Isu Dan Dilema Dalam Bioetika
Isu Dan Dilema Dalam Bioetika
Qomariyah Sachrowardi
Ferryal Basbeth
Penyunting:
Juneman
Penerbit:
ISBN 978-602-14208-1-2
Penulis:
Qomariyah Sachrowardi
Ferryal Basbeth
Penyunting:
Juneman
Penerbit:
Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia (AIFI)
bekerjasama dengan Universitas YARSI
d.a. Menara YARSI
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, DKI Jakarta 10510
Telp: (021) 4213065; Fax: (021) 4213065
Situs web: http://www.aifi.or.id; E-mail: info@aifi.or.id
Pengantar Penyunting
Bioetika secara luas diartikan sebagai etika yang diterapkan
dalam ilmu-ilmu kehidupan (life sciences) dan dalam praktik
pemeliharaan kesehatan. Kajian bioetika sesungguhnya
mencakup bioetika medis, bioetika lingkungan, bioetika klinis,
bioetika keperawatan (Reich, 1995), bahkan bioetika hukum.
Buku yang ada di hadapan Anda menyajikan isu dan dilema
bioetis pada transplantasi ginjal, resusitasi jantung paru,
surrogacy, dan kanker. Buku ini melengkapi dirinya dengan
uraian tentang etika riset dan paten dalam ilmu kedokteran.
Sejarah sampai dengan perkembangan kontemporer dari isu dan
dilema pada masing-masing bidang bahasan diuraikan secara
cukup terperinci oleh para penulis. Oleh karena itu, di samping
berguna sebagai referensi mahasiswa ilmu kedokteran dan ilmu
kesehatan lainnya dalam perkuliahan dan penyusunan tugas
akhir, buku ini diharapkan memberikan penyegaran bagi para
aktor di dunia kedokteran dan kesehatan, khususnya yang
sempat terhenti dalam gelutnya di dunia tersebut.
Dalam kesempatan ini, saya hendak mengisi relung yang
masih kosong yang belum banyak tersentuh oleh kedua penulis.
Saya akan memberikan uraian ringkas tentang persoalan
interkoneksi antara kultur, termasuk agama dan teknologi,
dengan bioetika. Uraian saya berikut ini harus dipandang lebih
sebagai stimulan dan tantangan bagi gerakan riset dan praktik
yang lebih peka terhadap kultur dalam bidang bioetika di
Indonesia yang kaya akan keragaman etnis, budaya, dan agama.
Saya ingin mulai dengan analisis Jafarey dan Moazam (2010)
yang menegaskan kritik lama bahwa terdapat gejala yang cukup
serius dalam bioetika, yakni “miopia atau rabun jauh kultural”.
Yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah dominasi model
dan paradigma bioetika Amerikanis yang berfokus pada
universalisme dan pengabaian atas pengaruh kultural lokal dan
religius yang vital bagi pemahaman terhadap kehidupan moral di
banyak masyarakat. Padahal menurutnya, sejarah, kebudayaan,
sistem nilai, dan situasi-situasi sosio-ekonomi banyak masyarakat
Isu dan Dilema Dalam Bioetika iii Pengantar Penyunting
berbeda secara signifikan dengan Amerika Serikat. Mereka
mendengungkan kembali konsep “indigenisasi (pengulayatan)
bioetika”. Selanjutnya, menurut mereka, “internasionalisasi
bioetika” hanya mungkin terjadi apabila dikotomisasi antara hak
dan tanggung jawab, antara yang rasional dan yang non-rasional,
dan antara yang etis dan yang religius diluluhkan. Senada
dengan mereka, Turner (2003) melalui kajian bioetika
komparatif memberikan contoh bahwa dalam sejumlah tradisi
religius, pengalaman akan sakit dan penderitaan individu terletak
pada horizon pemaknaan yang lebih luas. Penderitaan dibuat
dapat dimengerti (intelligible) melalui narasi tentang nasib,
takdir, dan pelanggaran moral. Dengan demikian, ameliorisasi
penderitaan tidaklah wajib secara moral, sebab penderitaan
justru dapat dipandang sebagai hal yang dapat diterima dan
merupakan dimensi yang berharga dalam pengalaman manusia.
