Anda di halaman 1dari 2

(Laki-laki)

AYO
Monolog Putu Wijaya

AMAT MUNCUL DIDEPAN ISTRINYA YANG SEDANG MENJAHIT BENDERA


MERAH PUTIH YANG ROBEK. LALU NGOCEH

Kok menjahit bendera robek, kurang kerjaan apa? Beli saja yang baru! Kan murah, meriah,
mbok lakukan sesuatu yang lebih bermanfaat dan mendesa.

TAK DIJAWAB.

Andaikan RA Kartini hidup ditahun ini, apa kira-kira dia juga akan menjahit bendera yang
robek? Pasti beliau akan meneruskan menulis surat-surat! Habis Gelap Terbitlah Terang.
Ya ‘kan, Bu?

TAK DIJAWAB

Memang jaman sudah berubah! Para wanita tidak disekap lagi didapur. Wanita sudah sama
haknya dengan laki-laki. Tidak ada lagi kasus kawin paksa. Bahkan sekarang wanita bisa
menceraikan suaminya yang semena-mena! Ya, tidak, Bu?

TIDAK DIJAWAB

Di dalam pendidikan pun, wanita Indonesia sudah tidak kalah dengan pria. Perempuan yang
profesor doktor sudah seabrek-abrek. Didalam kedudukan juga sama. Wanita banyak yang
jadi anggota DPR RI, Bupati, Walikota, Gubernur, Mentri. Bahkan kita pernah punya wanita
Presiden. Amerika kalah. Dilapangan, ada wanita yang jadi kernet bus kota, sopir taksi, sopir
busway, dan tukang becak di Yogya?! Tahu,’kan?

TAK DIJAWAB

Tapi sebaliknya, wanita sekarang juga tidak mau kalah dengan ulah laki-laki dalam
melakukan korupsi! (MENYEBUT BEBERAPA NAMA YANG BESAR KORUPSINYA)
Benar tidak, Bu?

TIDAK DIJAWAB

Menurut aku, kalau Ibu kita Kartini hidup dijaman ini, dia tidak akan menjahit bendera robek,
tapi membuat sinetron yang berisi pesan moral kepada kaumnya seperti ini: hai kaumku para
perempuan, karena kalian telah mendapatkan segala yang kalian tuntut dalam apa yang
disebut emansipasi, janganlah lupa bahwa kaum lelaki itu bukan musuh, tetapi partner, hidup.
Bersamaan hak berarti duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Ada hak tapi ada juga
kewajiban, keduanya harus selalu berimbang. Kepentingan dan kebutuhanmu dihormati
dengan syarat harus begitu juga sebaliknya. Jadi jangan hanya kebutuhan kalian saja yang
harus dipenuhi pria, wahai kaumku, kebutuhan suamimu pun juga ....

TAK DIJAWAB. TAPI BU AMAT BERDIRI DAN MASUK KAMAR.

Lha kok? Apa? Ayo apa? O, siapa yang banyak cincong, aku kan hanya....(DIBENTAK)
O, ya, ya! Tapi sekarang? Sore=sore begini? Nanti ada yang ketok pintu. Sudah tua bangka
kok masih seperti pengantin ba.... O , o, oke, ya, ya,ya! Oke, tapi kunci pintu dulu. Oke,
siappppppp!!!! Ayo

MENYUSUL MASUK KAMAR.

Anda mungkin juga menyukai