Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN

PRAKTEK LAPANGAN

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN


BIOAKTIVATOR Trichoderma sp. DI
BALAI PROTEKSI TANAMAN
PERKEBUNAN (BPTP)
PONTIANAK

OLEH
ADRIANUS FIRTO
NPM : 1910312897

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PANCA BHAKTI
PONTIANAK
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR


(DENGAN BIOAKTIVATOR Trichoderma sp.
DI BALAI PROTEKSI TANAMAN
PERKEBUNAN (BPTP) PONTIANAK
Nama : Adrianus Firto

Npm : 19.10.31.28.97

Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agroteknologi

Instansi Kerja Praktek : Balai Proteksi Tanaman Perkebunan


(BPTP) Pontianak Kalimantan Barat

Dosen Pembimbing

Ir. A. Tutik Purwanti Irianti, MP


NIP. 196407301990032

Ketua Program Studi


Agroteknologi Dekan

Setiawan, SP., MP Ir. Agus Suyanto, M.MA.


NIDN. 1115117601 NIP. 1967080320050110
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Lapang
(PL). Yang berjudul “Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan Bioaktivator
Jamur Trichoderma sp. di Balai Proteksi Tanaman Perkebuan (BPTP)
Pontianak Kalimantan Barat’’. Kegiatan ini dilaksanakan Selama 1 (satu) bulan
yaitu dari tanggal 7 Februari, sampai 7 Maret, 2022.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-


pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan praktek lapangan hingga
penyusunan laporan ini terutama kepada:

1. Bapak Ir. Agus Suyanto, M.MA., selaku Dekan Fakultas Pertanian


Universitas Panca Bhakti
2. Bapak Setiawan SP, MP, selaku Ketua Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Panca Bhakti
3. Ibu Ir. A. Tutik Purwani Irianti, MP, selaku Dosen Pembimbing Praktek
Lapangan
4. Bapak Isnawan Safii, S.Si. dan Ibu Astri Anjelina, S.Si., selaku Pembimbing
di tempat Praktek Lapangan, serta Bapak/Ibu yang ada di BPTP Pontianak
Kalimantan Barat yang setia membimbing kami selama kegiatan Praktek
Lapangan berlangsung
5. Bapak G. Lulus Puji Hantoro, S.Si., MP, selaku Kepala Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak Kaliamantan Barat yang telah
mengijinkan kami untuk melaksanakan kegiatan Praktek Lapangan dan
mendukung penulis dalam kegiatan Praktek Lapangan.
Pontianak, Mei 2022

Adrianus Firto

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Tujuan Praktek Lapangan 3
C. Manfaat Praktek Lapangan 4
D. Metode Pendekatan 4
BAB II. GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTIK LAPANGAN
A. Wilayah Kecamatan Pontianak Utara 5
B. Deskripsi BPTP Pontianak Kalimantan Barat 5
C. Visi Misi BPTB Pontianak Kalimantan Barat 6
D. Struktur Organisasi 7
E. Tugas dan Fungsi Organisasi 8
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN
A. Waktu dan Tempat Praktek Lapangan 10
B. Pelaporan di Lokasi Praktek Lapangan 10
C. Tahapan Pelaksanaan Praktek Lapangan 10
D. Mekanisme Pelaksanaan Praktek Lapangan 11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan
Bioaktivator Jamur Trichoderma sp. 13
B. Pembahasan 21
BAB V. PENUTUP
a. Kesimpulan 23
b. Saran 23

ii
DAFTAR PUSTAKA 24

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman


1. Sruktur Organisasi Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
(BPTP) Pontianak Kalimantan Barat 7

2. Bagan Perbanyakan Jamur Trichoderma sp. 15

3. Bagan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) 18

iv
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman


1. Data Rerata Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao Pada
14, dan 28 Hari Setelah Aplikasi POC 20

v
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Surat Pengantar Praktek Lapangan 25

