Anda di halaman 1dari 2

TRIP JAKARTA TO LAMPUNG UNDER RP150K (and tips for less than Rp100k)

Bonjour!
Today’s special topic is about pulang ke Lampung dari Jakarta dengan budget minim. Trip
dilakukan minggu ke-2 akhir bulan desember bersama teman seperjuangan dari TK, panggil aja Desi.
Kebetulan dia lagi di Jakarta dan berencana pulang lewat darat-laut, dan terlintas untuk ikutan pulang
bareng. “mumpung ada temen, sekalian cari jalan yang seru” dari situlah awal ide muncul buat pulang ke
Bandar Lampung dengan cara ‘ngeteng’ (cara yang biasa dilakukan dengan memutus perjalanan dan
menyambung dengan angkutan lain atau tidak direct ke tempat tujuan seperti travel atau bus). Semalaman
cari informasi buat pulang dengan cari cara yang beda dari biasanya. Awalnya berniat untuk
menggunakan bus yang setelah diresearch beda tipis banget kalau kita pake Damri Business Class (Rp
155.000), kalau kita ‘ngeteng’ dengan bus dari Jakarta ke Merak lebih kurang 40-50k lalu menyambung
dengan kapal dan menyambung lagi dengan bus dari Pelabuhan Bakauheni ke Bandar Lampung. Setelah
lama merencanakan cara kembali ke Lampung, mama dari Desi kasih masukan ke kami untuk mencoba
Dermaga Executive, karena kami memang hanya tahu dari cerita tentang dermaga itu jadi kami bulatkan
tekad untuk tujuan utama adalah masuk ke Dermaga Executive yang banyak orang bilang itu adalah
dermaga yang sangat mewah dan nyaman. “Hmm let’s find out then” I said. Waktu cari tahu cara yang
seru buat pulang, ternyata bisa pakai kereta! Like.. is it possible? Maksud gua: how’s the environment?
Will it be safe for us? What if we didn’t make it? We will get lost out of nowhere! Dan setelah membaca
beberapa artikel dan melihat peluang kalau gak akan bisa ada kesempatan kaya gini lagi, jadi kami nekat
aja buat pulang pakai kereta.
Hari H gua merasa sangat exited dengan perjalanan ini. Berbeda dengan Desi, dia sempat berkata
“gimana kalau kita gagal?” and I’m just.. “kita gagal nanti kita cari travel atau bus, pasti ada jalan” uhm..
yes I sounds really positive and sure. Karena beneran gua yakin bakal seru perjalanannya dan come on..
Jakarta-Bandar Lampung itu gak jauh! Namun, ya.. tetap berbahaya untuk kami yang sangat innocent
(lol). Dari kos, kami menggunakan grab ke Stasiun Tanah Abang (26k) jalanan cukup lancar karena kami
berangkat sekitar 8.30 WIB, dan sekitar 45 menit untuk sampai di Stasiun Tanah Abang. Setelah sampai,
kami mencari peron dengan tujuan Rangkasbitung. Menurut aplikasi KRL seharusnya sekitar 9. 55 WIB
kedatangan kereta. Kurang dari jam perkiraan kereta datang, dan ternyata kereta tidak terlalu ramai.
Untung kami masih dapat tempat duduk, mengingat tujuan kita adalah tujuan terakhir yang akan
memakan waktu 2 jam. Lama kami melewati stasiun, banyak orang lalu lalang akhirnya kami sampai di
Stasiun Rangkasbitung sekitar pukul 11.30 WIB. Setelahnya kami mencari loket untuk membeli tiket KA
tujuan Merak, sebelumnya gua juga sempat searching jadwal kereta dan kapal untuk estimasi kami
berangkat supaya tidak terlambat  kalian bisa check jadwal KA di http://keretaapikita.com/jadwal-ka-
kalimaya jadwal kereta selanjutnya jam 12.55 WIB dan perkiraan sampai di Merak pukul 14.51 WIB, oh
ya untuk harga tiket kereta dari Stasiun Tanah Abang-Rangkasbitung Rp 8.000 menggunakan e-money
lalu untuk tiket KA Rangkasbitung-Merak Rp 3.000 dengan pembayaran tunai. Stasiun Rangkasbitung
termasuk Stasiun yang ramai dan aktif untuk tujuan wisata maupun orang-orang dengan tujuan ke barat
(Cilegon, Serang, Merak, dll.) namun, opini gua buat stasiun ini terlihat tidak terlalu terurus bahkan kami
menunggu berlesehan karena tidak ada tempat duduk untuk menunggu, stasiunnya pun kecil dan padat
orang. Mungkin jika stasiun ini bisa diperbaiki lebih nyaman lagi untuk kami para calon penumpang akan
sangat menarik perhatian khususnya juga wisatawan yang ingin ke daerah Rangkasbitung ;)
Karena cukup lelah dan kami malam sebelumnya tidur kurang, tertidurlah kami berdua (tidur
ayam namun cukup lelap, uhm yes its risky but we pray before we leave and it works) tiba-tiba ada
