Anda di halaman 1dari 18

PEMBINAAN, PENGAWASA DAN PENGATURAN PPAT

Oleh:
Dr. ASLAN NOOR, S.H., M.H., CN.
(Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat)
Disampaikan pada:
Kegiatan Peningkatan Kualitas PPAT 28 Maret 2019

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN


Jakarta, 2019
DAFTAR ISI PAPARAN

1. PENGATURAN & DASAR HUKUM KE-PPAT-AN

2. KEDUDUKAN,TUGAS POKOK & FUNGSINYA PPAT

3. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PPAT


PENGATURAN DAN DASAR HUKUM KE-PPAT-AN

UU No. 5 Tahun 1960 (Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria)

Peraturan Jabatan PPAT


Pendaftaran Tanah • PP No. 37 Tahun 1998
• PP No. 24 Tahun 2016 (Perubahan PP No. 37
• PP No. 24 Tahun 1997
Tahun 1998)
• PMNA/KBPN No. 3 Tahun 1997 • PerKa BPN No. 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan
tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Pelaksanaan PP No. 37 Tahun 1998
No. 24 Tahun 1997 • PerKa BPN RI No. 23 Tahun 2009 tentang
• PerKa BPN RI No. 8 Tahun 2012 Perubahan Atas PerKa BPN No. 1 Tahun 2006
tentang Perubahan Atas • Peraturan Menteri ATR/KBPN No. 2 Tahun 2018
PMNA/KBPN No. 3 Tahun 1997 tttg Pembinaan dan Pengawasan PPAT
• Peraturan Menteri ATR/KBPN No. 20 Tahun 2018
ttg Ujian, Magang, Pengangkatan dan
Perpanjangan Usia Masa Jabatan. (mencabut
Permen ATR/KaBPN Nomor 10 Tahun 2017
Lanjutan …

UU Pokok Agraria PP 24/1997 ( Pengganti PP 10 Th. 1961)


Pasal 19 tentang Pendaftaran Tanah
Dasar Hukum Bagi
Pelaksanaan Pendaftaran Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7
Tanah diseluruh
Indonesia PP No. 37 Th. 1998 tentang Peraturan
Jabatan PPAT
UU No. 4 Th. 1996
Tentang
Hak Tanggungan PP No. 24 Th. 2016 tentang PP No. 37 Th.
1998 tentang Perubahan atas Peraturan
(eksistensi PPAT)
Jabatan PPAT

• Peraturan Menteri ATR/KBPN No. 2 Tahun 2018 tttg Pembinaan dan Pengawasan PPAT
• Peraturan Menteri ATR/KBPN No. 20 Tahun 2018 ttg Ujian, Magang, Pengangkatan dan Perpanjangan
Usia Masa Jabatan. (mencabut Permen ATR/KaBPN Nomor 10 Tahun 2017
PENGERTIAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK & FUNGSI PPAT

PENGERTIAN : PEJABAT UMUM YANG DIBERI KEWENANGAN UNTUK MEMBUAT


AKTA-AKTA OTENTIK MENGENAI PERBUATAN HUKUM
TERTENTU MENGENAI HAK ATAS TANAH ATAU HAK MILIK ATAS
SATUAN RUMAH SUSUN
 BERKEDUDUKAN SEBAGA PEJABAT UMUM (TUNDUK PD PERDATA UMUM SELAMA TDK
DIATUR DALAM UUPA, SEPERTI KUHPDT, PJN)
 TUGAS PENDELEGASIAN (BERSIFAT SPESIALITAS (KHUSUS/PENDAF TANAH
KEKHUSUSUAN)
 HANYA UNTUK PERBUATAN HUKUM TERTENTU (DIBATASI BUKAN TAK TERBATAS)
 HANYA UNTUK OBYEK TERTENTU (OBYEK PENDAFTARAN TANAH TERTENTU/TIDAK SEMUA
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat
Tugas Pokok akta sebagai bukti telah dilaksanakan suatu perbuatan hukum tertentu
(PP 37 Tahun mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang
1998) kemudian akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data
pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum.

