Kti Nurasila
Kti Nurasila
NURASILA AMIRUDDIN
PO.71.3.261.19.1.034
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat saya selesaikan dengan
Dengan selesainya laporan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dai bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak.Oleh karena itu kami menghanturkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
Kemenkes Makassar
4. Pembimbing I ibu drg. Ernie Thioritz, M.Mkes dan Pembimbing II ibu drg.
bermanfaat
5. Ibu drg. Badai Septa, M.Kes selaku penguji yang telah meluangkan waktunya
6. Orang tua tercinta Bapak Abdul Kadir dan Ibu Haerati yang senantiasa
setulus hati
9. Semua teman-teman D-III Caninus yang tidak dapat penulis sebutkan satu
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di
sisi Allah SWT sebagai amal ibadah .Akhirnya ,dengan segala kerendahan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I. PENDAHLUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................4
A. HIV/AIDS..............................................................................................5
C. Kerangka Teori.....................................................................................16
A. Jenis Penelitian.....................................................................................17
C. Analisis Data........................................................................................18
BAB IV. PEMBAHASAN
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………......
B. Saran …………………………………………………………………
D. DAFTAR PUSTAKA.........................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1993)
bahwa jumlah penderta AIDS dan kematian akibat AIDS seluruh dunia akan
meningkat 10% dalam waktu 8 tahun mendatang dan berdasarkan data dari
UNAIDS pada tahun 2020 diperkirakan ada 38 juta orang diseluruh dunia
yang positif terinfeksi HIV. Dimana penyakit ini memang mempunyai angka
kematian yang tinggi dimana hamper semua penderita AIDS meninggal dalam
waktu lima tahun sesudah menunjukkan gejala pertama AIDS. (Octiara et al.,
2006)
AIDS adalah penyakit yang 100 persen membawa maut, dan memang
individu yang terinfeksi HIV akan berkembang menjadi AIDS dan tidak
mampu bertahan hidup terhadap penyakit yang membawa kematian ini, salah
darah serta oleh ibu yang terinfeksi kepada bayi yang dikandungnya. Yang
1993)
dokter gigi sebagai salah satu seorang tenaga kesehatan, oleh karena dalam
penularanNya dapat berupa infeksi silang antar pasien kepasien lainya serta
terbanyak dengan jumlah 5,2 juta jiwa. Indonesia termasukdalam negara yang
berada di dalam kawasan Asia Pasifik dan menyumbangkan angka 30.935 dan
kasus AIDS sebanyak 9.215, namun pada tahun 2016 angka kejadian
kasus. Jumlah terus meningkat pada tahun 2017 dengan jumlah kasus HIV
pertama dari seseorang yang terkena HIV dapat dideteksi melalui kondisi
mulut seorang pasien. Oleh karena itu, manifestasi oral pada penderita HIV /
tentang infeksi HIV /AIDS dan manifestasinya di dalam rongga mulut, medis
dan para medis dapat mendeteksi dini penderita yang terinfeksi HIV dan
Rongga Mulut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
3. Merupakan sebagai aplikasi dari berbagi ilmu yang telah penulis dapatkan
TINJAUAN PUSTAKA
A. HIV / AIDS
HIV-1 dan HIV-2 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam
(Pintauli, 1993)
dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari
adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau sindrom) yang ditimbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau
infeksi virus-virus lain yang mirip, yang menyerang spesies lainya, dimana
manusia. Orang yang terkena virusini akan menjadi rentan terhadap infeksi
oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang
dengan replikasi sepenuhnya terjadi di dalam sel host, oleh karenanya HIV
kontak langsung antara lapisan kulit dalam membrane mukosa atau aliran
darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air
mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat
jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan,
dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan
10% dibawah normal karena gangguan pada system protein dan energy
di dalam tubuh
mengalami serangan virus cacar air (Herpes Simplex) atau cacar air
rectum yang tipis dan mudah robek, anus sering terjadi lesi.
psikotoprika.
4) Tidak menggunakan alat suntik, alat tindik, alat tato, pisau cukur
manusia.
kehamilanya, dan
ODHA
Infeksi
segala jenis infeksi silang yang mungkin terjadi, namun juga petugas
epidemic AIDS di dunia sejak awal tahun delapan puluhan yang juga
yaitu:
1) Cuci tangan dengan baik dan benar guna mencegah infeksi silang.
