Anda di halaman 1dari 126

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM)

PKM JAMU GENDONG DESA BRAMBANG KECAMATAN


KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Oleh:

Dr. Ir. Sri Budi Wahjuningsih, MP 0014066801

UNIVERSITAS SEMARANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN

ii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia,
rahmat dan hidayah Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan kemajuan Iptek Bagi Masyarakat mono
tahun dengan judul PKM Jamu Gendong Desa Brambang Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak yang merupakan salah satu persyaratan untuk
memperoleh dana pengabdian dari Dikti
Penyusunan laporan pengabdian ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya
bantuan dari semua pihak, baik instansi maupun perorangan. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Andy Kridasusula, SE,MM Selaku Rektor USM
2. Bapak Iswoyo,S.Pt.,M.P selaku Ketua LPPM USM
3. DRPM DIKTI
4. Bapak Kepala Desa Brambang Kecamatan Karangawen
5. Ibu Sri Mulyati dan Ibu Sri Wahyuni selaku mitra program PKM
6. Serta pihak-pihak yang turut berperan atas sumbangsih yang telah
diberikan mulai dari menggagas dan menyusun laporan ini sampai selesai.
Penulis menyadari bahwa laporan kemajuan pengabdian ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun di kesempatan yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga
sumbangan pemikiran dalam pengabdian ini akan dapat bermanfaat . Terimakasih.

Semarang, 1 Desember 2018

Tim Pengabdian

v
DAFTAR ISI

LAPORAN AKHIR PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) .......... i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
PRAKATA .............................................................................................................. v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
RINGKASAN PROPOSAL ................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Analisis Situasi .......................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Mitra ................................................................................... 4
BAB 2 SOLUSI DAN TARGET LUARAN ..................................................... 5
2.1 Solusi ......................................................................................................... 5
2.2 Target Luaran ............................................................................................ 5
2.3 Rencana Capaian ....................................................................................... 6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ................................................................ 7
3.1 Solusi yang Ditawarkan ............................................................................ 7
3.2 Metode pendekatan ................................................................................... 8
3.3 Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program .......................................... 9
3.4 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Keberlanjutan Program setelah
selesai kegiatan IbM dilaksanakan .................................................................. 9
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ............................................ 10
4.1 Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat ................................ 10
4.2 Tim Pengusul dan Jenis Kepakaran ........................................................ 12
BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI......................................... 13
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 18
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................ 19
Lampiran 1. Biodata ketua dan Anggota Tim pengusul ............................... 19
Lampiran 2. Peta Lokasi Mitra...................................................................... 28
Lampiran 3: Gambaran IPTEKS – 1 yang ditransfer kepada Mitra.............. 52
Lampiran 4: Gambaran Ipteks yang ditransfer Kepada Mitra ...................... 57

vi
Lampiran 5 : Gambaran Ipteks-3 yang Ditransfer Kepada Mitra ................. 64
Lampiran 6 : Peningkatan Daya Saing Peningkatan Kualitas ...................... 69
Lampiran 7 : Hasil Perbaikan Tata Nilai Masyarakat Kesehatan ................. 70
Lampiran 8: Surat Tugas Pengabdian Kepada Masyarakat .......................... 74
Lampiran 9: Absensi Peserta Pengabdian ..................................................... 79
Lampiran 10: Foto-foto Kegiatan.................................................................. 78

vii
RINGKASAN PROPOSAL
Berdasarkan hasil obeservasi terdapat dua pedagang jamu gendong di
pasar Karangawen. Usaha atau bisnis ini dilakukan oleh kaum wanita atau ibu
rumah tangga yang ingin membantu keuangan keluarga. Dua pedagang jamu
gendong tersebut yang yang menjadi mitra dalam hibah PKM yang diajukanLebih
lanju beberapa masalah yang dihadapi baik dalam proses pemilihan bahan baku,
proses produksi maupun pemasaran. Belum adanya teknologi yang masuk dalam
proses produksi serta pengetahuan yang minimum mengenai terutama mengenai
higienitas. Masalah selanjutnya yang dihadapi mitra adalah masih rendahnya
tingkat pemahaman tentang persediaan bahan baku, sehingga manajemen usaha
para mitra belum rapi.
Solusi yang diusulkan atau ditawarkan dalam kegiatan PKM untuk Aspek
produksi antara lain: a. membuat paduan model mengenai manajemen mutu baik
dalam proses pemilihan bahan baku dan proses produksi. b. Dengan
mengaplikasikan teknologi dalam seluruh proses produksi. Untuk Aspek
manajemen solusi yang ditawarkan untuk aspek manajemen persediaan yaitu
pemahaman tentang manajemen persediaan bahan baku. Mulai dari pemahaman
mengenai khasiat bahan baku, pemilihan bahan baku serta cara penyimpanan
bahan baku. Selain itu mitra juga masih minim tentang pembersihan atau
kehigienisan peralatan yang digunakan. Hal ini terlihat dari penggunaan botol
plastik bekas sebagai wadah untuk jamu yang siap dijual.
Metode pendekatan yang digunakan dalam kegiatan PKM adalah pertama
pendampingan yang dilakukan dengan brainstorming untuk membuka mindset
tentang pentingnya memproduksi jamu dengan menggunakan teknologi yang
lebih efisien dan lebih bersih serta higienis serta pengelolaan sistem manajemen
yang tepat sehingga semua kegiatan mulai dari pemilihan bahan baku sampai
proses produksi berjalan dengan efektif dan efisien. Kedua penyuluhan tentang
faktor penentu keberhasilan usaha jamu gendong baik dalam produksi maupun
manajemennya. Ketiga Praktek yang akan diajarkan penggunaan teknologi dalam
proses produksi jamu gendong.serta yang keempat adalah Pelatihan
Luaran yang dihasilkan dalam kegiatan PKM ini antara lain: 1) Aspek
Produksi yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas produk sehingga meningkatkan
nilai tambah, serta sistem produksi yang lebih efisien. Pada aspek produksi solusi
yang diberikan adalah penggunaan alat juicer. Hasil dari penggunaan alat tersebut
adalah hasil sari dari umbi-umbian yang lebih banyak serta higienis karena tidak
terkontaminasi kuman dan bakteri .2) Aspek manajemen yaitu terkelolanya
sistem manajemen yang berkelanjutan, yaitu pengelolaan manajemen persediaan
serta cara pembersihan peralatan atau perlengkapan yang digunakan dengan cara
sterilisasi. Hasilnya mitra dapat memahami manfaat, cara memilih dan
menyimpan bahan baku. Selain itu mitra juga dapat memahami pentingnya
sterilisasi peralatan dan perlengkapan produksi.

Kata Kunci: Jamu Gendong, Teknologi, Higenitas, Manajemen, Efisien, Efektif.

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Jamu merupakan minuman tradisional yang memiliki khasiat yang sama
layaknya obat. Jamu berasal dari tanah jawa, yang biasanya diperjualbelikan oleh
pedagang keliling dengan cara menggendong dagangan atau jamu tersebut
sehingga disebut sebagai jamu gendong. Usaha atau bisnis jamu ini berkembang
sejak zaman nenek moyang, dimana jamu gendong dibuat dan dipasarkan secara
sederhana dan tradisional. Bahan dari jamu berasal dari aneka ragam tumbuh-
tumbuhan tradisional, akar-akaran, serta bahan alami lainnya. Biasanya jamu
tersebut dikonsumsi oleh masyarakat saat pagi atau sore hari. Meskipun saat ini
beredar produsen-produsen jamu dengan berbagai kemasan mulai dari bubuk, pil
ataupun dalam kemasan minuman instan, hal tersebut tidak menyurutkan peminat
atau konsumen jamu gendong. Konsumen setia jamu gendong mulai dari pekerja,
ibu-ibu, para remaja bahkan anak-anak. Masih tingginya konsumen jamu ini tidak
lepas dari harga jamu yang saat ini masih relatif murah, sehingga banyak
masyarakat menjadikan jamu sebagai obat alternatif.
Belum diketahui secara pasti asal Bisnis jamu gendong atau jamu
tradisional. Tetapi dengan banyaknya pedagang jamu gendong yang berasal dari
kabupaten Sukoharjo yang tersebar luas dikota-kota di wilayah jawa, membuat
kabupaten Sukoherjo sering disebut sebagai sentra penjualan jamu tradisional di
Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya patung jamu gendong didaerah
tersebut sebagai patung identitas kabupaten Sukoharjo (Ferdianti, 2014).
Perkembangan jamu gendong telah merambah kedaerah luar kabupaten
Sukoharjo salah satunya adalah desa Brambang kecamatan Karangawen
kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kecamatan Karangawen sendiri merupakan
salah satu kecamatan di Kabupaten Demak yang mengalamiUrban Sprawl paling
menonjol. Kecamatan Karangawen dilalui jalur regional yang menghubungkan
Kota Semarang dengan Kabupaten Grobogan. Kecamatan Karangawen dengan
luas wilayah 66,95 km2. Secara administratif kecamatan Karangawen terdiri dari

1
12 desa, 58 dusun serta 144 RW dan 593 RT. Seluruh kecamatan Karangawen
termasuk kepada klasifikasi desa swasembada. Batas-batas administrasi
Kecamatan Karangawen yaitu: sebelah utara : kecamatan Guntur; Sebealah
timur kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan; Sebelah selatan : Kecamatan
Klepu, Kabupaten Semarang; Sebelah barat : Kecamatan Mranggen. Kecamatan
karangawen termasuk dalam daerah agraris di kabupaten demak dengan luas
lahan sawah sebesar 967,00 ha. Perekonomian di kecamatan Karangawen berasal
dari hasil pertanian, industri pengolahan dan perdagangan yang didukung dengan
adanya pabrik-pabrik pengolahan tembakau menjadi rokok dan perdagangan yang
terpusat di Pasar Karangawen, yang terletak di Kelurahan Brambang (BPS, 2015).
Berdasarkan hasil obeservasi terdapat dua pedagang jamu gendong di
pasar Karangawen. Usaha atau bisnis ini dilakukan oleh kaum wanita atau ibu
rumah tangga yang ingin membantu keuangan keluarga. Dua pedagang jamu
gendong tersebut yang yang menjadi mitra dalam hibah IbM yang diajukan adalah
sebagai berikut :
1. Nama : Sri Mulyati
Alamat : Desa Brambang Kenongo RT:03 RW:01 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak
Usia : 50 Tahun
Lama usaha : 9 Tahun
Pemasaran : Pasar Karangawen dan pesanan dari tetangga.
2. Nama : Sri Wahyuni
Alamat : Desa Brambang Kenongo RT: 05 RW: 02 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak.
Usia : 44 tahun
Lama Usaha : 25 tahun
Pemasaran : Pasar Karangawen dan jualan berkeliling.

Kedua mitra tidak mempelajari pembuatan jamu secara khusus melainkan


hanya ditularkan dari generasi ke generasi secara turun temurun berdasarkan
pengalaman generasi terdahulu. Mitra pertama mempelajari jamu dari ibu mertua

2
yang sering menerima pesanan jamu, sedangkat mitra kedua mempelajari
pembuatan jamu dari generasi sebelumnya mengingat beliau berasal dari
Sukoharjo, sehingga sejak kecil sudah mengenal mengani jamu gendong. Kedua
mitra tersebut memiliki kesamaan dalam pembuatan jamu, dimana proses
pembuatan jamu tersebut masih dilakukan secara sederhana. Proses pembuatan
jamu dimulai dari pemilihan bahan-bahan berupa umbi dan akar-akaran,
pembersihan bahan, penghancuran bahan, penambahan bahan-bahan pelengkap
lainnya kemudian dilanjutkan penyaringan. Pemilihan bahan serta takaran bahan-
bahan yang digunakan menggunakan takaran yang dikira-kira. Alat-alat yang
digunakan juga masih berupa lumpang dan alu, serta parutan yang digunakan
untuk penghancuran bahan, panci untuk merebus dan saringan teh untuk
penyaringan.
Produk yang dijual kedua mitrapun hampir sama yaitu sirih, kunir asam,
temu lawak, beras kencur, jahe, pahitan, dan daun pepaya. Untuk volume
penjualan per hari kurang lebih 1,5 - 6 liter untuk setiap produk atau kurang lebih
dalam satu hari mitra membawa 8 - 10 botol jamu. Sedangkan untuk pemasaran
kedua mitra berjualan dipasar pada pagi hari sampai siang hari sekitar jam 08.30 –
11.00 WIB, untuk sore hari pada jam 15.00 – 17.30WIB mitra kedua melanjutkan
berjualan berkeliling kampung dengan bersepeda. Untuk mitra pertama tidak
berjualan keliling karena memiliki cacat lahir dikaki sehingga tidak kuat untuk
berjalan dalam waktu yang lama, sehingga mitra pertama memperoleh tambahan
penghasilan dengan menerima pesanan jamu dari konsumen sekitar tempat tinggal
mitra. Untuk proses produksi, dikarenakan mitra kedua berjualan dua kali sehari
sehingga untuk proses produksi juga memprodusi sebanyak dua kali yaitu pada
pagi hari dan siang hari setelah berjualan dari pasar. Dimana proses produksi
memakan waktu kurang lebih 2 – 2,5 jam untuk setiap produksi. Serta
pengemasan yang masih menggunakan botol bekas air minuman kemasan. Selain
itu proses produksi masih dilakukan secara sederhana dengan menggunakan alat-
alat yang kadangkala juga digunakan dalam kegiatan rumah tangga. Masalah lain
yang terjadi dalam proses produksi adalah kadangkala air yang tersedia berwarna
kuning, mengingat desa Brambang cukup kesulitan dalam ketersediaan air. Air

3
yang digunakan untuk rumah tangga ataupun untuk proses produksi diperoleh
melalui sumur artetis yang didistribusikan ke warga-warga dan diakhir bulan
warga akan membayar sesuai dengan jumlah konsumsi air.
Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan kedua mitra terdapat
beberapa masalah yang dihadapi baik dalam proses pemilihan bahan baku, proses
produksi maupun pemasaran. Belum adanya teknologi yang masuk dalam proses
produksi serta pengetahuan yang minimum mengenai higienitas memiliki cukup
andil dalam menjalankan usaha tersebut. Masalah selanjutnya yang dihadapi mitra
adalah masih mencampuradukan antara uang hasil usaha dengan uang pribadi,
sehingga manajemen usaha para mitra belum rapi.
1.2 Permasalahan Mitra
Berdasarkan hasil observasi dan diskusi denga kedua mitra, prioritas masalah
yang dihadapi oleh mitra jamu gendong terbagi dalam 2 aspek sebagai berikut:
1. Aspek produksi/pembuatan jamu.
Permasalahan dalam aspek produksi antara lain: pemilhan bahan baku
yang terdiri dari bahan utama (umbi dan akar-akaran), air, serta bahan
pelengkap lainnya yang belum hygenis dan dengan takaran yang masih
dikira-kira; tempat penyimpanan bahan baku yang kotor; pengolahan
air yang bersih yang kadangkala berwarna kuning; proses pengolahan
jamu belum yang efisien dan efektif dimana proses produksi dilakukan
kurang lebih 3 sebelum dipasarkan dan dilakukan dua kali sehari; serta
penggunaan botol plastik bekas air minum kemasan secara berulang-
ulang.
2. Aspek manajemen.
Aspek manajemen yang belum rapi sehingga kedua mitra hanya
menjalankan usaha jamu gendong seadanya tanpa adanya perencaan,
pelaksanaan, dan pengendalian baik. Salah satunya adalah minimnya
pengetahuan tentang manajemen persediaan sehingga pemilihan serta
penyimpanan bahan baku masih sekedarnya. Serta minimnya tentang
kemasan produk yang digunakan yaitu menggunakan botol plastik
bekas.

