PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri
atas unsur-unsur rupa, yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-unsur rupa
tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu. Bentuk karya seni rupa merupakan
keseluruhan unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna.
Unsur-unsur rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian yang tidak
bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak
ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu
sendiri. Dengan kata lain kualitas keseluruhan sebuah karya seni lebih penting dari jumlah bagian-
bagiannya.
Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua, yaitu: karya seni rupa dua dimensi dan karya seni
rupa tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi
panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja.
Contoh: seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya. Karya seni rupa tiga dimensi
adalah karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki
volume dan menempati ruang. Contoh: seni patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur dan
berbagai desain produk.
Seni Rupa jika dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni
(fine art) dan seni pakai / terapan (applied art). Seni murni adalah karya seni rupa yang dibuat semata-
mata untuk memenuhi kebutuhan artistik. Orang mencipta karya seni murni umumnya berfungsi
sebagai sarana untuk mengekspresikan cita rasa estetik. Kebebasan berekspresi dalam seni murni
sangat diutamakan. Yang tergolong dalam seni murni, yaitu: seni lukis, seni patung, seni grafis dan
sebagian seni kerajinan. Seni Terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat
untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh: seni terapan, yaitu: arsitektur, poster, keramik, baju,
sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan
daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit
dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena membuat karya seni murni terasa lebih bebas
dibanding membuat karya seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi. Akan tetapi sering pula
terjadi sebaliknya, melukis bisa lebih sulit daripada membuat rumah tinggal.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:
1) Apa yang dimaksud dengan seni rupa?
2) Apa saja macam-macam seni rupa?
3) Bagaimana sejarah seni rupa pada zaman klasik?
4) Apa yang dimaksud seni lukis?
5) Bagaimana sejarah umum seni lukis?
6) Bagaimana sejarah seni lukis di Indonesia?
7) Apa saja aliran-aliran seni lukis?
1
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pengertian seni rupa.
2) Untuk mengetahui apa saja macam-macam seni rupa.
3) Untuk mengetahui sejarah seni rupa pada zaman klasik.
4) Untuk mengetahui pengertian seni lukis.
5) Untuk mengetahui sejarah umum seni lukis.
6) Untuk mengetahui sejarah seni lukis di Indonesia.
7) Untuk mengetahui apa saja aliran-aliran seni lukis.
4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut:
Untuk memperluas wawasan pembaca mengenai seni rupa terutama di bidang seni lukis agar dapat
mengembangkan minat dan bakat dalam bidang tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Seni Rupa
Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri
atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-unsur rupa tersebut
tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu.Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan
unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna. Unsur-unsur
rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian yang tidak bermakna, akan tetapi
dibuat sesuai dengan prinsip tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau
sedikitnya unsur-unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu sendiri. Dengan kata lain
kualitas keseluruhan sebuah karya seni lebih penting dari jumlah bagian-bagiannya.
b. Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak,
biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan
karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya
dikenal sebagai “impression”. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil
yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan, secara teknis disebut dengan
matrix. Matrix yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk
engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih
banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya
dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah
plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani
dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.
c. Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya
diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat)
atau kasting (dengan cetakan).
d. Seni instalasi (pemasangan) adalah seni yang memasang, menyatukan, dan mengkontruksi
sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu.
Biasanya makna dalam persoalan-persoalan sosial-politik dan hal lain yang bersifat kontemporer
diangkat dalam konsep seni instalasi ini. Seni instalasi dalam konteks visual merupakan perupaan
yang menyajikan visual tiga dimensional yang memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu,
suara, cahaya, gerak dan interaksispektator (pengunjung pameran) sebagai konsepsi akhir dari
olah rupa.
e. Seni pertunjukan (Performance art) adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau
kelompok di tempat dan waktu tertentu. performance biasanya melibatkan empat unsur: waktu,
3
ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Meskipun seni performance
bisa juga dikatakan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni mainstream seperti teater, tari,
musik dan sirkus, tapi biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal
dengan istilah 'seni pertunjukan' (performing arts). Seni performance adalah istilah yang biasanya
mengacu pada seni konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa dan kini mulai beralih
ke arah seni kontemporer.
f. Seni Keramik adalah cabang seni rupa yang mengolah material keramik untuk membuat karya
seni dari yang bersifat tradisional sampai kontemporer. Selain itu dibedakan pula kegiatan kriya
keramik berdasarkan prinsip fungsionalitas dan produksinya. Venus of Dolni Vestonice adalah
karya keramik tertua yang pernah ditemukan.
