Anda di halaman 1dari 34

RINGKASAN

Pada dekade terakhir, konversi lahan sawah di Kecamatan Samboja


Kabupaten Kutai Kartanegara terjadi secara masif, lahan sawah telah berubah
menjadi lahan non pertanian. Fenomena ini berdampak pada ketersediaan pangan
yang seharusnya perlu ditingkatkan akibat peningkatan jumlah penduduk. Konversi
lahan sawah juga dapat terjadi karena faktor internal petani sebagai pemilik atau
pengelola lahan. Pemerintah daerah telah melakukan beberapa program
perlindungan dan peningkatan produktivitas lahan sawah, tetapi belum mampu
membendung konversi lahan sawah setiap tahunnya. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk merumuskan arahan pengendalian konversi lahan sawah dari
faktor-faktor penyebab konversi lahan sawah berdasarkan preferensi petani. Dalam
menentukannya, tahapan awal yang dilakukan yaitu menganalisis intensitas
konversi lahan sawah dengan pemanfaatan citra landsat menggunakan metode
analisis spasial Supervised Classification, lalu overlay peta penggunaan lahan
dengan software ArcGIS 10.3. Tahapan kedua yaitu menganalisis faktor penyebab
konversi lahan sawah berdasarkan preferensi petani menggunakan analisis
komponen utama dari hasil kuesioner 677 sampel petani. Tahapan ketiga,
menganalisis hubungan konversi lahan dari faktor teridentifikasi menggunakan
pearson chi-square dengan software IBM SPSS Statistic 25. Tahapan terakhir yaitu
merumuskan arahan pengendalian konversi lahan sawah menggunakan analisis
triangulasi dengan tiga sumber data. Hasil analisis menunjukkan bahwa
Kelurahan/Desa yang memiliki intensitas konversi lahan sawah tinggi dalam 10
tahun terakhir yakni Bukit Merdeka, Karya Merdeka, Senipah, Sungai Merdeka,
Sungai Seluang, Amborawang Laut dengan nilai intensitas konversi lahan sawah
tertinggi sebesar 6,71 km2/tahun. Faktor penyebab konversi lahan sawah
berdasarkan preferensi petani yaitu penurunan mutu tanah, rendahnya pendapatan
petani dan tidak adanya regenerasi petani. Tiga faktor tersebut memiliki hubungan
yang kuat dengan intensitas konversi lahan sawah dengan nilai correlation (r) di
atas 5,99. Dengan memperhatikan karakteristik wilayah studi pada tiga faktor yang
teridentifikasi diketahui bahwa pengendalian konversi lahan sawah yang diperlukan
berupa kebijakan insentif dapat berupa kompensasi dan pemberdayaan petani,
disinsentif dapat berupa pecabutan insentif, sanksi kepada pelaku/badan usaha
pencemar lingkungan khususnya pada pencemaran lahan sawah maka pelaku/badan
usaha dapat diberikan sanksi administratif berupa teguran tertulis, paksaan
pemerintah, pembekuan izin lingkungan dan pencabutan izin lingkungan serta
kompensasi ganti rugi kepada petani dan perlu melakukan tindakan pemulihan
lingkungan.

i
DAFTAR ISI

RINGKASAN .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 2
2.1 Penggunaan Lahan ................................................................................... 2
2.2 Konversi Lahan ........................................................................................ 2
2.3 Pengendalian Pemanfaatan Ruang ........................................................... 3
BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................... 4
3.1 Tahapan Kegiatan Penelitian .................................................................... 4
BAB 4 HASIL YANG DICAPAI ........................................................................... 4
4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi ............................................................. 4
4.1.1 Geografis Wilayah Studi ................................................................... 4
4.1.2 Kependudukan .................................................................................. 4
4.1.3 Penggunaan Lahan ............................................................................ 5
4.1.4 Karakteristik Sawah Berdasarkan Preferensi Petani ......................... 5
4.2 Hasil Analisis ........................................................................................... 6
4.2.1 Hasil Analisis Intensitas Konversi Lahan Sawah Dengan
Pemanfaatan Citra Satelit di Kecamatan Samboja .......................................... 6
4.2.2 Hasil Analisis Faktor Penyebab Konversi Lahan Sawah Berdasarkan
Preferensi Petani di Kecamatan Samboja ....................................................... 7
4.2.3 Hasil Analisis Hubungan Konversi Lahan Dari Faktor Yang
Teridentifikasi di Kecamatan Samboja ........................................................... 7
4.2.4 Merumuskan Arahan Pengendalian Konversi Lahan Sawah di
Kecamatan Samboja ........................................................................................ 8
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................. 9
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 9
5.2 Saran ............................................................................................................. 9

ii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
Lampiran-Lampiran .............................................................................................. 14

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Samboja ............................. 5


Tabel 4. 4 Wilayah Administrasi Kecamatan Samboja ........................................ 15
Tabel 4. 5 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Samboja
Tahun 2020 ........................................................................................................... 15
Tabel 4. 6 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Samboja
Tahun 2015-2020 .................................................................................................. 16
Tabel 4. 7 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Samboja
Tahun 2020 ........................................................................................................... 17
Tabel 4. 8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Kecamatan Samboja
Tahun 2020 ........................................................................................................... 18
Tabel 4. 9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan Kecamatan
Samboja Tahun 2020 ............................................................................................ 18
Tabel 4. 10 Penggunaan Lahan Kecamatan Samboja Tahun 2020 ....................... 19
Tabel 4. 11 Sebaran Perubahan Penggunaan Lahan Sawah Kecamatan Samboja 19
Tabel 4. 12 Jumlah Petani pada Kelompok Tani .................................................. 22
Tabel 4. 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur ................... 24
Tabel 4. 14 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan ................... 24
Tabel 4. 15 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bersawah .................... 24
Tabel 4. 16 Rata-rata Pendapatan Per-Tahun Menurut Petani .............................. 25
Tabel 4. 17 Rata-Rata Hasil Panen dalam 5 tahun terakhir Menurut Petani ........ 25
Tabel 4. 18 Hasil Analisis Luas Perubahan Lahan Sawah Di Kecamatan Samboja
Periode 1 (2010-2015) .......................................................................................... 25
Tabel 4. 19 Hasil Analisis Kecepatan Perubahan Lahan Sawah Di Kecamatan
Samboja Periode 2 (2015-2020) ........................................................................... 27
Tabel 4. 20 Intensitas Perubahan Lahan Sawah Pada Tiap Kelurahan/Desa ........ 30
Tabel 4. 21 Hasil Uji Validitas ............................................................................. 30
Tabel 4. 22 Hasil Analisis Komponen Utama ...................................................... 31

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 2 Piramida Penduduk Kecamatan Samboja ........................................ 17
Gambar 4. 3 Penggunaan Lahan Tahun 2010 Kecamatan Samboja ..................... 21
Gambar 4. 4 Penggunaan Lahan Tahun 2015 Kecamatan Samboja ..................... 21
Gambar 4. 5 Penggunaan Lahan Tahun 2020 Kecamatan Samboja ..................... 22

