Anda di halaman 1dari 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal Undana Universitas Nusa Cendana Kupang

Tersedia daring pada: http://ejurnal.undana.ac.id/JVN

Gambaran fisiologis domba di Desa oesao Kecamatan Kupang Timur Kabupaten


Kupang

Carlo Y. R. Hina1, Yohanes T. R. M. R Simarmata2, Meity M. Laut3


1
Faculty of Veterinary Medicine, Nusa Cendana University, Kupang
2
Faculty of Veterinary Medicine Nusa Cendana University, Kupang.

Abstract
Riwayat Artikel: Sheep is encountered in tropical area because can life
Diterima: good in extreme environment conditions. Sheep is a hot blood
25 Juli 2019 animal because can maintain body temperature in specified
Direvisi: range. High temperature of envorenment cause stress of
27 Juli 2019
animal, because heat regulation system is not balanced with
Disetujui:
environment. Animals That stress Due Environment
1 Agustus 2019
Temperature Heat, causing changes in physiology behaviour
what can be measured from changes in rectal temperature,
Keywords: respiratory frequency and heart rate. The difference
Fat tail sheep, Oesao, rectal environmental temperature in each place causes a difference
temperature, respiration, of body temperature in animal. Because of that, it’s important
heart rate.. to having the optimal temperature animal on that place, to
Korespondensi : keep the growth and productivity functions. Kupang regency is
drh.joe.saragih@gmail.com in the semi arid area with high environment temperature and
the low rainfall especially in oesao village. Because of that,
and there’s not data of sheep physiological in Kupang district,
Researchers Want to know the normal physiological of sheep
in Oesao Village District of East Kupang, Kupang. The
measured parameter are body temperature, respiration and
pulse. This research uses as much as 24 fat tail sheep. Sample
are grouped based on age. Young group with age <1 years,
and adult group with age >1 years. The result showed that
Rectal temperature fat tail sheep in the village Oesao on
morning is 39,0ºC to 39,8ºC and day is 39,9ºC to 39,3ºC. The
mean frequency of respiration on morning is 33 x / min to 38
x / min days 35 x / min to 39 x / min. The mean heart rate is on
the morning is 78 x / min to 81 x / min and day 80 x / min to 82
x / min. it is concluded that the value of the physiological fat
tail sheep in Oesao is on normal range.

