PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kinerja keuangan yang baik merupakan tujuan mutlak setiap
perusahaan yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah manajemen yang baik.
Manajemen yang baik pasti menerapkan strategi - strategi, merancang
sistem informasi manajemen yang baik dan menetapkan suatu ukuran
kinerja di dalam sebuah perusahaan. Salah satu jenis penetapan ukuran
kinerja manajemen adalah berdasarkan aktivitasnya. Manajemen
berdasarkan aktivitas dapat dibedakan menjadi dua dimensi yaitu dimensi
biaya dan dimensi proses.
Dimensi biaya memberikan informasi biaya mengenai sumber daya
aktivitas produk, pelanggan, pemasok dan saluran distribusinya. Aktivitas
berbasis biaya ini berguna untuk memperbaiki akurasi pembebanan biaya.
Dimensi proses memberikan informasi tentang apa yang dilakukan,
mengapa harus dilaksanakan, bagaimana sebaiknya suatu aktivitas
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengurangi biaya prosesnya, dsb.
Ukuran kinerja keuangan berorientasi pada proses sehingga harus
memperhatikan berbagai atribut proses seperti ketepatan waktu, kualitas,
dan efisiensi.
Salah satu komponen yang sangat penting dan dibutuhkan oleh sebuah
perusahaan adalah informasi. Informasi adalah fondasi dasar dalam setiap
pengambilan keputusan, oleh karena itu informasi yang relevan, tepat
waktu, akurat dan lengkap sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Dalam
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan dibutuhkan suatu
wadah yang sistematis untuk menghubungkan informasi tersebut ke semua
divisi perusahaan, wadah tersebut merupakan akuntansi manajemen.
Informasi yang disediakan oleh akuntansi manajemen dapat
mempermudah pemimpin perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi akuntansi manajemen
dibutuhkan oleh manajemen berbagai divisi perusahaan seperti untuk
menyusun rencana aktivitas perusahaan untuk jangka waktu yang panjang.
Informasi akuntansi manajemen ini memiliki fungsi sebagai sistem
pengolahan informasi akuntansi dan sebagai tipe informasi.
Perspektif perusahaan dalam proses menambah waktu, kualitas, dan
efisiensi sebagai berbagai dimensi yang sangat penting atas kinerja
keuangan. Menurunkan waktu yang dibutuhkan suatu proses untuk
memberikan hasil kepada pelanggan dipandang sebagai tujuan yang sangat
penting. Jadi, ukuran non keuangan yang berorientasi pada proses, seperti
waktu siklus dan pelaksanaan yang tepat waktu menjadi hal penting. Kinerja
keuangan dievaluasi dengan menilai apakah berbagai ukuran ini membaik
dengan berjalannya waktu. Hal yang sama juga berlaku untuk berbagai
ukuran yang berkaitan dengan kualitas dan efisiensi.
Memperbaiki suatu proses haruslah diartikan sebagai hasil keuangan
yang lebih baik. Oleh karena itu, berbagai ukuran yang berkaitan dengan
kualitas, efisiensi, dan memperbaiki suatu proses haruslah diartikan sebagai
hasil keuangan yang lebih baik. Berbagai ukuran pengurangan biaya yang
dicapai dalam tren biaya maupun biaya per unit hasil juga merupakan
indikator yang sangat berguna untuk melihat apakah suatu proses telah
membaik atau belum. Kemajuan atas pencapaian standar optimal dan
standar intern haruslah diukur. Tujuannya adalah menghasilkan biaya yang
rendah, produk yang berkualitas tinggi dan pengiriman secara tepat waktu.
Tuntutan perusahaan terhadap kinerja keuangan yang terbaik adalah
untuk menjaga going concern perusahaannya, kinerja yang baik dapat
dilihat dari hubungan timbal balik antara manajer dengan bawahannya.
Salah satu kasus kinerja keuangan yang menurun akibat kinerja manajemen
yang buruk terjadi pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dilansir dari
iNews.id pada tanggal 02 Mei 2018 diketahui bahwa kinerja dari
manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan yang
cukup signifikan, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai
berikut:
1. Kegagalan dalam perubahan sistem penjadwalan yang terjadi sejak
November 2017, dan mencapai puncaknya awal Desember 2017
sampai saat ini. Penanggung jawab dalam hal ini adalah Manajer
Marketing dan Teknologi Informasi
2. Jabatan Manajer Kargo dinilai tidak diperlukan karena sebelumnya
unit kargo hanya dipimpin oleh pejabat setingkat Vice President. Hal
ini dikarenakan Garuda Indonesia tidak memiliki pesawat khusus
kargo (freighter aircraft). Sejak berlaku saat 2016 kinerja manajerial
ini tidak mengalami peningkatan dan hanya membuang biaya
perusahaan
3. Peningkatan pendapatan usaha penjualan tiket penumpang tidak
mampu mengimbangi beban usaha karena ketidakmampuan manajer
marketing dan IT dalam membuat strategi penjualan produk. Hal ini
dapat dilihat dari penanaman rata – rata harga jual tiket penumpang
pada tahun 2017 dibandingkan 2016 yaitu minus 3,47% dari 6,93
dolar AS menjadi 6,71 dolar AS.
4. Direktur personalia banyak mengeluarkan peraturan perusahaan yang
bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tanpa
berunding dengan serikat pekerja, sehingga menimbulkan perselisihan
dan berakibat pada suasana kerja yang tidak kondusif sehingga dapat
berdampak pada penurunan safety.
Jika hubungan timbal balik antara manajer dengan bawahan dapat
berlangsung dengan baik maka akan terjadi hubungan yang erat antara
akuntansi manajemen, kualitas informasi, efisiensi biaya dan ketepatan
waktu terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan
banyaknya komponen – komponen yang berkaitan dalam mencapai kinerja
perusahaan yang efektif dan efisien pada perusahaan saat ini, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Akuntansi
Manajemen dan Pengukuran Kinerja Aktivitas Terhadap Kinerja Keuangan
(Studi Kasus Pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
Informasi yang diberikan oleh akuntansi manajemen merupakan
informasi yang bermanfaat dan sangat penting karena dibutuhkan oleh
manajemen berbagai divisi sehingga dibutuhkan akuntansi manajemen
yang baik dan sistematis untuk menjadi jembatan penghubung
informasi tersebut.
Informasi merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi
perusahaan karena informasi adalah fondasi dasar dalam setiap
pengambilan keputusan, oleh karena itu informasi yang relevan, tepat
waktu, akurat dan lengkap sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan.
Ukuran pengurangan biaya (efisiensi biaya) menjadi indikator yang
sangat penting untuk melihat apakah suatu proses sudah berjalan
dengan baik guna mencapai kinerja keuangan perusahaan yang baik.
Meminimalisir waktu yang dibutuhkan dalam suatu proses untuk
memberikan hasil (output) kepada pelanggan merupakan indikator
yang sangat penting. Jadi ukuran non keuangan yang berorientasi pada
proses, seperti waktu siklus dan pelaksanaan yang tepat waktu
menjadi hal penting guna mencapai salah satu tujuan perusahaan yaitu
kinerja keuangan yang baik.