Anda di halaman 1dari 6

JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 7, NO.

2, 20 DESEMBER 2021

PENERAPAN HACCP PADA PENGOLAHAN


DAGING AYAM DI INSTALASI GIZI
RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Eka Rachmawati 1, Titik Sulistyani2, Lina Mufidah3, Rr Christiana Mayang A. Stj4


Akademi Kesejahteraan Sosial AKK Yogyakarta1,2,3,4
E-mail: eckha.rachma@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelian ini : (1) mengetahui penetapan identifikasi bahaya pengolahan daging ayam;
(2) mengetahui penetapan titik kendali pengolahan daging ayam; (3) mengetahui penetapan batas kritis
pengolahan daging ayam. Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian
sebanyak 7 orang pada intalasi gizi di RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegara Klaten. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian
yaitu: (1) identifikasi bahaya pengolahan daging ayam masuk dalam bahaya kategori resiko VI tetapi
masih aman untuk dikonsumsi; (2) titik kendali atau tahap penetapan batas kontrol secara baik
diantaranya pada penerimaan bahan makanan, penyortiran, pengupasan, penyimpanan, pencucian,
pengolahan, penjedaan, pemorsian, pendistribusian dan penyajian; (3) penetapan batas kritis atau CCP,
diindikasikan dari ditentukannya batas kritis dari parameter bahaya biologi, kimia, fisik yang wajib di
kendalikan pada suatu CCP sehingga diharapkan akan menghilangkan atau mengurangi potensi bahaya
yang ditimbulkan pada pengolahan daging ayam hingga batas yang dapat di terima. Saran penelitian ini
adalah tenaga pengolah makanan diwajibkan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) demi
antisipasi keselamatan kerja dan menghindari kontaminasi terhadap makanan.
Kata Kunci: : HACCP, Pengolahan, Daging Ayam.

ABSTRACT
The purpose of this research; (1)knowing the determination of the identification of the dangers
of chicken meat processing; (2) knowing the conclusion of the control point of chicken meat processing;
and (3) knowing the determination of critical limits of chicken meat processing. This type of research
uses qualitative research. The study subjects were seven people in the nutritional installation at RSUP.
Dr. Soeradji Tirtonegara Klaten. The data collection methods in this study are observations, in-depth
interviews, and documentation. The results of the study are: (1) identification of the dangers of
processing chicken meat is in danger of risk category VI but is still safe for consumption; (2) the point
of control or the stage of setting the limit of control properly including the receipt of foodstuffs, sorting,
stripping, storage, washing, processing, processing, distribution, distribution, and presentation; 3) The
determination of critical limits or CCP, indicated by the determination of essential limits of biological,
chemical, physical hazard parameters that must be controlled in a CCP so that it is expected to
eliminate or reduce the potential dangers posed to the processing of chicken meat to the extent that can
be received. The study's advice is that food processors must use personal protective equipment (PPE)
to anticipate occupational safety and avoid contamination of food.
.
Keywords: : HACCP, Processing, Chicken Meat.

PENDAHULUAN makanan dan minuman untuk dapat


Pangan merupakan sesuatu makanan dikonsumsi manusia, termasuk didalamnya
yang dapat di cari dari sumber hayati, bahan tambahan pangan, bahan baku
dalam bentuk diolah atau yang tidak diolah, pangan, dan bahan yang lain untuk proses
dan diperuntukkan sebagai sumber persiapan, mengolah, maupun membuat

66
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 7, NO. 2, 20 DESEMBER 2021

