Anda di halaman 1dari 4

Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan memengaruhi para anggota dalam hal

berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Pemimpin dapat didefinisikan sebagai seseorang
yang memiliki kemampuan untuk memengarui perilaku orang lain tanpa menggunakan
kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang
layak memimpin mereka.  Kepemimpinan merupakan suatu perilaku yang utuh, konsisten,
komitmen dari seorang pemimpin dalam perkataan sama dengan tindakannya, memiliki
kemampuan dan sistem nilai yang dianutnya, yang ditampakkan dalam sikap hidupnya
sehari-hari dimanapun ia berada dan dengan siapapun, terutama dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya sebagai pimpinan.

Dalam memimpin suatu organisasi, sosok pemimpin harus memiliki semangat dan gairah yang
memerlukan fisik yang prima, bugar, keinginan besar serta keberanian. Semangat dan gairah
pemimpin dapat terlihat dari gerak tubuh seorang pemimpin saat melakukan aktivitas, mengatasi
masalah-masalah serta melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Bahasa tubuh tersebut
akan memancarkan aura positif bagi orang-orang yang dipimpinnya untuk turut dalam meningkatkan
kinerjanya.

Sifat kepemimpinan itu sebenarnya tidaklah dilahirkan. Sifat tersebut muncul melalui
keterampilan yang terus-menerus diasah dan dikembangkan dalam waktu yang lama.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dan melatih jiwa kepemimpinan
kita. Misalnya,

Pembahasan
Para pemimpin bangsa saat ini, khususnya pemimpin pemerintah atau pemimpin
suatu organisasi politik di Indonesia seolah terbuai dengan berkembangnya zaman.
Berada pada lingkungan kekuasaan memang sangat menjanjikan serta menjadikan
orang lupa akan tugas yang wajib dipikirkan pada saat ini, salah satunya menyiapkan
pemimpin untuk generasi berikutnya. Pada saat ini banyak pemimpin yang terkait
dengang perkara korupsi yang dapat disebabkan beberapa faktor. Faktor yeng pertama
adalah politik balas jasa, penyuapan, ataupun menerima atau memberi pemberian pada
pihak lain dalam konteks ingin mempertahankan kekuasaan. Faktor yang kedua adalah
pemimpin itu dihasilkan memalui cara-cara yang instan mirip melalui penyuapan
seseorang itu bisa duduk menjadi pemimpin, sesuai kedekatan dengan lingkungan
birokrasi sehingga seseorang itu dimudahkan tanpa proses seleksi menjadi pimpinan
dan masih banyak cara mudah lainnya yg berujung di penurunan kualitas calon
pemimpin mendatang. Maka tidak heran banyak pemimpin yang ingin meraihnya
dengan cara mudah dan tidak tahu dasar-dasar seorang pemimpin.

Kurang sadarnya pemimpin akan perubahan yang diakibatkan arus globalisasi yang
begitu cepat menyebabkan masyarakat sangat rentan dan cepat berubah, keliru
satunya tentang pluralisme, perbedaan pendapat, yang lalu para warga terjebak ke
dalam gagalnya tahu sebuah arti krusial keberagaman antara satu dan yang lainnya.
Contoh disparitas ialah pandangan melihat sebuah kebijakan sebagai suatu solusi pada
tengah-tengah rakyat, dan rakyat yang anti terhadap golongan pembuat kebijakan yang
mana pemerintah itu sendiri. kejadian ini menghasilkan warga yg satu menggunakan yg
lain menjadi saling curiga serta akhirnya terjadi perpecahan antar golongan dan tidak
menghadirkan rasa tentram di pada berkehidupan. Maka dari itu pemerintah harus
berperan sebagai penjaga yang wajib bisa menyampaikan rasa aman, nyaman dan
mengayomi rakyat berasal segala kemungkinan.

Pemimpin memiliki peranan yang besar untuk membuntun masyarakat dan


meningkatkan produktivitas kerja, baik di tingkat individual, kelompok, maupun di
tingkat organisasi. Peranan pemimpin sangat penting dalam memutuskan tujuan,
mengalokasi sumberdaya yang langka, memfokuskan training di tujuan-tujuan
organisasi, mengkoordinasikan perubahan perubahan yg terjadi, membina hubungan
antar pribadi dengan pengikutnya, dan memutuskan arah yangg benar atau yang paling
baik bila terjadi suatu masalah (Titik Rosnani, 2012).

Untuk tetap menerapkan sikap integritas melaksanakan tugas dan kewajibannya,


seorang pemimpin memerlukan kondisi fisik yang sehat dan bugar. Kondisi tubuh dapat
mempengaruhi semangat dan gairah dari seorang pemimpin yang terpancar keluar dari
seorang pemimpin dalam melakukan aktivitas dan mengatasi permasalahan yang muncul
dalam organisasi. Hal ini diperlukan untuk menularkan energi kepada bawahannya untuk
mendorong potensi dan meningkatkan produktivitas. Energi kepemimpinan adalah seluruh
kemampuan seluruh kompetensi dan Seluruh daya yang tercurah saat seseorang memimpin dalam
sebuah organisasi dia mampu melakukan perubahan pada sikapnya dalam menangkap peluang
sehingga mampu menciptakan sebuah esensi yang lebih bahkan memanfaatkan faktor resiko
menjadi sebuah manfaat bagi organisasi yang dipimpin.