2) Pemekaian alat pelindung diantarranya pemakaian sarung tangan
invasif.
h) Perjelas area yang dikhususkan bagi bahan dan alat yang telah
(Nurindah, 2012)
ini :
a) Kebersihan Tangan
lamanya 20-30 detik. Metoda dan tata cara mencuci tangan dalam
dalam praktik dokter gigi dan prosedur non bedah, mencuci tangan
tangan dalam tempat yang disposible atau yang diisi ulang, dicuci
dan dikerin kan terlebih dahulu sebelum diisi ulang . Jangan diisi
terlebih dahulu.
1) Sarung tangan
dengan darah atau cairan tubuh lair nya. Sarung tangan harus
dalam lipatannya.
2) Masker
dengan balk. Gantt masker diantara pasien atau jika masker lembab
atau basah dan ternoda selama tindakan ke pasien . Masker akan
3) Kacamata Pelindung
4) Gaun/baju Pelindung
tubuh. Gaun pelindung ini harus dicuci setiap hari. Gaun pelindung
terbuat dari ba an yang dapat dicuci dan dapat dipakai ulang (kain),
tet pi dapat juga terbuat dari bahan kertas kedap air yang ha ya
tertera di atas.
Setelah selesai perawatan dan seluruh instrumen kotor telah
(Nurindah, 2012)
penting sebagai kepastian dari tanda atau gejala pertama terserang HIV,
penyakit dalam ronnga mulut dan inpeksi oportunistik baik karena virus,
bakteri, jamur dan keganasan, lesi auto imun dan kelainan lain.
dari infeksi hiv adalaha infeksi jamur candidiasis, karna sering ditemukan
sebagai bagian dari flor mulut pada orang pengidap HIV dan infeksi lain yang
muncul menyertai penderita HIV yaitu disebabkan oleh berbagai virus yaitu
virus dari keluarga Herpes (Simpleks, zoster). Hal lain juga sering terlihat plak
putih di mukosa lidah, mukosa bukal, orofaring dan dasar mulut. (Aškinytė et
al., 2015)
yaitu lesi pada gusi dan periodontal yang tidak lazim dengan frekuensi yang
besar, dengan gjala klinis sebagai berikut gingivitis berupa lesi ulkus
neokrosis, rasa tidak nyaman dan nyeri, nekrose tulang alveolar, resesi gusi
yang cepat dan posesif, gigi goyang derajat 3 atau lebih, dan oralhygine yang
buruk dan gigi geligi yang tidak terawatt akan memperparah infeksi ini.
(Nurindah, 2012)
banyak dan besar dan bertahan dalam jangka waktu yang lama yang dapat
menimbulkan rasa sakit, selain itu penderita HIV juga sering mengeluh mulut
kering, Karen barkurang saliva, hal ini kemungkinan terjadi inflamasi kalenjer
dicatat dalam berbagi penelitian. Lesi pada ronggga mulut biasanya ditemukan
pada penderita HIV/ AIDS dan biasanya dapa ditunjukkan sebagai gambaran
dini penyakit. Beberapa lesi yang berhubungan dengan infeksi HIV / AIDS
1. Kandidiasi Oral
mulut, disebabkan oleh jamur kandida. Infeksi kandida sendiri tidak hanya
indra pengecapan. Selain itu, rasa perih dan terbakar sering juga menjadi
normal yang banyak ditemukan dalam rongga mulut. Dalam rongga mulut,
Kandida albikan dapat melekat pada mukosa labial, mukosa bukal, dorsum
lidah, dan daerah palatum. Selain Kandida albikan, ada 10 spesies Kandida
yang juga ditemukan yaitu C.tropicalis, C.parapsilosis, C.krusei, C.kefyr,
jenis yaitu:
utama tipe ini adalah adanya rasa terbakar pada mukosa, mulut terasa
kering dan adanya rasa sakit dengan derajat sedang. Apabila tidak
diobati, maka lesi ini akan tampak sebagai lesi ulserasi. Infeksi
2) Cara pengobatanNya
selama 2 minggu
mukosa bukal atau tepi lateral lidah yang tidak bisa hilang bila
pada mukosa
2) Cara penggobatanya
a) Topical (nystan) 4 x 2 mldikulum 3-5 menit lalu ditelan,
selama 2 minggu.
2014)
c. Kandidiasi Pseudomembran
Lesi kandidiasi ini biasanya terjadi pada daerah mukosa bukal dan
dasar mulut. Pada kasus lesi dapat mengenai seluruh daerah mulut.
lesi yang lebih besar dimana bentuknya tidak teratur. (rasdiana, 2014)
2) Cara penggobatannya
d. Anggular Cheilitis
2) Cara penggobatannya
2. Penyakit Periodontal
amerika dan jepang, perhatian dokter ggi mulai beralih lebih kepada
2008).
Ada dua tipe penyakit periodontal yang biasau dijumpai yaitu gingivitis
dan periondontitis,
gingiva.
2) Cara penggobatannya
c) Pemebrian antibiotic
2008).
2008).
yang progresif
2) Cara penggobatannya
antibiotic
3. Herpes
Infeksi karena virus golongan herpes paling sering dijumpai pada
pnderita AIDS. Infeksi virus pada penderia dapat terlihat berupa herpes
a. Herpes simpleks
2012)
kemerahan
selama7-10 hari
merawat
2) Cara penggobatannya
10-14 hari
2010)
menimbulkan krusta.
2) Cara penggobatannya
4. Hairy Leukoplakia
lateral lidah, dan disebabkan oleh infeksi lokal virus Epstein-Barr (EBV).
2) Cara penggobatannya
kosmetik
5. Sarkoma Kaposi
pada pasien HIV / AIDS. sarkoma Kaposi terkait herpes virus atau human
herpes virus – 8 adalah agen penyebab tumor sel yang diturunkan endotel
sarcoma Kaposi. Lesi ini terdapat pada daerah palatum atau gingival. (Ersha
seiring waktu)
2) Cara penggoabatannya
kemoterapi
b) Radiasi
C. Kerangka Teori
HIV
(Human Immunodeficiency Virus)
AIDS
(Acquired Immune Desiciency Syndrome)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
literature adalah salah satu teknik untuk mencari referensi teori yang relevan
Mulut.
bahan pustaka yang koheren dengan objek pembahasan yang dimaksud. Data
yang ada dalam kepustakaan tersebut dikumpul dan diolah dengan cara:
1. Editing
2. Organizing
C. Analisis Data
diperhatikan dari yang paling relevan, relevan dan cukup relepan. Cara lain
dapat juga, misalnya dengan melihat tahun penelitian diawali dari yang paling
langkah-langkah:
1. Membaca abstrak dari setiap penelitian
BAB 4
PEMBAHASAN
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang menyerang
system kekebalan tubuh. Hal ini ditandaidengan penurunan CD4 limfosit dalam
pada pasien yang cukup parah penuruna mencapai 200sel/mm, limfosit CD4
2000)
Dari hasil penelitian Ramos – Gomez, diperoleh hassilbahwa dari 60 anak
yang positif mengidap HIV, terhadap 45% oarng anak memiliki manifestasi oral
pada jaringan lunak dan nilai CD4 pada anak-anak tersebut lebih rendah
dibangdingkan dengan anak-anak tanpa lesi oral. Basco dan Birman juga
frekuensi kandasis sesuai dengan penurunan CD4. Selain itu ada tidaknya
pengunaan antiretrovirus dan waktu saat diagnosis menderita AIDS. Dari hal
meningkat dari tahun ke tahun. Selama sebelas tahun terakhir jumlah kasus HIV
di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2019, yaitu sebanyak 50.282 kasus.
Berdasarkan data WHO tahun 2019, terdapat 78% infeksi HIV baru di regional
Asia Pasifik. Untuk kasus AIDS tertinggi selama sebelas tahun terakhir pada
tahun 2013, yaitu 12.214 kasus. Dan kasus HIV dan AIDS pada laki-laki lebih
tinggi dari perempuan. Kasus HIV tahun 2019 sebanyak 64,50% adalah laki-laki,
sedangkan kasus AIDS sebesar 68,60% pengidapnya adalah laki-laki. Hal ini
sejalan dengan hasil laporan HIV berdasarkan jenis kelamin sejak tahun 2008-
2019, dimana persentase penderita laki-laki selalu lebih tinggi dari perempuan.
(Unaids, 2019)
Penelitian lain oleh Rini Aptriani,dkk (2018) menunjukkan bahwa pasien
HIV/AIDS yang tercatat diklinik VCT RSUD Arifin Achmad lebih banyak laki-
laki yaitu berjumlah 56 orang (63.64%) dan perempuan dengan jumlah 32 orang
dan perempuan dikarenakan bahwa mayoritas pengunaan jarum suntik ialah laki-
laki. Demikian pula dengan pelanggang seks komersial kebanyakan ialah laki-
laki. Selain itu, hal ini disebabkan karena laki-laki umumnya mempunyai mibilitas
tinggi, suka berganti pasangan dan cenderung untuk memakai NAPZA dengan
jarum suntik. Hal ini didukung dengan laporan dari Depkes RI (2015) Yang
umur 30-39 tahun sebanyak 11 orang (36,7%) diikuti kelompok umur 20-29 tahun
sebanyak9 orang (30,0%). Hal ini sesaui dengan penelitian sebelumnya yang
menunjukkan bahwa presentasee pasien hiv aids yang tercatat diklinik VCT
RSUD Arifin Achmad terbanyak adalah kelompok umur 30-39 tahun berjumlah
37orang (42,04%), diikuti umur 20-29 tahun berjumlah 26 rang (29,55%). Hasil
penelitian innes (2018) yang dilakukan diRSUD Dr. Kariadi semarang terhadap
responden yang berumur 28-44 tahun berisiko 3.937 kali lebih besar menderita
HIV/AIDS dibandingkan dengan responden yang berusia 25-27 tahun. Umur juga
mempunyai hubungan dengan besar risiko pada penyakit tertentu seperti halnya
antara lain yang pertama dilakukan di Medan memperoleh hasil bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian HIV/AIDS dimana usia
yang paling berisiko terhadap HIV/AIDS adalah umur 25- 34 tahun (OR=23,100),
tahun), Berdasarkan data SIHA mengenai jumlah infeksi HIV tahun 2010-2019
yang dilaporkan menurut kelompok umur, kelompok umur 25-49 tahun atau usia
produktif merupakan umur dengan jumlah penderita infeksi HIV terbanyak setiap
tahunnya.
yang signifikan antara umur dan hiv/aids dimana disimpulkan bahwa usia yang
paling beresiko terhadap hiv/aids adalah umur 25-34 tahun, umur 15-24 tahun dan
umur 35-44 tahun. Kelompok usia tersebut masuk dalam kategori usia remaja dan
HIV/AIDS sebagian besa (>80%) diderita oleh kelompok usia (15-49 tahun).
usia remaja dan usia produktif. Remaja sangat rentan dengan HIV/AIDS,oleh
karena usia remaja identic dengan semangat bergelora dan terjadi peningkata
libido. Selain itu resiko ini disebabkan karena factor lingkungan remaja.
khususnya candida albicans. Hal ini dikaitkan dengan menurunya jumlah set
tes kultur. Jumlah set T CD4 pasien didapatkan dari rekam medik pasien (Sololipu
Rosdiana, 2017)
tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashish,dkk, dimana
tipe kandidasis yang paling banyak ditemukan pada penderita yang terinfeksi HIV
adalah tipe eritematous dengan jumla 122 penderita (30,6%), kemudian diikuti
Beberapa jumlah lain juga menyatakan bahwa tipe kandidasis yang paling
dijelaskan bahwa pada pasien AIDS, kandidiasis tipe pseudomembran adalah tipe
yang paling umum ditemukan. Sementara pada pasien yang terinfeksi HIV,
albicans dengan jumlah terbanyak yakni 50,0%, candida krusei 20,0%, candida
(Okonkwo. 2015)
Hasil tersebut juga didukung penelitian yang dilakukan oleh anwar (2014)
hapusan pada rongga mulut pada daerah kandidiasis terbanyak adalah candida
albicans yaitu sebanayak 41, kemudian diikuti oleh candida guilermondi yaitu
sebanayak 12. Penelitan ismail (2016) mengenai distribusi candida yang diisolasi
dari hapusan rongga mulut pada pasien HIV/AIDS menunjukkan hasil yang sama
sebagian besar kasus HIV/AIDS terjadi pada usia produktif, yaitu pada kelompok
umur 20-49 tahun. Hal ini disebabkan karena pada kelompok usia produktif ini
merupakan usia dimana seseorang sedang aktif melakukan hubungan seksual dan
penyalahgunaan obat (drug abuse) yang merupakan resiko tinggi untuk tertularnya
virus HIV. Dan hasil penelitian-penelitian ini pula menunjukkan bahwa tipe
psedudomembran merupakan tipe paling umum ditemukan dan jumlah sel T CD4
yang paling banyak didapatkan yaitu jumlah sel T CD4 <200 sel/mm3.
