Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MACAM-MACAM BENTUK TEST

DOSEN :
DIAN FITRIA TANJUNG, SPd. MPd

Kelompok I :
 DEPIA SARI WATI NASUTION
 RABIAH SABDUYAH SIMATUPANG
 ROHIMAH MANURUNG
 SURYANI MANURUNG

MATA KULIAH : EVALUASI PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SAMORA
PEMATANGSIANTAR
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
telah melimpahkan Rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya yang berjudul “MACAM-MACAM BENTUK TEST”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi
Pendidikan. Saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
Pendidikan yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya tugas makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Saya berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin yarabbal ‘alaminn.

Pematang Siantar 16 Maret 2022


DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Masalah......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Test Objektif..........................................................................................5
B. Kelemahan dan Kelebihan Test Objektif…………………………..……………...5
C. Macam-Macam Test Objektif…..…………………………………………………6
D. Test Uraian (Test Subjektif)....................................................................................11
E. Kelebihan dan Kelemahan.......................................................................................12
F. Petunjuk Penyusunan………………………………………………………………12
G. Penggunaan Test Uraian…………….……………………………………………..12
H. Contoh Soal Test Uraian…………………………………………………………...13
I. Beberapa Prinsip Konstruksi Tes Butir Soal Test Uraian………………………….13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................................14
B. Saran ……………………………………………………………………………...15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...16
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tes obyektif (onjective test) yang juga di kenal dengan istilah tes jawaban pendek
(short answer test), tes “ya-tidak” (yes-no test) dan test model baru ( new type test), adalah
salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (item) yang di jawab oleh
testee dengan jalan memilih salah satu atau lebih di antara beberapa kemungkinan jawaban
yang telah di pasangkan pada masing-masing item atau dengan jalan menulisakan
(mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat atau
ruang yang telah di sediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.
Item test objektif bentuk lain yang juga banyak dipakai para guru dalam evaluasi di
kelas adalah item test objektif (objective test selection type). Tes ini di namakan test objek
pilihan, karena para siswa diharuskan memilih salah satu jawaban benar dari sejumlah
jawaban yang telah di sediakan oleh evaluator. Item test objektif ini oleh sebagian ahli
penilaian dikatakan lebih efektif penggunaanya dalam mengukur beberapa hasil belajar
peserta didik. Karena dengan menggunakan tes objektif tipe pilihan dapat mengungkap materi
pembelajaran yang lebih luas.
Untuk para siswa tingkat awal, pengunaan item tes objektif dengan bentuk pertanyaan
langsung memiliki beberapa kelebihan, di antaranya a) lebih alami, b) lebih mudah di pahami,
dan c) lebih mudah menggambarkan permasalahan. Sedangkan untuk bentuk kedua atau
pertanyaan tidak lengkap memiliki kelebihan utama, yaitu lebih sedikit memerlukan ruang
sehingga lebih hemat kertas.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penulisan di atas dapat kami ambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengetian test objektif?
2. Apa saja kelemahan dan kelebihan test objektif?
3. Apa saja macam-macam test objektif?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menjelaskan dari pengetian test objektif.
2. Untuk menjelaskan kelemahan dan kelebihan test objektif.
3. Untuk menjelaskan macam-macam test objektif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Test Objektif


Test objektif adalah test yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.
Hal ini memang di maksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari test bentuk esai.
Dalam menggunakan test objektif ini jumlah soal yang di ajukan lebih banyak dari pada test
esai. Kadan-kadang untuk test yang berlangsung selama 60 menit dapat di berikan 30-40 buah
soal.

B. Kelemahan dan Kelebihan Test Objektif.


1. Kelebihan-kelebihan test objektif:
a. Dapat di jawab dengan cepat sehingga memungkinkan siswa untuk menjawab sejumlah
besar pertanyaan.
b. Materi test dapat mencangkup sebagian besar bahan pembelajaran yang di berikan.
c. Hasil tes yang di peroleh siswa cukup representative dalam mengggambarkan penguasaan
bahan yang diteskan pada siswa.
d. Skor yang di peroleh siswa di jamin reliabilitasnya, karena item-item tes hanya
mengandung satu jawaban yang benar, sehingga siapapun yang menskor hasilnya akan tetap
sama.
e. Jawaban-jawaban dapat di koreksi dengan mudah dan cepat dengan menggunkan kunci
jawaban yang telah di siapkan.