makanan dan minuman (Effendi, 2012). tersebut aman. HACCP (Analisis Bahaya
Pangan merupakan makanan dan minuman dan Pengendalian Titik Kritis) merupakan
yang didalamnya terkandung sumber energi suatu sistem yang dapat mengendalikan
agar tubuh dapat melakukan aktivitas. keamanan pangan dimulai dari bahan
Peraturan Pemerintah No 28 Tahun mentah sampai menjadi bahan siap santap.
2004 mengenai Keamanan, Mutu dan Gizi Sistem HACCP diterapkan sebagai bagian
Pangan, keamanan pangan adalah kondisi dari sistem manajemen mutu menyeluruh
dan upaya yang diperlukan untuk mencegah (total quality management) dan apabila
pangan dari kemungkinan cemaran diaplikasikan dengan sangat tepat akan
biologis, kimia dan benda lain yang memberikan keuntungan yaitu:
mengganggu, merugikan dan memperbaiki efisiensi operasional,
membahayakan kesehatan manusia. pengeluaran biaya dapat dikurangi dan
Utamanya memiliki tujuan untuk keuntungan lebih dapat tercapai (Farina,
meminimalisir makanan dan minuman agar 2000).
tidak terkontaminasi oleh zat asing yang HACCP diperuntukan mencegah
mencakup biologi, fisik, dan kimia bahaya biologi, fisikdan kimia serta
sehingga terjadinya potensi sakit akibat meminimalisir risiko terjadinya bahaya
bahaya pangan dapat dikurangi.. Seperti dengan tindakan mengendalikan pada titik
ditemukannya rambut,kuku, plastic,logam, kritis dalam proses produksi(dari tahapan
kotoran, debu, dan masih banyak lagi. produksi bahan baku, pengiriman dan
Benda tersebut ketika dicerna dapat penanganan bahan baku, pengolahan,
membahayakan, bahkan luka yang sangat distribusi hingga dapat dikonsumsi)
serius dapat ditimbulkan (Knechtges, 2014: (Surono, 2018: 23).
32). Kontaminasi biologi adalah suatu zat Penyusunan rencana HACCP melalui
hasil dari produksi makhluk hidup 12 langkah, yaitu persiapan: menyusun tim,
(manusia, tikus,cicak, kecoa, dan lainnya) mendeskripsikan produk, mengidentifikasi
yang masuk ke dalam makanan dan produk, penyusunaan alur proses, dan
minuman (Knechtges, 2014: 35). konfirmasii alur proses di lapangan.
Suatu keharusan pada industry Kegiatan inti: menyusun daftar yang
pangan untuk memperoleh jaminan memuat seluruh potensi bahaya yang
keamanan. Sangat diperlukan menerapkan berkaitan pada setiap tahapan,
manajemen pangan. Model manajemen melaksanakan analisis potennsi bahaya
pangan yang lengkap adalah sistem Hazard yang telah selesai diidentifikasi,
Analysis and Critical Control Point menentukan titik pengendalian kritis,
(HACCP). Stevenson (1990), HACCP (critical control points - CCP), batas kritis
adalah suatu sistem manajemen dengan ditentukan untuk setiap CCP, penentuan
lingkup pengawasan serta pengendalian upaya perbaikan, proses penyusunan
keamanan pangan secara preventif bersifat prosedur verifikasi, dan penyusunan sistem
ilmiah, rasional, sistematis dan dokumentasi serta pencatatan (Surono,
komprehensif tujuannya adalah melakukan 2018: 24).
identifikasi, pemantauan dan melakukan
pengendalian bahaya yang dimulai dari METODE PENELITIAN
bahan baku, pengolahan, manufaktur, Metode penelitian adalah
menangani serta menggunakan bahan menggunakan pendekatan kualitatif dan
bahan pangan; untuk dapat menjamin dengan metode deskriptif. Alasan
keamanan pangan yang dikonsumsi menggunakan metode kualitatif karena

67
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 7, NO. 2, 20 DESEMBER 2021

