Anda di halaman 1dari 5

MANFAAT ASURANSI

1. Alat pengalihan risiko


Asuransi dapat mengalihkan risiko finansial yang kamu punya. Dengan asuransi, kamu bisa
mengalihkan beban risiko finansial yang ada. Contohnya dengan asuransi kesehatan, kamu tidak
perlu membayar keseluruhan atau sebagian biaya tagihan rumah sakit bila jatuh sakit. Risiko
tersebut dialihkan atau ditanggung oleh perusahaan asuransi.
2. Meminimalisir kerugian
Karena sebagian atau keseluruhan risiko sudah dialihkan kepada perusahaan asuransi, kamu pun
bisa meminimalisir kerugian yang ada.
Kamu tidak perlu berhutang demi menutupi risiko finansial, atau merogoh tabungan yang sudah
kamu simpan untuk keperluan lain, atau bahkan mengambil dari dana darurat yang sudah kamu
punya. Uang itu bisa kamu pakai untuk hal lain misalnya ditabung atau diinvestasikan.
3. Memberika keamanan untuk masa depan
Dengan adanya asuransi, setidaknya keuangan kamu akan lebih stabil. Selain itu, jika kamu
sudah tahu bahwa risiko yang ada dalam hidup bisa dialihkan, kamu pun akan merasa lebih
percaya diri secara keuangan. Hal ini juga dapat membuat kamu merasa lebih berani untuk
berinvestasi atau memulai suatu bisnis.
4. Asuransi bisa menjadi alat pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Asuransi bermanfaat sebagai pendistribusian biaya dan manfaat, sebab semakin besar
kemungkinan terjadinya risiko kerugian, maka akan semakin besar pula premi
pertanggungannya. Contohnya adalah dalam asuransi kesehatan. Jika kamu memiliki rekam
medik yang buruk, usia tua, merokok, dan sakit-sakitan, maka premi yang harus kamu bayar
akan lebih besar. Bahkan bisa jadi polis asuransi kamu ditolak oleh perusahaan asuransi.
5. Asuransi bisa memberikan kepastian
Ini merupakan manfaat utama asuransi, karena pada dasarnya asuransi berusaha untuk
mengurangi konsekuensi yang tidak pasti dari suatu keadaan yang merugikan (peril), yang sudah
diperkirakan sebelumnya. Dengan begitu maka biaya atau akibat finansial dari kerugian tersebut
menjadi pasti atau relatif pasti.
6. Asuransi menjadi sarana menabung
Untuk asuransi jenis tertentu, uang yang diasuransikan memiliki nilai tunai yang dapat diambil,
yaitu seperti pada asuransi jiwa whole life atau endowment. Ada pula produk asuransi yang
sengaja digabungkan dengan investasi, yaitu asuransi unit link. Asuransi endowment  atau
asuransi dwiguna adalah jenis asuransi jiwa dengan jaminan pemberian jumlah dana
pertanggungan pada saat tertanggung meninggal dunia ketika masih dalam masa periode
tertentu.
7. Asuransi membantu meningkatkan kegiatan usaha tertanggung
Dengan asuransi maka minat usaha masyarakat akan meningkat, mengapa karena masyarakat
akan lebih suka  berinvestasi pada suatu bidang usaha tertentu jika sebagian risiko investasi dari
bisnis tersebut dapat ditutup oleh asuransi. Hal itu tentu akan mengurangi risiko kerugian dari
suatu investasi.
8.  Asuransi menjadikan hidup lebih tenang
Asuransi bisa membuat hidup lebih tenang karena segala risiko yang dapat diasuransikan telah
ada yang menanggung, maka hidup terasa lebih tenang dan penuh semangat.
9. Asuransi bisa jadi jaminan kredit
Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan kredit (insurance server as a basis of credit).
Hanya saja biasanya jaminan kredit polis asuransi hanya untuk asuransi jiwa dan sangat selektif
pada jenis kredit dan bank tertentu.

