Anda di halaman 1dari 4

Malnutrisi

Definisi
Malnutrisi atau secara harfiah diartikan sebagai ‘gizi salah’, merupakan suatu kondisi yang
terjadi akibat ketidaksesuaian asupan dengan kebutuhan zat gizi. Malnutrisi tidak selalu identik
dengan gizi kurang. Orang yang mengalami kelebihan berat badan (overweight) atau obesitas
juga disebut malnutrisi karena jumlah asupan yang berlebih. Sehingga malnutrisi dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gizi kurang dan gizi lebih.
STUNTING: Permasalahan dan Penanganannya Oleh Siti Helmyati, Dominikus Raditya
Atmaka, Setyo Utami Wisnusanti, Maria Wigati · 2020
Epidemiologi
Secara global, diperkirakan terdapat 165 juta anak usia < 5 tahun (26%) stunting (TB/U dengan
Z score ≤ -2 berdasarkan standar pertumbuhan anak WHO). Angka perkiraan untuk anak
underweight (BB/U dengan Z score < -2) secara global KEK adalah 101 juta (16%). 52 juta anak
< -3, yan mengenai hampir 19 juta anak, dengan prevalensi global 2,9%.
Shahrin L, Chisti MJ, Ahmed T. 3.1 Primary and secondary malnutrition. Pediatric Nutrition in
Practice. 2015;113:139-46.
Malnutrisi di masyarakat secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap 60%
dari 10,9 juta kematian anak dalam setiap tahunnya dan 2/3 dari kematian tersebut terkait dengan
praktek pemberian makan yang tidak tepat pada tahun pertama kehidupan (Infant Feeding
Practice).
Prevalensi terjadinya malnutrisi pada pasien anak rawat inap cukup tinggi yaitu antara 20-40%
dan makin meningkat pada pasien yang dirawat di rumah sakit lebih dari dua minggu. Penelitian
pen Penelitian pendahuluan pada 4 (empat) rumah sakit di Indonesia menunjukkan lebih dari
separuh pasien yang dirawat datang dengan berbagai keadaan malnutrisi baik undernutrition
ataupun overnutrition, dengan status gizi kurang menempati porsi terbesar. Pada penelitian
tersebut, Malnutrisi Rumah Sakit terjadi pada 13-37% pasien.
IDAI. Asuhan nutrisi pediatrik. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak
Indonesia. 2011.
Klasifikasi
Penilaian ada atau tidaknya malnutrisi dapat dilihat dari penentuan status gizi berdasarkan
pengukuran antropometri terhadap berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan
(TB) (BB/PB atau BB/TB). Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik WHO 2006
untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun.

a) WHO (2006)
1) Acuan standar BB/U (Untuk anak usia 0-5 tahun)
- Terletak di < -3 SD : BB sangat kurang
- Terletak di antara < -2 SD s.d -3 SD : BB kurang
- Terletak di antara -2 SD s.d +2 SD : BB cukup
- Terletak di > +2 SD : Mungkin ada masalah pertumbuhan,
lakukan penilaian BB menurut TB
2) Acuan TB/U (Untuk anak usia 0-5 tahun)
- Terletak di < -3 SD : Sangat pendek
- Terletak di antara < -2 SD s.d -3 SD : Pendek
- Terletak di antara -2 SD s.d +3 SD : Normal
- Terletak di > +3 SD : Sangat tinggi
3) Acuan BB/TB (Untuk anak usia 0-5 tahun)
- Terletak di < -3 SD : Gizi Buruk
- Terletak di antara < -2 SD s.d -3 SD : Gizi Kurang
- Terletak di antara -2 SD s.d +2 SD : Gizi Baik/Cukup. Untuk anak dengan
BB/TB > +1 SD dikategorikan berisiko gizi lebih, harus dilakukan perhitungan
indeks massa tubuh (IMT) dan diplot ke kurva IMT
- Terletak di antara > +2 SD s.d +3 SD : Gizi Lebih. Harus dilakukan perhitungan
IMT dan diplot ke kurva IMT
- Terletak di > +3 SD : Obesitas. Harus dilakukan perhitungan
IMT dan diplot ke kurva IMT WHO/CDC-NCHS
4) Acuan standar IMT (Untuk anak usia 0 - < 2 tahun)
- Terletak di < -3 SD : Gizi Buruk
- Terletak di antara < -2 SD s.d -3 SD : Gizi Kurang Terletak di antara -2 SD s.d
0 : Gizi Baik/Cukup
- Terletak di antara > +1 SD s.d +2 SD : Berisiko Gizi Lebih Terletak di antara > +2
SD s.d +3SD : Gizi Lebih
- Terletak di > +3SD : Obesitas
b) CBC-NCHS 2000
1) Acuan standar BB/U (Untuk anak usia > 5-18 tahun)
- >120% : Berat badan lebih
- 80-120% : Berat badan naik
- 60-80% : Berat badan kurang
- < 60% : Berat badan sangat kurang
2) Acuan standar TB/U (Untuk anak usia > 5-18 tahun)
- 90-110% : Normal
- 70-89% : Tinggi kurang
- <70% : Tinggi sangat kurang
3) Acuan standar TB/BB (Untuk anak usia > 5-18 tahun)
- >120% : Obesitas
- 110-120% : Overweight
- 90-110% : Normal
- 70-90% : Gizi kurang
- <70% : Gizi buruk
4) Acuan standar IMT (Untuk anak usia 2-18 tahun)
- Terletak di < P85 : Gizi Kurang
- Terletak di P5 - < P85 : Gizi Baik
- Terletak di P85 – P94 : Gizi Lebih
- Terletak di ≥ P95 : Obesitas
c) Acuan Standar LILA
1) Untuk anak usia 1-5 tahun
- < 11,5 cm : Gizi Buruk (merah)
- 11,5 – 13,5 cm : Gizi Kurang (kuning)
- > 13,5 cm : Gizi Baik (hijau)
2) LILA dikaitkan dengan usia. Nilai LILA dibandingkan dengan baku dan dinyatakan
dalam persen. Nilai 100% adalah presentil ke-50 nilai baku.
Interpretasi:
- 85-100 % : Gizi Baik (normal)
- 70 – 85% : Gizi Kurang
- < 70% : Gizi Buruk
3) Bila usia tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LILA/TB
- > 85% : Gizi Baik (normal)
- 80 – 85% : borderline/ Kurang Kalori Protein (KKP) I
- 75 – 80% : Gizi Kurang/KKP II
- < 75% : KKP III

