lengan engkol naik dan turun. Gerak turunnya lengan engkol ini akan
akan membuat briket dalam cetakan menjadi padat. Semakin padat briket,
akan semakin baik kualitas pembakaran dan daya tahan briket. Guna
tinggi cetakan 130 mm dan tebal 4 mm. Tenaga pengepres yang digunkan
57kg.
Percobaan 1 diperoleh F = 55 kg
Percobaan 2 diperoleh F = 57 kg
3
Percobaan 3 diperoleh F = 60 kg
55+57+60 172
F rata−rata = =
3 3 =57,3 kg
B. Kapasitas Pengepresan
mampu mencetak briket sebanyak 20 buah per menit yang berukuran diameter
arti tiap briket dicetak selama 3 detik. Sehingga ketika mesin bekerja selama
satu jam, mesin akan menghasilkan briket sebesar 20 buah per menit x 60
mempunyai panjang ulur dan tekan sepanjang 200 mm terhitung dari titik
mati atas piringan engkol hingga titik mati bawah piringan engkol. Cetakan
tinggi 130 mm. Sehingga jarak pengepresan yang terjadi pada cetakan adalah
Ujung Lengan Engkol
60 mm dari tinggi tabung cetakan, seperti terlihat pada Gambar 4.2.
F
Cetakan
Alas Cetakan
karena gaya pres yang diberikan lengan engkol tiap satuan luas. Besarnya
F
p=
A
Keterangan:
A= ¼ π d2
Keterangan:
A = luas cetakan (mm2).
A = ¼ 3,14. (60)2
= ¼. 3,14. 3600
= 2826 mm2.
57 , 3
p=
2826 = 0,02 kg/mm2.
5
Untuk dapat mengetahui daya yang terjadi pada poros utama dan piringan
engkol sehingga dapat menghasilkan gaya pres sebesar 57 kg, terlebih dahulu
F BC
FAB = Cos30 °
57
= Cos30 ° = 65,8 kg.
T = FAB . r
= 65,8 . 100
= 6580 kg.mm
= 658 kg.cm.
P
T= 71620 n , dimana:
P= daya (HP).
Maka dapat menentukan daya yang terjadi pada poros piringan engkol
T .n
P = 71620
658 .20
= 71620
= 0,1837 HP.
Terdapat dua jenis gaya yang diterima cetakan yaitu gaya transversal
terjadi pada cetakan akibat dari gaya pres lengan engkol adalah:
p.d
f t1 =
2t
0 , 02×60
f t1 =
2×4 = 0,15 kg/mm2.
7
Demikian pula dengan gaya longitudinal yang terjadi pada cetakan, dari
data yang telah diketahui maka gaya longitudinal yang terjadi pada cetakan
sebesar:
p.d
f t2 =
4t
0 , 02×60
f t2 =
4×4 = 0,075 kg/mm2.
Daya yang terjadi pada piringan engkol untuk menekan briket dengan
gaya 57 kg adalah 0,1837 HP. Sehingga agar mesin mampu bekerja sesuai
daya ¼ HP, sehingga untuk memenuhi kebutuhan motor yang sesuai dengan
kebutuhan daya pada mesin pencetak briket kotoran lembu sistem rotary
digunakan motor dengan daya ¼ HP. Daya motor listrik ¼ HP sudah cukup
Sehingga karena daya dari motor listrik yang digunakan pada mesin
daya akibat adanya transmisi, maka efisiensi dari motor listrik dapat
diperhitungkan dengan:
8
Pout
η= ×100
Pin %
0,18
η= ×100
0,25 % = 73,48 %.
Spesifikasi motor listrik yang digunakan pada mesin pencetak briket kotoran
n = 1400 rpm,
Frekuensi = 50 Hz
terdiri dari reduser, puli dan sabuk V, sproket dan rantai rol dan roda gigi
payung. Putaran yang direduksi oleh sistem transmisi ini adalah 1400 rpm
menjadi 20,7 rpm. Sistem transmisi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu
akhir. Hal ini dimaksudkan agar gerak antara piringan engkol dan landasan
cetak tetap.