RISIKO KETIDAKPASTIAN

Risiko dalam industry perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial
atau kemungkinan terjadi kerugian. Ketidakpastian dan peluang kerugian ini dapat yang
disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain ketidakpastian ekonomis, keetidakpastian
yang berkaitan dengan alam, ketidakpastian terjadinya perang, pembunuhan, pencurian dan
sebagainya.
a. Risiko murni
Risiko murni adalah suau risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian
dan apabila tidak terjadi, tidak akan memberikan kerugian dan tidak jug memberikan
keuntungan.
b. Risiko spekulatif
Adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dan kemungkinan untuk mendapatkan kerugian.
c. Risiko individu
Adalah risiko yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Ada 3 jenis risiko individu:
1) Risiko pribadi (personal risk)
Risiko pribadi adalah risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memperoleh
manfaat ekonomi.
2) Risiko harta (property risk)
Risiko harta adalah risiko bahwa harta yang kita miliki hilang, rusak atau dicuri. Dengan
kerusakan tersebut, pemilik akan kehilangan kesempatan ekonomi yang diperoleh dari harta
yang dimiliki.
3) Risiko tanggung gugat (liability risk)
Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugin atau lukanya
pihak lain.

Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik. Dalam menangani risiko tersebut minimal
ada 5 cara,
yaitu:
1) Menghindari risiko (risk avoidance)
Orang yang bersangkutan perlu mempertimbangkan risiko yang mugkin muncul dari aktivitas
yang dilakukan. Setelah mengientifikasi orang dapat meneruskan kegiatannya atau dapat juga
menarik diri dari kegiatan tersebut. Dengan cara menarik diri ini, sebenarnya orang sudah
menghindari risiko.
2) Mengurangi risiko (risk reduction)
Mengurangi risiko berarti mengambil tindakan yang bersifat meminimalisasi kemungkinan
terjadinya risiko kerugian.
3) Menahan risiko (risk retention)
Berarti kita tidak melakukanaktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut. Risiko tersebut biasanya
dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang kecil.
4) Membagi risiko (risk sharing)
Membagi risiko berarti melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko.
5) Mentransfer risiko (risk transfering)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta mampu memikul
beban risiko.

PINSIP – PRINSIP ASURANSI

Prinsip-prinsip dasar dalam asuransi, yaitu sebagai berikut:


1. Insurable Interest (Kepentingan yang Dipertanggungkan)
Insurable Interest adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari sutau hubungan keuangan
antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan siakui secara hukum.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar memenuhi kriteria insurable interest adalah sebagai berikut:
a. Kerugian tidak dapat diperkirakan
Risiko yang diasuransikan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kerugian tersebut harus
dapat diukur, selanjutnya kemungkinan tersebut tidak dapat diperkirakan terjadi.
b. Kewajaran
Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta yang memiliki nilai material, baik
bagi penanggung maupun tertanggung.
c. Catastrophic
Agar suatu barang atau harta dapat diasuransikan,risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan
menimbulkan suatu kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan
kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan.
d. Homogen
Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang akan dipertanggungkan harus
homogen, yang berarti banyak barang yang serupa atau sejenis. Banyaknya barang yang sejenis ini
berkaitan dengan prinsip bahwa asuransi menutup sejumlah besar risiko agar dapat membayar
beberapa kerugian dari yang dipertanggungkan.

2. Utmost Good Faith (Iktikad Baik)


Utmost Good Faith (Iktikad Baik) adalah tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap,
semua fakta yang material mengenai sesuatu yang akan diasuransikan, baik diminta maupun tidak.
Artinya penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya
syarat dan kondisi dari asuransi

3. Indemnity (Indemnitas/Penggantian Kerugian)


Indemnity adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam
upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya
(KUHD Pasal 252,253 dan dipertegas dalam pasal 278).
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi resiko yang menimpa
tertanggung dengan ganti rugi finansial. Prinsip indemnity tidak dapat dilaksanakan dalam asuransi
kecelakaan dan kematian. Hal ini karena pada kedua jenis asuransi tersebut pihak penanggung tidak
dapat mengganti nyawa yang hilang atau anggota tubuh yang cacat atau hilang karena indemnity
berkaitan dengan ganti rugi finansial. Indemnity ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
pembayaran tunai, penggantian, perbaikan, dan pembangunan kembali.