Fungsi  Membantu (tugas bantuan) Kepala Kantor Pertanahan dalam melaksanakan


sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta ppat ( menjaga
(Penjelasan UU
transaksi dan pemberian pembebanan hak berlangsung).
No. 4 Tahun 1996 dan  Meningkatkan sumber penerimaan negara dari pajak (PPh) dan Bea
PP 37 Tahun 1998) Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dari pemindahan hak atas
tanah sebelum membuat akta.
 (pada saat penandatangan akta dan pemberitahuan laporan bulanan
pembuatan akta).
PENYELENGGARA & PELAKSANA PENDAFTARAN TANAH

PENDAFTARAN TANAH

PENYELENGGARA (PEMERINTAH) PELAKSANA

Dapat
Kepala Kantor Pertanahan didelegasikan kepada
(Pasal 6 PP 24/1997) • Kasi Hubungan Hukum
Kementerian ATR/BPN • Kasubsi terkait
(Pasal 5 PP 24/1997)
Di bantu oleh:
Mengangkat Memberhentikan PPAT Pejabat Lain
 PPAIW,
 Pejabat Lelang,
PPAT/PPATS/PPAT KHUSUS  Notaris
WUJUD FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB PPAT
SEBAGAI PELAKSANA PENDAFTARAN TANAH

PPAT wajib dan bertanggung jawab untuk PPAT wajib menolak untuk membuat akta PPAT
memeriksa syarat-syarat untuk sahnya apabila obyek perbuatan hukum dan para pihak
perbuatan hukum yang akan dibuatkan dalam perbuatan hukum tertentu sebagaimana
aktanya. tersebut di dalam Pasal 39 ayat (1) huruf a s/d g.
(lihat ketentuan Pasal 38, 39 dan 40 PP 24 PP 24 tahun 1997
Tahun 1997 dan ketentuan Pasal PP Nomor
37 tahun 1998 dan ketentuan pelaksanaan Penolakan untuk membuat akta tersebut harus
jabatan PPAT) disampaikan kepada pihak-pihak secara tertulis
disertai alasan penolakannya.
AKTA PPAT wajib dibuat sedemikian rupa PPAT, bertanggung jawab secara pribadi atas
(secara taat asas) sehingga dapat dijadikan pelaksanaan tugas dan jabatannya dalam setiap
dasar yang kuat untuk mendaftar pemindahan pembuatan akta. (Pasal 55 Perka.BPN RI No.1 Tahun
hak dan pembebanan hak yang bersangkutan 2006)

Dengan demikian akta peralihan yang dibuat oleh PPAT tersebut akan berfungsi sebagai (dasar & kedudukan hk kuat) serta
penyambung/ perantara (interface) bagi Kantor Pertanahan untuk melakukan pencatatan perlaihan hak dan juga akta PPAT
merupakan sumber utama dalam pemeliharaan data pendaftaran tanah khusus perbuatan hukum memindahkan dan
membebankan pemegang hak atas tanah pada Kantor Pertanahan
KEWENANGAN PPAT
PPAT
Pejabat Umum yang diberi kewenangan untuk Pejabat umum yang diberi kewenangan membuat
membuat (memnuhi kaedah hukum dalam) akta akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum
pemindahan hak atas tanah dan akta pembebanan tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik
hak atas tanah, dan akta pemberian kuasa atas satuan Rumah Susun. Pasal 1 angka(1)
membebankan Hak Tanggungan menurut peraturan PP 37/1998 jo. PP 24 /2016
perundang- undangan yang berlaku. Pasal 1 angka
(4) UU 4/1996