iii
1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Sensus Pertanian Tahun 2003-2013, konversi lahan pertanian
pangan khususnya sawah telah terjadi di Provinsi Kalimantan Timur yang semula
92.982 ha menjadi 63.323 ha yang mana berdasarkan data BPS Tahun 2014
berbanding lurus dengan menurunnya produktivitas tanaman pangan yakni sebesar
5,02 %. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kutai Kartanegara Tahun 2013-
2033 Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kawasan sentra pangan di
Kalimantan Timur yang memiliki lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B)
seluas 434.198 Ha. Namun berdasarkan data BPS, sejak 2013-2019 terus terjadi
penurunan luasan lahan pertanian pangan khususnya sawah di Kecamatan Samboja
yang semula sebesar 2.580 ha menjadi 1.006 ha. Konversi lahan yang terjadi dilihat
dari bentuknya sebagian besar menjadi lahan non pertanian, karena berdasarkan
data BPS terdapat peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2013-2020 sebesar
9.738 jiwa dan diproyeksikan meningkat dengan laju pertumbuhan 0,23% tiap
tahun dan disisi lain menyebabkan meningkat pula kebutuhan pangan.
Konversi lahan pertanian pangan tersebut secara keseluruhan berdampak pada
ketersediaan pangan yang berkurang dan berakibat pula berkurangnya ketahanan
pangan secara nasional. Tidak menutup kemungkinan dapat mengalami
ketergantungan yang akan berdampak negatif pada perekonomian wilayah jika
terus menerus mengandalkan impor pangan (Nurpita, 2018). Selain itu terdapat
lahan pertanian pangan yang terkonversi menjadi lahan pertambangan yang
berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan, menyebabkan gagal panen, padi
gabuk dan menghitam (Fiyanto, 2014). Berdasarkan data BPS, hal ini juga memicu
penurunan produktivitas lahan pertanian pangan pada tahun 2013-2019 sebesar -
14%.
Pada sisi lain dari masalah kegagalan panen tersebut petani terdorong untuk
berahli profesi dan menjual lahannya karena dianggap lebih menguntungkan
(Salim, 2016). Hal tersebut berdampak pula pada menghilangnya mata pencaharian
buruh tani yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Para petani dan
buruh tani yang terdampak kesulitan untuk masuk ke sektor industri dan jasa,
karena rata-rata petani tidak memiliki keterampilan pada bidang tersebut, dilihat
dari persentase penduduk Kecamatan Samboja yang bekerja di sektor pertanian
semakin menurun dari tahun 2013-2019 yang semula sebesar 9% menjadi 6% (BPS,
2020). Dampak dari alih fungsi lahan pertanian yang terjadi ini bertolak belakang
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kecamatan
Samboja yang diarahkan sebagai pusat pelayanan kegiatan perdesaan dan pusat
pengembangan pertanian yang seharusnya sejalan dengan upaya pemenuhan
lapangan pekerjaan masyarakat di wilayah tersebut. Berdasarkan permasalahan
tersebut, perlunya instrumen pengendalian alih fungsi lahan yang tepat. Oleh karena
itu, penelitian ini penting untuk dilakukan karena belum adanya instrumen
2

pengendalian alih fungsi lahan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan


preferensi petani di Kecamatan Samboja.
1.2 Rumusan Masalah
Dampak dari fenomena alih fungsi>lahan>pertanian yang bertolak belakang
dengan Rencana>Tata>Ruang Wilayah>Kabupaten Kutai>Kartanegara,
Kecamatan Samboja yang diarahkan>sebagai pusat pelayanan kegiatan perdesaan
dan pusat pengembangan pertanian sebagai upaya pemenuhan lapangan pekerjaan
masyarakat di wilayah tersebut kemudian menjadiasuatu
pertanyaanaadalamapenelitian ini yakni “Faktor>apa saja>yang
menjadi>penyebab konversi>lahan sawah khususnya sawah di>Kecamatan
Samboja berdasarkan preferensi petani dalam melakukan konversi lahan ?”.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penggunaan Lahan
Menurut Sulistiawati (2014) penggunaan lahan merupakan wujud dari fisik
objek yang menutupi lahan dan berhubungan dengan aktivitas manusia pada
bidang lahan tersebut, sedangkan menurut Vink dalam Ariastita (2010) pengertian
lahan berbeda dengan tanah, tanah merupakan salah satu aspek dari lahan yang
mana berhubungan dengan aspek lainnya yaitu iklim, relief, hidrologi, dan
vegetasi. Berdasarkan pandapat Arsyad (2010) penggunaan lahan dapat
diklasifikasi ke dalam penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non
pertanian. Penggunaan lahan pertanian meliputi sawah, ladang, perkebunan, dan
lainnya. Sedangkan penggunaan lahan non pertanian seperti pemukiman, industri,
dan perkantoran.
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa penggunaan lahan berhubungan
dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu seperti permukiman dan
pertanian, penggunaan lahan merupakan pemanfaatan lahan dengan lingkungan
alam dengan fungsi memenuhi kebutuhan manusia dalam pengelolaan
kehidupannya dengan kata lain pemanfaatan lahan juga didasarkan motif perilaku
individu dan kondisi lahan.
2.2 Konversi Lahan
Lailan (2013) mendefinisikan bahwasanya alih fungsi lahan atau bisa disebut
dengan konversi lahan merupakan perubahan penggunaan atau fungsi sebagian atau
seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi
fungsi lain yang membawa dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan
potensi lahan sendiri. Sedangkan menurut Ningsih (2018) Alih fungsi lahan juga
dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain yang secara garis besar
meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah
jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu hidup yang lebih baik yang
menjadi faktor penyebabnya.
2.2.1 Konversi Lahan Sawah
Konversi lahan sawah terjadi karena adanya dampak lanjutan terkait
kebutuhan lahan agar memproduksi setiap komoditas dimana merupakan
3

terusan dari permintaan komoditas yang bersangkutan, maka menaiknya


permintaan lahan untuk kegiatan di luar pertanian dengan laju lebih cepat
dibanding kenaikan permintaan lahan untuk kegiatan pertanian disebabkan
pembangunan ekonomi yang mendorong pendapatan. Namun disisi lahan
konversi lahan sawah dapat terjadi karena preferensi petani. Menurut Ashari
(2005), konversi lahan sawah ke penggunaan lahan non-sawah dapat terjadi
secara langsung atau tidak langsung. Konversi lahan sawah secara langsung
dapat terjadi karena keputusan petani sebagai pemilik lahan untuk
mengalihfungsikan sawahnya untuk penggunaan lainnya seperti contohnya
sarana dan prasarana atau pertanian lahan kering, perumahan dan industri.
Menurut Racmatullah (2016) terdapat indikator yang mempengaruhi
intensitas konversi lahan dikelompokkan menjadi perubahan penggunaan
lahan, kecepatan perubahan, sebaran dan arah perubahan lahan, dimana
diperkuat oleh pendapat Wahyunto dkk (2011). Perbedaan kedua pendapat
tersebut adalah pada variabel yang digunakan yang disesuaikan dengan
kondisi eksisting penggunaan lahan di wilayah penelitian. Oleh karena itu
dalam penelitian ini menggunakan variabel penggunaan lahan disesuaikan
dengan yang teridentifikasi pada wilayah penelitian dan difokuskan pada
perubahan lahan pertanian sawah.
2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Konversi Lahan Sawah
Kusrini (2011) dalam penelitiannya terdapat empat faktor yang berpengaruh
pada perubahan lahan pertanian diantaranya pertambahan penduduk,
proporsi jumlah penduduk yang bekerja disektor nonpertanian, penduduk
pendatang dan jarak kelurahan dengan pusat sarana. Nurul (2013) juga
menyebutkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi konversi lahan
pertanian meliputi permasalahan irigasi, penawaran harga lahan yang tinggi,
pertambahan penduduk, tekanan dari pengembang, kebijakan pemerintah
dan faktor kondisi lahan dekat dengan kawasan perumahan. Beberapa faktor
yang diungkapkan oleh pakar-pakar tersebut seperti kebijakan pemerintah,
pertumbuhan penduduk, nilai lahan, tuntutan kebutuhan disimpulkan dapat
membantu menjadi acuan awal terkait analisis faktor konversi lahan
berdasarkan preferensi petani pada tahap penelitian.
2.3 Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya bagaimana dapat diwujudkannya
tata ruang yang tertib. Berdasarkan pendapat Bernstein dalam Khairunnisa (2010)
terdapat empat instrumen yang dapat mengendalikan pemanfaatan lahan
Mekanisme perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, penerapan pajak/retribusi
dalam kegiatan pembangunan di kawasan dengan kepentingan tertentu dengan kata
lain pengendalian ini berupa tindakan. Sedangkan menurut Racmatullah (2016)
pemanfaatan ruang dapat dikendalikan dengan instrumen Perizinan, Pengawasan,
Penertiban, Pengambilan tindak tegas pada penyimpangan pemanfaatan ruang yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang, sanksi perdata, sanksi pidana dan sanksi
4

administrasi. Diketahui bahwa pendapat para pakar tersebut memiliki kesamaan


dalam pengendalian pemanfaatan ruang terdapat insentif dan disinsentif, perizinan,
peraturan zonasi dan sanksi.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Tahapan Kegiatan Penelitian

analisis

analisis korelasi
chi-square

Gambar 3.1 Alur Tahapan Kegiatan


BAB 4 HASIL YANG DICAPAI
4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi
4.1.1 Geografis Wilayah Studi
Berdasarkan Badan Pusat Statistik, Kecamatan Samboja merupakan satu dari
18 kecamatan yang ada di wilayah Pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara yang
terdiri atas 23 (dua puluh tiga) Kelurahan/Desa. sebagian wilayah Pesisir
Kecamatan Samboja berbatasan langsung dengan Kota Balikpapan dan terdapat
lintasan jalan Tol yang nantinya sebagai penunjang Ibukota Baru Indonesia,
wilayah Kecamatan Samboja memiliki luas wilayah 1.161,13 Km².
4.1.2 Kependudukan
Aspek kependudukan berkaitan dengan penyediaan tenaga kerja di bidang
pertanian maupun bidang lainnya. Berikut merupakan penjelasan terkait aspek
kependudukan:
5

