PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana yang di amanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN) ini karena pelaksanaan manajemen aparatur sipil negara
belum sesuai dengan perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi oleh jabatan yang
dimiliki oleh calon pegawai. Dalam undang-undang ini ada 3 (tiga) fungsi utama ASN
yaitu Pertama, ASN sebagai pelaksana kebijakan publik (public policy). Kedua, ASN
sebagai pelayan publik (public service). Ketiga, ASN sebagai perekat/pemersatu bangsa.
Peningkatan kualitas ASN ini akan mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan publik
menjadi tanggung jawab sektor publik. Langkah awal dalam memperbaiki kinerja pelayanan
publik harus dimulai dari memperbaiki kinerja ASN secara individual. Manajemen yang baik
bagi ASN adalah kunci untuk memulai perubahan ke arah yang lebih baik dan diharapkan
mampu menciptakan suatu tata kelola pemerintahan yang baik pula. (Modul Manajemen
ASN. LAN RI. 2021).
Bersarkan Surat Edaran (SE) menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi
birokrasi nomor 20 tahun 2021 tentang implementasi Core Values dan Employer
Branding aparatur sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja
sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas
dunia (world Class government), pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-
Nilai Dasar ) ASN BerAKHLAK dan employer Branding ( Bangga Melayani Bangsa ).
Salah satu fungsi pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebagai pelayanan publit.
Fungsi- Fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN)
Nilai-nilai dasar tersebut adalah Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif yang diakronimkan menjadi BerAkhlak. Dalam
penerapan BerAkhlak berpinsip pada agenda tiga atau kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI yaitu Manajemen ASN, Whole of Goverment, dan Pelayanan
Publik.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan sumber utama yang menentukan
keberhasilan penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan. Di Era
Globalisasi sekarang ini masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek,
termasuk terhadap mutu pelayanan ASN, salah satunya dibidang kesehatan.
Sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi , kebutuhan dan
tuntutan masyrakat terhadap mutu pelayanan kesehatan meningkat.
1
Peran ASN di bidang kesehatan adalah mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas prima di pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada seperti rumah
sakit milik pemerintah dan pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS). Salah
satu cara mewujudkan pelayanan yang prima adalah dengan melakukan
kegiatan promotive seperti penyuluhan Kesehatan dan kaderisasi msyarakat
dalam bidang Kesehatan tingkat sederhana.
Generasi penerus bangsa harus sehat,cerdas, kreatif dan produktif. Jika remaja
tumbuh sehat, tumbuh dengan baik dan didukung oleh pendidikan yang
berkualitas maka mereka akan menjadi generasi yang menunjang kesuksesan
pembangunan bangsa. Dalam perkembangannya remaja sangat rentan terhadap
pengaruh lingkungan. Lingkungan sosial dan budaya yang tidak positif merupakan faktor
resiko bagi remaja untuk terjebak dalam perilaku merokok, minum-minuman keras,
penggunaan narkoba, seks sebelum menikah, tawuran, kriminal, kebut-kebutan di jalan.
Semua perilaku remaja yang dianggap menyimpang ini sangat berisiko terhadap
kesehatan dan keselamatan.Dalam penelitian oleh Nasution dari USU tentang perilaku
merokok pada remaja, didapat kesimpulan bahwa perokok pada umumnya dimulai pada
usia remaja (diatas 13 tahun). Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu remaja merokok
yaitu disebabkan oleh faktor psikologis dan dalam mengalami stres. Semakin stres yang
dialami, semakin banyak rokok yang mereka konsumsi. Kebiasaan merokok sudah
meluas di hampir semua kelompok masyarakat di Indonesia dan cenderung meningkat,
terutama di kalangan anak dan remaja sebagai akibat gencarnya promosi rokok di
berbagai media massa. Hal ini memberi makna bahwa masalah merokok telah menjadi
semakin serius, mengingat merokok berisiko menimbulkan berbagai penyakit atau
gangguan kesehatan yang dapat terjadi baik pada perokok itu sendiri maupun orang lain
di sekitarnya yang tidak merokok (perokok pasif). Merokok dan minum alkohol
merupakan batu loncatan bagi terbentuknya penyalahgunaan narkoba, walaupun tidak
semua remaja yang merokok berakhir menjadi pecandu narkoba. Pada umumnya
penyalahgunaan narkoba diawali dengan merokok yang kemudian disusul merokok ganja
dan berlanjut pada penyalahgunaan narkoba.
1.2 Tujuan
a) Tujuan Umum
2
Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAkhlak (Berorientasi
pelayanan, Akuntabel, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) serta peran dan
kedudukan ASN dalam NKRI dalam pelaksanaan tugas sebagai Dokter
umum di wilayah Puskesmas Parigi.
b) Tujuan Khusus
1) Terlaksananya sosialisasi dan pembentukan tim GEMPAR di SMAN 1
Pariigi.
2) Mengadakan media edukasi leaflet,poster,dan banner mengenai rokok
di SMAN 1 Parigi.
3) Meningkatnya minat siswa-siswi, guru serta prang tua murid terhadap
GEMPAR.
