Anda di halaman 1dari 5

Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper

Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8

EFEKTIVITAS TERAPI KOMPES AIR HANGAT TERHADAP


INTENSITAS NYERI SENDI PADA LANSIA
Ovi Ristanti Putri1, Sulistyo Andarmoyo2, Rika Maya Sari3
1,2,3
Fakultas I l m u Kesehat an ,Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ABSTRACT
Abstract
Joint disease is a disease that attacks the joints, in the elderly joint disease is one
of the degenerative diseases. Management of joint pain can be done with
nonpharmaskologic treatment. Warm water compress is one of the
nonpharmacalogical therapies that can be given to the elderly with joint pain. The
purpose of this study was to determine the effectiveness of warm water compress
therapy to reduce the intensity of joint pain in the elderly.This study uses a pre-
Kata Kunci: experimental design, with the type of research design that is one group pre-post
test. The population in this study were 43 elderly in UPT PSTW Magetan Regency.
Lansia, Nyeri The sample in this study were 22 elderly through purposive sampling technique.
Sendi, Pain intensity was measured using a Observation Sheet numerical rating scale.
KompresAir The results showed that before giving warm water compress intervention, almost
Hangat all 22 respondents had an average of 9 pain (severe pain). After being given warm
water compress intervention, the scale decreased 2.95 (mild pain). The results of
the analysis and statistics using the paired t test obtained a significance value of
p value of 0,000. Because (p <0.05) concluded that Ho was rejected. Which means
it can be stated that effective warm compress water therapy is effective in reducing
joint pain in the elderly at UPT PSTW Magetan Regency Based on the results of
research that has been done, researchers suggest the elderly can carry out warm
water compress therapy routinely to reduce the intensity of joint pain, because this
therapy is a non-pharmacological therapy that is safe and easy to do by the
elderly.
Abstrak
Penatalaksanaan nyeri sendi dapat dilakukan dengan pengobatan
nonfarmaskologis. Kompres air hangat merupakan salah satu terapi
nonfarmakalogis Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas terapi
kompres air hangat untuk menurunkan intensitas nyeri sendi pada lansia.
Penelitian ini menggunakan pra eksperimental design, dengan jenis desain
penelitian yaitu one group pra-post test. Populasi pada penelitian ini sebanya 43
lansia di UPT PSTW Kabupaten Magetan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak
22 Lansia Melalui Teknik Purposiv sampling. Intensitas nyeri diukur
menggunakan Lembar Observasi numerical rating scale. Hasil penelitian
menunjukkan sebelum diberikan intervensi kompres air hangat hampir
seluruhnya 22 Responden memiliki rata-rata nyeri 9 (nyeri berat), Setelah
diberikan intervensi kompres air hangat mengalami penurunan skala 2,95 (nyeri
ringan). Hasil analisa dan statistik menggunakan uji t berpasangan didapatkan
nilai signifikansi p value sebesar 0,000. Karena (p < 0,05) disimpulkan Ho
ditolak. Yang berarti dapat dinyatakan terapi kompres air hangat efektif untuk
mengurangi nyeri sendi pada lansia di UPT PSTW Kabupaten Magetan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan lansia
dapat melaksanakan terapi kompres air hangat secara rutin untuk mengurangi
intensitas nyeri sendi, karena terapi ini merupakan terapi nonfarmakologi yang
aman dan mudah dilakukan oleh lansia.

135 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
22-23 Agustus 2019
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8