A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk


Jumlah penduduk di kecamatan Samboja adalah 62.530 jiwa dengan
penduduk tertinggi adalah kelurahan Sei Merdeka. Untuk kepadatan penduduk
pada tahun 2020 dimasing-masing Desa/Kelurahan di Kecamatan Samboja
bervariasi dengan kepadatan penduduk tertinggi sebesar 1.305 jiwa/km2 di
Kelurahan Sei Merdeka sedangkan kepadatan penduduk terendah sebesar 25
jiwa/km2 di Kelurahan Muara Sembilang.
B. Laju Pertumbuhan Penduduk
Adapun laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Samboja selama
selang 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2015 hingga 2020 secara keselurahan
sebesar 0,031 %.
C. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur berkaitan dengan jumlah
penduduk usia produktif, yaitu usia 15-64 tahun sebesar 44.458 jiwa atau
71,1% dari keseluruhan penduduk.
D. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di Kecamatan
Samboja bervariasi mayoritas belum/tidak bekerja yaitu sebesar 20.193 jiwa.
E. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenjang pendidikan di Kecamatan
Samboja pada tahun 2020 didominasi penduduk yang tidak/belum sekolah
sebesar 17.140 jiwa, sedangkan penduduk yang memiliki pendidikan terakhir
strata III hanya 1 jiwa.
4.1.3 Penggunaan Lahan
Adapun pada penelitian ini berfokus pada perubahan lahan sawah menjadi
lahan non sawah di Kecamatan Samboja maka berikut ditampilkan tabel perubahan
lahan yang terjadi selama 2 periode dengan periode 1 (2010-2015) dan periode 2
(2015-2020)
Tabel 4. 1 Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Samboja
Luas (km2)
Penggunaan Lahan
2010 2015 2020
Lahan Terbangun 21,70 8,94 49
Lahan Terbuka 12,31 66,89 61,92
Perairan 22,9 10,9 12,87
Rumput Semak 94,3 139,08 186,8
Sawah 157,06 95,87 110,69
Vegetasi Non Sawah 393,02 378,97 279,37
Sumber : Analisis Penulis, 2021
Diketehui perubahan luasan terbesar pada periode 1 dan 2 adalah Kelurahan
Bukit Merdeka dengan luasan masing-masing 10, 31 km2 dan 14,26 km2.
4.1.4 Karakteristik Sawah Berdasarkan Preferensi Petani
Adapun penilaian karakteristik sawah menurut petani didapatkan dari data
hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 677 petani komoditi padi yang
6

tergabung pada kelompok tani aktif. Sebagian besar petani berada di usia 46-53
yang mana termasuk dalam kelompok usia produktif. Berdasarkan tingkat
pendidikan responden lebih banyak terkonsentrasi di tingkat SMP yaitu sebanyak
455 petani dengan persentase 67,21%. Kemudian lama bersawah paling dominan
64,99% responden telah memiliki pengalaman lama bersawah 34-39 tahun.
Sebanyak 493 responden petani memiliki tanggungan keluarga sebesar 4 orang. Hal
ini berakibat pada regenerasi petani yang dapat dikatakan minim atau bahkan tidak
ada di Kecamatan Samboja. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 677 petani
menyatakan tidak memiliki regenerasi petani. Selain itu dari hasil penelitian
menunjukkan karakteristik lahan sawah menurut petani yang dijabarkan sebagai
berikut:
A. Sumber Pengairan dan Produktivitas Lahan Sawah
Rata-rata hasil panen berada di kelompok 3500-4000 kg dan tergolong
rendah pada 5 tahun terakhir dengan jumlah responden yang memilihnya
adalah 619 jiwa. Diketahui bahwa sumber pengairan dan kondisi mutu tanah
pada lahan sawah berpengaruh pada tingkat produktvitas yang ternyata pada
wilayah penelitian mengalami penurunan.
B. Kondisi Mutu Tanah dan Biaya Produksi Lahan Sawah
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata biaya pembelian pupuk sebesar
800.000 hingga lebih dari 1.000.000 dalam setahun dan untuk biaya
pembelian pestisida/herbisida 900.000 hingga lebih dari 1.000.000 dalam
setahun. Kondisi mutu tanah pada wilayah penelitian seluruh petani
melakukan pemupukan tanaman, pengendalian hama penyakit dan gulma
dalam 5 tahun terakhir serta secara keseluruhan petani sebagai responden
mengalami penurunan mutu tanah pada lahan sawah yang disebabkan limbah
industri pertambangan yang mencemari saluran pengairan dan akhirnya
menyebabkan sawah mengalami kegagalan panen, rusaknya padi dan gabah
menghitam.
C. Harga Lahan dan Lokasi Lahan Sawah
Harga lahan yang paling dominan adalah sebesar Rp 80.000/m2 hingga
Rp 150.000/m2 dengan total 90,40% dari keseluruhan responden. Pada lahan
yang memiliki harga lahan Rp 80.000/m2 hingga Rp 150.000/m2 rata-rata
jarak lokasi lahan sawahnya ke permukiman warga sekitar yaitu ±1 km - 1, 5
km, sedangkan untuk lahan sawah yang memiliki harga lahan sawah lebih
dari Rp 490.000/m2 untuk letak lahannya bersebelahan dengan jaringan jalan
arteri primer yang terdapat pada Kelurahan Karya Merdeka.
4.2 Hasil Analisis
4.2.1 Hasil Analisis Intensitas Konversi Lahan Sawah Dengan Pemanfaatan
Citra Satelit di Kecamatan Samboja
Dari hasil akurasi ground check dan akurasi kappa diketahui bahwa nilai
akurasi yang didapatkan lebih dari 85% maka berdasarkan standar Badan Survei
Geologi Amerika Serikat hasil klasifikasi tervalidasi dan dapat dilanjutkan pada
7

