Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL

PANCASILA MERUPAKAN LANDASAN KETAHANAN NASIONAL

DISUSUN OLEH
Muhamad Akbar Anjani
(043274059)

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
SISTEM INFORMASI
KATA PENGANTAR
 
 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah pmemberikan penyusun kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah “PANCASILA MERUPAKAN LANDASAN KETAHANAN
NASIONAL”. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak bisa menyelesaikannya
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang peran Pancasila
sebagai landasan ketahan nasional. Dimana akan dijelaskan bagaimana proses terbentuknya
Pancasila sehingga dapat ditunjuk sebagai Landasan Ketahanan Nasional Indonesia. Dalam
proses pendalaman materi ini, penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu Ibu Beyin Muhibbatul Millah yang telah mendukung penyusun.
penyusun sadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu
penyusun  membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Demikian makalah ini penyusun
buat semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan saya.

Bekasi, 18 Oktober 2020

Penyusun,
Muhamad Akbar Anjani

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………………
1.2 Rumus masalah…………………………………………………………………...........
1.3 Tujuan pembuatan Makalah…………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………
2.1 Pengertian Pancasila……………………………………………………………...........
2.2 Pengertian Ketahanan Nasional……………………………………………………….
2.3 Peran Pancasila dalam Ketahanan Nasional……………………………………...........
2.4 Pengamalan Pancasila dalam Ketahanan Nasional…………………………………....
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….
3.2 Saran……………………………………………………………………………...........
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..........

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar negara yang di buat oleh pendiri-pendiri bangsa. Pancasila
merupakan suatu system kompleks yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat
Indonesia yang diambil dari budaya masyrakat Indonesia itu sendiri. Berdasarkan fungsinya,
Pancasila memiliki peran penting sebagai pedoman pemersatu bangsa yang juga berarti pilar
ketahanan nasional baik untuk dalam negeri maupun dengan hal-hal yang berkaitan dengan
hubungan atau kebijakan aksi ketahanan bersama antara dua pihak hubungan antara dua
negara yang tujuannya saling menguntungkan kedua belah pihak.
Pancasila telah melalui banyak persoalan zaman yang kian berganti, termasuk ketahanan
nasional yang selalu diganggu dengan isu-isu pemecah bangsa seperti perang, terorisme, dan
hoax. Pancasila memiliki peran sebagai penangkis semua isu-isu tersebut. Bahkan pada
realitas ancaman-ancaman yang sudah terjadi.
Atas dasar tersebutlah penulis mengambil judul “Pancasila merupakan Landasan
Ketahanan Nasional “. Makalah ini dibuat agar pembaca dapat lebih mengetahui apa peran
dan fungsi pancasila dalam ketahanan nasional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Pancasila ?


2. Apa pengertian ketahanan nasional ?
3. Apa peran Pancasila Dalam Ketahanan Nasional ?

1.3 Tujuan Pembuatan makalah

Untuk mengetahui dasar dan landasan ketahanan nasional Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila

Pancasila adalah Ideologi Dasar bagi Negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan ber negara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung
dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pada bulan April 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman
Wedyodiningrat. Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi,
terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia yaitu:
• Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945.
Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan,
Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa
kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup
ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia.
• Pancasila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato
spontannya yang kemudian dikenal dengan judul “Lahirnya Pancasila“. Sukarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan Indonesia,
Internasionalisme/ Peri Kemanusiaan, Mufakat/ Demokrasi, dasar perwakilan, dasar
permusyawaratan, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan
oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:

“Sekarang banyak prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan


ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini
dengan petunjuk seorang teman kita, ahli bahasa namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas
atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan
abadi”.

Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk merumuskan
kembali Pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidato yang diucapkan Soekarno pada
tanggal 1 Juni 1945. Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan
Indonesia Merdeka.

Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk
menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 yang
kemudian diberi nama Piagam Jakarta.

2
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa
dokumen penetapannya adalah:
• Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter)-tanggal 22 Juni 1945.
• Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang dasar-tanggal 18 Agustus 1945.
• Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat-tanggal 27
Desember 1949.
• Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara-tanggal15
Agustus 1950.
• Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk
Dekret Presiden 5 Juli 1959).

2.2 Pengertian ketahanan nasional

Ketahanan nasional (national resilience) merupakan kemampuan bangsa di dalam


mengusahakan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidup warga negaranya serta
mempertahankan kedaulatan dan kesatuannya dalam menghadapi ancaman baik dari luar
maupun dari dalam. Beberapa wujud ketahanan nasional, antara lain berupa konsepsi,
kondisi, dan strategi. Dalam konsepsi ketahanan nasional Indonesia, ajaran Asta Gatra yang
terdiri dari Tri Gatra (tiga aspek ilmiah) dan Panca Gatra (lima aspek sosial). Sebagai
kondisi, ketahanan nasional Indonesia merupakan analisis keadaan nasional dari masa ke
masa yang bersifat dinamis. Sedangkan sebagai kondisi, ketahanan nasional Indonesia
merupakan cara atau pendekatan dengan menggunakan ajaran Asta Gatra yang memasukkan
segala aspek alamiah dan sosial dalam mengatasi tantangan dari dalam maupun luar, dari
waktu ke waktu.
Ketahanan nasional diperlukan dalam rangka menjamin eksistensi bangsa dan negara dari
segala gangguan-gangguan baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk
itu bangsa Indonesia harus tetap memiliki sifat keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina
secara konsisten dan berkelanjutan.

