Anda di halaman 1dari 7

Nama: Emi Satriani

NIM: 043502324

“TUGAS 3 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”

1. Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor-faktor yang dapat


memperngaruhi keberhasilan otonomi daerah di Indonesia!
Jawaban :

Otonomi daerah adalah penyerahan wewenang dari pemerintah pusat


kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus urusan rumah
tangganya sendiri. Penerapan otonomi daerah menjadi salah satu wujud
demokratisasi yang memberikan ruang terhadap partisipasi masyarakat sipil
dalam merespon permasalahan daerah. Capaian utama otonomi daerah adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Dalam upaya
mencapainya, otonomi daerah memiliki sejumlah faktor keberhasilan dan
faktor penghambat.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan otonomi daerah
di indonesia:
 Faktor Sumber Daya Manusia:
Manusia sebagai pelaku pemerintahan daerah harus mampu menjalankan
tugasnya dalam mengurus rumah tangga daerah demi tercapainya tujuan.
 Kemampuan Struktural Organisasi:
Struktur organisasi pemerintah daerah harus mampu menampung segala
aktivitas dan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
 Kemampuan Mendorong Partisipasi Masyarakat:
Pemerintah daerah harus mampu mendorong peran serta masyarakat dalam
pembangunan.
 Kemampuan Keuangan Daerah:
Keuangan daerah harus mampu mendukung pembiayaan kegiatan
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
 Faktor Anggaran:
Sebagai alat utama dalam pengendalian keuangan daerah, sehingga
dibutuhkan rencana anggaran yang tepat guna.
 Faktor Peralatan:
Setiap alat yang digunakan harus mampu memperlancar kegiatan pemerintah
daerah.
 Manajemen yang Baik:
susunan organisasi beserta pejabat, tugas,dan wewenang harus memiliki
hubungan yang baik dalam rangka mencapai tujuan.

2. Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam
melaksanakan otonomi daerah di Indonesia!
Jawaban :

Faktor-faktor yang dapat menghambat jalannya otonomi daerah di


Indonesia adalah:

 Komitmen Politik:
Penyelenggaraan otonomi daerah yang dilakukan oleh pemerintah pusat
selama ini cenderung tidak dianggap sebagai amanat konstitusi. Masih
 Terpaku pada Sentralisai:
Daerah masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap pusat, sehingga
mematikan kreativitas masyarakat dan perangkat pemerintahan di daerah.
 Kesenjangan Antardaerah:
Kesenjangan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, serta intra
struktur ekonomi.
 Ketimpangan Sumber Daya Alam:
Daerah yang tidak memiliki kekayaan sumber daya alam tetapi populasi
penduduknya tinggi akan terengah-engah dalam melaksanakan otonomi.
 Benturan Kepentingan:
Adanya perbedaan kepentingan yang sangat melekat pada berbagai pihak
yang menghambat proses otonomi daerah, seperti benturan keinginan
pimpinan daerah dengan kepentingan partai politik.
 Keinginan Politik atau Political Will:
Keinginan politik yang tidak seragam dari pemerintah daerah untuk
menata kembali hubungan kekuasaan pusat dan daerah.
 Perubahan perilaku elit lokal:
Elit lokal mengalami perubahan perilaku dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah karena pengaruh kekuasaan yang dimilikinya.

3. Dari uraian di atas lakukanlah telaah terkait dengan solusi nyata kita
sebagai masyarakat untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan
otonomi daerah!
Jawaban :

Dari berbagai hasil kajian dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor
penyebabnya adalah kelemahan aspek regulasi yang terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan implementasi regulasinya. UU
Nomor 32 Tahun 2004 telah berhasil menyelesaikan beberapa masalah dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah, namun dalam pelaksanaannya,
ketidakjelasan pengaturan dalam UU ini sering menimbulkan permasalahan
baru yang dapat menjadi sumber konflik antarsusunan pemerintahan dan
aparaturnya yang pada akhirnya menyebabkan penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien. Sehingga
kita memandang perlu UU ini perlu diubah atau diganti.

Untuk itu, RUU tentang Pemerintahan Daerah (RUU Pemerintahan Daerah)


sebagai pengganti UU Nomor 32 Tahun 2004 yang saat ini sedang dibahas
dengan DPR, pada dasarnya mencoba memperbaiki kelemahan UU Nomor 32
Tahun 2004. RUU Pemerintahan Daerah dimaksudkan untuk memperjelas
konsep desentralisasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
memperjelas pengaturan dalam berbagai aspek penyelenggaraan
pemerintahan daerah.