Vol. 2 No. 2
153
Hina et al. 2019

PENDAHULUAN melalui respirasi. Peningkatan aktivitas


Ternak domba banyak dijumpai pada pernafasan sebagai akibat peningkatan suhu
daerah tropis karena dapat hidup dengan baik lingkungan merupakan suatu upaya untuk
pada kondisi lingkungan yang ekstrim memelihara suhu badan pada tingkat yang
(Naskar et al., 2012). Domba merupakan normal, jika berada pada suhu lingkungan
salah satu hewan berdarah panas yang yang tinggi misalnya pada daerah tropis
mempertahankan suhu tubuhnya pada (Naskar et al., 2012). Hal ini dilakukan untuk
kisaran tertentu (Johnston, 1983, cit. menyeimbangkan suhu tubuh dengan suhu
Awabien, 2007). Namun kemampuannya lingkungan.
memiliki batas tertentu yang mana pada siang Denyut jantung juga merupakan
hari cenderung lebih tinggi sehingga dapat indikator yang penting dalam menentukan
menyebabkan cekaman panas, dan status kesehatan ternak. Denyut jantung akan
sebaliknya pada malam hari suhu lebih meningkat ketika suhu lingkungan
rendah sehingga ternak mengalami cekaman meningkat, peningkatan denyut jantung
dingin. Suhu lingkungan yang tinggi mengindikasikan bahwa ternak tersebut
menyebabkan ternak mudah stress, karena mengalami cekaman panas (Marai et al.,
sistem pengaturan panas dengan 2007).
lingkungannya tak seimbang (Sayekti et al., Perbedaan suhu lingkungan di suatu
2015). Hewan yang stress akibat suhu tempat menyebabkan perbedaan suhu tubuh
lingkungan yang panas, menyebabkan pada ternak. Oleh karena itu, sangatlah
perubahan perilaku fisiologi yang dapat penting untuk memperhatikan suhu optimal
diukur dari perubahan suhu rektal, frekuensi hewan yang ditempatkan pada daerah
pernafasan dan frekuensi denyut jantung. tertentu, agar tetap berjalan fungsi
Pada ruminansia, umur dan jenis kelamin pertumbuhan maupun produktivitasnya
mempunyai pengaruh terhadap kondisi (Awabien, 2007). Suhu optimal pada domba
fisiologis. Ruminansia dengan umur yang berkisar antara 20oC-24oC, kisaran ini
lebih tua cenderung mengkonsumsi pakan merupakan suhu nyaman agar dapat
lebih banyak dibandingkan dengan menjalankan fungsi tubuh secara optimal
ruminansia yang lebih muda sehingga dapat (Sano dan Terashima, 2001, cit. Arifin et al.,
mempengaruhi fisiologis (Mahendra, 2007). 2009).
Domba jantan mempunyai temperamen yang Gambaran fisiologis meliputi suhu
lebih aktif dibandingkan dengan domba rektal, respirasi, dan denyut jantung.
betina sehingga membutuhkan energi yang Pengukuran suhu rektal, respirasi dan denyut
lebih tinggi. Kebutuhan energi yang tinggi jantung mempunyai tujuan untuk mengetahui
menyebabkan domba jantan mengkonsumsi gambaran fisiologis. Suhu rektal, respirasi
pakan yang lebih banyak dari pada domba dan denyut jantung yang normal adalah
betina yang akan berpengaruh pada kondisi acuan untuk menentukan status kesehatan
fisiologi domba (Mardjiwo, 2001). ternak tersebut.
Suhu rektal merupakan salah satu Kabupaten Kupang merupakan
indikator untuk mengetahui suhu internal daerah semi arid yang memiliki suhu
tubuh hewan yang cukup akurat. Menurut lingkungan yang cukup tinggi dengan curah
Aleksiev (2008) dalam penelitiannya hujan yang rendah khususnya di Desa Oesao
menyatakan bahwa terdapat perbedaan suhu (BPS, 2016). Berdasarkan alur pemikiran
tubuh hewan pada pagi dan siang hari, hal ini diatas dan melihat belum adanya data
dikarenakan suhu lingkungan mempunyai fisiologis domba di Kabupaten Kupang,
pengaruh terhadap perubahan suhu rektal. peneliti ingin mengetahui gambaran
Respirasi juga merupakan indikator fisiologis ternak domba yang dipelihara di
untuk mengetahui kondisi internal tubuh desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur,
yang mana hewan akan mengeluarkan panas Kabupaten Kupang.