4
BAB 2
SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1 Solusi
Solusi yang diusulkan atau ditawrkan dalam kegiatan IbM ini adalah
sebagai berikut:
1. Aspek produksi
Sesuai dengan permalahan yang dihadapi oleh kedua mitra maka solusi untuk
aspek produksi antara lain: a. membuat paduan model mengenai manajemen
mutu baik dalam proses pemilihan bahan baku dan proses produksi. b.
Dengan mengaplikasikan teknologi dalam seluruh proses produksi.
2. Aspek manajemen
Solusi yang ditawarkan untuk kedua mitra adalah memberikan pelatihan
manajemen bisnis/usaha meliputi perencanaan sampai pengendalian baik
dalam aspek produksi ataupun manajemen.
2.2 Target Luaran
Berdasarkan solusi yang diusulkan maka target yang diharpkan adalah
sebagai berikut:
1. Aspek produksi.
Dengan menggunakan alat ekstraktor untuk memproses rempah-
rempah pembuat jamu maka mitra dapat meningkatkan kuantitas jamu yang
lebih banyak. Dalam arti sekali proses pembuatan dengan mesin ekstraktor
dapat menghasilkan 10 liter jamu dengan waktu yang singkat yaitu 30 menit.
Yaitu pemrosesan dan perebusan. Dibandingkan proses manual mulai dari
pengupasan kulit, pemarutan dan pemerasan yang membutuhkan waktu dan
tenaga yang lebih banyak. Serta kualitas jamu yang lebih baik yaitu dengan
mesin ekstraktor dapat memisahkan antara kulit, ampas dan sari patinya. Dan
air yang digunakan adalah air yang telah dimurnikan dengan alat pemurnian
air Sehinggan jamu yang dihasilkan adalah jamu yang bersih hiegienis serta
menyehatkan.
2. Aspek manajemen.

5
Mitra memahami dan dapat menerapkan manajemen bisnis/usaha
mulai dari perencanaan sampai pengendalian baik dalam aspek produksi
ataupun manajemen persediaan bahan baku. Dengan indikator sesudah
pelatihan maka mitra dapat melaksanakan pengelolaan bahan baku serta
penggunaan botol yang terjaga kehigienitasnya..

2.3 Rencana Capaian


Rencana target capaian luaran pada program IbM ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Rencana Target Capaian Luaran
No Jenis Luaran Indikator
Capaian
Luaran Wajib
1 Publikasi dijurnal ilmiah/prosiding Accepted
2 Publikasi pada media masa / online / repocitory PT Sudah terbit
3 Peningkatan omzet daya saing (peningkatan kualitas, Penerapan
kuantitas, serta nilai tambah barang, jasa, diversifikasi
produk, atau sumber daya lainny)
4 Peningkatan penerapan iptek di masyarakat (mekanisme, IT, Penerapan
dan manajemen)
5 Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial, politik, Sudah
keamanan, ketentraman, pendidikan, kesehatan) dilaksanakan
Luaran Tambahan
1 Peningkatan di Jurnal internasional Tidak ada
2 Jasa; rekayasa sosial, metode atau sistem, produk/barang Penerapan
3 Inovasi baru TTG Tidak ada
4 Hak Atas Kekayaan Intelektual (Paten, Paten sedernaha, Hak Tidak ada
Cipta, Merek dagang, Rahasia dagang, Desain Produk
Industri, Perlindungan Varietas Tanaman, Perlindungan
Topografi Sirkuit Terpadu)
5 Buku Ajar (ISBN) Tidak ada

6
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan untuk menyelsaikan permasalahan mitra yang


sesuai dengan solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut:

3.1 Solusi yang Ditawarkan


Permasalahan yang dihadapi oleh pengrajin jamu gendong dalam aspek
produksi antara lain: pemilhan bahan baku yang terdiri dari bahan utama (umbi
dan akar-akaran), air, serta bahan pelengkap lainnya yang belum hygenis dan
dengan takaran yang masih dikira-kira; tempat penyimpanan bahan baku yang
kotor; pengolahan air yang bersih yang kadangkala berwarna kuning; proses
pengolahan jamu belum yang efisien dan efektif dimana proses produksi
dilakukan kurang lebih 3 jam sebelum dipasarkan dan dilakukan dua kali sehari;
serta penggunaan botol plastik bekas air minum kemasan secara berulang-ulang.
belum menggunakan aspek teknologi untuk proses produksi, aspek produksi dan
keuangan.
Lebih lanjut tim PKM akan membantu memecahkan permasalahan yang
dihadapi oleh mitra pendampingan dan penyuluhan. Untuk aspek produksi
menggunakan metode praktek kepada mitra yaitu memproduksi jamu gendong
dengan menggunakan teknologi.
Permasalahan yang dihadapi dalam aspek pemasaran yaitu pada mitra
pertama, untuk pesanan menggunakan botol bekas air minum kemasan, bila
dilihat higienitasnya kurang dan tidak ada merek atau pengenal mengenai jamu
tersebut. Pada mitra kedua, saat penjualan pada sore hari dimana mitra berjualan
dengan cara berkeliling. Alat bantu rombong atau gerobak yang pasang
dibelakang sepeda terbuat dari triplex sehingga saat ini kondisi gerobak tersebut
sudah lapuk, hal ini akan terlihat kumuh dan kotor selain itu serbet dan air cucian
gelas yang digunakan secara berulang-ulang. Lebih lanjut tim PKM akan
membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh mitra pendampingan
dan penyuluhan

7
Persoalan Aspek manajemen yang belum rapi sehingga kedua mitra hanya
menjalankan usaha jamu gendong seadanya tanpa adanya perencaan,
pelaksanaan, dan pengendalian baik. Mitra masih minim pengetahuan tentang
manajemen persediaan serta minim pengetahuan tentang kemasan. Maka tim IbM
akan memecahkan masalah untuk aspek manajemen dengan menggunakan
metode pelatihan.

3.2 Metode pendekatan


Metode pendekatan yang digunakan dalam kegiatan IbM adalah:
1. Pendampingan
Pada kegiatan ini dilakukan barinstorming untuk membuka mindset
tentang pentingnya memproduksi jamu dengan menggunakan teknologi yang
lebih efisien dan lebih bersih serta higienis serta pengelolaan sistem
pemasaran yang tepat sehingga semua kegiatan mulai dari pemilihan bahan
baku sampai proses produksi berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Penyuluhan
Aspek yang akan dikaji dalam kegiatan ini adalah faktor penentu
keberhasilan usaha jamu gendong baik dalam produksi maupun
manajemennya.
3. Praktek
Pada kegiatan ini akan diajarkan penggunaan teknologi dalam proses
produksi jamu gendong.
4. Pelatihan
Kegiatan ini terkait masalah manajemen. Kegiatan ini dilakukan untuk
menambah pengetahuan tentang pentingnya manajemen persediaan serta
pentingnya kemasan produk agar jamu yang diproduksi tetap terjaga
kualitasnya dan bebas kontaminasi kuman serta bakteri yang timbul akibat
dari salah kemasan.

8
3.3 Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program
Kegiatan IbM ini membutuhkan partisipasi aktif dari pihak mitra.
Partisipasi tersebut dimulai dari terbukanya mitra terhadap semua proses atau
tahapan kegiatan IbM. Kegiatan ini akan dilakukan ditempat mitra. Partisipasi
mitra dalam proses pendampingan, penyuluhan, praktek dan pelatihan dengan
mengikuti proses dengan baik dan dapat memahaminya sebara benar. Serta tim
IbM dapat memberikan masukan kepada pihak mitra
3.4 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Keberlanjutan Program setelah
selesai kegiatan IbM dilaksanakan
a. Evaluasi pengadaan bahan baku rempah-rempah jamu dan air bersih serta
botol-botol untuk pengemasan jamu.
b. Evaluasi pengadaan rombong pengangkut jamu
c. Evaluasi pengadaan mesin ekstraktor
d. Evaluasi pelaksanaan pelatihan penggunaan mesin ekstraktor
e. Evaluasi pelaksanaan pelatihan pembukuan hasil usaha.
f. Pembuatan laporan program IbM
g. Melaksanakan monitoring kepada pengrajin jamu gendong setelah
program IbM selesai untuk memastikan para mitra pengrajin tetap
menerapkan proses produksi jamu yang bersih dan higienis dan
menerapkan manajemen usaha yang tepat.

9
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1 Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat


Universitas Semarang telah memiliki lembaga atau unit yang menangani
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga tersebut adalah lembaga LPPM
USM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Semarang) melalui
SK Rektor Universitas Semarang No. 206/SK/USM.H/I/2006 tanggal 15 November
2006. Kegiatan utama LPPM USM adalah Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat. Selain itu LPPM USM juga menjalin kerjasama baik dalam hal hal
penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat dengan beberapa pihak antara lain:
1. Pemerintah Kota Semarang.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Jawa Tengah.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Semarang.
4. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Semarang.
5. Pemerintah Kabupaten Blora (Dinas Pertanian, Badan Perencanaan).
6. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
7. Jaringan Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi Se Jawa Tengah.
8. Pemerintah Kabupaten Kendal.
9. BKKBN Provinsi Jawa Tengah.
10. Yayasan Damandiri Jakarta.
Bentuk Pengabdian Kepada masyarakat antara lain:
1. Pendidikan Kepada Masyarakat.
2. Pelayanan Kepada Masyarakat.
3. Pengembangan serta penerapan hasil penelitian.
4. Kaji tindak (action research).
5. Pengembangan wilayah.
6. Kuliah Kerja Nyata (KKN).
LPPM Universitas Semarang selama ini aktif melakukan kegiatan baik
penelitian dan pengabdian masyarakat. Pada setiap semesternya LPPM selalu
menyelenggarakan kompetisi bagi dosen untuk mengajukan dana penelitian dan

10
pengabdian masyarakat yang dibiayai oleh LPPM Universitas Semarang. Dengan
adanya kegiatan ini dosen selalu berperan aktif didalam kegiatan penelitian dan
pengabdian masyarakat. Dalam kegiatan penelitian beberapa dosen juga
mengikuti hibah penelitian yang diselenggarakan oleh DIKTI.

11
4.2 Tim Pengusul dan Jenis Kepakaran
Berikut tim pengusul dan jenis kepakaran serta tugas masing-masing dalam
kegiatan IbM terangkum dalam tabel 4.1 yaitu:
Tabel 4.1
Tim Pengusul, Jenis Kepakaran dan Uraian Tugas
No Nama Jenis Uraian Tugas
kepakaran kepakaran
1 Amerti Irvin Akuntansi Pembukuan, Memberikan pelatihan
Widowati,SE, manajemen dan penyuluhan tentang
Msi,Akt strategi. manajemen persediaan.
Memberikan pemahaman
tentang manfaat,
pemilihan dan
penyimpanan bahan baku
2 Adijati Manajemen Manajemen, Memberikan pelatihan
Utaminingsih, pemasaran, dan penyuluhan tentang
SE,MM manajemen penerapan manajemen.
operasional, Yaitu tentang kemasan
manajemen yang baik. Mulai dari
strategi. pemilihan dan
pembersihan kemasan
yang digunakan.
3 Dr. Ir. Sri Budi Teknologi Ilmu gizi, Menemukan alat yang
Wahjuningsih, Hasil evaluasi gizi, sesuai dan tepat untuk
MP Pertanian keamanan proses produksi jamu
pangan, gendong dan menentukan
perencanaan jenis alat yang tepat
diet untuk pemurnian air yang
digunakan dalam
memproduksi jamu. Dan
melaksanakan sosialisasi
penggunakan alat dan air
yang sesuai dengan
standar kesehatan tubuh

12
BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

Rencana program pelaksanaan pengabdian masyarakat PKM Usaha Jamu


Gendong Desa Brambang Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak seperti
termuat dalam proposal, maka kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dari
kegiatan survei identifikasi masalah mitra, perumusan permasalahan, survei
lapangan potensi yang ada sehingga bisa digunakan untuk memecahnkan masalah,
menyiapkan tempat demonstrasi/praktek dan pelatihan, pendampingan, praktek
pelaksanaan program, evaluasi kegiatan dan pelaporan. Pada tahap pelaksanaan
kegiatan pengabdian PKM Usaha Jamu Gendong Desa Brambang Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak dilaksanakan dari bulan Juni sampai pada bulan
Oktober 2018 yang telah dilaksanakan. Awal kegiatan yang dilakukan adalah
melakukan pemilihan alat ekstraktor dengan teknologi serta membuat pelatihan
dan praktek penggunakaan alat ekstraktor dengan menggunakan teknologi.
Kemudian dilanjutkan dengan memberikan pelatihan cara pembuatan pembukuan
keuangan sederhana kepada pengerajin Jamu Gendong, selanjutnya memberikan
pelatihan proses produksi jamu yang sehat.
Tahap awal untuk pelaksanaan program PKM yaitu melakukan koordinasi
ke kantor kepala desa Brambang mengenai ijin untuk melaksanakan kegiatan di
wilayah tersebut dan juga berkoordinasi dengan pengerajin tentang sarana
prasarana serta bahan-bahan yang digunakan untuk kegiatan pelatihan dan
pendampingan proses pembuatan Jamu Gendong dengan menggunakan teknologi.
Kegiatan pemilihan alat dan praktek penggorengan dengan teknologi mulai
dilakukan pada tanggal 20 Juni sampai dengan bulan Oktober 2016 yang juga disi
dengan memberikan sosialisasi proses pembuatan jamu yang sehat dan proses
memilihan bahan baku Jamu Gendong yang tepat.
Kegiatan pelatihan penyusunan keuangan sederhana dan pelatihan proses
pembuatan Jamu Gendong dengan menggunakan teknologi dilaksanakan bersama
antara tim pengusul dengan para pengerajin Jamu Gendong yang didasarkan pada
permasalahan yang dihadapi oleh kelompok pengerajin Jamu Gendong. Kegiatan

