PRAKTEK LAPANGAN
OLEH
ADRIANUS FIRTO
NPM : 1910312897
Npm : 19.10.31.28.97
Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agroteknologi
Dosen Pembimbing
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Lapang
(PL). Yang berjudul “Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan Bioaktivator
Jamur Trichoderma sp. di Balai Proteksi Tanaman Perkebuan (BPTP)
Pontianak Kalimantan Barat’’. Kegiatan ini dilaksanakan Selama 1 (satu) bulan
yaitu dari tanggal 7 Februari, sampai 7 Maret, 2022.
Adrianus Firto
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Tujuan Praktek Lapangan 3
C. Manfaat Praktek Lapangan 4
D. Metode Pendekatan 4
BAB II. GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTIK LAPANGAN
A. Wilayah Kecamatan Pontianak Utara 5
B. Deskripsi BPTP Pontianak Kalimantan Barat 5
C. Visi Misi BPTB Pontianak Kalimantan Barat 6
D. Struktur Organisasi 7
E. Tugas dan Fungsi Organisasi 8
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN
A. Waktu dan Tempat Praktek Lapangan 10
B. Pelaporan di Lokasi Praktek Lapangan 10
C. Tahapan Pelaksanaan Praktek Lapangan 10
D. Mekanisme Pelaksanaan Praktek Lapangan 11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan
Bioaktivator Jamur Trichoderma sp. 13
B. Pembahasan 21
BAB V. PENUTUP
a. Kesimpulan 23
b. Saran 23
ii
DAFTAR PUSTAKA 24
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Lapangan (PL) merupakan kegiatan yang wajib dilakukan
oleh mahasiswa Universitas Panca Bhakti Pontianak (UPB) untuk
meningkatkan kemampuan teknis dalam bidang pertanian. Pencapain
tujuan tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa ketika
memasuki dunia kerja untuk menguasai pengetahuan, keterampilan yang
berhubungan dengan budidaya tanaman termasuk pembuatan pupuk
organik cair.
Pupuk organik yang selama ini telah digunakan meliputi pupuk
kandang dan pupuk kompos. Pupuk organik terbukti memiliki daya
dukung yang baik dalam mengembalikan kesuburan tanah. Seperti yang
dikatakan oleh Sutanto (2006), hal ini disebabkan karena pupuk organik
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan daya mengikat air
serta mengaktifkan mikro organisme tanah. Dengan adanya perbaikan sifat
fisik, kimia dan biologi tanah maka kesuburan tanah juga akan meningkat.
Pupuk Organik Cair (POC) adalah jenis pupuk berbentuk cair tidak
padat mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting
untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair mempunyai banyak
kelebihan diantaranya yaitu, mengandung zat tertentu seperti
mikroorganisme yang jarang terdapat di dalam pupuk organik dalam
bentuk padat (Rehatta, 2014). Dalam pembuatan pupuk organik cair bahan
yang bisa digunakan antara lain batang pisang muda, daun gamal, kulit
pisang dan jamur Trichoderema sp. Batang pisang digunakan sebagai
bahan pertanian di bidang industri. Batang pisang mengandung unsur-
unsur penting yang dibutuhkan tanaman seperti Nitrogen (N), Phosfor (P)
dan Kalium (K). Daun gamal merupakan sumber utama unsur nitrogen dan
sangat baik untuk menyuburkan tanaman pada fase vegetatif. Kulit pisang
banyak mengandung komponen nutrisi penting seperti kalsium yang
1
2
dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Selain itu kulit
pisang juga mempercepat tanaman berbunga, berbuah dan nampak sehat
dan organ tanaman lebih kuat, yakni pada bagian akarnya, dan daun
menjadi lebih hijau. Tanaman yang tumbuhkan pada medium yang
ditambahkan pupuk organik dapat tumbuh menjadi lebih baik (Sribudiani
et al., 2015).
Salah satu mikroorganisme fungsional yang selama ini sering
digunakan dalam pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) adalah Effective
Microorganisme (EM-4). EM-4 adalah cairan yang berbahan dari berbagai
sumber daya alam yang tersedia setempat. EM-4 mengandung .. jenis
bakteri yaitu ; Lactobacillus sp., khamir, Aktinomisetes dan Streptomisetes.
