Anda di halaman 1dari 5

PELATIHAN PEMBUATAN MAKANAN TAMBAHAN DENGAN

BAHAN DASAR TEMPE UNTUK BALITA DI POSYANDU WILAYAH


KERJA PUSKESMAS LIMAPULUH KOTA PEKANBARU

LILY RESTUSARI*, MUHARNI*, FITRI*,


ALKAUSYARI AZIZ*, HESTI ATASASIH*
*Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau

ABSTRAK
Masalah gizi pada balita yang diatasi oleh Pemerintah Indonesia belum
mampu terlaksana secara optimal atau menghilangkan angka gizi kurang pada
balita. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) bagi Balita di Posyandu. (Sakti, 2013). Posyandu atau Pos
Pelayanan Terpadu adalah salah satu bentuk kelembagaan yang berperan serta
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pemberian makanan
tambahan di posyandu sebagian besar masih dianggap lemah. Suplai budjet
Posyandu untuk pengadaan makanan tambahan terbatas. Untuk itu perlu
diciptakan makanan bergizi yang lebih bervariasi yang diperoleh dari bahan
makanan lokal, salah satunya adalah tempe. Pengenalan penggunaan tempe
kepada masyarakat terutama ibu balita dan kader posyandu akan lebih efektif bila
diterapkan sebagai bahan baku atau tambahan dalam pembuatan makanan yang
sudah dikenal oleh masyarakat dan disukai oleh semua kelompok umur dari balita
sampai dewasa diantaranya adalah brownies, donat,cake, risoles, pizza,dll.
Tujuan kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
akan pentingnya variasi menu untuk PMT serta memotivasi kader untuk
berwirausaha dalam pemanfaatan dan pengolahan tempe. Metode yang
dilaksanakan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah penyuluhan,
pelatihan pembuatan PMT dengan bahan dasar tempe, kunjungan, supervise dan
bimbingan. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di posyandu
wilayah kerja puskesmas Limapuluh, kota Pekanbaru. Berdasarkan hasil
kunjungan dari enam posyandu, posyandu tersebut sudah menunjukkan
peningkatan pengetahuan akan pentingnya variasi menu dalam PMT dimana
keempat posyandu sudah menerapkan pembuatan makanan tambahan dengan
bahan dasar tempe. Walapun masih ada beberapa Posyandu yang belum
menerapkannya. Selain itu juga belum ada satupun kader yang sudah mewujudkan
dan mengembangkankan pemanfaatan tempe untuk makanan ini dalam bentuk
wirausaha.

Kata Kunci : Balita, Pelatihan pembuatan PMT, Pemberian Makanan


Tambahan, Tempe

PENDAHULUAN (Kurniawati, 2011:1). Anak-anak


Anak balita (0-5 tahun) biasanya menderita bermacam-
merupakan kelompok umur yang macam infeksi serta berada dalam
paling sering menderita akibat status gizi rendah menurut Suhardjo
kekurangan gizi atau termasuk salah (Kurniawati, 2011:1). Padahal taraf
satu kelompok masyarakat yang kesehatan balita adalah salah satu
rentan gizi menurut Djaeni faktor yang mempengaruhi

113
114 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, November 2016, hlm 113-117