9
dan rantai rol. Reduksi putaran yang terjadi pada transmisi piringan engkol ini
terdiri dari:
Transmisi reduser
z poros cacing 1
nreduser = ×nmotor ×1400
z RGcacing = 30 = 46,6 rpm.
Transmisi sabuk V
D1 4
n poros bawah = ×nreduser 46,6
D2 =3 = 62,1 rpm.
Z1
n poros utama = ×n poros bawah =12 62 ,1
Z2 36 = 20,7 rpm.
10
sabuk V-roda gigi payung-gigi pembagi 6. Berikut ini adalah gambaran sistem
Cetakan.
Reduksi putaran yang terjadi pada transmisi landasan cetakan ini terdiri
dari:
Transmisi reduser
z poros cacing 1
nreduser = ×nmotor ×1400
z RGcacing = 30 = 46,6 rpm.
Transmisi sabuk V
D1 4
n poros bawah = ×nreduser 46,6
D2 =3 = 62,1 rpm.
Z1
nRG payung = ×nporos bawah =16 62 ,1
Z2 48 = 20,7 rpm.
Sistem transmisi dari mesin pencetak briket sistem rotsry ini merupakan
kombiunasi dari sistem pres dan sistem rotary pada landasan cetakannya.
11
Mekanisme gerakan dari sistem transmisi pada mesin briket ini bermula dari
motor listrik yang terhubung dengan reduser akan memutar transmisi puli.
Transmisi puli ini akan memutar poros bawah. Pada poros bawah terdapat
transmisi rantai rol dan transmisi roda gigi payung. Transmisi rantai rol akan
memutar poros utama dan piringan engkol. Putaran piringan engkol akan
mengakibatkan lengan engkol bergerak naik dan turun pada bidang luncur
komponen slider.
cetakan. Sistem geraknya, roda gigi pinion akan memutar roda gigi payung
besar. Pin yang terdapat pada roda gigi payung besar akan memutar gigi
pambagi yang terdapat pada poros landasan cetakan. Setiap satu kali putaran
roda gigi payung besar, pin pada roda gigi payung besar akan memutar gigi
pembagi. Gigi pembagi mempunyai gigi sebanyak enam gigi yang masing-
masing giginya mempunyai sudut 60° terhadap gigi yang lainnya. Dengan
mengakibatkan setiap pin memutar gigi pembagi pin akan menyentuh satu
menghasilkan gerakan yang sinkron. Pada waktu lengan engkol bergerak naik
landasan cetakan akan berputar 60°. Sehingga tepat ketika lengan engkol
F. Perancanaan Reduser
pasangan roda gigi cacing. Ciri yang paling menonjol dari roda gigi cacing ini
sistem rotary mempunyai perbandingan transmisi 1:30. Jumlah gigi roda gigi
cacing adalah 30 dengan modul 2,5 mm dan kisar 8 mm. Bahan yang
digunakan pada roda gigi cacing menggunakan perunggu. Diameter luar poros
cacing adalah 34,5 mm. Diameter jarak bagi poros cacing dapat dicari dengan:
D p =Da −2h a → ha =1 .m
k
Tan g = Dp. π
8
= 29,5.3,14 = 0,086 → g = 4,9˚ ≈ 5˚.