g. Seni film
h. Seni koreografi
i. Seni fotografi
2) Desain
a. Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,
arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level
makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro
yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-
hasil proses perancangan tersebut
b. Disain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk
menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap
gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis
diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat
merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau
pun disiplin ilmu yang digunakan (disain). Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan
keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan
tata letak
c. Desain industri (Industrial design) adalah seni terapan di mana estetika dan usability(kemudahan
dalam menggunakan suatu barang) suatu barang disempurnakan. Desain industri menghasilkan
kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna atau
gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang memberi kesan estetis, dapat dipakai untuk
menghasilkan produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan. Sebuah karya desain
dianggap sebagai kekayaan intelektual karena merupakan hasil buah pikiran dan kreatifitas dari
pendesainnya, sehingga dilindungi hak ciptanya oleh pemerintah melalui Undang-Undang No. 31
tahun 2000 tentang Desain Industri. Kriteria desain industri adalah baru dan tidak melanggar
agama, peraturan perundangan, susila, dan ketertiban umum. Jangka waktu perlindungan untuk
desain industri adalah 10 tahun.
d. Desain Interior.
e. Desain Busana.
3) Kriya
a. Kriya tekstil
b. Kriya kayu
4
c. Kriya keramik
d. Kriya rotan
Seni rupa pada zaman klasik ini di seluruh dunia hampir mengalaminya, di Yunani, Romawi,
Mesir, India, Mesopotamia, dan Indonesia. Perbedaanya hanya terletak pada waktu. Bisa diambil Seni
Klasik di Mesir dengan didasari pada pemujaan terhadap dewa.
Fir’aun sebagai raja yang dipercaya turunan dewa, maka setelah meninggal dipatungkan
dalam wujud dewa. Pemujaan terhadap Fir'aun setelah mati bukan sekedar dipatungkan, tetapi juga
dibuat mummi (mayat yang diawetkan). Mummi ini didasari atas kepercayaan bahwa manusia
setelah mati rohnya akan bersemayam melindungi manusia yang hidup asalkan jasadnya diawetkan.
Kebutuhan kepercayaan itulah maka dibuat mummi. Karya seni bentuk lain adalah piramid. Piramid
adalah tempat makam Fir'aun. Piramid ini merupakan karya klasik dan monumental.
Pada bagian tempat menyimpan mummi, di dalam piramid dibuat kamar (cela): Pada Dinding
cela ini digambarkan si mati ketika semasa hidupnya dan kendaraan kapal sebagai kendaran roh si
mati menuju nirwana. Karya seni rupa yang lahir adalah relief. Di depan piramid dibangun pintu
gerbag (pylon) yang diapit oleh dua tugu (obelix), yang terbuat dari batu utuh dengan ketinggian
puluhan meter. Dibelakangnya dibuat patung yang berbadan singa berkepala manusia (sphink), yang
mengandung makna simbolis.
Piramid, patung, tugu, dan sphink, serta mummi adalah karya seni rupa yang mencapai
tahap klasik (puncak) karya seni rupa mesir. Itu semua didasari oleh kebutuhan kepercayaan. Contoh
lain seni rupa klasik yang lahir di Yunani dan Romawi. Karya seni rupa mereka mencapai klasik sebab
menciptakan karya-karya yang monumental seperti kuil, patung dewa dewi, dan tempat olahraga
olimpiade. Karya-karya mereka pun lahir didasari oleh kebutuhan kepercayaan kepada para
dewa. Dewa-dewa diciptakan dalam bentuk patung manusia yang sempurna dalam bentuk fisik (idial).
Lahirlah patung dewa Zeus, Dewa Appolo, Dewa Olahraga, dan dewa - dewa lainnya dalam bentuk
patung yang menggunakan bahan batu, logam dan emas. Ketelitian, keuletan, kesungguhan dalam
membuat patung sangat telliti dan tinggi, sehingga melahirkan karya-karya patung yang sempurna
(klasik).
Selain patung seni rupa yang didasari kepercayaan terhadap dewa ini berupa sarana ibadah atau
kuil. Kuil-kuil ini mencapai tahap klasik sebab didukung oleh tiang-tiang yang indah dan dihiasi
dengan patung-patung dewa dan relief yang agung. Karena teknik yang tinggi dan kecermatan yang
luar biasa, maka terciptalah kuil-kuil yang monumental (klasik). Seni klasik yang lahir di Indonesia,
didasari oleh kepercayaan agama Hindu dan Budha. Ajaran agama Hindu yang percaya kepada para
Dewa melahirkan perwujudan dewa-dewa dalam bentuk patung, dewa syiwa, dan brahma. Raja
5
dianggap sebagai turunan dewa, maka raja biasanya dipatungkan dalam wujud dewa. Tempat
pemakaman para raja biasanya dibuatkan bangunan candi asal kata dari Candika (Dewa Kematian).