1.3 Manfaat
a) Manfaat Untuk Penulis
Penulis mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN kepada diri
sendiri maupun dalam unit kerja sesuai dengan kegiatan serta menguasai
bidang dan tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya
secara professional sebagai pelayan masyarakat.
b) Untuk Organisasi
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskemas Parigi terutama
pelayanan GEMPAR.
c) Manfaat Untuk Masyarakat
Terlaksananya kegiatan ini maka diharapkan dapat mencegah
peningkatan kasus Merokok dengan meningkatkan pengetahuan siswa
siswi, guru dan orangtua melalui GEMPAR.
3
Adapun ruang lingkup dari rancangan aktualisasi ini adalah ruang SMAN 1
Parigi dan dilakukan kepada siswa siswi SMAN 1 Parigi. Kegiatan aktualisasi
berlangsung mulai tanggal 10 Juni 2022 sampai tanggal 12 Juii 2022.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKANPERANASNDANPENETAPANISUDANPROFILPESERTA
5
Gambar 2.1. Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Prov. Sultra
b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
ditetapkan berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 2007 yang dituangkan
dalam Perda Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 5 Tahun 2008,
Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 65 Tahun 2008 dan Pola
Tata Kelola RSU Prov. Sultra.
6
menduduki jabatan struktural eselon III.a Wakil Direktur Pelayanan
membawahi 3 (tiga) bidang, yakni Bidang Pelayanan Medis, Bidang
Pelayanan Keperawatan, dan Bidang Penunjang Pelayanan. Wakil Direktur
Umum dan Keuangan membawahi 3 (tiga) bagian, yakni Bagian Umum,
Bagian Sumber Daya Manusia dan Bagian Keuangan.
Wakil Direktur Perencanaan dan Diklat membawahi 3 (tiga) Bidang,
yakni Bidang Perencanaan dan Evaluasi, Bidang Informasi dan Rekam
Medis, Bidang Diklat dan Litbang. Kepala Bidang dan Kepala Bagian
menduduki jabatan struktural eselon III B. Kepala Seksi dan Kepala Sub
Bagian menduduki jabatan struktural eselon IV.a.
Wakil Direktur Pelayanan Medis membawahi:
a) Kepala Bidang Pelayanan Medik, yang membawahi Seksi Pelayanan
Fasilitas Medik, dan Seksi Pelayanan Mutu dan Pelayanan Medik.
b) Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan, yang membawahi Seksi
Asuhan Keperawatan dan Seksi Manajemen Keperawatan
c) Kepala Bidang Penunjang Pelayanan, yang membawahi Seksi
Pelayanan Fasilitas Penunjang Medis dan Seksi Pengendalian Mutu
dan Medis.
Wakil Direktur Perencanaan dan Diklat membawahi:
a) Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi, yang membawahi Seksi
Penyusunan Program dan Anggaran dan Seksi Evaluasi Penyusunan
Laporan
b) Kepala Bidang Informasi dan Rekam Medis, yang membawahi Seksi
Sistim Informasi dan Pemsaran dan Seksi Rekam Medis
c) Kepala Bidang Diklat dan Litbang, yang membawahi Seksi Diklat dan
SeksiLitbang & Perpustakaan.
7
Pengembangan SDM, dan Sub BagianMutasi dan Akreditasi, Bagian
Keuangan, yang membawahi Sub Bagian Perbendaharaan, Sub Bagian
Akuntansi dan Verifikasi, dan Sub Bagian Mobilisai Dana.
Selain jabatan struktural juga terdapat kelompok fungsi yang terdiri dari
Komite antara lain Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, Komite Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Komite Keselamatan Pasien, Komite Mutu, Komite Etik
dan Hukum. Kelompok Fungsional lainnya terdiri dari Staf Medis
Fungsional (SMF), Instalasi, dan beberapa jabatan fungsional lain. Untuk
kegiatan pengawasan dan pengendalian dilakukan oleh Satuan Pengawas
Intern (SPI) dan Dewan Pengawas. Untuk menunjang kegiatan pelayanan,
terdapat 16 Instalasi penunjang dan Unit Tranfusi darah (UTD). Instalasi
yang ada yaitu Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat
Darurat (IGD), Instalasi Perawatan Intensif (ICU), Instalasi Radiologi,
Instalasi Patologi Klinik (Laboratorium), Instalasi Patologi Anatomi, Instalasi
Farmasi, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rehabilitas Medik, Instalasi Gizi,
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS), Instalasi Sanitasi,
Instalasi Binatu, Instalasi Sterilisasi dan Desinfeksi, Instalasi Gas Medik,
dan Instalasi Pemulasaran Jenazah.
c. Lingkungan Fisik
RSUD Bahteramas Prov. Sultra berdiri di atas lahan seluas 17,5 Ha.
