Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 
Kerusakkan lingkungan cenderung meningkat akibat bertambahnya penduduk
dan upaya-upaya pemanfaatan sumber daya alam tanpa disertai upaya pelestarian
fungsi lingkungan. Akhirnya terjadi ketidakseimbangan di alam, akibat ulah
manusia yang tidak bertanggung jawab tersebut.
Isu-isu lingkungan yang bersifat global seperti perubahan iklim berkaitan
dengan naiknya suhu udara permukaan bumi, peningkatan CO2  dan berkurangnya
luas hutan dunia. Pertumbuhan penduduk dan pengambilan sumber daya alam yang
jauh melampaui daya dukungnya merupakan salah satu penyebabnya. Isu-isu
tersebut berkembang menjadi permasalahan lingkungan yang serius. Pencemaran
udara, sampah, kelangkaan air bersih, kerusakkan lahan dan hutan, longsor, banjir
dan kekeringan, merupakan masalah yang sudah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat dewasa ini.
Penanganan masalah lingkungan telah dilakukan berbagai kalangan, tingkat
lokal, pemerintah maupun masyarakat berupaya dengan berbagai pendekatan. Tapi
upaya-upaya tersebut belum menampakkan hasil yang nyata, karena :
1. Rendahnya partisipasi masyarakat di lingkungan SMP Negeri 2 Sukagumiwang
untuk berperan dalam Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini karena
kurangnya pemahaman, rendahnya tingkat kemampuan atau keterampilan,
serta rendahnya komitmen masyarakat dalam menyelesaikan masalah;
2. Pemahaman pelaku pendidikan terhadap Pendidikan Lingkungan Hidup masih
terbatas, masih ada anggapan bahwa Pendidikan Lingkungan Hidup tidak
penting;
3. Materi dan metode pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup belum memadai
dan kurang aplikatif, siswa lebih banyak diberikan teori, masih kurangnya
aksi nyata, sehingga pemahaman siswa tidak utuh;
4. Masih kurangnya perhatian terhadap sarana dan prasarana Pendidikan
Lingkungan Hidup;
Halaman | 1
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
5. Kurangnya alokasi anggaran untuk Pendidikan Lingkungan dari pemerintah,
sehingga pelaksanaan kurang optimalnya pelaksanaan Pendidikan
Lingkungan;
6. Lemahnya koordinasi antar instansi terkait dan para pelaku pendidikan. Hal ini
menyebabkan program Pendidikan Lingkungan bersifat sporadic, tidak
sinergis dan saling tumpang tindih.
Kondisi kehidupan dunia modern yang kita rasakan bersama saat ini, telah
terjadi krisis 3 E; yaitu environment, economi, dan etica. Modernisasi telah
melahirkan manusia yang serakah, materialistis lebih menonjol daripada solidaitas
sosial.
Untuk itu, perlu upaya pelestarian lingkungan, agar dapat dimanfaatkan
secara berkesinambungan dan sebagai peninggalan bagi generasi yang akan datang.
Bila kita sebagai manusia tidak bertanggungjawab, maka akhirnya semua media
(tanah, air, udara), sebagai ruang hidup manusia dan mahluk hidup lainnya berubah
menjadi racun. Bagaimana jadinya generasi yang akan datang, akan menjadi
mahluk apa mereka ?
Sehubungan hal tersebut, maka upaya pelestarian lingkungan harus melalui
jalur pendidikan di sekolah-sekolah. Pendidikan lingkungan yang dilakukan sejak
dini, baik di rumah maupun di sekolah merupakan langkah strategis dalam upaya
merubah sikap dan perilaku peserta didik sebagai generasi muda, yang akan
menggantikan genersi tua, agar lebih peduli terhadap pentingnya lingkungan yang
sangat menunjang kelangsungan hidup mahluk hidup, karena, sangat bermanfaat
bagi manusia dan mahluk hidup lainnya, antara lain:
 Menyimpan air di bawah tanah, sehingga sumur alam kita tidak kering;
 Menetralisir racun di udara yang dikeluarkan oleh gas buang kendaraan, asap
pembakaran (rokok, sampah, pabrik, dll), gunung berapi;
 Pohon sebagai peneduh, konsumsi, penunjuk jalan;
 Pohon sebagai pencegah banjir;
 Sebagai penyaring debu;
 Sebagai penahan/mengurangi sinar matahari.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya kompetensi pendidik yang
terus ditingkatkan, melainkan juga kualitas kondisi sekolahpun perlu juga
Halaman | 2
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
ditingkatkan, sehingga terwujud lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran
yang sehat, nyaman serta mebentuk siswa yang kreatif.
Green School, merupakan program yang dikembangkan di SMP Negeri 2
Sukagumiwang, bila diterjemahkan langsung menjadi rancu dan salah pengertian,
ada yang mengartikan sekolah yang dicat hijau atau hanya sebatas harus
rindang/banyak pohon saja, dan selesai. Padahal sebenarnya pengertiannya tidak
seenteng itu.
Green School lebih bermakna pada pembentukkan sikap anak didik dan
warga sekolah terhadap lingkungan, yang tercermin dalam kehidupan se hari-hari di
sekolah. Hal ini diwujudkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari, baik di sekolah,
rumah atau di lingkungan tempat tinggalnya. Termasuk di dalamnya
program “Greening The Curriculum”, kurikulum hijau, artinya kurikulum yang
memperhatikan aspek-aspek lingkungan dalam bahasannya serta mengintegrasikan
materi lingkungan ke dalam pembelajarannya, sesuai dengan topik bahasannya.
Kelak, bila mereka bekerja, diharapkan sikap tersebut dapat diterapkan dalam
sikap kerja yang bijaksana dan peduli lingkungan, terutama sekitarnya.
“jadilah pejabat yang peduli lingkungan, jangan menjadi pejabat yang
perusak lingkungan”.
Mengingat pentingnya pelestarian lingkungan pada saat kini dan di masa
mendatang, maka pendidikan lingkungan di sekolah harus diterapkan dari sejak
usia dini.
Inilah tanggung jawab seorang pendidik, dimanapun, siapapun mereka, harus
menjadikan anak didiknya menjadi orang yang berguna dan bertanggungjawab
terhadap lingkungan. Guru akan merasa sedih bila melihat bekas anak didiknya
menjadi orang perusak lingkungan dan tidak bertanggungjawab.  
Saat ini, konsumen menuntut produk berkualitas tinggi yang dihasilkan
dengan suatu proses yang ramah lingkungan. Proses produksi dalam berbagai
sektor usaha dan industri di Indonesia sebagian besar dikerjakan oleh tenaga kerja
yang dihasilkan oleh SMP Negeri 2 Sukagumiwang. Untuk itu, system pendidikan
SMP Negeri 2 Sukagumiwang harus dapat mewujudkan kebutuhan tenaga kerja
tingkat pertama yang mempunyai sikap serta perilaku adaptif, berjiwa kreatif dan
professional sesuai bidangnya.
Halaman | 3
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
Salah satu program yang telah dikembangkan SMP Negeri 2 Sukagumiwang
adalah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) yang menyertai kemampuan
spesialisasinya. Dengan program ini diharapkan siswa terbiasa bersikap kritis dan
tanggap terhadap isu-isu lingkungan yang terjadi di sekelilingnya. Hal tersebut
tercermin dalam sikap dan perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari, baik di
sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya.