Dinding bangunan candi dihias dengan relief yang berisi ajaran agama. Patung, relief dan candi yang
dibangun untuk kebutuhan kepercayaan di Indonesia mencapai tahap klasik dan monumental seperti
Candi Prambanan, Borobudur dan Penataran.
4. Pengertian Seni Lukis
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis
adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah
medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium
lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa
dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa
memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-
objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak
selalu serupa dengan aslinya.Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis
terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsitanduk yang luar biasa
besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis
yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra
mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di
daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang
lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai
mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur
sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai
menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga
mereka menjadi semakin ahli.Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada
saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.
Seni Lukis Zaman Klasik
6
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
ü Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama).
ü Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii).
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di
alam.Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni
lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali
untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus". Lukisan pada masa ini digunakan untuk
alat propaganda dan religi.Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia
mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).
Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi
seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun
seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga
perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak
pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek
yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati
bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme
yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat
membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan
abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme
membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan
7
politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai.Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai
pesan dan alat propaganda.Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad
XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-
porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer,
dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang
pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul
berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis
konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi
terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.
7. Aliran-Aliran Seni Lukis
A. Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi Perancis pada tahun 1789, merupakan titik akhir dari kekuasaan feodalisme di
Perancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian dunia lainnya. Revolusi ini tidak hanya
perubahan tata politik dan tata social, tetapi juga menyangkut kehidupan seni. Para seniman menjadi
bebas dalam memperturutkan panggilan hati masing-masing, dimana mereka berkarya bukan karena
adanya pesanan, melainkan semata-mata ingin melukis saja.
Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai dengan
individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis pertama dalam babakan modern.
Pada tahun 1784, David melukiskan “SUMPAH HORATII”. Lukisan ini menggambarkan Horatius,
bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah tiga anak laki-lakinya yang
bergerombol di kiri, sementara anak perempuannya menangis di sebelah kanan.
Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan
kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap Negara. J.L. David merupakan
pelopor aliran Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat Rasional, objektif, penuh dengan
disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
B. Aliran Romantik
Aliran Romantik merupakan pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik, dimana Jean Jacques
Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya memiliki pikiran tetapi
juga memiliki perasaan dan emosi.
Lukisan-lukisan romantik cenderung menampilkan :
Hal yang berurusan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo- Klasik).
8
Eksotik, kerinduan pada masa lalu.
Digunakan untuk perasaan dari penontonnya.
Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan.
Tokoh yang betul-betul pemberontak dan pertama kali menancapkan panji-panji romantisme
adalah Teodore Gericault (1791-1824) dengan karyanya yang berjudul “RAKIT MENDUSA”.
Romantisme berasal dari bahasa Perancis “Roman” (cerita), sehingga aliran ini selalu melukiskan
sebuah cerita tentang perbuatan besar atau tragedy yang dahsyat.
C. Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan
penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh Realisme yang bernama “Courbet” dari
Perancis mengatakan: “TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU AKAN
MELUKISNYA, artinya ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukkan kepadanya (sesuatu
yang tidak real/nyata). Aliran Realisme selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang
bulu dan tanpa ada idealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet (1819-
1877) memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit.Lukisan-lukisan Courbet selalu
menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti “Lukisan Pemecah Batu” dll.
Tokoh: Jean Francois, Millet dan Honore Daumier.
D. Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap
isinya.Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek yang
menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan isinya.Monet
merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang lukisannya mendekati
Realisme.Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang mendekati Realisme, tetapi sangat berbeda
dengan lukisan Gustave Courbert sebagai tokoh realisme.
Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan realismenya
Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip Monet adalah “seni untuk
kepentingan seni, bukan untuk apapun.Para pelukis Naturalisme sering dijuluki sebagai pelukis
pemandangan.Tokoh Naturalisme yang berasal dari Inggris adalah Thomas Gainsbrough (1727-1788).
Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.
9
E. Aliran Impresionis
Apabila ada orang mendengar istilah Impresionisme, maka asosiasi mereka biasanya tertuju pada
lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan tidak mendetail. Claud Monet bukan
tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak diilhami oleh penemuan-penemuan Claud
Monet dalam setiap lukisannya. Seorang tokoh impresionisme dari Prancis bernama Piere Auguste
Renoir (1841-1919).