Luas seluruh bangunan adalah 53,269 m2, Luas bangunan yang terealisasi
sampai dengan akhir tahun 2016 adalah 35,410 m2. Pengelompokkan
ruangan berdasarkan fungsinya sehingga menjadi empat kelompok, yaitu
kelompok kegiatan pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan penunjang
medis, kelompok kegiatan penunjang non medis , dan kelompok kegiatan
administrasi.
d. Sejarah dan Status Rumah Sakit
RSUD Bahteramas Prov. Sultradibangun secara bertahap pada tahun
1969/1970 dengan sebutan “Perluasan Rumah Sakit Kendari” adalah milik
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan klasifikasi type C
berdasarkan SK Menkes No.51/Menkes/II/1979 tanggal 22 Februari 1979.
Susunan Struktur Organisasi berdasarkan SK Gubernur Provinsi Sulawesi
8
Tenggara No. 77 tahun 1983 tanggal 28 Maret 1983. Pada tanggal 21
Desember 1998, RSUD Bahteramas Prov. Sultrameningkat klasifikasinya
menjadi Type B (Non Pendidikan) sesuai dengan SK Menkes
1482/Menkes/SK/XII/1998, yang ditetapkan dengan Perda No. 3 tahun
1999 tanggal 8 Mei 1999. Kedudukan Rumah Sakit secara teknis berada
dibawah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,dan secara
operasional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.
Sesuai dengan kebutuhan pendidikan medik di Sulawesi Tenggara maka
sejak tahun 2013 RSUD Bahteramas Prov. Sultra telah terakreditasi
menjadi RS Type B Pendidikan. Pada tanggal 18 Januari 2005, RSU
Provinsi Sulawesi Tenggara telah terakreditasi untuk 5 pelayanan yaitu
Administrasi Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat,
Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medis sesuai dengan SK Dirjen
Yanmed No. HK.00.06.3.5.139. Selanjutnya Akreditasi 12 Pelayanan
sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No. HK.00.06.3.5.139.tanggal 31
Desember 2010, yang meliputi pelayanan Administrasi dan Manajemen,
Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan,
Pelayanan Rekam Medis, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Farmasi,
Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Peristi, Pelayanan Kamar Operasi,
Pelayanan Pencegahan Infeksi, Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Sesuai dengan Undang-Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009 dan
untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka RSUD Bahteramas Prov.
Sultratelah menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang ditetapkan melalui
Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor : 653 Tahun 2010
tanggal 15 Oktober 2010. Pada tanggal 21 November 2012 RSU Prov.
Sultra pindah lokasi dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (RSUD Bahteramas
Prov.Sultra), yang diresmikan penggunaannya oleh Menteri Koordinator
Bidang Ekonomi dan Keuangan RI, Ir. H. Hatta Rajasa dan Gubernur
Sulawesi Tenggara, H.Nur Alam SE. Pada tahun 2013 telah terakreditasi
menjadi Rumah Sakit Pendidikan (SK Mentri Kesehatan No. Tahun 2013).
2.1.2 Visi,Misi dan Nilai Organisasi, Tujuan dan Sasaran RSU Bahteramas
9
a) Visi
“Menjadikan Masyarakat Kecamatan Parigi Mampu Mandiri dalam Hidup Sehat.”
b) Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berkualitas
2) Menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program kesehatan
puskesmas parigi
3) Optimalisasi PHBS ( Perilaku Hidup Sehat dan Bersih )
4) Bermitra dengan Masyarakat untuk mencapai masyarakat yang sehat
c) Nilai Organisasi
1. Empati terhadap pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi pasien
dengan harus bertekad bahwa: “Keselamatan, Kesembuhan dan
Kepuasan pasien adalah kebahagian kami”.
2. Keterbukaan dan Trasparansi
Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara
terbuka serta membuka diri pula terhadap kritik. Kritik harus dilihat
sebagai suatu partisipasi untuk perbaikan. Selain itu perlu adanya
transparansi yaitu diketahuinya oleh banyak pihak (yang
berkepentingan) mengenai perumusan kebijaksanaan yang sudah
ditetapkan.
3. Akuntabilitas
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk memberikan
pertanggung jawaban atau menjawab dan menerangkaan kinerja
dan tindakan seorang/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang
memiliki hak atau berwenang meminta pertanggung jawaban.
4. Azas Kekeluargaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja
sendiri-sendiri apalagi dalam bekerjasama berdasarkan
persahabatan yang saling menghormati serta menghargai. Dengan
azas kekeluargaan juga diharapkan agar dalam berinteraksi
senantiasa berprilaku santun, rendah hati, serta memberikan
kesejukan bagi orang lain.
5. Bermental Pemenang (Play To Win)
10
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang. Tidak
ada hasil yang tidak dapat diperbaiki , oleh karena itu hari ini harus
lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
6. Berjiwa enterpreneur
Semua unsur-unsur pimpinan Puskesmas Parigi harus berjiwa
enterpreneurs yaitu rela mengotori tangan, tahu memberikan
pendelegasian, tapi sering turun langsung ke bawah.