L = 2m (1+ √
Z2 )
Z 2 .m
D2 = Cosγ
13
30.2,5
= Cos 5° = 75,2 mm
D a2 = D2 + 2.Mn
START a
Perhitungan perancangan Poros (n1,P, Pd, fc, T, d) Perhitungan panjang keliling, L (mm)
Daerah penyetelan
Kecepatan sabuk, v jarak poros ΔC, ΔCt
Penampang sabuk
Panjang keliling, L (mm)
Jarak sumbu poros, C (mm)
> v : 30 Daerah penyetelan ΔC, ΔCt (mm)
Diameter luar puli dk,Dk (mm)
≤
STOP
Gambar
a 4.5. Diagram Alir Perencanaan Sabuk-V
END
14
dk
Dk
Keterangan :
rpm menjadi n2 = 62,1 rpm. Mesin pencetak briket kotoran lembu sistem
rotary mempunyai variasi beban sedang dan diperkirakan mesin akan bekarja
setiap 8-10 jam tiap hari, sehingga waktu koreksi yang didapat yaitu 1,4.
a. P = 0,25 HP
= 0,25 x 0,736 kW
= 0,184 kW
b.
Pd =f c xP
=1,4 x 0,184
=0,2576 kW
15
Pd
T =9,74x105
n1
0,2576
=9, 74 x 105
46,6
e. Kecepatan sabuk-V
πD p n1
v=
60x1000
=0,25 m/s
berikut :
π 1
L=2C+ ( d p + D p ) + ( D p −d p )2
2 4C
3,14 1
L=2x150+ (101,6+67,2 )+ (67,2−101,6)2
2 4x150
L = 566,9 mm
C=
√
b+ b2 −8 ( D p −d p ) 2
8
16
Dimana,
b=2L−3,14 ( D p +d p )
Maka,
587,9+ √ 587,92−8(67,2−101,6 )2
C=
8 = 145,9 mm ≈146 mm.
Sudut lilit atau kontak θ dari sabuk pada alur puli penggerak harus
menimbulkan slip antara sabuk dan puli. Jika jarak poros pendek
57 ( D p −d p )
θ=180 ° −
C
57(101,6−67,2)
θ=180 °−
146 =166,5 º≈ 167 º
Kθ = 0,97
j. ΔC i = 20 mm, ΔCt = 25 mm
k. Jadi sabuk-v yang sesuai untuk sistem transmisi mesin pencetak briket
kotoran lembu sistem rotary adalah sabuk tipe A no.22 dengan jarak poros
+25 mm
146−20 mm .
17
komponen rantai rol yang digunakan untuk mereduksi putaran dari poros
bawah ke poros utama. Poros utama ini putaran digunakan untuk memutar
piringan engkol yang akan menggerakkan lengan engkol naik dan turun pada
komponen slider. Pasangan sproket ini akan mereduksi putaran dari 62,1 rpm
pada poros bawah menjadi 20,7 rpm pada poros utama dengan perbandingan
reduksi (i) sebesar 1 : 3. Jarak sumbu poros yang ditransmisikan sebesar 880
Dk
dk
Keterangan:
Alur pemilihan rantai rol tampak pada Gambar 4.9. Data yang diketahui
b a
START
<
Pemilihan jumlah rangkaian, jarak bagi p nomor rantai,
Batas kekuatan rata-rata FB
Beban maksimum Fu
Jumlah gigi sprocket kecil z1 Penentuan nomor rantai
b
Beban rancana F
Faktor keamanan Sf
Gambar 4.6.
a Diagram Alir Perencanaan Rantai Rol
a. Faktor koreksi (fc) untuk sumber tenaga motor listrik dengan beban
dangan harga: p = 12,70 mm; FB = 1950 kg; Fu = 300 kg, dan harga Z1=12.
62,1
Z2=12× =36
c. 20,7
12×12,7×62 ,1 m
v= =0 , 16
60×1000 s
Daerah kecepatan rantai 4-10 m/s, kecepatan rantai kecil sebesar 0,16 m/s
e. Beban rencana F
102Pd
F= (kg )
v
102×0,279
F= =177 , 8 kg
0,16
f. Faktor keamanan Sf
S f =F B /F
=1950/177,8
=10 , 9
Kekuatan rata-rata dibagi dengan beban maksimum yang diizinkan adalah
faktor keamanan yang nilainya harus lebih besar atau sama dengan 6
untuk satu rangkaian; 10,9 > 6. Demikian pula pada beban rencana yang
dihitung tidak bolah lebih besar dari beban maksimum yang diizinkan F u
2
12+36 880 [ (36−12 ) /6,28 ]
Lp = +2× + =162, 5
2 12 ,7 ( 880/12,7 ) ≈ 163.