1. PENDAHULUAN
Setiap masa dalam kehidupan manusia pasti Karaktersitik Responden Berdasarkan Jenis
akan mengalami perubahan. Usia yang semakin Kelamin
bertambah maka berbagai penyakit juga akan Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
menghampiri salah satunya penyakit pada sistem jenis kelamin di UPT PSTW Kabupaten
muskuloskeletal yang biasanya sering kita sebut dengan Magetan28 April -12 Mei 2019
penyakit atau gangguan sendi. Penyakit sendi adalah Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
penyakit yang menyerang persendian, pada lansia Laki-laki 8 36,4
penyakit sendi merupakan salah satu penyakit Perempuan 14 63,6
degenerative.Penyakit atau gangguan sendi biasanya Total 22 100
dirasakan lansia pada daerah panggul, lutut, vertebra,
tetapi dapat juga mengenai bahu, Sendi-sendi pada jari Sumber : Data primer,2019
tangan, dan pergelangan kaki (Padila, 2013). juga Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
meningkatkan relaksasi otot danmobilitas, menurunkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan
nyeri sendi dan menghilangkan kekakuan sendi dipagi sebanyak 14 responden (63,6), dan hampir setengahnya
hari(Lukman dan Ningsih, 2012).Kompres air hangatini 8 responden (36,4) berjenis kelamin laki-laki.
suatu tindakan yang memberikan efek mengatasi atau
Karaktersitik Responden Berdasarkan Pendidikan
menghilangkan sensasi nyeri, Mengurangi atau
Terakhir
mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat
Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
(Hidayat & Uliyah 2012).
pendidikan terakhir di UPT PSTW Kabupaten
2. METODE PENELITIAN Magetan28 April -12 Mei 2019
Desain penelitian yang digunakan dalam Pendidikan Frekuensi Prosentase
penelitian ini menggunakan pra eksperimental design Tidak Sekolah 5 22,7
dengan rancangan one group pra-post test.Jumlah SD 11 50,0
populasi yang didapatkan sebanyak 22 SMP 4 18,2
responden..Teknik sampling menggunakan Puposive SMA 2 9,1
sampling .Instrument yang digunakan adalah numerical
rating scale.Analisis data dilakukan denganuji paired T Total 22 100
test. Terapi kompres air hangatini dilakukan selama satu
minggu dengan durasi 20 menit menggunakan botol Sumber : Data primer,2019
kaca. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden berpendidikan terakhir SD, yaitu
3. HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak 11 responden (50), dan sebagian kecil 2
KaraktersitikResponden Berdasarkan Usia responden (9,1) berpendidikan terakhir SMA.
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Karaktersitik Responden Berdasarkan Lama
usia di UPT PSTW Kabupaten Magetan28 April Menderita Nyeri
-12 Mei 2019 Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Usia Frekuensi Prosentase lama menderita nyeri sendi di UPT PSTW
78 – 84 tahun 4 18,2 Kabupaten Magetan28 April -12 Mei 2019
71 – 77 tahun 6 27,3
64 – 70tahun 6 27,3 Lama Menderita Frekuensi Prosentase
57 – 63 tahun 6 27,3 Nyeri
Total 22 100 > 1 tahun 12 54,5
Sumber : Data primer,2019 < 1 tahun 10 45,5
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa Total 22 100
dari 22 responden hampir setengahnya berusia 57 – 63 Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa
tahun, berusia 64 – 70 tahun, dan berusia 71 – 77 tahun sebagian besar responden menderita nyeri sendi selama
dengan masing-masing sebanyak 6 responden (27,3), lebih dari 1 tahun sebanyak 12 responden (54,5), dan
dan sebagian kecil 4 responden (18,2) berusia 78 – 84 hampir setengahnya 10 responden (45,5) menderita
tahun. Sedangkan rata-rata usia responden dalam nyeri sendi kurang dari 1 tahun.
penelitian ini adalah 69,4 tahun.

136 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
22-23 Agustus 2019
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8