Vol. 2 No. 2
154
Hina et al. 2019

MATERI DAN METODE Pengukuran suhu rektal DEG di desa


Penelitian ini dilaksanakan selama 12 Oesao dilakukan selama 12 hari dalam dua
hari pada tanggal 12 - 24 September 2016, kali waktu pengukuran yaitu pada pagi hari
bertempat di 3 peternakan rumahan di Desa pukul 06.00-08.00 WITA dan pada sore hari
Oesao Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten pukul 15.00-17.00 WITA. Berdasarkan hasil
Kupang. pengukuran, suhu rektal domba di desa
Oesao berada dalam kisaran normal yaitu
Pengukuruan Suhu Lingkungan 38,7oC-40oC dengan rata-rata suhu rektal
Suhu lingkungan diukur dengan cara domba yang berumur <1 tahun adalah 39,1oC
membaca langsung termohigrometer yang dan domba yang brumur >1 tahun adalah
ditempatkan di lokasi penelitian. 39,7oC. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Jackson dan Cockroft (2002), bahwa suhu
Pengukuran Suhu Rektal rektal domba di daerah tropis berada pada
Pengukuran temperatur tubuh pada kisaran 38,5oC-40oC. Rataan pengukuran
domba dapat dilakukan dengan memasukan suhu rektal DEG di desa Oesao dapat dilihat
termometer ke rectum domba selama 1 menit. pada Tabel 2 dan 3.
Nilai yang tertera pada termometer setelah
waktu tersebut merupakan gambaran Tabel Rataan suhu rektal DEG dengan umur
temperatur tubuh ternak tersebut (Suprayogi, < 1 tahun di desa Oesao
2013).
Waktu Suhu rektal (oC)
Pengukukuran Frekuensi Denyut Pengukuran Jantan Betina
Jantung Pagi 39,2 39,0
Sore 39,3 39,1
Frekuensi denyut jantung pada domba
dapat diamati secara auskultasi dengan
Tabel Rataan suhu rektal DEG dengan
menggunakan stetoskop. Alat ini diletakkan
umur > 1 tahun di desa Oesao
pada posisi depan dada sebelah kiri atau
persis di daerah persendian lipat kaki depan
Waktu Suhu rektal (oC)
kiri bagian atas. Hal ini dapat dilakukan Pengukuran Jantan Betina
dengan mudah dan langsung dapat dipantau Pagi 39,8 39,6
suara denyutan yang terdengar pada Sore 39,9
stetoskop seperti ”Luup Deep Luup Deep” 39,8
beberapa kali secara teratur yang dilakukan
selama 1 menit. Jumlah denyutan dalam 1 Berdasarkan umur, terdapat
menit merupakan gambaran frekuensi detak perbedaan suhu rektal domba dewasa dengan
jantung ternak tersebut (Suprayogi, 2013). suhu rektal domba muda. Hal ini disebabkan
ruminansia dengan umur yang lebih tua
Perhitungan Frekuensi Pernapasan cenderung mengkonsumsi pakan lebih
Penentuan frekuensi pernapasan pada banyak dibandingkan dengan ternak yang
domba dihitung dengan mengamati gerakan lebih muda (Kartadisastra, 1997). Konsumsi
dinding thoraks dan abdominal. Jumlah pakan yang tinggi menyebabkan tingginya
respirasi dalam 1 menit merupakan gambaran metabolisme yang akan berpengaruh pada
frekuensi pernapasan ternak tersebut tingginya suhu rektal domba (Marai et al.,
(Suprayogi, 2013). 2001 cit. Marai et al., 2007).
Berdasarkan jenis kelamin, terdapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
perbedaan suhu rektal domba jantan dengan
Suhu rektal DEG di desa Oesao domba betina. Adanya perbedaan tersebut
disebabkan oleh temperamen domba jantan

Vol. 2 No. 2
155
Hina et al. 2019

yang lebih aktif dibandingkan dengan domba Tabel Rataan respirasi DEG dengan umur <
betina sehingga membutuhkan energi yang 1 tahun di desa Oesao
lebih tinggi. Kebutuhan energi yang tinggi
menyebabkan domba jantan mengkonsumsi Waktu Respirasi (x/menit)
pakan yang lebih banyak dari pada domba pengukuran Jantan Betina
betina (Mardjiwo, 2001). Konsumsi pakan Pagi 38 36
yang tinggi menyebabkan tingginya Sore 39 36
metabolisme yang akan berpengaruh pada
tingginya suhu rektal domba (Marai et al., Tabel Rataan respirasi DEG dengan umur >
2001 cit. Marai et al., 2007). 1 tahun di desa Oesao