13
ini melibatkan peran serta aktif peserta program pengabdian kepada masyarakat
untuk membuat skala prioritas program yang dilaksanakan. Kegiatan ini berjalan
dengan sangat baik berkat peranan aktif tim pelaksana dan peserta yang menjadi
mitra program PKM.
Program selanjutnya adalah mempersiapkan instruktur yang menguasai
bidang-bidang yang akan dilatihkan kepada para peserta. Persiapan instruktur
dilaksanakan pada awal kegiatan untuk mematangkan kembali program – program
yang akan dilaksanakan kepada mitra, sehingga terjadi sinergi yang baik dalam
kegiatan ini. Persiapan instruktur ini meliputi: pembuatan materi pelatihan secara
terstruktur, baik dalam bentuk bahan cetak mapun media powerpoint,
mempersiapkan materi pelatihan untuk pelatihan dan pendampingan penyusunan
keuangan usaha sederhana, pelatihan dan pendampingan penggunaan alat
penggorengan dengan teknologi, penataan tempat produksi yang sehat yang sesuai
dengan situasi tempat usaha dan pelatihan dan pendampingan proses produksi
yang bersih dan sehat.
Pada tahap selanjutnya adalah melakukan musyawarah untuk menentukan
waktu kegiatan yang dalam hal ini melibatkan para pengerajin Jamu Gendong.
Hal ini dilaksanakan untuk mendapatkan waktu yang tepat dalam pelaksanaan
program tidak mengganggu kegiatan pengerajin Jamu Gendong di desa Brambang
Kabupaten Demak. Koordinasi juga dilakukan kepada Kepala desa Brambang dan
ketua RT 1 dan 2 untuk mendapatkan ijin kegiatan dan mendapatkan legitimasi
dari pemerintahan desa, dan lingkungan RT sehingga kegiatan dan pendampingan
dapat berlangsung dengan lancar.
5.1 Pendampingan pengelolaan sistem produksi yang tepat mulai dari
pemilihan bahan baku, proses produksi (pengekstrak), dan penggunaan
kemasan botol baru serta hiegienis
Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari tanggal 18 Juli sampai pada tanggal
29 Agustus 2018, dengan peserta pengerajin Jamu Gendong yang diberikan oleh
yang diberikan oleh Amerti Irvin Widowati, SE., MM dari jurusan Akuntansi dan
Adijati Utaminingsih, SE., MM dari jurusan Manajemen dan Budi Sri
Wahyuningsih, MP dari jurusan Teknologi Pangan. Kegiatan berjalan dengan baik

14
dan lancar karena respon yang bagus dari peserta terhadap materi yang diberikan.
Hal positif adalah antusias peserta yang ikut dalam pelatihan ini, sehingga
diharapkan dengan materi yang didapatkan ini mampu meningkatkan kemampuan
para pengerajin Jamu Gendong dalam mengelola sistem produksi Jamu Gendong
mulai dari pemilihan empon-empon, pencucian, proses pengekstrak sampai
penyiapan botol yang higienis dan bersih serta menarik serta cara sterilisasinya.
Pelatihan ini dimulai dengan memberikan materi tentang pemilihan bahan
baku empon-empon yang tepat yaitu empon-empon segar dan bersih dengan
pemrosesan jamu tanpa menggunakan pewarna dan pemanis buatan sehingga
aman bagi kesehatan. Kemudian juga proses pengemasan yang higienis terjaga
dari kotoran dan debu. Hal ini sangat perlu diaajrkan karena kebiasaan masyarakat
desa Brambang yang kurang menjaga higienitas lingkungan. Serta pengaturan
komposisi yang bahan baku yang tepat dan jumlah yang sesuai takaran.

Gambar 1.
Penggunaan Botol Kaca Sebagai Wadah Jamu
5.2 Praktek cara menggunakan mesin Ekstraktor empon-empon dengan
teknologi dan pemilihan kemasan yang bersih dan sehat

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 1 Agustus sampai dengan 16 Agustus


2018 dengan berbagai percobaan praktek dan pelatihan. Pengrajin diberikan
pelatihan penggunaan alat ekstraktor Jamu Gendong dengan menggunakan

15
teknologi. Alat tersebut terdiri dari mesin ekstraktor bersifat menumbuk yang
bekerja secara berputar dengan menggunakan tenaga penggerak listrik.
Dengan penggunaan alat pengekstrak ini perlu penyesuaian banyaknya
bahan baku untuk menghasilkan Jamu Gendong yang berkomposisi tepat.
Terdapat perbedaan dari hasil produksi setelah menggunakan alat
ekstraktor dengan teknologi yaitu waktu produksi dan tenaga yang lebih efisien.
Waktu produksi yang singkat tetapi menghasilkan jamu yang lebih berasa saripati
empon-emponnya dan lebih banyak jumlahnya. Dulu menggunakan pemarut
tradisional setiap hari untuk berproduksi, saat ini setelah menggunakan alat
ekstraktor teknologi, terjadi efisiensi waktu produksi yang tadinya membutuhkan
waktu 2 jam untuk pemrosesan sekarang hanya 1 jam untuk pemrosesan dan
hasilnya lebih berasa saripati empon-emponnya dibandingkan dahulu. Sehingga
efisiensi produksi dapat tercapai dengan menggunakan alat pengekstrak empon-
empon dengan teknologi.

Gambar 2
Pelatihan Penggunaan Alat Produksi Ekstraktor/Juicer

16
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

Pengabdian PKM Usaha Jamu Gendong Desa Brambang Kecamatan


Karangawen Kabupaten Demak telah dapat dijalankan dengan baik dan tanpa
halangan yang berarti. Dengan kerjasama tim pengabdian yang baik dan peran
serta aktif dari penyuluh/narasumber dalam kegiatan pengabdian ini maka
semuanya telah berjalan sesuai yang diharapkan dan harapannya dapat
memberikan manfaat bagi mitra pengabdian masyarakat dalam keberlanjutan
usaha Jamu Gendong pada kedua mitra perajin Jamu Gendong.
Pengabdian yang telah dilakukan ini telah sampai pada tahapan
dilaksanakannya kegiatan pelatihan tentang proses produksi yang efisien,
penggunaan alat pengekstrak dengan teknologi dan pembukuan sederhana serta
pengemasan botol yang sehat dan menarik.
Perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus tentang pentingnya arti
kesehatan dan kebersihan dalam berproduksi. Kesadaran ini perlu ditumbuhkan
secara terus menerus untuk menjaga konsistensi usaha Jamu Gendong ini supaya
menjadi jamu yang higienis dan layak untuk dikonsumsi.

17
DAFTAR PUSTAKA

BPS. (2015). Statistik Daerah Kabupaten Demak Tahun 2015. Demak: BPS
Demak.

Dewanti, T, 2014, Manajemen Persediaan Pada perusahaan Baja Ringan di


Yogyakarta, e-journal.uajy.ac.id, diambil 8 Agustus 2018.

Ferdianti, F. (2014, Juli 12). Merdeka. Retrieved Mei 2, 2016, from Merdeka:
http://www.merdeka.com/peristiwa/asal-muasal-kampung-jamu-di-
sukoharjo-eksistensi-mbok-jamu.html

Noersasongko, Edi, Dodit LAWardhana, Bayu Krisna, 2007, Jangan Takut Jadi
Wirausaha, Aneka Ilmu Semarang

Singgih Wibowo, 2008, Pedoman mengelola Usaha Kecil, Seri Industri Kecil,
Swadaya Depok

www.id.wikihow.com

18
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata ketua dan Anggota Tim pengusul
Ketua Tim
A. Identitas Diri
1 NamaLengkap AmertiIrvin Widowati,SE,M.Si,Akt
(dengangelar)
2 Jenis Kelamin L/P
3 Jabatan Fungsional TenagaPengajar
4 NIS 06557000504094
5 NIDN 0629038401
6 Tempat dan TanggalLahir Demak,29 Maret 1984
7 E-mail am3rti@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 08157767150
9 Alamat Kantor Jl.Soekarno HattaTlogosari Semarang50196
10 Nomor Telepon/Faks (024) 6702757 / (024)-6702272
11 LulusanyangTelah S-1 =0 orang; S-2 =0orang; S-3 =0 orang
Dihasilkan
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Akuntansi Aset dan Liabilitas
2. Perpajakan

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
NamaPerguruan Universitas Semarang UNDIP
Tinggi
Bidang Ilmu Akuntansi Akuntansi
Tahun Masuk-Lulus 2002 -2007 2007 – 2009

19
Judul Analisis KinerjaAuditor Faktor-
Skripsi/Tesis/Disertasi Ditinjau Dari Sisi FaktorYangMempengaruhi
Gender(Studi Empiris Pelaporan Aset Tak Berwujud
PadaKantorAkuntan Pada
Publik Di Semarang) PerusahaanYangTerdaftarDiB
EI
Nama Yohanes Drs.Tarmizi
Pembimbing/Promotor Suhardjo,SE,M.Si,Akt Achmad,MBA,Ph.D,Akt
Darsono,SE,MBA,Akt

C. Pengalaman Penelitian 5 Tahun Terakhir


No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (juta
Rp)
1 2011 Pengaruh Kepemilikan LPPM USM 2,5
Manajerial,
KepemilikanInstitusional,
Komisaris
Independen,KomiteAudit, Ukuran
Perusahaan dan
KomiteRemunerasi TerhadapLuas
Pengungkapan Sukarela
(Anggota)

2 2012 Faktor-faktorYangMempengaruhi LPPM USM 2,5


Pengungkapan SukarelaInformasi
Keuangan
Melalui Website(Anggota)

3 2013 Pemodelan Stereotipe, Persepsi DIKTI 14,5


dan Kreativitas Mahasiswa

20
Akuntansi (Anggota)
4 2014 Hubungan variabel demografi DIKTI 13
dengan perilaku ketidakjujuran
mahasiswa akuntansi (Ketua)
5 2016 Implementasi e- DIKTI 50
reserachdiscussion untuk
bibingan tugas akhir (Anggota)

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Sumber* Jml (JutaRp)

Masyarakat

1 2011 Pelatihan Pembukuan Administrasi Universitas 1,5


Keuangan Semarang
Dan Simpan Pinjam RTdan RWdi
RW13
Kelurahan MetesehKecamatan
Tembalang
Semarang
2 2012 Penyuluhan Pembukuan Bagi Ibu Universitas 1,5
Asuh di SOS DesaTaruna Semarang
Pedalangan Semarang

21
E. Publikasi Artikel Ilmiah Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
Volume/
1No. The
JudulImpact of Corporate Governance Proceedings
ArtikelIlmiah NamaJurnal of The 2011
Nomor/ Tahun
on Voluntary 3rd Indonesia
Disclosure Moderated by Company International
Size(An Empirical StudyofNon- Conference on
Financial Companies Listed on BEI Innovation,
Year2009) Entrepreneurship,
&Small Business.
Bandung.

22
Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan ADIJATI UTAMININGSIH, SE., MM
2 Jenis
gelar)Kelamin L/P
3 Jabatan Fungsional LEKTOR
4 NIS 06557000504036
5 NIDN 0621127101
6 Tempat dan Tanggal SEMARANG, 21 DESEMBER 1971
7 E-mail
Lahir adijatioetomotoeloes@gmail.com
9 Nomor Telepon/HP 08122939428
10 Alamat Kantor Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang 50196
11 Nomor Telepon/Faks (024) 6702757 / (024) - 6702272
12 Lulusan yang Telah S-1 = 120 orang; S-2 = 0 orang; S-3 = 0 orang
Dihasilkan 1 Manajemen Pemasaran
2 Manajemen Penjualan
3.Riset Pemasaran
4.Seminar Manajemen Pemasaran
13. Mata Kuliah yg Diampu

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan UNDIP UNDIP
Tinggi
Bidang Ilmu MANAJEMEN MANAJEMEN
Tahun Masuk-Lulus 1990-1996 1999-2001
Judul Efektifitas Antrian Pengaruh Manfaat Personal
Skripsi/Tesis/Disertasi Tunggu Pada Bengkel Terhadap Strategi Periklanan
Nasmoco Daihatsu Televisi Melalui Preferensi
Semarang Audien (Studi Pada Wanita
Nama Drs. Soegiarto, MSi Phd Drs.Daryono Rahardjo
Penonton Iklan MM
TV Di Kota
Pembimbing/Promotor Drs. Syafrudin Dr. Tri Setyowati MSc
Semarang)
Buningharto. MSi

23
C. Pengalaman Penelitian 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber* Jml (Juta Rp)

2010 Kajian Kemitraan Tanaman Obat Universitas 2,5


1 di Kabupaten Semarang Semarang

2011 IDENTIFIKASI SENTRA UKM Universitas 2,5


2 UNTUK PENUMBUHAN KLASTER Semarang
PADA SENTRA REMPEYEK
KARANGBOLO DI KECAMATAN

3 2012 UNGARAN BARAT KABUPATEN Universitas


KAJIAN EFEKTIFITAS 2,5
SEMARANG
PENUMBUHAN SENTRA UKM KE Semarang
KLASTER BISNIS (STUDI PADA
SENTRA REMPEYEK
KARANGBOLO KELURAHAN
PENGARUH PERSEPSI KUALITAS, Universitas 2,5
2013 LEREP KECAMATAN
REPUTASI TOKO DAN UNGARAN
SUASANA Semarang
4 BARAT KABUPATEN
TOKO TERHADAP MINAT BELI
SEMARANG)
MELALUI KEPUTUSAN

2014 PEMBELIAN SEBAGAI


PENGEMBANGAN USAHA KECIL Universitas 2,5
5 INETRVENING
DAN MENENGAH (STUDI PADA
(UKM) : STUDI Semarang
TOKO
KASUSBUKU GRAMEDIA
DI UKM ANEKA SNACK
SEMARANG)
RINGAN DESA LEREP
KECAMATAN UNGARAN BARAT
KABUPATEN SEMARANG

24
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber* Jml (Juta Rp)

1 2011 IBM Bagi Masyarakat Kelompok Usaha Universitas 1,5


Pengrajin Tahu Kelurahan Jomblang Semarang
Kecamatan Candisari Kota Semarang

2 2012 Sosialisasi Merancang Saluran Pemasaran Universitas 1,5


Untuk Usaha Kecil Sandal Kain Hias Di Semarang
Kelurahan Tlogomulyo Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang

3 2013 Sosialisasi dalam rangka meningkatkan Universitas 1,5


kualitas produk dan pengemasan pada Semarang
usaha kecil kerupuk gendar di Kelurahan
Pedurungan Kidul Kecamatan Pedurungan
Kota Semarang

4 2014 Pelatihan Pembuatan Kompos dan Disperindagkop 5


Kewirausahaan di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang
Kecamatan Candisari Kota Semarang

25
E. Publikasi Artikel Ilmiah Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
Volume/
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Nomor/ Tahun

1 Pemanfaatan Buah Sukun Sebagai Sumber JURNAL VOL VI/2/2010


Pangan Alternatif yang Kaya Karbohidrat DEWAN RISET
DAERAH
JAWA
TENGAH
“SUAR”