2.1.3 Data-Data Sumber Daya Yang Dimiliki Unit Kerja Dan Data-Data Terkait
Isu Yang Diangkat
a) Data-data Sumber Daya yang dimiliki Unit Kerja
12
b) Data-Data Terkait Isu Yang Diangkat
Adapun jumlah ketenagaan gizi di Instalasi Gizi RSUD Bahteramas
Prov. Sultra, yaitu
Tabel 2.2 Jumlah Staf Gizi di Instalasi Gizi
TINGKAT
NO JENIS PROFESI JUMLAH
PENDIDIKAN
1. Tenaga Gizi SI 11
D4 4
D3 7
TOTAL 22
Sumber : Data SDMInstalasi Gizi RSUD Bahteramas Prov. Sultra Tahun
2022
13
2.2 Profil Peserta
Nama : dr. Sarwenda Annas
Tempat, Tanggal Lahir : Raha, 14 November 1991
NIP : 19911114 202012 2 023
Unit Kerja : PUSKESMAS PARIGI
Jabatan : Ahli Pertama Dokter Umum
Tugas Pokok & Fungsi :
Tugas pokok dan fungsi Nutrisionis Ahli Pertama menurut Permenpan RB
Nomor 23 Tahun 2001, sebagai berikut :
1. Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tentang
Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya pada pasal 7 menjelaskan
tentang rincian tugas dokter ahli pertama yaitu:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7. Melakukan Tindakan darurat medik/ pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K) tingkat sederhana
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14. Melakukan pemeliharaan Kesehatan bayi dan balita
15. Melakukan pemeliharaan Kesehatan anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
14
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20. Melakukan penyuluhan medik
21. Membuat catatan medik rawat jalan
22. Membuat catatan medik rawat inap
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25. Menguji Kesehatan individu
26. Menjadi tim penguji Kesehatan
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29. Menjadi saksi ahli
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga panggilan / on call
33. Melakukan tugas jaga di tempat / rumah sakit
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang Kesehatan tingkat sederhana
2) Transparan
Pemerintah harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan , seperti persyaratan, prosedur biaya dan sejenisnya.
3) Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan
warga negaranya. Tidak hanya terkait denganbentuk dan jenis
pelayanan public yang mereka butuhkan,akan tetapi juga trekait
dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
proedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
4) Tidak diskriminatif
Pemerintah tidak boleh membedakan antara satu wargaa dengan
warga negarayang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara,
seperti status social, pandangan politik, agama, profesi, enis kelamin
atau orientasi seksual, difabel dan sejenisnya.
5) Mudah dan Murah
Mudah dalam arti berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut
masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut
terjangkau oleh seluruh warga negara.
6) Efektif dan Efisien
17
Penyelenggaraan pelayanan public harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan
biaya yang murah.
7) Aksesibel
Harus dapat dijangkau oleh warga Negara yang membutuhkan dalam
arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan public, mudah dilihat,
gampang ditemukan, dan lain-lain) dan dapat dijangkau dalam arti non
fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi
oleh masyarakat untuk mendpaatkan layanan tersebut.
8) Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan
fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga Negara
melalui pajak yang mereka mbayar. Oleh karena itu, semua bentuk
penyelenggaraanpelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan
secara terbuka kepada masyarakat.
9) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan olehpemerintah
memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah
melindungi warga Negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga
Negara yang lain.
b. Akuntabel
18
kepadanya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Responsibilitas adalah kewajibab untuk
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN
akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala
tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga
pembina, dan lebih luasnya kepada public (Matsiliza dan zonke, 2017).
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
2) Kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
3) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
4) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
5) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
c. Kompeten
Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 Permenpan RB
Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk
20
mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai
profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi
dirinya, termasuk mewujudkannya dalam kinerja.
Adapun prinsip pengembangan kompetensi ASN, yaitu:
1) Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun
individu melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan pegawai.
2) Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi.
3) Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan.
4) Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam
pengangkatan jabatan dan pengembangan karir.
Menurut PP no 11 tahun 2017 pengembangan kompetensi dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu pendidikan dan pelatihan. Pada proses
pendidikan dapat dilakukan dengan pemberian tugas belajar yang bertujuan
memenuhi standar kompetensi jabatan dan pengembangan karir. Sedangkan
pelatihan dilakukan dengan dua metode, yaitu klasikal berupa pembelajaran
tatap muka di dalam kelas seperti pelatihan, seminar, kursus dan penataran.
Metode kedua yaitu dengan non klasikal melalui e-learning bimbingan di
tempat kerja, pelatihan jarak jauh, magang, dan pertukaran antara PNS
sengan pegawai swasta paling lama 1 tahun dengan koordinasi LAN dan
BKN.
Kompeten memiliki tiga aspek penting, yaitu:
1) Meningkatkan kompetensi diri: Merubah mindset, menembangkan mandiri
secara heutagogik atau "net-centric", memanfaatkan sumber keahlian
pakar/konsultan, dan melakukan jejaring formal/informal.
2) Membantu orang lain belajar: Aktif dalam pasar pengetahuan,
memanfaatkan dokumen kerja, aktif mengakses dan mentransfer
pengetahuan, dan sosialisasi informal.