2. Kelemahan-kelemahan test objektif:


a. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada test esai karena soalnya banyak dan
harus teliti untuk menghindrai kelemahan-kelemahan yang lain.
b. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja,
dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
c. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
d. “kerja sama” antarsiswa pada waktu mengerjakan soal test lebih terbuka.

3. Cara mengatasi kelemahan test objektif:


a. Kesulitan menyusun test objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih terus-menerus
hingga betul-betul mahir.
b. Menggunakan tabel spesifikasi untuk mengatasi kelemahan no satu dan dua.
c. Menggunakan norma (standar) penilaian yang memperhitungkan faktor tebakan (guessing)
yang bersifat spekulatif itu.

C.Macam-Macam Test Objektif.


1.Tes benar-salah (true-false)
Soal-soalnya berupa petanyaan-pertanyaan (statement). Statement tersebut ada yang
bener dan dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing
pertanyaan itu dengan melingkari huruf B jika pertanyaan itu betul menurut pendapatnya dan
melingkari huruf S jika pertanyaannya salah.
Contoh:
-B-S. tes bentuk objektif banyak member peluang testee untuk bermain spekulasi.
Bentuk benar salah ada 2 macam (dilihat dari segi mengerjakan/menjawab soal), yakni:
-Dengan pembetulan (with correction), yaitu siswa diminta membetulkan bila ia memilih
jawaban yang salah.
-Tanpa pembetulann (without correction), yaitu siswa yang hanya di minta melingkari huruf B
atau S tanpa memberikan jawaban yang betul.
 Kebaikan tes benar-salah:
a. Dapat mencangkup bahan yang luas dan tidak banyak memakan tempat karena biasanya
pertanyaan-pertanyaannya singkat saja.
b. Mudah menyusunnya.
c. Dapat digunakan berkali-kali.
d. Dapat di lihat secara cepat dan objektif.
e. Petunjuk cara mengerjakanya mudah dimengerti.
 Keburukannya:
a.Sering membingungkan.
b.Mudah ditebak/diduga.
c.Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan benar/salah.
d.Hanya dapat mengungkapkan daya ingatan dan pengenalan kembali.
 Petunjuk penyusunan:
a. Tulislah huruf B-S pada permulaan masing-masing item dengan maksud untuk
mempermudah mengerjakan dan menilai (scoring).
b. Usahakan agar jumlah butir soal yang harus di jawab B sama dengan butir soal yang harus
dijawab S. dalam hal ini hendaknya pola jawabannya tidak bersifat teratur. Misalnya: B-S-B-
S-B-S atau SS-BB-SS-BB-SS.
c. Hindari item yang masih bisa diperdebatkan.
Contoh:
B-S. kekayaan lebih penting dari pada kepandaian.
d. Hindari pertanyaan-pertanyaan yang persis dengan buku.
e. Hindarilah kata-kata yang menunjukkan kecenderungan member saran seperti yang di
kehendaki oleh item yang bersangkutan, misalnya: semua, tidak selalu, tidak pernah, dan
sebagaiya.
 Cara mengolah skor:
Rumus untuk mencari skor akhir bentuk benar-salah ada 2 macam, yaitu:
a. Dengan denda.
S=R-W
Dengan pengertian:
S = skor yang diperoleh.
R = right (jawaban yang benar).
W = worng ( jawaban yang salah)
Contoh:
Jumlah soal tes = 20 buah.
A menjawab betul 16 buah dan salah 4 buah. Maka skor untuk A adalah:
16 – 4 = 12
Dengan menggunaknn rumus seperti ini maka ada kemungkinan seorang siswa memperoleh
skor negatif.
b. Tanpa denda.
Rumus:
S=R
Yang dihitung hanya yang betul.
(untuk soal yang tidak dikerjakan dinilai 0).

2. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choise Test)