Sehingga dipilih rantai rol No. 40, L = 163 untuk rangkaian tunggal.
I. Poros Utama
dan turun. Sebelum merencanakan poros utama yang perlu diketahui terlebih
dahulu ialah gaya-gaya yang terjadi pada poros utama seperti pembebanan
piringan engkol akibat gaya tarik rantai, maupun berat dari poros itu sendiri.
Poros utama didukung oleh dua buah bantalan yang terletak dengan jarak 221
mm. Panjang poros yang direncanakan yaitu 280 mm. Putaran poros utama
akibat transmisi rantai rol adalah 20,7 rpm dari 62,1 rpm.
a. Daya rencana
P d = fc x P
Pd = 1,4 x 0,184
Pd = 0,2576 kW
b. Momen rencana
Pd
T =9,74x105
n1
0,2576
=9,74 x 105
62,1
16 x 4040 ,29
=
3,14 x25 3
64644 ,64
=
49062,5 =1,32 kg/mm2
c. Gaya gaya reaksi yang terjadi pada poros utama mesin pencetak briket
A B C D
135 86 59
RVA RVC
∑MA = 0
RVA = 61,7 kg ( )
A-B
SFx = RVA
SFA = 61,7 kg
SFB = 61,7 kg
B-C
22
C-D
SFD = 57 kg
MA = 0
MB = RVA . 135
= 61,7. 135
= 13635,7 – 15222
177 kg
57 kg
SFD
BMD
A B C D
135 86 59
RVA RVC
e. Bahan poros
harga sebesar 1,3 sampai 3,0. Besarnya tegangan geser yang diijinkan
τα
σB
τα=
( Sf 1 xSf 2 )
2
37 kg/mm
τ a=
(6 x 2 )
= 3,08 kg/mm2
lebih kecil dari tegangan geser yang diijinkan (τα)). Faktor Km yang
f. Diameter poros
[( ) ]
1
5,1
ds≥
τα
√ 2
( K m M ) +( K t T )
2 3
[( ) ]
1
5,1
ds≥
3 ,08
√ (2 x 8329 ,5 )2 +(1,5 x 4040 ,29)2 3
1
d s ≥[ ( 1 , 65 ) √ 277522281 +36728872 ,39 ]
3
25
1
d s ≥ [ ( 1 , 65 ) 17727 , 13 ] 3
1
3
d s ≥[ 29249 ,76 ]
ds ≥ 30,8 mm
16
3√
τ= ( K m M )2 +( K t . T )2
3 , 14 xd s
16
3√
τ= (2 x 8329 , 5)2 +(1,5 x4040 , 29 )2
3 , 14 x25 , 4
τ =5 ,51 kg/mm2
g. Defleksi Puntiran
dipasang pada mesin umum dalam kondisi kerja normal, besarnya defleksi
puntiran dibatasi sampai 0,25º atau 0,3 º, sehingga defleksi puntiran dapat
dihitung dengan :
Tl
θ=584
Gd 4s
4040 , 29 x 280
θ=584
8,3 x10 3 x 25 , 4 4 = 0,19 º (baik karena kurang dari 0,3º).