Berdasarkan waktu pengukuran, Waktu Respirasi (x/menit)


terdapat perbedaan suhu rektal domba pada pengukuran Jantan Betina
sore hari dengan suhu rektal domba pada pagi Pagi 35 33
hari. Faktor lingkungan dapat memberikan Sore 36 35
pengaruh melalui paparan sinar matahari
yang berpengaruh langsung terhadap Frekuensi respirasi yang tinggi ini
fisiologis domba. Suhu udara merupakan disebabkan hewan menerima beban panas
elemen iklim yang besar pengaruhnya yang besar akibat peningkatan suhu
terhadap kondisi ternak terutama untuk lingkungan dan aktivitas metabolisme.
mencapai produktivitas yang tinggi. Peningkatan suhu lingkungan dapat
Peningkatan suhu lingkungan dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh
berpengaruh langsung terhadap peningkatan domba sehingga menyebabkan domba
suhu tubuh domba (Marai et al., 2007). Suhu mengalami cekaman panas (Awabien, 2007).
lingkungan, umur, jenis kelamin, aktivitas, Faktor lingkungan dapat memberikan
pakan, minuman, dan pencernaan adalah pengaruh melalui paparan sinar matahari
faktor-faktor yang mempengaruhi suhu yang berpengaruh langsung terhadap
tubuh. fisiologis domba. Suhu udara merupakan
elemen iklim yang besar pengaruhnya
Frekuensi respirasi DEG di desa Oesao terhadap kondisi ternak terutama untuk
mencapai produktivitas yang tinggi.
Pengukuran frekuensi respirasi DEG Peningkatan suhu lingkungan dapat
di desa Oesao dilakukan selama 12 hari berpengaruh langsung terhadap peningkatan
dalam dua kali waktu pengukuran yaitu pada suhu tubuh domba (Marai et al., 2007).
pagi hari pukul 06.00-08.00 WITA dan pada Ternak yang berada dalam cekaman panas
sore hari pukul 15.00-17.00 WITA. akan berusaha mengeluarkan panas dalam
Berdasarkan hasil pengukuran, frekuensi tubuh melalui respirasi (Yousef, 1985 cit.
respirasi domba di desa Oesao berada diatas Silanikove, 2000). Untuk memelihara suhu
kisaran normal yaitu 28-44 kali/menit dengan badan pada tingkat yang normal (Naskar et
rata-rata domba yang berumur <1 tahun al., 2012), panting dan berkeringat adalah
adalah 38 kali/menit dan domba yang mekanisme pengaturan panas yang baik
brumur >1 tahun adalah 35 kali/menit. (Anderson, 1989 cit. Srikandakumar et al.,
Frekuensi respirasi normal domba di daerah 2003). Sistem pengeluaran panas melalui
tropis berada pada kisaran 20-30 kali/menit keringat bervariasi antar spesies dan secara
(Jackson dan Cockroft, 2002). Rataan umum kurang efektif pada hewan domestik.
frekuensi respirasi DEG di desa Oesao dapat Mekanisme pengeluaran panas yang paling
diihat pada Tabel 4 dan 5. efektif adalah melalui radiasi, konduksi,
konveksi dan evaporasi karena 75% panas
tubuh akan hilang (Reece, 2015). Radiasi
adalah perpindahan panas tanpa melalui

Vol. 2 No. 2
156
Hina et al. 2019

perantara, konduksi adalah perpindahan Frkuensi denyut jantung DEG di desa


panas tubuh hewan yang melakukan kontak Oesao
dengan benda, konduksi adalah pepindahan
panas tubuh hewan melalui tiupan angin dan Pengukuran frekuensi denyut jantung
evaporasi adalah perpindahan panas dalam DEG di desa Oesao dilakukan selama 12 hari
bentuk cairan (Sonjaya, 2012). dalam dua kali waktu pengukuran yaitu pada
Berdasarkan umur, terdapat pagi hari pukul 06.00-08.00 WITA dan pada
perbedaan frekuensi respirasi domba muda sore hari pukul 15.00-17.00 WITA.
dengan domba dewasa. Perbedaan frekuensi Berdasarkan hasil pengukuran frekuensi
respirasi terjadi karena daya tahan domba denyut jantung domba di desa Oesao berada
muda terhadap panas lingkungan lebih dalam kisaran normal yaitu 72-88 kali/menit
rendah dibandingkan dengan domba dewasa. dengan rata-rata domba yang berumur <1
Hal ini sesuai dengan pernyataan Bluett et al. tahun adalah 81 kali/menit dan domba yang
(2001) cit. Marai et al. (2007), bahwa di bErumur >1 tahun adalah 81 kali/menit.
musim panas tingkat respirasi lebih tinggi Menurut Jackson dan Cockroft (2002),
pada anak-anak domba. Contohnya domba frekuensi denyut jantung domba di daerah
muda memperlihatkan panting terlebih tropis berada pada kisaran 70-90 x/menit.
dahulu sewaktu dilepas di lapangan. Semakin Rataan denyut jantung DEG di desa Oesao
cepat hewan memperlihatkan panting maka dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7.
semakin kurang daya tahan terhadap panas.