PPAT dan Kementerian ATR/BPN Akta PPAT adalah sebagai bukti Sebagai Pejabat Umum ia tunduk PPAT bertanggung jawab secara
mempunyai hubungan kerja yang telah dilaksanakannya pada perdata umum spti : Pasal materiil terhadap akta yang
saling terkait dalam pelaksanaan perbuatan hukum tertentu 1868 KUHPdt (ada standar: etis, dibuatnya. PPAT harus memastikan
peralihan dan pembebanan hak tertentu mengenai hak atas keilmuan, skill dan profesional keberadaan dan status tanah yg
atas tanah (essensinya : tanah atau Hak Milik Atas serta akhlak di atas rata rata), dijadikan objek dalam akta.
keterkaitan BPN & PPAT bersifat Satuan Rumah Susun Pasal 1 dan Sebagai Pembuat Akta (Esensinya, PPAT harus mapu
hirarkhis,sinergis/kemitraan/firs Angka (4). (essensinya : tidak Tanah dia wajib tunduk Pada merekonseptualisasi fotofolio yg
& ending) ada peralihan tanpa akta) Hukum Tanah Nasional (UUPA & melekat pada jabatannya)
di Luar UUPA) (Essensinya : main
set PPAT harus berpikir holistic)
Lanjutan …

Akta yang dibuat oleh PPAT sebagai bukti telah


AKTA PPAT dilaksanakannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak
atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.

Meliputi:
SEBAGAI BUKTI TELAH TERJADI a. jual beli;
PEMINDAHAN HAK DAN KEWENANGAN b. tukar menukar;
ATAS HAT/HMSRS c. hibah;
d. pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng);
DASAR PENCATATAN PERUBAHAN DATA e. pembagian hak bersama;
PENDAFTARAN TANAH (BALIK NAMA) OLEH f. pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai
KEPALA KANTOR PERTANAHAN atas Tanah Hak Milik;
g. pemberian Hak Tanggungan;
h. pemberian Kuasa membebankan Hak
Tanggungan.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PPAT

Untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 33 PP No. 24
Dalam rangka efektivitas dan
Tahun 2016 tentang Perlu membentuk Peraturan
efisiensi pembinaan dan
Perubahan Atas PP No. 37 Menteri Agraria dan Tata
pengawasan, perlu diatur
Tahun 1998 tentang Peraturan Ruang/Kepala Badan
kembali pembinaan dan
Jabatan PPAT, perlu diatur Pertanahan Nasional tentang
pengawasan terhadap Pejabat
pembinaan dan pengawasan Pembinaan dan Pengawasan
Pembuat Akta Tanah yang
terhadap pelaksanaan jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah
dilaksanakan oleh Menteri
PPAT yang dilaksanakan oleh
Menteri
PEMBINAAN PPAT
adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh Menteri terhadap Kepala Kantor Pertanahan atau petugas yang
PPAT secara efektif dan efisien untuk mencapai kualitas PPAT yang lebih baik ditunjuk melakukan pemeriksaan atas akta
yang dibuat oleh PPAT pada saat pendaftaran
pemindahan hak dan pembebanan hak.

KAKANWIL KEPALA
MENTERI BPN KANTAH
• Penentuan kebijakan mengenai
pelaksanaan tugas jabatan PPAT • Penyampaian dan penjelasan kebijakan yang telah
• Pemberian arahan pada semua pihak yang ditetapkan oleh Menteri terkait pelaksanaan tugas PPAT
berkepentingan terkait dengan kebijakan di sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
bidang ke-PPAT-an undangan;
• Menjalankan tindakan yang dianggap perlu • Sosialisasi, diseminasi kebijakan dan peraturan
untuk memastikan pelayanan PPAT tetap perundang-undangan pertanahan;
berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan • Pemeriksaan ke kantor PPAT dalam rangka pengawasan
perundang-undangan; dan/atau secara periodik; dan/atau
• Memastikan PPAT menjalankan tugas dan • Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi PPAT
fungsi sesuai Kode Etik sesuai Kode Etik
PENGAWASAN PPAT
adalah kegiatan administratif yang bersifat preventif dan represif oleh Menteri yang bertujuan untuk menjaga agar
para PPAT dalam menjalankan jabatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Penegakan aturan hukum sesuai dengan ketentuan