J. Perancangan Bantalan
gelinding:
START b
a
Putaran poros, n1
Umur bantalan Lha L : Lha
<
Reaksi FA, FB
Beban aksial Fa >
Beban radial Fr
b Keputusan nomor bantalan
Nomor bantalan yang direncanakan sementara
Harga C dan C0
Nomor bantalan
Umur bantalan
Faktor X, Y, V
Faktor putaran fn
Faktor umur fh END
Umur Lh
kotoran lembu sistem rotary ini terdiri dari beban pada saat piringan
27
engkol serta roda gigi sproket, beban terhadap berat poros dan beban oleh
berikut :
Umur bantalan
Lha=20000 jam
d. Faktor X, Y, V
X = 0,56
V =1
28
Sehingga,
Pr =X .V . F r +Y .F a
X = Faktor radial
Y = Faktor Aksial
V = Faktor putaran
e. Faktor putaran
( )
1
33 , 3
f n= 3
Untuk bantalan bola, n
( ) =0 ,81
1
33 , 3
f n= 3
Maka, 62 , 1
C
f h=f n
Faktor umur, P
1000
f h=0,81 =6 , 08
Maka, 133 ,112
3
Lh =500 x 6 , 08 =112. 377 , 86 jam
mengubah gerak rotasi menjadi gerak bolak balik atau sebaliknya (Rachman,
19984: 492).
lembu sistem rotary ini mempunyai diameter 200 mm. Sehingga panjang
gerak lengan engkol sama dengan jarak diameter piringan engkol yaitu
perancangan roda gigi payung. Komponen roda gigi payung ini berfungsi
sebagai penggerak landasan cetakan. Roda gigi pinion yang terdapat pada
poros bawah akan memutar roda gigi wheel, dan roda gigi wheel ini yang
gigi ( i ) = 3.
δ 2 =90 − δ 1
= 90∘ − 18. 43∘ = 71. 57∘
c. Diameter lingkaran jarak bagi ujung luar
d1 = 2R sin δ1 = 2 x 50,8 sin 18,43˚ = 32,12 mm
d2 = 2R sin δ2 = 2 x 50,8 sin 71,57˚ = 96,38 mm
d. Modul rencana ( m ) = 2;
α 0 ( SudutTekan )= 20∘ .
e. Jumlah gigi
Z1 = d1/m = 32,12/2 = 16,06, dan Z2 = 96,38/2 = 48,19
Untuk mendapatkan perbandingan i = 3, maka Z1 = 16, Z2 = 48
f. Kecepatan keliling (v)
π×32×62 ,1
v= =0,1 m/s
60×1000
g. Kelonggaran puncak Ck
Ck = 0.188 mm
= 0.188 . 2 = 0.376 mm.
h. Koefisien perubahan kepala x1, x2
[ ( )]
2
z1
x 1 = 0.46 1 −
z2
[ ( )]
2
16
=0. 46 1 −
48
= 0.4
x 2 =− x1
= −0. 4
i. Tinggi kepala hk1, hk2 ( mm )
hk 1 = ( 1 + x 1 ) . m
= ( 1 + 0 .4 ) . 2 = 2 .8
hk 2 = ( 1 − x 1) . m
= ( 1 − 0.4 ) . 2 = 1.2
j. Tinggi kaki hf1, hf2 ( mm )
31
hf 1 = ( 1 − x1 ) . m + Ck
= ( 1 − 0. 4 ) . 2 + 0.376 = 1.576
hf 2 = ( 1 + x 1 ) . m + Ck
= ( 1 + 0 . 4 ) . 2 + 0 .376 = 3. 176
k. Tinggi gigi
H = 2 . m + Ck
= 2 . 2 + 0.376 = 4.376.
l. Sudut kepala θk1, θk2
θk2 = Tan −1 ( hk R)
2
= Tan−1 (1 . 250 . 8) = 1. 35 ∘
θf 1 = Tan−1 ( hf R )
1
= Tan−1 (1 .58 50 . 8 ) = 1 . 78 ∘
θf 2 = Tan−1 ( R)
hf 2
dk 2 =d 2 + 2hk 2 Cos δ 2
= 96+2.1,2 Cos 71 .67∘ = 97 .75 mm .
q. Diametear lingkar kaki x1, x2
x1 = ( d 2) − hk Sin δ
2
1 1
= ( 96 2)−2. 8 Sin 18 . 43 ∘
= 48 − 0 . 89= 47 . 11 mm .
x2 = ( d 2)−hk Sin δ
1
2 2
= 16 − 1. 14= 14 . 86 mm .