Debat yang ditujukan kepada “bioetika kultural” tersebut
datang dari Bracanovic (2011). Ia menyatakan bahwa walaupun
keragaman kultural harus dipahami oleh para pengambil
keputusan dalam konteks bioetis (dokter, perawat, anggota
komite bioetika, pembuat kebijakan publik, dan sebagainya),
namun diversitas kebudayaan bukanlah pilar sentral dari
bioetika, sebab (h. 236):
Daftar Rujukan
Bertens, K. (2001). Perspektif etika: Esai-esai tentang masalah
aktual. Yogyakarta: Kanisius.
Blustein, J. (2001). Setting the agenda for urban bioethics.
Journal of Urban Health: Bulletin of the New York Academy
of Medicine, 78(1), 7-20.
Bracanovic, T. (2011). Respect for cultural diversity in bioethics:
Empirical, conceptual and normative constraints. Medicine,
Health Care and Philosophy, 14, 229–236.
Isu dan Dilema Dalam Bioetika x Pengantar Penyunting
Engelhardt, H. T. (2003). The bioethics consultant: Giving moral
advice in the midst of moral controversy. HEC Forum, 15(4),
362-382.
Goodman, K. W., & Cava, A. (2008). Bioethics, business ethics,
and science: Bioinformatics and the future of healthcare.
Cambridge Quarterly of Healthcare Ethics, 17, 361–372.
Gupta, M. (2010). Proposing an alternative framework for
bioethics: Bioethics in the age of new media. CMAJ, 182(17),
803-804.
Jafarey, A. M., & Moazam, F. (2010). "Indigenizing" bioethics:
The first Center for Bioethics in Pakistan. Cambridge
Quarterly of Healthcare Ethics, 19, 353–362.
Kerry, B. (2004). What are the limits of bioethics in a culturally
pluralistic society? Journal of Law, Medicine & Ethics, 32(4),
664-669.
Priaulx, N. (2011). Vorsprung durch technik: On biotechnology,
bioethics, and its beneficiaries. Cambridge Quarterly of
Healthcare Ethics, 20, 174–184.
Raikos, A., Paraskevas, G. K., Tzika, M., Kordali, P., Tsafka-
Tsoskou, F., & Natsis, K. (2012). Human body exhibitions:
Public opinion of young individuals and contemporary
bioethics. Surgical and Radiologic Anatomy, 34, 433–440.
Reich, W. T. (1995). The word 'bioethics': The struggle over its
earliest meanings. Kennedy Institute of Ethics Journal, 5, 19-
34.
Testoni, I., & Zamperini, A. (2004). Modern medical
technologies and psychology of consent: A new look at
bioethics. Constructivism in the Human Sciences, 9(2), 95-
112.
Turner, L. (2003). Bioethics in a multicultural world: Medicine
and morality in pluralistic settings. Health Care Analysis,
11(2), 99-117.
Zeiler, K. (2009). Self and other in global bioethics: Critical
hermeneutics and the example of different death concepts.
Medicine, Health Care and Philosophy, 12, 137-145.
Pengantar Penulis....................................................................xii
Daftar Rujukan......................................................................176
Biografi Penyunting...............................................................184
Indeks ...................................................................................185
I K
Ibu genetik, 121 kadaver, 57, 59, 70, 71, 72, 90
ibu pengganti, 121, 122, 123, kanker, iii, 37, 47, 50, 77, 104,
124, 126, 127, 129, 130, 107, 109, 110, 133, 134,
131, 132 135, 136, 137, 138, 139,
ibu susu, 130 140, 141, 142, 143, 144,
identitas resipien, 86 145, 146, 147, 148, 149,
identitas sosial virtual, x 150, 151, 152, 153, 154,
ijma, 129 155, 156, 157, 170, 174
in vitro, 98, 121, 122, 175 kapasitas, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9,
in vivo, 98 10, 11, 16, 17, 112, 114,
Incapacity, 3, 180 119, 125, 152, 153
incompetency, 12, 13, 112 keadilan, 114
indeks terapeutik, 37, 50 kebijakan publik, iv, 30, 93
India, 87, 91, 124 kebijakan rasial, 160
indigenisasi, iv kelalaian, 29, 30, 37, 134, 136,
inefficacy, 115 138, 139, 141, 144, 145
inert, 18, 19, 21, 22, 23, 24 kelompok kontrol, 26, 39, 46
infantil, 164 kelompok perlakuan, 27, 28,
informed refusal, 133 39
Institutional Review Board, 28, kelompok plasebo, 24, 27, 28,
31 36, 46
internasionalisasi bioetika, iv kemanusiaan, 68, 166
international tourism, 96 kemarahan publik, 162
intervensi medis, 4, 5, 6, 7, 8, kepentingan terbaik, 11, 12,
9, 29, 115, 117 13, 76, 152
Intra Cranial Pressure, 59 keputusan hukum, 2, 17
ipso facto, 56 keputusan kelompok, 109
kesia-siaan fisiologis, 117
J kesukarelaan, 2, 31, 93
ketidakadilan, 96, 172
jantung babon, 97 Ketidakcakapan, 4
jaringan janin, 84, 85, 86 klausul hati nurani, 64
paksaan deontologis, 72 R
paliatif, 150, 151, 152
paralisis, 147 radiologi, 60, 139, 144
parens patriae, 75, 149 randomisasi, 24
Parkinson, 83, 84, 177 Rassenhygiene, 160
pediatrik, 151 refraktori, 37
peer group, 134, 136 reifikasi, 36
pematenan, 173, 175 relativisme etika, v
pembunuhan belas kasihan, resusitasi elektif, 110
163 Resusitasi Jantung Paru, 108
pembutaan, 42 risk-benefit, 30
penipuan, 22, 31, 172, 174 routine salvaging, 72
penyakit spesialistik, 134 ruang hampa, 166
penyakit terminal, 141, 150
penyembuhan spiritual, 149 S
perawat Macmillan, 151
peresepan, 155 schizophrenia, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
perilaku, v, 126, 160 176
persistent vegetative state, 82 second opinion, 135
placebo, 18, 178 sejarah keluarga, 172
plastinated cadavers, ix seksualitas, 125
preemptif, 88 self determination, 14
prima facie, 12 self-governance, 64
primata non-manusia, 98 senjata eksperimental, 26
prinsip payung, 11 serious morbidity, 27
privasi, 64, 69 serious professional
misconduct, 167
Isu dan Dilema Dalam Bioetika 189 Indeks
sia-sia, 8, 25, 63, 115, 116, terpaksa membuat keputusan,
117, 118 136
skizofrenia, 27, 28, 31, 34, 36, tes serologis, 142
161, 172 Thomas Kuhn, 43
spesimen prostat, 170 tim transplantasi, 78
standar emas, 88 transparansi, 24, 25
studi terkontrol, 46, 50 transplantasi ginjal, iii, 57, 59,
substituted judgment, 10, 11 71, 76, 87, 88, 89, 96, 100,
Sunnah, 129, 130 101, 102, 104, 105
Sunni, 123, 128, 129, 131 tumor, 59, 134, 138, 142, 147
surat wasiat, 11, 113, 119, 152 Type I error, 53
surplus ginjal, 102
surrogacy, iii, 90, 121, 122, U
123, 124, 125, 128, 129,
130, 131, 132, 180 uji klinis, 23, 24, 30, 34, 40,
surrogacy altruistik, 124, 132 44, 45, 50, 97
surrogate, 10, 121, 125, 127, Undang Undang Kesehatan
130, 176, 179, 180 Jiwa, 16
Syiah, 128, 129, 130, 131 urban bioethics, vi, vii, x
T W
tanpa persetujuan, 71, 152, wali pengampu, 10, 11, 12
161, 167, 168 wanprestasi, 15
technosentric, viii wasiat, 73, 118
teologi, 128, 129 withdrawal, 30, 63
terapi, 3, 5, 9, 19, 21, 22, 25, withhold, 116
26, 27, 28, 29, 30, 32, 36,
37, 44, 48, 50, 51, 52, 53, X
54, 56, 63, 64, 97, 103,
105, 117, 134, 135, 137, xenograft, 57, 96, 97, 98, 99
140, 141, 146, 147, 148, xenotransplantasi, 97, 99
149, 150, 154, 155, 156,
157, 175 Y
terapi alternatif, 154, 156
terapi konvensional, 149, 154 Yahudi Ashkenazi, 175
yurisprudensi, 128, 129, 130,
131, 143