2 Pemanfaatan Briket Kokas Batubara Sebagai JURNAL VOL


Bahan Bakar Alternatif Bagi Pengrajin Tahu DEWAN RISET VII/1/2011
Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang DAERAH JAWA
TENGAH
“SUAR”

3 Identifikasi Sentra UKM Untuk Penumbuhan JURNAL SOLUSI VOL I/2/2012


Klaster Pada Sentra Rempeyek Karangbolo Di
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang

26
4 Kajian Efektifitas Penumbuhan Sentra UKM JURNAL SOLUSI VOL I/1/2013
Ke Klaster Bisnis (Studi Pada Sentra
Rempeyek Karangbolo Kelurahan Lerep
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang)

27
Anggota 2
BIODATA

1 Nama lengkap (dengan gelar) Dr. Ir. Sri Budi Wahjuningsih, MP.
2 Jenis Kelamin Wanita
3 Jabatan Fungsional/Gol Lektor Kepala/IVC
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 196806141993032002
5 NIDN 0014066801
6 Tempat dan Tanggal Lahir Grobogan, 14 Juni 1968
7 E-mail sribudiwahjuningsih@yahoo.com
8 Nomor Telepon/Faks/ HP 081575544498/081326863201
9 Alamat Kantor Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Semarang Jl. Soekarno Hatta Semarang
10 Alamat rumah Jl. Penyu Utara 26 Tugusari Ungaran Barat
11 Nomor Telepon/Faks 024-6702757
Ilmu Gizi
Evaluasi Gizi
Teknologi Karbohidrat
12 Matakuliah yang diampu Uji Indrawi
Keamanan Pangan
Ekonomi Teknik
Perencanaan Diet

Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Institut Pertanian Universitas Gadjah Universitas Sebelas
Perguruan Bogor Mada Yogyakarta Maret Surakarta
Tinggi
Bidang Ilmu Teknologi Pertanian Ilmu dan Teknologi Ilmu Pertanian
Pangan (sub. Ilmu pangan)

28
Tahun Masuk- 1986-1990 1998-2000 2014 – 2017
Lulus
Judul Skripsi/ Pengaruh Cara Studi in vivo dan in Karakterisasi Sifat
Thesis/Disertasi Pengeringan dan Lama vitro : Faktor Fungsional dan
Fermentasi terhadap Penentu Identifikasi Nilai
Kualitas Tepung Gari Hipoglisemik Serat Indeks Glikemik
yang Dihasilkan Kedelai serta Sifat
Hipoglikemik Beras
Analog Berbasis
Pati Sagu
(Metroxylon spp.)
dan Tepung Kacang
merah (Phaseolus
vulgaris)
Nama Ir. Liesbetini, M.S Dr. Ir. Y. Marsono, Prof. Dr. Ir. Y.
Pembimbing Ir. Basrah Enie, M.Si MS Marsono MS
/Promotor Dr. Ir. Zuheid Noor Danar
MS Praseptiangga,
S.T.P., M.Sc., Ph.D
Prof. Dr. Ir.
Bambang Haryanto,
MS

Riwayat Pekerjaan
Periode Jabatan
2003-2013 Dosen di STIP Farming Semarang
2013-sekarang Dosen di Fak. Teknologi Pertanian, Universitas
Semarang
2004-2008 Kepala Laboratorium Rekayasa Pangan, FTP-USM
2008-2012 Sekretaris Fak. Teknologi Pertanian, Universitas

29
Semarang
2012-2017 Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Semarang
2017-sekarang Wakil Rektor II, Universitas Semarang

Pengalaman Penelitian
(bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)

No Tahun Judul Penelitian Sumber Jumlah


Status
dana (rupiah)
1 2009 Kajian Berbagai Proses Terhadap Balitbang Ketua 30.000.000
Kualitas Tepung Mokal, Jateng
Aplikasinya Pada Mie Kering
dan Analisis Ekonominya
(Penelitian Riset Unggulan
Daerah)
2 2011 Degradasi Asam Sianida Pada Universitas Ketua 3.000.000
Berbagai Metoda Proses Semarang
Pembuatan Tepung Mokal
(USM)
3 2011 Pengembangan Umbi Porang Balitbang Ketua 27.000.000
Sebagai Solusi Alternatif Jateng
Diversifikasi Bagi Petani
Tembakau di Sekitar Kawasan
Hutan (Penelitian Riset
Unggulan Daerah)
4 2012 Kajian Berbagai Sumber Biang Balitbang Ketua 27.000.000
Dan Masa Simpan Untuk Jateng
Mempercepat Fermentasi Alami
Tepung Mokal (Penelitian Riset

30
Unggulan Daerah)
5 2012 Kajian Penambahan Biang Untuk DIKTI Ketua 46.000.000
Mempercepat Waktu Fermentasi
Alami Pada Pembuatan Tepung
Mokal (Penelitian Hibah
Bersaing tahun ke 1))
6 2013 Pemanfaatan Koro Pedang Pada Balitbang Ketua 30.000.000
Produk Pangan Dan Analisa Jateng
Ekonominya (Penelitian Riset
Unggulan Daerah)
7 2013 Pembuatan Tepung Mokaf DIKTI Ketua 46.000.000
Dengan Penambahan Biang
Fermentasi Alami untuk Beras
Analog (Penelitian Hibah
Bersaing tahun ke 2)
8 2014 Sifat Antioksidatif Bunga DIKTI Anggota 40.000.000
Blimbing Wuluh (Hibah bersaing
tahun ke 1)
9 2015 Kajian Indeks Glikemik Beras DIKTI Ketua 64.000.000
Analog Berbasis Tepung Mokaf,
Tepung Garut dan Kacang Merah
Sebagai Pangan Fungsional
Berefek Hipoglikemik (Hibah
Bersaing Tahun 1)
10 2015 Sifat Antioksidatif Bunga DIKTI Anggota 50.000.000
Blimbing Wuluh (Hibah bersaing
tahun ke 2)
11 2015 Pengembangan Pangan Lokal di BPPT Ketua 50.000.000
Jawa Tengah
12 2016 Kajian Indeks Glikemik Beras DIKTI Ketua 50.000.000

31
Analog Berbasis Tepung Mokaf,
Tepung Garut dan Kacang Merah
Sebagai Pangan Fungsional
Berefek Hipoglikemik (Hibah
Bersaing Tahun 2)
13 2016 Efek Konsumsi Beras Analog BPPT Anggota 200.000.000
Sagu-Kacang Merah Terhadap
Kadar Glukosa Dan Resistensi
Insulin Pada Relawan
Prediabetes
14 2017 Identifikasi Senyawa Bioaktif DIKTI Anggota 50.000.000
Rambut Jagung Sebagai Pangan
Fungsional Berefek
Hiperkolesterolamia

Pengalaman Narasumber dan Pengabdian Kepada Masyarakat


Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Jumlah
Sumber
(rupiah)
1 2009 Penyebarluasan Informasi Pola Kantor Ketahanan 1.500.000
Konsumsi Pangan Beragam, Pangan kota
Bergizi, Seimbang dan Aman Semarang
(B2SA)
2 2009 Pembuatan Tepung Mokal dan Kantor Ketahanan 1.500.000
Aplikasinya Pada Produk Pangan Pangan Kabupaten
Brebes
3 2009 Pembuatan Tepung Mokal dan Kantor Ketahanan 1.500.000
Aplikasinya Pada Produk Pangan Pangan Kabupaten
Pekalongan
4 2010 Pelatihan Pembuatan Tepung Kantor Ketahanan 1.500.000

32
Mokal Pangan Kabupaten
Batang
5 2010 Pelatihan Produksi Tepung Dinas 1.500.000
Mokal Perindustrian
Provinsi Jawa
Tengah
6 2010 Pengolahan Ubi Jalar Dinas Pertanian 1.500.000
Tanaman Pangan
dan Hortikultura
Provinsi Jawa
Tengah
7 2010 Pengolahan Jamur, Ubi dan Tim Penggerak 1.500.000
Pisang PKK Kab. Grob
8 2010 Pelatihan Penganekaragaman Kantor Ketahanan 1.500.000
Konsumsi Pangan Berbasis Pangan Kabupaten
Sumber Daya Lokal Batang
9 2010 Pembuatan Tepung Mokal dan Kantor Ketahanan 1.500.000
Aplikasinya Pada Produk Pangan Pangan Kab. Smg
10 2010 Metoda Penyusunan Menu B2SA Kantor Ketahanan 1.500.000
Pangan Kab Smg
11 2010 Percepatan Penganekaragaman Kantor Ketahanan 1.500.000
Konsumsi Pangan Berbasis Pangan Kab.
Sumber Daya Lokal Batang
12 2010 Sosialisasi Food Aditif Bagi Dinas 2.000.000
Industri Makanan Perindustrian dan
Perdagangan Prov.
Jawa Tengah
13 2010 Peningkatan Teknologi Produksi Dinas 2.000.000
IKM Makanan Perindustrian dan
Perdagangan Prov.

33
Jawa Tengah
14 2011 Sosialisasi Mutu dan Keamanan Badan 1.500.0
Pangan Ketahanan Pangan 00
Prov. Jawa Tengah
15 2011 Peningkatan Teknologi Produksi Dinas 2.000.000
IKM Makanan Berbahan Baku Perindustrian dan
Ketela Perdagangan
Provinsi Jawa
Tengah
16 2011 Pelatihan Pembuatan Tepung Kantor Ketahanan 5.000.000
Mokal dan aplikasinya Pada Pangan Kabupaten
Produk Pangan Brebes
17 2011 Pelatihan Pembuatan Tepung- Dinas Pertanian 2.000.000
tepungan Tanaman Pangan
dan Hortikultura
Provinsi Jawa
Tengah
18 2012 Pelatihan Pengolahan Tepung- Kantor Ketahanan 5.000.000
tepungan Bagi Kelompok Tani Pangan Kab.
Di Kabupaten Brebes Brebes

19 2012 Penyuluhan Tentang Pengolahan Dinas 1.000.000


Pisang Bagi Industri Kecil di Perindustrian Dan
Kabupaten Kendal Perdagangan Kab.
Kendal
20 2012 Makanan Yang Aman Dan Dinas Kelautan 1.000.000
Bergizi Untuk Anak Sekolah Dan Perikanan
Berbasis Ikan Provinsi Jawa
Tengah
21 2012 Pelatihan Pembuatan Tepung Kantor Ketahanan 1.000.000

34
Mokal dan Penggunaan Bahan Pangan Kab.
Tambahan Pangan Pengganti Kudus
Boraks Untuk Kerupuk
22 2012 Pelatihan Pembuatan Aneka Kantor 1.500.000
Tepung Berbasis Umbi-umbian KetahananPangan
Kab. Kebumen
23 2013 Pelatihan Pembuatan tepung Dinas Koperasi 1.500.000
Mokal Kabupaten
Wonosobo
24 2013 Keamanan Pangan Bahan Kantor Ketahanan 1.500.000
Pangan Segar Pangan
25 2013 Warung Sekolah Berbahan Baku Dinas Kelautan 1.500.000
Ikan Dan Perikanan,
Provinsi Jawa
Tengah
26 2013 Sosialisasi Menu Beragam Badan Ketahanan 1.500.000
Bergizi Berimbang Dan Aman Pangan, Provinsi
Jawa Tengah
27 2013 Diversifikasi Pengolahan Dinas Pertanian 1.500.000
Koropedang Dan Tanaman
Pangan, Provinsi
Jawa Tengah
28 2013 Teknologi Pengolahan Ubi Kayu BALITBANG 1.500.000
menjadi tepung Mokaf dengan Provinsi Jawa
Metode Biang di Kelutahan Tengah
Podorejo Kota Semarang
29 2013 Sosialisasi Kemanan Pangan Kantor 1.500.000
bagi IKM Se- Kabupaten Ketahanan Pangan
Kebumen Kebumen
30 2014 Pembuatan Tepung Mokaf untuk PLK Bima Sakti 1.500.000

35
Anak Didik dengan Pendidikan Podorejo Kota
Layanan Khusus di Daerah Semarang
Bencana Sosial
31 2014 Pelatihan Pengolahan Kudapan Dinas Kelautan 1.500.000
Anak Sekolah Pada Kegiatan dan Perikanan
PMTAS Tahun 2014 Propinsi Jawa
Tengah
bekerjasama
dengan BKPA
FTP USM
32 2014 Sosialisasi Peningkatan Mutu Kantor Ketahanan 1.500.000
dan Keamanan Pangan Bagi Pangan Kabupaten
Siswa SDN 01 dan SDN 02 Kec. Semarang
Tengaran
33 2014 Penyusunan Menu Beragam, Badan Ketahanan 1.500.000
Bergizi Seimbang dan Aman Pangan dan
Penyuluhan
Kabupaten
Pekalongan
34 2014 Pengembangan Ketela Pohon Badan Ketahanan 1.500.000
Mekar Manik Pangan
Provinsi Jawa
Tengah

35 2014 Evaluasi Pola Konsumsi Pangan Kantor Ketahanan 1.500.000


Tahun 2013 dan Rencana Survey Pangan Kabupaten
Analisa Pola Konsumsi Pangan Semarang
2014
36 2015 Dasar2 Pengolahan Koropedang Dinas Pertanian 2.000.000
dan Tanaman

36
Pangan, Provinsi
Jawa Tengah
37 2015 Diversifikasi olahan mokaf Bagian Setda, 5.000.000
Bidang
Perekonomian,
Kabupaten
Wonosobo
38 2015 Diversifikasi olahan jagung Bagian Setda, 5.000.000
Bidang
Perekonomian,
Kabupaten
Wonosobo
39 2015 Pengolahan Ubi Jalar Dinas Pertanian 2.000.000
Kabupaten
Wonogiri
40 2015 Penyuluhan Kemanan Pangan BPOM Jawa 2.000.000
tengah
41 2015 Pendampingan Industri Gula BPOM Jawa 2.500.000
Kelapa di Kabupaten Purworejo Tengah
42 2015 Diversifikasi Pengolahan Ubi Bagian 5.000.000
Kayu dan Pisang Perekonomian
Setda Kabupaten
Wonosobo
43 2016 Sosialisasi Keamanan Pangan Badan Ketahanan 1.000.000
Pada Jajanan Anak Sekolah Pangan dan
Pelaksana
Penyuluhan,
Perikanan dan
Kehutanan,
Kabupaten