B. Landasan Hukum
Landasan Hukum program Sekolah Berbudaya Lingkungan di SMP Negeri 2
Sukagumiwang, adalah :
1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU No. 32 Tahun 1997 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
3. PP No. 28 Tahun 1990 tentang  Pendidikan Dasar
4. PP No. 29 Tahun 1990 tentang  Pendidikan Menengah
5. Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup, Kementerian Lingkungan Hidup
Tahun 2005
6. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2001 tentang
Pembentukkan dan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan
Pemerintah Propinsi Jawa Barat
7. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 63 Tahun 2001 tentang Tugas Pokok
Fungsi dan Rincian Tugas Unit Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Daerah.
8. Berdasarkan surat dari KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA; No. B.9362/DEP.VI/LH/12/09 tanggal 11
Desember 2009, tentang Penyeleksian Program Sekolah Adiwiyata (tingkat
Nasional),
9. Berdasarkan surat dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
Pemerintah Propinsi Jawa Barat, No. 800/575/iv tanggal 21 Februari 2011,
tentang :
 Pemberian Penghargaan sekolah Sekolah Berbudaya Lingkungan Tk. Propinsi
Jawa Barat tahun 2011, bagi SD, SMP, SMA dan SMK yang telah
Halaman | 4
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
menunjukkan dedikasi serta kepedulian yang tinggi terhadap upaya
pengelolaan lingkungan sekolah dan sekitarnya;
 Rapat koordinasi, penilaian portofolio, pemantauan dan pembinaan sekolah