r. Tebal lingkar gigi s1, s2
s 1 =( 0,5π +2x 1 tanα o ) m
= ( 0,5. 3,14+0. 4tan20° ) 2
=3,43 mm
s 1 =( 0,5π +2x 1 tanα o ) m
= ( 0,5. 3,14−0 . 4tan20° ) 2
=2, 85 mm
s. Lebar sisi b
Lebar sisi gigi sebaiknya diambil tidak lebih dari 1/3 sisi kerucut ( b ≤ 1/3
R ) atau kurang dari 10 kali modul pada ujung luar ( b < 10 m ). Secara
teoritis b (lebar sisi gigi) dapat ditentukan dengan:
m z1
b=
6 Sin δ 1
2.16
=
6 Sin 18 .43∘
32
= = 16 .84 mm .
1.9
Untuk meneruskan daya dari poros motor listrik ke poros cacing pada
reduser menggunakan kopling flens kaku. Kopling flens pada mesin pencetak
briket kotoran lembu sistem rotary ini menuntut kelurusan sumbu antara poros
motor listrik dan poros cacing reduser. Putaran yang ditransmisikan oleh
kopling flens kaku ini sebesar 1400 rpm. Bahan yang digunakan untuk
a
START
Bahan baut
Daya yang ditransmisikan P, Kekuatan tarik σB
Putaran n1 ffaktor keamanan Sfb
factor koreksi Kb
Faktor koreksi fc
Tegangan geser baut yang diizinkan τba
b
Daya rencana Pd
> Kbσb:σba
Momen rencana T
≤
Bahan poros
Kekuatan tarik σB Bahan flens, tebal flens F
Faktor keamanan Sf1, Sf2 Kekuatan tarik σB
Faktor keamanan SfF
Faktor koreksi KF
Tegangan geser poros yang diizinkan τsa
Diameter poros ds
a END
a. Daya yang ditransmisikan 0.186 kW (1/4 HP), Putaran poros 1400 rpm.
c. Momen rencana
kg/mm2
e. Diameter poros ds
[ ]
1
5,1
ds= ×2×1×218 ,55 3 =8 ,978 mm
3 ,08 ds = 14 mm.
f. Kopling yang digunakan adalah kopling tanpa bingkai. Dari tabel ukuran
45 mm; a = 8 mm; n = 4
8T 8×218,55
τ b= = =0,0511 kg/mm 2
πd 2 ne B 3,14×82 ×2×85
b
2T
τ F= 2
(kg/mm 2 )
πC F
2×218,55
τ F= 2
=0,00556 kg/mm 2
3,14×50 ×10
M8x4
N. Konstruksi Rangka
36
pengelasan dan pembautan. Ada dua tipe sambungan las yang paling umum
pencetak briket kotoran lembu ini menggunakan sambungan las, karena lebih
Beban akibat rangka transmisi kurang lebih 12 kg, Beban rantai rol 2 kg
dan poros kurang lebih 0,7 kg. Berat puli dan sabuk–V kurang lebih 0,5 kg.
Berat motor dan reduser masing-masing kurang lebih 10 kg. Sedangkan berat
mempunyai berat 3 kg. Batang yang digunakan pada rangka ini adalah besi
kg/mm2.
O. Analisis Ekonomi
Macam Alat
Macam Biaya Bahan (Rp) Tenaga (Rp) Jumlah
Pekerjaan (Rp)
A. Biaya Desain Survey 0 50.000 20.000 70.000
Analisis 0 50.000 30000 80.000
Gambar 70.000 30.000 50.000 150.000
Jumlah 300.000
Biaya Biaya
Macam
Macam Biaya Pembelian Perakitan Jumlah
Komponen
(Rp) (Rp)
a. Poros Utama
Hasil analisis untuk poros utama pada mesin mesin pencetak briket
kotoran lembu sistem rotary ini diperoleh untuk diameter minimal poros
38
yang diijinkan, yaitu 30,8 mm dengan bahan mild steel ST 37, maka
defleksi puntiran dari poros akibat momen puntir yang terjadi yaitu 0,19 º.