3) Melaksanakan tugas terbaik: pengetahuan menjadi karya, makna hidup
dan bekerja baik, serta tipikal individu semangat berkarya.
d. Harmonis
21
Dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat ASN dituntut
dapat mengatasi permasalahan keberagaman, bahkan menjadi unsur perekat
bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Itulah sebabnya mengapa peran dan upaya selalu mewujudkan situasi dan
kondisi yang harmonis dalam lingkungan bekerja ASN dan kehidupan
bermasyarakat sangat diperlukan.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Penegakkan etika ASN
terjabarkan dalam undang-undang non 5 tahun 2014. Upaya mewujudkan
keharmonisan dapat dilakukan dengan memahami tugas seorang ASN, yatu
melaksanakan kebijakan public, memeberikan pelayanan publik yang
berkualitas dan professional, dan mempererat persatuan dan kesatuan
Negara kesatuan Republik Indonesia.
e. Loyal
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal adalah sifat
loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap
bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN
kepada kepemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena ASN
merupakan bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.
Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya
perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks
Loyal, perilaku tersebut adalah:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintahan yang sah;
22
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara;
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
f. Adaptif
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh
individu maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam
pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya
perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi
pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain
sebagainya.
Adaptif sebagai nilai ASN dan budaya ASN, terdiri atas:
1) Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat
mahir (personal mastery);
2) Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang
sama atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang
akan dicapai bersama (shared vision);
3) Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang
organisasi ingin wujudkan (mental model);
4) Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
untuk mewujudkan visinya (team learning);
5) Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kacamata kuda, atau
bermental silo (systems thinking).
23
memiliki rasa ingin tahu, memperhatikan sistem, membuka pikiran,dan
memahami apa yang sedang diperjuangkan.
Terdapat 3 komponen dalam pengembangan kapasitas pemerintah adaptif,
yaitu pengembangan SDM adaptif, penguatan organisasi adaptif, dan
pembaharuan institusional adaptif. Adapun pedoman prilaku, yaitu:
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas;
3) Bertindak proaktif.
g. Kolaboratif
Secara umum kolaborasi adalah hubungan antar organisasi yang saling
berpartisipasi dan saling menyetujui untuk bersama mencapai tujuan, berbagi
informasi, berbagi sumberdaya, berbagi manfaat, dan bertanggungjawab
dalam pengambilan keputusan bersama untuk menyelesaikan berbagai
masalah.
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi
saat ini. Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh ASN.
Sekat-sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat
dihilangkan. ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang
dapat mewujudkan harapan tersebut. Pendekatan WoG yang telah berhasil
diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan dapat juga terwujud di
Indonesia. Semua ASN Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah
kemudian akan bekerja dengan satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dan
negara Indonesia.
Menurut Ansel dan Gash (2007:544), terdapat 6 kriteria penting untuk
kolaborasi, yaitu, forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga,
peserta dalam forum termasuk aktor nonstate, peserta terlibat langsung
dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya '‘dikonsultasikan’ oleh
agensi public, forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif, forum
ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika
konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan fokus kolaborasi adalah
kebijakan publik atau manajemen. Ada 3 tahapan dalam melakukan
assessment terhadap tata kelola kolaborasi, yaitu:
1) Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
24
2) Merencanakan aksi kolaborasi; dan
3) Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.
Model Collaborative Governance Ansan dan Gash (2012), Menurutnya
starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang terjadi, dimana
proses tersebut terdiri dari membangun kepercayaan, face to face dialogue,
commitment to process, pemahaman bersama, serta pengambangan
outcome antara. Desain kelembagaan yang salah satunya proses
transparansi serta faktor kepemimpinan juga mempengaruhi proses
kolaborasi yang diharapkan menghasilkan outcome yang diharapkan.
Panduan perilaku kolaboratif organisasi yang memiliki collaborative culture
indikatornya sebagai berikut:
1) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan
perlu terjadi;
2) Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka;
3) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba
dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka
(bahkan ketika terjadi kesalahan);
4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
(universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
5) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
6) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong;
7) Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas
layanan yang diberikan.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar
lembaga pemerintah, yaitu kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian
kolaborasi yang efisien efektif antara entitas public.Sedangkan faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah
menurut Custumato (2021), yaitu ketidakjelasan batasan masalah karena
perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi, dasar hukum
kolaborasi juga tidak jelas. Adapun panduan perilakunya, yaitu:
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
25
2) Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah;
3) Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
27
diberikan. Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
wajib:
a) Setia dan taat kepada pancasila, dan UUD 1945, Negara
KesatuanRepublik Indonesia, dan pemerintah yang sah ;
b) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ;
c) Melaksanakan kebijakan yang dirumusan pejabat pemerintah yang
berwewenang ;
d) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan ;
e) Melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran,kesadaran
dan penuh tanggung jawab ;
f) Menunjukan Integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik diluar maupun didalam
kedinasan ;
g) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan perundang- undang dan Bersedia
ditempatkan diseluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5) Pelayan Publik
Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani
keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan (Lembaga
Administrasi Negara, 2017).
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu:
a)Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b) Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan;
c) Kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima
layanan (pelanggan).
b) Smart ASN
Membekali peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada
perspekti fliterasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan yang
kaya akan informasi. Transformasi digital disektor pendidikan Indonesia
muncul berbagai perbincangan, regulasi pendukung dan upaya konkret
menerapkan transormasi digital dilingkungan perguruan tinggi dan semua
tingkat sekolah di Indonesia. Terjadinya pandemi COVID-19 justru
memberikan dampak yang sangat luar biasa dalam aspek ini .