Para petani menggunakan EM4 dalam pembuatan pupuk organik
berdasarkan pengalaman atau pemahaman yang diambil dari pelatihan
yang diberikan oleh para inisiator SRI. Beberapa contoh POC yang dibuat
para petani dengan EM4 dalah : POC buah buahan, POC daun gamal, POC
bonggol pisang, POC sayuran, POC limbah dapur dan lain-lain (Suhastyo,
2011). Selain bakteri, mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai
bioaktivator dalam pembuatan POC adalah jamur. Dalam kegiatan Praktek
Lapangan ini difokuskan pada pembuatan pupuk organik cair dengan
bioaktifator jamur Trichoderma sp.
Jamur Trichoderma sp. mempunyai kemampuan sebagai jasad
pengurai seresah disebabkan karena kemampuan untuk menghasilkan
enzim chitinase dan selulase yangdapat menguraikan kitin, lignin dan
sellulosa yang tinggi menjadi senyawa yang lebih sederhana. Jamur
Trichoderma sp. ini mampu mendekomposisi lignin, selulosa, dan kithin
dari bahan-bahan organik menjadi unsur hara yang siap untuk diserap oleh
tanaman (Lehar, 2012).
Dalam proses inokulasi, fungi mengubah senyawa-senyawa yang ada
di dalam substrat untuk pertumbuhan dan pembentukan protein, sehingga
hasil inokulasi merupakan bahan pakan dengan kandungan protein yang
lebih tinggi. Selain itu terjadi juga perombakan senyawa–senyawa
3
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan Pupuk Organik Cair
(POC) dengan bioaktivator jamur Trichoderma sp.
b. Meningkatkan keterampilan mahasiswa khususnya dalam
pembuatan POC dengan bahan yang sederhana dan mudah di dapat
D. Metode Pendekatan
Metode yang digunakan dalam kegiatan praktek lapangan di balai
proteksi tanaman perkebunan (BPTP) di Pontianak Kalimantan barat
adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Yaitu pengamatan secara langsung atau peninjauan secara
cermat di lapangan terhadap suatu obyek.
2. Wawancara
Tanya jawab antara mahasiswa dengan pembimbing lapangan.
3. Partisipasi aktif
Yaitu mahasiswa turut aktif dalam kegiatan di lapangan
4. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data berupa pengambilan gambar
kegiatan di lapangan.
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT KEGIATAN PRAKTEK
LAPANGAN
5
6
2. Misi Organisasi
BPTP Pontianak memiliki misi sebagai berikut :
a. Meningkatkan pengembangan teknologi perlindungan
perkebunan yang berwawasan lingkungan.
b. Meningkatkan pelayanan analisis perlindungan perkebunan
kepada pelakuusaha perkebunan.
c. Memperkuat sistem informasi manajemen Perlindungan
Perkebunan (SIMPP).
d. Penegakan hukum terkait bidang perlindungan perkebunan
7
4. Praktek Kerja
Dalam hal ini mahasiswa melaksanakan kegiatan praktek Lapangan sesuai
dengan jadwal kegiatan yang telah di buat oleh Pihak BPTP Pontianak
10
11
Kalimantan Barat sesuai dengan judul yang telah diajukan oleh mahasiswa
Praktek Lapangan.
D. Mekanisme Pelaksanaan
1. Menerima Penjelasan dari Pihak BTPB
Adapun materi yang disampaikan meliputi:
a) Penerapan ISO 17025:2017
b) Mikroorganisme Lokal (MOL)
c) Uji patogenesitas Metharizium anisopliae var Brontispha terhadap larva
Oryctes sp.
