Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Audit Operasional
Dosen Pengampu : Ibu Dr. Haninun, S.E., M.S. Ak.
DISUSUN OLEH :
1) ALEXANDRA AMADEA CHRISTIE (19021062)
2) DANIEL (19021069)
3) ERIK SUSANTO (19021056)
4) ERGA AMALUDDIN NASUTION (19021016)
5) EVA SETIANI SUGIONO P (19021025)
6) GEO VANY EDY PUTRI (19021064)
7) IGGA YOLANDA ARA (19021075)
8) I KADEK PEBY DIANA (19021054)
9) KADEK FITRIANI (19021051)
10) NI MADE MELANIA ERMANITA (19021073)
11) PUTRI BULAN BUMI AJI (21022002P)
12) RESTI ULANDARI (19021078)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya yang memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyelesaikan makalah guna
memenuhi tugas mata kuliah Audit Operasional sesuai dengan waktunya. Di dalam
pembahasan makalah ini bertajuk seperti yang tertera pada cover, dengan ini penulis berfokus
dalam materi seperti yang akan penulis bahas nanti.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan berwujud tanpa bantuan dari
berbagai sumber dari buku pembahasan yang telah penulis ambil dan pihak yang membantu
penulis dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan
Terima Kasih kepada yang terhormat Ibu Dr. Haninun, S.E., M.S. Ak. selaku dosen
pengampu mata kuliah Audit Operasional, serta kepada pihak-pihak yang telah ikut
berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami sebagai penulis juga menyadari akan banyaknya kekurangan yang ada di dalam
makalah ini. Dan karya ini sangat jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan yang
memang itu adalah dari penulis sendiri. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat menyempurnakan agar dapat membuat makalah ini lebih baik dari
sebelumnya.
Demikian kata pengantar ini penulis buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat menambah pengetahuan, khususnya bagi diri pribadi penulis sendiri dan pembaca pada
umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
BAB I - PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................................................................2
BAB II - ISI
2.1. Audit Operasional
2.1.1. Pengertian Audit Operasional...................................................................................3
2.1.2. Tujuan Audit Operasional.........................................................................................3
2.1.3. Jenis Jenis Audit Operasional...................................................................................4
2.1.4. Sasaran Audit Operasional........................................................................................4
2.1.5. Tahapan Audit Operasional......................................................................................5
2.1.6. Kriteria Audit Operasional........................................................................................6
2.1.7. Perbedaan Audit Operasional dengan Finansial.......................................................7
2.1.8. Keterbatasan Audit Operasional...............................................................................8
2.2. Fungsi Penjualan Audit Operasional
2.2.1. Pengertian Penjualan.................................................................................................8
2.2.2. Proses Penjualan.......................................................................................................9
2.2.3. Prosedur Penjualan.................................................................................................10
2.2.4. Fungsi Penjualan.....................................................................................................12
2.2.5. Peranan Audit Operasional dalam menunjang Efektivitas Penjualan....................13
2.3. Fungsi Pemasaran Audit Operasional
2.3.1. Pengertian Pemasaran.............................................................................................14
2.3.2. Hubungan Pemasaran dengan Kegiatan Lain.........................................................14
2.3.3. Audit Operasional dalam Fungsi Pemasaran..........................................................15
2.3.4. Proses Pemasaran....................................................................................................16
BAB III - PENUTUP
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................................18
1
yang seperti itu, maka perusahaan mampu mendefinisikan kebutuhan konsumen dari sudut
pandang konsumen dan memahami seperti apakah selera konsumen
1) Kriteria (criteria)
Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/ kelompok di dalam
perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.D
2) Penyebab (cause)
Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/ kelompok
di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, program/aktivitas berjalan dengan
tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi, atau sebaliknya bersifat negatif,program/
aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar yang
telah ditetapkan.
ASD
3) Akibat (effect)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan
dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukkan program/aktivitas berjalan dengan
tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria yang ditetapkan. Sementara akibat positif
menunjukkan bahwa program/aktivitas telah terselenggara secara baik dengan tingkat
pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan.
2.1.5. Tahapan Audit Operasional
Menurut Boynton, Johnson, Kell, terdapat lima tahap dalam audit operasional. Tahap-
tahap audit operasional adalah sebagai berikut:
ASD
1. Memilih Auditee
Pemilihan auditee dimulai dengan studi/survei pendahuluan terhadap calon auditee dalam
entitas untuk mengidentifikasi aktivitas yang mempunyai potensi audit tertinggi dilihat dari
segi perbaikan efektivitas, efisiensi, dan kehematan operasi. Titik awal dari studi
pendahuluan ini adalah memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai struktur
organisasional entitas serta karakteristik operasinya. Selanjutnya perhatian difokuskan pada
aktivitas, unit, atau fungsi yang akan diaudit.
