Anda di halaman 1dari 13

Makalah Islam dan Ilmu Pengetahuan

“Rumpun Ilmu Pengetahuan Alam dalam Perspektif Islam dan Barat”

Dosen Pengampu :

Dr. Khalimi M.Ag

(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Islam dan ilmu pengetahuan)

Disusun Oleh :

Silka Sofiyani 11190183000056


Raudhatun Rahmawati 11190183000054

Uhlul Qoriawati 11190183000063

Kelas 6B
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun Ajaran 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
harapan dengan judul “Rumpun Ilmu Pengetahuan Alam dalam Perspektif Islam dan Barat”
Sholawat serta salam juga tak lupa kami curahkan kepada baginda Nabi besar kita, Nabi
Muhammad Saw beserta keluarga dan sahabatnya yang membawa kita semua dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang terang benderang akan cahaya-cahaya ilmu penuh berkah-Mu.
Semoga kita selalu berada dalam syafaat-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan
Ilmu Pengetahuan pada semester 6 FITK, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih
kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dalam memahami tentang Rumpun Ilmu
Pengetahuan Alam dalam Perspektif Islam dan Barat .

Masih banyak cacat dan cela pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diperlukan demi perbaikan yang berarti.

Segala kekuragan yang ada pada makalah ini adalah milik kami, dan segala
kelebihannya hanyalah milik Allah SWT. Kami hanya dapat berikhtiar, berdoa, ikhlas, dan
mempasrahkan semuanya pada Allah SWT. Mudah-mudahan segala bentuk partisipasi dari
berbagai pihak terkait dapat menjadi berkah. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya, serta mendapat memberikan
kontribusi dan motivasi pada masyarakat tentang masalah dan lingkungan disekitar kita.

Jakarta, 18 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….…..3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….…..4

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………5
C. Tujuan……………………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..……….6

A. Rumpun Ilmu……………………………………………………………….…….6
B. Ilmu Pengetahuan Alam………………………………………………………….6
C. Metodologi Penelitian Ilmu Alam………………………………………….…….7
D. Pandangan Islam Tentang Ilmu Pengertahuan Alam……………………………10

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….12

Kesimpulan…………………………………………………………………………..….12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
lmu sebagai proses kebijakan yang diambil para ilmuwan untuk melakukan
penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang fenomena alam. Langkah ini
adalah untuk merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen,
mengumpulkan data, menganalisis dan akhirnya menyimpulkan. Dari sini tampak
bahwa karakteristik yang mendasar dari ilmu pengetahuan adalah kuantifikasi yang
berarti bahwa fenomena alam dapat berbentuk kuantitas.

Ilmu alam mempelajari aspek fisik dan bukan manusia tentang Bumi dan alam
sekitarnya. Ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya
dibedakan dari ilmu-ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.

Ilmu atau ilmu pengetahuan (science) memiliki makna yang berbeda dengan
pengetahuan (knowledge). Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui
metode ilmiah. Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan merupakan hasil dari proses manusia
untuk tahu tanpa harus mengikuti langkah-langkah yang sistematis.

Dalam pengetahuan, informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan


tentang mengapa dan bagaimana. Pengetahuan tidak melakukan pengujian kritis
hubungan sebab-akibat antara fakta yang satu dengan fakta lain. Sebaliknya ilmu, di
samping diperlukan uraian yang sistematik, juga dapat dikontrol dengan sejumlah
fakta sehingga dapat dilakukan pengorganisasian dan pengklarifikasian berdasarkan
prinsipprinsip atau dalil-dalil yang berlaku.