Multiple Choise Test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu
pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah di sediakan. Atau Multiple Choise Test terdiri atas bagian
keterangan (stem) dan bagian kemungkinanjawaban atau alternative (options). Kemugkinan
jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa
pengecoh (distractor).
1. Penggunaan test pilihan ganda.
Tes bentuk pilihan ganda (PG) ini merupakan bentuk tes objektif yang paling banyak
digunakan karena banyak sekali materi yang dapat di cangkup.
Bentuk-bentuk soal yang digunakan di dalam Ujian Akhir Nasional maupun SNMPTN ada 4
(empat) variasi:
a. Pilihan ganda biasa.
b. Hubungan antar hal (pernyataan –SEBAB- pernyataan).
c. Kasus (dapat muncul dalam berbagai bentuk).
d. Diagram, gambar, table, dan sbagainya.
e. Asosiasi.
f. Contoh soal bentuk asosiasi.
Petunjuk pilihan:
[A] jika [1], [2]. Dan [3] betul
[B] jika [1] dan [3] betul
[C] jika [2] dan [4] betul
[D] jika hanya [4] yang betul
[E] jika semua betul
Soal:
Ditinjau dari tata bentuk kata, maka gabungan kata yang betul di antara 4 (empat) gabungan
kata berikut adalah:
[1] perserikatan bangsa-bangsa.
[2] para alumnus.
[3] suatu pemikiran-pemikiran.
[4] dewan gereja
Contoh soal bentuk hubungan antarhal yang terdiri dari dua buah peryataan dengan kata
“seabab” di antara keduanya, sudah di sajikan sebagai contoh soal analisis.
2. Petunjuk penyusunan
Pada dasarnya, soal bentuk pilihan ganda ini adalah soal bentuk benar-salah juga,
tetapi dalm bentuk jamak. Tercoba (tesree) diminta membenarkan atau menyalahkan setiap
stem dengan setiap pilihan jawaban. Kemungkinan jawaban itu biasanya sebanyak empat atau
tiga buah, tetapi adakalanya dapat juga lebih banyak (untuk tes yang akan diolah dengan
komputeer banyaknya option diusahakan 4 buah).
Contoh:
Kambing dapat digolongkan sebagai:
a. Kata sifat
b. Kata bilangan
c. Kata benda
d. Kata kerja
Cara menulis soal diatas adalah lebih baik dari pada jika pilihan jawaban disusun ke
samping.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tes pilihan ganda:
a. Intruksi pengerjakannya harus jelas, dan bila dipandang perlu baik disertai dengan
contohnya mengerjakannya.
b. Kalimat pada tiap butir soal hendaknya sesingkat mungkin.
c. Bila dapat disusun urutan logis antar pilihan-pilihan, urutkanlah (missal: urutan tahun,
urutan alphabet, dan sebagainya).
d. Jangan menggunakan kata-kata indicator seperti selalu, kadang-kadang, pada umumnya.
e. Susunlah agar jawaban mana pun mempunyai kesesuaian tata bahasa dengan kalimat
pokoknya.
4. Cara mengolah skor:
Untuk mengolah skor dalam tes bentuk pilihan ganda ini digunakan 2 macam rumus
pola.
a. Dengan denda, dengan rumus:
S=R–w
0-1
S = skor yang diperoleh (Raw Score)
R = jawaban yang betul
W = jawaban yang salah
0 = banyaknya option
1 = bilangan tetap
Contoh: murid menjawab betul 17 soal dari 20 soal. Soal bentuk multiple choise ini denagan
menggunakan option sebanyak 4 buah.
Skor =17- ..3.. = 16
4-1
b.Tanpa denda dengan rumus:
S=R
3. Menjodohkan (matching test)
Matching test dapat diganti dengan istilah memperbandingkan, mencocokkan, atau
menjodohkan. matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-
masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalm seri jawaban. Tugas murid
ialah: mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan
pertanyaannya.
Petunjuk penyusunan:
a. Seri pertanyaan-pertanyaan dalam matching test hendaknya tidak lebih dari sepuluh soal.
Sebab pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu akan membingungkan murid. Juga
kemungkinan akan mengurangi homogenitas antara item-item itu. Jika itemnya cukup banyak,
lebih baik dijadikan dua seri.
b. Jumlah jawaban yang harus dipilih, harus lebiih banyak dari pada jumlah soalnya. Dengan
demikian murid dihadapkan kepada banyak pilihan,yang semuanya mampunyai kemungkinan
benarnya, sehingga murid terpaksa lebih mempergunakan pikirannya.
c. Antara item-item yang terkabung dalam satu seri matching test harus merupakan
pengertian-pengertian yang benar-benar homogeny.
Misalnya:
Disebelah kiri terdapat nama hewan. Di sebelah kanan adalah nama makanan. Coba
cocokkan yang tersedia di sebelah kiri dengan huruf di depan nama makanan di mana hewan
tersebut memakannya.
1. Kambing a. biji-bijian
2. Ayam b. rumput
3. Burung c. daging
4. Harimau d. dedak
e. pelet
f. jagung
g. darah
cara mengolah skor:
S=R
Artinya skor dihitung jawaban yang bener saja.
4. Tes Isian (completion test)
completion test bisa disebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes
melengkapi. completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang
dihilangkan. Bagian yang dihilangkakan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah
merupakan pengertianyang kita minta dari murid
contoh:
Air akan membeku pada suhu………….. derajat Fahrenheit.
Cara skor:
S=R
(sama dengan bentuk matching).
Petunjuk penyusunan
a. Perlu selalu diingat bahwa kita tidak dapat merencanakan lebih dari satu jawaban yang
kelihatan logis.
b. Jangan mengutip kalimat/pertanyaan yang tertera pada buku/catatan
c. Diusahakan semua tempat kosong hendaknya sama panjang.
d. Diusahakan hendaknya setiap pertanyaan jangan mempunyai lebih dari satu tempat kosong.
e. Jangan mulai dengan tempat kosong.
Misal:
Ibu kota Indonesia adalah ………………………….. (lebih baik)
…………………… adalah ibukota Indonesia. (kurang baik).