Berdasarkan jenis kelamin, terdapat Tabel Rataan denyut jantung DEG dengan
perbedaan frekuensi respirasi domba jantan umur < 1 tahun di desa Oesao
dengan domba betina. Hal tersebut sejalan
dengan peningkatan suhu tubuh domba Waktu Denyut Jantung
pengukuran Jantan Betina
jantan yang menyebabkan peningkatan
Pagi 81 80
frekuensi respirasi (Mardjiwo, 2001). Sore 82 81
Peningkatan aktivitas pernafasan merupakan
suatu upaya untuk memelihara suhu badan Tabel Rataan denyut jantung DEG dengan
pada kisaran normal (Naskar et al. 2012) umur > 1 tahun di Desa Oesao
Berdasarkan waktu pengukuran,
terdapat perbedaan frekuensi respirasi domba
pada sore hari lebih dengan frekuensi Waktu Denyut Jantung
respirasi domba pada pagi hari yang sejalan pengukuran Jantan Betina
dengan meningkatnya suhu lingkungan pada Pagi 80 78
sore hari (Marai et al., 2007). Peningkatan Sore 82 80
suhu lingkungan dapat menyebabkan
peningkatan suhu tubuh domba sehingga Berdasarkan umur, terdapat
menyebabkan domba mengalami cekaman perbedaan denyut jantung domba muda
panas (Awabien, 2007). Ternak yang berada dengan domba dewasa. Hal ini sejalan
dalam cekaman panas akan berusaha dengan peningkatan suhu tubuh domba yang
mengeluarkan panas dalam tubuh melalui akan menyebabkan terjadinya peningkatan
respirasi (Yousef, 1985 cit. Silanikove, frekuensi denyut jantung. Peningkatan suhu
2000). Frekuensi respirasi dapat dipengaruhi tubuh akan merangsang termoreseptor (kulit)
oleh ukuran tubuh, umur, jenis kelamin, mengirim impuls syaraf untuk merangsang
aktivitas, pakan, kegelisahan, suhu hipotalamus anterior sebagai pusat
lingkungan, adanya gangguan pada saluran termoregulasi yang berfungsi untuk
pencernaan, kondisi kesehatan hewan, dan menurunkan panas. Impuls syaraf dari
posisi hewan. hipotalamus anterior akan menyebabkan
dilatasi pembuluh darah di kulit. Dilatasi