Ilmu menekankan ciri sistematik. Penelitian ilmiah bertujuan untuk


mendapatkan prinsip-prinsip yang mendasar dan berlaku umum tentang suatu ilmu.
Artinya dengan berpedoman pada teori-teori yang dihasilkan dalam penelitian-
penelitian terdahulu, penelitian baru bertujuan untuk menyempurnakan teori yang
telah ada yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Ilmu bukanlah hasil dari
kesimpulan logis dari hasil pengamatan, namun haruslah merupakan kerangka

4
konseptual atau teori yang memberi tempat bagi pengkajian dan pengujian secara
kritis oleh ahli-ahli lain dalam bidang yang sama. Dengan demikian, diterima secara
universal. Pengetahuan tidak memberikan penjelasan yang sistematis dari berbagai
fakta yang terjalin. Di samping itu, dalam pengetahuan cara pengumpulan data
bersifat subjektif dan sarat dengan muatan emosi dan perasaan.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa timbul ilmu alam?
2. Apa saja yang termasuk rumpun ilmu alam?
3. Apa saja ciri-ciri ilmu alam?
4. Bagaimana metodologi penelitian ilmu alam?
5. Siapa sajakah tokoh yang mengembangkan ilmu alam?
6. Bagaimana pandangan islam tentang ilmu pengetahuan alam?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab timbul ilmu alam
2. Mahasiswa dapat mengetahui rumpun ilmu alam
3. Mahasiswa dapat memahami ciri-ciri ilmu alam
4. Mahasiswa menentukan metodologi penelitian ilmu alam
5. Mahasiswa dapat mengetahui tokoh yang mengembangkan ilmu alam
6. Mahasiswa dapat memahami pandangan islam tentang ilmu pengetahuan alam

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Rumpun Ilmu
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu
mempelajari fenomena alam yang factual (factual), baik berupa kenyataan (reality)
atau kejadian (events) dan hubungan sebabakibatnya (Asri Widi Wisudawari dan Eka
Sulistyowati, 2015: 22). Kemudian pendapat Trianto (2010: 136-137), pada
hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah.
Menurut Chiappetta, dkk (2009: 102), terdapat empat hal pokok yang ada pada IPA
yaitu sains sebagai cara berfikir, sains melakukan eksperimen untuk investigasi, sains
sebagai fakta, konsep, prinsip, hukum, hipotesis dan teori, kemudian yang terakhir
ilmu pengetahuan sangat dekat dengan teknologi dan masyarakat.
IPA pada hakikatnya ialah ilmu untuk mencari tahu, memahami alam semesta
secara sistematis yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang
teruji kebenarannya melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta
menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka dan jujur. Dari hasil observasi
dan experimen itulah yang membuat suatu proses penemuan dan pengembangan. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan pengetahuan harus melalui suatu rangkaian kegiatan
dalam metode ilmiah serta menuntut sikap ilmiah dalam mengerjakan suatu proses
ilmiah. 1
B. Ilmu Pengetahuan Alam
Cabang dari rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ialah biologi, fisika,
kimia, astronomi/astrofisika dan geologi. Semua bidang ini berkaitan dengan makhluk
hidup dan makhluk tak hidup serta benda penyusun alam semesta yang dapat dicari
tahu kebenarannya dengan sikap ilmiah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA ialah
ilmu yang memahami alam semesta yang telah teruji kebenarannya melalui proses
metode ilmiah yang dilakukan dengan benar. Dasar dari hakikat IPA ialah produk
ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah yang tidak dapat dipisahkan. Dalam penelitian
ini, diperlukannya pemahaman konsep dasar, fakta, hukum, dan prinsip agar siswa

1
https://eprints.uny.ac.id/49641/3/BAB%20II.pdf
6
mampu mengolah dan mengaplikasikan pengetahuan yang diberikan oleh guru yang
telah teruji kebenarannya untuk mendapatkan produk ilmiah yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat.