31
terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat
nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya
oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah.
Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air
Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentinga nnasional.
Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS
sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas,
seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan mementingkan
persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok, individu,
golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar,yaitu
kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya.
3) Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara
kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat
terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya, keahlian dan
kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan yang dicapai oleh
sebuah organisasi.
4) Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk
mempersiapkan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual dan
tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif dan
dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang sangat tinggi
5) Mengusai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Tekhnologi) dan informasi yakni
dapat mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi – aplikasi produk IT
(informasi Tekhnology) termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan
internet yang digunakan dalam meningkatkan kualitas tugas dan
fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
Seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa Asing seperti
bahasa Inggris, Mandarin dan lain sebagainya.
6) Berjiwa hospitality ( Keramahan )
32
Hospitality/keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik budi
bahasanya ,manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap menjalankan
aktivitas pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya dalam
menampilkan pelayanan prima kepada masyarakat
7) ASN memiliki kemampuan Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain
atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional
maupun personal.
8) ASN memiliki jiwa Enterpeneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship, yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreativitas,
inovatif, pantang menyerah, dan cerdas dalam menangkap dan
menciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpeneurship juga
dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak. Kehidupan
orang banyak ,kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara
membantu mereka yang membutuhkan. Dan dengan dimilikinya
kemampuan Enterpeneurship ini maka seorang ASN akan mampu
meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.
33
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
34
merupakan fakta yang terjadi dilapangan.
Dampak dari isu ini jika tidak diselesaikan adalah terjadinya bias pada
pasien mal nutrisi.
Sebagai ASN melaksanakan tugas berdasarkan kode etik dan kode
perilaku ASN sehingga penulis sebagai nutrisionis melaksanakan
tugasnya secara cermat.
3.1.2 AnalisisIsu
Dari beberapa isu diatas, langkah selanjutnya adalah dilakukan
penapisan isue untuk menentukan core isu yang akan diangkat untuk
menjadi isu utama dalam rancangan aktualisasi, yaitu menggunakan
metode Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Layak (APKL). Analisis
APKL menggunakan rentang nilai berupa matriks skor. Berikut hasil
penapisan isu menggunakan metode APKL.
Tabel 3.1 Analisis Isu
No Isu A P K L Total Rangking
Nilai
1. Rendahnya pengetahuan 5 4 4 4 17 1
ibu baduta mengenai
stunting di ruang rawat
inap anak RSUD
Bahteramas Prov. Sultra
2. Belum optimalnya 4 4 4 4 12 2
edukasi gizi pasien DMdi
ruang rawat interna Laika
Waraka RSUD
Bahteramas Prov. Sultra
3. Belum telaksananya 3 4 3 3 13 3
skrining gizi sesuai umur
pasien di RSUD
Bahteramas Prov.Sultra
35
2. Benar-benar sering terjadi
3. Benar-benar terjadi dan bukan menjadi bahan pembicaraan
4. Benar-benar terjadi dan menjadi bahan pembicaraan
5. Benar-benar terjadi dan hangat dibicarakan
Problematik
2. Masalah sederhana
3. Masalah kurang kompleks
4. Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
5. Masalah kompleks
6. Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segala solusinya
Kekhalayakan
1. Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2. Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Menyangkut hajat hidup orang banyak
5. Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Layak
1. Masuk akal
2. Realitas
3. Cukup masuk akal dan realitas
4. Masuk akal dan realitas
5. Masuk sangat komplek sehingga perlu dicarikan segera solusinya
36
Minimnya media
Rendahnya edukasi Rendahnya
edukasi di
yang diberikan dukungan
pelayanan
petugas kesehatan keluarga
kesehatan
Menyediakan
Pemberian edukasi
media edukasi
37
3.3 Deskripsi Kegiatan
A. Nama : dr. Sarwenda Annas
B. Jabatan : Ahli Pertama
C. Unit Kerja : Puskesmas Parigi
D. Identifikasi Isu:
1. Kurangnya pengetahuan Remaja tentang Bahaya Rokok pada remaja di SMAN 1 Parigi
2.Belum optimalnya edukasi bahaya rokok pada remaja di SMAN 1 Parigi
3. Belum tersedianya media edukasi dan informasi tentang bahaya rokok dikawasan sekolah SMAN 1 Parigi.
E. Isu Yang Diangkat : Kurangnya pengetahuan ibu baduta mengenai stunting di ruang perawatan anak RSUD Bahteramas
Prov. Sultra
F. Gagasan Pemecah Isu :
E Kurangnya pengetahuan Remaja tentang Bahaya Rokok pada remaja di SMAN 1 Parigi
1. dukasi mengenai stunting pada ibu baduta di ruang perawatan anak RSUD Bahteramas Prov. Sultra
2. Pembuatan media edukasi (leaflet dan baner) mengenai stunting di ruang perawatan anak RSUD Bahteramas Prov.
Sultra
Kontribusi Penguatan
Output/hasil
NO Kegiatan Tahap kegiatan Nilai – nilai dasar terhadap visi- nilai-nilai
kegiatan
misi organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Meminta dukungan dari 1. Mempersiapkan Berorientasi pada Meminta Meminta
pimpinan terkait bahan untuk 1. Tersedianya bahan pelayanan dukungan dukungan
konsultasi dan agenda Dalam menyiapkan pimpinan pimpinan selaras
konsultasi bahan konsultasi, memiliki dengan nilai
saya akan kontribusi pada organisasi RSUD
melakukan dengan misi RSUD Bahteramas Prov.