pembangunan suatu negara. Hal ini Sepotong tempe mengandung


karena anak-anak adalah generasi berbagai zat gizi seperti karbohidrat,
penerus bangsa dimasa mendatang. lemak, protein, serat, vitamin, enzim,
Pemenuhan gizi merupakan serta komponen antibakteri
hak setiap anak, upaya ini ditujukan bermanfaat untuk kesehatan (Mien,
untuk mempersiapkan generasi akan 2009).
datang yang sehat, cerdas, dan Komposisi protein, lemak,
berkualitas serta untuk menurunkan dan karbohidrat tempe tidak banyak
angka kematian bayi dan anak berubah dibandingkan dengan
(Undang-Undang Nomor 36 Tahun kedelai, namun karena adanya enzim
2009 Tentang Kesehatan). pencernaan yang dihasilkan kapang
Masalah gizi pada balita yang kedelai, maka protein, lemak, dan
diatasi oleh Pemerintah Indonesia karbohidrat pada tempe menjadi
belum mampu terlaksana secara lebih mudah dicerna di dalam tubuh
optimal atau menghilangkan angka dibandingkan yang tedapat dalam
gizi kurang pada balita. Salah satu kedelai (Bastian, 2013).
cara untuk mengatasinya adalah Berdasarkan latar belakang di
melalui Pemberian Makanan atas perlu adanya pelatihan
Tambahan (PMT) bagi Balita di pembuatan makanan tambahan
Posyandu. dengan bahan dasar tempe sehingga
Posyandu atau Pos Pelayanan PMT pada balita setiap bulannya
Terpadu adalah salah satu bentuk lebih bervariasi lagi dan apa yang
kelembagaan yang berperan serta sudah dipraktekkan dapat diterapkan
memberikan pelayanan kesehatan baik oleh ibu balita maupun kader
kepada masyarakat. Dalam posyandu yang pada akhirnya dapat
kegiatannya Posyandu melibatkan meningkatkan status gizi balita dan
peran serta ibu-ibu baik ibu-ibu diharapkan juga dapat menambah
kader Posyandu maupun ibu-ibu income posyandu dan ibu balita
yang memiliki anak Balita. (wirausaha).
Pemberian makanan Tujuan dari kegiatan ini yaitu
tambahan di posyandu sebagian untuk meningkatkan pengetahuan
besar masih dianggap lemah. Suplai dan kesadaran akan pentingnya
budjet Posyandu untuk pengadaan variasi menu untuk makanan
makanan tambahan terbatas. Menu tambahan serta tentang pemanfaatan
untuk makanan tambahan di tempe sebagai bahan dasar untuk
posyandu juga belum bervariasi. makanan tambahan kader posyandu.
Biasanya tidak terlepas dari bubur Selain itu juga meningkatkan
kacang hijau dan telur saja. Hal ini kemampuan kader dalam pengolahan
tentu akan terjadinya kebosanan pada bahan makanan yang bersumber dari
balita dan dapat mempengaruhi tempe dan memotivasi kader untuk
kunjungan balita ke posyandu. Untuk berwirausaha.
itu perlu diciptakan makanan bergizi
yang lebih bervariasi yang diperoleh METODE PELAKSANAAN
dari bahan makanan lokal, salah KEGIATAN
satunya adalah tempe. Waktu dan Lokasi
Tempe adalah makanan hasil Kegiatan dilaksanakan di
fermentasi antara kedelai dengan posyandu wilayah kerja puskesmas