Pembelajaran IPA Pada dasarnya hakikat belajar adalah melakukan suatu


perubahan dalam dirinya dengan memiliki pengalaman baru (Syaiful Bahri Djamarah,
2008: 14). Pengalaman baru diperoleh dari proses pembelajaran yang dilakukan kapan
saja dan di mana saja. Salah satunya dalam pembelajaran IPA yang merupakan suatu
pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum yang diajarkan pada setiap sekolah dari
tingkatan dasar hingga tingkatan menengah pertama. Tujuan untuk mengarahkan
siswa memperoleh suatu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman baru. Dari
proses ilmiah yang dilakukan selama pembelajaran IPA berlangsung dengan
menggunakan model dan metode yang membuat pembelajaran IPA dapat mudah
dimengerti oleh siswa.
Menurut Harsojo, mengemukakan bahwa ciri-ciri sains adalah sebagai
berikut :
1. Bersifat Rasional, artinya hasil sains diperoleh dari hasil berfifkir seseorang
dengan menggunakan alat.
2. Bersifat Empiris, artinya hasil sains diperoleh dari hasil pengalaman dengan
menggunakan sebuah indera
3. Bersifst Umum, artinya hasil sains dipergunakan untuk semua manusia.
4. Bersifat akumulatif, artinya hasil sains dipergunakan untuk penelitian
selanjutnya.2

C. Metode Penelitian Alam

Penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research yang artinya adalah
proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau
mengembangkan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Para pakar
mengemukakan pendapat yang berbeda dalam merumuskan batasan penelitian atau
penyelidikan terhadap suatu masalah, baik sebagai usaha mencari kebenaran melalui
pendekatan ilmiah. Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses
pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk
2
http://repository.upi.edu/19681/4/s_pgsd_kelas_1105698_chapter2.pdf
7
mencapai tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-
metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, eksperimental atau
noneksperimental, interaktif atau non interaktif. Metode-metode tersebut telah
dikembangkan secara intensif, melalui berbagai uji coba sehingga telah memiliki
prosedur yang baku.

Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif memiliki dasar positivis


dan banyak diterapkan dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, sosial, ekonomi,
dan pendidikan. Sukardi (2005) mengemukakan beberapa ciri penelitian yang
memiliki dasar positivis, antara lain sebagai berikut:

a. Menekankan objektivitas secara universal dan tidak dipengaruhi oleh ruang dan
waktu.
b. Menginterpretasi variabel yang ada melalui peraturan kuantitas atau angka.
c. Memisahkan antara peneliti dengan objek yang hendak diteliti.
d. Menekankan penggunaan metode statistik untuk mencari jawaban permasalahan
yang hendak diteliti.

Ilmu atau ilmu pengetahuan (science) memiliki makna yang berbeda dengan
pengetahuan (knowledge). Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui
metode ilmiah. Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan merupakan hasil dari proses manusia
untuk tahu tanpa harus mengikuti langkah-langkah yang sistematis.

Dalam pengetahuan, informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan


tentang mengapa dan bagaimana. Pengetahuan tidak melakukan pengujian kritis
hubungan sebab-akibat antara fakta yang satu dengan fakta lain. Sebaliknya ilmu, di
samping diperlukan uraian yang sistematik, juga dapat dikontrol dengan sejumlah fakta
sehingga dapat dilakukan pengorganisasian dan pengklarifikasian berdasarkan
prinsipprinsip atau dalil-dalil yang berlaku.

Ilmu menekankan ciri sistematik. Penelitian ilmiah bertujuan untuk mendapatkan


prinsip-prinsip yang mendasar dan berlaku umum tentang suatu ilmu. Artinya dengan
berpedoman pada teori-teori yang dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu,
penelitian baru bertujuan untuk menyempurnakan teori yang telah ada yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Ilmu bukanlah hasil dari kesimpulan logis dari hasil
8
pengamatan, namun haruslah merupakan kerangka konseptual atau teori yang memberi
tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh ahli-ahli lain dalam bidang yang
sama. Dengan demikian, diterima secara universal. Pengetahuan tidak memberikan
penjelasan yang sistematis dari berbagai fakta yang terjalin. Di samping itu, dalam
pengetahuan cara pengumpulan data bersifat subjektif dan sarat dengan muatan emosi
dan perasaan.

Kebenaran yang diakui oleh pengetahuan bersifat tetap, sedang kebenaran dalam
ilmu selalu dihadapkan pada pengujian melalui observasi maupun eksperimen dan
sewaktu-waktu dapat diperbaharui atau diganti. Kebenaran yang dimiliki ilmu bersifat
relatif atau sementara yang dapat berubah bila ditemukan data baru, misalnya karena
menggunakan alat-alat baru yang lebih canggih.

