Dari pegukuran di lapangan, diperoleh data intensitas medan magnet total atau vertikal dan
horisontal, yaitu dari pengukuran PPM dan Fluxgate magnetometer. Data-data tersebut
merupakan harga terbaik dari lima kali pengukuran di setiap titik pengukuran. Dengan
mengoreksi dengan medan magnet utama bumi (untuk Pulau Jawa diasumsikan besarnya
45.300 nT) atau dapat menggunakan model yang dikeluarkan oleh IGRF pada epoch yang
bersangkutan, maka dapat diperoleh data anomali medan geomagnet bumi pada daerah
survei. Selanjutnya data anomali ini diolah (misalnya dengan filtering) untuk dilakukan
penafsiran (interpretasi data) misalnya dengan pemodelan untuk mendapatkan struktur
batuan di bawah permukaan bumi.
Interpretasi
Penafsiran data dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk pengukuran secara
kualitatif, analisa dilakukan pada peta kontur anomali medan magneti total dan vertikal.
Hasil yang diperoleh adalah lokasi benda penyebab anomali berdasarkan klosur kontur,
sedangkan untuk penafsiran kuantitatif dilakukan dengan dua metode :
Pengolahan dan penafsiran data dilakukan dengan bantuan software yang tersedia,
misalnya Magpoly, Mag2dc atau lainnya.