Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh
Kelompok 1 TIPS 6A
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik
dan hidayah-Nya kepada kita melalui Baginda Rosulullah SAW yang membawa kita
dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang, sholawat serta salam
senantiasa kita haturkan kepada beliau, semoga kita mendapatkan syafaatnya dihari
akhir nanti. Kami menyusun makalah yang berjudul “Filosofi Sejarah Sosial di
Dunia” berdasarkan referensi dari perpustakaan yang relevan, agar makalah ini dapat
di percaya keakuratannya sebagai referensi penyusunan makalah yang baik dan dapat
diterima dengan baik disemua kalangan dan dapat memberi manfaat kepada
pembacanya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kamu menyampaikan terima
kasih setulus-tulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
2. Kedua Orang Tua kami, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasihat,
serta kesabarannya yang selalu membimbing kami tanpa lelah.
3. Hany Nurpratiwi, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Sosial
yang selalu membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Seluruh Civitas Akademik Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahamatullah
Tulungagung.
5. Serta semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.
Kami sudah berusaha sebaik mungkin, dan semaksimal mungkin dalam
pengerjaan makalah ini, tetapi mungkin dengan segala keterbatasan waktu,
kemampuan, dan pengetahuan.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh juga. Maka dari itu, saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan oleh penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
B. Rumusan masalah........................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
A. Kesimpulan .................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat sosial sebagai salah satu cabang ilmu termuda, dibutuhkan untuk menganalisis
sekaligus memberikan solusi terhadap komplektisitas persoalan sosial kemasyarakatan
sebagai ilmu kriritis, maka peran filsafat sosial dalam ranah kehidupan sosial harus
berpartisipasi dalam melayani manusia. Oleh karna itu, para ilmuan sosial harus
menentukan keberpihakannya kepada siapa mereka melayani dengan demikian filsafat
sosial harus menolak pemisahan antara teori dan praktek karena semua praktek dan
teori harus didiskusikan
1
merupakan gejala baru dalam penulisan sejarah sebelum Perang Dunia I. Munculnya
gagasan menulis Sejarah Sosial pada abad ke-20 merupakan suatu reaksi terhadap
dominasi Sejarah Politik selama abad ke-19 yang hanya menulis golongan atas saja.
Sejarah sosial memusatkan perhatian pada struktur sosial masyarakat. Seperti halnya
lapisan masyarakat kota dan desa dicermati untuk melihat golongan-golongan sosial
yang beragam seperti elite, bangsawan, pedagang, buruh, petani, dan seniman. Dengan
demikian sejarah sosial mempunyai bahan garapan yang luas, selain penulisan tetang
lapisan masyarakat kota dan desa dalam penulisan sejarah sosial juga bisa mengkaji
masalah perubahan pada masyarakat tradisional ke modern.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui filsafat sejarah sosial
2. Untuk mengetahui pengertian sejarah sosial
3. Untuk mengetahui historiografi sejarah sosial
4. Untuk mengetahui model penulisan sejarah sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
Filsafat sosial adalah ilmu kritis dalam melihat dan menganalisis persoalan sosial
kemasyarakatan akan terselamatakan dari bahaya-bahaya legalisme, kemunafikan, dan
penglarutan kepribadian disatu pihak, dan suatu otonomi dilain pihak. Dengan demikian
filsafat sosial dalam hal ini bertitik tolak dari manusia yang tunggal, individu dan
masyarakat.
Filsafat sosial sebagai salah satu cabang ilmu termuda, dibutuhkan untuk
menganalisis sekaligus memberikan solusi terhadap komplektisitas persoalan sosial
kemasyarakatan sebagai ilmu kriritis, maka peran filsafat sosial dalam ranah kehidupan
sosial harus berpartisipasi dalam melayani manusia. Oleh karna itu, para ilmuan sosial
harus menentukan keberpihakannya kepada siapa mereka melayani dengan demikian
filsafat sosial harus menolak pemisahan antara teori dan praktek karena semua praktek
dan teori harus didiskusikan.