Perbedaan yang mendasar antara ilmu dan pengetahuan ialah terletak pada
prosedur. Ilmu berdasar pada metode ilmiah. Dalam ilmu pengetahuan alam, metode
yang dipergunakan adalah metode pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi,
sedang ilmu sosial dan budaya juga menggunakan metode pengamatan, wawancara,
eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Dalam pengetahuan, cara mendapatkannya
hanya melalui pengamatan dengan panca indera.3

Ilmu pengetahuan memiliki sifat utama yaitu tersusun secara sistematik dan
runtut yang didapatkan dengan menggunakan metode ilmiah. Untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan tersebut, seorang ilmuwan perlu memiliki sikap ilmiah (sciencetific
attitude). Sikap ingin terhadap sesuatu yang masih gelap atau sesuatu yang tidak wajar.
Sikap ini diikuti dengan sikap skeptis yang selalu bersikap ragu atas pernyataan yang
belum cukup bukti atau fakta. Kritis merupakan sikap yang mampu menempatkan suatu
pengertian atau pernyataan pada kedudukannya yang tepat. Objektif merupaka sikap
yang mementingkan objek atau faktanya tanpa ada unsur kepentingan lain yang bersifat
perasaan atau prasangka. Beretika merupakan sikap yang mampu menempatkan ilmu itu
benar secara nomologis dan normatif.

Menurut Vardiansyah (2008) ilmu alam (natural science) adalah istilah yang
digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam

3
Siti Herlinda, “Metodologi Penelitian”, Bekal Teori dan Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa dan Peneliti
dalam Perancangan Penelitian, serta Penulisan Artikel Ilmiah dengan Benar Sesuai kaidah Ilmiah. (2010),
Sumatera Selatan.
9
dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun. Bidang
ilmu alam diantaranya mencakup ilmu; Astronomi, Biologi, Ekologi, Fisika, Geologi,
Geografi fisik berbasis ilmu, Ilmu bumi, dan Kimia.

Peneliti dalam ilmu alam merupakan pengamat yang imparsial di luar alam,
meneliti proses alam dan mencoba menyempitkan prises tersebut ke dalam hubungan
umum yang sederhana. Penelitian ilmu alam menggunakan metode kuantitatif dan
prediksinya cenderung lebih akurat. Dalam ilmu alam, peneliti sebagai pengamat yang
imparsial.4 Ilmu alam membahas tentanng gejala alam misalnya fisika, biologi dan ilmu
sosial membahas masyarakat, tetapi secara umum keduanya sama-sama mementingkan
prinsip-prinsip logika.

D. Pandangan islam tentang ilmu pengertahuan alam


Islam adalah agama yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam hal
pengkajian berbagai fenomena alam. Beberapa ilmuwan Muslim yang telah mengukir
namanya dalam sejarah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), seperti Jabir Ibnu Hayyan dan
Al-Kindi, adalah merupakan bukti tentang bagaimana Islam sebagai agama universal
yang sangat hirau dengan pengembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman.
Manusia sebagai ciptaan Tuhan dengan kesempurnaan akal pikirannya, di dalam ajaran
Islam, dianjurkan untuk membaca ayat-ayat yang tersirat lewat fenomena dan keteraturan
alam.

Dengan kajian-kajiannya yang kemudian menjadi IPA dan terderivasikan dalam


wujud teknologi, kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan sejahtera. Dengan
mengetahui dan merenungi berbagai keteraturan dan fenomena alam yang ada akan
menimbulkan keimanan, ketakwaan, dan kesadaran rohaniyah dalam diri manusia bahwa
betapa kecilnya makhluk manusia dan betapa besarnya Tuhan sebagai pencipta alam
semesta serta segala isinya. Agama Islam adalah agama keselamatan. Tuhan tidak
memaksakan seseorang untuk beragama Islam atau tidak sama sekali. Agama Islam telah
memberi pilihan dan panduan kepada manusia tentang jalan hidup yang akan dilaluinya.

Dengan ilmu pengetahuan, manusia akan lebih bijaksana untuk menentukan


pilihan-pilihan hidup: “Hidup dengan pengembangan ilmu atau tidak. Hidup dengan
ajaran Islam atau tidak. Dan hidup dengan pengembangan ilmu yang didasari ajaran

4
Rohmad, Zaini. 2010. Pengantar Metodologi Penelitian. Surakarta; Islam Batik University Pers.
10
Islam atau tidak”. Nabi Muhammad SAW (Salallahu ‘Alaihi Wassalam) mengatakan
bahwa “Ilmu tanpa iman bencana, iman tanpa ilmu gelap”. Dengan demikian harus
dilakukan pengkajian fenomena alam dalam rangka pengembangan IPA dalam konteks
mempertebal iman, takwa, dan sikap rohaniyah kepada Tuhan dengan berpijak pada
sejarah bagaimana kejayaan Islam dalam penguasaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan sejak zaman pertengahan hingga sekarang adalah merupakan
kesinambungan dan perubahan.5

Peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga
bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah
Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan
syariah Islam.

peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua) yaitu :

1. menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan.


2. menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek.6

5
Muhammad Nahadi, ‘Hubungan Islam Dengan Ilmu Pengetahuan Alam Dalam Perspektif Sejarah’, Jurnal
Mindamas, 1.1 (2011), 27–40.
6
Andi Ombong Sapada and Muhammad Arsyam, ‘Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Menurut Pandangan
Islam’, Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan Dan Sains, 2.1 (2020), 2–3.
11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

IPA pada hakikatnya ialah ilmu untuk mencari tahu, memahami alam semesta
secara sistematis yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang
teruji kebenarannya melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta
menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka dan jujur. Cabang dari rumpun
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ialah biologi, fisika, kimia, astronomi/astrofisika dan
geologi. Semua bidang ini berkaitan dengan makhluk hidup dan makhluk tak hidup
serta benda penyusun alam semesta yang dapat dicari tahu kebenarannya dengan
sikap ilmiah.
Peneliti dalam ilmu alam merupakan pengamat yang imparsial di luar alam,
meneliti proses alam dan mencoba menyempitkan prises tersebut ke dalam hubungan
umum yang sederhana. Penelitian ilmu alam menggunakan metode kuantitatif dan
prediksinya cenderung lebih akurat. Dalam ilmu alam, peneliti sebagai pengamat yang
imparsial.
Dengan kajian-kajiannya yang kemudian menjadi IPA dan terderivasikan
dalam wujud teknologi, kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan sejahtera.
Dengan mengetahui dan merenungi berbagai keteraturan dan fenomena alam yang ada
akan menimbulkan keimanan, ketakwaan, dan kesadaran rohaniyah dalam diri
manusia bahwa betapa kecilnya makhluk manusia dan betapa besarnya Tuhan sebagai
pencipta alam semesta serta segala isinya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Andi Ombong Sapada and Muhammad Arsyam, ‘Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Menurut
Pandangan Islam’, Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan Dan Sains, 2.1 (2020), 2–3.
http://repository.upi.edu/19681/4/s_pgsd_kelas_1105698_chapter2.pdf

https://eprints.uny.ac.id/49641/3/BAB%20II.pdf

Muhammad Nahadi, ‘Hubungan Islam Dengan Ilmu Pengetahuan Alam Dalam Perspektif
Sejarah’, Jurnal Mindamas, 1.1 (2011), 27–40.
Rohmad, Zaini. 2010. Pengantar Metodologi Penelitian. Surakarta; Islam Batik University
Pers.
Siti Herlinda, “Metodologi Penelitian”, Bekal Teori dan Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa
dan Peneliti dalam Perancangan Penelitian, serta Penulisan Artikel Ilmiah dengan Benar
Sesuai kaidah Ilmiah. (2010), Sumatera Selatan.

13

Anda mungkin juga menyukai