Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS ACNE

VULGARIS

Oleh :
Mariza apriyana

Pembimbing
dr. Farida hartati sp.KK

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN SMF KULIT DAN KELAMIN RSUD PATUT PATUH PATJU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2013

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

1
Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 15 tahun

Alamat : Gerung

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Suku : Sasak

ANAMNESA

a). Keluhan Utama.

Bintil – bintil pada wajah

b). Riwayat Penyakit Sekarang.

Pasien datang ke Poli Kulit Kelamin RSUD TRIPAT, dengan keluhan bintil –
bintil di wajah. Bintil-bintil tersebut dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya
hanya sedikit disekitar dahi namun lama kelamaan menjadi banyak dan menyebar ke
daerah pipi dan sekitarnya. Bintil-bintil tersebut rata-rata berukuran kecil. Bintil-bintil
tersebut juga ada ynag berisi nanah tetapi oleh pasien sering ditekan tanpa mencuci
tangan. Bintil-bintil tersebut tidak gatal dan tidak nyeri. Meskipun begitu bintil
tersebut membuat pasien tidak nyaman karena mengganggu penampilan.

Pasien mengaku bintil-bintil tambah banyak saat setelah makan telur, coklat
dan kacang-kacangan.

c). Riwayat Penyakit Dahulu.

Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan tersebut.

2
d). Riwayat Penyakit Keluarga.

Ibu dan Adik pasien pernah mengalami jerawat

e) Riwayat pengobatan

Pasien tidak pernah berobat sebelumnya .

f) Riwayat kebiasaan

Pasien malas membersihkan muka selesai beraktivitas atupun saat bepergian.


Tetapi semenjak bintil-bintil diwajah semakin banyak pasien rajin membersihkan
muka dengan ponds.

PEMERIKSAAN FISIK.

Keadaan Umum : Baik.

Kesadaran : Compos Mentis

Vital Sign:

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 85 x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,7

STATUS DERMATOLOGI :

3
Regio : fasialis

Effloresensi : tampak papul dan pustule yang eritem, multiple, diskret, ukuran dari milier sampai
lentikuler dan ditemukan komedo white head dan black head.

DIAGNOSA BANDING

 Akne vulgaris
 Akneiformis
 Akne rosasea
 Perioral dermatitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Histopatologi.
 Pemeriksaan mikrobiologis
 Pemeriksaan skin surface lipids

DIAGNOSA KERJA

Akne vulgaris

PENATALAKSANAAN

 non- medikamentosa
o Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga
s e s u a i k o n d i s i t u b u h , h i n d a r i stress.
o Rajin Cuci muka dengan sabun
o Jerawat Tidak dipegang, dikorek dan dipijit dgn tangan
o Hindari cuci muka dengan sabun keras sebaiknya menggunakan sabun
bayi
o Diet rendah lemak dan karbohidrat.
 Medikamentosa
o Terapi sistemik
 Doksisiklin tab 50 mg 1 x sehari
o Terapi topikal

4
 Tretinoin 0,5% cream 2 x sehari. Dioleskan pada wajah yang
berjerawat

PROGNOSIS.

Quo ad Vitam : ad bonam

Quo ad fungtionam : ad bonam

Quo ad sanationam : ad bonam

TERAPI KOMEDO DAN JERAWAT

Pengobatan akne dapat dilakukan dengan cara memberikan obat-obat topical, obat
sistemik, bedah kulit atau kombinasi cara-cara tersebut.

A. Pengobatan topikal

5
Pengobatan topical dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo,
menekan peradangan dan memeprcepat penyembuhan lesi. Obat topical terdiri
atas :

1. Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (peeling), misalnya sulfur


(4-8%), asam salisilat (2-5%), peroksida benzoil (2,5-10%), asam
vitamin A (0,025-0,1%), dan asam azeleat (15-20%). Akhir-akhir ini
digunakan pula asam alfa hidroksi (AHA, misalnya glikolat (3-8%).
Efek samping dapat dikurangi dengan cara pemakaian berhati-hati
dimulai dengan konsentrasi yang paling rendah.

2. Antibiotic topical yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam


folikel yang berperan dalam etioptogenesis akne vulgaris misalnya
oksi tetrasiklin 1%, eritromisin 1%, klindamisin fosfat 1%

3. Antiperadangan topical salep atau kortikosteroid kekuatan ringan-


sedang hidrokortison 1,2-5% atau suntikan intra lesi kortikosteroid
kuat triamnisolon asetonid 10mg/cc pada lesi nodula-kistik

4. Lainnya, misalnya etil laktat 10% untuk menghmabat pertumbuhan


jasad renik.

B. Pengobatan sistemik

Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan aktivitas jasad renik


disamping dapat juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum
dan mempengaruhi keseimbangan hormonal. Golongan obat sistemik terdiri
atas :

1. Antibakteri sistemik : tetrasiklin 250 mg-1,0g/hari, eritromisin 4 x 250


mg/hari, doksisiklin 50mg/hari, trimetoprim 3 x 100mg/hari

6
2. Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara
kompetitif menduduki reseptor organ target di kelenjar sebasea
misalnya estrogen 50mg/hari selama 21 hari dalam sebulan atau
antiandrogen siproteron aseta 2mg/hari.

3. Vitamin A dan retinoid oral. Vitamin A digunakan sebagai


antikeratisasi (50.000 ui-150.000 ui/hari) sudah jarang digunakan
sebagai obat akne karena efek sampingnya. Isotretinoin 0,5-
1mg/kg/bb/hari merupakn derivate retinoid yang menghambat
produksi sebum sebagi pilihan pada akane nodulokistik atau
konglobata yang tidak sembuh dengan pengobatan lain.

4. Oat lainnya, misalya antiinflamasi non-steroid ibuprofen 600mg/hari.


Dapson 2 x 500mg/hari, seng sulfat 2 x 200mg/hari.

C. Bedah kulit

Tindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan terutama memperbaiki


jaringan parut akibat akne vulgaris meradang yang berat yang sering
menimbulkan jaringan parut baik yang hipertrofik maupun yang hipotrofik.
Tindakan dilakukan setelah akne vulgarisnya sembuh :

1. Bedah scalpel digunakan untuk meratakan sisi jaringan parut yang


menonjol atau melakukan eksisi elips pada jaringan parut hipotrofik
yang dalam.

2. Bedah lstrik dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah


pengeluaran sebum atau pada nodulokistik untuk drainase cairan isi
yang dapat mempercepat penyembuhan.

3. Bedah kimia dengan asam triklor asetat atau fenol untuk meratakan
jaringan parut yang berbenjol

7
4. Bedah beku dengan bubur CO2 beku atau N2 cair untuk mempercepat
penyembuhan radang.

5. Dermabrasi untuk meratak jaringan parut hipo dan hipertrofi pasca


akne yang luas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 4. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta : 2006

8
2. Lab/SMF. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Pedoman Diagnosis dan Terapi
Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/
RSUP Sanglah. Denpasar : 2000.

3. Wuryantoro. Teori acne vulgari Available at


:http://infowuryantoro.blogspot.com/2012/05/teori-acne-vulgaris.html. acses
18 Maret 2013

4. Anonym, acne vulgaris. Available at


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21494/4/Chapter%20II.pdf.
Acses 18 maret 2013.

Anda mungkin juga menyukai