tahapan berikutnya dan diperoleh perubahan lahan pada periode 1 (2010-2015) dan
periode 2 (2015-2020). Dari hasil analisis diketahui bahwa Kelurahan yang
mengalami perubahan sawah menjadi penggunaan lahan non sawah periode 1
(2010-2015) terbesar adalah Kelurahan Karya Merdeka dengan luas perubahan
sebesar 19,14 km2, sedangkan pada periode 2 (2015-2020) perubahan sawah
menjadi penggunaan lahan non sawah terbesar terdapat di Kelurahan Bukit
Merdeka dengan luasan 11,14 km2. Nilai kecepatan berbanding lurus dengan nilai
perubahan lahannya dengan Kelurahan yang mengalami kecepatan perubahan
sawah periode 1 (2010-2015) tercepat adalah Kelurahan Karya Merdeka dengan
besar kecepatan 1,842 km2/tahun dengan perubahan lahan sawah menjadi lahan
vegetasi non sawah. Sedangkan Kelurahan yang mengalami kecepatan perubahan
sawah periode 2 (2015-2020) tercepat adalah Kelurahan Senipah dengan besar
kecepatan 0,910 km2/tahun dengan perubahan lahan sawah menjadi lahan rumput
semak. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa terdapat 6 dari 23
Kelurahan/Desa di Kecamatan Samboja yang memiliki intensitas perubahan lahan
sawah tercepat yakni Bukit Merdeka, Karya Merdeka, Senipah, Sungai Merdeka,
Sungai Seluang, dan Amborawang Laut.
4.2.2 Hasil Analisis Faktor Penyebab Konversi Lahan Sawah Berdasarkan
Preferensi Petani di Kecamatan Samboja
Uji validitas dan realibilitas dan menghasilkan nilai Rhitung yang lebih besar
daripada Rtabel yaitu sebesar 0,080. Maka dapat dikatakan valid. Lalu untuk hasil
uji realibilitas didapatkan semua nilai dari hasil variabel menghasilkan nilai alpha
cronbach's 0,753 dimana > 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel
dalam penelitian ini reliable. Hal ini dapat diartikan data layak untuk dilakukan
analisis. Setelah itu dilakukan Uji KMO Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy dan didapatkan nilai KMO sebesar 0,860 yang mana nilai KMO > 0,5.
Berdasarkan analisis yang dilakukan diketahui nilai R tertinggi terdapat pada kolom
R2 yaitu nilai 0,933 untuk mutu tanah, dari nilai R tertinggi tersebut didapatkan
kolom terpilih sebagai komponen utama, nilai R pada variabel lebih tinggi
dibanding nilai R pada kolom R1 dan R3 maka variabel tersebut menjadi variabel
terpilih untuk dilanjutkan pada analisis selanjutnya, dari tabel diketahui bahwa nilai
R2 variabel mutu tanah (X2) sebesar 0,933, variabel pendapatan sektor pertanian
(X5) sebesar 0,786 dan variabel regenerasi petani (X9) sebesar 0,913.
4.2.3 Hasil Analisis Hubungan Konversi Lahan Dari Faktor Yang
Teridentifikasi di Kecamatan Samboja
Setelah faktor penyebab konversi lahan sawah berdasarkan preferensi petani
teridentifikasi dari hasil sasaran 2 yaitu faktor mutu tanah (X2), pendapatan sektor
pertanian (X5) dan regenerasi petani (X9), Analisis hubungan konversi lahan
menggunakan data input hasil sasaran 2. Diketahui bahwa nilai signifikansi ketiga
variabel yaitu 0,00 yang mana kurang dari 0,05 serta nilai Chi-Square hitung yang
lebih besar daripada Chi-Square tabel maka dapat diartikan H0 (“Tidak ada hubungan
antara faktor teridentifikasi dengan intensitas konversi lahan sawah di Kecamatan
8

Samboja”) ditolak dan Ha (“Ada hubungan antara faktor teridentifikasi dengan intensitas
konversi lahan sawah di Kecamatan Samboja”) diterima seluruh faktor penyebab
konversi lahan berdasarkan preferensi petani yang teridentifikasi yaitu Mutu Tanah,
Pendapatan Sektor Pertanian, dan Regenerasi Petani memiliki hubungan dengan
intensitas perubahan lahan sawah di Kecamatan Samboja. Hal ini dapat diartikan
pula bahwa semakin menurunnya mutu tanah maka intensitas perubahan lahan
sawah meningkat. Semakin menurunnya pendapatan petani maka akan semakin
meningkat pula intensitas konversi lahan sawah serta begitu juga dengan jumlah
regenerasi petani yang menurun maka intensitas konversi lahan sawah akan
meningkat, sedangkan jika jumlah regenerasi petani yang meningkat maka
intensitas konversi lahan sawah akan menurun.
4.2.4 Merumuskan Arahan Pengendalian Konversi Lahan Sawah di
Kecamatan Samboja
Berdasarkan diskusi pada tabel analisis triangulasi (tabel terlampir), berikut
merupakan kesimpulan mengenai arahan pengendalian konversi lahan sawah yang
di susun berdasarkan dengan pertimbangan hasil analisis, hasil kuesioner dan
pedoman/kebijakan terkait pengendalian konversi lahan setiap faktor penyebab
yang teridentifikasi.
A. Insentif
1. Pemerintah Daerah memberikan insentif berupa kompensasi kepada petani
yang terus mempertahankan sawahnya walaupun terjadi penurunan mutu
tanah akibat adanya faktor lain diluar kuasa petani
2. Pemerintah Daerah memberikan insentif kepada petani berupa
pemberdayaan petani dengan penyuluhan dan pelatihan serta pemberian
fasilitas untuk mengakses ilmu pengetahuan, teknologi dalam mengatasi
penurunan mutu tanah.
3. Peningkatan peran masyarakat dan juga pemerintah daerah dalam
melakukan pengawasan terkait aktivitas pembuangan limbah dari
perusahaan.
4. Penyuluhan insentif kepada perusahaan disekitar kawasan pertanian.
5. Kegiatan pembinaan terjadwal kepada pelaku industri dan masyarakat
pertanian
6. Pemerintah daerah memberikan insentif bagi petani berupa beasiswa anak
petani dari pendidikan dini hingga pendidikan tinggi khususnya dalam
bidang pertanian.
B. Disinsentif
1. Penyuluhan disinsentif kepada perusahaan disekitar kawasan pertanian.
2. Kegiatan pengawasan terjadwal kepada pelaku industri dan masyarakat
pertanian
3. Pemerintah Daerah memberikan disinsentif berupa pencabutan insentif
kepada petani yang tidak memenuhi kewajibannya setelah diberi insentif
dengan kata lain tidak memanfaatkan pemberdayaan yang telah diberikan.
9

4. Pelaku/badan usaha pencemar bertanggung jawab membayar kompensasi


ganti rugi kepada petani yang terdampak dan melakukan tindakan
pemulihan dan penanggulangan lingkungan hidup.
C. Sanksi
1. Penyuluhan sanksi kepada setiap perusahaan yang beraktivitas disekitar
kawasan pertanian.
2. Pemerintah daerah dapat mengeluarkan sanksi kepada pelaku/badan usaha
pencemar berupa sanksi administrative dengan teguran tertulis, paksaan
pemerintah, pembekuan izin lingkungan dan pencabutan izin lingkungan.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rumusan masalah dari penelitian ini telah terjawab yaitu diketahui faktor yang
menjadi penyebab konversi lahan sawah di Kecamatan Samboja berdasarkan
preferensi petani dalam melakukan konversi lahan yaitu menurunnya mutu tanah,
rendahnya pendapatan petani dan tidak adanya regenerasi petani.
1. Pada Periode 1 (2010-2015) Kelurahan Karya Merdeka mengalami konversi
lahan sawah terbesar dengan luas perubahan sebesar 19,14 sedangkan pada
periode 2 (2015-2020) Kelurahan Bukit Merdeka yang mengalami konversi
lahan sawah terbesar dengan luasan 11,14 km2.
2. Terdapat 3 faktor terpilih yang merupakan faktor penyebab konversi lahan
sawah berdasarkan preferensi petani dengan nilai R sebesar 0,933 untuk faktor
mutu tanah, lalu faktor pendapatan sektor pertanian mempunyai nilai R sebesar
0,786 dan faktor regenerasi petani memiliki nilai R sebesar 0,913.
3. Seluruh faktor penyebab konversi lahan berdasarkan preferensi petani yang
teridentifikasi yaitu Mutu Tanah, Pendapatan Sektor Pertanian, Regenerasi
Petani memiliki hubungan dengan intensitas perubahan lahan sawah yang
terjadi di Kecamatan Samboja.
4. Terumuskannya arahan pengendalian konversi lahan pada tiap faktor
teridentifikasi yaitu arahan pemberlakuan insentif, disinsentif serta sanksi.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan saran antara lain :
1. Masyarakat perlu andil dalam melakukan pengendalian konversi lahan
sawah dengan tidak mengonversi lahan sawah ke lahan bukan sawah dan
memanfaatkan produktivitas lahan.
2. Pemerintah dapat menggunakan arahan yang telah dirumuskan untuk
menentukan kebijakan lanjutan dan pemerintah disarankan perlu
melakukan pengawasan ketat.
3. Dalam penelitian ini terdapat kekurangan dalam pengambilan data
pendukung seperti harga lahan, kondisi mutu tanah dan produktivitas
hanya dari preferensi petani saja tanpa kepastian pengukurannya. Maka
disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat mengkaji dengan
menggunakan alat pengukuran agar didapatkan kesimpulan yang pasti.
10

DAFTAR PUSTAKA
Ariastita, Putu Gede. Ardy M, N. Buku Ajar Tata Guna dan Pengembangan Lahan.
ITS: Surabaya.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Buku. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
396 p. Badan Pusat Statistik. 2014. Luas Lahan Sawah dan Produktivitas
Padi di Indonesia
Badan Pusat Statistik. 2014. Hasil Sensus Pertanian Tahun 2003-2013 Provinsi
Kalimantan Timur . Badan Pusat Statistik: Kalimantan Timur
Badan Pusat Statistik. 2020. Kecamatan Samboja Dalam Angka 2019. Badan Pusat
Statistik: Samboja
Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan, 2019. Data Dinas Pangan Pertanian dan
Perikanan Balikpapan Tahun 2019. Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan
Kota Balikpapan: Balikpapan
Febriyanto, Erwin. 2015. Analisis Spasial Perubahan Penggunaan Lahan
Pertanian Menjadi Permukiman di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.
Fiyanto, Arif. 2014. Bagaimana Pertambangan Batubara Melukai Perekonomian
Indonesia. www.greenpeace.org.
Kaiser, H. F., & Rice, J. (1974). Little Jiffy, Mark IV. Educational and
Psychological Measurement, 34(1), 111–117.
Kusrini. 2011. Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor yang Mempengaruhinya
di Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Majalah Geografi Indonesia,
Vol. 25, No. 1, Maret 2011: 25 – 40
Ningsih, Rianty. 2018. Analisis Faktor-Faktor Terjadinya Alih Fungsi Lahan
Pertanian Terhadap Status Pekerjaan Dan Pendapatan Petani Di Desa
Krawang Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Menurut
Perspektif Ekonomi Islam. Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas
Islam Negeri Raden Intanlampung: Lampung.
Nurul, Hilda. 2013. Konversi Lahan Pertanian dan Sikap Petani di Desa Cihideung
Ilir Kabupaten Bogor. Jurnal Sosiologi Pedesaan: Bogor. Desember 2013:
222-230 Pemerintah Kota Balikpapan. 2012. Rencana Detail Tata Ruang
Wilayah Kota Balikpapan 2012-2032. Bappeda: Balikpapan
Salim. 2016. Bertani Diantara Himpitan Tambang. Bhumi Vol. 2 No. 1 Mei 2016
Sulistiawati, Selly. 2014. Pemodelan Spasial Kesesuaian Habitat Akasia Berduri
di Taman Nasional Baluran. IPB: Bogor.
Wahyunto, dkk. 2001. Studi Perubahan Lahan di Sub DAS Citarik, Jawa Barat dan
DAS Kaligarang Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Multifungsi
Lahan Sawah. Hal 3940. Bogor 1 Mei 2001
14

Lampiran-Lampiran
Lampiran 1 Penggunaan dana
Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan Nilai
Perlengkapan yang diperlukan
a. Peta A3 5 Rp 50,000 Rp 250,000
b. GPS (sewa) 3 Rp 625,000 Rp 1,875,000
c. Meteran laser 2 Rp 485,000 Rp 970,000
d. Pulsa Handphone exis bulan juni 3 Rp 51,500 Rp 154,500
e. pulsa handphone exis bulan
september 1 Rp 102,000 Rp 102,000
f. Pulsa handphone IM3 bulan
september 1 Rp 100,000 Rp 100,000
g. pulsa handphone exis bulan
september 1 Rp 102,500 Rp 102,500
h. buku analisis spasial dengan open
source GIS 1 Rp 151,000 Rp 151,000
i. buku referensi penelitian kuantitatif 1 Rp 151,000 Rp 151,000
j. Publikasi jurnal lainnya 1 Rp 1,250,000 Rp 1,250,000
Subtotal Rp 5,106,000
Bahan Habis Pakai
a. Kertas HVS A4 80gsm 6 Rp 55,000 Rp 330,000
b. Tip x Kenko 1 Rp 54,500 Rp 54,500
c. Pulpen 4 Rp 30,000 Rp 120,000
d. Catridge canon 811 color 1 Rp 349,000 Rp 349,000
e. catrige canon 810 hitam 1 Rp 319,000 Rp 319,000
f. Vicasia colour suntik 4 Rp 47,000 Rp 188,000
g. vicasia hitam suntik 2 Rp 47,000 Rp 94,000
h. Masker duckbil 5 Rp 170,000 Rp 850,000
i. Medika antiseptic 2 Rp 68,134 Rp 136,268
j. vicasia tinta hitam 3 Rp 56,500 Rp 169,500
k. Faceshield 18 Rp 15,000 Rp 270,000
l. Stapler 5 Rp 15,000 Rp 75,000
m. isi stapler 1 Rp 42,000 Rp 42,000
n. pena stabilo marker 1 Rp 52,100 Rp 52,100
o. Multiple layer folder bagfile holder
kuning crft9 3 Rp 35,000 Rp 105,000
Subtotal Rp 3,154,368
Perjalanan
a. Bahan bakar (Pertalite) 143.4 Rp 7,850 Rp 1,125,690
b. Bahan Bakar (Premium) 17.675 Rp 6,450 Rp 114,004
Subtotal Rp 1,239,694
Total 1 +2+3 Rp 9,500,000
15

Lampiran 2. Data-data

Tabel 4. 2 Wilayah Administrasi Kecamatan Samboja


No Desa/Kelurahan Luas Wilayah (km2) %
1 Kelurahan Sei Merdeka 4,95 0,43
2 Kelurahan Salok Api Darat 27,00 2,33
3 Desa Tani Bakti 3,00 0,26
4 Kelurahan Salok Api Laut 20,00 1,72
5 Kelurahan Ambarawang Darat 58,75 5,06
6 Kelurahan Argosari 6,00 0,52
7 Kelurahan Ambarawang Laut 36,00 3,10
8 Kelurahan Margomulyo 33,00 2,84
9 Desa Karya Jaya 6,00 0,52
10 Kelurahan Tanjung Harapan 27,00 2,33
11 Kelurahan Wonotirto 27,18 2,61
12 Kelurahan Sungai Seluang 70,00 6,03
13 Desa Bukit Raya 20,00 1.72
14 Desa Beringin Agung 25,00 2,15
15 Kelurahan Samboja Kuala 152,24 9,14
16 Kelurahan Sanipah 177,00 15,24
17 Kelurahan Handil Baru 88,00 9,23
18 Kelurahan Muara Sembilang 98,00 8,44
19 Kelurahan Bukit Merdeka 140,00 12,06
20 Kelurahan Karya Merdeka 19,68 1,69
21 Kelurahan Teluk Pemedas 47,50 4,09
22 Kelurahan Handil Baru Darat 47,00 6,10
23 Kelurahan Kampung Lama 24,76 3,70
Jumlah 1.161,13 100,00
Sumber : Samboja Dalam Angka Tahun 2020

Tabel 4. 3 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Samboja


Tahun 2020
Kepadatan
Jumlah Penduduk
Desa/Kelurahan Penduduk (Jiwa/
(Jiwa)
km2)
Kelurahan Sei Merdeka 6.461 1.305
Kelurahan Salok Api Darat 1.759 65
Desa Tani Bakti 1.618 539
Kelurahan Salok Api Laut 1.317 66
16

Kepadatan
Jumlah Penduduk
Desa/Kelurahan Penduduk (Jiwa/
(Jiwa)
km2)
Kelurahan Ambarawang 2.698 46
Darat
Kelurahan Argosari 684 114
Kelurahan Ambarawang Laut 1.708 47
Kelurahan Margomulyo 1.409 43
Desa Karya Jaya 1.559 260
Kelurahan Tanjung Harapan 2.099 78
Kelurahan Wonotirto 1.870 69
Kelurahan Sungai Seluang 3.776 54
Desa Bukit Raya 1.757 88
Desa Beringin Agung 1.913 77
Kelurahan Samboja Kuala 6.211 41
Kelurahan Sanipah 5.609 32
Kelurahan Handil Baru 3.480 40
Kelurahan Muara Sembilang 2.409 25
Kelurahan Bukit Merdeka 4.656 33
Kelurahan Karya Merdeka 6.432 327
Kelurahan Teluk Pemedas 3.674 77
Kelurahan Handil Baru Darat 2.153 46
Kelurahan Kampung Lama 2.093 85
Jumlah 1.161,13 67.345
Sumber : Samboja Dalam Angka Tahun 2020