2.3 Peran Pancasila dalam Ketahanan Nasional

Ideologi Pancasila merupakan pemersatu bangsa dalam ketahanan nasional untuk


memelihara serta melindungi persatuan dan kesatuan negara, mampu menangkal pengaruh
penetrasi ideologi asing terhadap bangsa Indonesia, sehingga kondisi mental bangsa
Indonesia menjadi tangguh tidak terpengaruh oleh ancaman-ancaman nasional. Nilai-nilai
Pancasila ialah mengutamakan persatuan dan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan
bangsa sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan individu atau suatu golongan, turut
mengajarkan cinta tanah air dan mengembangkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

2.4 Pengamalan Pancasila dalam Ketahanan Nasional


Pengamalan Pancasila adalah sebuah panduan tentang pengamalan Pancasila dalam
berkehidupan bernegara semasa Orde Baru. Panduan P4 dibentuk dengan Ketetapan MPR no.
II/MPR/1978. Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan
kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi
pelaksanaan Pancasila. Saat ini produk hukum ini tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR
no. II/MPR/1978 telah dicabut dengan Ketetapan MPR no XVIII/MPR/1998 dan termasuk
dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah bersifat final atau selesai dilaksanakan menurut
Ketetapan MPR no. I/MPR/2003.

3
Berdasarkan ketetapan MPR no. I/MPR/2003 antara lain:
Sila pertama yaitu:
• Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
• Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
Sila kedua yaitu:
• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, ras, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
• Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
• Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
• Berani membela kebenaran dan keadilan.
Sila ketiga yaitu:
• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
• Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
Sila keempat yaitu:
• Sebagai warga negara Indonesia, setiap manusia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
• Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
• Mengutamakan musyawarah serta mufakat dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
Sila kelima yaitu:
• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
• Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak orang lain.
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila merupakan dasar negara yang juga menjadi landasan bagi setiap sistem
kehidupan bermasyarakat serta bernegara, pancasila juga dapat menjadi pelindung bagi setiap
ancaman yang masuk kedalam negeri. Jika pancasila dapat diamalkan secara baik oleh
masyarakat. Pancasila dapat menjadi kekuatan pertahanan nasional untuk melindungi dari
ancaman-ancaman baik ancaman dari dalam negeri maupun ancaman dari luar negeri.
Ketangguhan serta kemampuan bangsa untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional
menjadi kekuatan pertahanan negara yang solid, perlu dibangun diatas nilai-nilai kebangsaan,
mempunyai rasa nasionalisme. Dalam perspektif ketahanan nasional tersebut merupakan
prasyarat yang harus dibina secara dini, terus menerus, terpadu dan berkelanjutan. Terkait hal
inilah, rasa nasionalisme bukan merupakan retorika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, namun harus mampu mewujudkan dan mengimplementasikan secara nyata oleh
seluruh komponen bangsa, utamanya kalangan intelektual muda atau kalangan milenial di
masa kini. Kecerdasan intelektual yang merupakan potensi besar yang dimiliki kalangan
muda harus mampu dikembangkan secara seimbang dengan kecerdasan emosional,
kecerdasan moral dan kecerdasan spiritual. Keseimbangan tersebut dibutuhkan sebagai
rangkaian proses membangun kesadaran individual terkait ketahanan nasional. Itulah yang
sesungguhnya harus disadari oleh kalangan intelektual muda untuk dipahami dan dikerjakan
dalam memenuhi hak dan kewajiban sebagai berbangsa dan bernegara.

3.2 Saran
Demikian Artikel yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi Ibu Dosen, saya
memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata-kata pada artikel tersebut, dan
memohon untuk dapat dikoreksi dengan baik. Atas perhatian dan bimbingannya saya ucapkan
terimakasih.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://bahanajar.ut.ac.id/eReader/pdf/index.php?
file_name=MKDU411102.pdf&book_name=MKDU411102%20-%20Pendidikan
%20Kewarganegaraan&userid=953343&book_id=OTMy#sthash.KjpOGgCV.dpbs
MKDU4111/Modul 3 Halaman 3.3 sampai 3.11
https://www.kemhan.go.id/belanegara/opini/asd
https://aldoadityaaditya.wordpress.com/2017/06/15/ketahanan-nasional-dalam-koridor-
presatuan-dan-kesatuan-nasional-indonesia-pancasila-sebagai-landasan-ketahanan-
nasional/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pedoman_Penghayatan_dan_Pengamalan_Pancasila
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertahanan_negara

Anda mungkin juga menyukai