seorang petugas membangunkan gua untuk segera menunggu di pinggir peron karena takut tidak kebagian
tempat duduk jika kami tidak bergegas. Jam menunjukkan pukul 12.33 WIB lalu kami berjalan menuju
keramaian menunggu kereta di peron, karena terlalu padat dan kami takut hasilnya kami tidak
mendapatkan kursi, kami pindah untuk mendapatkan gerbong paling ujung (and hopefully we get the
seat) tetap dengan berdesak-desakan kami masuk gerbong ke-2 akhir lalu kami join dengan perempuan
sebaya kami, when we sat then we looked at each other knowing we almost made it. Menurut gua sejauh
ini, naik kereta bareng temen lu sangat worth it apalagi harganya yang beneran jauh banget kalo
dibandingin bus apalagi travel yang direct ke lokasi. Sampai akhirnya kami sampai di Merak, karena
terlalu hectic antara penumpang yang ingin turun dan naik jadi gua nggak cek waktu sampai di Stasiun
Merak, setelah mendapat petunjuk ke Dermaga Executive oleh petugas, kami bergegas karena menurut
internet jadwal kapal di Dermaga Executive kapal selanjutnya berangkat jam 16.00 WIB setelah kami
keluar dari stasiun cukup banyak yang menyambut kami, yak abang angkot, ojek, becak menawarkan
kami kendaraan menuju sekitar pelabuhan ataupun daerah Merak. Setelah berjalan 200 meter dari luar
stasiun dan kami have no idea where is Executive Dermaga is, salah dua dari ojek online yang sedang
offline menawarkan kami ke Dermaga Executive dengan tarif Rp 10.000 jadi kami menyetujuinya. Then I
was shocked karena itu nggak terlalu jauh dari kami ditawari ojek (sekitar 1km) sampai depan pintu
dermaga. But its okay.. experience I said. Setelah sampai di Dermaga Executive (benar adanya sangat
nyaman dan professional) kami melihat-lihat sebentar dan bertanya dimana kami bisa membeli tiket
masuk, lalu kami diarahkan untuk pembayaran menggunakan e-money bank Mandiri atau BRI di mesin
tiket sebesar Rp 50.000. Jika kalian belum memiliki e-money Mandiri atau BRI kalian bisa beli di lantai
dasar dan juga bisa top-up (fasilitas yang cukup nyaman, namun menurut saya sedikit menyulitkan kami
yang ingin berhemat dan hanya memiliki flash BCA dan Cash). Kami masuk ke kapal sekitar 15.15 WIB,
ruangan belum terlalu ramai dan padat. Kami masih sempat berjalan mengelilingi ruangan utama (semua
ruangan gratis) akhirnya kami duduk di ruangan business karena melihat keadaan akan sangat ramai,
kami diberi tahu kapal akan berangkat pukul 16.00 WIB dan untuk sampai di Bakauheni memerlukan
waktu 120 menit (jika kalian bandingkan dengan kapal ferry biasa di dermaga 1-6, mereka memerlukan 3
jam lebih untuk sampai bahkan bisa lebih). Ditengah perjalanan kami saat kami sedang bermain UNO,
kami dan keluarga disarming tempat duduk kami ditawari Bus. Awalnya kami menghiraukannya, namun
rasa ingin tahu kami keluar dan kami bertanya apakah bus lewat RS. Immanuel karena kami sudah
berencana akan dijemput disana. Ternyata bus melewati RS. Immanuel dan setelah gagal bernegosiasi
harga tiket kami setuju (Rp 40.000). Sebelumnya kami berencana mencari bus lanjutan setelah turun dari
dermaga, namun karena cukup lelah berjalan akhirnya kami setuju untuk naik bus dari dalam kapal.
Menurut kami jika, kami mencari bus setelah turun dari dermaga harganya akan lebih murah sekitar Rp
30.000-Rp 35.000
Setelah pengumuman mengatakan kami hampir sampai, kami bergegas ke bus yang telah deal
dengan kami. Perjalanan dari Bakauheni ke Bandar Lampung sekitar 1 jam, perjalanan sangat lancar dan
tenang mungkin karena bus melewati tol Bakauheni-Terbanggi Besar.
Sekian dari cerita perjalanan pulang gua dari Jakarta ke Bandar Lampung. Jika di total budget
dari kos Jakarta sampai tiba di RS. Immanuel Rp 137.000. Jika kalian ingin lebih murah lagi namun tetap
‘ngeteng’ kalian harus mengurangi budget ke Dermaga/Stasiun/Terminal seperti ojek dari Stasiun Merak
sampai Dermaga Executive menurut gua itu nggak perlu (like seriously). Oh ya jangan lupa makanan
nyemil buat perjalanan dan air minum supaya kalian nggak dehidrasi dan kenyang 

Hesti

Anda mungkin juga menyukai