cekatan. Bahteramas Sultra yaitu :
Prov. Sultra “ Keterbukaan
Akuntabel Mewujudkan Menerima kritik
Dalam menyiapkan suasana rumah dan saran
38
bahan konsultasi, sakit yang asri,
saya akan nyaman,
bertanggungjawab komunikatif dan
terhadap bahan informatif
yang saya siapkan.
Kompoten
Dalam menyiapkan
bahan konsultasi,
saya akan
meyakinkan bahwa
bahan yang saya
siapkan sudah
sesuai dengan
harapan
2. Membuat waktu 2. Tersedianya waktu Berorientasi
bertemu pimpinan bertemu pimpinan pelayanan
Dalam membuat
waktu bertemu
pimpinan saya akan
menggunakan waktu
secara efisien.
Adaptif
Dalam membuat
waktu bertemu
dengan pimpinan
saya akan proaktif
menghubungi
pimpinan
Loyal
Dalam membuat
waktu bertemu
dengan pimpinan
saya akan
menghormati waktu
yang diberikan
pimpinan
39
3. Melakukan pertemuan 3. Mendapatkan Berorientasi
dan Meminta dukungan dukungan dari pelayanan
kepada Pimpinan untuk Pimpinan untuk Dalam meminta
melakukan kegiatan melakukan kegiatan dukungan saya akan
aktualisasi aktualisasi bersikap sopan dan
ramah.
Kolaboratif
Dalam meminta
dukungan dengan
pimpinan saya akan
siap bekerja sama.
Harmonis
Dalam meminta
dukungan dengan
pimpinan saya akan
menghargai
terjadinya
perbedaan
pendapat.
Adaptif
Dalam meminta
dukungan saya
akan proaktif
menghubungi
pimpinan
40
Harmonis
Dalam meminta
dukungan dengan
pimpinan saya akan
menghargai
terjadinya
perbedaan
pendapat.
41
evaluasi Dalam
menyusundesain
media edukasi saya
akan bersikap
cermat.
Adaptif
Dalam menyusun
desain media
edukasi saya akan
melakukan inovasi.
Kompoten
Dalam menyusun
desain media
edukasi dan
evaluasi saya akan
melaksanakan
dengan kualitas
terbaik.
Kolaboratif
Dalam menyusun
desain media
edukasi saya akan
bekerja sama
dengan pihak
percetakan
3. Konsultasi dengan 3. Terlaksananya Berorientasi
mentor mengenai desain konsultasi dengan pelayanan
media edukasi dan mentor mengenai Dalam melakukan
evaluasi desain media edukasi konsultasi dengan
dan evaluasi mentor saya akan
bersikap sopan dan
ramah.
Kolaboratif
42
Dalam melakukan
konsultasi dengan
mentor saya akan
melakukan kerja
sama.
Loyal
Dalam melakukan
konsultasi saya
akan berkomitmen
akan melakukan
hasil konsultasi
dengan pimpinan.
Harmonis
Dalam melakukan
konsultasi saya
akan menghargai
perbedaan
pendapat.
Adaptif
Dalam mencetak
mediaedukasi saya
akan bersikap
proaktif
Kolaboratif
Dalam mencetak
media edukasi saya
43
akan bekerja sama
dengan pihak
percetakkan.
3 Melaksanakan edukasi 1. Melakukan pencatatan 1. Terlaksananya Berorientasi Melaksanakan Melaksanakan
stunting kepada ibu jumlah pasien anak pencatatan jumlah Pelayanan edukasi stunting edukasi stunting
baduta baduta yang dirawat pasien anak baduta Dalam melakukan memiliki selaras dengan
inap diruangan anak yang di rawat inap pencatatan saya kontribusi nilai organisasi
ruangan anak akan bersikap terhadap misi RSUD
cekatan RSUD Bahteramas Prov.
Bahteramas Sultra yaitu
Kolaboratif Prov. Sultra “Empat terhadap
Dalam melakukan yaitu pasien”
pencatatan saya “Menyelenggara
akan bekerja sama kan pelayanan
dengan ibu pasien. kesehatan
paripurna dan
Akuntabel bermutu yang
Dalam melakukan mengutamakan
pencatatan saya keselamatan
akan melakukannya pasien.”
dengan cermat.
2. Melakukan 2. Terlaksananya Berorientasi
pengukuran Antropometri pengukuran Pelayanan
antropometri Dalam melakukan
pencatatan saya
akan bersikap
cekatan
Kompeten
Dalam melakukan
pengukuran
antropometri saya
akan melaksanakan
dengan kualitas
terbaik
Akuntabel
Dalam melakukan
pengukuran
44
antropometri saya
akan melakukan
dengan penuh
tanggungjawab.