d) Acuan standar Lingkar Kepala (Untuk anak usia 0 – 36 bulan)


Interpretasi:
- LK < -2 SD : mikrosefali dan kemungkinan malnutrisi kronik pada masa intra uterin
atau masa bayi/anak dini
- LK > +2 SD : makrosefali

Definisi
Gizi buruk merupakan keadaan berat badan menurut panjan gbadan anak < - 3 standar deviasi
(SD) dari median kurva pertumbuhan WHO atau lingkar lengan atas (LILA) < 115 mm pada
anak berusia 6 – 59 bulan, dengan atau tanpa disertai edema bilateral.
Pada anak di atas usia 5 tahun menggunakan BB/TB < 70%. Secara klinis terdapat tiga bentuk
gizi buruk: marasmus (sangat kurus), kwashiorkor (ditandai dengan edema), serta kwashiorkor
marasmik (sangat kurus dan disertai edema).
Epidemiologi
Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2016, sebanyak 7,7% balita di dunia
mengalami gizi buruk. Berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016 3,1% balita di
Indonesia mengalami gizi buruk.
Etiologi dan Patofisiologi
Gizi buruk disebabkan oleh kebutuhan energi dan protein yang tidak terpengaruhi karena
kurangnya asupan, tingginya kebutuhan, atau keduanya. Saat asupan nutrisi lebih rendah
dibanding kebutuhan energi, terjadi perubahan fisiologi dan metabolik yang disebut adaptasi
reduksi. Cadangan lemak serta protein turut digunakan sebagai sumber energi. Upaya konservasi
energi dilakukan melalui perubahan bertahap, yaitu : penurunan produksi glukosa dan protein
oleh hati, penurunan produksi panas tubuh, penurunan kemampuan ekskresi cairan dan natrium
oleh ginjal, penurunan volume dan kekuatan jantung, akumulasi natrium intrasel, perpindahan
kalium ke ekstrasel serta eksresinya, penurunan protein dan elektrolit otot, penurunan produksi
asam dan enzim pada saluran cerna, penuruanan replikasi dan perbaikan sel, penurunan fungsi
imunitas tubuh, penurunan masa sel darah merah, serta peningkatan kerusakan sel.
Faktor Resiko
Berat badan lahir rendah, infeksi berulang, penyakit kronik, keterbatasan kemampuan ekonomo
dan ketersediaan pangan.
Pemeriksaan Penunjang
- Kadar gula darah, darah, darah tepi lengkat, laju endap darah, elektrolit, analisis gas
darah, fungsi hati, protein serum (albumin, globulin)
- Analisis urine dan tinja lengkap
- Tes mantoux
- Foto polos dada (posisi anteroposterior dan lareral)
- Elektrokardiografi
- Pemeriksaan HIV tidak dilakukan secara rutin
- Kultur darah dan urine sesuai indikasi
Diagnosis
Diagnosis gizi buruk ditegakkan apabila anak terlihat sangat kurus, berat badan menurut
panjang/tinggi badan < - 3 SD pada kurva pertumbuhan WHO atau memiliki LILA <115 mm,
dengan atau tanpa edema yang simetriks, atau BB/TB < 70% untuk anak berusia di atas 5 tahun.

Anda mungkin juga menyukai