Kepentingan praktek bagi ilmuan sosial adalah untuk membebaskan manusia dari
ketertindasan dan kesemenaan teori-teori lain. Sebab ilmu sosial menyediakan
pengetahuan yang bersifat instrument murni, yaitu pengetahuan harus dapat dipakai
untuk keperluan apa saja sehingga tidak bersifat etis dan juga tidak terikat pada dimensi
politis manusia, dengan demikian ilmu sosial bersifat netral dan bebas nilai. Karena
sifatnya demikian, filsafat sosial melihat masyarakat sebagai kesatuan manusia dalam
kebersamaan. Melalui kebersamaan itu kemudian filsafat sosial melihat dari struktur,
proses dan makna sosial baik pada masa lalu atau sekarang. kelas sosial dalam konteks
ilmu-ilmu sosial meskipun tergolong baru, karena secara akademis baru berkembang
dalam beberapa dekat terakhir ini, namun kegandrungan terhadap ilmu tersebut sudah
setara dengan ilmu-ilmu lainnya.
Sejarah sosial merupakan kajian sejarah tentang masalah yang muncul dalam kehidupan
masyarakat untuk melihat bukti sejarah dari sudut pandang sosial. Sejarah sosial adalah
penulisan sejarah yang menempatkan masyarakat sebagai bahan kajian. Sejarah sosial
memiliki bahan garapan yang luas dan beranekaragam. Sejarah sosial memiliki
kecenderungan berkaitan erat dengan sejarah ekonomi. Tema lain yang dapat telaah
dalam sejarah sosial adalah tentang peristiwa sejarah yang berkaitan dengan pergerakan
sosial. Selain itu, fakta sosial berupa jumlah penduduk, urbanisasi, imigrasi dan
3
sebagainya juga dapat menjadi tema dalam sejarah sosial.
Sejarah sosial secara umum dikatakan sebagai sejarah masyarakat, yang dapat
diartikan bertumpu atau titik bahasan dalam historiografi. Diawali dari bawah yaitu dari
rakyat yang populis (kecil). Beberapa pendapat lain juga ikut menambah wawasan
tentang sejarah sosial, menurut Robert J. Bezucha, sejarah sosial adalah sejarah yang
mengkaji kehidupan manusia sebagai anggota populis (kecil). Beberapa pendapat lain
juga ikut menambah wawasan tentang sejarah sosial, menurut Robert J. Bezucha, sejarah
sosial adalah sejarah yang mengkaji kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat dari
lapisan yang berbeda dan periode yang beda pula. Selain itu, Hosbawn berpendapat
bahwa sejarah sosial merupakan sejarah yang mengkajiorang kecil, rakyat, masyarakat
miskin serta berbagai gerakan sosial, tingkah laku serta adat istiadat.
Menurut ahli dari dalam negeri Kutowijoyo sejarah sosial merupakan suatu
penulisan sejarah memerlukan usaha (penelitian dan penulisan) untuk membuat kerangka
utuh mengenai masyarakat secara keseluruhan, berupa strategi atau model yang
mempunyai peran inspirasidalam heuristik dalam pencarian, pengumpulan dan
penyusunan. Dimana berdasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas dapat kita
simpulkan bawasanya sejarah sosial merupakan tema dalam sejarah yang menekankan
pada aspek sosial masyarakat dari pada memberatkan pada suatu permasalahan atau
politik. Dapat dikatakan tanpa adanya sejarah sosial maka keberdaan sejarah ekonomi
akan terasahambar dan dangkal karena sejarah sosial menyediakan mata rantai yang
dibutuhkan dalam sejarah ekonomi dimana ruang lingkupnya bisa mencangkup
kehidupan sehari hari penghuni sebuah kawasan di masa lampau, yang mana meliputi
manusia dengan hubungan ekonomi yang berbeda-beda.
Dalam sebuah Historografi memiliki dua makna yaitu yang pertama sebuah
penulisan sejarah (historical writting), kedua sejarah penulisan sejarah ( historical of
historical writting. Historiografi adalah sebuah ilmu yang telah mempelajari dalam
praktik ilmu sejarah. Hal ini terwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk didalam
mempelajari metodologi sejarah dan perkembngan didalam sebuah sejarah yang
mengarah kedisimplinan akademik, istilah ini telah bisa merujuk dalam bagian tertentu
dari tulisan sejarah, seperti contoh “historiogrfi Indonesia megenai Gerakan 30
September selama rezim Seoharto” pada tulisan ini merujuk pada pendekatan
metodelogis dan juga ide-ide didalam sebuah sejarah yang telah ditukis selama beberapa
4
periode. Dalam suatu analisa meta dari sebuah deskripsi sejarah, telah diartikan ketiga ini
yang dapat berhubungan dengan kedua arti sebelumnya tersebuat memiliki sebuah
analisa yang fokus pada narasi, interpretasi, pandangan umum, penggunaan bukti-bukti,
dan metode presentasi lain dari para sejarawan.