penelitian ini menghasilkan sebuah Informasi tersebut selanjutnya digunakan


penemuan yang tidak dapat tercapai dengan untuk menggambarkan proses pelaksanaan.
menggunakan cara kuantitatif atau statistik. Penerapan HACCP dari proses pengolahan
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang daging ayam di RSUP dr Soeradji
menggunakan obyek alamhiah untuk Tirtonegoro Klaten.
meneliti dan peneliti merupakan instrumen
kunci dalam penelitian, prosedur teknik HASIL DAN PEMBAHASAN
pengumpulan data dapat dilakukan secara Hasil Penelitian
gabungan, dan analisis data bersifat Hasil identifikasi bahaya dari
induktif, serta hasil dari penelitian kualitatif biologi/mikroorganisme pada daging ayam
lebih menekankan makna(Sugiyono, 2014). adalah Salmonella, C. perfringers, S. aurus,
Subjek dalam penelitian ditentukan C. jejuni, L. monocytogenes, Y.
melalui teknik purposive sampling untuk Enterocolitica, E. Coli. Identifikasi potensi
bahaya pada daging ayam baik secara
menentukan informan berjumlah 7 (tujuh)
biologi, kimia dan fisik adalah Salmonella,
orang informan dari karyawan departemen C. Perfringers, S. Aurus, C. Jejuni, L.
instalasi gizi di RSUP dr Soeradji Monocytogenes, Y. Enterocolitica, E. Coli,
Tirtonegoro Klaten yaitu AD, ER, AK, KR, Formalin dan borak, kotoran dan darah.
FR, IY, AS, GD. Pelaksanaan penelitian Tindakan pengendalian adalah pada
adalah pada rentang bulan Juli – Agustus penerimaan 1 dan pencucian 1. Kategori
2021 dengan lokasi penelitian adalah Resiko daging ayam pada kelompok bahaya
diRSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. A dan B dengan kategori resiko VI. Batas
Teknik pengumpulan data yang kritis pada penerimaan 1 daging ayam
digunakan adalah (1) data wawancara adalah tidak ada daging ayam yang berbau
mendalam dilakukan untuk melengkapi busuk dan berlendir serta warna merah
data serta mendapatkan data yang akurat muda dan bukan kebiruan. Pada pencucian
dari sumber data yang tepat. Pada penelitian 1 batas kritis pada tidak ada baud an tidak
ada kotoran baik darah maupun benda
ini, dilakukan wawancara 7 (tujuh) orang
apapun yang menempel pada daging ayam.
informan dari departemen instalasi gizi; (2)
Proses penerimaan dan pencucian
data observasi dalam penelitian ini yaitu
dilakukan secara berkala dengan di control
pengamatan. dengan cara observasi non secara langsung dengan melakukan
partisipan (nonparticipant observation); peneriksaan melalui tim QC (quality
dan (3) dokumentasi pada penelitian ini control).
sangat diperlukan dalam mempertajam Hasil wawancara dengan AD
analisis penelitian yang berhubungan pertanyaan mungkinkah terjadi bahaya
dengan HACCP dari proses pengolahan potensi untuk daging ayam?. Jawabannya
daging ayam. adalah jelas ada potensi bahaya pada
Teknik analisis data menggunakan daging ayam yaitu pada potensi bahaya
triangulasi sumber dari tiga jenis data yang biologi, kimia dan fisik. Cara untuk
dikumpulkan. Analisis secara deskriptif meminimalisirnya dengan mengidentifikasi
dimana data hasil wawancara dan hasil potensi bahaya pada saat barang diterima
observasi langsung dianalisis secara dan melakukan proses pencucian dengan
benar sampai dengan batas akhir yang
deskriptif. Dari data yang dikumpulkan
dapat diterima yaitu penerimaan 1 dan
akhirnya akan dilakukan proses kesimpulan
pencucian 1. Potensi bahaya pada bagian
menjadi sebuah jawaban yang merupakan penerimaan adalah daging ayam yang
gabungan dari beberapa informan dan dikirimkan ada beberapa yang berwarna
dinarasikan menjadi sebuah informasi. biru khususnya pada daging ayam yang

68
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 7, NO. 2, 20 DESEMBER 2021