Loyal
Dalam melakukan
evaluasi hasil
pengukuran
antropometri , saya
akan menjaga
rahasia hasil
antropometri pasien
Berorientasi
pelayanan
Dalam melakukan
evaluasi hasil saya
akan melakukannya
dengan cermat
45
Akuntabel
“Dalam melakukan
pre test saya akan
melakukan dengan
cermat dan
bertanggung jawab
Kolaboratif
Dalam melakukan
pre test saya akan
bekerja sama
dengan ibu pasien
dalam pengisian
kuisoner
Kompoten
Dalam melakukan
pretest saya akan
menjelaskan
prosedur pre test
dengan benar
Adaptif
Dalam melakukan
pretest saya akan
menyesuaikan
kondisi
ruangan/kamar
pasien.
46
Adaptif
Dalam melakukan
edukasi saya akan
menyesuaikan diri
dengan situasi dan
kondisi yang
terjadidi kamar
pasien
Kompeten
Dalam melakukan
edukasi saya akan
melakukan dengan
kualitas terbaik
Akuntabel
Dalam melakukan
post test saya akan
melakukan dengan
cermat dan
bertanggung jawab
Kolaboratif
Dalam melakukan
post test saya akan
bekerja sama
dengan pasien
dalam pengisian
kuisoner.
47
Adaptif
Dalam melakukan
pretest saya akan
menyesuaikan
kondisi
ruangan/kamar
pasien.
Kompoten
Dalam melakukan
post tes saya akan
menjelaskan
prosedur post test
dengan benar
Kompeten
Dalam melakukan
pengolahan hasil
edukasi saya akan
melakukannya
dengan kinerja
48
terbaik
2. Membuat laporan 2. Tersedianya hasil Berorientasi
evaluasi hasil kegiatan edukasi Pelayanan
Dalam membuat
laporan evaluasi
kegiatan saya akan
melakukannya
dengan cekatan
Akuntabel
Dalam melakukan
hasil konsultasi hasil
edukasi saya akan
melakukannya
secara jujur, dan
bertanggungjawab
Harmonis
Dalam membuat
hasil edukasi saya
akan melakukannya
selaras dengan hasil
pengolahan data
Adaptif
Dalam melakukan
hasil konsultasi hasil
edukasi saya akan
melakukannya
49
secara proaktif
Loyal
Dalam melakukan
hasil konsultasi hasil
edukasi saya akan
patuh terhadap
hasil konsultasi
dengan mentor
Kolaboratif
Dalam melakukan
hasil konsultasi hasil
edukasi saya akan
bersinergi dengan
pimpinan untuk
menghasilkan
laporan yang baik
Akuntabel
Dalam melakukan
laporan hasil
edukasi saya akan
melakukannya
secara cermat dan
bertanggungjawab
Kompeten
50
Dalam melakukan
pengolahan hasil
edukasi saya akan
melakukannya
dengan kinerja
terbaik
51
Tabel 3.2 Deskripsi Kegiatan Keterkaitan dengan Agenda III
4 Melakukan evaluasi
52
3.5 Estimasi Biaya
53
3.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
3.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No. Kegiatan Tahapan MEI-JUN Ket
Kegiatan 17 18 19 20 21 23 24 25 26 27 28 30 31 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18
1 Meminta Mempersiapakn
dukungan bahan konsultasi
pimpinan Membuat waktu
bertemu
Melakukan
pertemuan
Meminta
dukungan
kerjasama
2 Menyusun Mengumpulkan
media referensi
edukasi Menyusun desain
dan
Melakukan
evaluasi
Konsultasi
dengan mentor
mengenai desain
media edukasi
dan evaluasi
Mencetak media
edukasi dan
media evaluasi
3 Melakukan Melakukan
Edukasi pencatatan
jumlah pasien
anak
Melakukan
pengukuran
Antropometri
Melakukan
Evaluasi
pengukuran
antropometri
pre-test edukasi
Edukasi
Post test edukasi
4 Melakukan pengolahan
Evaluasi hasil pre test dan
Edukasi post test
Membuat
laporan evaluasi
hasil
Melakukan
konsultasi
dengan mentor
tentang hasil
kegiatan
54
Membuat laporan
hasil
55
BAB IV
Dari beberapa isu yang penulis temukan setelah melakukan kegiatan analisis isu maka
ditemukan isu prioritas yaitu masih Kurang Optimalnya pemahaman tentang Perilaku
Merokok dan Penerapan kawasan bebas asap rokok pada Pelajar SMPN 1 Parigi.
Adapun kegiatan pemecahan isu berjumlah 3 kegiatan dan akan dikaitakan dengan
Manajemen ASN serta Smart ASN. Adapun nilai-nilai yang diaktualisasikan dalam kegiatan
adalah BerAkhlak yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal dan Kolaboratif.
56
REFERENSI
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 360 Tahun 2020 Tentang Rumah Sakit
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Loyal: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Adaptif: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
57
58