Karaktersitik Perbedaan Intensitas Nyeri Sendi Efektivitas Terapi Kompres Air HangatTerhadap
Sebelum dan Sesudah Kompres Air Hangat Penurunan Intensitas Nyeri Sendi Pada Lansia
Tabel 6 Distribusi Efektifitas Terapi Kompres Air
Tabel 5 Distribusi perbedaan skala nyeri sendi
Hangat Terhadap Penurunan Intensitas
responden sebelum dan sesudah dilakukan
NyeriSendi di UPT PSTW Kabupaten Magetan28
kompres air hangat di UPT PSTW Kabupaten
April -12 Mei 2019
Magetan28 April -12 Mei 2019
Skala Penurunan
No Skala Nyeri Nyeri Sesudah Terapi
Nyeri (Skala Nyeri
Responden (Pre) Tidak
(Post) Nyeri) Sebelum Ringan Sedang Jumlah %
Nyeri
1 8 5 3 Terapi
N % N % N %
2 5 3 2 Ringan 2 9,1 1 4,5 0 0,0 3 13,6
3 7 4 3 Sedang 1 4,5 1 45,5 0 0,0 1 50,0
4 4 0 4 0 1
5 6 2 4 Berat 0 0,0 0 0,0 8 36,4 8 36,4
Total 3 13, 11 50,0 8 36,4 22 100,0
6 9 5 4
6
7 5 3 2
8 8 4 4 Paired Samples Correlations
9 7 5 2
Correlat
10 7 5 2 N ion Sig.
11 4 2 2 Pair Nyeri Sebelum Terapi &
22 .905 .000
12 3 0 3 1 Nyeri Sesudah Terapi
13 6 3 3 Sumber : Data primer
14 6 3 3 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa dari
15 3 1 2 22 responden terdapat 2 responden (9,1%) sebelum
diberikan kompres air hangat memiliki skala nyeri sendi
16 3 1 2
dengan kategori ringan, namun sesudah diberikan
17 7 4 3 kompres air hangat mengalami perubahan menjadi tidak
18 5 2 3 nyeri. Selain itu, hampir setengahnya 10 responden
19 5 3 2 (45,5%) sebelum diberikan kompres air hangat
20 9 5 4 memiliki skala nyeri sendi dengan kategori sedang,
sedangkan sesudah diberikan kompres air hangat
21 6 3 3
mengalami perubahan menjadi ringan, dan terdapat
22 5 2 3 hampir setengahnya 8 responden (36,4%) sebelum
Mean 5.82 2.95 2.86 diberikan kompres air hangat memiliki skala nyeri sendi
Std. dengan kategori berat dan sesudah diberikan kompres
Deviasi 1.82 1.59 0.77 air hangat mengalami penurunan menjadi sedang.
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari Berdasarkan hasil pengujian pengujian statistik
total 22 responden sebelum dilakukan tindakan dalam penelitian ini menggunakan uji t berpasangan
kompres air hangat di UPT PSTW Kabupaten Magetan didapatkan nilai signifikansi p value sebesar 0,000.
memiliki rata-rata skala nyeri sebesar 5,82 (nyeri Karena (p < 0,05) disimpulkan Ho ditolak. Dengan
sedang) dengan skala nyeri tertinggi sebesar 9 (nyeri demikian dapat dinyatakan terapi kompres air
berat) dan skala nyeri terkecil sebesar 3 (nyeri ringan). hangatefektif untuk mengurangi nyeri sendi pada
Sedangkan setelah dilakukan tindakantindakan lansiadi UPT PSTW Kabupaten Magetan.
kompres air hangat rata-rata skala nyeri 22 responden
sebesar 2,95 (nyeri ringan) dengan skala nyeri tertinggi PEMBAHASAN
sebesar 5 (nyeri sedang) dan skala nyeri terkecil sebesar Setelah hasil pengumpulan data dengan cara
0 (tidak nyeri). mengisi kuesioner yang ditanyakan secara langsung
oleh peneliti kepada responden yang mengalami nyeri
137 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
22-23 Agustus 2019
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8