Semenjak sejarah telah menjadi bagian dari kajian ilmu yang memilki ciri khas
tersendir, beberapa kali telah mengalami sebuah perubahan, namun dalam adanya semua
ini tidak hanya berdiri sendiri namun juga terdapat pada beberapa percepatan dalam
sebuah perubahan secara langsung menyeret pemikiran para masyarakat dalam mengerti
realitas perubahan yang terus menerus terjadi. Pada saat ini terdapat dua macam
pengertian terhadap perubahan. Pertama beranggapan bahwa masyarakat senantiasa
berubah dan tidak akan sama benar denagan kejadian pada masa lampau. Kedua, bahwa
perubahan yang terjadi disebabakan oleh manusai atau manusialah yang telah membuat
sejarahnya sendiri. Pada abad ke-18 persepktif “Perubahan” telah dominan muncul, pada
tahun tersebuat juga mampu merubah dalam pandangan sejarah klasik dan mengantinya
dengan pemikiran sejarah historical thiking serta melahirkan ilmu sejarah. Selain itu
terdapat sejarah universal karena yang dipentingkan adalah sebuah faktor sehingga
dengan demikian telah melahirkan unsur-unsur sosial seperti kapitasme, industrialisasi,
negara-bangsa dll. Pada abad ke 19 pengertian itu telah bergeser dengan sendirirnya
karena perubahan dunia.
Didalam keyakinan ini bahwa devwlopment telah menghasilkan manusia yang
terlalu maju serta mengabaikan masa lampau yang penuh dengan keteraturan dan
kedamaian dengan demikian industrialisasi hanya akan meluluh-lantakkan dalam
peradaban dan nilai-nilai positif didalam masyarakat Barat pada sebuah filsataf Yunani
kuno. Pada perubahan dengan demikian cepetnya akan menggangu ketentraman pada
masa lampu.
Pada pandangan ini telah mengasumsikan bahwa terdapat kelompok yang telah
mendambakan kembalinya masa lampau dalam kehadiaran di masa kini. Terapi di
tentang dengan masyarakat tradisional bahwa di masa lampau tetap hadir sebagai “ pola”
utama, masyarakat moderen hanya bisa menjadiakn sebagai “model”. Padandangan
historisisme yang telah dominan pada abad ke -19, sejak tahuan 1914 telah muncul
kembali samapai kini dalam bentuk sejarah nasional untuk kepentingan pendidikan
sekolah yang dinamkan sebagai “Neo Historisisme “.
Dalam ilmu sejarah, pemikiran Potmodernisme telah melahirkan historiografi dalam
penekanan individu dan komunitas atau kelompok sosial dalam lingkup kecil dan
5
dibatasi oleh geografis. Dalam sejarah pengertian ini telah ditolak faktor-faktor universal
dan hanya menekankan the particular, dan bentuk yang dihasilkan adalah small
narrative. Terdapab beberapa jenis historiografi yang dapat digolongkan dalam bentuk
metode seperti : every day study dalam Scott pemberontakan petani.1
1
Irawan Dedi dan Alina Syair 2014, METODOLOGI dan HISTORIOGRAFI SEJARAH (Penulisan
Sejarah). Yokyakarta, Eja_Publisher.Hal 151-155
2
Z. R.Leinssa dan M. Kartadarmadja Soenjata, Pemikiran Biografi dan Kesejahteraan, Suatu kumpulan
prasarana pada berbagai lokakarya jilid III, (Jakarta: Departmen Pendidikan & Kebudayaan Direktorat
Sejarah dan Nilai Traisional Proyek Inventarisasi dan Dokumen Sejarah Nasional), 1994, hal. 03
6
Setidaknya dapat ditemukan enam model, yang masing-masing kami beri nama
(1) model evolusi, (2) model lingkaran sentral, (3) model interval, (4) model tingkat
perkembngan, (5) model jangka panjang menengah pendek, dan (6) sistematis. Berikut
ini merupakan penjelasan dari enam model tersebut.