2. Daftar Hadir Kegiatan 26

3. Komposisi Bahan Pembuatan Pupuk


NPK Organik Cair 27

4. Data Pengukuran Pertumbuhan Tanaman Kakao


Sebelum Aplikasi Pupuk NPK Organik Cair 28

5. Data Pengukuran Pertumbuhan Tanaman Kakao


14 Hari Setelah Aplikasi Pupuk NPK Organik Cair 29

6. Data Pengukuran Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao


28 Hari Setelah Aplikasi Pupuk NPK Organik Cair 30

7. Dokumentasi Kegiatan Praktek Lapangan 31

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek Lapangan (PL) merupakan kegiatan yang wajib dilakukan
oleh mahasiswa Universitas Panca Bhakti Pontianak (UPB) untuk
meningkatkan kemampuan teknis dalam bidang pertanian. Pencapain
tujuan tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa ketika
memasuki dunia kerja untuk menguasai pengetahuan, keterampilan yang
berhubungan dengan budidaya tanaman termasuk pembuatan pupuk
organik cair.
Pupuk organik yang selama ini telah digunakan meliputi pupuk
kandang dan pupuk kompos. Pupuk organik terbukti memiliki daya
dukung yang baik dalam mengembalikan kesuburan tanah. Seperti yang
dikatakan oleh Sutanto (2006), hal ini disebabkan karena pupuk organik
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan daya mengikat air
serta mengaktifkan mikro organisme tanah. Dengan adanya perbaikan sifat
fisik, kimia dan biologi tanah maka kesuburan tanah juga akan meningkat.
Pupuk Organik Cair (POC) adalah jenis pupuk berbentuk cair tidak
padat mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting
untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair mempunyai banyak
kelebihan diantaranya yaitu, mengandung zat tertentu seperti
mikroorganisme yang jarang terdapat di dalam pupuk organik dalam
bentuk padat (Rehatta, 2014). Dalam pembuatan pupuk organik cair bahan
yang bisa digunakan antara lain batang pisang muda, daun gamal, kulit
pisang dan jamur Trichoderema sp. Batang pisang digunakan sebagai
bahan pertanian di bidang industri. Batang pisang mengandung unsur-
unsur penting yang dibutuhkan tanaman seperti Nitrogen (N), Phosfor (P)
dan Kalium (K). Daun gamal merupakan sumber utama unsur nitrogen dan
sangat baik untuk menyuburkan tanaman pada fase vegetatif. Kulit pisang
banyak mengandung komponen nutrisi penting seperti kalsium yang

1
2

dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Selain itu kulit
pisang juga mempercepat tanaman berbunga, berbuah dan nampak sehat
dan organ tanaman lebih kuat, yakni pada bagian akarnya, dan daun
menjadi lebih hijau. Tanaman yang tumbuhkan pada medium yang
ditambahkan pupuk organik dapat tumbuh menjadi lebih baik (Sribudiani
et al., 2015).
Salah satu mikroorganisme fungsional yang selama ini sering
digunakan dalam pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) adalah Effective
Microorganisme (EM-4). EM-4 adalah cairan yang berbahan dari berbagai
sumber daya alam yang tersedia setempat. EM-4 mengandung .. jenis
bakteri yaitu ; Lactobacillus sp., khamir, Aktinomisetes dan Streptomisetes.
Para petani menggunakan EM4 dalam pembuatan pupuk organik
berdasarkan pengalaman atau pemahaman yang diambil dari pelatihan
yang diberikan oleh para inisiator SRI. Beberapa contoh POC yang dibuat
para petani dengan EM4 dalah : POC buah buahan, POC daun gamal, POC
bonggol pisang, POC sayuran, POC limbah dapur dan lain-lain (Suhastyo,
2011). Selain bakteri, mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai
bioaktivator dalam pembuatan POC adalah jamur. Dalam kegiatan Praktek
Lapangan ini difokuskan pada pembuatan pupuk organik cair dengan
bioaktifator jamur Trichoderma sp.
Jamur Trichoderma sp. mempunyai kemampuan sebagai jasad
pengurai seresah disebabkan karena kemampuan untuk menghasilkan
enzim chitinase dan selulase yangdapat menguraikan kitin, lignin dan
sellulosa yang tinggi menjadi senyawa yang lebih sederhana. Jamur
Trichoderma sp. ini mampu mendekomposisi lignin, selulosa, dan kithin
dari bahan-bahan organik menjadi unsur hara yang siap untuk diserap oleh
tanaman (Lehar, 2012).
Dalam proses inokulasi, fungi mengubah senyawa-senyawa yang ada
di dalam substrat untuk pertumbuhan dan pembentukan protein, sehingga
hasil inokulasi merupakan bahan pakan dengan kandungan protein yang
lebih tinggi. Selain itu terjadi juga perombakan senyawa–senyawa
3

kompleks menjadi sederhana, perombakan ini terjadi karena proses


fermentasi, fungi memproduksi enzim yang melakukan perombakan
terhadap senyawa-senyawa yang kompleks. Keuntungan ganda diperoleh
dari inokulasi limbah dengan jamur Trichoderma sp. yaitu kandungan
protein meningkat dan enzim yang diproduksi fungi membantu dalam
mendekomposisi bahan-bahan limbah tersebut sehingga menjadi pupuk
organik yang bermutu (Utomo, 2015)
Penggunaan pupuk organik cair merupakan salah satu cara untuk
mengatasi kekurangan bahan organik, karena mampu memperbaiki sifat
fisik, kimia dan biologi tanah, dapat meningkatkan kualitas maupun
kuantitas hasil tanaman serta mampu mengurangi penggunaan pupuk
anorganik. Penggunaan pupuk organik cair harus dengan konsentrasi yang
tepat. Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi
yang diaplikasikan terhadap tanaman yang akan dibudidayakan
(Manullang, 2014).
Pemberian pupuk organik dapat menambah unsur hara yang telah ada
di dalam tanah, sehingga ketersediaan unsur hara bagi tanaman
meningkat. Berdasarkan urain di atas maka dalam kegiatan praktek
lapangan ini penulis mengambil judul “ Pembuatan Pupuk Organik Cair
(POC) dengan Bioaktifator Jamur Trichoderma Sp. di Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak Kalimantan Barat’’

B. Tujuan Praktek Lapangan


1. Tujuan umum
a. Menjalin kerjasama antara Fakultas dengan instansi pemerintahan
yang berkaitan dengan bidang pertanian
b. Dapat mengaplikasilkan ilmu yang didapat di perkuliahan di
lapangan.
c. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan Pupuk
Organik Cair (POC).
4