d) Agen Pengendalian Hayati (APH)
e) Pembuatan Pupuk Organic Cair (POC)
2. Pengenalan alat laboratorium di BPTP
3. Perbanyakan Trichoderma sp. pada mesia beras
4. Persiapan alat dan bahan pembuatan POC
5. Pembuatan POC
6. Pengenalan media pertumbuhan untuk Agen Pengendalian Hayati (APH)
7. Peremajaan Metarhizium anisopliae dan M. majus pada media PDA (test
tube dan cawan petri)
8. Pembuatan media perbanyakan Metarhizium pada media jagung
9. Inokulasi Metarhizium anisopliae dan M. majus pada media jagung
10. Pengenalan Metabolit Sekunder APHdari golongan cendawan
entomopatogen, cendawan antagonis dan bakteri
11. Penanaman tanaman uji untuk aplikasi MOL dan POC
12. Penyiapan alat dan bahan untuk kegiatan preservasi APH
13. Pengamatan awal dan aplikasi pertama MOL dan POC pada tanaman uji
14. Penyiapan alat dan bahan untuk kegiatan uji
a) Membuat media WA, PDA dan NA
b) Sterilisasi media
15. Penyiapan bahan untuk preservasi APH
a) Sterilisasi tanah steril
b) Sterilisasi kertas saring steril
12
13
14
mensterilisasi beras
3) Beras dikukus selama 2 jam atau sesuai kapasitas dandang
4) Beras yang telah dikukus dihamparkan diatas plastik yang telah
disiapkan sebelumnya, kemudian ditutup dan dibiarkan hingga
dingin.
5) Suspensi Trichoderma sp. dimasukkan ke beras yang sudah dingin
dengan cara disemprotkan kemudian ditutup kembali sampai jamur
Trichoderma sp. tumbuh (sekitar 3 sampai 4 hari)
6) Setelah pertumbuhan Trichoderma sp. merata maka segera diaduk,
kemudian dihamparkan lagi. Pengadukan dilakukan setiap hari
sampai kering.
7) Trichoderma sp. siap dipanen dan dikemas.
15
a. Dandang
b. Kompor gas
c. Handsprayer 1. Cuci beras sebersih 2. Beras ditiriskan 3. Rebus air hingga
d. Gunting mungkin kemudian hingga airnya mendidih untuk
direndam hingga air kering mengukus beras tujuanya
e. Sendok nasi diserap pleh beras untuk sterilisasi beras
f. Plastic ukuran
60x100 cm
g. Isolate jamur
antagonis
(Trichoderma
h. Beras
i. Air steril
7. Cut Tutup dan 6 Hampar beras yang 5. Siapkan plasticuntuk 4. Kukus beras
biarkan hingga telah dikukus pilih beras menghamparkan beras selama 2 jam atau
dingin yang tidak lembek sesuaikapasitas
dandang
c. Panen
Dalam pemanenan jamur Trichoderma sp. hal yang perlu
diperhatikan adalah saat kondisi berasnya sudah agak kering dan seluruh
permukaan beras sudah diselimuti jamur Trichoderma. Trichoderma hasil
perbanyakan media beras dikemas kedalam plastik berukuran 1 kg.
2. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)
a. Bahan dan Alat Pembuatan POC
Adapun bahan dan alat yang perlukan dalam pembuatan pupuk
organik cair yaitu:
1) Batang pohon pisang yang belum berbuah
Batang pisang muda dapat dijadikan sebagai sumber unsur Kalium (K) .
Batang pisang juga mengandung zat pengatur tumbuh giberelin dan
sitokinin, selain itu pada batang pisang juga terdapat mikrorganisme lokal.
2) Daun Gamal
Daun gamal memiliki unsur nitrogen yang sangat banyak sehinggga dapat
digunakan untuk pembuatan pupuk organic cair.
3) Kulit Pisang
Kulit pisang mengandung unsur fosfor (P) sehingga dapat digunakan
sebagai salah satu bahan untuk pembuatan pupuk organic cair.
4) Air Cucian Beras
Air cucian beras merupakan bahan yang digunakan sebagai sumber
karbohidrat, karbohidrat disini berfungsi sebagai bahan makanan untuk
mikroorganisme yang ada dalam larutan pupuk.
5) Gula merah
Gula merah sebagai sumber glukosa yang merupakan sumber energi bai
mikroorganisme (bisa diganti dengan gula pasir/molase).
Bahan bahan yang dipakai dalam pembuatan POC ini diperuntukan agar
kebutuhan karbohidrat, glukosa dan zat pengatur tubuh dapat dipenuhi demi
kualitas pupuk yang sesui dengan yang diharapkan.
17
5. Masukkan
Trichoderma sp ke 4. Masukkan ke dalam 3. Larutkan gula merah
dalam jirigen yang jirigen yang telah diisi ke dalam air cucian
berisi larutan bahan bahan-bahan organic beras atau air tepung
organic beras
6. Jirigen ditutup, 7. Inkubasi selama 14- 8. Setiap hari jirigen 9. saring dan pupuk
lalu digojog agar 20 hari, diusahakan dibuka untuk Npk organik cair siap
merata ditempat yang teduh membuang diaplikasi
gasnya.
Tabel 1. Data Rerata Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao Pada 14, dan 28 Hari
Setelah Aplikasi POC
No Parameter Control Perlakuan pupuk NPK
organik cair
( Konsentrasi 1%)
Umur (HST) Umur (HST)
0 14 28 0 14 28
1 Tinggi tanaman 16, 23 16,55 17,63 17,11 19, 83 23, 51
cm cm cm cm cm cm
2 Jumlah daun 3 4 5 3 6 8
3 Diameter batang 3, 07 3, 14 3, 49 3, 07 3, 75 4, 83
mm mm mm mm mm mm
21
B. Pembahasan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Lapangan yang dilakukan di Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak Kalimantan Barat dapat diambil
kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) menggunakan bahan daun
gamal, batang pisang dan kulit pisang dengan bioaktifator Trichoderma
sp menghasilkan pupuk NPK Organik Cair yang siap untuk
diaplikasikan
2. Pemberian Pupuk NPK Organik Cair dengan konsentrasi 1 % dapat
mendorong pertumbuhan bibit tanaman kakao.
B. Saran
Dari hasil kegiatan Praktek Lapangan yang telah dilakukan
mengenai pembuatan pupuk NPK Organik Cair dan aplikasinya pada bibit
tanaman kakao, penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang pengaruh pupuk NPK Organik Cair terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman
23
DAFTAR PUSTAKA
24
25
DAFTAR LAMPIRAN
Subtitusi air
Jumlah Komposisi cucian
Formula beras
(Liter) Batang Dekomposer Air
Daun Pohon Kulit air Gula (Trichoderma bersih Tepung
Gamal Pisang Pisang cucian merah sp.) (ml) (ml) Beras (gr)
(gr) Belum (gr) beras (gr)
Berbuah (ml)
(gr)
1 100 100 100 600 40 20 600 20
2 200 200 200 1200 80 40 1200 40
3 300 300 300 1800 120 60 1800 60
4 400 400 400 2400 160 80 2400 80
5 500 500 500 3000 200 100 3000 100
6 600 600 600 3600 240 120 3600 120
7 700 700 700 4200 280 140 4200 140
8 800 800 800 4800 320 160 4800 160
9 900 900 900 5400 360 180 5400 180
10 1,000 1,000 1,000 6000 400 200 6000 200
28
1 3, 07 mm 15, 6 cm 3 3, 09 mm 16, 5 cm 3
2 3, 08 mm 15, 2 cm 3 3, 09 mm 16, 8 cm 3
4 3, 06 mm 16, 1 cm 3 3, 04 mm 17 , 6 cm 3
5 3, 08 mm 16, 9 cm 3 3, 07 mm 17, 6 cm 3
6 3, 07 mm 16, 8 cm 3 3, 08 mm 17, 6 cm 3
2 3, 09 mm 16,5 cm 5 3, 54 mm 20,1 cm 7
3 3, 18 mm 16, 8 cm 5 3, 87 mm 21, 8 cm 6
4 3, 12 mm 16, 1 cm 5 4, 02 mm 19, 4 cm 5
5 3, 15 mm 16, 9 cm 4 4, 01 mm 20, 2 cm 6
6 3, 20 mm 16, 8 cm 5 3, 67 mm 19, 5 cm 6
2 3, 15 mm 16, 4 cm 6 4, 40 mm 22, 5 cm 9
3 3, 88 mm 17 cm 6 4, 49 mm 23 cm 8
4 3, 62 mm 19, 3 cm 6 5, 24 mm 26, 6 cm 8
5 3, 41 mm 18 cm 6 5, 42 mm 25, 5 cm 9
6 4, 07 mm 17,6 cm 6 5, 08 mm 23,5 cm 9
Gambar 7. Bibt tanaman kakao yang tidak diberi Pupuk NPK Organik Cair
Gambar 8. Bibit Tanaman Kakao Yang Diberikan Pupuk NPK Organik Cair