D. TES URAIAN (TES SUBJEKTIF)


a. Pengertian tes uraian
Tes ini pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk esai adalah sejenis tes
kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata.
Ciri-ciri pertanyaannya adalah dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa,
bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
Soal-soal uraian ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir,
menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat
dapat dikatakan bahwa tes ini menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal
kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreatifitas tinggi. Soal uraian biasanya
jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 buah soal dalam waktu kira-kira 90 s.d 120 menit.

b. Teori Berkenaan dengan Tes Uraian


Tes uraian dan objektif tes uraian adalah bentuk tes yang terdiri dari satu atau
beberapa pertanyaan yang menuntut jawaban tertentu dari mahasiswa secara individu
berdasarkan pendapatnya sendiri yang berbeda dengan jawaban mahasiswa lainnya (Bloom &
Madaus, 1981). Menurut Grondlund (1982), tes uraian adalah kebebasan menjawab
pertanyaan yang ditujukan pada seseorang, yang menuntutnya agar memberikan jawaban
sendiri, relatif bebas, bagaimana mendekati masalahnya, informasi apa yang akan digunakan,
bagaimana mengorganisasi jawabannya, dan berapa besar tekanan yang diberikan kepada
setiap aspek jawaban. Nitko (1996) mengemukakan bahwa soal-soal tes uraian
memperbolehkan seseorang bebas untuk mengekspresikan jawaban, ide-ide mereka sendiri
dan hubungan antar ide-ide tersebut, serta mengorganisasi jawaban sendiri. Jawaban dari soal
menginginkan seseorang untuk mengaplikasikan keahliannya untuk memecahkan masalah
baru atau menganalisis situasi baru. Seorang mahasiswa bebas merespons derajat kebenaran
atau kebaikan. Respon mahasiswa dapat dinilai oleh seorang pengajar ahli (dosen) yang
mengetahui subjeknya terlebih dahulu.

E. Kelebihan dan Kelemahan


 Kelebihan-kelebihan dari tes uraian
1. Mudah disiapkan dan disusun.
2. Tidak memberikan banyak kesempatan untuk berspekulas iatau untung-untungan.
3. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk
kalimat yang bagus.
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa
dan caranya sendiri.
5. Dapat mengetahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan.
 Kelemahan-kelemahan dari tes uraian
1. Kadar validitas dan reabilitas rendah karena sukar diketahui segi mana dari pengetahuan
siswa yang betul-betul telah dikuasai.
2. Kurang refresentatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites
karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas).
3. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif.
4. Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak
dari penilai.
5. Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

F. Petunjuk Penyusunan
Dalam penyusunan tes subjektif , maka harus diperhatikan beberapa hal berikut.
1. Hendaknya soal- soal tes dapat meliputi ide-ide pokokdari bahan yang di teskan, dan kalau
mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif.
2. Hendaknya soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau
catatan.
3. Pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta
pedoman penilaiannya.
4. Hendaknya diusahakan agar pertanyaannya bervariasi antara ”jelaskan”, ”bagaimana”,
”mengapa”, ”seberapa jauh”, agar dapat diketahui lebih jauh penguasaan siswa terhadap
bahan.
5. Hendaknya rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh tercoba.
6. Hendaknya ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. Untuk ini
pertanyaan tidak boleh terlal umum, tapi harus spesifik.

G. Penggunaan Tes Uraian


Tes bentuk uraian digunakan apabila:
1. Kelompok yang akan dites kecil, dan tes itu tidak akan dilakukan berulang-ulang.
2. Tester(guru) ingin menggunakan berbagai cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
bentuk tertulis.
3. Guru ingin menglebih mengetahui lebih banyak tentang sikap-sikap siswa dari pada hasil
yang telah dicapai.
4. Memiliki waktu yang cukup untuk menyusun tes.

H. Contoh Soal Tes Uraian


DNA tersusun atas rangkaian nukleotida (polinukleotida) ganda, yang membentuk
tangga berpilin.
a) Apakah yang menyusun satu molekul nukleotida?
b) Buatlah bagan satu nukleotida yang menunjukkan 13a?

I. Beberapa Prinsip Konstruksi Tes Butir Soal Tes Uraian


1. Prinsip 1: Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang cocok.
2. Prinsip 2: Beritatahulah sebelumnya bahwa dalam tes yang akan datang akan digunakan
bentuk tes uraian.
3. Prinsip 3: Batasilah ruang lingkup secara pasti
4. Prinsip4: Pertanyaan hendaklah untuk mengukur tujuan hasil yang penting saja.
5. Prinsip 5: Jangan terlalu banyak menggunakan soal bentuk uraian untuk mengukur
kemampuan mengingat
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Test objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal
(item) yang di jawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu atau lebih di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah di pasangkan pada masing-masing item atau dengan jalan
menulisakan (mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada
tempat atau ruang yang telah di sediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.
Kelemahan dan kelebihan dari test objektif yaitu sebagai berikut:
Kelebihan-kelebihan test objektif:
[1] Dapat di jawab dengan cepat sehingga memungkinkan siswa untuk menjawab sejumlah
besar pertanyaan.
[2] Materi test dapat mencangkup sebagian besar bahan pembelajaran yang di berikan.
[3] Hasil tes yang di peroleh siswa cukup representative dalam mengggambarkan penguasaan
bahan yang diteskan pada siswa.
Kelemahan-kelemahan test objektif:
[1] Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada test esai karena soalnya banyak
dan harus teliti untuk menghindrai kelemahan-kelemahan yang lain.
[2] Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja,
dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
[3] Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
Macam-Macam Test Objektif adalah sebagai berikut:
[1] Tes benar-salah (true-false)
[2] Tes Pilihan Ganda (Multiple Choise Test)
[3] Menjodohkan (matching test)
[4] Tes Isian (completion test).
Tes Subjektif merupakan sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang
bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata
seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, dan sebagainya.
Soal-soal jenis tes ini biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 buah soal.
Soal-soal bentuk ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir,
menginterpretasi, menghubungkan pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa tes ini menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengingat kembali,
dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
Tes jenis ini mempunyai beberapa kelebihan dan juga kelemahan, namun demikian
tetap harus diperhatikan beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru sebelum
membuat soal-soal tes ini untuk menghindari munculnya beberapa faktor yang akan
memengaruhi dalam pengambilan keputusan pada penilaian siswa.

B. Saran
Demikianlah makalah ini yang kami buat, namun kami merasa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu kami menginginkan kritik dan saran agar makalah ini
menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Sudijino Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara, 2012.
Arikunto Suharsimi, Ed. Revisi, Cet 12, Dasar-Dasar evaluasi pendidikan, Jakarta: PT Bumi
Aksara , 2011.
Mukhid Abd., Evaluasi Pembelajaran, Pamekasan: Stain Pamekasan Pers, 2006.
Arikunto Suharsimi, Ed. 1, Dasar-Dasar evaluasi pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara ,
2012.
Suharsimi Arikunto, Prof. Dr., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Bumi Aksara 2012)
Sukardi, Prof., MS, Ph.D., Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta, (Bumi
Aksara 2011)
[1] Anas Sudijino, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm., 106
[2] H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara, 2012), hlm.,117
[3] Suharsimi Arikunto, Ed. Revisi, Cet 12, Dasar-Dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: PT
Bumi Aksara , 2011), hlm., 164
[4] Abd. Mukhid, Evaluasi Pembelajaran, (Pamekasan: Stain Pamekasan Pers, 2006), hlm., 22
[5] Suharsimi Arikunto, Ed. 1, Dasar-Dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara ,
2012), hlm., 164
[6] Ibid, hlm,. 180
[7] Suharsimi Arikunto, Ed. Revisi, Cet 12, Dasar-Dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: PT
Bumi Aksara , 2011), hlm., 165
[8] Ibid, Suharsimi, hlm165-168
[9] Ibid., Suharsimi, hlm 167-168
[10] Ibid., Suharsimi, hlm 169-172
[11] Ibid., Suharsimi, hlm172-175
[12] Ibid., Suharsimi¸ hlm175-177

Anda mungkin juga menyukai