2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan Pupuk Organik Cair
(POC) dengan bioaktivator jamur Trichoderma sp.
b. Meningkatkan keterampilan mahasiswa khususnya dalam
pembuatan POC dengan bahan yang sederhana dan mudah di dapat

C. Manfaat Praktek Lapangan


1. Sebagai sarana pembelajaran bagi imahasiswa ketika bekerja di
lapangan terutama dalam bidang pertanian.
2. Dapat mengaplikasilkan ilmu yang didapat di perkuliahan ke lapangan
pekerjaan yang sebenarnya.
3. Dapat mengetahui keunggulan pupuk organik cair bagi tanaman
sehingga dapat menjadikan alternatif penggunaan pupuk kimia.

D. Metode Pendekatan
Metode yang digunakan dalam kegiatan praktek lapangan di balai
proteksi tanaman perkebunan (BPTP) di Pontianak Kalimantan barat
adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Yaitu pengamatan secara langsung atau peninjauan secara
cermat di lapangan terhadap suatu obyek.
2. Wawancara
Tanya jawab antara mahasiswa dengan pembimbing lapangan.
3. Partisipasi aktif
Yaitu mahasiswa turut aktif dalam kegiatan di lapangan
4. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data berupa pengambilan gambar
kegiatan di lapangan.
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT KEGIATAN PRAKTEK
LAPANGAN

A. Wilayah Kecamatan Pontianak Utara

Pontianak Utara adalah sebuah kecamatan di Kota Pontianak, Propinsi


Kalimantan Barat, Indonesia. Kecamatan Pontianak Utara terdiri dari
empat kelurahan, yakni Siantan Hulu, Siantan Tengah, Siantan Hilir, dan
Batu Layang. Di kecamatan inilah, Tugu Khatulistiwa dan Lapangan Golf
Khatulistiwa berada. Pontianak Utara merupakan Kecamatan terluas di
Kota Pontianak. Kecamatan Pontianak Utara dengan luas wilayah 37,22
km² terdiri atas 4 kelurahan. Batas-batas wilayah kecamatan ini adalah
sebagai berikut.
1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Wajok Hulu, Kecamatan
Siantan, Kabupaten Pontianak.
2. Sebelah timur berbatasan dengan desa Wajok Hulu, Kecamatan
Siantan, Kabupaten Pontianak
3. Sebelah selatan berbatasan dengan sungai Kapuas dan Sungai Landak
4. Sebelah barat berbatasan dengan desa Kuala Ambawang, Mega Timur
dan Kampung Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang,
Kabupaten Pontianak

B. Deskripsi Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak


Kalimantan Barat

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak Kalimantan Barat


terletak di Jalan Budi Utomo No, 57 Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan
Pontianak Utara, Kota Pontianak. Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
Pontianak Kalimantan Barat mempunyai personal yang handal di bidang
perlindungan tanaman, dengan perangkat pendukung yang langsung
berhubungan dengan petani berupa Unit Pembinaan Perlindungan
Tanaman (UPPT) di 34 kecamatan yang tersebar diseluruh

5
6

Kabupaten/Kota Di Propinsi Kalimantan Barat. Wilayah kerja BPTP


Pontianak selain di seluruh Kalimantan Barat juga mencangkup Propinsi
Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Dan Kalimantan Selatan.

Sesuai dengan Permentan No 11 tahun 2008 Balai Proteksi Tanaman


Perkebunan Pontianak yang selanjutnya disebut BPTP Pontianak adalah
Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perkebunan, berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perkebunan, pembinaan
teknis dilaksanakan oleh Direktur Perlindungan Perkebunan. BPTP
Pontianak dipimpin oleh seorang Kepala.

C. Visi, Misi, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


1. Visi Organisasi
Visi Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak
adalah menjadi instansi yang profesional dalam memberikan
pelayanan teknis perlindungan perkebunan bagi pelaku usaha
perkebunan.

2. Misi Organisasi
BPTP Pontianak memiliki misi sebagai berikut :
a. Meningkatkan pengembangan teknologi perlindungan
perkebunan yang berwawasan lingkungan.
b. Meningkatkan pelayanan analisis perlindungan perkebunan
kepada pelakuusaha perkebunan.
c. Memperkuat sistem informasi manajemen Perlindungan
Perkebunan (SIMPP).
d. Penegakan hukum terkait bidang perlindungan perkebunan
7

D. Struktur Organisasi BPTP


Struktur Organisasi berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor: 11/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak adalah sebagai
berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Proteksi Tanaman Perkebuna (BPTP)


Pontianak Kalimantan Barat

Puncak kekuasaan tertinggi adalah Kepala BPTP Pontianak. Kepala BPTP


Pontianak membawahi langsung Subbagian Tata Usaha (Kasubag TU), Seksi
Pelayanan Teknis, Seksi Data dan Informasi, Seksi Jaringan Laboratorium,
dan Kelompok Jabatan Fungsional.
8

E. Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi


Tugas Pokok BPTP Pontianak berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian No. 11/Permentan/OT.140/2/2008, adalah melaksanakan
analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan.
Dalam melaksanakan tugasnya, BPTP Pontianak
menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan identifikasi Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) perkebunan;
2. Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi
OPT serta faktor yang mempengaruhinya;
3. Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan
dampak anomali iklim serta faktor yang mempengaruhi;
4. Pelaksanaan pengembangan metode perbanyakan dan
pelepasan agenspengendali hayati OPT perkebunan;
5. Pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model
peramalan, taksasi kehilangan hasil, dan Teknik pengendalian
OPT perkebunan;
6. Pelaksanaan eksplorasi dan inventarisasi musuh alami OPT
perkebunan;
7. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan, penilaian
kualitas,pelepasan, dan evaluasi agens hayati OPT perkebunan;
8. Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan
yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama
terpadu;
9. Pelaksanaan pengujian dan pemanfaatan pestisida nabati;
10. Pemberian pelayanan Teknik kegiatan analisis teknis dan
pengembangan proteksi tanaman perkebunn;
11. Pengelolaan data dan informasi kegiatan analisis teknis dan
pengembangan proteksi tanaman perkebunan;
9

12. Pelaksanaan pengembangan jaringan dan kerjasama


laboratorium;
13. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan
rumah tangga balai.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN

A. Waktu dan Tempat Praktek Lapangan


Kegiatan Praktek Lapangan ini dilaksanakan dalam waktu kurang lebih satu
bulan mulai tanggal 7 Februari sampai dengan 7 Maret 2022. Kegitan Praktek
Lapangan ini dilaksanakan di Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
Pontianak Kalimantan Barat di Jalan Budi Utomo No.57, Kelurahan Siantan
Hulu, Kec. Pontianak Utara Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
B. Pelaporan di Lokasi Praktek Lapngan
Dalam melaksanakan kegiatan Praktek Lapangan di Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan (BPTP) di Pontianak Kalimantan Barat, tahapan awal
yang dilakukan adalah melaporkan kegiatan kepada kepala BPTP serta
mendengarkan penjelasan mengenai BPTP Pontianak Kalimantan barat.
Selanjutnya ditunjuk pembimbing bagi mahasiswa selama pelaksanaan kegiatan
praktek lapangan berlangsung.
C. Tahap Plaksanaan
1. Observasi
Dalam observasi ini hal-hal yang dilakukan adalah pengenalan gedung serta
laboratorium dan alat penunjang laboratorim yang ada di Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak Kalimantan Barat.
2. Wawancara
Dalam hal ini mahasiswa melakukan tanya jawab secara langsung kepada
pihak BPTP Pontianak Kalimantan Barat untuk memperoleh informasi
mengenai instansi terkait dan juga untuk mendapatkan informasi mengenai
pembuatan pupuk organik cair.
3. Dokumentasi
Dalam hal ini mahasiswa melakukan pengumpulan data dan
mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan selama praktek lapangan
berlangsung.

4. Praktek Kerja
Dalam hal ini mahasiswa melaksanakan kegiatan praktek Lapangan sesuai
dengan jadwal kegiatan yang telah di buat oleh Pihak BPTP Pontianak

10
11

Kalimantan Barat sesuai dengan judul yang telah diajukan oleh mahasiswa
Praktek Lapangan.
D. Mekanisme Pelaksanaan
1. Menerima Penjelasan dari Pihak BTPB
Adapun materi yang disampaikan meliputi:
a) Penerapan ISO 17025:2017
b) Mikroorganisme Lokal (MOL)
c) Uji patogenesitas Metharizium anisopliae var Brontispha terhadap larva
Oryctes sp.
d) Agen Pengendalian Hayati (APH)
e) Pembuatan Pupuk Organic Cair (POC)
2. Pengenalan alat laboratorium di BPTP
3. Perbanyakan Trichoderma sp. pada mesia beras
4. Persiapan alat dan bahan pembuatan POC
5. Pembuatan POC
6. Pengenalan media pertumbuhan untuk Agen Pengendalian Hayati (APH)
7. Peremajaan Metarhizium anisopliae dan M. majus pada media PDA (test
tube dan cawan petri)
8. Pembuatan media perbanyakan Metarhizium pada media jagung
9. Inokulasi Metarhizium anisopliae dan M. majus pada media jagung
10. Pengenalan Metabolit Sekunder APHdari golongan cendawan
entomopatogen, cendawan antagonis dan bakteri
11. Penanaman tanaman uji untuk aplikasi MOL dan POC
12. Penyiapan alat dan bahan untuk kegiatan preservasi APH
13. Pengamatan awal dan aplikasi pertama MOL dan POC pada tanaman uji
14. Penyiapan alat dan bahan untuk kegiatan uji
a) Membuat media WA, PDA dan NA
b) Sterilisasi media
15. Penyiapan bahan untuk preservasi APH
a) Sterilisasi tanah steril
b) Sterilisasi kertas saring steril
12

c) Sterilisasi kering silica gel


d) Sterilisasi aquades
16. Uji awal (pra-perlakuan) diLaboratorium:
a) Pemahaman pengujian kualitas Agen Pengendalian Hayati
(APH)
b) Uji kualitas Agen Pengendalian Hayati (APH) sebelum
dilakukan preservasi (uji kerapatan konidia)
17. Uji penumbuhan kembali hasil preservasi APH berumur 1 tahun dan3 tahun
18. Uji viabilitas konidia
19. Pelaksanaan kegiatan preservasi pada media kertas saring steril, tanah steril,
dan silica gel
20. Pengenalan NPS
21. Praktek pembuatan metabolit sekunder Trichoderma sp dan Pseudomonas
fluorecens Praktek aplikasi Metabolit sekunderAPH
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan Bioaktifator Trichoderma sp.


Pupuk Organik Cair (POC) yang dibuat di Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP ) Pontianak Kalimantan Barat ini adalah NPK organik cair
menggunakan bahan daun gamal, batang pisang muda, kulit pisang yang sudah
masak atau sudah berwarna kuning, dengan jamur Trichoderma sp. Sebagai
Bioaktifator.
1. Perbanyakan Trichoderma sp. Pada Media Beras
Jamur Trichoderma sp. merupakan salah satu mikroorganisme
pengurai yang banyak ditemukan di dalam tanah dan mengandung bahan
organic yang sangat tinggi. Dalam pembuatan pupuk organik cair
Trichoderma sp. berperan sebagai bioaktifator yang membantu dalam
mempercepat proses fermentasi. Perbanyakan Trichoderma sp. pada
umunya dapat dilakukan dengan media jagung, media dedak, dan media
beras pada pelaksanaan praktek lapangan ini perbanyakkan Trichoderma
yang dilakukan adalah dengan menggunakan media beras.

Cara perbanyakan Trichoderma sp. dengan media beras adalah


sebagai berikut:

a. Bahan dan Alat


Adapun bahan dan alat yang diguanakan dalam perbanyakan
Trichoderma sp. yaitu : dandang, kompor, handsprayer, gunting, sendok
nasi, plastic ukuran 60x100 cm, isolat jamur antagonis (Trichoderma
sp.), beras dan air steril.
b. Cara kerja
1) Beras dicuci sebersih mungkin kemudian direndam hingga air
diserap oleh beras, kemudian ditiriskan hingga airnya kering
2) Air di rebus hingga mendidih untuk mengukus beras tujuanya untuk

13
14

mensterilisasi beras
3) Beras dikukus selama 2 jam atau sesuai kapasitas dandang
4) Beras yang telah dikukus dihamparkan diatas plastik yang telah
disiapkan sebelumnya, kemudian ditutup dan dibiarkan hingga
dingin.
5) Suspensi Trichoderma sp. dimasukkan ke beras yang sudah dingin
dengan cara disemprotkan kemudian ditutup kembali sampai jamur
Trichoderma sp. tumbuh (sekitar 3 sampai 4 hari)
6) Setelah pertumbuhan Trichoderma sp. merata maka segera diaduk,
kemudian dihamparkan lagi. Pengadukan dilakukan setiap hari
sampai kering.
7) Trichoderma sp. siap dipanen dan dikemas.
15

Alat dan Bahan

a. Dandang
b. Kompor gas
c. Handsprayer 1. Cuci beras sebersih 2. Beras ditiriskan 3. Rebus air hingga
d. Gunting mungkin kemudian hingga airnya mendidih untuk
direndam hingga air kering mengukus beras tujuanya
e. Sendok nasi diserap pleh beras untuk sterilisasi beras
f. Plastic ukuran
60x100 cm
g. Isolate jamur
antagonis
(Trichoderma
h. Beras
i. Air steril

7. Cut Tutup dan 6 Hampar beras yang 5. Siapkan plasticuntuk 4. Kukus beras
biarkan hingga telah dikukus pilih beras menghamparkan beras selama 2 jam atau
dingin yang tidak lembek sesuaikapasitas
dandang

11. Setelah diaduk


8. Masukan suspense 9. Tutup kembali sampai 10. Setelahpertumbuhan
Trichoderma tua dan dihamparkan lagi
Trichoderma ke jamur Trichoderma pengadukan setiap hari
merata maka segera
beras yang sudah tumbuh (sekitar 3 diaduk sampai kering
dingin dengan cara sampai 4 hari)
disemprotkan

Gambar 2. Bagan Perbanyakan Trichoderma sp.


16

c. Panen
Dalam pemanenan jamur Trichoderma sp. hal yang perlu
diperhatikan adalah saat kondisi berasnya sudah agak kering dan seluruh
permukaan beras sudah diselimuti jamur Trichoderma. Trichoderma hasil
perbanyakan media beras dikemas kedalam plastik berukuran 1 kg.
2. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)
a. Bahan dan Alat Pembuatan POC
Adapun bahan dan alat yang perlukan dalam pembuatan pupuk
organik cair yaitu:
1) Batang pohon pisang yang belum berbuah
Batang pisang muda dapat dijadikan sebagai sumber unsur Kalium (K) .
Batang pisang juga mengandung zat pengatur tumbuh giberelin dan
sitokinin, selain itu pada batang pisang juga terdapat mikrorganisme lokal.

2) Daun Gamal
Daun gamal memiliki unsur nitrogen yang sangat banyak sehinggga dapat
digunakan untuk pembuatan pupuk organic cair.
3) Kulit Pisang
Kulit pisang mengandung unsur fosfor (P) sehingga dapat digunakan
sebagai salah satu bahan untuk pembuatan pupuk organic cair.
4) Air Cucian Beras
Air cucian beras merupakan bahan yang digunakan sebagai sumber
karbohidrat, karbohidrat disini berfungsi sebagai bahan makanan untuk
mikroorganisme yang ada dalam larutan pupuk.
5) Gula merah
Gula merah sebagai sumber glukosa yang merupakan sumber energi bai
mikroorganisme (bisa diganti dengan gula pasir/molase).
Bahan bahan yang dipakai dalam pembuatan POC ini diperuntukan agar
kebutuhan karbohidrat, glukosa dan zat pengatur tubuh dapat dipenuhi demi
kualitas pupuk yang sesui dengan yang diharapkan.
17

6) Jamur Trichoderma sp. Berperan sebagai bioaktifator dan dekomposer


pengurai bahan-bahan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)
7) Jirigen digunakan sebagai wadah penyimpanan POC selama proses
fermentasi berlangsung.

b. Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)


1) Semua bahan dihaluskan dengan cara dipotong kecil-kecil, kemudian
dimasukan ke dalam jirigen sesuai takaran;
2) Gula merah dilarutkan ke dalam air cucian beras atau air tepung beras;
3) Larutan gula merah dimasukan kedalam jerigen yang sudah diisi dengan
bahan-bahan pembuatan pupuk organik cair;
4) Trichoderma sp. dimasukan ke dalam jirigen yang berisi larutan bahan
organic;
5) Jirigen ditutup, lalu digojog agar merata;
6) Inkubasi selama 14-20 hari, diusahakan di tempat yang teduh;
7) Setiap hari jirigen dibuka untuk membuang gasnya;
8) Setelah selesai, larutan disaring dan pupuk NPK organik cair siap
diaplikasikan;
18

Alat dan bahan


Prosedur pembuatan POC
1. Timbangan
2. Ember
3. Parang
4. Jerigen 5 lit
5. Daun Gamal (N) 1.1. Haluskan semua
Haluskan semua 2. Masukkan ke
6. Batang Pohon pisang yang bahan cara
bahan dengan cara dalam jirigen
belum berbuah (P) dipotong
dipotongkecil-kecil
kecil-kecil sesuai takaran
7. Kulit Pisang (K)
8. Air cucian beras (media),atau
bisa diganti denganair
bersih+tepung beras
9. Jamur Trichoderma sp.
10. Gula Merah,(bisa diganti pakai
gula pasir/molase)
11. Jerigen 5 liter

5. Masukkan
Trichoderma sp ke 4. Masukkan ke dalam 3. Larutkan gula merah
dalam jirigen yang jirigen yang telah diisi ke dalam air cucian
berisi larutan bahan bahan-bahan organic beras atau air tepung
organic beras

6. Jirigen ditutup, 7. Inkubasi selama 14- 8. Setiap hari jirigen 9. saring dan pupuk
lalu digojog agar 20 hari, diusahakan dibuka untuk Npk organik cair siap
merata ditempat yang teduh membuang diaplikasi
gasnya.

Gambar 3. Bagan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)


19

c. Aplikasi Pupuk Organic Cair Pada Tanaman Kakao


Aplikasi pupuk organik cair ini dilakukan dengan menggunakan
gelas ukur yang telah diisi dengan larutan pupuk organik cair dan sudah di
campur air, aplikasi pada tanaman dilakukan dengan cara menyiram larutan
pupuk organik cair ke permukaan tanah di sekeliling tanaman, untuk satu
tanaman jumlah konsentrasi yang diberikan yakni dosis yang telah ditetapkan
yaitu 150 ml/tanaman dengan pengenceran yaitu 10 ml POC/1 liter air
(konsentrasi 1%).
Pengaplikasian pupuk cair pada percobaan ini dilakukan selama 3 kali dengan
interval 4 minggu. Pengambilan data awal dilakukan sebelum aplikasi pertama,
pengambilan data kedua dilakukan 2 minggu setelah aplikasi POC dan
pengambilan data akhir dilakukan 4 minggu setelah aplikasi POC.

d. Parameter yang Diamati


1) Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai ujung daun
tanaman
2) Jumlah daun (helai)
Jumlah daun diukur dengan menghitung jumlah daun yang terbentuk
sempurnah
3) Diameter batang (mm)
Diukur pada jarak 2 cm dari permukaan tanah dengan menggunakan
jangka sorong
20

e. Hasil Pengamatan Pengaruh Apilkasi Pupuk NPK Organik Cair


Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao.

Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh apilkasi pupuk npk organik cair


terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao. Dapat dikemukakan bahwa bibit
yang diberi pupuk NPK Organik Cair pertumbuhanya lebih baik dibandingkan
dengan bibit yang tidak diberi perlakuan dilihat dari tinggi tanaman, diameter
batang dan jumlah daun. Untuk lebih jelasnya bias dilihat pada table berikut
ini:

Tabel 1. Data Rerata Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao Pada 14, dan 28 Hari
Setelah Aplikasi POC
No Parameter Control Perlakuan pupuk NPK
organik cair
( Konsentrasi 1%)
Umur (HST) Umur (HST)
0 14 28 0 14 28
1 Tinggi tanaman 16, 23 16,55 17,63 17,11 19, 83 23, 51
cm cm cm cm cm cm
2 Jumlah daun 3 4 5 3 6 8
3 Diameter batang 3, 07 3, 14 3, 49 3, 07 3, 75 4, 83
mm mm mm mm mm mm
21

B. Pembahasan

Dalam pembuatan pupuk NPK Organik Cair tahapan awal yang


dilakukan adalah persiapan perbanyakan Trichoderma sp. sebagai
Bioaktifator dalam peroses pembuatan pupuk NPK Organik cair.
Selanjutnya pelaksanaan pembuatan POC dalam pembuatan pupuk
NPK Organik Cair terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
tingkat keberhasilan POC yaitu , suhu, intensitas cahaya matahari,
kelembaban, dan waktu pembuatan. Penempatan poc selama proses
fermentasi juga menjadi sangat penting agar POC tidak terkena sinar
matahari langsung dimana suhu dapat meningkat bila terkena matahari
langsung dan dapat membunuh mikroorganisme pengurai bahan
pembuatan POC.

Berdasarkan pelaksanaan Praktek Lapangan yang telah dilakukan


menunjukan bahwa Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan diameter batang, tinggi tanaman, dan
jumlah daun. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan fisik tanaman dimana
kondisi tanaman sebelum pemberian pupuk orgaik cair dengan sesudah
pemberian pupuk organik cair berbeda.

Dari data pengukuran pertumbuhan tanaman kakao sebelum apliksi


POC menunjukkn bahwa laju pertumbuhan tanaman yang diberikan
POC dan yang tidak diberikan POC/control tidak memiliki perbedaan
dan pertumbuhanya hampir sama baik diameter batangnya, tinggi
tanaman, dan jumlah daunya. Data pengukuran pertumbuhan tanaman
sebelum aplikasi POC dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 28
Data pertumbuhan tanaman kakao pada minggu ke 2 setelah
pemberian POC menunjukan bahwa, laju pertumbuhan tanaman yang
diberikan pupuk organic cair dengan yang tidak diberi pupuk organic
cair tampak berbeda, hal itu ditunjukan oleh perbedaan diameter batang,
tinggi tanaman, dan jumlah daun . data pertumbuhan tanaman kakao 2
minggu setelah aplikasi POC dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 29
22

Berdasarkan data pengukuran pertumbuhan tanaman 4 minggu setelah


aplikasi POC, menunjukan laju pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kakao yang begitu Nampak baik itu diameter batang, tinggi
tanaman, dan jumlah daunya, serta perbedaan visik lain yang ditujukan
tanaman yaitu tanaman kakao yang diberi pupuk organic cair Nampak
lebih segar dari tanaman yang tidak diberi pupuk organik cair. Data
pengukuran pertumbuhan tanaman kakao 4 minggu setelah aplikasi
POC dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 30
Berdasarkan hasil pembuatan Pupuk organic cair (POC) dibalai
proteksi tanaman perkebunan (BPTP) Pontianak Kalimantan barat,
kualitas POC dapat diketahui dari hasil uji coba pupuk pada tanaman.
Tanaman yang digunakan sebagai uji coba adalah tanaman kakao dapat
dilihat dari perbedaan pertumbuhan antara tanaman yang diberi POC
sama yang tidak diberi POC. Pengukuran tinggi tanaman, diameter
batang dan jumlah daun menjadi acuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian POC pada tanaman tersebut.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Lapangan yang dilakukan di Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak Kalimantan Barat dapat diambil
kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) menggunakan bahan daun
gamal, batang pisang dan kulit pisang dengan bioaktifator Trichoderma
sp menghasilkan pupuk NPK Organik Cair yang siap untuk
diaplikasikan
2. Pemberian Pupuk NPK Organik Cair dengan konsentrasi 1 % dapat
mendorong pertumbuhan bibit tanaman kakao.

B. Saran
Dari hasil kegiatan Praktek Lapangan yang telah dilakukan
mengenai pembuatan pupuk NPK Organik Cair dan aplikasinya pada bibit
tanaman kakao, penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang pengaruh pupuk NPK Organik Cair terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman

23
DAFTAR PUSTAKA

Ayub.S. 2008. Pupuk Organik Cair. Jakarta: PT Agromedia Pustaka


Djuarni, Nan. Kristian.,Setiawan,Budi Susilo.2008. Cara Cepat Membuat
Kompos. AgroMedia. Jakarta

Jusmin dan Hasan Basri. 2009. Dasar-dasar Agronomi. PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta

Lehar, L. 2012. Pengujian Pupuk Organik Agen Hayati (Trichoderma sp)


terhadap Pertumbuhan Kentang (Solanum tuberosum L). Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan 12(2)

Lukitaningsih, D. 2010. Bioteknologi Mikroba untuk Pertanian Organik.


Grafindo Persada Jakarta

Rehatta, H., A. Mahulete, dan A. M. Pelu. 2014. Pengaruh Konsentrasi


Pupuk Organik Cair Bioliz dan Pemangkasan Tunas Air/Wiwilan
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicon
Esculentum Miller). Jurnal Budidaya. Pertanian 10(2)

Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2011. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.


Yogyakarta.

24
25

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengantar Praktek Lapangan


26

Lampiran 2. Daftar Hadir Kegiatan


27

Lampiran 3. Tabel Komposisi Pembuatan Pupuk NPK Organik Cair

Subtitusi air
Jumlah Komposisi cucian
Formula beras
(Liter) Batang Dekomposer Air
Daun Pohon Kulit air Gula (Trichoderma bersih Tepung
Gamal Pisang Pisang cucian merah sp.) (ml) (ml) Beras (gr)
(gr) Belum (gr) beras (gr)
Berbuah (ml)
(gr)
1 100 100 100 600 40 20 600 20
2 200 200 200 1200 80 40 1200 40
3 300 300 300 1800 120 60 1800 60
4 400 400 400 2400 160 80 2400 80
5 500 500 500 3000 200 100 3000 100
6 600 600 600 3600 240 120 3600 120
7 700 700 700 4200 280 140 4200 140
8 800 800 800 4800 320 160 4800 160
9 900 900 900 5400 360 180 5400 180
10 1,000 1,000 1,000 6000 400 200 6000 200
28

Lampiran 4. Data Pengukuran Pertumbuhan Tanaman Kakao Sebelum Aplikasi


Pupuk NPK Organik Cair

No Control (Tanpa perlakuan) Perlakuan = NPK Cair 1%

Diameter Tinggi Jumlah Diameter Tinggi Jumlah


batang tanaman daun batang tanaman daun

1 3, 07 mm 15, 6 cm 3 3, 09 mm 16, 5 cm 3

2 3, 08 mm 15, 2 cm 3 3, 09 mm 16, 8 cm 3

3 3,07mm 16, 8 cm 3 3, 08 mm 16, 6 cm 3

4 3, 06 mm 16, 1 cm 3 3, 04 mm 17 , 6 cm 3

5 3, 08 mm 16, 9 cm 3 3, 07 mm 17, 6 cm 3

6 3, 07 mm 16, 8 cm 3 3, 08 mm 17, 6 cm 3

Total 18,42 mm 97,4 cm 18 18, 45 mm 102, 7 cm 18

rerata 3,07 16,23 cm 3 3,075 17,11 cm 3


29

Lampiran 5. Data Pengukuran Pertumbuhan Tanaman Kakao 14 Hari Setelah


Aplikasi Pupuk NPK Organik Cair

No Control ( tanpa perlakuan) Perlakuan = NPK Cair 1%


Diameter Tinggi Jumlah Diameter Tinggi Jumlah
batang tanaman daun batang tanaman daun
1 3,11 mm 16,2 cm 4 3, 28 mm 18 cm 6

2 3, 09 mm 16,5 cm 5 3, 54 mm 20,1 cm 7

3 3, 18 mm 16, 8 cm 5 3, 87 mm 21, 8 cm 6

4 3, 12 mm 16, 1 cm 5 4, 02 mm 19, 4 cm 5

5 3, 15 mm 16, 9 cm 4 4, 01 mm 20, 2 cm 6

6 3, 20 mm 16, 8 cm 5 3, 67 mm 19, 5 cm 6

Total 18,85 mm 99,3 cm 28 22,39 119 cm


Mm 36 helai
Rerata 3,14 mm 16,55 cm 4 3,75 mm 19.83 cm 6
30

Lampiran 6. Data Pengukuran Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao 28 Hari


Setelah Aplikasi Pupuk NPK Organik Cair

No Kontrol ( tanpa perlakuan) Perlakuan = NPK Cair 1 %


Diameter Tinggi Jumlah Diameter Tinggi Jumlah
batang tanaman daun batang tanaman daun
1 3,86 mm 17, 5 cm 5 4, 35 mm 20 cm 8

2 3, 15 mm 16, 4 cm 6 4, 40 mm 22, 5 cm 9

3 3, 88 mm 17 cm 6 4, 49 mm 23 cm 8

4 3, 62 mm 19, 3 cm 6 5, 24 mm 26, 6 cm 8

5 3, 41 mm 18 cm 6 5, 42 mm 25, 5 cm 9

6 4, 07 mm 17,6 cm 6 5, 08 mm 23,5 cm 9

total 20, 99 mm 105, 8 cm 35 28,98 mm 141,1 cm 51

Rerata 17, 63 cm 3, 49 cm 5 23, 51 cm 4, 83 cm 8


31

Lampiran 7. Dokumentasi Kegiatan Praktek Lapangan

Gambar 1. Tahapan Persiapan Media Perbanyakan Trichoderma sp.

Gambar 2. Penyemprotan Suspensi Jamur Trichoderma sp Pada Beras


32

Gambar 3. Pengemasan Jamur Trichoderma sp.

Gambar 4. Hasil perbanyakan Trichoderma sp.


33

Gambar 5. Bahan Dan Alat Pembuatan Pupuk NPK Organik Cair

Gambar 6. Hasil Pembuatan POC


34

Gambar 7. Bibt tanaman kakao yang tidak diberi Pupuk NPK Organik Cair

Gambar 8. Bibit Tanaman Kakao Yang Diberikan Pupuk NPK Organik Cair

Anda mungkin juga menyukai