Jabatan PPAT peraturan perundang-undangan di bidang PPAT
1. tempat
kedudukan kantor
PPAT;
7. penjilidan akta,
warkah pendukung Tidak melaksanakan
akta, protokol atau 2. stempel jabatan Pelanggaran atas
kewajiban yang
penyimpanan PPAT; pelaksanaan jabatan
diatur dalam
bundel asli akta; peraturan
PPAT;
dan perundang-
undangan;
3. papan nama,
6. pembuatan
dan kop surat
daftar akta PPAT;
PPAT;
Melanggar ketentuan
larangan yang diatur
dalam peraturan Melanggar Kode Etik
4. penggunaan perundang-
5. penyampaian
formulir akta, undangan; dan/atau
laporan bulanan
pembuatan akta dan
akta;
penyampaian akta;
KEWENANGAN PEMBERIAN SANKSI
Teguran Tertulis
oleh Kepala Kantor Pertanahan.

Pemberhentian Sementara
oleh Kepala Kantor Wilayah BPN.

Pemberhentian Dengan Hormat atau Tidak Hormat Dilakukan


oleh Menteri
PEMBENTUKAN MAJELIS PEMBINA DAN PENGAWAS

• 1 orang ketua, dari Kementerian (Direktur Jenderal atau pejabat


yang ditunjuk)
• 1 orang wakil ketua, dari IPPAT;
MPPP • 9 orang anggota, 5 dari Kementerian dan 4 dari IPPAT
SEKRETARIAT

• 1 orang ketua, dari Kanwil BPN (Kakanwil BPN atau pejabat yang
ditunjuk)
MPPW • 1 orang wakil ketua, dari IPPAT;
• 7 orang anggota, 4 dari Kementerian dan 3 dari IPPAT

• 1 orang ketua, dari Kantor Pertanahan (Kepala Kantor atau


pejabat yang ditunjuk)
MPPD • 1 orang wakil ketua, dari IPPAT;
• 5 orang anggota, 3 dari Kementerian dan 2 dari IPPAT

* Penjelasan lebih rinci mengenai pembentukan, pengusulan, persyaratan, masa jabatan, sumpah jabatan dapat dilihat
dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 2018
ALUR KERJA PEMERIKSAAN

7. KEPALA
6. PEMBERIAN PEMBERIAN SANKSI
1. PENGADUAN KANTOR
KETERANGAN TEGURAN TERTULIS
PERTANAHAN

2. MPPD 5. RAPAT
MEMBENTUK PENGAMBILAN APABILA TELAH DITEGUR 2 KALI
TIM PEMERIKSA KEPUTUSAN

3. 4. USULAN PEMBERHENTIAN
8. MPPW
PEMANGGILAN REKOMENDASI

• ALUR KERJA MPPW SAMA DENGAN MPPD, REKOMENDASI KEPADA KEPALA KANWIL BPN UNTUK PEMBERHENTIAN SEMENTARA
• APABILA USULAN PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT ATAU TIDAK DENGAN HORMAT MAKA DISAMPAIKAN KEPADA MPPP
• ALUR KERJA MPPP SAMA DENGAN MPPD, REKOMENDASI KEPADA MENTERI BERUPA PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT ATAU TIDAK
DENGAN HORMAT
BANTUAN HUKUM TERHADAP PPAT

Kementerian, Majelis
Kementerian, Majelis Pembina dan Pengawas
Pembina dan Pengawas Bantuan hukum dapat PPAT dan/atau IPPAT dapat
PPAT yang yang dipanggil
PPAT dan/atau IPPAT dapat berupa saran, membentuk tim gabungan
sebagai saksi maupun
memberikan bantuan hukum masukan/pendampingan guna memberikan bantuan
tersangka oleh penyidik
terhadap PPAT yang dalam penyidikan dan/atau hukum kepada PPAT yang
dapat mengajukan
dipanggil sebagai saksi keterangan ahli di anggotanya berasal dari
permohonan bantuan hukum
maupun tersangka oleh pengadilan unsur Kementerian, Majelis
penyidik Pembina dan Pengawas
PPAT dan/atau IPPAT
Terima Kasih ...

Anda mungkin juga menyukai