Tabel 4. 4 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Samboja


Tahun 2015-2020
Jumlah Penduduk (jiwa)
Tahun Jumlah (jiwa)
Laki-Laki Perempuan
2015 30.661 27.283 57.944
2016 31.942 28.495 60.437
2017 32.180 28.800 60.980
2018 31.899 28.976 60.875
2019 33.050 29.882 62.932
2020 35.220 32.125 67.345
Laju 0,028 0,033 0,031
Pertumbuhan (%)
Sumber : Samboja Dalam Angka Tahun 2020
17

Tabel 4. 5 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Samboja


Tahun 2020
Jumlah Penduduk (jiwa)
Kelompok Umur Jumlah (jiwa)
Laki-Laki Perempuan
0-4 3.122 2.933 6.055
5-9 3.827 3.445 7.272
10-14 3.573 3.152 6.725
15-19 2.650 2.459 5.109
20-24 3.003 2.676 5.679
25-29 2.616 2.433 5.049
30-34 2.613 2.667 5.280
35-39 2.950 2.746 5.696
40-44 2.806 2.421 5.227
45-49 2.219 1.997 4.216
50-54 1.873 1.594 3.467
55-59 1.357 1.283 2.640
60-64 1.090 1.005 2.095
65-69 726 562 1.288
70-74 379 357 736
>75 416 395 811
Jumlah 35.220 32.125 67.345
Sumber : Samboja Dalam Angka Tahun 2020

Laki-Laki
70-74
Perempuan
60-64

50-54

40-44

30-34

20-24

10-14

0-4
6,000 4,000 2,000 0 2,000 4,000

Gambar 4. 1 Piramida Penduduk Kecamatan Samboja


18

Sumber : Samboja Dalam Angka Tahun 2020

Tabel 4. 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Kecamatan


Samboja Tahun 2020
Pekerjaan Jumlah (jiwa)
Belum/tidak bekerja 20.193
Mengurus rumah tangga 15.878
Pelajar/mahasiswa 10.429
Karyawan swasta 7.372
Wiraswasta 4.321
Petani/pekebun 3.735
Nelayan/perikanan 937
Buruh harian lepas 884
Pegawai negeri sipil 829
Karyawan honorer 594
Tentara nasional indonesia 362
Guru 275
Pedagang 274
Sopir 270
Buruh tani/perkebunan 183
Pensiunan 181
Perawat 96
Perdagangan 84
Buruh nelayan/perikanan 51
Kepolisian ri 47
Bidan 47
Peternak 37
Lainnya 266
Jumlah 67.345
Sumber : Samboja Dalam Angka Tahun 2020
Tabel 4. 7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan Kecamatan
Samboja Tahun 2020
Pendidikan Jumlah (jiwa)
Tidak/Belum Sekolah 17.140
Belum Tamat SD/Sederajat 8.247
Tamat SD/Sederajat 14.580
SLTP/Sederajat 9.012
SLTA/Sederajat 15.701
Diploma I/II 254
Akademi/Diploma III/S. Muda 616
Diploma IV/Strata I 1.723
19

Pendidikan Jumlah (jiwa)


Strata II 71
Strata III 1
Jumlah 67.345
Sumber : Samboja Dalam Angka Tahun 2020
Tabel 4. 8 Penggunaan Lahan Kecamatan Samboja Tahun 2020
Penggunaan Lahan Luas (km2)
Lahan Terbangun 49
Lahan Terbuka 61,92
Perairan 12,87
Rumput Semak 186,8
Sawah 110,69
Vegetasi Non Sawah 279,37
Total 700,65
Sumber : Analisis Penulis, 2021
Tabel 4. 9 Sebaran Perubahan Penggunaan Lahan Sawah Kecamatan
Samboja
Besar Luasan Perubahan Sawah
Desa/Kelurahan
2010-2015 (km2) 2015-2020 (km2)
Amborawang Darat 6,08 1,83
Amborawang Laut 8,07 3,74
Argosari 3,49 1,8
Beringin Agung 5,97 4,14
Bukit Merdeka 19,31 14,26
Bukit Raya 5,27 3,22
Handil Baru 5,26 3,76
Handil Baru Darat 5,58 2,86
Kampung Lama 2,58 1,49
Karya Jaya 1,93 1,75
Karya Merdeka 22,31 10,16
Margomulyo 4,63 2,96
Muara Sembilang 4,65 1,72
Salok Api Darat 5,38 2,78
Salokapi Laut 1,98 0,83
Samboja Kuala 3,99 2,19
Senipah 12,06 13,28
Sungai Merdeka 10,72 8,7
Sungai Seluang 7,49 4,57
Tani Bhakti 5,08 1,3
Tanjung Harapan 5,77 4,03
Teluk Pemedas 6,94 2,99
20

Besar Luasan Perubahan Sawah


Desa/Kelurahan
2010-2015 (km2) 2015-2020 (km2)
Wonotirto 2,3 1,46
Total 156,9 95,83
Sumber : Analisis Penulis, 2021
21

Gambar 4. 2 Penggunaan Lahan Tahun 2010 Kecamatan Samboja


Sumber : Analisis Penulis, 2021

Gambar 4. 3 Penggunaan Lahan Tahun 2015 Kecamatan Samboja


Sumber : Analisis Penulis, 2021
22

Gambar 4. 4 Penggunaan Lahan Tahun 2020 Kecamatan Samboja


Sumber : Analisis Penulis, 2021

Tabel 4. 10 Jumlah Petani pada Kelompok Tani


Jumlah
Kelompok Jumlah Petani
Kelurahan/Desa Responden
Tani (jiwa)
(jiwa)
Kel. Salok Api Laut Bina Bersama 55 30
Tani Makmur 30 16
Kel. Argosari Rukun 20 17
Sentosa
Kel Sei Merdeka Bustanul 23 11
Hayat
Tani Makmur 27 13
Sumber 29 14
Harapan
Setia Jaya 25 12
Kel. Wonotirto Gajah Tani A 50 17
Gajah Tani B 20 7
Surya Tani A 25 9
Surya Tani B 23 8
Pusri Tani A 46 16
Pusri Tani B 30 10
23

Jumlah
Kelompok Jumlah Petani
Kelurahan/Desa Responden
Tani (jiwa)
(jiwa)
Kel. Sanipah Sumber 30 16
Rezeki
Lembah 23 12
Harapan
Karya Bahagia 30 16
Kel Handil Baru Bina Bersama 25 11
Tani Bersama 20 9
Harapan Baru 35 15
Nur Hidayah 12 5
Nyiur 15 7
Melambai
Binjai 21 9
Kel. Muara Tani Makmur 20 10
Sembilang Suka Maju 31 16
Harapan Baru 20 10
Hidup Baru 25 13
Kel. Bukit Merdeka Rawa Indah 50 33
Kel. Karya Bina Bersama 21 10
Merdeka Sumber 25 12
Rezeki
Usaha 25 12
Bersama
Maju Bersama 25 12
Karya Walet 15 7
Kel. Handil Baru Pudak Susun 24 16
Darat Bina Usaha 24 16
Kel. Kampung Maju Bersama 28 22
Lama
Desa Tani Bakti Bangun 32 24
Warga
Desa Bukit Raya Wijaya 24 11
Kusuma
Ngudi Raharjo 20 9
Cempaka 15 7
Kenanga 14 6
Dahlia 13 6
Lestari 15 7
Tani Asih 26 11
24

Jumlah
Kelompok Jumlah Petani
Kelurahan/Desa Responden
Tani (jiwa)
(jiwa)
Desa Beringin Anggrek 25 10
Agung Melati 25 10
Teratai 25 10
Nusa Indah 40 16
Sedap Malam 35 14
Desa Karya Jaya Rukun Tani 32 11
Tani Bakti 23 8
Tani mukti 29 10
Rustika tani 27 9
Makmur 25 8
Tani aman 20 7
Setia tani 22 7
Tani subur 25 8
Jumlah 1459 677
Sumber: Penulis, 2021