jamur Rhizopus Oligosporus. Limapuluh, kota Pekanbaru.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dari Pelatihan pembuatan PMT dengan
bulan Agustus hingga Oktober 2016. bahan dasar tempe
Pelatihan ini dilaksanakan
Alat dan Bahan setelah penyuluhan dengan cara
Bahan yang diperlukan dalam memperagakan/ mempraktekkan
kegiatan ini adalah berbagai bahan secara langsung tata cara pembuatan
masakan (sesuai dengan resep). makanan tambahan dengan bahan
Peralatan yang diperlukan yaitu dasar tempe, mulai dari bahan baku,
booklet resep, TOA, microfone, peralatan yang digunakan, tata cara
laptop, LCD, poster materi dan pengolahan dan uji cita rasa. Dalam
media pelatihan. kegiatan ini dilakukan
peragaan/praktek pembuatan
Metode Pelaksanaan berbagai makanan tambahan dengan
Metode yang dilaksanakan bahan tempe seperti brownies,
pada kegiatan pengabdian biskuit, pizza, burger, nugget dan
masyarakat ini adalah penyuluhan, bola-bola tempe. Selama kegiatan
pelatihan pembuatan PMT dengan berlangsung, ibu kader langsung
bahan dasar tempe, kunjungan, dilibatkan dalam proses mengolah
supervise dan bimbingan. dan memasak makanan serta
mencicipi (uji citarasa) terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN makanan yang sudah dimasak.
Penyuluhan akan Pentingnya Diakhir sesi pelatihan, disediakan
Variasi Menu PMT waktu untuk tanya jawab dan
Penyuluhan ini bertujuan pemberian kuis bagi ibu kader serta
untuk membuka wawasan kader dberikan hadiah bagi ibu kader yang
tentang pentingnya variasi menu bisa menjawab pertanyaan dengan
PMT untuk meningkatkan kunjungan benar.
posyandu dan meningkatkan status
gizi balita. Kegiatan penyuluhan Kunjungan / Evaluasi Hasil
dilaksanakan di Aula Puskesmas Pelatihan dan Kewirausahaan
Limapuluh pada hari Kamis tanggal Kegiatan kunjungan ke
11 Agustus 2016 yang dihadiri oleh posyandu dilakukan sebanyak empat
perwakilan kader setiap posyandu kali untuk melihat sejauhmana
yang ada di wilayah kerja Puskesmas penerapan dari pelatihan yang sudah
Limapuluh. Dari perwakilan 30 dilakukan sebelumnya. Empat
posyandu yang diundang, ada 27 kunjungan ini dilakukan di enam
perwakilan posyandu (90 %) yang posyandu dari 30 posyandu yang
hadir. Pada kegiatan ini dilakukan terjadwal. Dua kali kunjungan
tanya jawab kepada peserta pelatihan pertama, terpilih empat posyandu
mengenai materi yang telah dimana satu posyandu mewakili
diberikan. Berdasarkan hasil tanya masing-masing kelurahan yaitu
jawab tersebut, diperoleh hasil Posyandu Parasnya elok bagai disifat
bahwa pengetahuan peserta pengenai (Kel. Tanjung Rhu), Posyandu
PMT meningkat. Hal ini dilihat Perangai Berbudi (Kel. Pesisir),
berdasarkan pertanyaan yang Posyandu Pucuk Rebung Daun
diberikan kepada peserta dapat Melambai (Kel. Rintis) dan
dijawab dengan baik dan benar. Posyandu Puncak Mahligai Putri
(Kel. Sekip). Pemilihan posyandu
116 Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 5, Nomor 2, November 2016, hlm 113-117

