pibro adenomatosa majemuk dalam prostat jaringan hyperplastik terdiri dari kelenjar stroma fibrosa yang jumlahnya berbeda-beda. (Sylvia Andersom Price, 1994 Hypertropi prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periureter sehingga kelenjar ini mendesak kelenjar prosrat sehingga lama-lama menjadi gepeng disebut sebagai kapsul prostat (Purnawan Junadi, 1982). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertropi prostat adalah adanya pembesaras pada kelenjar prostat. ETIOLOGI Penyebab secara pasti belum diketahui, dikarenakan hypertropi prostat merupkan gangguan yang sering terjadi di usia tua. Faktor yang mempercepat terjadinya hipertropi9 prostat adalah : diet, pengaruh dari inflamasi kronik, sosial ekonomi, herediter. ANATOMI FISIOLOGI Kelenjar proatat adalah suatu jaringan fibromuskular dan kelenjar grandular yang melingkari urethra bagian proksimal yang terdiri dari kelnjar majemuk, saluransaluran dan otot polos terletak di bawah kandung kemih dan melekat pada dinding kandung kemih dengan ukuran panjang : 3-4 cm dan lebar : 4,4 cm, tebal : 2,6 cm dan sebesar biji kenari, pembesaran pada prostat akan membendung uretra dan dapat menyebabkan retensi urine, kelenjar prostat terdiri dari lobus posterior lateral, anterior dan lobus medial, kelenjar prostat berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang ada uretra dan vagina. Serta menambah cairan alkalis pada cairan seminalis. PATOFISIOLOGI Adenoma prostat/Hiperplasia Penambahan sel Hypertropi propstat Menekan uretra & kandung kemih, sulit berkemih
Fase kompensasi
fase dekompensasi - - - - - Otot melemah Residu urine refluk Infeksi Kelumpuhan otot destrusor & spinter uretra Inkontinensia ---kencing tidak terkontrol retensi urine
Urine menetes secara periodik TANDA DAN GEJALA Hilangnya kekuatan pancaran saat miksi (bak tidak lampias) Kesulitan dalam mengosongkan kandung kemi9h Rasa nyerisaat memulai miksi Adanya urine yang bercampur darah (hematuri) Berdasrkan stadium :
STADIUM I
TANDA & GEJALA urien menetes bak tidak lampias nocturia Hematuria Disuria Nocturia bertambah Hypertermia Menggigil Nyeri pada daerah pinggang Retensi urine total
II
III
IV
KOMPLIKASI Aterosclerosis Infark jantung Impoten Haemoragik post operasi Fistula Striktur pasca operasi & inconentia urine PENATALAKSANAAN Non Operatif Pembesaran hormon estrogen & progesteron a. Massase prostat, anjurkan sering masturbasi b. Anjurkan tidak minum banyak pada waktu yang pendek c. Cegah minum obat antikolinergik, antihistamin & dengostan d. Pemasangan kateter. Operatif Indikasi : terjadi pelebaran kandung kemih dan urine sisa 750ml a. TUR (Trans Uretral Resection) b. STP (Suprobic Transersal Prostatectomy) c. Retropubic Extravesical Prostatectomy) d. Prostatectomy Perineal ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian a. Data demografi b. Riwayat penyakit sekarang
keluhan utama BAK mengedan, tidak lancar, BAK tidak lampias, urine bercampur darah,retensi urine c. Riwayat penyakit dahulu riwayat trauma, sering menunda BAK, riwayat batu d. Riwayat kesehatan keluarga adanya anggota keluarga yang mempunyai riwayat sulit BAK terutama lakilaki e. Riwayat psikologis f. Pemeriksaan fisik Mata (conjungtiva anemis/tidak), TTV, pembesaran kelenjar getah bening, colok dubur. 1. Rencana Keperawatan a. Rencana keperawatan pre operasi NO 1 DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan eliminasi BAK:retensio urine bd obstruksi mekanik TUJUAN Ganguan eliminasi teratasi Kriteria hasil : BAK lancar Jumlah urine 20003000 cc/hari Tidak ada distensi kandung kemih INTERVENSI 1. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2 4 jam (bila tiba-tiba dirasakan) 2. Observasi aliran urine, perhatiakn ukuran dan kekuatan 3. Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap berkemih 4. Perkusi dan palpasi area supra pubik 5. Kolaborasi katerisasi untuk residu urine dan biarkan kateter tida menetap sesuai indikasi 6. Irigasi kateter sesuai indikasi 7. Urinalisa dan kultur 8. Kolaborasi pemberian antibiotik 1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas dan lamanya. 2. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan.
Rasa nyaman nyeri teratasi Kriteria hasil : Nyeri hilang/berkurang Skala nyeri 4 Exspresi wajah
tidak meringis Tidak ada distensi TTV dalam batas normal : S:36-37 C ,N:60-100x/mnt T: 90/60140/100mmHg
3. Berikan tindakan kenyamanan misalnya pijatan punggung, membantu pasien melakukan posisi yang nyaman, mendorong penggunakan relaksasi/latihan nafas dalam 4. Kolaborasi pemasangan kateter 1. Kaji tingkat cemas baik verbal maupun non verbal. 2. Ciptakan hubuingan saling percaya antara pasien atau orang terdekat. 3. Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang penyakit dan apa yang akan dilakukan. 4. Berikan supporta pada klien untuk mengungkapkan.
Pengetahuan klien bertambah. Kriteria hasil: Klien tahu tentang penyakitnya dan cara penangannannya
Rencana keperawatan post operasi NO 1 DIAGNOSA KEPERAWATAN Resti infeksi bd prosedur invasive, insisi bedah Gangguan rasa nyaman: Nyeri bd iritasi mukosa kandung kemih Resti defisit volume cairan bd bedah TUJUAN Infeksi tidak terjadi Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda radang Rasa nyaman nyeri teratasi Kriteria hasil : Tidak nyeri Defisit cairan tidak terjadi INTERVENSI 1. Berikan perawatan kateter 2. Anjurkan tidak melepas kateter 3. Irigasi terus selama 24 48 jam 4. Berikan analgetik 5. Anjurkan minum banyak (min 3000 cc/hari) setelah TUR selama 2-5 hari post operasi 6. Monitor tanda-tanda
vaskuler
Kriteria hasil : 1. Tidak ada komplikasi/infeksi 2. Kulit tidak rusak Toleransi aktifitas klien meningkat Kriteria hasil: Klien dapat melakukan ADL dengan bantuan minimal.
perdarahan & infeksi setelah TUR 24 jam pertama post Operasi TUR