A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pertemuan 5, mahasiswa mampu:
5.1 Mengetahui Jenis-jenis kesalahan/error
5.2 Mengetahui Teknik Deteksi Error
B. URAIAN MATERI
5.1 Jenis-jenis kesalahan/error
Sebuah jaringan komunikasi harus dapat melakukan transmisi data dari satu
device ke device lainnya dengan akurat, yang berarti terbebas dari adanya kemungkinan
kesalahan (error) data yang kurang sempurna (corrupted). Untuk beberapa aplikasi
komunikasi data, sebuah sistem harus dapat menjamin bahwa data yang diterima oleh
sebuah device identik atau sama dengan data yang dikirim. Hal ini dikarenakan dapat saja
terjadi data yang ditransmisikan mengalami kondisi tidak sempurna (corrupted) selama
perjalanan. Beberapa factor dapat mempengaruhi satu atau lebih bit pesan, sehingga
beberapa aplikasi komunikasi data memerlukan adanya mekanisme untuk dapat mendeteksi
adanya error dan memperbaiki kesalahan.
Sejumlah bit data yang mengalir dari sisi pengirim ke device penerima tidak dapat
diprediksi terjadinya perubahan data tersebut sebelum sampai ke penerima, hal ini
dikarenakan terjadinya gangguan transmisi seperti interferensi. Adanya interferensi dapat
mengganggu pola sinyal yang terbentuk.
Single-bit error
Single-bit error diartikan sebagai suatu kondisi dimana hanya 1 bit dalam sebuah paket data
(seperti satu byte, karakter, atau paket) mengalami perubahan dari bit 1 menjadi bit 0 atau
dari bit 0 menjadi bit 1. Pada Gambar 10.1 merupakan ilustrasi tentang terjadinya single-bit
error. Diasumsikan terdapat sekelompok bit data yang terdiri dari 8 bit (1 byte) yaitu
00000010 yang merupakan sebuah kode ASCII akan ditransmisikan, tetapi dalam perjalanan
selama proses transmisi terjadi perubahan pada bit ke-5 (ke-5 dari kiri) dari 0 menjadi 1.
Kejadian semacam ini mengakibatkan makna informasi yang diterima menjadi berbeda
dengan maksud dari pengirim.
Dalam single-bit error, hanya 1 bit data yang berubah dari bit 1 menjadi 0 atau sebaliknya.
Burst error
Jenis error ini disebut sebagai burst atau ledakan karena jumlah bit yang mengalami
perubahan dari sebuah unit data lebih dari 2 bit. Gambar 10.2 memberikan ilustrasi
mengenai unit data yang mengalami ledakan kesalahan (Burst Error). Dalam Gambar 10.2
sebuah unit data 0100010001000011 dikirim, tetapi pada sisi penerima unit data berubah
menjadi 0101110101100011. Burst error tidak dilihat dari keseluruhan bit yang
ditransmisikan, melainkan diukur dari pada bit ke berapa yang mengalami error, sampai bit
terkahir yang mengalami error. Pada Gambar 10.2 panjang ledakan bit terjadi sepanjang 8
bit. Tetapi beberapa bit yang terdapat sepanjang 8 bit tersebut tidak mengalami perubahan.
Dalam burst error, terdapat 2 atau lebih bit yang berubah dari 1 menjadi 0 atau sebaliknya,
dalam sebuah unit data yang ditransmisikan.
Aritmatika Modulo – 2
Dalam aritmatika modulo – 2 nilai tertinggi adalah 1, sehingga nilai yang ada dalam range
aritmatika modulo – 2 adalah 0 dan 1. Pada dasarnya operasi aritmatika modulo – 2 sama
dengan operasi aritmatika pada operasi biner. Bedanya adalah pada operasi penjumlahan
tidak menyertakan carry (menyimpan bilangan 1) dan pada operasi pengurangan tidak
menyertakan borrow (meminjam nilai 1 dari bilangan di sebelah kirinya).
Aritmatika Modulo – 2
Menggunakan penjumlahan binary dengan tanpa carry pada proses penjumlahan dan borrow
pada proses pengurangan, dimana hanya merupakan operasi exclusive-OR.
Untuk kepentingan ini didefinisikan :
T = (k + n) bit frame untuk ditransmisi, dengan n < k
M = k bit message, k bit pertama dari T
F = n bit FCS, n bit terakhir dari T
P = pattern dari n+1 bit.
Polynomial
Pola bit 0 dan 1 dapat direpresentasikan sebagai polynomial dengan koefisien 0 atau 1.
Sedangkan pangkat merupakan posisi dari bit. Koefisien merupakan nilai dari sebuah bit.
Gambar 10.8 menggambarkan pola bit dan polynomial yang terbentuk. Koefisien 0 dengan
sendirinya bernilai 0 sehingga dapat dituliskan menjadi bentuk polynomial yang lebih
pendek. Khusus untuk x dengan pangkat 1 jika koefisiennya adalah satu maka bernilai x.
sedangkan untuk posisi bit 0 dengan koefisien 1 akan bernilai 1, karena bilangan berapapun
jika dipangkatkan dengan 0 maka bernilai 1.
Data dapat mengalami kerusakan selama proses pengiriman data. Beberapa aplikasi harus
dapat mendeteksi dan memperbaiki kesalahan yang terjadi.
Dalam single-bit error hanya 1 bit saja yang berubah, sedangkan pada bursterror lebih dari
satu bit mengalami kerusakan.
Untuk dapat mendeteksi dan memperbaiki kesalahan diperlukan diperlukan pengiriman bit
tambahan (redundancy) bersamaan dengan data.
C. LATIHAN/TUGAS
1. Mengapa Perlu dilakukan deteksi error selama transmisi data?
D. REFERENSI
Forouzan, A., Behrouz. 2007. Data Communication and Networking 4th Edition. Boston:
Mc Graw Hill.