Tabel 4. 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur


Kelompok Umur Jumlah Responden
%
(tahun) (jiwa)
38 - 45 42 6,20
46 - 53 510 75,33
54 - 61 98 14,48
> 61 27 3,99
Sumber: Hasil Kuesioner, 2021
Tabel 4. 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan
Jumlah
Jenis Pendidikan (%)
Responden
SD 88 13,00
SLTA 114 16,84
SMP 455 67,21
Tidak Lulus SD 20 2,95
Sumber: Hasil Kuesioner, 2021
Tabel 4. 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bersawah
Lama Bersawah (tahun) Jumlah Responden %
10 – 15 17 2,51
16 – 21 52 7,68
22 – 27 47 6,94
28 – 33 10 1,48
25

34 – 39 440 64,99
> 39 111 16,40
Sumber: Hasil Kuesioner, 2021
Tabel 4. 14 Rata-rata Pendapatan Per-Tahun Menurut Petani
Rata-rata Pendapatan Jumlah Responden
per tahun (Rp) (jiwa)
23000000-24900000 610
25000000-25300000 9
27600000-29900000 7
30000000-34500000 8
39100000-46000000 43
Sumber: Hasil Kuesioner, 2021
Tabel 4. 15 Rata-Rata Hasil Panen dalam 5 tahun terakhir Menurut Petani
Rata-Rata Hasil Panen Jumlah Responden
(kg) (jiwa)
3500 - 4000 619
4001 - 5001 7
> 5001 51
Sumber: Hasil Kuesioner, 2021
25

Tabel 4. 16 Hasil Analisis Luas Perubahan Lahan Sawah Di Kecamatan Samboja Periode 1 (2010-2015)
Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi
Kelurahan/De
Lahan Terbangun Lahan Terbuka Perairan Rumput Semak Vegetasi Non Sawah
sa
P1 V1 Ket P1 V1 Ket P1 V1 Ket P1 V1 Ket P1 V1 Ket
Amborawang 0,0 lamb 0,0 lamb
0,018 1,16 0,232 cepat 0,000 tetap 2,19 0,438 cepat 1,80 0,360
Darat 9 at 0 at
Amborawang 0,2 0,0 lamb lamb
0,044 cepat 1,95 0,390 cepat 0,010 1,72 0,344 2,57 0,514 cepat
Laut 2 5 at at
0,0 lamb lamb 0,0 lamb lamb lamb
Argosari 0,010 0,92 0,184 0,002 0,96 0,192 0,64 0,128
5 at at 1 at at at
Beringin 0,0 lamb lamb 0,0 lamb lamb lamb
0,016 0,45 0,090 0,004 1,48 0,296 2,09 0,418
Agung 8 at at 2 at at at
Bukit 0,3 0,1
0,074 cepat 3,24 0,648 cepat 0,032 cepat 4,16 0,832 cepat 7,38 1,476 cepat
Merdeka 7 6
0,1 lamb 0,0 lamb lamb
Bukit Raya 0,020 1,08 0,216 cepat 0,000 tetap 1,22 0,244 0,96 0,192
0 at 0 at at
0,0 lamb lamb 0,0 lamb lamb
Handil Baru 0,012 0,44 0,088 0,008 0,91 0,182 3,19 0,638 cepat
6 at at 4 at at
Handil Baru 0,0 lamb lamb 0,0 lamb lamb
0,014 0,66 0,132 0,002 2,06 0,412 cepat 1,99 0,398
Darat 7 at at 1 at at
Kampung 0,0 lamb lamb 0,0 lamb lamb
0,010 0,25 0,050 0,000 tetap 0,70 0,140 1,03 0,206
Lama 5 at at 0 at at
0,0 lamb lamb 0,0 lamb lamb lamb
Karya Jaya 0,004 0,22 0,044 0,010 0,64 0,128 0,45 0,090
2 at at 5 at at at
Karya 0,2 0,0 lamb
0,050 cepat 2,32 0,464 cepat 0,004 7,34 1,468 cepat 9,21 1,842 cepat
Merdeka 5 2 at
26

Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi
Kelurahan/De
Lahan Terbangun Lahan Terbuka Perairan Rumput Semak Vegetasi Non Sawah
sa
P1 V1 Ket P1 V1 Ket P1 V1 Ket P1 V1 Ket P1 V1 Ket
0,1 0,1 lamb lamb
Margomulyo 0,026 cepat 1,39 0,278 cepat 0,026 cepat 0,82 0,164 1,28 0,256
3 3 at at
Muara 0,0 lamb lamb 0,0 lamb lamb
0,006 0,27 0,054 0,018 1,20 0,240 2,65 0,530 cepat
Sembilang 3 at at 9 at at
Salok Api 0,0 lamb lamb 0,0 lamb lamb lamb
0,012 0,67 0,134 0,002 1,57 0,314 1,85 0,370
Darat 6 at at 1 at at at
0,0 lamb lamb 0,1 lamb lamb
Salokapi Laut 0,008 0,15 0,030 0,036 cepat 0,51 0,102 0,77 0,154
4 at at 8 at at
Samboja 0,0 lamb lamb 0,4 lamb lamb
0,008 0,21 0,042 0,084 cepat 0,86 0,172 1,96 0,392
Kuala 4 at at 2 at at
0,2 0,8
Senipah 0,050 cepat 2,01 0,402 cepat 0,164 cepat 2,55 0,510 cepat 3,13 0,626 cepat
5 2
Sungai 0,1 lamb lamb 0,0 lamb lamb
0,020 0,82 0,164 0,018 2,66 0,532 cepat 5,01 1,002
Merdeka 0 at at 9 at at
Sungai 0,2 0,1 lamb lamb lamb
0,056 cepat 2,05 0,410 cepat 0,022 1,42 0,284 1,80 0,360
Seluang 8 1 at at at
0,0 lamb lamb 0,0 lamb
Tani Bhakti 0,004 0,43 0,086 0,000 tetap 2,12 0,424 cepat 2,01 0,402
2 at at 0 at
Tanjung 0,3 lamb 0,3 lamb lamb
0,072 cepat 0,96 0,192 0,064 cepat 0,97 0,194 1,43 0,286
Harapan 6 at 2 at at
Teluk 0,1 lamb 0,0 lamb
0,032 cepat 0,64 0,128 0,014 2,27 0,454 cepat 2,68 0,536 cepat
Pemedas 6 at 7 at
27

Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi
Kelurahan/De
Lahan Terbangun Lahan Terbuka Perairan Rumput Semak Vegetasi Non Sawah
sa
P1 V1 Ket P1 V1 Ket P1 V1 Ket P1 V1 Ket P1 V1 Ket
0,0 lamb lamb 0,0 lamb lamb lamb
Wonotirto 0,006 0,23 0,046 0,002 0,82 0,164 0,57 0,114
3 at at 1 at at at
Vrat Vrat Vrat Vrat Vrat
a- a- a- a- a-
2,8 22,5 2,6 41,1 56,4
Total rata rata rata rata rata
6 2 1 5 5
= = = = =
0,025 0,195 0,023 0,358 0,491
Sumber: Analisis Penulis, 2021

Tabel 4. 17 Hasil Analisis Kecepatan Perubahan Lahan Sawah Di Kecamatan Samboja Periode 2 (2015-2020)
Sawah Menjadi
Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi
Kelurahan/De Vegetasi Non
Lahan Terbangun Lahan Terbuka Perairan Rumput Semak
sa Sawah
P2 V2 Ket P2 V2 Ket P2 V2 Ket P2 V2 Ket P2 V2 Ket
Amborawang 0,0 lamb lamb 0,0 lamb 0,3 lamb
0,018 0,38 0,076 0,000 tetap 0,73 0,146 0,078
Darat 9 at at 0 at 9 at
Amborawang 0,1 lamb 0,0 lamb 0,7 lamb
0,026 0,49 0,098 cepat 0,008 1,32 0,264 cepat 0,148
Laut 3 at 4 at 4 at
0,0 lamb lamb 0,0 lamb 0,3 lamb
Argosari 0,012 0,29 0,058 0,000 tetap 0,87 0,174 0,060
6 at at 0 at 0 at
Beringin 0,4 lamb 0,0 lamb 0,6 lamb
0,092 0,64 0,128 cepat 0,004 1,25 0,250 cepat 0,120
Agung 6 at 2 at 0 at
28