37
Rembang
44 2016 Sosialisasi Keamanan Pangan Kantor Ketahanan 2.000.000
Jajanan Sekolah Pangan Kabupaten
Kebumen
45 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Kantor Ketahanan 1.000.000
Mendukung Program Ketahanan Pangan Kota
Pangan Surakarta
46 2016 Pendampingan industri tapioka Dinas 20.000.000
di Kabupaten Pati Perindustrian dan
Perdagangan
Provinvi Jawa
Tengah
47 2016 Pendampingan proses pembuatan Dinas Penyuluhan 5.000.000
beras analog di Desa dan Ketahanan
Purwogondo, Kendal Pangan Kendal
48 2016 Pendampingan industri tepung Setda bagian 5.000.000
mokaf di Kabupaten Wonosobo perekonomian dan
ketahanan pangan
Kab. wonosobo
49 2017 Pendampingan proses pembuatan Dinas Pertanian 5.000.000
beras analog di Kecamatan dan Pangan,
Plantungan, Kendal Kabupaten Kendal
50 2017 Pelatihan GMP di Kabupaten Disperindagkop 2.000.000
Magelang Kabupaten
Magelang
51 2017 Pelatihan Pengolahan Bawang Dinas Pertanian, 1.000.000
dan Cabai Penyuluhan dan
Perkebunan Jawa
Tengah
52 2017 Pendampingan pengolahan beras Dinas Pertanian 2.000.000

38
analog dan bantuan alat dan Pangan,
pengering di kecamatan Kabupaten Kendal
Purwogondo, Kendal
53 2017 Pelatihan GMP untuk industri Dinas 2.500.000
pangan Perindustrian
UMKM dan
Pedagangan
Kabupaten
Magelang
54 2017 Pelatihan pengolahan pangan Dinas Pertanian 1.500.000
lokal dan Pangan,
Kabupaten Kendal
55 2017 Pelatihan pengolahan pangan Dinas Pertanian 1.500.000
lokal dan Pangan,
Kabupaten Kendal
56 2018 Pelatihan Petugas Survey Pola Dinas Pertanian 1.500.000
Pangan Harapan dan Pangan,
Kabupaten Kendal

Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal / Proseding


Volume/
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Nomor/Tahun
1 Kajian Secara In Vitro Sifat Buletin Agro Industri No. 13 tahun
Hipoglisemik Serat Kedele Terakreditasi No. 2002 ISSN
69/DIKTI/KEP/2000 1410 – 7635
hal. 46 – 55
2 Keamanan Pangan Jurnal Ilmih SAINTEKS Vol. X No. 3
Juni 2003
ISSN. 0854 –

39
736X hal. 213
– 222
3 Standarisasi Mutu Hasil Jurnal Ilmih SAINTEKS Vol. X No. 4
Pertanian September 2003
ISSN. 0854 –
736X hal. 274
– 283
4 Kajian Substitusi Tepung Ubi Jurnal Ilmiah LITBANG Vol. 1 No. 3
Kayu Hasil Fermentasi Prof. Jateng Desember 2003
Terhadap Sifat Fisik Dan ISSN 1412 –
Organoleptik Roti Tawar 9833 hal. 222
– 230
5 Makanan Ekstrusi Tinggi Dari Jurnal Ilmih SAINTEKS Vol. XI No. 1
Formulasi Tepung Jambu Biji Desember 2003
ISSN. 0854 –
736X hal. 19 –
29
6 Konsentrat Serat Kedelei: AGRITECH Majalah Ilmu & Vol. 25 No. 2,
Preparasi dan Pengaruhnya Teknologi Pertanian, tahun 2005 Hal
terhadap Sifat Fisik dan Kimia Terakreditasi Dirjen Dikti No. 90-95 ISSN:
Digesta pada Tikus 26/DIKTI/Kep/2005 Penerbit: 0216-0455
Fakultas Teknologi Pertanian
UGM
7 Crackers Tinggi Serat dari AGROMEDIA Penerbit: Vol. 23 No. 2,
Formulasi Tepung Jambu Biji Pusat Penelitian Sekolah Juli 2005
(sebagai penulis tunggal) Tinggi Ilmu Pertanian Hal. 105-118
Farming ISSN: 0215-
8302
8 Pengaruh Penggunaan Tepung AGROMEDIA Penerbit: Vol. 24 No. 1,
Pisang dan Lama Simpan Pusat Penelitian Sekolah Januari 2006

40
terhadap Sifat Fisik, Kimiawi Tinggi Ilmu Pertanian Hal. 37-49
dan Organoleptik Brownies Farming ISSN: 0215-
(sebagai penulis tunggal) 8302

9 Perubahan Sifat Fisiko Kimia SAINTEKS Penerbit: Vol. XIV No. 2,


Cookies Ekstrak Jahe Emprit Jurusan Produksi Ternak Maret 2007
(sebagai penulis tunggal) Fakultas Teknologi Pertanian Hal 117-125
dan Peternakan USM ISSN. 0854-
736x
10 Pengaruh Maltodekstrin – AGROMEDIA Penerbit Vol. 25 No. 2
Gum Arab terhadap Proses Pusat Penelitian Sekolah Agustus 2007
Mikroenkapsulasi - karoten Tinggi Ilmu Pertanian Hal. 102-108
Ubi Jalar (Ipomeabatatas L) Farming ISSN: 0215-
“(sebagai penulis tunggal) 8302

11 Pengaruh Substitusi Tepung Jurnal Teknologi Pangan Vol. 4 No. 2,


Mocal pada Pembuatan Tepung dan Hasil Penerbit: Jurusan September 2007
Bumbu “(sebagai penulis Teknologi Hasil Pertanian Hal 110-124
tunggal) Fakultas Teknologi Pertanian ISSN: 1603-
dan Peternakan USM 9115

12 Mikroenkapsulasi Beta Jurnal Agritech (terakreditasi) 29 /1/2009


Karoten Ubi Jalar dan Sifat
Antioksidatifnya Pada Cookies
(Menghasilkan karya ilmiah
dalam majalah ilmiah
nasional terakreditasi)

13 Kajian Substitusi Tepung Proseding Seminar Nasional 2010


Mokal Pada Pembuatan Mie Tahun 2010. Tim Kluster

41
Kering Industri Makanan Berbasis
Ketela, Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Prov. Jateng
14 Kajian Penggunaan Berbagai Jurnal Teknologi Pangan 7/2/2010
Konsentrasi Biji Kluwak dan Hasil Pertanian Hal 115-126
Terhadap Daya Awet Ikan Penerbit: Jurusan ISSN: 1693-
Bandeng Segar Teknologi Hasil Pertanian 9115
Fakultas Teknologi Pertanian
dan Peternakan USM

15 Kajian Berbagai Cara Jurnal Teknologi Pangan 6/1/2010


Pembuatan Tepung Mokal dan Hasil Pertanian Hal 33-47 ISSN:
Terhadap Sifat Kimia, Penerbit: Jurusan Teknologi 1693-9115
Mikrobiologi dan Analisis Hasil Pertanian Fakultas
Ekonominya Teknologi Pertanian dan
Peternakan USM

16 Kajian Degradasi Asam AGROMEDIA 29/1/2011


Sianida Pada Berbagai Metoda Penerbit: Pusat Penelitian Hal. 7-16 ISSN:
Proses Pembuatan Tepung Sekolah Tinggi Ilmu 0215-8302
Mokal Pertanian Farming

17 Kajian Penurunan HCN Jurnal Teknologi Pangan 8/2/2011


Selama Proses Fermentasi dan Hasil Pertanian Hal 84-93 ISSN:
Alami Pada Pembuatan Tepung Penerbit: Jurusan 1693-9115
Mokal Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
dan Peternakan USM
18 Pengaruh Blansing Dan Ukuran Jurnal Litbang Provinsi 9/2/2011
Partikel (Mesh) Terhadap Jawa Tengah, Penerbit: hal 117-123

42
Kadar Glukomanan, Kalsium Badan Penelitian dan
Oksalat dan Serat Makan Pengembangan Provinsi Jawa
Tepung Umbi Porang Tengah
19 Kajian Tepung Glukomanan Jurnal Teknologi Pangan 9/1/2012
Pada Pembuatan Bakso dan Hasil Pertanian Hal 24-32
Penerbit: Jurusan Teknologi ISSN: 1693-
Hasil Pertanian Fakultas 9115
Teknologi Pertanian dan
Peternakan USM
20 Kajian Lama Fermentasi Ubi Proseding Seminar Nasional 2012
Kayu Pada Pembuatan Biang 2012, Peran Teknologi Untuk ISBN: 978-979-
Untuk Mempercepat Proses Mewujudkan Kedaulatan 18768-2-7
Produksi Tepung Mokal Pangan Dan Peningkatan
Perekonomian Bangsa,
Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional
Veteran, Yogyakarta
21 Kajian Pembuatan Tepung Proseding Seminar Nasional ISBN 978-602-
Mokal Dengan Metode Biang Fakultas Agroindustri, 18810-0-2
Dari Berbagai Varietas Ubi Membangun Ketahanan
Kayu Pangan Berbasis Kearifan
Lokal Untuk Menopang
Perekonomian Rakyat
22 Karakteristik Cairan Biang Jurnal Litbang Provinsi 10/2/2012
Yang Dibuat Dari Chips Ubi Jawa Tengah, Hal 117-123
Kayu, Parutan Ubi Kayu dan Penerbit: Badan Penelitian
Limbah Cair Tapioka dan Pengembangan Provinsi
Jawa Tengah
23 Kajian Mutu Tepung Mokal Proseding Seminar Nasional ISBN: 978-979-
Yang Dibuat Dengan Berbagai Membangun Daya Saing 17342-0-2

43
Metoda Proses Produk Pangan Berbasis
Bahan Baku Lokal, Fakultas
Teknologi Pertanian Unisri,
Surakarta
24 Inovasi Pengolahan Ubi Kayu Proseding Konferensi 2013
Menjadi Tepung Mokaf, Nasional Inovasi dan ISSN 2337-
Peluang, dan Tantangan Technopreneurship 2013, 4969
Pengembangannya di Jawa Mendidik dan Menciptakan
Tengah Inovator dan
Technopreneurship,
25 Pembuatan Tepung Mokal Jurnal Litbang Provinsi 11/2/2013
Dengan Penambahan Biang Jawa Tengah, 11 (2) : Hal
Fermentasi Alami Untuk Beras Penerbit: Badan Penelitian 221-230
Analog dan Pengembangan Provinsi
Jawa Tengah
26 Degradasi Asam Sianida Pada Seminar Nasional Konsumsi 2013
Pembuatan Tepung Koro Pangan Sehat dengan Gizi
Pedang Dan Aplikasinya Pada Seimbang Menuju Tubuh
Kerupuk Sehat Bebas Penyakit
27 Rasio (Bunga:Etanol) dan Prosiding Seminar Nasional 26 April 2014
Waktu Ekstraski pada Ekstrak Nutrisi Keamanan Pangan dan ISBN :978-602-
Bunga Belimbing Wuluh Produk Halal, Surakarta 18580-2-8
(Avverhoa bilimbi L)
28 Kajian Pengembangan Beras Proseding Seminar Nasional Okt 2015
Analog Bebasis Tepung PATPI (Perhimpunan Ahli
Mokaf, tepung Garut dan Teknologi Pangan Indonesia):
Tepung Kacang Merah 888-901
29 Application of Flower Extract International Journal on Vol 5 (2015)
Star Fruit Wuluh (Avverhoa Advanced Science No.5 ISSN :
bilimbi L) on Effervescent Engineering Information 2088-534

44
Powder Technology, Nong Lam
University-Ho Chi Minh City-
Vietnam
30 Resistant Starch Content and Pakistan Journal of Nutrition 2016
Glycaemic Index of Sago 15 (7): 667-672
(Metroxylon spp.) Starch and
Red Bean (Phaseolus Vulgaris)
Based Analogue Rice
31 A Study of Sago Starch and eProceedings of the 3rd 23-25 Agustus
Red Bean Flour-Based Analog International Conference on 2016
Rice Development As Agricultural and Food
Functional Food. Engineering “Sustaining
Agriculture, Preserving Life”,
Department of Process and
Food Engineering,
Department of Biological and
Agricultural Engineering,
UPM , 23-25 Agustus 2016,
Kuala Lumpur, Malaysia: 71-
76.
32 Organoleptic, Chemical and Carpathian Journal of Food Accepted,
Physical Characteristics of Science and Technology September 2017
Sago (Metroxylon spp.) Analog
Rice Supplemented with Red
Bean (Phaseolus Vulgaris)
Flour as a Functional Food
33 Penggunaan Beras Sagu Untuk Jurnal Pangan Vol 26 No 2,
Penderita Pradiabetes (Use of 2017
Rice Sago for Patients of
Prediabetes)

45
34 Chemical, physical, and International Symposium on Vol 102, 2018
sensory characteristics of Food and Agro-biodiversity
analog rice developed from the (ISFA) doi :10.1088/1755-
mocaf, arrowroof, and red bean 1315/102/1/012015
flour

Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 tahun terakhir


No Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar Ilmiah
1 Seminar Nasional Tim Kluster Kajian Substitusi 2010 di Hotel Patra
Industri Makanan Berbasis Tepung Mokal Pada Jasa, Semarang
Ketela, Dinas Perindustrian Pembuatan Mie
dan Perdagangan Prov. Jateng Kering

2 Seminar Nasional 2011 Kajian Mutu Tepung 8 Juni 2011, Fakultas


“Membangun Daya Saing Mokal Yang Dibuat Teknologi Pertanian
Produk Pangan Berbasis Bahan Dengan Berbagai Unisri, Surakarta
Baku Lokal” Metoda Proses
3 Seminar Nasional 2012 Kajian Pembuatan 12 September 2012,
“Membangun Ketahanan Tepung Mokal Fakultas Agroindustri
Pangan Berbasis Kearifan Dengan Metode Universitas Mercu
Lokal Untuk Menopang Biang Dari Berbagai Buana Yogyakarta,
Perekonomian Rakyat” Varietas Ubi Kayu Yogyakarta
4 Seminar Nasional 2012 “Peran Kajian Lama 13 November 2012 di
Teknologi Untuk Mewujudkan Fermentasi Ubi Kayu Fakultas Pertanian,
Kedaulatan Pangan Dan Pada Pembuatan Universitas
Peningkatan Perekonomian Biang Untuk Pembangunan Nasional
Bangsa” Mempercepat Proses Veteran, Yogyakarta
Produksi Tepung
Mokal

46
5 Seminar Nasional 2013 “ Degradasi Asam 12-13 Oktober 2013 di
Konsumsi Pangan Sehat Sianida Pada Auditorium
dengan Gizi Seimbang Menuju Pembuatan Tepung Kamarijani-Soenjoto
Tubuh Sehat Bebas Penyakit” Koro Pedang dan Fakultas Teknologi
Aplikasinya Pada Pertanian UGM,
Kerupuk Yogyakarta
6 Seminar Nasional PATPI Kajian 21-23 Oktober 2015 di
Pengembangan Beras Hotel Oak Tree
Analog Bebasis Semarang
Tepung Mokaf,
tepung Garut dan
Tepung Kacang
Merah
7 Bilateral Seminar Doctorate Studies on 1 Desember 2015
Degree of Agriculture Science, Glycaemic Index of
Graduate Scool of Sebelas Sago and Red Bean-
Maret University with Based Analogue Rice
Graduate School of
Agricultural Science of Gifu
University, Japan
8 Seminar Nasional Kontribusi Nilai Indeks 12 Februari 2016 di
Akademisi dalam Pencapaian Glikemik Beras Universitas Brawijaya,
Pembangunan Berkelanjutan Analog Berbasis Pati Malang
Sagu dan Tepung
Kacang Merah
9 International Conference on A Study of Sago 23-25 Agustus 2016,
Agricultural and Food Starch and Red Bean Seri Pacific Hotel,
Engineering “Sustaining Flour-Based Analog Kualalumpur, Malaysia
Agriculture, Preserving Life”, Rice Development
Department of Process and As Functional Food

47
Food Engineering, Department
of Biological and Agricultural
Engineering, UPM
10 Oral Presentation pada Organoleptic, Widya Mandala
International Food Conference chemical, and Catholic University
2016 – Widya Mandala physical Surabaya
Catholic University Surabaya characteristic of sago (tgl 13-14 Oktober
(tgl 13-14 Oktober 2016) (Metroxylon spp.) 2016)
analogue rice
supplemented with
red bean (Phaseolus
vulgaris) flour as
functional food
11 Oral Presentation pada 1st Hypoglycemic effect Graha Saba, UGM,
International Conference on of mocaf, arrowroot Yogyakarta, 22-23
Biodiversity, Food Security and red bean flour November 2016
and Health (ICBFSH 2016) – based analogue rice
Gadjah Mada University, on diabetic rats with
Yogyakarta STZ-NA induction
(tgl 22-23 November 2016).