adalah jumlah sel T CD4 pasien HIV/AIDS tidak diperiksa secara langsung oleh
peneliti melaingkan didapatakan dari data rekam medikpasien dan tidak dilakukan
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahsan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Penderita yang terinfeksi hiv akan mengalami gejala klinis dan manifestasi di
rongga mulut. Manifestasi didalam rongga mulut oleh penderita AIDS terdiri
atas Kandidiasis oral, Necrotizing Ulcerative Periodontitis (NUP), dan
dan Sarkoma kamposis. Dan infeksi yang paling sering muncul pada penderita
B. Saran
Dari hasil tersebut maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
menjaga kesehatan gigi dan mulutnya untuk memanalisir adanya infeksi oral
macam infeksi oral yang tibul akibat menurunya Oral Hygine pada
penederita HIV/AIDS
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, A. P., K, M. D., P, A. E., Soebadi, B., Triyono, E. A., Prasetyo, A.,
Budi, S., Pendidikan, P., Gigi, D., Kedokteran, F., Airlangga, U., &
Timur, J. (2015). Profil Angular Cheilitis pada penderita HIV / AIDS di
UPIPI RSUD Dr . Soetomo Surabaya 2014 oleh Komite Etik Penelitian
Kesehatan RSUD Dr. 1(1), 12–20. file:///C:/Users/usr/Downloads/9032-
18652-1-PB.pdf
Nurindah, B. S. S. D. K. S. E. F. (2012). Modul pekatihan identifikasi lesi rongga
mulut dan penatalaksanaan kesehatan gigi dan mulut pada ODHA bagi
tenaga kesehatan gigi dan fasilitass pelayanan kesehatan. 34–37.
https://draguscn.com/wp-content/uploads/2018/02/pedoman-pelatihan-
gigi-odha.pdf
Octiara, E., Cahyati, M., & Aulia, V. I. (2006). Pengenalan Acquired
Immunodeficiency Syndrome pada Pasien Anak Ditinjau dari Bidang
Kedokteran Gigi Anak. 8(3), 231–237.
file:///C:/Users/usr/Downloads/Pengenalan_Acquired_Immunodeficiency
_Syndrome_pada.pdf
Parwica Made. (2008). Analisis Faktor Resiko Penularan HIV/AIDS. Jurnal
Pembangunan Manusia. Medan. FKG. USU.
Pintauli Sondang. (1993). Pencegahan dan Penularan HIV/AIDS dalam
Pelayanan Kesehatan Gigi. Jurnal Jaringan Epidemiologi nasional. In
press
Prayuda, M. R. (2015). Pencegahan dan Tatalaksana HIV / AIDS HIV / AIDS
Prevention and Treatment. Jurnal Agromed Unila, 2(3), 233–236.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1351/pdf
Ramayanti, S. (2012). Manifestasi Oral Pada Pasien Terinfeksi Virus Hiv / Aids
( Oral Manifestation Of Hiv Infection ) Orang-Orang. A n d a l a s D e n
t a l J o u r n a L, 781–782. file:///D:/16-Article Text-24-1-10-
20190213.pdf
rasdiana. (2014). Manifestasi klinis tipe kandidiasis oral pada penderita AIDS di
Rumah Sakit Dr Wahidin Sudirohusodo , Makassar ( Clinical
manifestations of oral candidiasis types in AIDS patients at Dr Wahidin
Sudirohusodo Hospital , Makassar ). 13(3), 185–188.
file:///C:/Users/usr/Downloads/413-805-1-SM.pdf