Sawah Menjadi
Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi
Kelurahan/De Vegetasi Non
Lahan Terbangun Lahan Terbuka Perairan Rumput Semak
sa Sawah
P2 V2 Ket P2 V2 Ket P2 V2 Ket P2 V2 Ket P2 V2 Ket
Bukit 1,7 0,1 3,4
0,346 cepat 2,02 0,404 cepat 0,024 cepat 3,80 0,760 cepat 0,694 cepat
Merdeka 3 2 7
0,1 lamb lamb 0,0 lamb lamb 0,5 lamb
Bukit Raya 0,038 0,23 0,046 0,002 0,36 0,072 0,104
9 at at 1 at at 2 at
0,1 lamb lamb 0,0 lamb 1,3
Handil Baru 0,036 0,29 0,058 0,014 cepat 0,98 0,196 0,266 cepat
8 at at 7 at 3
Handil Baru 0,4 lamb 0,0 lamb 0,5 lamb
0,086 cepat 0,32 0,064 0,000 tetap 1,03 0,206 0,110
Darat 3 at 0 at 5 at
Kampung 0,1 lamb lamb 0,0 lamb 0,2 lamb
0,036 0,06 0,012 0,000 tetap 0,38 0,076 0,058
Lama 8 at at 0 at 9 at
0,0 lamb lamb 0,2 lamb 0,3 lamb
Karya Jaya 0,004 0,07 0,014 0,048 cepat 0,36 0,072 0,076
2 at at 4 at 8 at
Karya 0,4 lamb lamb 0,0 lamb 3,8
0,080 1,16 0,232 0,002 3,28 0,656 cepat 0,760 cepat
Merdeka 0 at at 1 at 0
0,2 lamb 0,0 lamb lamb 0,6 lamb
Margomulyo 0,048 0,68 0,136 cepat 0,002 0,80 0,160 0,122
4 at 1 at at 1 at
Muara 0,2 lamb lamb 0,3 lamb 0,1 lamb
0,048 0,10 0,020 0,074 cepat 0,28 0,056 0,036
Sembilang 4 at at 7 at 8 at
Salok Api 0,0 lamb lamb 0,0 0,6 lamb
0,016 0,38 0,076 0,000 tetap 1,46 0,292 cepat 0,124
Darat 8 at at 0 2 at
0,0 lamb lamb 0,1 lamb lamb 0,1 lamb
Salokapi Laut 0,012 0,05 0,010 0,020 0,19 0,038 0,030
6 at at 0 at at 5 at
29

Sawah Menjadi
Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi Sawah Menjadi
Kelurahan/De Vegetasi Non
Lahan Terbangun Lahan Terbuka Perairan Rumput Semak
sa Sawah
P2 V2 Ket P2 V2 Ket P2 V2 Ket P2 V2 Ket P2 V2 Ket
Samboja 0,1 lamb lamb 0,0 lamb lamb 0,2 lamb
0,030 0,04 0,008 0,008 0,78 0,156 0,050
Kuala 5 at at 4 at at 5 at
0,9 0,0 3,1
Senipah 0,194 cepat 1,82 0,364 cepat 0,012 cepat 4,55 0,910 cepat 0,630 cepat
7 6 5
Sungai 0,3 0,0 3,2
0,074 cepat 0,57 0,114 cepat 0,018 cepat 2,15 0,430 cepat 0,644 cepat
Merdeka 7 9 2
Sungai 0,5 lamb 0,1 lamb lamb 0,6 lamb
0,118 cepat 0,70 0,140 0,020 0,82 0,164 0,138
Seluang 9 at 0 at at 9 at
0,0 lamb lamb 0,0 lamb lamb 0,3 lamb
Tani Bhakti 0,018 0,19 0,038 0,002 0,42 0,084 0,062
9 at at 1 at at 1 at
Tanjung 0,1 lamb lamb 0,0 lamb 1,0
0,028 0,29 0,058 0,004 1,06 0,212 cepat 0,212 cepat
Harapan 4 at at 2 at 6
Teluk 0,5 lamb 0,0 lamb 0,5 lamb
0,102 cepat 0,33 0,066 0,000 tetap 0,81 0,162 0,108
Pemedas 1 at 0 at 4 at
0,1 lamb lamb 0,0 lamb lamb 0,3 lamb
Wonotirto 0,020 0,07 0,014 0,000 0,47 0,094 0,070
0 at at 0 at at 5 at
Vrata Vrata Vrata Vrata Vrata
7,4 -rata 11,1 -rata 1,3 -rata 28,1 -rata 23, -rata
Total
1 = 7 = 1 = 5 = 5 =
0,064 0,097 0,011 0,245 0,204
30
30

Tabel 4. 18 Intensitas Perubahan Lahan Sawah Pada Tiap Kelurahan/Desa


Besar Perubahan Sawah
V12 Tingkat Kecepatan
Desa/Kelurahan (km2/tahun) 2
(km /tahun) V12
V1 V2
Amborawang
1,22 0,37 1,58
Darat Lambat
Amborawang
1,61 0,75 2,36
Laut Cepat
Argosari 0,70 0,36 1,06 Lambat
Beringin Agung 1,19 0,83 2,02 Lambat
Bukit Merdeka 3,86 2,85 6,71 Cepat
Bukit Raya 1,05 0,64 1,70 Lambat
Handil Baru 1,05 0,75 1,80 Lambat
Handil Baru
1,12 0,57 1,69
Darat Lambat
Kampung Lama 0,52 0,30 0,81 Lambat
Karya Jaya 0,39 0,35 0,74 Lambat
Karya Merdeka 4,46 2,03 6,49 Cepat
Margomulyo 0,93 0,59 1,52 Lambat
Muara
0,93 0,34 1,27
Sembilang Lambat
Salok Api Darat 1,08 0,56 1,63 Lambat
Salokapi Laut 0,40 0,17 0,56 Lambat
Samboja Kuala 0,80 0,44 1,24 Lambat
Senipah 2,41 2,66 5,07 Cepat
Sungai Merdeka 2,14 1,74 3,88 Cepat
Sungai Seluang 1,50 0,91 2,41 Cepat
Tani Bhakti 1,02 0,26 1,28 Lambat
Tanjung
1,15 0,81 1,96
Harapan Lambat
Teluk Pemedas 1,39 0,60 1,99 Lambat
Wonotirto 0,46 0,29 0,75 Lambat
Vrata-rata 1,36 0,83 1,10
Sumber: Analisis Penulis, 2021

Tabel 4. 19 Hasil Uji Validitas


31

Kode Variabel Rhitung Sig. (2-tailed) Validitas


X1 Harga Lahan .493** 0,000 Valid
**
X2 Mutu Tanah .747 0,000 Valid
**
X3 Lokasi Lahan .484 0,000 Valid
**
X4 Produktivitas .712 0,000 Valid
**
X5 Pendapatan Sektor Pertanian .739 0,000 Valid
**
X6 Saluran Irigasi .461 0,000 Valid
**
X7 Biaya Produksi .452 0,000 Valid
**
X8 Tanggungan Keluarga Petani .461 0,000 Valid
**
X9 Regenerasi Petani .719 0,000 Valid
**
X10 Peraturan Pemerintah .467 0,000 Valid
**
X11 Subsidi Pemerintah .474 0,000 Valid
**
X12 Pajak .467 0,000 Valid
**
X13 Pengaruh Pihak Swasta .493 0,000 Valid
Sumber: Analisis Penulis, 2021

Tabel 4. 20 Hasil Analisis Komponen Utama


Nilai R
Kode Variabel
R1 R2 R3
X1 Harga Lahan 0,689 -0,101 0,649
X2 Mutu Tanah 0,165 0,933 0,034
X3 Lokasi Lahan 0,786 -0,118 0,043
X4 Produktivitas 0,578 0,553 -0,206
X5 Pendapatan Sektor Pertanian 0,166 0,786 0,097
X6 Saluran Irigasi 0,776 -0,108 -0,174
X7 Biaya Produksi 0,740 -0,107 -0,164
X8 Tanggungan Keluarga Petani 0,783 -0,110 -0,294
X9 Regenerasi Petani 0,155 0,913 0,034
X10 Peraturan Pemerintah 0,811 -0,110 -0,324
X11 Subsidi Pemerintah 0,744 -0,109 0,256
X12 Pajak 0,811 -0,110 -0,324
X13 Pengaruh Pihak Swasta 0,710 -0,108 0,610
Sumber: Analisis Penulis, 2021
1

Anda mungkin juga menyukai