1. Model Evolusi
Model pertama ini disebut model evolusi untuk menunjukkan jenis penulisan yang
menggambarkan perkembangan sebuah masyarakat yang kompleks. Model ini hanya
diterapkan pada bahan kajian yang memang mencoba mengkaji masyarakat dari
permulaan berdirinya. Jika memang sumber-sumber sejarahnya memungkinkan untuk
penulisan seperti ini. Begitu juga untuk sebuah kota di Indonesia model penulisan yang
mengikuti dari awal pertumbuhan merupakan pekerjaan tak mudah misalnya melihat
Evolusi dari sebuah desa yang semakin ramai menjadi kota hampir saja tidak mungkin,
kota-kota yang sengaja didirikan seperti Batavia yang menjadi Jakarta, atau kota-kota
pelabuhan, kota-kota stasiun kereta api dan semacamnya dapat ditulis dengan model ini.
3. Model Interval
Model ini merupakan kumpulan dari Iukisan sinkronis yang diurutkan dalam
7
kronologi sehingga nampak perkembangannya, sekalipun tidak nampak benar hubungan
sebab-akibat. Model ini terpikirkan- misalnya ketika kita mendapatkan keterangan dari
suatu zaman pada periode tertentu mengenai suatu masyarakat tertentu. Kemudian secara
kebetulan ada pula keterangan mengenai masyarakat itu pada periode yang lain, tanpa
adanya mata rantai yang menghubungkan antara dua periode itu. Demikian seterusnya
sehingga urutan lukisan sinkronis itu dapat menunjukkan secara tak sempurna
perkembangan diakronisme. Sejarah Indonesia misalnya, kita ingat bahwa pada tahun
1868 pemerintah kolonial mengadakan survai pedesaan di Jawa dan Madura yang
sebagian hasilnya diterbitkan dalam Bergsma, Eindresume yang banyak menjadi sumber
penulisan sejarah pedesaan itu.
6. Model Sutematis.
Model ini terutama sangat sesuai untuk menelusuri sejarah sosial dalam arti
perubahan social. Model ini diambil dari membaca buku Thomas C. Cochran, Social
Change in America, yang mencoba membuat pendekatan yang sistematis terhadap
perubahan sosial di Amerika dalam abad ke-20. Ia memulai bukunya dengan
mengemukakan elemen-elemen sosial yang akan dijadikannya ukuran bagi
perubahan sosial itu. Ia mencoba menerapkan pendekatan behavioral Sciences untuk
sejarah, dan mencoba melihat sejarah Amerika dengan demikian. Hasilnya ialah
sebuah sejarah institusional, yang menekankan lebih banyak pada perubahan dalam
perilaku yang terkondisi secara sosial lebih daripada pada uraian sejarah yang
melukiskan kejadian politik, orang-orang besar, dan kejadian-kejadian yang
menarik.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat sosial adalah ilmu kritis dalam melihat dan menganalisis
persoalan sosial kemasyarakatan akan terselamatakan dari bahaya-bahaya
legalisme, kemunafikan, dan penglarutan kepribadian disatu pihak, dan suatu
otonomi dilain pihak. Dengan demikian filsafat sosial dalam hal ini bertitik
tolak dari manusia yang tunggal, individu dan masyarakat.
Sejarah sosial secara umum diartikan sebagai sejarah masyarakat.
Artinya titik tumpu dalam historiografi bukan berawal dari atas atau kaum elit.
Sebaliknya historiografi diawali dari bawah yaitu dari rakyat yang populis.
Dengan demikian proses sejarah tidak ditentukan oleh dinamika politik, tetapi
dinamika masyarakat pada umumnya. (Sjamsudin,2007)
10
DAFTAR PUSTAKA
Saimima, J. R. 2014. “Membumikan Sejarah Sosial”. Jurnal Seuneubok Lada. Vol. 1 No.
1. Januari- Juni
Kuntowijoyo. 2004. Penjelasan Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana
11