Gangguan pada
Menurut ngastiyah (2005: 237), demam
thypoid pada anak biasanya lebih ringan saluran cerna
daripada orang dewasa. Masa tunas 10-
20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi Gangguan
terjadi melalui makanan, sedangkan jika
melalui minuman yang terlama 30 hari. kesadaran
Selama masa inkubasi mungkin
ditemukan gejala prodromal, perasaan Relaps
tidak enak badan, lesu, nyeri, nyeri kepala,
pusing dan tidak bersemangat, kemudian
menyusul gejala klinis yang biasanya
ditemukan, yaitu:
PATWAY
Komplikasi Komplikasi ekstra
Intestinal intestinal
Perdarahan usus Komplikasi kardiovaskuler
Perporasi usus Komplikasi darah
Ilius paralitik
Komplikasi paru
Komplikasi pada hepar
dan kandung empedu
KOMPLIKASI
Komplikasi ginjal
Komplikasi pada tulang
Komplikasi neuropsikiatrik
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid adalah
pemeriksaan laboratorium, yang terdiri dari:
Pemeriksaan darah tepi: dapat ditemukan leukopenia,
limfositosis relatif, aneosinofilia, trombositopenia, anemia.
Biakan empedu: basil salmonella thypii ditemukan dalam
darah penderita biasanya dalam minggu pertama sakit.
Pemeriksaan WIDAL: Bila terjadi aglutinasi.
Identifikasi antigen: Elisa, PCR, IgM S thyphi dengan Tubex TF
cukup akurat.
Pemeriksaan SGOT dan SGPT seringkali meningkat, tetapi
kembali ke normal setelah sembuhnya demam thypoid.
Kenaikan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan pembatasan
pengobatan.(Patriani,2008)
LAKSANAAN
PENATA
1. Pengkajian
Identitas klien
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pola-pola fungsi kesehatan
Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa Keperawatan
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses
peradangan usus halus
Kurangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan
suhu tubuh, intake cairan peroral yang kurang (mual, muntah
Perubahan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses
peradangan.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, demam
3. Intervensi
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan usus
halus
Tujuan : suhu tubuh kembali normal
Kriteria hasil:
1) Tidak demam
2) Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi:
1) Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh tiap 2 – 4 jam.
R/: Mengetahui keadaan umum pasien
2) Berikan kompres dingin.
R/: Mengurangi peningkatan suhu tubuh
3) Atur suhu ruangan yang nyaman.
R/: Memberikan suasana yang menyenangkan dan menghilangkan
ketidaknyamanan.
4) Anjurkan untuk banyak minum air putih
R/: Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan yang banyak
5) Kolaborasi pemberian antiviretik, antibiotik
R/: Mempercepat proses penyembuhan, menurunkan demam. Pemberian
antibiotik menghambat pertumbuhan dan proses infeksi dari bakteri
4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang
telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan
analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk
tenaga kesehatan yang lain. Sedangkan tindakan kolaborasi
adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan
lain.
5. Evaluasi
Dari hasil intervensi diatas, evaluasi yang diharapkan :
Suhu tubuh normal (36 0C) atau terkontrol.
Pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi
adekuat.
Pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
optimal.
Kebutuhan cairan terpenuhi.
Terima Kasih