Hal ini masih aman karena poros dalam kondisi kerja normal, defleksinya
b. Bantalan
kapasitas dinamis spesifik (C) = 1000 kg, dan kapasitas statis spesifik (Co)
= 635 kg.
sistem rotary ini memiliki daya ¼ HP dengan putaran 1400 rpm. Putaran
yang direncanakan pada transmisi sabuk V adalah sebesar 62,1 rpm dengan
diperoleh ukuran puli yang digunakan yaitu untuk puli pada poros reduser 4
inchi sedangkan puli pada poros bawah 3 inchi. Sedangkan untuk sabuk
yang digunakan adalah sabuk-V tipe A no. 22 dengan jarak poros 146
+ 25 mm
− 20 mm .
Angka ini, akan menghasilkan putaran 20,7 rpm. Sehingga gigi sproket
yang digunakan pada transmisi rantai rol ini yaitu sproket yang mempunyai
jumlah gigi 12 dan 36. dari hsil analisis rantai yang digunakan yaitu rantai
tunggal dan nomor rantai menggunakan nomor 40. Kecepatan rantai yang
terjadi adalah 0,16 m/s. Panjang keliling rantai rol (L) yang dibutuhkan
untuk menghubungkan pada jarak sumbu poros (C) 880 mm adalah = 162,5
≈ 163.
perakitan yaitu panjang rantai rol yang tersedia di pasaran kurang panjang
untuk memenuhi kebutuhan rantai rol mesin pencetak briket kotoran lembu
dua dua buah rantai yang dengan spesifikasi yang sama sesuai dengan
poros motor ke poros reduser. Hasil analisis untuk kopling flens kaku pada
mesin pencetak briket kotoran lembu sistem rotary ini mempunyai diameter
luar flens sebesar 112 mm dan diameter poros kopling 50 mm. Bahan
yang digunakan dalam pembuatan kopling flens yaitu Mild Steel ST37.
diameter kopling flens yang paling kecil yaitu diameter 112 mm. Jika
40
diameter poros motor dan poros reduser. Sehingga pemecahan masalah ini,
menjadi 40 mm.
Hasil analisis untuk roda gigi payung pada mesin pencetak briket
kotoran lembu sistem rotary ini mempunyai perbandingan gigi yang sama
untuk pinion 16 dan untuk wheel 48. jumlah gigi ini dipilih karena jumlah
gigi minimal untuk pinion yaitu 13. Sudut kerucut jarak bagi pinion adalah
lingkar kepala pinion dk1 = 37,31 mm dan diameter lingkar kepala wheel
dk2 = 97,75 mm. Lebar sisi b = 16,84 mm, dan nilai b tidak lebih dari 1/3
sisi kerucut ( b ≤ 1/3 R ) atau kurang dari 10 kali modul pada ujung luar ( b
g. Casing
kontruksi mesin. Bahan yang digunakan adalah plat eyser tebal 0,8 mm.
tertinggal diluar casing yang membuat kurang indah jika dilihat dari segi
sebesar kepala baut L sehingga kepala bauut L dapat masuk rata dengan
permukaan casing.
h. Aspek finansial
Harga tersebut belum termasuk biaya perawatan dan biaya bila terjadi
kerusakan.
Q. Uji Kinerja
Setelah dilakukan uji kinerja dari mesin pencetak briket kotoran lembu
sistem rotary dapat disimpulkan bahwa mesin belum dapat bekerja maksimal
sesuai dengan harapan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, penyebab
adalah fungsi ratchet yang tidak dapat bekerja sescara maksimal. Selain itu
ratchet juga tidak mampu menahan gaya sentripetal akibat tumbukan antara
pin pada roda gigi payung dengan gigi pembagi pada poros cetakan.
42
R. Kelemahan-kelemahan
diantaranya: