NURZAKILA
(201051301033)
Proposal
Magister
Program Studi
Pendidikan Biologi
NURZAKILA
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
i
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Hipotesis ...........................................................................................................46
C. Desain Penelitian..............................................................................................48
iii
F. Definisi Operasional Variabel ..........................................................................51
G. Prosedur Penelitian...........................................................................................52
H. Instrumen Penelitian.........................................................................................53
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi Seluruh Peserta Didik Kelas XI IPA MAN di Kota
Makassar ............................................................................................... 49
Belajar................................................................................................... 57
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masuk. Salah satu indikator keberhasilan dari proses pendidikan adalah melalui
kualitas dari hasil belajar peserta didik, serta kemampuan peserta didik untuk terus
beberapa komponen yang ikut serta dalam mewujudkan proses belajar. Lembaga
atau peserta didik dan lingkungan sekitar. Peserta didik adalah sumber daya
peserta didik.
bahwa banyak diantara peserta didik yang memiliki sikap belajar yang kurang baik
1
2
sikap yang berbeda. Pembelajaran merupakan segala usaha yang dilakukan seorang
pendidik agar terjadi belajar pada diri peserta didiknya. Belajar adalah proses
perubahan sikap, perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran dan
tujuan yang ingin dicapai, keteguhan dan konsisten terhadap sesuatu. Perubahan ini
pengalaman belajar peserta didik untuk membuat sikap peserta didik terhadap mata
Nuzul (2018) berpendapat bahwa untuk menjamin hasil belajar yang baik,
peserta didik harus memiliki sikap terhadap bahan yang dipelajarinya. Apabila
bahan pelajaran tidak menjadi perhatian peserta didik, yang terjadi akan timbul
Peserta didik belum mampu belajar secara mandiri sehingga tidak dapat
bahwa pembelajaran biologi sangat sulit yang menyebabkan minat peserta didik
minim.
3
belajar, peserta didik akan tertarik untuk mendalami lebih lanjut yang diajarkan
yang tercantum dalam kurikulum, peserta didik juga akan memiliki kompetensi
kebutuhannya. Kemandirian peserta didik dalam belajar merupakan hal yang sangat
diperlukan oleh peserta didik dan harus dimiliki sejak dini agar tujuan pendidikan
peserta didik tidak hanya dituntut untuk mampu memanajemen waktunya, mencari
dan menggunakan informasi secara efektif dari berbagai literatur yang ada tapi juga
harus mampu belajar secara mandiri. Kemandirian belajar dapat diartikan sebagai
kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar aktif
yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi yang telah dimiliki
dan kemandirian belajar merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam proses
pembelajaran.
memperhatikan, tidak membaca buku atau mengerjakan latihan soal jika tidak
diperintah guru. Peserta didik belum mempunyai tanggung jawab untuk belajar
sendiri bahkan ada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas meskipun sudah
diperintah oleh guru. Peran kemandirian belajar peserta didik saat masa
kemandirian belajar maka akan semakin meningkat pula prestasi belajar peserta
proses belajar, mempunyai tanggung jawab dalam proses belajar dan mempunyai
rasa percaya diri dalam setiap proses belajar. Kemandirian belajar yang tinggi dari
peserta didik sangat diperlukan agar terciptanya semangat diri untuk belajar
terutama bagi guru. Peserta didik yang menyelesaikan tugas belajar dengan
perasaan termotivasi terhadap materi yang telah dipelajari, mereka akan lebih
peningkatan hasil belajar peserta didik tidak terlepas dari motivasi belajar peserta
didik dalam merespon dan mengikuti kegiatan belajar mengajar, peserta didik yang
memiliki motivasi tinggi akan memiliki semangat dan keseriusan dalam mengikuti
pelajaran dan peserta didik yang tidak memiliki motivasi belajar akan memiliki
sejalan dengan pemahaman peserta didik bahwa biologi merupakan salah satu mata
5
pelajaran yang sulit dimengerti karena didominasi dengan hafalan bahasa ilmiah.
keyakinan diri peserta didik dalam belajar biologi menjadi salah satu penyebab
transfer ilmu dari guru kepada peserta didik. Pembelajaran biologi harus
tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) yang harus dimiliki oleh peserta didik
karena akan berdampak baik terhadap hasil belajarnya. Higher Order Thinking
Skills memiliki ciri yang khas sebab level kemampuan seseorang telah mampu
karena dianggap peserta didik sulit untuk berada pada tahapan Higher Order
(HOTS). Higher Order Thingking Skills (HOTS) memiliki tujuan untuk membekali
nyata agar pelajaran lebih bermakna. Penilaian Higher Order Thingking Skills
(HOTS) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik karena dapat melatih peserta
didik berpikir kreatif dan kritis, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar
pengolahan (recite).
motivasi belajar yakni penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2016) dengan hasil
menunjukkan bahwa sikap belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil
belajar peserta didik dan Lestari Dwi Indah (2019) menyatakan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar dan kemandirian belajar
Belajar Terhadap hasil Belajar Biologi Berbasis HOTS Peserta Didik Kelas XI
B. Rumusan Masalah
berbasis Higher Order Thingking Skills (HOTS) peserta didik kelas XI IPA
biologi berbasis Higher Order Thingking Skills (HOTS) peserta didik kelas XI
berbasis Higher Order Thingking Skills (HOTS) peserta didik kelas XI IPA
6. Apakah sikap belajar berpengaruh tak langsung terhadap hasil belajar biologi
C. Tujuan Penelitian
biologi berbasis Higher Order Thingking Skills (HOTS) peserta didik kelas XI
belajar biologi berbasis Higher Order Thingking Skills (HOTS) peserta didik
biologi berbasis Higher Order Thingking Skills (HOTS) peserta didik kelas XI
6. Untuk mengetahui pengaruh tak langsung sikap belajar terhadap hasil belajar
D. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian akan bernilai jika dapat memberi manfaat bagi semua
pihak. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Thingking Skills (HOTS) peserta didik. Penelitian ini dapat dijadikan literatur
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat praktis bagi sekolah, guru serta
peneliti.
didik terhadap hasil belajar biologi berbasis Higher Order Thingking Skills
10
(HOTS).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Sikap Belajar
berperan dan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seseorang akan
mau dan tekun belajar atau tidak tergantung pada sikap peserta didik. Proses
belajar mengajar hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang
timbul dari dalam diri peserta didik itu sendiri diantaranya keadaan fisik,
intelegensi, sikap bakat, minat dan perhatian, motivasi, keadaan emosi serta
disiplin. Faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar diri peserta didik
diantaranya guru, teman, orang tua, fasilitas belajar dan lain-lain. Salah satu
faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu sikap
seseorang baik dalam dunia Pendidikan, karena dengan sikap belajar yang
baik maka anak tersebut akan mempunyai hasil belajar yang baik pula
(Adriyanto,2019).
menjamin hasil belajar yang baii maka peserta didik harus memiliki sikap
11
12
senang atau tidak senang, perasaan suka atau tidak suka terhadap dosen,
tujuan, materi dan tugas-tugas serta lainnya. Sikap blajar dapat diartikan
yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu
yang diajarkan dapat bersifat positif dan negatif. Hal ini didukung oleh
pendapat Arif dan Sumidjo (2018) yang menyatakan bahwa sikap adalah
suatu respon atau reaksi terhadap stimulus suatu objek, memihak atau tidak
yang baik seperti menjadi lebih giat dan senang dalam mengikuti proses
menolak (tidak suka), dan sikap acuh tak acuh (tidak peduli). Nasution
atau tidak senang, perasaan setuju atau tidak setuju, dan perasaan suka atau
tidak suka.
berbuat sesuatu dengan cara tertentu terhadap orang, benda atau gagasan.
Sikap peserta didik terkait dengan proses pembelajaran merupakan hal yang
tidak bias dipisahkan (Yani, 2016). Peserta didik bersikap negatif pada mata
bahkan membenci pelajaran biologi. Rasa malas dan jenuh akan melekat
pada diri peserta didik selama proses pembelajaran. Dapat dipahami hal ini
bersikap positif maka pesera didik tersebut akan menyenangi dan berhasrat
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap
terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun
Sikap belajar bukan sekedar sikap yang ditunjukkan kepada guru, tapi juga
kepada tujuan yang akan dicapai, materi pelajaran dan tugas. Sikap belajar
peserta didik berwujud senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju,
suka atau tidak suka terhadap hal-hal tersebut. Sikap belajar akan
sikap yang meliputi komponen kognitif, afektif dan konasi. Sebagai acuan
dalam penelitian ini memakai teori Azwar dalam Sidik (2019) terkait
yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap berupa pengetahuan,
tidak senang.
15
No Indikator
1 Paham dan yakin akan pentingnya tujuan dan isi biologi
2 Kemauan untuk mempelajari dan menerapkan materi biologi
3 Keseriusan dalam mempelajari biologi
4 Senang membaca atau mempelajari buku biologi
5 Cara mengajar guru biologi
6 Interaksi guru dengan peserta didik
7 Upaya memperdalam mata pelajaran biologi
16
2. Kemandirian Belajar
dalam diri seseorang yang didapatkan selama masa perkembangan dan akan
Latihan tersebut dapat berupa pemberian tugas tanpa bantuan dari orang lain
pengertian bahwa peserta didik yang memiliki hasrat bersaing untuk maju,
17
jawab terhadap apa yang dilakukannya adalah peserta didik yang memiliki
aktif dan bertanggung jawab yang didorong oleh motivasi diri sendiri demi
tanpa adanya bantuan dari orang lain yang diterapkan dalam pembelajaran.
kemandirian belajar adalah sikap yang muncul dalam diri peserta didik
agar peserta didik memiliki rasa inisiatif dalam belajar. Sikap mandiri,
18
tanpa bantuan dari orang lain yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan
anak.
2) Memiliki keinginan dan motivasi dalam belajar. Hal ini dapat dilihat
menyelesaikan tugasnya.
kehidupan.
faktor yang berasal dari dalam diri seseorang maupun berasal dari luar diri
kemandirian dalam diri anak dipengaruhi oleh sejumlah faktor baik dari
1) Faktor keturunan dari orang tua. Gen adalah salah satu faktor dari dalam
pada anaknya, karena dapat disebabkan oleh cara mendidik orang tua
terhadap anaknya.
20
2) Pola asuh orang tua. Cara mendidik dan mengasuh orang tua terhadap
kemandirian anak.
kemandiriannya.
diperhatikan dalam mencapai hasil belajar yang baik karena dalam kegiatan
belajar membuat peserta didik belajar secara sukarela dan tanpa adanya
paksaan tentu akan membuat peserta didik lebih mudah menguasai materi
dengan hal tersebut Bilda dan Ahmad (2020) menyatakan bahwa setiap
peserta didik memiliki tingkat kemandirian yang berbeda satu sama lain.
ada sebelumnnya
di kalangan masyarakat.
didik di sekolah.
peserta didik.
sebagai berikut :
luar.
lain. Peserta didik harus bisa belajar sendiri tanpa ada bantuan dari
orang lain.
apapun.
10) Meyakini diri sendiri. Peserta didik harus bisa percaya bahwa persoalan
11) Sebagai pelajaran buat diri sendiri. Peserta didik bisa mengevaluasi
ciri kemandirian belajar, yaitu: mampu berpikir secara kritis, kreatif dan
inovatif; tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain; tidak lari atau
bantuan orang lain; tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan
dengan orang lain. Maslow (1971) dalam Ali & Asrori (2017) membagi
kemandirian menjadi dua macam yaitu kemandirian aman dan tidak aman.
lain. Sebagai makhluk sosial, seseorang tidak akan lepas dari berbagai
masalah yang dapat ditimbulkan baik oleh diri sendiri maupun orang lain.
intelektual.
mengatakan bahwa kemandirian terdiri dari tiga aspek yaitu mandiri emosi,
didik dengan peserta didik lain, guru dan orang tua. Aspek kedua adalah
tentang baik-buruk, benar-salah, dan apa yang berguna bagi dirinya. Peserta
dalam kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik dan dapat memberikan
belajar.
27
yang diikuti dengan kesadaran tanggung jawab atas keputusan yang diambil
tingkatan tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang
3. Motivasi Belajar
menggerakkan. Motivasi memiliki arti yang sama dengan motif, yaitu suatu
asalnya adalah motive yang berarti tujuan atau segala upaya untuk
seseorang yang muncul dengan adanya gejala perasaan, kejiwaan dan emosi
Motivasi menjadi suatu kekuatan suatu keadaan dalam diri seseorang untuk
bergerak ke arah tujuan tertentu baik yang disadari maupun yang tidak
29
disadari.
akan mereka ikuti, seberapa cepat mereka mencapai tujuan atau sebarapa
yang penting dalam proses belajar peserta didik. Adanya motivasi peserta
sehingga kegiatan belajar yang dialami peserta didik menjadi bermakna dan
belajar peserta didik. Adanya motivasi, peserta didik akan bersemangat dan
yang dialami peserta didik menjadi bermakna dan hasil belajar menjadi
optimal.
yang berbeda, ada motif yang begitu kuat hingga menguasai motif-motif
lainnya. Motif yang paling kuat adalah motif yang menjadi penyebab utama
30
tingkah laku individu. Motif yang lemah dan juga yang sangat lemah.
yang sedang menguasai seseorang pada umumnya dapat dilihat melalui: (1)
kekuatan kemauan untuk berbuat; (2) jumlah waktu yang disediakan; (3)
(Muhammad, 2016).
peranan yang penting dalam proses belajar peserta didik, karena motivasi
belajar. Pembelajaran yang diikuti oleh peserta didik yang termotivasi akan
berasal dari luar diri seseorang, dapat muncul karena rangsangan atau
pada peserta didik siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
No Indikator
1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4 Adanya penghargaan dalam belajar
5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif
kontekshistoris.
belajar
Setiap oang senang dihargai dan tidak suka dihukum. Memuji orang
lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal
4. Hasil belajar
seseorang dapat diartikan sebagai nilai yang diperoleh peserta didik selama
tiga ranah tersebut, kemudian dituangkan guru dalam bentuk angka (Sinar,
2018).
mencapai hasil belajar tidak hanya menyangkut aktivitas fisik saja, tetapi
(faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi faktor fisiologis
dan faktor psikologi. Sedangkan faktor eksternal (faktor dari luar manusia)
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri peserta didik
tersebut adalah:
Ada dua hal yang berkaitan dengan kecakapan kognitif ini yaitu
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada
belajar. hal ini mencakup; (1) konsentrasi dalam belajar, (2) usaha
2) Faktor eksternal
Selain dipengaruhi oleh faktor dalam diri peserta didik, hasil belajar
a) Lingkungan keluarga
peserta didik.
b) Lingkungan sekolah
c) Lingkungan masyarakat
tingkat tinggi dijelaskan oleg Gunawan (2003) adalah proses berpikir yang
baru. Misalnya, ketika peserta didik menggabungkan fakta dan ide dalam
hipotesis dan analisis, hingga peserta didik sampai pada suatu kesimpulan.
b. Karakteristik HOTS
didik.
40
saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang
informasi yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes.
Beberapa alternatif bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir
soal HOTS yang digunakan pada model pengujian PISA sebagai berikut;
a) Pilihan ganda
Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan
peserta tes untuk mengisi jawaban singkat dengan cara mengisi kata,
Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah soal yang
pertanyaan.
e) Uraian
peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan atau hal- hal yang telah
stimulus kontekstual. Stimulus yang dipilih oleh guru dalam soal- soal
HOTS menjadi sangat menarik karena dapat dilihat dan dirasakan secara
diperoleh di dalam kelas berguna dan dapat dijadikan bekal untuk terjun
didik.
soal HOTS, diharapkan peserta didik dapat berpikir secara kritis dan
44
kreatif.
B. Kerangka Pikir
belajar diperoleh melalui evaluasi berupa tes dan dinyatakan dalam bentuk nilai.
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik mendapatkan kontribusi dari faktor
pembentukan sikap belajar yang baik seperti menjadi lebih giat dan senang dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk menjamin hasil belajar yang baik, peserta
belajar. Peserta didik memiliki keinginan belajar sendiri tanpa adanya paksaan dari
orang lain dan bisa mengatur proses belajarnya dengan baik sehingga akan
jawab terhadap tugas-tugas sekolah. Peserta didik yang memiliki kemandirian yang
tinggi akan memperoleh hasil belajar yang tinggi agar tujuan belajarnya tercapai.
yang diperoleh peserta didik. Motivasi belajar adalah perubahan yang terjadi pada
melakukan dan dapat mencapai tujuan belajar. Peserta didik yang memiliki
motivasi dalam dirinya, akan berkeinginan untuk melakukan kegiatan belajar dan
45
tujuan belajar yang hendak dicapai dapat diperoleh dengan hasil yang maksimal.
tinggi memiliki tujuan untuk membekali peserta didik agar dapat mengaplikasikan
untuk melaksanakan suatu hal berdasarkan data dan kenyataan yang ada.
kritis, kreatif dan mampu menemukan solusi efektif dari berbagai permasalahan.
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini secara umum yaitu “Terdapat Pengaruh Sikap
Belajar, Motivasi belajar dan Kemandirian belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi
Berbasis Higher Order Thingking Skills (HOTS) Peserta Didik Kelas XI IPA MAN
di Kota Makassar”
Higher Order Thingking Skills (HOTS) peserta didik kelas XI IPA MAN di Kota
Makassar
berbasis Higher Order Thingking Skills (HOTS) peserta didik kelas XI IPA
Higher Order Thingking Skills (HOTS) peserta didik kelas XI IPA MAN di Kota
Makassar
6. Sikap belajar berpengaruh tak langsung terhadap hasil belajar biologi berbasis
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif jenis ex-post facto yang bersifat
bebas atau lebih secara bersama- sama terhadap variabel terikat. Disebut penelitian
ex-post facto karena faktor yang akan dilihat telah ada dalam diri peserta didik dan
di MAN di kota Makassar meliputi, MAN 1 Makassar, MAN 2 Makassar, dan MAN
3 Makassar.
C. Desain Penelitian
X1
Y Z
X2
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2016).
Keterangan:
X1 : Sikap Belajar
X2 : Motivasi Belajar
Y : Kemandirian Belajar
Z : Hasil Belajar Biologi Berbasis HOTS
48
49
D. Variabel Penelitian
Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu variabel eksogen terdiri
dari sikap belajar (X1) dan motivasi belajar (X2). Variabel intervening yaitu
kemandirian belajar (Y) dan variabel endogen adalah hasil belajar biologi berbasis
HOTS (Z).
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peseta didik kelas XI IPA
MAN di Kota Makassar yang terdiri dari 15 kelas dengan jumlah peserta didik
Tabel 3.1 Populasi Seluruh Peserta didik Kelas XI IPA MAN di Kota
Makassar
2. Sampel
Sampling yaitu pengambilan kelas sampel dari populasi dilakukan secara acak
yaitu:
𝑵
n=
𝟏+𝑵.(ⅇ)𝟐
577
s=
1+577.(0,05)2
Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2
sebagai berikut;
dengan alasan peserta didik kelas XI telah melakukan adaptasi dengan situasi
1. Sikap (X1)
Sikap belajar peserta didik adalah respon peserta didik terhadap kegiatan
pembelajaran yang nampak dari perasaan suka atau tidak suka, senang atau
tidak senang, tertarik atau tidak tertarik pada pembelajaran biologi yang
berlangsung didalam kelas. Sikap belajar dapat diukur melalui indikator, yaitu
(a) paham dan yakin pentingnya tujuan dan isi biologi, (b) kemauan untuk
biologi, (d) senang membaca atau mempelajari buku biologi, (d) cara mengajar
belajar dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan orang lain dalam
Kemandirian belajar dapat diukur melalui indikator, yaitu (a) percaya diri, (b)
yang diinginkan sehingga hasil belajar menjadi optimal. Motivasi belajar dapat
diukur melakui indikator, yaitu (a) adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar biologi, (b) adanya hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar biologi,
(c) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (d) adanya penghargaan dalam
belajar biologi, (e) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar biologi, (f)
Hasil belajar biologi berbasis Higher Order Of Thinking Skill (HOTS) yaitu
hasil belajar peserta didik dengan melatih kemampuan berpikir yang tidak hanya
mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif. Indikator soal HOTS
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terbagi atas 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap
1. Tahap persiapan
a. Melakukan diskusi awal dengan guru mata pelajaran biologi kelas XI IPA
2. Tahap pelaksanaan
tes hasil belajar HOTS kepada peserta didik kelas XI IPA MAN di Kota
d. Mengumpulkan data tentang hasil belajar MID Semester peserta didik dari
3. Tahap menganalisis
dari sampel untuk menentukan kesimpulan dari hasil penelitian, yang terdiri:
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur nilai
kemandirian belajar dan motivasi belajar dan instrumen tes hasil belajar yang
54
Pernyataan Skor
Selalu 4
Sering 3
Pernah 2
Tidak Pernah 1
Pernyataan Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Pernyataan Skor
Selalu 4
Sering 3
Pernah 2
Tidak Pernah 1
Sumber: (Sugiyono, 2016)
Peserta didik yang merupakan sampel penelitian. Teknik pengumpulan data yang
1. Angket (kuesioner)
masalah atau bidang yang akan diteliti. Dalam penelitian ini angket diberikan
2. Wawancara
tentang sikap belajar, kemandirian belajar, motivasi belajar dan hasil belajar
3. Dokumentasi
Dokumentasi untuk mengetahui data hasil belajar peserta didik pada mata
dokumen hasil belajar peserta didik dari guru mata pelajaran biologi.
Thingking Skill (HOTS) dan tes hasil belajar dari guru kelas XI IPA MAN di
Kota Makassar.
validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji validitas dan reliabilitas menyatakan tingkat
1. Validitas
yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapat data (mengukur) itu valid. Jika instrumen yang digunakan
untuk mengambil data itu valid maka hasil pengukuranpun pasti akan benar.
komputer SPSS 26.0 for windows. Adapun dasar pengambilan keputusan yaitu:
a. Membandingkan angka r hitung dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka
item dikatakan valid. Sebaliknya, jika r hitung < r Tabel maka item
b. Membandingkan nilai Sig. dengan alfa (0,05) jika nilai Sig < 0,05 maka
butir instrumen tersebut valid. Sebaliknya jika Sig. > 0,05 maka butir
2. Uji Reliabilitas
digunakan dengan kata lain reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu
tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan ketentuan nilai Cronbach alpha minimal 0,6. Jika nilai Cronbach alpha
yang didapatkan dari perhitungan SPSS > 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa
angket tersebut reliabel. Sebaliknya, jika nilai Cronbach alpha dibawah 0,6
Data yang diperoleh dalam penelitian ini baik data tentang deskripsi sikap,
kemandirian belajar dan motivasi maupun data hasil belajar biologi peserta didik
motivasi belajar dan hasil belajar biologi peserta didik. Hasil analisis statistik
deskriptif meliputi penyajian data melalui tabel, grafik, mean, median, modus, nilai
motivasi belajar maka dapat digunakan pedoman seperti pada tabel berikut:
Rumus Kategori
μ +1,5 σ < skor sangat tinggi
μ +1,5 σ < skor ≤ μ +1,5 σ Tinggi
μ - 1,5 σ < skor ≤ μ +1,5 σ Sedang
μ - 1,5 σ < skor ≤ μ - 1,5 σ Rendah
skor ≤ μ - 1,5 σ sangat rendah
Sumber: Azwar (2010)
Keterangan:
μ = mean teoritik
σ = standar deviasi
1
Dengan rumus: μ = 2 (skor maksimum + skor minimum)
1
σ = 6 (skor maksimum - skor minimum)
Data hasil belajar peserta didik diperoleh dari nilai tes hasil belajar biologi
berbasis HOTS. Data hasil belajar peserta didik dikategorikan berdasarkan pedoman
yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama tahun 2018 dapat dilihat pada tabel
58
3.7
uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik. Uji asumsi dasar terdiri dari uji
normalitas dan uji linearitas. Sedangkan uji asumsi klasik terdiri dari uji
1) Uji Normalitas
menggunakan bantuan SPSS versi 25.0 for Windows dengan statistik uji
jika probabilitas atau p> taraf signifikansi (α), dimana α adalah 0,05.
2) Uji Linearitas
yang linear antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis ini
keputusan yaitu jika nilai Sig. Deviation from linearity > 0,05 maka
Deviation from linearity < 0,05 maka kedua variabel dinyatakan tidak
1) Uji Multikolinieritas
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
dan nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang bebas
2) Uji Heterokedastisitas
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran. Dasar
3) Uji Autokorelasi
dalam model regresi terjadi korelasi antara suatu periode dengan periode
sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
a) Jika d lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dL) maka terdapat
c. Uji Hipotesis
versi 25.0 for Windows yang didukung oleh teknik transformasi pada data
X1 ρZX1
ρYX1 ρZY
r12 ρYX2 Y Z
X2 ρZX2
ε1 ε2
Gambar 3.2 Hubungan Struktural Antar Variabel
Keterangan:
X1 : Sikap belajar
X2 : Motivasi belajar
Y : Kemandirian belajar
Z : Hasil belajar biologi berbasis HOTS
r12 : Korelasi antara variabel sikap belajar dan
motivasi belajar
ρYX1 : Besar koefisien jalur yang mempengaruhi variabel
kemandirian belajar yang disebabkan variabel sikap
belajar
ρYX2 : Besar koefisien jalur yang mempengaruhi variabel
kemandirian belajar yang disebabkan variabel motivasi
belajar
ρZX1 : Besar koefisien jalur yang mempengaruhi variabel hasil
belajar biologi berbasis HOTS yang disebabkan variabel
sikap belajar
62
secara parsial.
taraf signifikansi (sig.) dengan 0,05, dengan kriteria jika sig. F < 0,05
63
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika sig. F > 0,05 maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
taraf signifikansi (sig.) dengan 0,05, dengan kriteria jika sig. penelitian
< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika sig. penelitian > 0,05 maka
2) Analisis Substruktural 2
secara parsial.
adalah jika sig. F < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika sig. F
adalah jika sig. penelitian < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika
Arif Lukman & Samidjo. (2018). Hubungan Antara Sikap Belajar Dan Motivasi
Belajar Kejuruan Dengan Hasil Belajar Gambar Teknik. Jurnal Taman
Vokasi. Vol.6, No.1
Arifin Nugroho. (2018). HOTS Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi. Jakarta: PT.
Gramedia.
61
Firmansyah, Fahmie, Komala Ratna & Rusdi. 2018. Self-Efficacy and Motivation:
Improving Biology Learning Outcomes Oo Senior High School Students.
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia). Vol. 4, No. 3.
Harisuddin, M. I. (2019). Secuil Esensi Berpikir Kreatif & Motivasi Belajar Siswa.
PT. Panca Terra Firma.
Hidayat Angga & Sadewa Prima. (2020). Pengaruh Penggunaan Aplikasi Eviews
Terhadap Sikap Belajar dan Kemampuan Pemecahan Masalah Statistik.
Jurnal Pendidikan. Vol.4, No.1.
Julhadi. (2021). Hasil Belajar Peserta Didik (Ditinjau dari Media Komputer dan
Motivasi). Edu Publisher.
Masardi Duat Umpang & Thoharuddin Munawar. (2018). Analisis Sikap Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 02 Tempunak. Vol. 3,
No.1.
Nuzul Kurnia Nurdianti Putri, Muhammad Danial & Nurdin Arsyad. (2018).
Pengaruh Sikap, Konsep Diri dan Kesadaran Metakognitif Terhadap Hasil
Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI MIA SMAN di Kecamatan Ujung
Bulu di Kabupaten Bulukumba. Jurnal Chemistry Education Review (CER).
Vol.1, No.2.
Palaniswamy, U & Adeyemo, D.A. (2013). Social Changes and Peer Group
Influence Among The Adolescent Pursuing Under Graduation.
International Research Journal Of Social Sciences. Vol. 2 (2)
Purnomo Yani. (2016). Pengaruh Sikap Siswa Pada Pelajaran Matematika dan
Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika. JKPM.
62
Vol. 02, No. 01.
Rafiola Ryan Hidayat, Setyosari Punaji, Ligya Carolina Radjah & Ramli.M. (2020).
The Effect of Learning Motivation, Self-Efficacy, and Blended Learning on
Students’ Achievement in The Industrial Revolution 4.0. International
Journal of Emerging Technologies in Learning. Vol. 15, No. 8.
Rahmi, Dkk (2019). Analisis Hubungan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
Peserta didik SMP di Kota Padang. Bioeducation Journal. Vol. 1, No. 2
Sidik Purnama & Sri Tirto Madawistama. (2019). Analisis Sikap Belajar Peserta
Didik Dala, Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran
Kontruktivisme. Prosiding Seminar Nasional & Call ForPapers. ISBN:
978-602-9250-39-8.
Sinar. (2018). Metode Active Learning- Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa. Deepublish.
Volet, S., & Järvelä, S. (Eds.). (2001). Motivation in learning contexts: Theoretical
63
advances and methodological implications. Pergamon.
Wayan Widana I. (2017). Modul Penyusunan Soal Higher Order Thingking Skills
(HOTS). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Zainal Fanani Moh. (2018). Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thingking
Skills (HOTS) Dalam Kurikulum 2013. Journal Of Islamic Religious
Education. Vol.2, No. 1
64