Pelukis ini sangat gemar melukis wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa busana.
Lukisan impresionis sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis dilakukan di luar studio.
Lukisan impresionis biasanya tidak mempunyai kontur yang jelas dan nampak hanya efek-efek warna
yang membentuk wujud tertentu.
Tokohnya: Eduard Manet, Claude Monet,Auguste Renoir, Edward Degas dan Mary Cassat.
F. Aliran Ekspresionisme
Pada tahun 1990-an, para pelukis mulai tidak puas dengan karya yang hanya menonjolkan
bentuk-bentuk objek. Mereka mulai menggali hal-hal yang berhubungan dengan batin, sehingga
muncullah aliran ekspresionisme. Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang menjadi tonggak
kemunculan aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti adalah Paul Cezanne, Paul Gauguin,
Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi. Ekspresionisme merupakan aliran yang melukiskan
aktualitas yang sudah didistorsikan ke arah suasana kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin.
Pelopornya adalah Vincent Van Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W .Kandinsky, dan Edvard
Munch.
G. Aliran Fauvisme
Nama fauvisme berasal dari bahas Prancis “Les Fauves”, yang artinya binatang liar.Aliran
fauvisme sangat mengagungkan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat
kontras dengan aslinya seperti pohon berwana 0ranye/jingga atau lainnya.Lukisan-lukisan fauvis
betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan aliran sebelumnya.
Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari
sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang banyak
terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata; Saya lebih mencintai
Van Gogh dari pada Ayah saya.
Tokoh-tokohnya Antara lain Henry Matisse, Andre Derain, Maurice de Vlaminc.
H. Aliran Kubisme
Aliran kubisme dilatar belakangi oleh konsep Paul Cezanne yang mengatakan bahwa bentuk
dasar dari segala bentuk adalah silinder, bola, balok dan semua bentuk yang ada di dalam di pengaruhi
oleh perspektif, sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso menjadi insfirasi
kemunculan karya- karya kubisme, karena motif geometris digunakan oleh Picasso.
Lukisan kubisme mengedepankan bentuk-bentuk germetris. Tokoh kubisme yang sangat terkenal
adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua tokoh ini masih banyak tokoh lain yg
menganut Kubisme seperti Juan Gris dll.
I. Aliran Abstraksionisme
Aliran Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau
asosiasis figuratif suatu obyek.Aliran Abstraksionis di bedakan menjadi dua, yaitu:
10
Abstrak kubistis, yaitu abstrak dalam bentuk geometrik murni seperti lingkaran kubus dan segi
tiga. Tokoh aliraran ini berasal dari Rusia yaitu Malivich [1913].
Abstrak Nonfiguratif, yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan
perasaan, di mana garis mewakili garis, warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami
ditinggalkan sama sekali. Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.
J. Aliran Futuris
Aliran Futuris muncul di Itali pada tahun 1909, sebagai reaksi terhadap aliran kubisme yang
dianggap dinamis penuh gerak, karena itu temanya cenderung menggambarkan kesibukan-kesibukan
seperti, pesta arak-arakan, perang dll. Tokoh aliran ini antara lain Carlo Carra, Buido Severini,
Umbirto Boccioni dan F.T Marineti.
K. Aliran Dadaisme
Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep aliran sebelumnya. Aliran ini
mepunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-hukum seni yang telah berlaku. Ciri aliran ini sinis,
nihil dan berusaha meleyapkan ilusi. Aliran ini dilatar belakangi oleh perang dunia pertama yang tak
kunjung berhenti.
Perang yang tak kunjung padam memberi kesan hilangnya nilai sosial dari nilai estetika di muka
bumi, sehinga pandangan dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni. Tokoh Dadisme adalah Paul
klee, Scwitters Tritan Tzara, Maron Janco dll.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
11
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka kita dapat mengetahui bahwa, Seni
Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-
unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Karya seni rupa dapat dibagi
menjadi dua yaitu: karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Seni Rupa jika
dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni (fine art) dan seni
pakai / terapan (applied art).
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis
adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Medium lukisan bisa berbentuk apa
saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media
lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji
tertentu kepada media yang digunakan.
2. Saran
Jangan hanya terfokus dengan hal-hal yang sudah dilakukan. Carilah inspirasi yang baru demi
kemajuan karya seni di Indonesia khusunya seni lukis. Pemerintah juga harus mendukung dan
memfasilitasi berbagai kegiatan seni agar masyarakat lebih inspiratif.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa
http://desxripsi.blogspot.com/2012/07/aliran-aliran-seni-rupa-tokoh-dan.html
12