sendikemudian diinterpretasikan dan dianalisis, maka kompres air hangat terdapat 6 responden (27,3%)
berikut ini disajikan pembahasan mengenai efektifitas perempuan yang menderita nyeri sendi mengalami
terapi kompres air hangat terhadap penurunan intensitas penurunan skala nyeri menjadi ringan.Hal ini terjadi
nyerisendi di UPT PSTW Kabupaten Magetan. karena dengan dilakukan kompres air hangat,
penumpukkan kristal-kristal purin akan berkurang dan
Intensitas Nyeri SendiSebelum Diberikan Kompres hilang dengan proses pengeluaran keringat dan
Air Hangatdi UPT PSTW Kabupaten Magetan pengaruh panas yang diterima (Buku Saku Artritis
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 2006).
menunjukkan bahwa dari total 22 responden sebelum
dilakukan tindakan kompres air hangat di UPT PSTW Efektifitas Terapi Kompres Air Hangat Terhadap
Kabupaten Magetan memiliki rata-rata skala nyeri Penurunan Intensitas Nyeri Sendi di UPT PSTW
sebesar 5,82 (nyeri sedang) dengan skala nyeri tertinggi Kabupaten Magetan
sebesar 9 (nyeri berat) dan skala nyeri terkecil sebesar 3 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 6
(nyeri ringan). menunjukkan bahwa adanya penurunan intensitas nyeri
Terdapat beberapa faktor yang dapat sendi pada lansia antara sebelum dan sesudah diberikan
mempengaruhi nyeri sendi pada lansia diantaranya kompres air hangat, hal ini dibuktikan denganadanya
adalah usia. Menurut hasil tabulasi silangdari 22 penurunan rata-rata skala nyeri 2 responden (9,1%)
respondensebelum diberikan kompres air hangat yaitu kategori ringan sesudah diberikan kompres air hangat
sebanyak 4 responden (18,2%) yang berusia 71 – 77 mengalami perubahan menjadi tidak nyeri. Selain itu,
tahun menderita nyeri sendi dengan kategori sedang.Hal hampir setengahnya 10 responden (45,5%) yang
ini terjadi karenaakibat proses degeneratif terutama menderita skala nyeri sendi dengan kategori sedang
menyerang pada persendian diakibatkan adanya sesudah diberikan kompres air hangat mengalami
permukaan sendi dan tulang.Lanjut usia akan terjadi perubahan menjadi ringan, dan terdapat hampir
peradangan pada tulang sendi yang merupakan respon setengahnya 8 responden (36,4%) menderita nyeri sendi
tubuh yang normal terhadap cidera dan berperan dengan kategori berat sesudah diberikan kompres air
penting dalam penyembuhan atau mengurangi nyeri. hangat mengalami penurunan menjadi sedang.
Nyeri sendi juga diiringi adanya nyeri tekan, Gangguan Dengan hasil pengujian statistik pada tabel 6
gerak, Rasa hangat yang merata dan warna kemerahan menggunakan uji t berpasangan didapatkan nilai
(Manjoer dkk,2010). signifikansi p value sebesar 0,000. Karena (p < 0,05)
Selain itu, jenis kelamin juga dapat dapat disimpulkan Ho ditolak. Dengan demikian dapat
mempengaruhi nyeri sendi pada lansia. Menurut hasil dinyatakan terapi kompres air hangatefektif untuk
tabulasi silangdari 22 responden sebelum diberikan mengurangi nyeri sendi pada lansiadi UPT PSTW
kompres air hangat yaitu sebagian besar 14 responden Kabupaten Magetan. Penelitian ini sesuai dengan teori
(63,6%) perempuan menderita nyeri sendi dengan skala bahwa menurut Potter & Perry (2005),efek terapi
nyeri berat.Hal ini terjadi karena Penyakit sendi yang pemberian kompres hangat adalah: a) Vasolidasi
dialami merupakan proses degeneratif dan meningkatkan aliran darah kebagian tubuh mengalami
menimbulkan nyeri sendi yang dirasakan pada lansia. cidera,meningkatkan pengiriman nutrisi dan juga
Angka insidensi nyeri sendi ini banyak terjadi pada pembuangan zat sisa mengurangi konges vena didalam
wanita lansia karena perubahan hormonal secara jaringan yang mengalami cedera, b) Viskotis darah
signifikan (Smeltzer et al., 2010). menurun,meningkatkan pengiriman leukosit dan
atibiotik kedaerah luka, c) Ketegangan otot menurun,
Intensitas Nyeri SendiSesudah Diberikan Kompres Meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi nyeri
Air Hangatdi UPT PSTW Kabupaten Magetan akibat spasme atau kekakuan, d) Metabolisme jaringan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 meningkat, Meningkatkan aliran darah,memberi rasa
menunjukkan bahwa dari total 22 respondensetelah hangat, dan e) Permaebilitas kapiler darah meningkat,
dilakukan tindakantindakan kompres air hangat rata- Meningkatkan pergerakan zat sisa dan nurtisi.
rata skala nyeri 22 responden sebesar 2,95 (nyeri Menurut peneliti dari hasil penelitian yang sudah
ringan) dengan skala nyeri tertinggi sebesar 5 (nyeri dilakukan, kompres air hangat digunakan untuk
sedang) dan skala nyeri terkecil sebesar 0 (tidak nyeri). mengurangi nyeri sendi yang dialami oleh penderita
Berdasarkan jenis kelamin, menurut hasil nyeri sendi), dengan bahan yang mudah didapatkan,
tabulasi silangdari 22 responden sesudah diberikan dengan waktu 20 menit selama 7 hari nyeri yang
138 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
22-23 Agustus 2019
Prosiding 1st Seminar Nasional dan Call for Paper
Arah Kebijakan dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Fakultas Ilmu Kesehatan
ISBN 978-602-0791-41-8

dirasakan akan berkurang dan penderita akan merasa [5]. Badan Pusat Statistik. 2015. Profil
lebih nyaman. PendudukLansia Jawa Timur.

