DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
KENDARI 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
KOLABORASI DAN RUJUKAN.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
dikemudian hari.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. RUJUKAN
B. JENIS-JENIS RUJUKAN
C. PERSIAPAN RUJUKAN
D. MEKANISME RUJUKAN
E. HIRAKSI PELAYANAN KESEHATAN
F. KEBIJAKAN PENGELOLAAN PELAYANAN RUJUKAN OBSTETRI &
NEONATAL DASAR DAN KOMPREHENSIF ( PONED & PONEK )
G. RUJUKAN KLIEN/PASIEN PADA KASUS PATOLOGIS
H. KOLABORASI
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu
atau bayi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika
menghadapi penyulit. Jika bidan lemah atau lalai dalam melakukannya, akan berakibat
fatal bagi keselamatan ibu dan bayi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah:
1. Apa pengertian Sistem Rujukan?
2. Apa saja jenis-jenis Rujukan?
3. Apa saja persiapan untuk Rujukan?
4. Bagaimana mekanisme Rujukan?
5. Bagimana hirarki pelayanan kesehatan?
6. Bagimana kebijakan pengolahan rujukan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian Sistem Rujukan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Rujukan
3. Untuk mengetahui persiapan Rujukan
4. Untuk mengetahui mekanisme Rujukan
5. Untuk mengetahui hirarki Pelayanan kesehatan
6. Untuk mengetahui kebijakan pengolahan rujukan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rujukan
B. Jenis-Jenis Rujukan
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari:
1. Rujukan medik
Yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul
baik secara vertical maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu
menangani secara rasional.
Jenis rujukan medic antara lain:
a. Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluaan diagnostic,
pengobatan, tindakan opertif dan lain – lain.
b. Transfer of specimen. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lenih lengkap.
c. Transfer of knowledge / personal. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten
atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.
2. Rujukan kesehatan
C. Persiapan Rujukan
D. Mekanisme Rujukan
Adapun mekanisme rujukan yang perlu dilakukan antara lain:
1. Menentukan kegawatdaruratan pada tingkat kader, bidan desa, pustu dan
puskesmas
a. Pada tingkat Kader
Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri maka segera dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat karena mereka belum dapat
menetapkan tingkat kegawatdaruratan
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus
yang ditemui. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya mereka harus
menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang
harus dirujuk
2. Menentukan tempat tujuan rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan
tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya.
Klien dan keluarga perlu diberikan informasi tentang perlunya penderita segera
dirujuk untuk mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
lebih mampu
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju melalui telepon atau radio
komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
5. Persiapan penderita
Sebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih dahulu atau
dilakukan stabilisasi. Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama dalam
perjalanan. Surat rujukan harus dipersiapkan sesuai dengan format rujukan dan
seorang bidan harus mendampingi penderita dalam perjalanan sampai ke tempat
rujukan.
6. Pengiriman penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/sarana
transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita.
7. Tindak lanjut penderita
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan dan memrlukan tindak lanjut,
dilakukan tindakan sesuai dengan saran yang diberikan.
b. Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka perlu
dilakukan kunjungan rumah
1. PUSKESMAS PONED
Rumah sakit yang memiliki tenaga dengan kemampuan serta sarana dan
prasarana penunjang yang memadai untuk memberikan pertolongan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar dan komprehensif dan
terintergrasi selama 24 jam secara langsung terhadap ibu hamil, nifas dan
neonatus, baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader, bidan, Puskesmas
PONED, dll
H. Kolaborasi
Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab (kerjasama)
dengan rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada
masing tenaga kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap muka langsung
atau melalui alat komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika tindakan dilakukan.
sebagai anggota tim yang kegiatannya di lakukan secara bersamaan atau sebagai
salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. Tujuan
pelayanan ini adalah berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan berkualitas sesuai
a. Harus melibatkan tenaga ahli dengan keahlian yang berbeda, yang dapat
bekerjasama secara timbal balik dengan baik.
b. Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerjasama.
c. Kelompok harus memberi pelayanan yang keunikannya dihasilkan dari
kombinasi pandangan dan keahlian yang di berikan oleh setiap anggota tim
tersebut.
Contoh kasus :
1. Kolaborasi bidan dengan ahli gizi
Ny. T datang ke bidan A untuk konsultasi tentang keadaannya yang
masih dalam masa nifas. Ternyata setelah diperiksa, status gizi Ny.
kondisi timbal balik satu sama lain. Tidak ada satu pemberi
pelayanan yang
anggota tim.
Bidan meyakini bahwa dalam memberi asuhan harus tetap
kemampuannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Meilani,Niken,S.SiT,DKK.2009.Kebidanan Komunitas,Yogyakarta