C. Sekolah berbudaya lingkungan di SMP Negeri 2 Sukagumiwang


Agar program Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) di SMP Negeri 2
Sukagumiwang lebih bermakna serta dapat meningkatkan kepedulian warga
sekolah, maka pihak sekolah memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang
peduli dalam upaya pengelolaan di lingkungan SMP Negeri 2 Sukagumiwang.
Program ini diharapkan bukan menjadi satu-satunya cara untuk mewujudkan
SMP Negeri 2 Sukagumiwang yang berbudaya lingkungan. Diharapkan, sikap serta
perilaku peduli lingkungan tersebut sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan
sekolah sehari-hari. Bukan seolah-olah untuk mendapatkan penghargaan, atau
kegiatan dilakukan karena adanya penilaian. Jadi, diharapkan kelak, tanpa adanya
penilaian, sekolah tetap melaksanakan pengelolaan di lingkungan sekolahnya
masing-masing. Sikap tanggung jawab dan kepedulian harus tertanam dalam
pribadi siswa, sehingga menjadi suatu kebiasaan dalam semua kegiatan di sekolah.

D. Moto Juang, Visi MisiSMP Negeri 2 Sukagumiwang


A. Moto Juang
PROGRESIF (PROGRAM RELIGIUS INOVATIF) :
Berarti Program Peningkatan Mutu SMP Negeri 2 Sukagumiwang Berdasarkan
Nilai Religius, Yang Berkembang Secara Inovatif Dalam Mewujudkan Peserta
Didik Cerdas dan Kompetitif.
B. Visi Sekolah
Tercapainya Prestasi Siswa SMP Negeri 2 Sukagumiwang Berkompetensi
Amat Baik Melalui Proses Pembelajaran Progresif.
C. Misi Sekolah
(SAPTA KARYA INOVATIF)
1. Membangun kultur budaya sekolah berkarakter religius
2. Menerapkan regulasi sekolah sesuai dengan asas hukum, politik dan sosial
etik.
Halaman | 5
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
3. Mengembangkan kebutuhan sarana prasarana sekolah berstandar nasional.
4. Memfasilitasi integritas personal di dalam sistem sekolah yang informative.
5. Meningkatkan kualitas personal yang religius, maju, mandiri dan sejahtera.
6. Meningkatkan proses operasional dan kurikulum sekolah secara efektif dan
efesien.
7. Mensosialisasikan prestasi hasil pendidikan menjadi milik publi
Dari Visi SMP Negeri 2 Sukagumiwang Tercapainya Prestasi Siswa SMP
Negeri 2 Sukagumiwang Berkompetensi Amat Baik Melalui Proses Pembelajaran
Progresif. dari point “Progresif” mengedepankan kepada Visi Sekolah yang
Berbudaya Lingkungan (SBL) di SMP Negeri 2 Sukagumiwang yang bertujuan
“Terbentuknya generasi yang peduli lingkungan dan mampu mengimplementasikan
kepeduliannya dalam kehidupan sehari-hari”
Adapun dari point Misi ke 8 “Mewujudkan budaya bersih, tertib, hijau, nyaman
serta 7K” bertujuan untuk :
1. Mengembangkan sumber daya manusia yang memahami dan sadar terhadap
kondisi lingkungan saat ini, terutama lingkungan sekolah dan sekitarnya;
2. Mengembangkan sumber daya manusia yang mampu merumuskan upaya untuk
memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas lingkungan, terutama
lingkungan sekolah dan sekitarnya;
3. Mengembangkan sumber daya manusia yang peduli lingkungan terutama
lingkungan sekolah dan sekitarnya, serta mau dan mampu mewujudkan
kepeduliannya dalam kehidupan sehari-hari.

Lingkungan Yang Asri Sarana Air Bersih


E. Strategi Pelaksanaan

Halaman | 6
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
Agar supaya program SBL di SMP Negeri 2 Sukagumiwang ini berhasil
dengan baik, maka perlu adanya strategi implementasi, antara lain sebagai berikut :
 Penyusunan konsep SBL dengan melibatkan peran aktif berbagai pihak
terkait, sehingga konsep SBL merupakan konsep bersama dan semua pihak
merasa bertanggungjawab untuk ikut melaksanakannya; 
 Sosialisasi ke tingkat sekolah lain sebagai bahan perbandingan (Study
Banding); 
 Komitmen yang kuat dari pihak sekolah untuk melaksanakan SBL secara
serius, sistematis dan berkesinambungan.

BAB II
Halaman | 7
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
STRUKTUR ORGANISASI

A. Struktur Organisasi

K.H. A. Syakur Yasin, M.A. UHAR SUHARA, M.Pd.


Penasehat Penanggung Jawab

TIM PEMANTAU KEGIATAN


Drs. SUPYADI
(Wakasek Akademik)
WALI KELAS
Hj. BADRIYAH, S.Pd
(Wakasek Kesiswaan)

PETUGAS 7K

SEMUA SISWA SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG

Keterangan :
Garis Komando langsung
Garis Komando Tidak langsung
B. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Penanggung Jawab : 1. Bertanggung jawab seluruh kegiatan Sekolah
Berbudaya Lingkungan (SBL)
2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi
3. Melaksanakan koordinasi dengan dinas instansi
terkait

Halaman | 8
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
4. Melaporkan pelaksanaan program dan pencapaian
hasil Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL)
kepada Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
Barat dan Direktorat Pembinaan SMP
2. Tim Pemantau Kegiatan : 1. Mengatur pelaksanaan program Sekolah
Berbudaya Lingkungan (SBL)
2. Menyusun dan mengkoordinasikan rencana dan
pelaksanaan
3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi bersama
Kepala Sekolah sesuai dengan bidang dan
tanggung jawab.
4. Melaksanakan pengawasan umum pengelolaan
sekolah
5. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pada
tanggung jawab.
3. Wali Kelas : 1. Melaksanakan administrasi umum pelaksanaan
program Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL)
2. Mengiventaris dan memeriksa seluruh administrasi
3. Menyiapkan dan menyusun laporan
4. Menyerahkan hasil laporan kepada penanggung
jawab
5. Petugas K3 : 1. Menyusun perencanaan program Sekolah
Berbudaya Lingkungan (SBL) sesuai sasaran yang
menjadi tanggung jawab
2. Koordinasi dengan ketua, wali kelas
3. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan tanggung
jawabnya
4. Mengadministrasikan kegiatan yang telah
dilaksanakan
5. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan
6. Menyerahkan laporan pelaksanaan kegiatan kepada
penanggung jawab.
Halaman | 9
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM

A. Program Kerja Bidang Sekolah Berbudaya Lingkungan


Program kerja bidang Sekolah Berbudaya Lingkungan tahun 2018/2019 di
SMP Negeri 2 Sukagumiwang bersifat berkelanjutan dan mengambil skala
prioritas. Adapun program kerja untuk tahun ini adalah sebagaimana berikut :

No Jenis Kegiatan Pelaksanaan

1. Kebersihan Ruang Kelas Merupakan tugas dan tanggung jawab bagi


semua siswa yang ada di dalam kelas tersebut
untuk menjaga kelas agar tetap bersih nyaman
dan indah sehingga kegiatan belajar mengajar
bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan
tujuan dan untuk mencapai hasil yang
maksimal.
2. Kebersihan halaman Halaman merupakan sarana yang harus dijaga
sekolah kebersihannya. Halaman merupakan tempat
yang di gunakan untuk upacara , olahraga dan
kegiatan yang bersifat massal tugas dan
tanggung jawab untuk melaksanakannya adalah
semua komponen yang ada dalam lingkungan
sekolah yang dilaksanakan secara gotong
royong.
3. Kebersihan saluran air Saluran itu harus di bersihkan agar tidak
atau got tergenang lebih lebih pada musim hujan . Bila
tidak di bersihkan , sampahnya akan
menimbulkan banjir dan wabah penyakit
4. Kebersihan WC atau Sarana itu sangat penting bagi siswa karena wc
toilet tersebut di manfaatkan setiap hari untuk
membuang air kecil atau besar. Wc bersih
merupakan cerminan lingkungan bersih dan
Halaman | 10
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan

hidup sehat
5. Kebersihan di luar Radius 100m dari sekolah merupakan tanggung
lingkungan sekolah jawab komponen sekolah , bila tempat itu
kosong tidak di huni oleh masyarakat , atau
batas badan jalan merupakan tanggung jawab
sekolah untuk membersihkan secara gotong
royong.
6. kebersihan lingkungan a. Rencana tata ruang untuk meletakkan
pelaksanaan kebersihan sampah sampah agar tidak beserakan di
dan lingkungan mana mana tidak mengganggu kesehatan
dan pemandangan
b. Melakukan pembagian tuags pada
komponen komponen jelas merupakan
batas tanggung jawabnya sehingga tidak
terjadi benturan dan saling lempar
tanggung jawab.
c. Pelaksanaan tugas kegiatan, pelaksanaan
itu sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab dan masing masing sesuai dengan
ketentuan yang telah di tetapkan oleh para
pembina atau atasan , untuk pembantu
sekolah ditetapkan oleh kepsek sedangkan
petugas dari siswa di atur oleh wali kelas
masing masing 
d. Jadwal serta alat yang digunakan dalam
kegiatan kebersihan lingkungan sekolah 

B. Tahap Pelaksanaan

Halaman | 11
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
Tahap pelaksanaan dalam Sekolah berbudaya Lingkungan di SMP Negeri 2
Sukagumiwang yang berdasarkan hasil sosialisasi, ditetapkan melalui kesepakatan,
yaitu :
1. Di ruang kelas merupakan tanggung jawab siswa di bantu  oleh wali kelas
untuk mengatur , membina dengan cara membagi tugas piket kepada setiap
siswa berupa piket harian . Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah
menyapu , mengepel , dan tugas lainnya yang berkaitan dengan kebersihan
kelas
2. Di halaman sekolah dan wc petugas utamanya adalah pesuruh sekolah dan
bagian kebersihan lingkungan seperti ruang guru dan kantor juga merupakan
tanggung  jawab dari pembantu atau pesuruh sekolah untuk membersihkan .
Adapun jadwal serta alat yang digunakan sesuai dgn kebutuhan dan jumlah
pesuruh sekolah yang ada
3. Kebersihan di halaman sekolah yang sangat luas dapat di lakukan secara
serentak dan di buatkan jadwal seperti jumat bersih dll sehingga lingkungan
sekolah tampak bersih .
4. Lomba kebersihan kelas dan lingkungan dapat di jadwalkan sebulan sekali
atau secara berkala sehingga dapat memberi motifasi pada setiap komponen
sekolah untuk saling berlomba lingkungan sehat dan bersih serta
menanamkan budaya bersih 
5. Pembagian tugas kegiatan kebersihan lingkungan sekolah Kepsek harus
melakukan pembagian tugas pada pembantu sekolah tentang tugas dan batas
kewenangan yang merupakan ruang lingkup serta batasan batasan menjaga
kebersihan agar tidak saling melempar tanggung jawab di antara petugas
petugas tersebut. Wali kelas membagi tugas pada setiap siswa yang
merupakan binaannya seperti pembagian tugas piket harian agar
terlaksananya tugas itu bagi wali kelasuntuk melakukan pengawasan ,
pembinaan serta kontrol terhadap pelaksanaan tugas siswa tersebut.

BAB IV

Halaman | 12
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Program Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) SMP Negeri 2 Sukagumiwang
akan lebih sempurna apabila dibarengi dengan program peduli dan berbudaya
lingkungan sudah menjadi budaya se hari-hari bagi warga sekolah yang
tercermin dalam sikap siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh tenaga
kependidikan.
2. Sekolah masih perlu pengarahan dalam penyusunan portofolio yang berkaitan
dengan Pendidikan lingkungan;
3. Sekolah perlu pembinaan tentang pengelolaan lingkungan sekolah dalam
mewujudkan ”Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL)”;
4. Sekolah perlu pembinaan dalam penyusunan RPP (Rencana Program
Pembelajaran) mata pembelajaran selain Biologi dan IPA yang terintegrasi
dengan materi lingkungan yang sesuai dengan topik pembelajarannya;
5. Sekolah perlu pengarahan dan difasilitasi untuk pengelolaan sampah anorganik
menjadi bahan jadi yang dapat dimanfaatkan.
6. Sekolah perlu pengarahan tentang hemat energi.

B. Saran-saran
Pembinaan dan Penilaian Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) SMP Negeri 2
Sukagumiwang bertujuan  :
1. Untuk melihat kondisi fisik sekolah dan memberikan arahan-arahan dalam
mewujudkan Sekolah Berbudaya Lingkungan yang tercermin dalam sikap
peduli lingkungan pada kehidupan  sehari-hari di sekolah.
2. Untuk mendapatkan data konkrit sebagai bukti fisik, berupa berkas tertulis,
tentang kebijakan kepala sekolah dalam kegiatan dan program sekolah yang
berkaitan dengan lingkungan, baik kurikuler maupun ekstra kurikuler.
3. Memberikan pengarahan pada guru dalam penyusunan silabus yang berkaitan
dengan lingkungan, baik secara monolitik maupun terintegrasi pada mata
pelajaran kejuruan, selain biologi dan IPA.
Halaman | 13
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
4. Memberikan arahan pada guru dalam penyusunan RPP materi lingkungan yang
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran umum dan kejuruan;
5. Membiasakan siswa dalam pemberdayaan bahan-bahan bekas.
6. Membiasakan warga sekolah untuk menggunakan bahan ramah lingkungan.
7. Sebagai motivasi bagi sekolah untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian
tentang pengelolaan sekolah yang sehat dan pembiasaan sikap peduli
lingkungan.

Halaman | 14
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG

Anda mungkin juga menyukai