12 Seminar Internasional Chemical, Physical, Grand Candi Hotel, 26-


Symposium on Food and Agro- and Sensory 27 September 2017
Biodivesity (ISFA), Faculty of Characteristics of
Animal and Agricultural Analog Rice
Sciences, Diponogoro Developed from The
University Mocaf, Arrowroot
and Red Bean Flour
13 Seminar Nasional PATPI Pengaruh Lampung,
Penambahan k- 10–12 Oktober 2017

48
Karagenan terhadap
Karakteristik Edible
coating Berbasis Pati
Bengkuang
(Pachyrhizus erosus)
dan Potensi
Aplikasinya
pada Anggur Ungu
(Vitis vinera L.)

Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir


Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1 Pembuatan Tepung Mokal dan 2013 45 hal + viii Semarang
Aplikasinya Pada Produk University Press,
Pangan No ISBN: 978-
602-9019-49-0

49
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Semarang, Oktober 2018

Dr. Ir. Sri Budi Wahjuningsih, MP


NIP. 196806141993032002

50
Lampiran 2. Peta Lokasi Mitra

51
Lampiran 3: Gambaran IPTEKS – 1 yang ditransfer kepada Mitra
IPTEK -1: MEMAHAMI KONSEP ALAT JUMBO SLOW JUICER UNTUK
PRODUKSI JAMU

1. Konsep dasar
Jumbo slow juicer merupakan model terbaru dengan saluran buah atau umbi yang
berukuran jumbo sehingga dapat memotong buah atau umbi yang berukuran besar seperti
1 buah apel tanpa dipotong. Slow juicer membantu untuk mendapatkan jus buah atau
umbi yang fresh dan sehat dengan nutrisi dan vitamin yang lebih banyak dibandingkan
dengan alat blender biasa atau diparut.
2. Spesifikasi
Berikut spesifikasi alat jumbo slow juicer:

52
3. Cara Pemasangan
Pastikan pemasangan jumbo slow juicer pada permukaan yang rata dan cabut kabel dari
soket listrik. Berikut cara pemasangan:
1) Pasang gelas pada bodi seperti yang tampak pada gambar dibawah ini. Pastikan
terpasang benar pada permukaan atas bodi.
Sejajarkan panah pada gelas dan panah pada bodi atas esin, putar searah jarum jam
sampai terkunci. Jika gelas tidak terkunci secara benar maka juicer tidak dapat
menyala.

2) Pasang saringan kedalam mangkok putar dan masukan keduanya kedalam gelas
seperti yang tampak pada gambar. Pastikan titik pada permukaan saringan sejajar
dengan titik pada gelas.

53
3) Pasang pisau ulir ke dalam saringan, putar searah jarum sampai terpasang secara
benar.

4) Pasang ttup keatas gelas, pastikan segitiga pada tutup sejajar dengan UNLOCK pada
gelas. Kemudian putar sampai posisi CLOSED. Panah pada tutup akan sejajar dengan
tulisan CLOSED pada atas bodi mesin.

54
4. Cara Penggunaan
Berikut cara penggunaan juicer:
1) Periksa apakah semua aksesoris seudah terpasang secara benar
2) Letakkan gelas container penampung pada kedua sisi kanan dan kiri
3) Juicer memiliki 3 menu: ON / O / R
ON – untuk memulai proses
O/OFF untuk memberhentikan proses.
R/REV – untuk memutar berlawanan arah (apabila diperlukan)

4) Perhatikan besar umbi sebelum dimasukkan kedalam juicer, untuk juicer yang besar
dapat dipotong, sehinggan pisau atau saringan dapat tetap terjaga baik.
5) Pada saat mesin dijalankan, juicer ini akan secara otomatis memutar dan menarik
umbi kedalam. Jangan mendorong umbi yang hendak diproses, biarkan diproses
secara perlahan dan masukkan umbi lainnya. Jangan terlalu banyak memproses
sekaligus, lakukan secara bertahap. Pendorong hanya digunakan jika perlu.
6) Selalu matikan alat ini apabila tidak digunakan, dimana mesin yang berjalan tanpa
beban akan mengakibatkan motor menjadi overheat/panas.
7) Setelah penggunaan, mesin dapat dibersihkan dengan memasukkan air pada lubang
pipa secara bertahap sampai air keluar jernih. Kemudian lepas semua aksesoris dan
cuci bersih.
5. Cara membersihkan
Matikan mesin dengan menekan tombol “O”, cabut kabel dari soket listrik. Putar tutup
berlawan arah jarum jam, putar gelas pada posisi UNLOCKED dan angkat dari bodi

55
mesin, lepas semua aksesoris dari dalam gelas. Gunakan sikat yang telah disediakan
untuk membersihkan filter dan pisau yang ada pada filter. Bua silicon pada dasar gelas
supaya sisa-sisa jus tidak menempel. Cuci semua dengan sabun dan spon lembut, bilas
dan keringkan.
6. Manfaat Penggunaan Juicer
Penggunaan slow juicer lebih membuat produksi jamu menjadi lebih efisien dan efektif.
Sehingga membuat jamu lebih bersih dan higienis tidak terkontaminasi kuman dan
bakteri. Karena dari proses penhancuran hingga penyaringan dilakukan oleh mesin.

56
Lampiran 4: Gambaran Ipteks yang ditransfer Kepada Mitra

IPTEK-2: PENINGKATAN PENERAPAN IPTEK DIMASYARAKAT


MANAJEMEN PERSEDIAAN

1. Konsep Dasar
Menurut Dewanti,T (2014) manajemen persedian bahan baku merupakan salah satu
masalah yang paling penting dalam usaha. Kebijakan pengendalian persediaan akan
berpengaruh dengan performa kinerja usaha tersebut dalam mencukupi permintaan
pelanggan dan mengatur persediaan usaha. Dua hal konsep utama dalam manajemen
persediaan adalah menentukan besarnya jumlah stock dan menentukan waktu pemesanan
yang tepat atau produksi.
Kekurangan persediaan dapat berakibat terhentinya proses produksi, dan ini
menunjukkan persediaan termasuk masalah yang cukup krusial dalam operasional usaha.
Terlalu besarnya persediaan atau banyaknya persediaan (over stock) dapat berakibat
terlalu tingginya beban biaya guna menyimpan dan memelihara bahan selama
penyimpanan di gudang padahal barang tersebut masih mempunyai opportunity cost
(dana yang bisa ditanamkan / diinvestasikan pada hal yang lebih menguntungkan).
Sasaran dari perusahaan sebenarnya bukan untuk mengurangi atau meningkatkan
persediaan, tetapi untuk memaksimalkan keuntungan.

2. Tujuan
Tujuan pemberian pelatihan ini kepada mitra adalah mitra dapat memahami
pentingnya manajemen persediaan dalam kegiatan operasional usaha mitra. Sehingga
mitra tidak perlu membeli persediaan yang terlalu banyak atau sebaliknya, tetapi diatur
sesuai dengan volume yang akan diproduksi. Selain itu pelatihan ini juga memberikan
informasi atau pengetahuan kepada mitra tentang pemilihan rempah-rempah sebagai
bahan utama dari produk jamu yang dihasilkan.

57
3. Khasiat, cara memilih dan menyimpan rempah-rempah jamu
REMPAH-REMPAH JAMU
No Gambar Khasiat Memilih Menyimpan
1 Menyembuhkan batuk, mulus, tidak Membungkus
melegakan tenggorokan, berbercak, dengan
hingga meredakan masuk dan tidak adakertas, lalu
angin. bagian yang masukkan ke
busuk. Jika
dalam
Kencur ditekan, plastik.
kencur terasaDengan cara
padat dan
seperti itu,
keras. kencur anda
bisa bertahan
sampai dua
mingguan.
2 Sebagai ramuan Pilih kunyit Letakkan di
antiperadangan yang berumur tempat kering
tubuh;Mengobati penyakit tua, besar, dan dan gelap,
asam lambung;Mengurangi padat bisa di rak
gas pada cenderung dapur atau
pencernaan.;Meredakan keras. kulkas.
sakit akibat irritable bowel Dengan cara
Kunyit syndrom. ;Mengurangi ini, kunyit
mual.;Meredakan utuh akan
diare.;Mengandung zat tetap segar
Antimikroba dan antijamur. selama 1-2
;Bisa menjadi obat alergi minggu.
alami.

3  Menurunkan berat warna yang Pindahkan


badan.;Memperbaiki cokelat tua asam jawa
pencernaan;Mengobati luka dan bijinya dalam wadah
usus; Baik untuk jantung; yang timbul tertutup yang
Melawan saat diraba. bersih dan
kanker;Menyembuhkan kering, lalu
luka; Mengobati flu dan masukkan ke
batuk.;Mengobati asma. dalam kulkas.

58
REMPAH-REMPAH JAMU

No Gambar Khasiat Memilih Menyimpan


4 Melancarkan haid. Bagi 
Pilih daun sirih Cuci bersih daun
kaum wanita yang memiliki yang masih sirih kemudian
masalah haid yang tidak segar dan tiriskan hingga
teratur setiap berwarna hijau kering; Simpan
bulannya;Menghilangkan pada wadah kedap
bau udara dan simpan
badan;Menghilangkan gatal pada lemari
– gatal pada kulit; pendingin agar
Menghilangkan bau mulut; sirih tetap segar
Mengatasi keputihan ketika ingin
digunakan
kembali;
5 Sebagai campuran jamu Beras yang Simpan dalam
beras kencur berkualitas wadah tertutup;
adalah beras tidak mencampur
bebas kutu, tepung lama dan
campuran baru; tempat
dedak dan dilemari
bekatul dan penyimpanan yang
butirnya bersih sejuk dan
banyak guratan kering; atau
garis masukkan ke
memanjang lemari es; max 6
dengan tekstur bulan
yang cukup
jelas serta
keras dan tidak
rapuh
6 kolesterol, diare, sembelit, Pilih yang Cuci bersih daun
gas usus, kolik, nyeri perut, segar dan tidak sirih kemudian
radang tenggorokan, batuk, layu tiriskan hingga
bengkak amandel, bronkitis, kering; Simpan
alergi, pembesaran hati, pada wadah kedap
kerusakan hati karena obat, udara dan simpan
sakit kuning, pneumonia, pada lemari
kusta, TBC, sifilis, gonore, pendingin agar
kolera, malaria, rabies, sirih tetap segar
leptospirosis, HIV/AIDS, ketika ingin
hingga sinusitis. digunakan
kembali;

59
REMPAH-REMPAH JAMU
No Gambar Khasiat Memilih Menyimpan
7 Anti tumor; anti Bentuknya Simpan diruangan
bakteri; anti radang seperti serutan yang gelap;
dan merangsang kayu namun hindari dari panas
sistem imun berwarna oranye (kompor) serta
kemerahan simpan dalam
wadah yang kedap
udara. Jangan
menyimpan dalam
wadah freezer
karena
menyebabkan
kondensasi dan
hilangnya
komponen flavor.
8 Dawung/kedawung Bentuk biji ini Simpan dalam
biasa diambil bijinya mirip dengan wadah tertutup;
sebagai obat pete karena jenis tidak mencampur
tradisional/jamu. Biji tanamannya tepung lama dan
dawung/kedawung memang masih baru; tempat
dicampur dengan satu kerabat dilemari
bahan jamu lainnya dengan pete. penyimpanan
dalam Warna biji yang bersih sejuk
penggunaannya. kedawung hitam dan kering;
Jamu yang biasa pekat dengan
menggunakan biji bentuk lonjong
dawung/kedawung dan sedikit pipih.
Kemudiann
dibuat bubuk.
9 Mencegah anemia; warna yang Dalam wadah
mencegah asma; terang, tegas, dan bersih dan kering,
meredakan nyeri saat merata dengan lalu tutup dengan
menstruasi; sempurna. rapat. Tapi yang
mengatasi masalah Hindari membeli perlu
Gula Merah pencernaan gula merah diperhatikan,
dengan warna hindari
yang gelap, tidak menyimpan
merata, dan wadah gula merah
terlihat bercak- di tempat yang
bercak. Karena terpapar sinar
kemungkinan matahari
gula tersebut langsung, karena

60
tidak benar-benar akan membuat
murni dan sudah gula merah anda
dioplos dengan cepat meleleh.
bahan lain.

REMPAH-REMPAH JAMU
No Gambar Khasiat Memilih Menyimpan
10 Masalah Pilih yang masih Jahe yang dikupas
pencernaan, segar, disimpan dalam laci
radang otot; strukturnya sayuran. Jahe bisa bertahan
menghangatkan kokoh, halus, selama bermingu-minggu
tubuh dan tidak dengan metode
Jahe berjamur. penyimpanan
ini. Sedangkan jahe kering
dan jahe yang belum
dikupas sangat baik
disimpan pada suhu kamar.
11 Tinggi zat Pilih yang Masukkan dalam wadah
antioksidan; bentuknya lurus kering dan kedap udara.
mencegah dan utuh. Setelahnya, letakkan pada
peradangan; Pastikan tak ada suhu ruang yang gelap dan
melawan lubang, noda kering, misalnya di laci
diabetes; hitam, atau dapur. Dengan begitu,
Kayu Manis menringankan bagian yang kedua jenis kayu manis
kram rusak. Cek akan bertahan lama. Untuk
menstruasi; teksturnya juga kayu manis batangan, tak
meningkatkan dan pastikan ada batasan waktu
imunitas batang kayu awetnya. Selama aromanya
manisnya masih tercium wangi, maka
kering. Terakhir, anda bisa memakainya
pilih yang untuk masak. Untuk kayu
aromanya manis bubuk, bisa
tercium kuat dan disesuaikan dengan tanggal
harum. kadaluarsa yang tertera di
kemasan atau paling tidak
3-6 bulan.

61
12 Membantu Pilih yang menyimpannya dengan
sistem batangnya masih dibungkus kertas, lalu
pencernaan, kencang dan masukkan ke dalam
menurunkan warnanya putih kantong plastik dan
tingkat gula gading. Lalu dimasukkan ke dalam
darah, perhatikan juga kulkas. Tapi kalau hanya
mengalahkan daunnya. Pilih dalam jumlah kecil, kamu
Serai insomia yang daunnya bisa menyimpannya dalam
masih segar kantong plastik dan
diletakkan di tempat sejuk
saja.

REMPAH-REMPAH JAMU
No Gambar Khasiat Memilih Menyimpan
13 Pilih daun jeruk yang Membungkus daun
Pemberi rasa warnanya hijau tua dan jeruk dengan kertas,
dan aroma segar, mulus serta licin lalu bungkus kertas
ketika dipegang, lalu tersebut dengan
bebas dari noda plastik dan masukkan
kecokelatan ataupun ke kulkas. Atau anda
Daun jeruk bercak putih. Hindari juga bisa langsung
menggunakan daun memasukkan daun
jeruk yang sudah jeruk ke wadah kedap
menguning, mulai udara dan masukkan
mengering, dan ke dalam kulkas.
bernoda, karena Dengan cara tersebut,
biasanya rasa dan daun jeruk anda bisa
aroma dari daun jeruk segar lebih lama.
tersebut kurang
maksimal pada
masakan.

14 Mengharumkan Pilih yang kering dan Simpan dalam stoples


jamu mulus. Jangan yang yang kering dan
keputihan. Tidak kalah tertutup rapat. Pekak
penting, cium yang bagus masih
aromanya. Pilih yang bisa bertahan
aromanya masih tajam keharumannya
sampai sebulan atau
Pekak
bahkan tiga bulan ke

62
depan. Tetapi
perlahan-lahan,
keharumannya
memang berkurang.
15 Mengobati Batang Brotowali : Menyimpannya
hipertensi, Berduri semu yang dengan dibungkus
mengontrol lunak serupa bintil- kertas, lalu masukkan
diabetes; bintil, pilih batang ke dalam kantong
mengobati tanaman brotowali plastik dan
penyakit kulit; yang sehat, tidak dimasukkan ke dalam
melawan alergi terlalau muda atau tua kulkas. Tapi kalau
Brotowali Daun Brotowali : hanya dalam jumlah
Tunggal, bertangkai, kecil, kamu bisa
bentuknya mirip menyimpannya dalam
jantung atau agak kantong plastik dan
membulat, ujungnya diletakkan di tempat
lancip. sejuk saja

63
Lampiran 5 : Gambaran Ipteks-3 yang Ditransfer Kepada Mitra

IPTEKS – 3: STERILISASI BOTOL

1. Konsep Dasar
Mensterilkan botol bisa membunuh bakteri dan organisme mikro lainnya yang bisa
berbahaya bagi kesehatan Anda. Sebaiknya botol yang disterilkan adalah bisa digunakan
kembali untuk menyimpan makanan. metode sterilisasi yang sama bisa digunakan untuk
botol bayi dan wadah lainnya yang terbuat dari kaca atau plastik yang keras. Berikut cara
sterilisasi berdasarkan ide.wikihow.com

2. Cara Sterilisasi Botol.


Langkah Awal
Cuci tangan Anda. Sebelum memulai segala macam metode sterilisasi, pastikan
tangan Anda bersih. Gunakan air bersabun hangat dan cuci kedua tangan dengan baik.

Cara 1

Carilah panci besar dengan tutup yang bisa ditutup rapat. Panci harus cukup besar
untuk tempat botol dan kemudian tutupnya. Oven Belanda atau panci sup besar biasanya
menyediakan ukuran yang tepat.

64
Letakkan botol-botolnya dalam panci dan siram dengan air. Pastikan botol-botol
tersebut benar-benar terendam. Tutup pancinya dan ubah panas menjadi tinggi. Biarkan
airnya mendidih dan biarkan airnya mendidih selama 5 menit.
Jika Anda memiliki begitu banyak botol untuk dimasukkan ke dalam panci, Anda bisa
mensterilkan botol-botol Anda berkelompok.
Anda juga bisa memasukkan tutup botol dan dot ke dalam panci bersama botol-
botolnya.
Jangan menambahkan botol ke dalam air yang sedang mendidih. Goncangan dari
panas akan menyebabkan kacanya pecah.
Jangan membiarkan botolnya mendidih selama lebih dari 5 menit. Lima menit sudah
cukup untuk mensterilkan botol.

65
Angkat panci dari panas api. Biarkan airnya menjadi sedikit dingin, kemudian
gunakan penjepit untuk memindahkan botol dari panci dan letakkan mereka di atas serbet
bersih supaya mongering.
Pastikan tangan Anda bersih ketika Anda memegang botol setelah mensterilkannya.
Lebih baik biarkan botol-botol tersebut kering karena udara daripada mengeringkan
mereka dengan menggunakan serbet. Cara tersebut mengurangi risiko kontaminasi terhadap
botol tersebut setelah proses sterilisasi.
Hindari mengeringkan botol-botol tersebut pada rak untuk mengeringkan piring
kecuali jika raknya telah disterilkan juga.
Setelah botolnya kering, botol siap digunakan atau disimpan.

Cara 2

Carilah panci besar dengan tutup yang bisa ditutup rapat. Panci tersebut harus cukup
menampung keranjang kukusan serta botol-botolnya, tutup-tutup botolnya dan dot-dotnya
yang dimasukkan dalam keranjang.

Isi panci dengan beberapa cm air.

66
Masukkan keranjang kukusan ke dalam panci. Bagian bawah keranjang kukusan
sebaiknya sedikit berada di atas air.

Letakkan botol-botolnya ke dalam keranjang kukusan. Tambahkan sebanyak mungkin


, kemudian tutup panci .
Jika Anda memiliki terlalu banyak botol untuk dimasukkan ke dalam keranjang, Anda
bisa mensterilkannya secara berkelompok.
Anda juga bisa menambahkan tutup botol dan dot ke dalam keranjang kukusan.

Letakkan panci di atas kompor dengan panas tinggi. Biarkan airnya mendidih.
Biarkan botol-botolnya terkukus selama 5 menit

67
Angkat panci dari api. Gunakan penjepit untuk memindahkan botol dari panci dan
letakkan di atas serbet bersih . Simpan atau gunakan botol setelah dingin dan kering.
Pastikan kedua tangan Anda bersih ketika Anda memegang botol setelah
mensterilkannya.
Gunakan kukusan mikro gelombang atau kukusan listrik sebagai pilihan lain selain
keranjang kukusan. Masukkan botol dan dot ke dalam kukusan gelombang mikro atau
elektrik. Aktifkan kukusan gelombang mikro atau kukusan listrik yang bersih. Aktifkan
kukusan gelombang mikro atau kukusan listrik sesuai dengan petunjuk produsen.

68
Lampiran 6 : Peningkatan Daya Saing Peningkatan Kualitas

DESKRIPSI
No Sebelum PKM Setelah PKM
1 Kurang higienis, Lebih higienis,
karena masih menggunakan alat-alat karena menggunakan mesin yang
yang kurang steril serta masih proses penghancuran sampai
menggunakan tangan untuk memeras pemisahan antra sari dengan ampas
empon-empon yang sudah diblender dilakukan oleh mesin.
atau diparut
2. Kurang efisien, Lebih efisien.
Proses penghancuran empon-empon, Proses penghancuran sampai
dan pengambilan sari empon-empon pengambilan sari dilakukan dengan
dilakukan secara terpisah. Pengambilan mesin sehingga lebih efektif. Serta sari
sari empon-empon dilakukan dengan yang dihasilkan lebih banyak
memeran empon-empon yang sudah dibandingkan dengan cara yang lama.
dihancurkan dengan menggunakan
saringan dan tangan serta hasilnya
kurang maksimal.
3. Alat Alat
Alat yang digunakan kurang steril dan Menggunakan alat juicer untuk
higienis dengan pembersihan yang produksi dan blender dari kaca dengan
kurang optimal karena bahan dari alat tujuan lebih mudah untuk dibersihkan
tersebut. serta mesin pemarut dengan tujuan
lebih efisien karena tidak melukai
tangan.
4. Alat perlengkapan lainnya. Alat perlengkapan lainnya.
Alat perlengkapan lainnya yaitu Menggunakan mangkok stainless
mangkok sebagai wadah dari jamu yang steel, keunggulannya mudah
sedang diproses sudah tidak layak lagi dibersihkan, sangat kuat, tahan lama
karena pembersihan yang kurang dan multifungsi.
optimal karena terbuat dari plastik.
5. Botol Botol
Setelah proses produksi selesai jamu Menggunakan botol dari kaca. Dengan
dimasukkan dalam botol yang terbuat tujuan lebih steril karena
dari plastik. Kelemahannya adalah: pembersihannya lebih mudah serta
plastik bekas air mineral/soda, dan dapat dilakukan sterilisasi dengan cara
pembersihannya kurang steril karena dikukus.
sekedar disikat.

69
Lampiran 7 : Hasil Perbaikan Tata Nilai Masyarakat Kesehatan
Produksi
Sebelum PKM Sesudah PKM
Mitra 1 menggunakan blender Setelah PKM

Mitra 2 menggunakan parut

70
Wadah
Sebelum PKM Sesudah PKM
Menggunakan wadah dari botol bekas Menggunakan wadah dari botol kaca.
yang terbuat dari plastik.

71
Pencucian Botol
Sebelum PKM Sesudah PKM
Ala kadarnya Sterilisasi

72
Program PKM DIKTI meliputi serangkain kegiatan dimulai dari :
1. Survei sehingga dapat mendiskripsikan analisis situasi berupa cara pembuatan atau
produksi jamu sesuai karakteristik mitra serta mendiskripsikan kelemahan-kelemahan
dalam hal pemilihan bahan baku sampai penjualan.
2. Pembelian alat yang sesuai dengan karakteristik mitra.
3. Demo alat produksi serta berbagai pelatihan yang mendukung kegiatan Mitra.
Diharapkan setelah program PKM DIKTI 2018 jamu lebih sehat serta tidak berpotensi
menyebabkan gangguan kesehatan.

73
Lampiran 8: Surat Tugas Pengabdian Kepada Masyarakat

74
75
Lampiran 9: Absensi Peserta Pengabdian
76
77
Lampiran 10: Foto-foto Kegiatan

78
79
80
Oleh
Sri Budi Wahjuningsih
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Universitas Seamrang
 Tuntutan masyarakat akan jaminan keamanan pangan
akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya
tingkat kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
keamanan pangan yang akan dikonsumsinya.
Berdasarkan tingkat keamanannya, bahan /produk pangan
dapat digolongkan menjadi tiga kelompok :
 makanan kesehatan yang beresiko tinggi antara lain susu
dan produk olahannya, daging dan produk olahannya,
hasil perikanan dan produk olahannya, sayur dan
produk olahannya, produk makanan berasam rendah
lainnya;
 bahan pangan kesehatan beresiko sedang yaitu keju, es
krim, makanan
 beku, sari buah beku, buah-buahan dan sayuran beku,
daging dan ikan beku; dan
 Bahan pangan kesehatan beresiko rendah, yaitu serealia/
biji-bijian, makanan kering, kopi, teh
Potensi bahaya
 Suatu kondisi atau faktor baik biologis, kimiawi,
maupun fisik yang dapat menyebabkan bahan
pangan/pangan tidak aman dikonsumsi atau merugikan
konsumen.
 Segala sesuatu yang bisa menimbulkan gangguan
kesehatan bagi konsumen
Tiga jenis potensi bahaya
 Biologis (mikrobiologis)
 Kimia (pestisida . logam berat, mikotoksin, BTP)
 Fisik (pecahan gelas, potongan logam dll)
 Bakteri dan mikrobia lain menjadi sumber ancaman yang
paling besar
Dimanakah
ancaman Potensi Bahaya
bisa terjadi ?
 Di setiap tahap bahan makanan bisa mengalaminya
 Karena pada tahapan tertentu makanan bisa
mengalami KONTAMINASI oleh mikrobia, bahan
kimia, dan benda asing
 Bakteri bisa TUMBUH dan berkembang biak cepat
pada kisaran suhu yang sesuai
 Mikrobia dapat BERTAHAN HIDUP pada tahapan
proses yang mestinya ditujukan untuk mematikannya
Bahaya biologi
Bahaya biologi adalah bahaya yang ditimbulkan
dari berbagai akibat dari kehidupan yang berasal
dari : Mikrobiologi (bakteri, kapang, khamir),
Binatang Pengerat (tikus), Serangga (lalat, kecoak,
dll), Dan lain-lain
Mikrobiologi
 bakteri,
 kapang,
 khamir,
 virus,
 parasit
POTENSI BAHAYA MIKROBIOLOGIS
Bakteri Patogen Bahan Makanan Pencegahan
Bacillus cereus Beras, pasta, daging, Pemanasan tuntas
sayuran Pendinginan cepat
Clostridium Madu, sayur, buah, Pemanasan tuntas
botulinum daging, ayam Pendinginan cepat
Campylobacter Produk hewani Pemanasan tuntas
jejuni Pasteurisasi
Vibrio cholerae Seafood Pemanasan tuntas
C. perfringens Daging dan ayam Pemanasan tuntas
Pendinginan cepat
Escherichia coli Daging dan susu Pemanasan tuntas
Pasteurisasi
Sanitasi
Bakteri Patogen Bahan Makanan Pencegahan
Listeria Susu segar, sayuran Pasteurisasi susu
monocytogenes Pemanasan tuntas
Salmonella sp. Telur, susu segar, Pasteurisasi susu
daging, ayam Pemanasan tuntas
Shigella sp. Makanan mentah Pemanasan tuntas
Staphylococcus aureus Daging, ayam, keju Pemanasan tuntas

Streptococcus Susu segar, telur Pemanasan susu


pyogenes
Vibrio Ikan dan seafood Pemanasan tuntas
parahaemolyticus
Vibrio vulnificus Seafood Pemanasan tuntas
Yersinia enterocolitica daging Pemanasan tuntas
Bakteri utama penyebab penyakit yang
ditularkan melalui makanan :
 Aeromonas spp. (bakteri  Clostridium botulinum (didalam
usus/penyebab diare), makanan kaleng, an aerob
 Bacillus cereus obligat, menghasilkan toksin dg
(biasanya ada pada cepat),
penyimpanan biji-bijian  Clostridium perfringens  jarang
dalam keadaan menjadi penyebab penyakit
lembab), (infeksi melalui luka 
 Brucella spp. (dari menimbulkan gas),
daging sate kambing,  Escherivhia coli  bakteri yang
diare), bergunan jika terdapat pada usus,
 Campylobacter jejuni berbahaya kalau ada diluar usus
(makanan laut, dan menghasilkan toksin,
menyerang usus kecil  Listeria monocytogenes 
menyebabkan diare), terdapat pada air/terbawa oleh
air,
Bakteri utama penyebab penyakit yang ditularkan melalui makanan :
(lanjutan)
 Mycobacterium bovis  penyebab penyakit TBC usus, yang
bekerja dipeternakan,
 Salmonella spp  salmonesis penyebab diare terbesar didunia,
 Shigella spp.  diare disentri, disentri amuba, kalau diare hanya
sebentar tapi terdapat darah,
 Staphylococcus aureus  penyebab pencemaran pada makanan,
beberapa keracunan makanan sering terjadi karena bakteri ini,
terdapat pada makanan santan yang diinapkan, diarenya sangat
banyak sehingga dapat dehidrasi,
 Vibrio cholerae  penyebab kolera,
 Vibrio parahaemolyticus  mencemari tambak udang, diare,
 Vibrio vulnificus  diare,
 Yersinia enterocolitica  diare
Kapang

beberapa kapang beracun penyebab penyakit yang


ditularkan melalui makanan seperti : Aspergillus spp,
Fusarium spp,
Penicillium spp
VIRUS

Virus-virus utama penyebab penyakit yang ditularkan


melalui makanan antara lain :
Virus hepatitis A dan E,
Virus yang berbentuk bulat kecil,
Rotavirus (penyebab diare 70 % pd dewasa dan anak-2),
Virus Polio (awalnya diare kemudian panas demam
lumpuh).
PARASIT
Parasit utama penyebab penyakit yang ditularkan
melalui makanan
 Protozoa : Cryptosporidium,
Entamoeba histolytica,
Giardia, Toxoplasma
 Helmints : Cacing
Mikroorganisme yang
menguntungkan

Makanan yang dihasilkan/dibuat dengan bantun


mikroorganisme yang menguntungkan atau berguna
seperti : Daging yang difermentasi, Yoghurt, Keju, Bir,
Roti yang dibuat dengan campuran ragi, Kecap, Tempe,
kedelai yang difermentasi
Binatang Pengerat
 Binatang pengerat dapat dikatakan sebagai
bahaya biologi secara langsung adalah kotoran
dan mikrobia (bakteri/virus) yang dibawa,
disamping dapat menyebabkan kerusakan fisik
pada bahan pangan maupun pangan.
 Kotoran dan mikrobia yang dibawa oleh binatang
pengerat dan mengenai pangan atau bahan
pangan yang dikonsumsi manusia dapat
menyebabkan ketidak amanan bagi yang
mengonsumsinya
Serangga :
 Sama halnya dengan binatang pengerat secara
langsung adalah kotoran dan mikrobia
(kapang/bakteri/virus) yang dibawa, disamping
dapat menyebabkan kerusakan fisik pada bahan
pangan maupun pangan, seperti kutu beras yang
dapat melubangi beras (Sitophilus oryzae).
 Lalat
 Semut
 Kecoa
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bahaya biologi adalah :
 Faktor-faktor intrinsik : pH, kadar air/aktivitas air,
nutrien, senyawa antimikrobia, struktur biologis.
 Faktor-faktor ekstrinsik : suhu, kelembaban, gas
(karbon dioksida, ozon, sulfur dioksida).
cemaran mikrobiologis pada produk perikanan mungkin
disebabkan oleh beberapa bakteri :

 clostridium botulinum
 vibrio cholerae, vibrio parahaemolyticus, vibrio
vulnaficus
 aeromonas sp.
 plesiomonas sp.
 salmonella
 E Coli
 Staphylococcus aureus
Salah satu contoh cemaran mikrobiologis pada
ikan yang sering ditemui yaitu histamin.

 Histamin ini berasal dari asam amino histidin yang


didekarboksilasi oleh bakteri setelah ikan mengalami
kematian.
 histidin ini banyak terdapat pada jenis ikan tuna,
mackarel, dan mahi- mahi
 Histamin dalam jumlah yang tinggi mengakibatkan
gatal-gatal, bengkak, wajah menjadi merah, mual,
muntah, diare, sakit kepala, rasa terbakar pada mulut.
Bakteri penghasil histamin yang terdapat pada ikan laut
Bakteri Terdapat pada
Citrobacter freudi Skipjack
Clostridium perfringers Skipjack
Edwardssiella sp Mahi-mahi
Enterobacter aerogenese Skipjack, tuna, mahi-mahi
Enterobacter cloacae Tuna
Escherichia coli Tuna
Hafnia alvei Tuna, skipjack, mackerel
Klebsiella pneumonia Mahi-mahi, skipjack, mackerel
Klebsiella sp Skipjack, mackerel
Proteus mirabilis Tuna, skipjack
Proteus morganii Tuna, skipjack, mackere, mahi-mahi
Proteus sp Tuna, skipjack, mackerel,
Proteus vulgaris Toxic bigeye tuna
Vibrio alginolyticus Skipjack tuna
Vibrio sp Mackerel
Sumber: Infofish (1987)
Hal- hal yang dapat memperbesar resiko bahaya
mikrobiologis

 Sanitasi buruk
 Pengemasan vakum
 Pendinginan kurang
 Fermentasi berlangsung lambat (pada ikan yang
difermentasi)
 Kebiasaan makan ikan mentah
faktor yang Mengurangi Resiko Bahaya
Mikrobiologis

 Budidaya di air yang bersih


 Sanitasi baik
 Masak sebelum dimakan.
 Pendinginan cukup (<30C).
 Sterilisasi cukup (pada kemasan)
 Tambahkan garam >3% dan bakteri asam laktat (pada
ikan yang difermentasi
Pengendalian bahaya biologi
 Pengendalian suhu/waktu
 Pemanasan dan pemasakan
 Pendinginan dan pembekuan
 Pengendalian pH
 Penambahan garam atau bahan pengawet
 Pengeringan
 Pengemasan
 Pengendalian sumber
 Pembersih dan sanitasi
Bahaya Kimiawi
 Kontaminasi bahan pada makanan dapat terjadi pada
tiap tahapan produksi, dari pertumbuhan bahan baku
dilapangan sampai konsumsi produk akhir. Pengaruh
kontaminasi kimia terhadap konsumen dapat
berjangka panjang (akut) seperti pengaruh makanan
yang mengandung allergen
1. Filotoksin dan Zootoksin
 Banyak tanaman dan hewan yang secara alamiah
menghasilkan senyawa-senyawa yang
mempunyai efek toksik pada manusia seperti :
keracunan dari bahan alam : singkong racun
(HCN), estrogen
Produk perikanan sudahberacun
 Keracunan ciguatera banyak dialami bila meng-konsumsi ikan
karang. Ikan ini beracun apabila mengkonsumsi makanan beracun
dan menjadi tidak beracun setelah beberapa saat tidak
mengkonsumsi makanan tersebut. Jenis racun yang dikandung oleh
ikan karang tersebut antara lain brevetoksin, dinofisis toksin, asam
domoik, asam okadaik, pektonotoksin, saksitoksin, dan yessotoksin.
 Tetrodotoksin adalah racun yang dikandung oleh ikan dari keluarga
Tetraodontidae. Ikan ini diketahui mengandung racun di bagian
gonad, hati, usus, dan kulitnya. Sedangkan bagian dagingnya tidak
mengandung racun. Jenis ikan yang dikenal mengandung
tetrodotoksin ini adalah ikan buntal. Tetradotoxin juga dapat
diisolasi dari spesies lain seperti ikan parrot, kodok dari genus
Atelpus, oktopus, dan kepiting xanthid.
 Keracunan kerang akan terjadi apabila meng-konsumsi kerang yang
mengandung senyawa racun. Kerang bersifat biofilter, sehingga
kerang yang hidup di perairan tercemar racun atau logam berat akan
berpotensi sebagai penyebab keracunan.
2. Racun yang diproduksi oleh mikroba :
 Mikotoksin : racun yang diproduksi kapang (aflatoksin,
deoksinivalenol, ergot alkaloid, patulin, sterigmatosistin,
zearolenon, okratoksin A.
 Aflatoksin yg diproduksi oleh kapang Aspergillus flavus
dan A. parasiticus  umumnya terdapat di kacang
tanah dan olahannya (kacang goreng, sambal pecel,
minyak goreng, oncom, dan bungkil kacang tanah),
jagung, beras, bungkil biji kapas serta produk pertanian
lainnya yang pengeringannya kurang baik  aflatoksin
bersifat karsinogenik (merangsang pertumbuhan
kanker) terutama kanker hati.
 Persyaratan kandungan maksimum aflatoksin yang
diizinkan 20 ppb tetapi dinegara AS, Australia : 5-10 ppb.
3. Keracunan Logam
 Sumber-sumber logam beracun : polusi lingkungan, tanah dimana bahan
pangan ditumbuhkan, peralatan, perabotan dan wadah untuk memasak,
mengolah dan menyimpan, air pengolahan makanan dan bahan kimia yang
diaplikasikan. Keracunan logam berat dapat menyebabkan dapat
menyebabkan anemia, darah tinggi, kerusakan testis  terdapat dalam
minuman ringan, sayuran daun yang tercemar oleh limbah pabrik dan asap
kendaraan bermotor Pb (timbal).
 Jenis-jenis logam beracun : Timah dari wadah kaleng, Hg (ikan), Cadminum
dan Pb (polusi lingkungan, arsenik, aluminium, tembaga (Cu), seng (Zn),
Fluor (F).
 Residu obat-obatan tersebut dapat menyebabkan : karsinogeni (memacu
pertumbuhan sel kanker) dan meningkatkan ketahanan dari bakteri.
 Secara umum residu obat-obatan dapat memberikan gangguan terhadap
kesehatan yang dikelompokkan menjadi 3 aspek yaitu : Aspek toksikologi,
Aspek mikrobiologi dan Aspek immuno-patologi
4.Keracunan Nitrit
  pernah timbul di Indonesia pd tahun 1990 pada
makanan biskuit  penyebabnya adalah bahan kimia :
sodium nitrit atau natrium nitrit yang dikira soda roti
(baking soda) atau sodium bikarbonat yang dipakai dalam
pembuatan roti mari dan sejenisnya.
 Nitrit ini juga sering terdapat pada makanan olahan
daging seperti cornet, dendeng dll yang terdapat pada
sendawa yang digunakan untuk mempertahankan warna
merah
 Keracunan nitrit disebabkan karena kemampuan nitrit
khususnya senyawa NO yang terserap dalam darah
merubah hemoglobin darah manusia menjadi nitrose
hemoglobin atau methemoglobin yang tidak berdaya lagi
mengangkut oksigen.
5. Residu Pestisida
Residu pestisida adalah bahan beracun yang berbahaya yang tertinggal
pada bahan pangan. Pestisida saat ini digolongkan berdasarkan :

 zat kimianya, menjadi pestisida organik dan anorganik;


 berdasarkan tujuan dan sasarannya pestisida dapat dibedakan
menjadi : insektisida (serangga), herbisida (rumput/semak), fungisida
(jamur/kapang/cendawan), nematoda (cacing), rodentisida (tikus) dan
bakterisida (bakteri).
 Jika terakumulasi dalam tubuh dapt menyebabkan perubahan gen
pada tubuh sehingga cacat, kebutaan dan pada ibu hamil dapat
menyebabkan bayi lahir cacat.
 Untuk mengurangi residu pestisida yang ada pada hasil pertanian
dapat dilakukan dengan pencucian, blancing dan dengan pengolahan
 Bahan-bahan kimia pembersih, dari daerah persiapan makanan,
seperti diterjen.
6. Migrasi komponen plastik dan bahan
pengemas
 Komponen dari bahan pengemas terutama
kemasan yang berasal dari plastik dan kaleng
 Pada kemasan plastik seperti polyethylene,
polypropylene, polyester, nylon serta vinyl film
yang dapat menyebabkan adanya : Plastizer &
monomer pindah kedalam makanan dan akan
semakin tinggi jika dipicu dengan adanya panas.
Seperti : Vinil klorida : depresi sistem syaraf &
kerusakan hati, Stiren : menginduksi efek toksik,
kerusakan ginjal, paru-paru
Contoh kemasan
7. Residu antibiotik dan hormon.
 Antibiotik sebagai Aditif Pakan dan obat-obatan
ternak  adalah setiap senyawa atau zat yang
digunakan untuk dimasukkan ke dalam tubuh
ternak (komoditi bahan pangan) seperti misalnya :
ternak potong, ternak perah, unggas, ikan laut dan
ikan tawar.
8. Aditif kimia
(bahan tambahan pangan kimia)
 BTP (bahan tambahan pangan) : Mengawetkan makanan,
Membentuk makanan, Memberikan warna, Meningkatkan
kualitas pangan, Menghemat biaya, Memperbaiki tekstur,
Meningkatkan Cita rasa, Meningkatkan stabilitas.
 BAHAN TAMBAHAN DILARANG DALAM MAKANAN
(berdasarkan Permenkes 722/Menkes/Per/IX/88, jo
1168/Menkes/Per/X/1999) :
 Asam Borat dan senyawanya, Asam Salisilat dan garamnya,
Dietilpirokarbonat, Dulsin, Kalium Klorat,
Kloramphenikol, Minyak Nabati yang dibrominasi,
Nitrofurazon, Formalin, Kalium Bromat.
Pengendalian bahaya kimia
 yang perlu diingat pada cemaran kimia tidak dapat
dihilangkan dengan pengolahan. satu-satunya
pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan
mencegah pembuangan limbah B3 sembarangan dan
melarang penggunaan zat-zat kimia berbahaya
 Pengendalian sumber
 Pengendalian produksi
 Pengendalian pelabelan
BAHAYA FISIK
 jenis bahan yang disebabkan oleh benda asing yang masuk ke
dalam produk sebagai akibat proses yang tidak sesuai dengan
standar GMP.
 Kontaminan fisik bisa disebabkan oleh filth yang muncul dari
serangga, ketidakbersihan selama proses penanganan produk,
runtuhan atau rontokan dari bangunan maupun kontaminasi
dari peralatan kerja, termasuk juga serpihan logam
 benda-benda asing yang berasaI dari luar dan tidak normal
ditemukan dalam makanan yang potensial menyebabkan yang
tidak sengaja memakannya.
 Beberapa bahaya fisik yang sedang dijumpai pada unit-unit
pengolahan makanan atau unit-unit pengolah ikan antara lain
adalah Rambut, kuku, patahan kaki serangga, kaca, kayu dan
logam.
Material, bahaya yang ditimbulkan dan sumber bahaya fisik
Pengendalian bahaya
 Pengendalian sumber
 Pengendalian produksi
 Pengendalian lingkungan

Anda mungkin juga menyukai