yang dikunjungi dilakukan pelatihan maupun kunjungan ke


berdasarkan hasil konsolidasi dengan posyandu.
petugas puskesmas. Serta dilakukan
juga evaluasi pada Posyandu yang KESIMPULAN DAN SARAN
dilakukan secara acak pada 2 KESIMPULAN
Posyandu lainnya, yaitu Posyandu 1. Pengetahuan dan kesadaran akan
Kelurahan Tg. Rhu RW 5 Jl. Usaha pentingnya variasi menu untuk
dan Posyandu Kelurahan Pesisir RW makanan tambahan serta tentang
5 Jl. Setia Budi Gg. Selamat. pemanfaatan tempe sebagai
Berdasarkan Evaluasi yang bahan dasar untuk makanan
dilaksanakan dalam kegiatan tambahan kader posyandu
pengabdian masyarakat ini diperoleh menjadi meningkat.
hasil evaluasi sebagai berikut: 2. Kemampuan kader dalam
1. Dari enam posyandu yang pengolahan bahan makanan yang
dikunjungi, sudah menunjukkan bersumber dari tempe sudah
peningkatan pengetahuan akan meningkat dari sebelum adanya
pentingnya variasi menu dalam pelatihan.
PMT dimana keempat posyandu 3. Motivasi kader untuk
sudah menerapkan pembuatan berwirausaha masih belum
makanan tambahan dengan bahan meningkat.
dasar tempe.
2. Berdasarkan hasil kunjungan dari SARAN
enam posyandu, belum ada Disarankan agar waktu
satupun kader yang sudah pelatihan yang diberikan sebaiknya
mewujudkan dan ditambah, tidak hanya sekali
mengembangkankan pelatihan saja agar pelatihan yang
pemanfaatan tempe untuk diberikan lebih efektif.
makanan ini dalam bentuk
wirausaha. Namun demikian, DAFTAR PUSTAKA
beberapa kader ada yang tertarik Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar
untuk menjadikan pemanfaatan Gizi. Gramedia Pustaka
tempe untuk dijadikan wirausaha. Utama. Jakarta
Kepada ibu kader diberikan Astawan, Made. 2009. Panduan
bimbingan dan saran untuk Karbohidrat Terlengkap.
menguatkan motivasi mereka Dian Rakyat. Jakarta.
untuk berwirausaha. Bastian, f, dkk. 2013. Daya terima
dan kandungan zat gizi
Supervisi dan bimbingan tepung tempe degan
Supervisi dan bimbingan penambahan semi refined
diberikan setiap ada permasalahan carrageenan (SRC) dan
dari kader terkait dengan pelatihan bubuk kakao. Dalam Jurnal
yang sudah diberikan serta hal-hal Aplikasi Teknologi Pangan.
lain yang berkaitan dengan PMT. Januari 2013. Voll 2. No. 1.
Kegiatan ini berlangsung selama Hal 5-8
masa kegiatan pengabdian Dewi. 2015. Evaluasi Program
masyarakat. Kegiatan ini Pemberian Makanan
berlangsung baik pada saat kegiatan Tambahan Bagi Balita Di
Posyandu Melati V Rw V Di
Kelurahan Lontar Kecamatan Lokal Dengan Bahan Dasar
Sambikerep Kota Surabaya. Bmc (Bahan Makanan
Skripsi. Universitas Negeri Campuran) Untuk Balita
Surabaya. Pada Kader Posyandu Di
Hoerniasih, dkk. 2011. Dampak Wilayah Kerja Puskesmas
Pelatihan Program Stabelan Surakarta.
Pemberian Makanan WARTA, Vol .11, No. 1,
Tambahan (Pmt) Pada Kader Maret 2008: 82 – 89
Posyandu Dalam Sediaoetama. 2008. Ilmu Gizi untuk
Meningkatkan Gizi Anak Mahasiswa dan Profesi Jilid
Balita Di Posyandu Mawar I I. Dian Rakyat. Jakarta.
S/D Ix Desa Sirnabaya Sufi, S.Y. 2009. Sukses Bisnis Roti.
Kecamatan Telukjambe Kriya Pustaka. Jakarta.
Timur. Solusi, Vol. 9 No. 18, Sutomo, Budi. 2008. Rahasia Sukses
Maret - Mei 2011 : 43 – 73 Membuat Cake, Roti, Kue
Ismayani, Yeni. 2007. Tips Anti Kering & Jajan Pasar.
Gagal Membuat Brownies. Nsbooks.
Gramedia pustaka utama.
Jakarta.
Kasmidjo, R.B., 2003. Tempe :
Mikrobiologi dan Kimia
Pengolahan serta
Pemanfaatannya. PAU
Pangan dan Gizi UGM.
Yogyakarta.
Kemenkes RI. 2012. Buku Pegangan
Kader Posyandu. Pusat
Promosi Kesehatan
Kemenkes RI. Jakarta.
Mien, k, dkk. 2009. Tabel Komposisi
Pangan Indonesia (TKPI).
Jakarta. Gramedia.
Sakti, Eka R, 2013, Pola Hubungan
Pemberian MP-ASI Dengan
Status Gizi Anak Usia 6-23
Bulan Di Wilayah Pesisir
Kecamatan Tallo Kota
Makassar Tahun 2013,
(http://repository.unhas.ac.id/
bitstream/handle/123456789/
5480/JURNAL_MKMI_
%20RISKY%20EKA
%20SAKTI
%20%28K21109274%29.pdf
?sequence=1 diaskes pada
tanggal 05 Maret 2016)
Sarbini dan Setyaningrum.R. 2008.
Pelatihan Pembuatan Mp-Asi

Anda mungkin juga menyukai