2. Merencanakan Audit Operasional
Pada tahap ini auditor melakukan perencanaan audit operasional. Landasan utama dari
perencanaan audit adalah pengembangan progam audit, yang harus dibuat sesuai dengan
keadaan auditee yang ditemui pada tahap studi pendahuluan audit. Seperti dalam audit
laporan keuangan, program audit berisi seperangkat prosedur yang dirancang untuk
memperoleh bukti yang berkaitan dengan satu atau lebih tujuan.
3. Melaksanakan Audit Operasional
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk
mendukung tujuan audit yang telah ditentukan selama studi pendahuluan. Temuan yang
cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit untuk
mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.
4. Melaporkan Temuan
Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang
diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Dalam beberapa kasus, rekomendasi
yang diberikan mungkin hanya menyarankan perlunya studi lebih lanjut atas masalah yang
dihadapi. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen tentang keabsahan hasil audit
dan mendorong pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai
kelemahan yang ditemukan.
5. Melakukan Tindak Lanjut
Tahap tindak lanjut dalam audit operasional adalah tahap bagi auditor untuk
menindaklanjuti tanggapan auditee terhadap laporan audit. Pada tahap tindak lanjut ini juga
harus mencakup penentuan kelayakan tindakan yang diambil oleh auditee dalam
mengimplementasikan rekomendasi. Standar Praktik 440 IIA menyatakan bahwa auditor
internal harus menindaklanjuti untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil
berdasarkan temuan yang dilaporkan.
Audit operasional seringkali dianggap perluasan dari audit finansial. Hal ini disebabkaan
karena semakin dibutuhkannya hasil dari audit operasional untuk membantu meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kegiatan manajemen.
Tujuan dari audit finansial adalah untuk pemeriksaan kewajaran laporan keuangan
perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan memprioritas pada terselenggaranya
pengendalian intern perusahaan. Sedangkan tujuan dari audit 16 operasional adalah untuk
meninjau setiap bagian produksi dan metode operasi suatu organisasi yang bertujuan untuk
menilai ketepatan gunaan (efisiensi) dan kedayagunaan (efektif) dari organisasi perusahaan.
Arens dan Loebbecke, mengemukakan ada tiga perbedaan yang mendasar antara audit
operasional dan audit finansial yaitu:
1. Tujuan audit dalam audit operasional menekankan pada efektifitas dan efisiensi,
2. Distribusi dalam audit operasional ditujukan untuk manajamen,
3. Keterlibatan bidang bukan keuangan maksudnya banyaknya efisiensi dan efektifitas dalam
sebuah perusahaan, maka banyak melibatkan kegiatan yang luas.
Secara umum, Perbedaan audit operasional dan audit keuangan dapat dipandang dari
beberapa karakteristik sebagai berikut :
2.3.2. Hubungan Pemasaran dengan kegiatan lain yang ada dalam Perusahaan
Ada hubungan saling berkaitan antara kegiatan pemasaran dan kegiatankegiatan dalam
perusahaan seperti kedua kegiatan finansial, kegiatan produksi serta kegiatan-kegiatan
lainnya. oleh sebab itu setiap kegiatan dalam bidang pemasaran suatu produk tidak dapat di
lakukan begitu saja tanpa memperhatikan pengaruhnya terhadap kegiatan-kegiatan lainnya.
Sebagai contoh: misalnya suatu perusahaan ingin meningkatkan kegiatan promosi atau
pemasaran penjual produknya, antara lain dengan cara meningkatkan kegiatan periklanannya,
maka kegiatan periklananya tidak di kaitkan dengan kemampuan produksinya maka
kemungkinan kegagalan akan menimpanya. Dalam meningkatkan penjualan produknya,
perusahaan harus menyesuaikan dengan kemampuan dalam produksi barang yang tidak
sesuai apa yang dipromosikan. Hal tersebut akan mengakibatkan para pelanggan kecewa dan
tidak akan membeli barang yang dijual lagi. Akibat lebih buruk yang timbul adalah image
atau citra buruk mengenai barang yang dijual dikalangan masyarakat.
Sebaiknya kegiatan dalam bidang lain tanpa mengaitkan dengan kegiatan pemasaran
perusahaan akan mengalami hambatan/ kesulitan pula. Sebagai contoh: suatu perusahaan
ingin meningkatkan jumlah produksinya sebab kapasitas mesin serta fasilitas-fasilitas lainnya
seperti bahan baku, personil, modal dan sebagainya telah cukup tersedia. Tapi bilamana
kegiatan ini tidak dikaitkan dengan bidang pemasaran, maka dapat teijadi banyak hal
produksinya yang hanya menumpuk di gudang (over Production).
3.1 Kesimpulan
ASD
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.untar.ac.id/948/
https://www.academia.edu/35226049/
ANALISIS_AUDIT_OPERASIONAL_FUNGSI_PEMASARAN_Studi_Kasus_pada_PT_Pa
rdic_Jaya_Chemicals
http://repositori.buddhidharma.ac.id/749/