Vol. 2 No. 2
157
Hina et al. 2019

pembuluh darah akan menyebabkan


terjadinya peningkatan volume darah, DAFTAR PUSTAKA
sehingga panas yang diedarkan oleh darah Aleksiev, Y. 2008. Effect of Shearing on
akan menuju ke kulit dan keluar ke Some Physiological Responses In
lingkungan melalui proses radiasi dan Lactating Ewes Kept Indoor.
evaporasi bersamaan dengan peningkatan Bulgarian Journal of Agricultural
frekuensi denyut jantung yang diakibatkan Science,14(4) :417-423
oleh peningkatan volume darah (Sonjaya, Anderson, B.E. 1989. Temperature
2012). Regulation and Environmental
Berdasarkan jenis kelamin dan waktu Physiology. In: Swenson, M.J. (Ed.),
pengukuran, terdapat perbedaan denyut Dukes’ Physiology of Domestic
jantung domba jantan dengan domba betina. Animals, 10th ed. Cornell University
Denyut jantung domba jantan berkorelasi Press, Ithaca, NY, pp. 719–727. Cit
positif dengan suhu rektal dan respirasi Srikandakumar A., Johnson, E. H.
domba jantan. Suhu rektal yang tinggi akan dan Mahgoub O. 2003. Effect Of
berpengaruh pada peningkatan denyut Heat Stress on Respiratory Rate,
jantung. Peningkatan suhu tubuh akan Rectal Temperature and Blood
merangsang termoreseptor (kulit) mengirim Chemistry in Omani and Australian
impuls syaraf untuk merangsang hipotalamus Merino Sheep. Small Ruminant
anterior sebagai pusat termoregulasi yang Research 49: 193-198
berfungsi untuk menurunkan panas. Impuls Awabien, R.L. 2007. Respon Fisiologis
syaraf dari hipotalamus anterior akan Domba Yang Diberi Minyak Ikan
menyebabkan dilatasi pembuluh darah di Dalam Bentuk Sabun
kulit. Dilatasi pembuluh darah akan Kalsium.Skripsi. Fakultas
menyebabkan terjadinya peningkatan Peternakan.Institut Pertanian Bogor.
volume darah, sehingga panas yang Bogor
diedarkan oleh darah akan menuju ke kulit Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang.
dan berpindah ke lingkungan melalui proses 2016
radiasi dan evaporasi bersamaan dengan Bluett, S.J., Hodgson, J., Kemp, P.D., Barry,
peningkatan frekuensi denyut jantung yang T.N., 2001. Performance of Lambs
diakibatkan oleh peningkatan volume darah and the Incidence of Staggers and
(Sonjaya, 2012). Umur, jenis kelamin, Heat Stress on Two Peren-Nial
ukuran tubuh, aktivitas, pakan dan suhu Ryegrass (Lolium perenne)
lingkungan adalah faktor-faktor yang Cultivars Using a Leader-Follower
mempengaruhi frekuensi denyut jantung. Rotational Grazing Management
System. J. Agric. Sci. 136 (1): 99–
110. Cit Marai, I.F.M., Darawany,
SIMPULAN A.A.E., Fadiel, A. dan Hafez
M.A.M.A. 2007. Physiological
Berdasarkan penelitian yang
Traits as Affected by Heat Stress in
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Sheep. Small Ruminant Research
1. Adanya perbedaan rataan data
71: 1–12
fisiologis antara domba jantan dan
Diwyanto, K. 1982. Pengamatan Fenotip
domba betina di Desa Oesao.
Domba Priangan Serta Hubungan
2. Adanya perbedaan rataan data
Antara Beberapa Ukuran Tubuh
fisiologis antara domba muda dan
Dengan Bobot Badan. Tesis.
domba dewasa di Desa Oesao.
Fakultas Pasca Sarjana, Institut
3. Adanya pengaruh suhu lingkungan
Pertanian Bogor. Bogor, cit. Diyono,
tehadap data fisiologis domba di Desa
R. 2007 Identifikasi Keragaman Gen
Oesao.

Vol. 2 No. 2
158
Hina et al. 2019

Calpastatin Domba Lokal (Ovis A. dan Hafez M.A.M.A. 2007.


aries) Dengan Metode Pcr-Rflp Dan Physiological Traits as Affected by
Hubungannya Dengan Bobot Badan. Heat Stress in Sheep. Small
Skripsi.Fakultas Peternakan. Ruminant Research 71: 1–12
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Frandson, R.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Mardjiwo. 2001. Pengaruh Tipe Kelahiran
Ternak.Gajah Mada University dan Jenis Kelamin Terhadap
Press.Yogyakarta, cit. Awabien, Pertambahan Berat Badan dan
R.L. 2007, Respon Fisiologis Efisiensi pada Pemeliharaan Anak
Domba Yang Diberi Minyak Ikan Domba Lepas Sapih Selama Tiga
Dalam Bentuk Sabun Bulan. Bionatura 3(3).
Kalsium.Skripsi. Fakultas Naskar, S.,Gowane, G.R.,Chopra,
Peternakan. Institut Pertanian Bogor. A.,Paswan, C. And Prince, L.L.L.,
Bogor 2012. Genetic Adaptability of
Jackson, P.G., Cockroft, P.D., 2002. Clinical Livestock To Environmental
Exeminationof Farm Animals. Stresses. Springer-Verlag Berlin.
Universitas of Cambridge, UK. India
Johnston, R.G. 1983. Introduction to Sheep Reece, W.O. 2015. Thermoregulation in
Farming. Granada Publishing Ltd. Dukes’ Physiology of Domestic
London, cit. Awabien, R.L. 2007, Animals. 13th. ed Book. Wiley
Respon Fisiologis Domba Yang Blackwell, Chapter 41:458
Diberi Minyak Ikan Dalam Bentuk Sano, H. and Terashima, Y. 2001. Effect of
Sabun Kalsium. Skripsi. Fakultas Dietary Protein Level and Cold
Peternakan. Exposure on Tissue Respon
Institut Pertanian Bogor. Bogor Siveness and Sensitivity to Insulin in
Klein, B.G. 2013. Veterinary Physiology. Sheep. J. Anim. Physiol. 85: 349-
Cunningham Textbook 5th. Elsevier 355, cit. Arifin, M., Kusuma, I.M.
Saunders. St. Louis, Missouri. dan Sunarso. 2009, Konsetrasi VFA
Mahendra, D. 2007. Pengaruh Penggunaan Rumen pada Domba Ekor Tipis
Jerami Bawang Merah (Allium Jantan yang Mendapatkan Suhu
ascalonucum) Sebagai Pakan Lingkungan dan Aras Pemberian
Suplemen Dalam Ransum Terhadap Pakan yang Berbeda.Seminar
{erforman Domba Lokal. Skrtipsi Nasional Teknologi Peternakan dan
Fakultas Pertanian. Universitas Veteriner. Semarang
Sebelas Maret. Sayekti, I., Purbowati, E., dan Rianto, E.,
Marai, I.F.M., Darawany, A.A.E., Fadiel, A. 2015. Pemanfaatan Protein Pakan
dan Hafez M.A.M.A., 2007. pada Domba Lokal Jantan yang
Physiological Traits as Affected by Mendapat Pakan pada Siang dan
Heat Stress in Sheep. Small Malam Hari. Animal Agriculture
Ruminant Research 71: 1–12 Journal. 4(1): 22-27.
Marai, I.F.M., Ayyat, M.S., Abd El-Monem, Sonjaya. 2012. Dasar Fisiologi Ternak. PT
U.M., 2001. Growth performance Penerbit IPB Press, Bogor.
and reproductive traits at first parity Sudarmono, A.S., dan Bambang Sugeng.
of New Zealand White Female 2008. Beternak Domba. Edisi
Rabbits as Affected by Heat Stress Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta
and Its Alleviation, Under Egyptian Suprayogi, 2013. Pengelolaan Kesehatan
Conditions. Trop. Anim. Health Hewan dan Lingkungan Penuntun
Prod. 33, 457–462. Cit Marai, Praktis di Lapangan. PT Penerbit
I.F.M., Darawany, A.A.E., Fadiel, IPB Press, Bogor. Hal 14-15

Vol. 2 No. 2
159
Hina et al. 2019

Yousef, M.K. (Ed.), 1985. Stress Physiology


in Livestock. Basic Principles, Vol.
1. CRC Press, Boca Raton, FL. Cit
Nissim Silanikove. 2008. Effects of
heat stress on the welfare of
extensively manageddomestic
ruminants. Livestock Production
Science 67: 1–18

Vol. 2 No. 2
160

Anda mungkin juga menyukai