ada di tumpukan paling bawah. Petugas


selalu mengadakan pengecekan dalam
penerimaan ayam untuk menghindari
pengiriman ayam dalam kondisi busuk,
potongan ayam yang tidak sesuai standar.
Bagian penerimaan juga selalu
menggunakan APD lengkap sesuai dengan
SOP yang telah ditetapkan oleh pihak
rumah sakit selain bagian penerimaan
bagian pengolahan juga diwajibkan
menggunakan APD lengkap untuk
melindungi bahaya seperti air ludah dari
mulut dan kita harus menggunakan masker.
Di samping itu kita menggunaka topi untuk
melindungi bahaya dari rambut yang
rontok. Gambar 2. Suhu Akhir Hasil Pengolahan
Hasil wawancara pada proses
pengolahan dengan ER dalam pertanyaan
Mungkinkah terjadi pengukusan yang bisa
mengurangi dan menghilangkan bahaya
potensi sampai untuk batas yang bisa
diterima? Jawabannya adalah dengan
melakukan proses pengolahan dengan
benar sesuai menu yang ditentukan. Proses
pengolahan menggunakan waktu dan suhu
yang sudah ditentukan sesuai standar guna
membunuh seluruh mikroorganisme yang
ada pada makanan olahan daging ayam.
Sebagai contoh hasil olahan daging ayam Gambar 3. Menu Olahan Daging Ayam
yang dibuat menjadi pepes daging ayam,
Pembahasan
dengan suhu pengukusan 100 derajad
Pembahasan tentang penerapan
celicius selama 45 menit. Suhu makanan
HACCP diRSUP dr Soeradji Tirtonegoro
yang dikeluarkan dari kukusan harus dicek
Klaten pada pengolahan bahan baku utama
secara teliti agar panas dari proses
setiap masakan untuk kebutuhan pasien
pengolahan masuk sampai pada bagian
yaitu daging ayam Pasien rawat inap
dalam daging ayam.
mendapatkan menu dari bahan daging ayam
secara periodic sesuai dengan kalender
menu yang sudah ditetapkan sebelumnya
oleh bagian instalasi gizi. Proses
pengolahan daging ayam memerlukan
pengamatan lebih untuk bahaya dan
keamanan produk dari bahan makanan
tersebut. Terdapat beberapa bahan yang
berpotensi adanya bahaya, mikrobiologi,
fisik dan kimia. Berdasarkan dari analisis
HACCP terdapat potensi bahaya yang
dimiliki oleh produk ini, batas kritis
pengolahan untuk mengurangi resiko
Gambar 1. Proses Pengolahan Daging Ayam
bahaya telah ditentukan sehingga tingkat

69
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 7, NO. 2, 20 DESEMBER 2021

keamanan pangannya relatif aman untuk tersebut bersih dari kotoran. ang di maksut
dikonsumsi. kata gori CCP seperti penerimaan ayam
yang selalu di amati dari penerima awal
Proses Identifikasi bahaya pada sampe akir apakah sesui standar porsi dan
pengolahan daging ayam bisa juga ayam yang basi di kembalikan ke
Daging ayam mempunyai jenis pada pengirim. Sistem CCP yang tidak
bahaya tersendiri seperti jenis bahaya
mendukung seperti penyimpanan di dalam
biologi seperti salmonella, enterocolitica,
frezer yang bahan tidak di cuci secara
E.Coli, jenis bahaya kimia yang
langsung bahkan bisa jadi dari pengirim
mempunyai bahaya berformalin, borak dan
langsung di masukkan di frezer. Untuk itu
ada lagi jenis bahaya dari fisik seperti dalam hal pengolahan daging ayam
bahaya kotoran dan darah. Dalam diperlukan sistem untuk mengontrol bahan
pembahasan identifikasi suatu masalah dengan cara mengidentifikasi semua bahan
tentang pengolahan daging ayam biasanya sampe batas kritis di terima dalam
harus di kendalikan dalam hal pengiriman penerimaan bahan.
barang seperti penerimaan barang,
penyortiran, pengupasan, pencucian, harus
Penetapan batas kritis pada pengolahan
selalu di perhatikan. Maka dari itu di dalam
daging ayam
pengamatan pengolahan daging ayam
Bahan kritis dalam pengolahan
sangatlah penting untuk mencari titik
daging ayam merupakan batas kritis dalam
kesalaan yang ada seperti penemuan pengolahan menu di rumah sakit. penetapan
penemuan E.Coli, penemuan lalat di daging batas kritis atau CCP, diindikasikan dari
ayam. Jenis katagori resiko bahaya pada ditentukannya batas kritis dari parameter
pengolahan daging ayam ditentukan sesui standar bahaya fisik, biologi, dankimia,
bahannya tersendiri bahkan dalam yang harus dilakukan proses pengendalian
indetifikasi bahaya sangatlah masih ada. pada suatu CCP agar mampu
Maka dari itu penting nya HACCP untuk menghilangkan atau mengurangi potensi
mengontrol titik bahaya identifikasi dalam
bahaya dalam pengolahan daging ayam
pengolahan pepes daging ayam di RSUP
hingga batas yang dapat di terima. Dalam
Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten .
batas kritis tidak ada yang busuk ataupun
rusak dan daging ayam memiliki kwalitas
Penetapan titik kendali pada pengolahan yang, baik. Menentukan kategori CCP pada
daging ayam bahan yang mempunyai bahaya biologi dan
Daging ayam merupakan hal yang fisik sudah terkontrol dan tidak ada yang
sangat harus diperhatikan karena memiliki rusak bahkan selalu diperhatikan dalam
potensi bahaya baik biologi, kimia dan penerimaan barang seperti tidak ada yang
fisika. Proses pengendalian dapat dilakukan berbau busuk, berwarna kebiruan,
pada beberapa sesi seperti pada prose berlendir, tidak ada kotoran yang
penerimaan dengan mengamati secara
menempel seperti rambut, lalat, darah atau
langsung daging ayam yang dikirimkan
bahkan tanah.
oleh supplier. Titik kendali selanjutnya
Semua proses persiapan bahan
yang dapat dilakukan pada daging ayam makanan sudah sesuai SOP yang telah
adalah dalam proses pencucian pada titik ditetapkan, karyawan menggunakan APD
yang dapat mengurangi atau lengkap dan melakukan cuci tangan
menghilangkan sistem bahaya dengan cara sebelum menyentuh bahan makanan.
pencucian yang dapat menghilangkan batas Peralatan yang digunakan pada proses
titik kritis sampai diterima. Pencucian persiapan bahan makanan sudah
dilakukan setelah selesai penyortiran disendirikan sesuai dengan penggunaannya
kemudian dilakukan pencucian bahan dan peralatannya yang akan digunakan
dengan air mengalir dibilas sampai bahan
terlebih dahulu yang sudah dicuci dengan

70
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 7, NO. 2, 20 DESEMBER 2021

air mengalir serta dengan sabun dan DAFTAR PUSTAKA


diletakkan sesuai dengan tempatnya, Effendi, Supli. 2012. Teknologi
kemudian dikeringkan dan di lap dengan Pengolahan dan Pengawetan Pangan.
menggunakan lap yang bersih atau yang Bandung: Alfabeta.
sudah di persiapkan. Farina, EMQ and Reardon, T.
2000.Agrifood grades and standards in
SIMPULAN the extended Mercosur : their role in
Simpulan dalam penelitian ini adalah the changing agrifood system.
(1) identifikasi bahaya pengolahan daging American Journal of Agricultural
ayam masuk dalam bahaya kategori resiko Economics.
VI tetapi masih aman untuk dikonsumsi; (2) Knechtges, P. L. (2014). Keamanan
titik kendali atau tahap penetapan batas Pangan, Teori dan Praktik. Jakarta:
kontrol secara baik diantaranya pada Penerbit Buku Kedokteran EGC.
penerimaan bahan makanan, penyortiran, Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004
pengupasan, penyimpanan, pencucian, Tentang Keamanan Mutu dan Gizi
pengolahan, penjedaan, pemorsian, Pangan.
pendistribusian dan penyajian; dan (3) Stevenson, KE. 1990.Implementing
penetapan batas kritis atau CCP, HACCP in Food Industry, Food
diindikasikan dari ditentukannya batas Technology.
kritis dari standar parameter bahaya fisik, Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
biologi, dankimia, yang harus dilakukan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
proses pengendalian pada suatu CCP agar Kualitatif, dan R&D. Bandung:
mampu menghilangkan atau mengurangi Alfabeta.
potensi bahaya pengolahan daging ayam Surono, S., Sudibyo, A., & Waspodo, P.
hingga batas yang dapat di terima. (2018). Pengantar Keamanan Pangan
Untuk Industri Pangan. Yogyakarta:
SARAN Deepublish.
Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap pengolahan daging ayam diRSUP
dr Soeradji Tirtonegoro Klaten terdapat
beberapa saran yaitu sebagai berikut (1)
Tenaga penjamah makanaan diwajibkan
menggunakan alat pelindung diri (APD)
demi antisipasi keselamatan kerja dan
menghindari kontaminasi terhadap
makanan; (2) proses pengolahan daging
sebaiknya memperhatikan suhu dan waktu
pengolahan guna meminimalisir terjadinya
kontaminasi bakteri yang masih dapat
tumbuh didalam daging ayam tersebut; dan
(3) pembuatan menu sebaiknya
menerapkan prosedur HACCP agar
menjaga keamanan makanan yang akan
dihidangkan.

71

Anda mungkin juga menyukai