4. Proximate Cause (Kausa Proksimal)


Proximate Cause adalah penyebab aktif, efisien, yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara
berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari
suatu sumber baru dan independen.

Apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami musibah atas kecelakaan, pertama-tama dicari
sebab-sebab yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus
sehingga terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut

5. Subrogation (Subrogasi)
Prinsip subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-undang Hukum dagang yang menyebutkan
“Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka
penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga
yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung”. 
Subrogation pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada
tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu
peristiwa kerugian.

6. Contribution (Kontribusi)
Contribution adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan
indemnity. Tertanggung dapat saja mengasuransikan harta benda yang sama pada bebrapa perusahaan
asuransi. Akan tetapi, apabila terjadi kerugian atas objek yang diasuransikan, secara otomatis berlaku
prinsip kontribusi. Prinsip kontribusi berari bahwa apabila penanggung telah membayar penuh ganti rugi
yang menjadi hak tertanggung, penanggung berhak menuntut perusahaan-perusahaan lain yang terlibat
suatu penanggungan untuk membayar bagian kerugian masing-masing yang besarnya sebanding dengan
jumlah pertanggungan yang ditutupnya.

Polis Asuransi

Untuk setiap perjanjian perlu dibuat bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian. Bukti tertulis atau surat perjanjian asuransi disebut polis. Syarat-syarat
pembuatan polis, yaitu:
a. Dibuat dengan iktikad baik dari kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian.
b. Ditulis atau disebutkan dengan tegas dan jelas mengenai hal-hal yang diperjanjikan oleh kedua
belah pihak, hak masing-masing pihak, sanksi atas pelanggaran perjanjian, dan sebagainya.
c. Redaksinya harus disusun sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat ditangkap maksud dari
perjanjian itu, juga tidak memberikan peluang untuk menyalah tafsirkannya.

Penyerahan Polis
a. Bila perjanjian dibuat seketika dan langsung antara penanggung dan tertanggung atau yang
dikuasakan tertanggung, maka polis yang telah ditandatangani oleh penanggung harus diserahkannya
kepada tertanggung dalam tempo 24 jam.
b. Jika pertanggungan dilakukan melalui makelar asuransi (broker), maka polis yang telah
ditandatangani oleh penanggung harus diserahkan kepada tertanggung paling lama dalam tempo 8
hari.
c. Sekalipun secara otentik telah ditetapkan batas waktu penyerahan polis oleh penanggung kepada
tertanggung, namun di dalam praktek asuransi, penanggung baru mau menyerahkan polis kepada
tertanggung setalah dia memperoleh pembayaran premi dari tertanggung.

3. Fungsi Polis
Menurut ketentuan Pasal 225 KUHD, perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk
akta ya ng disebut polis yang memuat kesepakatan, syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus yang
menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak (penanggung dan tertanggung) dalam
mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian, polis merupakan alat bukti tertulis tentang telah
terjadinya perjanjian asuransi antara tertanggung dan penanggung.
a. Fungsi polis bagi tertanggung
1) Sebagai bukti tertulis atas jaminan penangung untuk mengganti kerugian yang mungkin akan
dideritanya yang ditanggung oleh polis.
2) Sebagai bukti (kuitansi) pembayaran premi kepada penanggung.
3) Sebagai bukti otentik untuk menuntut penanggung apabila lalai atau tidak memenuhi jaminannya.
b. Fungsi polis bagi penanggung
1) Sebagai bukti (tanda terima) premi asuransi dari tertanggung.
2) Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung untuk membayar ganti
rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung.
3) Sebagai bukti menolak tuntutan ganti rugi (klaim) apabila yang menyebabkan kerugian tida
memenuhi syarat-syarat polis.

4. Isi Polis
Menurut ketentuan Pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa harus memenuhi
syarat-syarat khusus berikut ini:
a. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi.
b. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihal ketiga.
c. Uraian yang jelas mengnai benda yang diasuransikan.
d. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan).

Anda mungkin juga menyukai