Pemimpin yang berenergi juga mampu memperbaiki peraturan yang dirasakan kaku, yang
akan menghambat tujuan organisasi mampu menetapkan arah membangun budaya, mampu
memberikan penghargaan bagi orang-orang yang sudah bekerja sesuai dengan visi dan
mempromosikannya lalu bisa memfasilitasinya. Keputusan yang bermanfaat bagi seluruh elemen
dan juga bisa bertransformasi yang fleksibel dan elastis sehingga terbentuk energi kepimpinan yang
mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan situasi yang baru atau berubah dan tidak
tergantung secara berlebihan pada metode ataupun cara. Menurut Rajeev Peshawaria ada tiga
bagian utama dalam energi kepemimpinan, yang pertama adalah brains yaitu pemimpin harus
memiliki ide dan wawasan yang luas. kedua adalah bones, yang mengartikan bahwa pemimpin akan
dihormati dengan menampilkan tubuh yang tegak dan menampilkan ekspresi yang semangat dan
senyum cerah. Dan terakhir adalah nerves yaitu mengembangkan aktivitas kreatif yang akan
merangsang sistem otak yang bekerja dengan tanpa henti, memberikan ide-ide segar yang secara
tidak langsung membangun Energi Positif bagi orang-orang disekitarnya.

Keputusan yang diambil oleh Pemimpin sangat dipengaruhi oleh kualitas pribadinya dan
sudut pandang dalam menilai realitas yang terjadi. Sehingga setiap masa periode dalam kelompok
atau organisasi akan terlihat gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan ini diproduksi oleh setiap
kelompok atau organisasi agar dalam pengelolaan energi dari setiap ide dan gagasan serta sumber
yang ada menghadirkan manfaat dan keberlangsungan hidup bagi kelompok dan organisasinya.
Energi kepemimpinan tersebut tentu mampu menghadirkan tatanan sosial yang baik dan setiap
masa akan diperbarui dan menyempurnakannya. Perubahan energi yang ada dalam kelompok sosial
dan organisasi haruslah dikelola secara arif dan bijaksana. Letupan ide dan gagasan dalam kelompok
sosial dan organisasi mampu menghadirkan perubahan sosial yang langsung maupun tidak langsung
terhadap lingkungan dan budaya.

Integritas merupakan sikap atau sifat serta nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin guna untuk membangun kepercayaan antar individu dalam organisasi. Untuk dapat
memiliki integritas dalam kepemimpinan, seorang pemimpin harus menggabungkan seluruh
aspek yang ada dalam dirinya menjadi satu kesatuan yang saling mendukung satu sama
lainnya. Aspek-aspek tersebut adalah kognitif (ranah yang mencakup kegiatan mental/otak),
afektif (ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai), dan psikomotoriknya (ranah yang
berkaitan dengan keterampilan/skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu). Hal itulah yang akan mencerminkan dirinya secara holistik
sebagai seorang pemimpin.

     Jika seorang pemimpin sudah memiliki integritas, maka yang dapat dilakukan oleh
seorang pemimpin untuk menjaga integritasnya yaitu dengan cara menepati janji atau
memenuhi perkataan, berkomunikasi secara jelas dan jujur, berani meminta maaf, serta
senantiasa berkomitmen.

     Pemimpin yang berintegritas menunjukkan sikap tulus dan konsisten, memiliki keteguhan
hati dan karakter, dan merupakan seorang yang mampu bertahan sampai akhir

Penutup

Pemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi memainkan


peranan penting sebagai kunci kesuksesan dalam keberhasilan suatu organisasi mencapai
tujuannya. Seorang pemimpin dapat mempengaruhi tingkat produktivitas bawahannya
dengan menularkan energi kepemimpinan yang dipancarkan oleh setiap tindakan, sikap dan
ekspresi yang ia lakukan. Energi kepemimpinan menentukan gaya kepempimpinan yang
menentukan kebijakan dan cara pemimpin menjalankan organisasinya. Integritas merupakan
sifat dasar yang harus dimiliki oleh pemimpin untuk membangun kepercayaan dan
lingkungan kerja yang positif didalam suatu organisasi. Pemimpin yang memiliki sikap
integritas akan menolak untuk ikut serta dalam persaingan yang tidak sehat, dapat
mempertahankan prinsipnya, dan melekat pada nilai-nilai moral. Sehingga menjadikannya
pemimpin yang dihormati karena bertindak tanpa melenceng dari hal-hal yang positif
terutama dalam membuat suatu keputusan selalu berlandaskan pada asas adil dan objektif.

Anda mungkin juga menyukai