Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEPERAWATAN PSIKIATRI

REVIEW JURNAL TERAPI KOMPLEMENTER PADA KEPERAWATAN JIWA

DI SUSUN OLEH : ENDAH SUMINAR

NIM : 2211040666

PROGSUS SIRIUS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG TAHUN 2022


Judul EFEKTIFITAS TERAPI QUR’ANIC HEALING TERHADAP
HALUSINASI PENDENGARAN PADA SKIZOFRENIA
Nama Jurnal Jurnal keperawatan Aisyah
Tahun Juni 2021
Penulis Shella Febrita Puteri Utomo , Popy Siti Aisyah , Gilang Tresna Andika
Reviewer Endah Suminar
Tanggal reviewer 26 Mei 2022
Latar belakang Skizofrenia merupakan kumpulan dari berbagai gejala pada gangguan
jiwa yang terbagi menjadi gejala positif dan gejala negatif bersifat
menetap dalam waktu sekitar 6 bulan (TandonR., Gaebel, W., Barch, D.
M., Bustillo, J., Gur, R. E., Heckers, S., ... & Van Os 2013).
Hasil penelitian menemukan bahwa 70% pasien dengan skizofrenia di
Jawa Barat ditemukan prevalensi tertinggi ada pada gangguan halusinasi
pendengaran dan menjadi masalah yang paling umum terjadi (Riskesdas
2018).
Berdasarkan penelitian seseorang yang mengalami halusinasi
pendengaran dapat merugikan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Selain itu, halusinasi akan memengaruhi fungsi-fungsi sehingga
menyebabkan masalah pada aspek biologis, sosial, dan spiritual.
Keseriusan masalah disebabkan oleh isi halusinasi pendengaran yang
dialami terkadang memberikan perintah untuk melakukan kekerasan
pada orang lain, hingga melakukan percobaan bunuh diri (Dellazizzo et
al. 2018; TandonR., Gaebel, W., Barch, D. M., Bustillo, J., Gur, R. E.,
Heckers, S., ... & Van Os 2013). Di Indonesia isi halusinasi pendengaran
kuat dikaitkan dengan pengaruh dari hal mistis seperti jin, setan dan
mahluk halus lainnya (Suryani 2013).
Penatalaksaan yang dapat diberikan pada pasien halusinasi dengan
pendekatan secara farmakologi dan nonfarmakologi (Prabowo 2014).
Terapi farmakologi berupa penggunaan obat-obatan secara kimia dan
Terapi non farmakologi berupa terapi modalitas. Terapi modalitas dibagi
menjadi 7 jenis yaitu terapi kognisi, logoterapi, terapi keluarga, terapi
lingkungan, terapi psikoreligius, terapi kelompok, dan program rencana
pulang (Mardiati, Elita 2017).
Menurut penelitian melihat karakter latar belakang budaya
menggambarkan isi halusinasi di Indonesia berisikan suara-suara hal
gaib/ mistis maka pendekatan secara spiritual dianggap lebih efektif
mengatasi gejala halusinasi pendengaran (Gasril, Suryani, and Sasmita
2020; Suryani 2013).
Terapi spiritual yaitu dengan Terapi Qur’anic Healing, yaitu terapi yang
diberikan dengan mendengarkan lantunan ayat suci Al Qur,an dan
memiliki niat serta keyakinan (Sumarni 2020). Terapi keagamaan
(psikoreligius) terhadap penderita skizofrenia ternyata mempunyai
manfaat (Rahmalia 2020).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang diberikan terapi
psikoreligius dapat mengurangi gejala klinis pada skizofrenia sehingga
gejala positif lebih cepat terkontrol, lama perawatan (long stay
hospitalization) lebih pendek, hendaya (impairment) lebih cepat tertatasi
dan kemampuan beradaptasi lebih cepat (Rosyanti et al. 2018).

Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas Terapi Qur’anic
Healing terhadap halusinasi pada skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Jawa Barat.
Metodologi Penelitian ini menggunakan Metode Quasi Eksperimen Pretest- Posttest
penelitian with Control Design.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien skizofrenia dengan
halusinasi yang dirawat di ruang tenang sebanyak 36 respondene.
Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan kriteria
inklusi pasien skizofrenia dengan halusinasi, skor RUFA (Respon
Umum Fungsi Adaptif) III, beragama Islam, di ruang perawatan hari ke
1, usia >18 tahun.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur halusinasi yaitu AHRS
terdiri dari 11 item pertanyaan yang di kembangkan oleh Hoffman et al.,
2003). Instrumen sudah dikatakan valid dengan nilai r>0,3 dan reliabel
dibuktikan dengan nilai alpha >0,60.
Analisis data univariat dilakukan untuk melihat usia, jenis kelamin,
pekerjaan dan pendidikan menggunakan distribusi frekuensi.
Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan pada kelompok kontrol
dan intervensi setelah diberikan perlakuan menggunakan Uji T-Test
Independent dengan tingkat kepercayan 95% (α ≤ 0,05).
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukan Qur’anic Healing
Surat Ar- Rahman didapatkan nilai rata-rata dari 18 responden di
kelompok intervensi sebesar 21,50 dan pada kelompok kontrol skor
20,11. Berdasarkan hasil penelitian tahapan halusinasi pendengaran
kedua kelompok responden berada pada tahapan condeming. Tahapan
ini menunjukkan gejala pengalaman sensori sering datang dan terkadang
mengalami kesulitan membedakan apakah suara itu nyata atau
halusinasi, responden merasa tidak mampu mengontrolnya, dan merasa
aneh, takut dan juga bingung dengan pengalaman yang di rasakan.
Berdasarkan hasil penelitian sebelum diberikan Terapi Murotal Al-
Qur’an pada pasien skizofrenia dengan halusinasi pendengaran
responden pada kelompok intervensi menunjukan gejala terkadang
berbicara sendiri, seperti sedang berkomunikasi dengan orang lain
secara berbisik-bisik, dan rerata skor yang dihasilkan adalah 21,5.
Berdasarkan gejala dan skor berada pada fase condemning. Apabila
dinilai menggunakan skor rufa responden pada kelompok intervensi
berada pada kondisi RUFA 3 (21-30). Setelah diberikan terapi kelompok
intervensi menunjukkan terjadi penurunan rerata skor halusinasi
pendengaran menjadi 10,6. Gejala yang ditunjukan yaitu responden
lebih tenang, tidak tampak berbicara sendiri, konsentrasi lebih fokus.
Berbeda dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan terapi selama 6
kali dalam 6 hari, rerata skor halusinasi pada awal pengkajian adalah
20,11 dan setelah 6 hari dikaji kembali rerata skor halusinasi pendegaran
menjadi 15,72 yaitu terjadi penurunan skor halusinasi, namun tidak
sebesar kelompok intervensi, dengan nilai p- value pada Uji Independent
Sample Test didapatkan 0,000 (<0,05). Hal ini terbukti bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap skor hausinasi pendengaran pada
pasien skizofrenia dengan pemberian Terapi Murotal Surat Ar-Rahman.
Simpulan dan Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang ditandai munculnya gejala
Saran negatif dan gejala positif diantaranya dengan masalah halusinasi. Setelah
diberikan Terapi Qur’anic Healing pada kelompok intervensi terdapat
perbedaan sebelum dan setelah terapi dan mendapatkan nilai p-value
0,000. Dapat disimpulkan quranic healing efektif dapat menurunkan
gejala halusinasi pada skizofrenia. Oleh karena itu, saran pada penelitian
ini perawat jiwa dapat mengaplikasikan Terapi Quranic Healing dengan
mendengarkan murrotal pada gejala halusinasi. Pada peneliti selanjutnya
dapat dilakukan pengamatan jangka panjang tentang efektifitas Terapi
Quranic Healing dan bagi rumah sakit jiwa dapat menjadi pertimbangan
untuk melakukan kegiatan mendengarkan Al-Quran untuk menurunkan
gejala halusinasi pendengaran pasien dengan skizofrenia.
Kelebihan Penelitian sangat baik, seluruh hasil penelitian sudah dijabarkan dalam
bentuk table dan narasi yang dapat dimengerti dengan mudah. Penelitian
ini bermanfaat bagi teman sejawat yang berada di Rumah Sakit Jiwa
untuk mengaplikasikan terapi modalitas berupa terapi Quranic healing
pada gejala halusinasi.
Kekurangan Keterbatasan penelitian ini adalah efektifitas terapi sangat tergantung
pada tahapan condemning klien yang masih menunjukkan gejala
pengalaman sensori dan sering mengalami bias, sehingga pada tahapan
ini responden cukup sulit jika diberikan intervensi dikarenakan
halusinasi masih cukup mendominasi responden.
Untuk terapi Quranic healing hanya dapat digunakan untuk pasien yang
beragama Islam sehingga penelitian ini terbatas untuk yang beragama
islam saja.

Anda mungkin juga menyukai