Solusi yang dapat diberikan untuk menanggulangi hambatan dari pelaksanaan


otonomi daerah di wilayah indonesia ialah sebagai berikut:

• Memperketat pengawasan dalam penggunaan anggaran belanja


daerah.
• Memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai otonomi daerah
yang berhubungan antara pemerintah pusat dan daerah.
• Memberikan hukuman kepada para pejabat daerah yang melakukan
korupsi.

• Mendorong pemerintah daerah untuk mandiri dan juga tidak sellau


bergantung pada pemerintah pusat.
• Memberikan pelatihan para pejabat daerah dalam melaksanakan
otonomi daerahnya agar berkembang lebih baik lagi.
• Memfasilitasi pemerintah daerah dalam menjalin hubungan dengan
investor asing sehingga dapat meningkatkan anggaran belanja daerah
secara mandiri dan kerjasama dalam membangun daerahnya.

4. Dari uaraian di atas lakukanlah telaah terkait peran mahasiswa


dalam upaya mewujudkan praktek good governance!
Jawaban :

Memberikan pencerahan
kepada seluruh masyarakat
agar berpartisipasi dalam
pemilu
dengan menggunakan hak
pilih sebaik-baiknya, guna
membawa bangsa dan
NKRI maju
seperti negara lain di
dunia.
Mendorong dan memandu
masyarakat secara
langsung atau pun tidak
untuk memilih parpol
dan calon wakil rakyat
yang jujur, amanah, cerdas,
pejuang, berani, dan
mempunyai track
record yang baik dan
pantas untuk dipilih, agar
hasil pemilu dapat
membawa bangsa ini
semakin maju di bawah
pemimpin yang tepat.
Mahasiswa merupakan kelompok kaum intelektual muda yang nantinya
akan menjadi generasi penerus bangsa, sehingga mahasiswa memiliki
peranan yang sangat penting untuk mewujudkan good governance di
lingkungan masyarakat. Mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk
memberikan upaya terbaik mereka di sela-sela waktu perkuliahan demi
mewujudkan perubahan yang baik di lingkungan masyarakat sekitarnya.
Tiga peranan penting yang harus dilakukan mahasiswa terhadap
masyarakat untuk mewujudkan good governance, diantaranya yaitu Agent
of Change, Agent of Control, dan Iron Stock.
Sebagai Agent of Change mahasiswa tidak boleh hanya diam saja
melihat kondisi lingkungan sekitarnya, namun mahasiswa dituntut dapat
melakukan suatu perubahan dan merubah kondisi lingkungan sekitarnya
menuju kearah yang lebih baik. Mahasiswa harus bisa bertindak sebagai
katalis atau bisa disebut sebagai pemicu terjadinya sebuah perubahan yang
nantinya akan berdampak positif serta memperjuangkan perubahan-
perubahan yang mengarah pada perbaikan di dalam kehidupan
masyarakat.
Mahasiswa juga sangat berperan penting untuk mewujudkan good
governance dalam sistem pemerintahan sebagai kontrol terhadap
kebijakan yang telah dibuat atau Agent of Control. Seperti mengkritisi dan
mengamati keadaan yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat
sekitarnya, baik di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat
luas. Sebagai Agent of Control, mahasiswa diharuskan untuk terlibat
sebagai pelaku di dalam lingkungan masyarakat agar dapat menjadi
panutan dalam masyarakat, bukannya hanya sebagai pengamat yang
hanya bisa duduk manis.
Sebagai aset atau cadangan masa depan suatu negara (Iron Stock),
mahasiswa juga diharapkan dapat menjadi generasi yang tangguh,
memiliki jiwa kepemimpinan serta memiliki moralitas yang baik sehingga
dapat menggantikan kepemimpinan generasi yang sebelumnya sudah
pernah memimpin
Maka dari itu untuk mewujudkan ketiga peranan penting tersebut
mahasiswa diharuskan untuk peduli dan melek dengan keadaan di
lingkungan sekitarnya, sehingga mahasiswa akan menyadari semua
permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi di tengah masyarakat.
Karena, yang akan layak dan akan mampu mengusung perubahan bangsa
ini di kemudian hari hanyalah para mahasiswa yang sadar dan peduli
dengan keadaan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai