PENDAHULUAN
No Kondisi Ideal
1. a. Seluruh Program Studi Keahlian melaksanakan kurikulum
berdasarkan KURIKULUM tahun 2013 bagi siswa kelas 10,
11 dan 12
2. a. KTSP dikembangkan oleh Program Keahlian dengan melibat
kan seluruh guru mata pelajaran, DU/DI, konselor, dan Komite
Sekolah
b. Kurikulum 2013 dikembangkan oleh Program Keahlian dengan
melibatkan seluruh guru mata pelajaran, DU/Di, konselor, dan
komite sekolah.
3. a. Kurikulum Program Keahlian dikembangkan sesuai dengan
mekanisme penyusunan KTSP.
No Kondisi Nyata
1. a. Seluruh Program Studi Keahlian sudah melaksanakan
kurikulum berdasarkan KURIKULUM tahun 2013 bagi siswa
kelas 10, 11 dan 12.
2. a. KTSP dikembangkan oleh Program Keahlian dengan
melibatkan seluruh guru mata pelajaran dan DU/Di saja
b. Belum ada pengembangan Kurikulum 2013, yang melibatkan
semua guru mata pelajaran
3. a. Mekanisme penyusunan KTSP sudah melalui 7 kegiatan pokok
b. Mekanisme penyusunan Kurikulum 2013 baru melalui 4
kegiatan pokok
4. Prinsip perbaikan, layanan pembelajaran, pengayaan layanan
pembelajaran, pendayagunaan kondisi alam serta
pendayagunaan kondisi social dan budaya belum semua
terdokumentasikan.
5. Belum ada jadwal dalam Struktur Kurikulum
6. Ekstrakurikuler Pramuka sudah berjalan sebagai ekstrakurikuler
pilihan
7. Konselling sudah ada secara menyeluruh ( Tingkat sekolah)
8. Prakerin dilaksanakan dengan alokasi waktu 3 bulan ( Minimal
500 jam ) Pada Semester 4
9. Beban belajar sampai 52 jam
10 Sudah mencapai mencapai 60 %
11 Sudah
12 - Belum semua guru memanfaatkan TIK
13 Pengesahan sudah tingkat provinsi
14 Baru sebagian guru yang aktif
Guru sudah mengembangkan silabus sesuai dengan langkah-
15
langkah Penyusunan KTSP
16 Sudah
17 KKM disusun belum sepenuhnya mencerminkan ketiga kriteria
18 Masih menggunakan kalender dari Propinsi
A. Kepemilikan Tanah
- Status Tanah : Sertifikat/Milik Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI
Cq. Kanwil Depdikbud Provinsi Jawa Barat.
- Luas Tanah : 100.429.000 M2
1 1 2 29 23 51 16 14 30 1 84
IJAZAH
JUMLA
H
SD SLTP SLTA D1 D2 D3 S1
TOTAL
L P L P L P L P L P L P L P
5 - - - 20 8 - - 1 - 3 1 4 4 46
13. Jumlah Siswa dalam lima tahun terakhir
Ruang Khusus
B (Praktik)
R. Praktek Kultur
1. Jaringan 1 50 50 1 0 0 1 50 50 0
2. R. Praktek MP 1 336 336 0 1 0 1 336 336 0
R. Praktek Lab.
3. Basah Ikan 1 200 200 0 1 0 1 200 200 1
R. Praktek
4. Penetasan Unggas 0 0 0 0 0 0 1 56 56 1
R. Praktek
Pemotongan
5. Unggas 1 15 15 0 1 0 1 15 15 0
R. Praktek Lab.
6. Sereralia /THP 1 117 117 0 1 0 1 117 117 0
R. Praktek Lab.
7. Produksi THP 2 120 220 1 0 0 3 120 360 1
R. Praktek Lab.
8. Dasar THP 1 100 100 1 0 0 1 100 100 0
R. Praktik
9. Ruminansia 1 96 96 0 0 0 1 96 96 0
C Ruang Penunjang
Ruang Kepala
1. Sekolah & Wakil 1 200 200 1 0 0 1 200 200 0
2. Ruang Guru 1 40 40 1 0 0 1 40 40 0
0
Ruang Pelayanan
3. Administrasi (TU) 1 88 88 1 0 0 1 88 88
1
4. BP/BK 1 24 24 1 0 0 1 24 24
0
5. Ruang OSIS 1 72 72 0 1 0 1 72 72
0
6. Ruang Pramuka 1 36 36 0 1 0 1 36 36
0
7. Koperasi 1 24 24 1 0 0 1 24 24
1
8. UKS 1 36 36 0 1 0 1 120 120
0
9. Ruang Ibadah 1 144 144 1 0 0 1 144 144
1
10. Ruang Sebaguna 1 100 100 0 1 0 1 600 600
Ruang Kantin 0
11. Sekolah 1 30 30 0 1 0 1 30 30
9
12. Ruang Toilet 11 40 440 4 7 0 20 40 800
1
Ruang Gudang/
13. Genset 1 40 40 1 0 0 2 40 80
0
14. Ruang Satpam 1 30 30 1 0 0 1 30 30
Ruang Unit 1
15. Produksi 1 54 54 0 1 0 1 54 54
1
16. Asrama Siswa 1 214 214 0 1 0 2 428 428
Berdasarkan target nasional, SMKN 1 Cibadak memiliki indikator target yang menjadi ciri
khas keunggulan sekolah yang akan kami wujudkan berdasarkan sebagai berikut:
Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh dan
berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur
perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun untuk
mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan pada arah
yang positif. Karena itu, kurikulum SMKN 1 Cibadak harus memperhatikan beberapa
hal mendasar sebagai berikut.
1) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan
pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.
2) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun
pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3) Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama
peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik manusia dapat
hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk
membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani dan mengatasi
masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu berubah.
Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk menguasai
kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai
modal untuk pengembangan dirinya di kemudian hari.
Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu mempertimbangkan perkembangan
psikologis peserta didik dan perkembangan/kondisi kehidupan sosial budaya
masyarakat.
Peserta didik SMK berasal dari anggota berbagai lingkungan masyarakat yang
memiliki budaya, tata nilai, dan kondisi sosial yang berbeda. Pendidikan kejuruan
mempertimbangkan kondisi sosial. Karenanya, segala upaya yang dilakukan harus
selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar individu dalam
masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur, serta
keharmonisan antar sistem pendidikan dengan sistem-sistem yang lain (ekonomi,
sosial, politik, religi, dan moral). Secara sosial-budaya, Kurikulum SMK
dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan masyarakat,
dan tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.
Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi SDM
(human capital investment). Semakin tinggi kualitas pendidikan dan pelatihan yang
diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut. Akibatnya selain
meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja di
pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di pasar global, sekolah menengah
kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan
pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan efisien.
Tujuan Penyempurnaan Kurikulum ini untuk menjadi acuan bagi SMK Negeri 1 Cibadak
dalam melaksanakan pembelajaran serta implementasi kurikulum yang telah disusun.
Disamping itu dapat juga digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan SMK Negeri 1
Cibadak sesuai dengan beberapa petunjuk yang telah disusun dalam KTSP ini.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan oleh SMK Negeri
1 Cibadak. Kurikulum terdiri dari tujuan pendidikan tingkat SMK Negeri 1 Cibadak,
struktur dan muatan kurikulum tingkat SMK Negeri 1 Cibadak, kalender pendidikan, dan
silabus serta komponen-komponen penetapannya.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu
yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar yang setiap saat bisa berubah berdasarkan pengembangan sumber daya yang dimiliki
SMK Negeri 1 Cibadak.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta
akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh
karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan
iman, taqwa dan akhlak mulia.
Untuk mendukung pencapaian visi yang telah ditetapkan, SMK Negeri 1 Cibadak
menetapkan beberapa misi yang akan dilaksanakan, yaitu:
A. Tujuan Sekolah
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keunggulan potensi dan prestasi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
2. Tujuan Khusus
4) Penilaian
Terselenggara penilaian autentik yang menunjang terpenuhinya tertib dokumen
sistem informasi penilaian dan mendorong siswa berprestasi dengan
meningkatkan efektivitas (a) perbaikan instrument yang mengukur ketercapaian
indikator hasil belajar (b) pengelolaan buku nilai guru (c) pengelolaan sistem
infomasi penilaian tingkat satuan pendidikan (d) leger (f) buku indik siswa, dan
(g) raport.
Struktur Kurikulum SMKN 1 Cibadak terdiri atas mata pelajaran A Muatan Nasional, B
Muatan Kewilayahan, dan mata pelajaran peminatan kejuruan kelompok C. Mata
pelajaran peminatan kejuruan kelompok C dikelompokan atas mata pelajaran Dasar Bidang
Keahlian (kelompok C1), mata pelajaran Dasar Program Keahlian (kelompok C2), dan
mata pelajaran Kompetensi Keahlian (kelompok C3).
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
4. Kimia 108
Total 4.948
Tabel 4. Struktur Kurikulum SMKN 1 Cibadak Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi
berdasarkan Peraturan Dirjen No. 07/D.D5/KK/2018
5. Bidang Keahlian : Agribisnis dan Agroteknologi
5.1. Program Keahlian : Agribisnis Tanaman
5.1.1. Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (3 Tahun)
ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 352
Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 144
Jumlah B 252
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Fisika 72
3. Biologi 108
4. Kimia 72
C2. Dasar Program Keahlian
1. Dasar-dasar Budidaya Tanaman 144
2. Alat Mesin Pertanian 144
3. Pembiakan Tanaman 144
C3. Kompetensi Keahlian
1. Agribisnis Tanaman Pangan 350
2. Agribisnis Tanaman Sayuran 350
3. Agribisnis Tanaman Buah 350
4. Agribisnis Tanaman Hias 350
5. Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman 314
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524
Jumlah C 3.030
Total 5.016
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
2. 2 2 2 2 - -
Kesehatan
Jumlah B 5 5 2 2 - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Fisika 2 2 - - - -
3. Biologi 3 3 - - - -
4. Kimia 2 2 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Dasar-dasar Budidaya Tanaman 4 4 - - - -
2. Alat Mesin Pertanian 4 4 - - - -
3. Pembiakan Tanaman 4 4 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Agribisnis Tanaman Pangan - - 5 5 5 5
2. Agribisnis Tanaman Sayuran - - 5 5 5 5
3. Agribisnis Tanaman Buah 5 5 5 5
4. Agribisnis Tanaman Hias - - 5 5 5 5
5. Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman - - 4 4 5 5
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C 22 22 31 31 33 33
Total 46 46 48 48 48 48
3.2.3 Peminatan
A. Rasional
Sejalan dengan keluarnya Kurikulum 2013 terdapat tiga jenis kurikulum, yakni
Kurikulum Tingkat Nasional, Kurikulum Tingkat Daerah, dan Kurikulum Tingkat Sekolah.
Kurikulum Tingkat Nasional disusun dan diberlakukan secara nasional. Kurikulum Tingkat
Daerah disusun dan diberlakukan di daerah berdasarkan Kurikulum Tingkat Nasional sesuai
dengan kebijakan daerah masing-masing. Sementara, Kurikulum Tingkat Sekolah disusun dan
diberlakukan pada setiap jenjang sekolah.
Dalam rangka memenuhi Kurikulum Tingkat Daerah, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat menyusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran Bahasa Sunda.
Selain disesuaikan dan didasarkan pada struktur Kurikulum Tingkat Nasional 2013, KIKD Mata
Pelajaran Bahasa Sunda didasarkan pada Surat Edaran Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat Nomor
423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa
Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA.
Di samping itu, penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata
Pelajaran Bahasa Sunda didasari pula oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun
2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah, yang menetapkan bahasa daerah,
antara lain, bahasa Sunda, diajarkan pada pendidikan dasar di Jawa Barat. Kebijakan tersebut
sejalan dengan jiwa UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang bersumber dari UUD 1945 yang menyangkut Pendidikan dan
Kebudayaan. Sejalan pula dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3--8, yang menyatakan bahwa
dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB, SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan
pengajaran muatan lokal yang relevan dan Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang
“pemeliharaan bahasa-bahasa ibu di dunia”.
Hal di atas sejalan pula dengan Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA, di antaranya menyatakan bahwa: Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat
diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan
dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
Bahasa Sunda berkedudukan sebagai bahasa daerah, yang juga merupakan bahasa ibu bagi
sebagian besar masyarakat Jawa Barat. Bahasa Sunda juga menjadi bahasa pengantar
pembelajaran di kelas-kelas awal SD/MI. Melalui pembelajaran bahasa Sunda diperkenalkan
kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis.
Berdasarkan kenyataan tersebut, bahasa Sunda sebagai salah satu khasanah dalam
kebhineka-tunggal-ikaan bahasa dan budaya Nusantara akan menjadi landasan bagi pendidikan
karakter dan moral bangsa. Oleh karena itu, bahasa Sunda harus diperkenalkan di Taman Kanak-
kanak (TK)/Raudhatul Athfal (RA) dan di sekolah-sekolah mulai Sekolah Dasar (SD)/Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), sampai
Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliah (MA).
Untuk kepentingan itu, perlu disusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sesuai dengan
satuan pendidikan tersebut.
Pembelajaran bahasa Sunda diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya dan
budaya Sunda, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat Sunda,
dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Sunda diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam Bahasa Sunda dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan hasil karya sastra Sunda.
Kompetensi inti mata pelajaran Bahasa Sunda yang memiliki kesamaan dengan
kompetensi inti mata pelajaran lainnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap bahasa dan sastra Sunda. Kompetensi Inti ini menjadi dasar bagi peserta didik untuk
memahami dan merespon situasi lokal, regional, dan nasional. Secara substansial terdapat empat
Kompetensi Inti yang sejalan dengan pembentukan kualitas insan yang unggul, yakni (1) sikap
keagamaan (beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa) untuk menghasilkan manusia
yang pengkuh agamana (spiritual quotient), (2) sikap kemasyarakatan (berakhlak mulia) untuk
menghasilkan manusia yang jembar budayana (emotional quotient), (3) menguasai pengetahuan,
teknologi, dan seni (berilmu dan cakap) untuk menghasilkan manusia yang luhung elmuna
(intellectual quotient), dan (4) memiliki keterampilan (kreatif dan mandiri) untuk menghasilkan
manusia yang rancage gawena (actional quotient).
Keempat Kompetensi Inti tersebut merupakan pengejawantahan dari tujuan pendidikan
nasional (Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3), yakni
“untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar Mata Pelajaran Bahasa Sunda ini, selaras
dengan alasan pengembangan kurikulum 2013, diharapkan peserta didik memiliki
1. Kemampuan berkomunikasi;
2. Kemampuan berpikir jernih dan kritis;
3. Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan;
4. Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab;
5. Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda;
6. Kemampuan hidup dalam maysrakat yang mengglobal;
7. Minat yang luas dalam kehidupan;
8. Kesiapan untuk bekerja;
9. Kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya; dan
10. Rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
2. Fungsi
Standar kompetensi dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-guru di sekolah
dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda sehingga segi-segi
pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap berbahasa dan bersastra Sunda dapat
terprogram secara terpadu.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini disusun dengan mempertimbangkan kedudukan
bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra Nusantara. Pertimbangan itu
berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa Sunda sebagai (1) sarana pembinaan sosial
budaya regional Jawa Barat, (2) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, (4) sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai
keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran, serta (6) sarana pemahaman aneka ragam budaya
daerah (Sunda).
3. Tujuan
Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Sunda
yang secara umum agar murid mencapai tujuan-tujuan berikut.
1) Murid beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.
2) Murid menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah di Jawa Barat,
yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar masyarakatnya.
3) Murid memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta mampu
menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks (tujuan, keperluan, dan
keadaan).
4) Murid mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
kematangan emosional, dan kematangan sosial.
5) Murid memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda (berbicara, menulis,
dan berpikir).
6) Murid mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda, mengembangkan kepribadian, dan
memperluas wawasan kehidupan.
7) Murid menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Sunda.
D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN BAHASA DAN
SASTRA SUNDA SMA/SMK/MA/MAK
Kelas X
Topik
Teks babad/sejarah
Sunda
3.3. Menganalisis isi, Fungsi sosial - Membaca dan mengamati
struktur, dan unsur beberapa contoh teks wawancara
Meneladani Nilai moral
kebahasaan teks Memahami isi wawancara
dan pendidikan dalam
-
wawancara
diimplementasikan
- Memahami unsur-unsur
dalam kehidupan sehari-
kebahasaan teks wawancara.
hari
- Menyimpulkan tentang kaidah-
Struktur kebahasaan kaidah wawancara
- Tema - Menyajikan hasil analisis unsur
- Daftar pertanyaan kebahasaan wawancara secara
- Bubuka lisan dan tertulis
- Eusi
4.3. Merancang, - panutup
melakukan dan - Menentukan narasumber
Menyusun laporan - Menentukan media wawancara
wawancara dengan Unsur Kebahasaan - Melaksanakan wawancara
memperhatikan - Diksi - Mendiskusikan tentang isi
kesantunan - EYD Basa Sunda wawancara dan kaidah-kaidahnya.
berbahasa. - Tatakrama bahasa - Menyusun rangkaian wawancara.
Sunda - Mengoreksi dan
menyunting/memperbaiki teks
wawancara dengan teman
Topik sebangku atau kelompok
Wawancara tokoh/nara
sumber
3.4. Menganalisis isi, Fungsi sosial - Membaca dan mengamati
struktur dan unsur beberapa contoh laporan kegiatan.
Meneladani Nilai moral
kebahasaan laporan - Menentukan ciri-ciri laporan
dan pendidikan dalam
kegiatan. kegiatan
laporan kegiatan yang
- Membedakan laporan kegiatan
diimplementasikan
dengan bentuk yang lain
dalam kehidupan sehari-
hari - Mengidentifikasi struktur laporan
kegiatan.
Struktur - Memahami unsur-unsur
- Bubuka kebahasaan laporan kegiatan.
- Eusi - Menyimpulkan tentang unsur-
- Panutup unsur kebahasaan laporan
kegiatan.
- Menyajikan hasil analisis unsur
Unsur Kebahasaan kebahasaan laporan kegiatan.
- Diksi Secara lisan dan tertulis
- EYD Basa Sunda
- Tatakrama bahasa
Sunda
4.4. Menulis laporan - Menentukan tema laporan
kegiatan dengan kegiatan.
memperhatikan Topik - Menyusun kerangka laporan
struktur dan unsur Laporan kegiatan kegiatan
kebahasaan. - Menulis laporan kegiatan
- Mengoreksi hasil laporan kegiatan
dengan teman sebangku atau
kelompok
- Menyunting/memperbaiki hasil
laporan kegiatan
3.5. Membandingkan Fungsi sosial - Menyimak jenis-jenis dongeng
jenis dongeng dengan menggunakan berbagai
Meneladani nilai-nilai
berdasarkan macam media pembelajaran.
moral yang terkandung
struktur, unsur
dalam jenis-jenis Mencatat dan membahas kosa kata
kebahasaan dan
-
diketahui
- Kosa kata - Menampilkan salah satu jenis
- Makna denotatif dongeng yang telah disiapkannya.
- Ejahan - Melakukan refleksi tentang proses
- Tanda baca dan hasil belajarnya.
- Struktur kalimat
Topik
Membandingkan
dongeng Sasakala,
Sasatoan, Mitos, Parabel,
Sage
3.6 Membandingkan Fungsi sosial - Mendengarkan salah satu kawih
bentuk, struktur, Sunda klasik dan pop.
Menanggapi nilai
dan unsur
estetika antara kawih Mencatat dan membahas kosa kata
kebahasaan teks
-
SMK Negeri 1 Cibadak dalam pengembangan diri terutama ditujukan untuk pengembangan
kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran.
Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti
pada mata pelajaran.
Pengembangan diri pada SMK Negeri 1 Cibadak meliputi kegiatan :
1. Kegiatan pengembangan kreativitas dan bimbingan karier, yaitu kegiatan yang lebih
bersifat individualistis untuk menggali dan mengembangkan potensi pribadi untuk
menimba karier dibidang yang sesuai dengan program studi keahlian dan sesuai dengan
kompetensi keahliannya, terkoordinasi dibawah koordinator BP kompetensi keahliannya
masing-masing.
2. Kegiatan ekstrakurikuler, yang bersifat pengembangan kemampuan prestatif dan
pengembangan kemampuan individual untuk berorganisasi diantaranya :
a. Pramuka (Wajib)
Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka merupakan kegiatan ekrtrakurikuler wajib yang
dilaksanakan di luar jam belajar atau di luar kelas yang mengandung nilai edukatif,
kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
Kegiatan pramuka di SMKN 1 Cibadak mempunyai nama ambalan Kian Santang dan
Gusikusumah dengan gugus depan 1023-1024.
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler Pramuka adalah siswa atau peserta didik yang
benar-benar memilih kegiatan Pramuka serta mampu mengembangkan potensi
dirinya dan meraih prestasi secara maksimal.
Sasaran Bidang
a) Pelaksanaan Tugas
(a) Mengatur, mengendalikan dan memonitor tugas sehari-sehari anggota dewan
Kerja Ambalan
(b) Mengatur dan mengendalikan mekanisme yang berkaitan dengan penugasan
seluruh anggota Dewan Kerja Ambalan dan ruanglingkup tugasnya.
(c) Menyempurnakan sistem dan mekanisme kerja Dewan Ambalan
(d) Melakukan fungsi pembinaan terhadap anggota dewan Kerja Ambalan, baik
secara intern maupun ektern
b) Finansial
(a) Mengendalikan dan memonitor mekanisme kenangan pada setiap aktivitas
Dewan Kerja Ambalan
(b) Menyelenggarakan dana rutin Mabigus untuk aktivitas Dewan Kerja Ambalan
yang diusahakan dengan maksimal, mandiri dan berkesinambungan
(c) Mengatur, mengendalikan dengan evaluasi pelaporan keuangan Dewan Kerja
Ambalan
c) Bidang Kajian Kepramukaan
(a) Melanjutkan upaya penyempurnaan petunjuk penyelenggaraan pendidikan
dan latihan bagi aggota Pramuka Penegak khususnya dalam perencanaan
penyajian kegiatan kepramukaan yang menarik dan menantang
(b) Melakukan pendataan masukkan anggota Dewan Ambalan di ruang lingkup
Mabigus tentang perubahan PPDKA dan polmekbin T/D
(c) Bekerja sama dengan seluruh anggota Dewan Kerja Ambalan untuk mencari
solusi pemecahan dalam penyempurnaan perubahan petunjuk penyelenggara
Dewan Kerja yang baru.
d) Bidang Kegiatan Kepramukaan
(a) Publikasi dan informasi kegiatan-kegiatan Pramuka Penegak
(b) Merealisasikan satu konsep kegiatan yang bersifat positif, keatif, dan inovatif
minimal satu tahun sekali sebagai pengabdian kepada Gerakan Pramuka dan
masyarakat
(c) Mengusahakan meningkatkan kualitas dan kuantitas perkembangan Pramuka
Penegak yang terlibat dalam upaya pembangunan masyarakat.
(d) Terciptanya konsep kegiatan yang bervariasi sehingga mampu menarik minat
remaja/pemuda usia penegak.
e) Bidang Evaluasi dan Pengembangan
(a) Tersusunnya petunjuk pelaksanaan kegiatan bagi Dewan Kerja Ambalan
(b) Tersusunnya perangkat supervisi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan hasil
pelaksanaan Dewan Kerja
(c) Terlaksananya perangkat pengembangan tentang Pramuka Penegak
(d) Terhimpunnya data yang akurat tentang kualitas dan kuantitas anggota
Pramuka Penegak guna kebutuhan perumusan kebijakan lebih lanjut
Substansi kegiatan
a) Latihan rutin
b) Latihan alam/bersama
c) Latihan orientasi
d) Kegiatan alam terbuka
Semester 2
- Pengenalan tentang satuan Karya
- Bakti masyarakat
- Pengetahuan kesehatan
- Pengukuhan kenaikan tingkat
- Pengujian SKU dan SKK
- Menyelenggarakan latihan gabungan
- Mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh kwaran dan kwarcab sampai
kwardadan kwarnas
- Menyelenggarakan kegiatan lomba penggalang tingkat kwaran dan kwarcab
- Latihan upacara adat ambalan
- Memahami anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dalam gerakan pramuka
- Memahamipetunjukpelaksanaan (PP) gerakan pramuka
- Survival (bertahan hidup di alam terbuka)
- Navigasi darat
- Out bound
- Sistem among
- Laporan pertanggungjawaban
b. Paskibra
Kegiatan ekstrakurikuler paskibra dilaksanakan di luar jam belajar atau di luar kelas
yang mengandung nilai edukatif, kreatif, inovatif, dan mengapresiasikan bakat
berkesenian.
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler paskibra adalah :
a) Menerapkan disiplin yang tinggi pada setiap anggota paskibra
b) Mandiri dan patuh terhadap peraturan sekolah, berkarakter serta memiliki mental
yang kuat di lingkungan sekolah dan bisa menjadipanutan di masyarakat
c) Mencintai tanah air, menghargai pengorbanan para pahlawan bangsa, dan dapat
berdaya guna bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
f) Meningkatkan kualitas spritual, mentalitas, dan kemampuan anggota
g) Mempererat tali persaudaraan antaranggota paskibra dan meningkatkan kerja
sama secara kelembagaan, maupun komunikasi antaranggota
h) Memberikan dan membekali pengetahuan tentang unsur dalam PBB kepada
setiap anggota agar dapat memahami PBB lebih dalam
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler paskibra adalah siswa atau peserta didik yang benar-
benar memilih kegiatan paskibra serta mampu mengembangkan potensi dirinya dan
meraih prestasi secara maksimal.
Substansi kegiatan
a) Latihan rutin
b) Latihan alam/bersama
c) Latihan orientasi
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler PMR dan UKS adalah siswa atau peserta didik yang
benar-benar memilih kegiatan PMR dan UKS serta mampu mengembangkan potensi
dirinya dan meraih prestasi secara maksimal.
Substansi kegiatan
a) Latihan rutin
b) Latihan alam/bersama
c) Latihan orientasi
Materi bulanan
- Latihan gabungan
- Latihan dapur umum
- Out bound
- Pelatihan ESQ ( Emotional Spiritual Question)
Kegiatan tahunan
- Pemeriksaan golongan darah
- Donor darah
- Santunan pada fakir miskin
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler seni drama atau teater adalah siswa atau peserta
didik yang benar-benar memilih kegiatan seni drama serta mampu mengembangkan
potensi dirinya dan meraih prestasi secara maksimal.
Substansi kegiatan
d) Latihan rutin
e) Latihan alam/bersama
f) Latihan orientasi
g) Pementasan
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler English Club adalah siswa atau peserta didik yang
benar-benar menyukai bahasa Inggris serta mampu mengembangkan potensi dirinya
dan meraih prestasi secara maksimal.
Substansi kegiatan
a) Conversatioan
b) Games
c) Debat
d) News reading
e) Story telling
f. Keputrian
Kegiatan ekstrakurikuler keputrian dilaksanakan di luar jam belajar atau di luar kelas
yang mengandung nilai edukatif, kreatif, inovatif, dan mengapresiasikan pengetahuan
keputrian pada kehidupan sehari-hari.
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler keputrian adalah siswa atau peserta didik yang
benar-benar memilih kegiatan seni drama serta mampu mengembangkan potensi
dirinya dan meraih prestasi secara maksimal.
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler Remaja Mesjid Al Furqon adalah siswa atau peserta
didik yang benar-benar memilih kegiatan Remaja Mesjid Al Furqon serta mampu
mengembangkan potensi dirinya dan meraih prestasi secara maksimal.
Substansi kegiatan
a) Latihan rutin
b) Latihan alam/bersama
c) Latihan orientasi
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler bola basket adalah siswa atau peserta didik yang
benar-benar memilih kegiatan bola basket serta mampu mengembangkan potensi
dirinya dan meraih prestasi secara maksimal.
i. Futsal/Sepak Bola.
Kegiatan ekstrakurikuler futsal/sepak bola dilaksanakan di luar jam belajar atau di
luar kelas yang mengandung nilai edukatif, kreatif, inovatif, dan mengapresiasikan
bakat futsal/sepak bola.
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler futsal/sepak bola adalah siswa atau peserta didik
yang benar-benar memilih kegiatan futsal/sepak bola serta mampu mengembangkan
potensi dirinya dan meraih prestasi secara maksimal.
Substansi kegiatan
a) Latihan rutin
b) Latihan alam/bersama
c) Latihan orientasi
Jadwal rutin ekstrakurikuler futsal/sepak bola
Hari : Kamis
Pukul : 13.00- 15.00 WIB
Tempat : Lapangan futsal SMKN 1 Cibadak
j. Bola Voli
Kegiatan ekstrakurikuler Bola Voli dilaksanakan di luar jam belajar atau di luar kelas
yang mengandung nilai edukatif, kreatif, inovatif, dan mengapresiasikan bakat bola
vola .
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler Bola Voli adalah :
a) mencari, mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang olahraga bola
voli.
b) Menyalurkan bakat bagi siswa yang berprestasi dalam mengembangkan bakat
bidang olahraga bola voli.
c) Membangun fondasi kesehatan mental spiritual jasmani maupun rohani
d) Menumbuhkan sikap disiplin dan bertanggung jawab
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler bola vola adalah siswa atau peserta didik yang
benar-benar memilih kegiatan bola vola serta mampu mengembangkan potensi
dirinya dan meraih prestasi secara maksimal.
Substansi kegiatan
a) Latihan rutin
b) Latihan alam/bersama
c) Latihan orientasi
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler seni paduan suara atau seni musik adalah siswa atau
peserta didik yang benar-benar memilih kegiatan seni paduan suara atau seni musik
mampu mengembangkan potensi dirinya dan meraih prestasi secara maksimal.
Substansi kegiatan
a) Latihan rutin
b) Latihan alam/bersama
c) Latihan orientasi
d) Pementasan
Materi ekstrakurikuler dan strategi pelaksanaan seni paduan suara atau seni musik
- Belajar memainkan alat musik secara individu
- Belajar bernyanyi secara individu
- Belajar memainkan alat musik secara berkelompok
- Belajar menyanyi secara berkelompok/paduan suara
- Menirukan lagu dengan minus one atau diiringi dengan alat musik secara
individu dan berkelompok
- Menyanyikan lagu yang sudah diaransemen secara sederhana dalam bentuk vokal
group /paduan suara
- Memainkan alat musik dan menyanyi secara individu dan kelompok dengan
mempertimbangkan ekspresi (penghayatan) sesuai dengan makna lagu yang
terdapat pada syair
- Persiapan pementasan/pertunjukkan musik
f) Physics Club
Kegiatan ekstrakurikuler Physics Club dilaksanakan di luar jam belajar atau di luar
kelas yang mengandung nilai edukatif, kreatif, inovatif, dan mengapresiasikan bakat
dan minat peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman
mata pelajaran Fisika.
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler Physics Club adalah siswa atau peserta didik yang
benar-benar memilih kegiatan Physics Club yang mampu mengembangkan potensi
dirinya dan meraih prestasi secara maksimal.
Sasaran kegiatan ekstrakurikuler seni bela diri/pencak silat adalah siswa atau peserta
didik yang benar-benar memilih kegiatan seni seni bela diri/pencak silat mampu
mengembangkan potensi dirinya dan meraih prestasi secara maksimal.
Substansi kegiatan
a) Latihan rutin
b) Latihan alam/bersama
c) Latihan orientasi
d) Pementasan
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di SMKN 1 Cibadak dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban
belajar satu minggu adalah minimal 48 jam pelajaran per kelas.
2. Beban belajar di Kelas X dan XI dalam satu semester minimal 18 minggu.
3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil minimal 18 minggu
4. Beban belajar di kelas XII pada semester genap minimal 14 minggu.
5. Pemanfaatan 2 jam pelajaran per minggu untuk kurikulum 2013 Revisi 2017 untuk
Mulok Bahasa Sunda.
6. Uraian Pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran
tertentu yaitu penugasan terstruktur ( PT ) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
( KMTT )
No Jenis Tugas Terstruktur dan
Kelas Jumlah guru
Kegiatan Mandiri tdk terstruktur
1 Membuat Kliping 10 25 Orang
2 Membuat Makalah Hasil Observasi 11 20 Orang
3 Membuat Laporan Hasil Wawancara 11 21 Orang
4 Mementaskan Drama 11 10 Orang
5 Membuat Anekdot Sosial 10 4 Orang
Jumlah 80 Orang
7. Pelaksanaan program percepatan siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa tidak ada.
8. Pelaksanaan lintas minat tidak ada.
Dasar-dasar
75 (B) 75 (B) 75 (B) 75 (B)
Budidaya Tanaman
Alat Mesin Pertanian 75 (B) 75 (B) 75 (B) 75 (B)
Pembiakan Tanaman 75 (B) 75 (B) 75 (B) 75 (B)
C3. Paket Keahlian
Paket Keahlian 1 :
Agribisnis Tanaman
75 (B) 75 (B) 75 (B) 75 (B)
Pangan
Agribisnis Tanaman
75 (B) 75 (B) 75 (B) 75 (B)
Sayuran
Agribisnis Tanaman
75 (B) 75 (B) 75 (B) 75 (B)
Buah
Agribisnis Tanaman
75 (B) 75 (B) 75 (B) 75 (B)
Hias
Mulok
b. Kelas X
Kriteria Ketuntasan
Minimal
Mata Pelajaran
Kelas X
Smt. 1 Smt. 2
Muatan Nasional (A)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 (B) 75 (B)
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 (B) 75 (B)
3. Bahasa Indonesia 75 (B) 75 (B)
4. Matematika 75 (B) 75 (B)
5. Sejarah Indonesia 75 (B) 75 (B)
Kriteria Ketuntasan
Minimal
Mata Pelajaran
Kelas X
Smt. 1 Smt. 2
6. Bahasa Inggris dan bahasa Asing lainnya 75 (B) 75 (B)
Muatan Kewilayahan (B)
1. Seni Budaya 75 (B) 75 (B)
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 75 (B) 75 (B)
3. Mulok (Bahasa Sunda) 75 (B) 75 (B)
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 75 (B) 75 (B)
2. Fisika 75 (B) 75 (B)
3. Biologi 75 (B) 75 (B)
4. Kimia 75 (B) 75 (B)
3.7 Penilaian
Berdasarkan Permendikbud RI Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Dasar dan Menengah dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
1) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
2) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian.
3) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.
4) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran
dalam bentuk ulangan atau penugasan.
5) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di
bawah koordinasi satuan pendidikan.
6) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas X dan XI,
dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat
kompetensi pada akhir kelas XII dilakukan melalui UN.
7) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survey oleh Pemerintah
pada akhir kelas XI.
8) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
9) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Kurikulum 2013 menggunakan skala skor penilaian 0 – 100 dalam menyekor pekerjaan peserta
didik untuk setiap kegiatan penilaian (ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir
semester, tugas-tugas, ujian sekolah).
Penilaian kompetensi hasil belajar mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dilakukan dapat secara terpisah tetapi dapat juga melalui suatu kegiatan atau peristiwa
penilaian dengan instrumen penilaian yang sama.
Untuk masing-masing ranah (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) digunakan penyekoran dan
pemberian predikat yang berbeda sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.
Tabel konversi skor dan predikat hasil belajar untuk setiap ranah
Nilai akhir yang diperoleh untuk ranah sikap diambil dari nilai modus (nilai yang terbanyak
muncul). Nilai akhir untuk ranah pengetahuan diambil dari nilai rerata. Nilai akhir untuk ranah
keterampilan diambil dari nilai optimal (nilai tertinggi yang dicapai).
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut:
1) Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui:
a) observasi,
b) penilaian diri (self assessment),
c) penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik
d) Jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik
adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
Nilai kompetensi sikap pada LHB didapat dari nilai modus (nilai yang terbanyak muncul)
Contoh:
Seorang peserta didik dalam mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti memperoleh:
Nilai Sikap ke-1= 85, Nilai Sikap ke-2 = 75, Nilai Sikap ke-3 = 80, Nilai Sikap ke-4 = 80.
Nilai Sikap = 80, Nilai konversi (80:100) x 4 = 3,20
Kualifikasi = Baik (B)
Deskripsi: Sikapnya baik, sesuai dengan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari,
menunjukkan sikap jujur dan hormat kepada guru.
2) Penilaian kompetensi pengetahuan
Penilaian Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik) melalui:
a) Tes tulis
b) Tes lisan
c) Penugasan
Penilaian Pengetahuan terdiri atas: Nilai Proses (Nilai Harian) = NH, Nilai Ulangan Tengah
Semester = UTS, dan Nilai Ulangan Akhir Semester = UAS.
a) Nilai Harian diperoleh dari hasil Tes Tulis, Tes Lisan, dan Penugasan yang dilaksanakan
pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).
b) Penghitungan nilai Pengetahuan diperoleh dari rerata NH, UTS, dan UAS.
c) Penilaian LHB untuk pengetahuan menggunakan penilaian kuantitatif dengan skala 0 –
100, dengan 2 (dua) desimal
d) Penghitungan Nilai Pengetahuan adalah dengan cara:
NH, UTS, dan UAS menggunakan skala nilai 0 sd 100
Nilai rapor merupakan hasil konversi dari rerata NH, UTS, dan UAS, dengan perhitungan
sebagai berikut (rerata NH, UTS, dan UAS /100) x 100
Contoh:
Seorang Peserta didik memperoleh nilai pengetahuan pada Mata Pelajaran Agama dan
Budi Pekerti sebagai berikut:
NH = 80, UTS = 75, UAS = 85
Nilai rerata NH, UTS, dan UAS = (80 + 75 + 85) : 3 = 240 : 3 = 80
Predikat B+
3) Penilaian kompetensi keterampilan
a) Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
melalui:
Tes praktik
Projek
Portofolio
b) Penilaian kompetensi keterampilan terdiri atas:
NilaiPraktik,
Nilai Projek,
Nilai Portofolio
c) Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD.
d) Penghitungan nilai keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran berdasarkan
rerata dari capaian optimum Penilaian Praktik, Penilaian Projek dan Penilaian
Portofolio.
e) Pengolahan Nilai Rapor (LHB) untuk Keterampilan menggunakan penilaian
kuantitatif dengan skala 0 - 100, dengan 2 (dua) desimal
f) Penghitungan Nilai Keterampilan adalah dengan cara:
Nilai praktik, projek, dan portofolio menggunakan skala nilai 0 sd 100.
Nilai rapor merupakan hasil konversi dari capaian optimum nilai praktik (NPr),
projek (NPj), dan portofolio (NPo) dengan perhitungan sebagai berikut (rerata
NPr, NPj, dan NPo /100) x 100
Contoh:
Seorang peserta didik memperoleh nilai keterampilan pada Mata Pelajaran Agama dan
Budi Pekerti sebagai berikut:
Nilai Optimum Praktik (NPr) = 80; Nilai Optimum Projek (NPj) = 75; Nilai
Optimum Portofolio (NPo) = 80
Rerata NPr, NPj, NPo = (80 + 75 + 80) : 3 = 235 : 3 = 78,33
Predikat B+
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria Penentuan
Kenaikan Kelas diatur sesuai dengan ketentuan sebagai :
1. Peserta didik dapat mlanjutkan ketingkat berikutnya apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut;
a. Telah mengikuti seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran 2017/2018.
b. Tidak terdapat 3 mata pelajaran atau lebih, pada kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan/atau sikap yang belum tuntas/belum baik pada semester kedua
c. Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan maksimal 5% (maksimal 16 hari)
dari jumlah hari efektif.
2. Apabila Peserta didik tidak memenuhi kriteria pada keputusan pertama, maka
dinyatakan tidak naik kelas.
Untuk memudahkan administrasi maka peserta didik yang tidak naik kelas
diharapkan mengulang semua mata pelajaran beserta dasar kompetensi, dan
indikatornya.
3.9 Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP No. 32 Tahun 2013 Pasal 72 Ayat (2), peserta didik
dinyatakan lulus dari SMK Negeri 1 Cibadak pada pendidikan dasar dan menengah setelah
memenuhi Kriteria Kelulusan yang dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri dan disesuaikan dengan satuan Pendidikan SMK Negeri 1 Cibadak
sebagai berikut :
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran :
(a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, (b) kelompok kewarganegaraan
dan kepribadian, (c) kelompok mata pelajaran estetika, dan (d) kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus
minimum baik :
1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik
2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik.
d. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan psikomotorik dan efeksi peserta didik.
Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus minimum
baik.
1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik;
2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik.
4. Lulus Ujian Nasional sebagai mana diatur oleh Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional dan Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Prosedur
Operasional Standar (POS) Ujian Nasional, yang dikeluarkan setiap tahun
Penentuan kelulusan dilakukan dengan verifikasi data pada point 1 sampai dengan 4
dan diputuskan melalui rapat dewan guru.
Pratik Kerja Industri (prakerin) adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-
sama antara SMK Negeri 1 Cibadak dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi
pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan
sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk
alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dan lain sebagainya. Durasi
pelatihan di industri dilaksanakan selama 4 (empat) bulan pada industri dalam negeri
diprioritaskan yang berstandar internasional. Pelaksanaan Prakerin diterapkan dalam proses
penyelenggaraan SMK Negeri 1 cibadak dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan
dengan kemampuan yang diminta oleh dunia industri/usaha.
Hasil pelaksanaan pemelajaran, baik di SMK Negeri 1 Cibadak maupun di industri, adalah
dicapainya penguasaan sejumlah kompetensi yng telah direncanakan dalam program
pembelajaran oleh peserta didik. Semua perolehan dan hal-hal penting yang terkait,
terekam dalam data base pendidikan. SMK Negeri 1 Cibadak melaksanakan Praktek Kerja
Industri dimulai sekitar bulan Januari sampai dengan bulan April. Jumlah institusi
pasangan yang sudah mengadakan kerja sama praktek kerja industri dan dinyatakan dengan
perjanjian kerja sama / memorandum of understanding.
2.3 Penilaian
Reorientasi Pembelajaran menuju kecakapan hidup mengandung konsekuensi kepada
evaluasi hasil belajar. Evaluasi dengan bentuk tertulis (paper and pencil test), apalagi dengan
soal-soal pilihan ganda yang bersifat satu jawaban yang benar (konvergen) tidak lagi memadai.
Masalah dalam hidup dapat dipecahkan dengan berbagai alternatif. Oleh karena itu, soal-soal
ujian atau ulangan sebaiknya mengacu kepada pemecahan masalah (problem based). Hal itu bisa
mencakup uji kinerja (performance based test). Yang paling dianjurkan adalah bentuk evaluasi
otentik atau penilaian yang sebenarnya (authentic assessment).
Penilaian yang sebenarnya dilakukan terhadap proses belajar, bukan hanya hasil belajar.
Penilaian ini meliputi tiga aspek atau ranah pembelajaran. Ketiga ranah itu adalah kognitif
(pengetahuan), ranah afektif (sikap dan nilai-nilai), dan ranah psikomotor (keterampilan dan
kemampuan berpraktik). Ketiga ranah itu dinilai melalui alat penilaian yang sesuai dengan
informasi yang akan dikumpulkan.