4. KESIMPULAN [6]. Darmansjah, Iwan. 2008. Jurnal Ilmiah:


Berdasarkan hasil penelitian efektivitas Polifarmasi pada Usia Lanjut.
terapikompres air hangat terhadap intensitas nyeri sendi
pada lansia di UPT Panti Sosial Tresna Werdha [7]. Effendi & Makhfudli. 2006. Geriatri (Ilmu
Kabupaten Magetan dapat disimpulkan : Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI.
1. Skala nyeri sendi lansia sebelum dilakukan tindakan
kompres air hangat di UPT PSTW Kabupaten [8]. Emmelia Ratnawati. 2011. Asuhan Keperawatan
Magetan dari total 22 responden memiliki rata-rata Gerontik.Yogyakarta : FIK UI
skala nyeri sebesar 5,82 (nyeri sedang) dengan skala
nyeri tertinggi sebesar 9 (nyeri berat) dan skala nyeri [9]. Hidayat, A. A. 2006. Keterampilan Dasar
terkecil sebesar 3 (nyeri ringan). Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta Salemba
2. Skala nyeri sendi setelah dilakukan tindakan Medika.
kompres air hangat rata-rata skala nyeri 22 responden
sebesar 2,95 (nyeri ringan) dengan skala nyeri [10]. Kementerian Kesehatan RI. 2016. Profil
tertinggi sebesar 5 (nyeri sedang) dan skala nyeri Kesehatan RI 2015. Jakarta: Kementerian
terkecil sebesar 0 (tidak nyeri). Kesehatan RI.

Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat [11]. Kozier, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan
mengembangkan kurikulum, khususnya pada mata Klinis, Jakarta: EGC.
kuliah keperawatan gerontik. Pihak instansi UPT PSTW
Kabupaten Magetan dapat memberikan asuhan [12]. Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3.
keperawatan yang optimal dalam memberikan
Jakarta: Salemba Medika.
pelayanan kesehatan pada lansia kususnya dalam [13]. Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.
mengatasi nyeri sendi dengan berbagai teknik salah Yogyakarta: Nuha Medika
satunya terapikompres air hangat . Bagi responden
sebaiknya mencari informasi lebih banyak lagi pada [14]. Perry, P. 2005. Buku Ajar Fundamental
tenaga kesehatan di panti bagaimana cara mengatasi Keperawatan: Konsep, Proses, Praktik. Edisi 4.
nyeri sendi tanpa menggunakan obat agar lansia tidak Jakarta: EGC.
ketergantungan dengan obat. Bagi peneliti selanjutnya
[15]. Perry, P. 2009. Buku Ajar Fundamental
bisa meneliti tentang efektivitas terapi back massage Keperawatan: Konsep, Proses, Praktik. Edisi 7.
untuk penyakit sendi yang lebih spesifik, selain itu juga Jakarta: EGC.
bisa membandingkan atau mengkombinasikan dengan
terapi lain yang bisa digunakan untuk mengurangi nyeri [16]. Smart, A. 2010. Rematik dan asam urat;
sendi. pengobatan dan terapi sampai sembuh total.
Yogyakarta: A’Plus Books.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Andarmoyo. 2013. Konsep dan Proses [17]. Smeltzer, S. C. 2011. Buku Ajar Keperawatan
Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ruzz Medikal Bedah (edisi 8). (vol.3). Jakarta: EGC.
Medika.
[18]. WHO. 2013. World Health Organization
[2]. Asmadi. 2008. Teknik Prosedur Keperawatan: Internation of Associations for Rhematoidology
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Community Oriented Program for Control of
Jakarta: Salemba Medika. Rhematic Disease.

[3]. Azizah, L. M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia.


Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[4]. Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten


Magetan dalam Angka 2015.

139 | U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P o n o r o g o
22-23 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai