Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Filosofi Sejarah Sosial di Dunia


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Sosial
Dosen Pengampu:
Hany Nurpratiwi, M.Pd.

Disusun Oleh
Kelompok 1 TIPS 6A

1. Ahmad Zakiyal Ajis Ali (12209193062)


2. Iis Halimatus sa'diyah (12209193067)
3. Isna Zumrotul Abidah (12209193065)
4. Yuliana Karmani (12209193050)
5. Wanda Syafa'ah (12209193001)

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik
dan hidayah-Nya kepada kita melalui Baginda Rosulullah SAW yang membawa kita
dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang, sholawat serta salam
senantiasa kita haturkan kepada beliau, semoga kita mendapatkan syafaatnya dihari
akhir nanti. Kami menyusun makalah yang berjudul “Filosofi Sejarah Sosial di
Dunia” berdasarkan referensi dari perpustakaan yang relevan, agar makalah ini dapat
di percaya keakuratannya sebagai referensi penyusunan makalah yang baik dan dapat
diterima dengan baik disemua kalangan dan dapat memberi manfaat kepada
pembacanya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kamu menyampaikan terima
kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
2. Kedua Orang Tua kami, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasihat,
serta kesabarannya yang selalu membimbing kami tanpa lelah.
3. Hany Nurpratiwi, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Sosial
yang selalu membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Seluruh Civitas Akademik Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahamatullah
Tulungagung.
5. Serta semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.
Kami sudah berusaha sebaik mungkin, dan semaksimal mungkin dalam
pengerjaan makalah ini, tetapi mungkin dengan segala keterbatasan waktu,
kemampuan, dan pengetahuan.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh juga. Maka dari itu, saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan oleh penulis.

Tulungagung, 16 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar belakang. ............................................................................................... 1

B. Rumusan masalah........................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

A. Filsafat Sejarah Sosial .................................................................................... 3

B. Pengertian Sejarah Sosial ............................................................................... 3

C. Tema dan Historiografi Sejarah Sosial ........................................................... 4

D. Karakteristik Kajian Sejarah Sosial ............................................................... 6

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 10

A. Kesimpulan .................................................................................................. 10

B. Saran ............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat sosial sebagai salah satu cabang ilmu termuda, dibutuhkan untuk menganalisis
sekaligus memberikan solusi terhadap komplektisitas persoalan sosial kemasyarakatan
sebagai ilmu kriritis, maka peran filsafat sosial dalam ranah kehidupan sosial harus
berpartisipasi dalam melayani manusia. Oleh karna itu, para ilmuan sosial harus
menentukan keberpihakannya kepada siapa mereka melayani dengan demikian filsafat
sosial harus menolak pemisahan antara teori dan praktek karena semua praktek dan
teori harus didiskusikan

Sejarah sosial merupakan sejarah yang memusatkan perhatian kepada


masyarakat yang terabaikan, terasingkan, atau termarjinalkan yang merupakan aktor
sejarah sosial. Peran-peran masyarakat dalam sebuah peristiwa dimasa lampau menjadi
fokus bahasan sejarah sosial. Sejarah sosial sendiri bertolak belakangan dengan sejarah
politik, karena dalam sejarah politik lebih memusatkan perhatian kepada tokoh-tokoh
besar dalam kajiannya maupun studinya. Dalam konotasinya perkembangan sejarah
sosial merupakan sebagai sejarah perjuangan kelas pada umumnya, dan sangat
berdekatan dengan arti bahwa sejarah sosial sebagai sejarah gerakan sosial. Masalah
gerakan sosial tentu saja mencakup banyak kelompok, seperti gerakan serikat buruh,
gerakan kaum sosialis, gerakan kaum nasionalis, gerakan emansipasi wanita, gerakan
anti perbudakan, dan lain sebagainya.
Menurut Sartono Kartodirdjo yang mengartikan sejarah sosial secara luas,
menganggap setiap gejala sejarah yang memanifestasikan kehidupan sosial suatu
komunitas atau kelompok, dan inilah disebut sebagai sejarah sosial. Dalam sejarahnya,
lahirnya ilmu sosial pada abad ke-20 adalah reaksi terhadap dominasi sejarah politik.
Sehingga sejarah sosial sering disebut

1
merupakan gejala baru dalam penulisan sejarah sebelum Perang Dunia I. Munculnya
gagasan menulis Sejarah Sosial pada abad ke-20 merupakan suatu reaksi terhadap
dominasi Sejarah Politik selama abad ke-19 yang hanya menulis golongan atas saja.
Sejarah sosial memusatkan perhatian pada struktur sosial masyarakat. Seperti halnya
lapisan masyarakat kota dan desa dicermati untuk melihat golongan-golongan sosial
yang beragam seperti elite, bangsawan, pedagang, buruh, petani, dan seniman. Dengan
demikian sejarah sosial mempunyai bahan garapan yang luas, selain penulisan tetang
lapisan masyarakat kota dan desa dalam penulisan sejarah sosial juga bisa mengkaji
masalah perubahan pada masyarakat tradisional ke modern.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan filsafat sejarah sosial?


2. Apa yang dimaksud sejarah sosial?
3. Bagaimana historiografi sejarah sosial?
4. Bagaimana model penulisan sejarah sosial?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui filsafat sejarah sosial
2. Untuk mengetahui pengertian sejarah sosial
3. Untuk mengetahui historiografi sejarah sosial
4. Untuk mengetahui model penulisan sejarah sosial

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Filsafat Sejarah Sosial

Filsafat sosial adalah ilmu kritis dalam melihat dan menganalisis persoalan sosial
kemasyarakatan akan terselamatakan dari bahaya-bahaya legalisme, kemunafikan, dan
penglarutan kepribadian disatu pihak, dan suatu otonomi dilain pihak. Dengan demikian
filsafat sosial dalam hal ini bertitik tolak dari manusia yang tunggal, individu dan
masyarakat.

Filsafat sosial sebagai salah satu cabang ilmu termuda, dibutuhkan untuk
menganalisis sekaligus memberikan solusi terhadap komplektisitas persoalan sosial
kemasyarakatan sebagai ilmu kriritis, maka peran filsafat sosial dalam ranah kehidupan
sosial harus berpartisipasi dalam melayani manusia. Oleh karna itu, para ilmuan sosial
harus menentukan keberpihakannya kepada siapa mereka melayani dengan demikian
filsafat sosial harus menolak pemisahan antara teori dan praktek karena semua praktek
dan teori harus didiskusikan.

Kepentingan praktek bagi ilmuan sosial adalah untuk membebaskan manusia dari
ketertindasan dan kesemenaan teori-teori lain. Sebab ilmu sosial menyediakan
pengetahuan yang bersifat instrument murni, yaitu pengetahuan harus dapat dipakai
untuk keperluan apa saja sehingga tidak bersifat etis dan juga tidak terikat pada dimensi
politis manusia, dengan demikian ilmu sosial bersifat netral dan bebas nilai. Karena
sifatnya demikian, filsafat sosial melihat masyarakat sebagai kesatuan manusia dalam
kebersamaan. Melalui kebersamaan itu kemudian filsafat sosial melihat dari struktur,
proses dan makna sosial baik pada masa lalu atau sekarang. kelas sosial dalam konteks
ilmu-ilmu sosial meskipun tergolong baru, karena secara akademis baru berkembang
dalam beberapa dekat terakhir ini, namun kegandrungan terhadap ilmu tersebut sudah
setara dengan ilmu-ilmu lainnya.

B. Pengertian Sejarah Sosial

Sejarah sosial merupakan kajian sejarah tentang masalah yang muncul dalam kehidupan
masyarakat untuk melihat bukti sejarah dari sudut pandang sosial. Sejarah sosial adalah
penulisan sejarah yang menempatkan masyarakat sebagai bahan kajian. Sejarah sosial
memiliki bahan garapan yang luas dan beranekaragam. Sejarah sosial memiliki
kecenderungan berkaitan erat dengan sejarah ekonomi. Tema lain yang dapat telaah
dalam sejarah sosial adalah tentang peristiwa sejarah yang berkaitan dengan pergerakan
sosial. Selain itu, fakta sosial berupa jumlah penduduk, urbanisasi, imigrasi dan
3
sebagainya juga dapat menjadi tema dalam sejarah sosial.
Sejarah sosial secara umum dikatakan sebagai sejarah masyarakat, yang dapat
diartikan bertumpu atau titik bahasan dalam historiografi. Diawali dari bawah yaitu dari
rakyat yang populis (kecil). Beberapa pendapat lain juga ikut menambah wawasan
tentang sejarah sosial, menurut Robert J. Bezucha, sejarah sosial adalah sejarah yang
mengkaji kehidupan manusia sebagai anggota populis (kecil). Beberapa pendapat lain
juga ikut menambah wawasan tentang sejarah sosial, menurut Robert J. Bezucha, sejarah
sosial adalah sejarah yang mengkaji kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat dari
lapisan yang berbeda dan periode yang beda pula. Selain itu, Hosbawn berpendapat
bahwa sejarah sosial merupakan sejarah yang mengkajiorang kecil, rakyat, masyarakat
miskin serta berbagai gerakan sosial, tingkah laku serta adat istiadat.
Menurut ahli dari dalam negeri Kutowijoyo sejarah sosial merupakan suatu
penulisan sejarah memerlukan usaha (penelitian dan penulisan) untuk membuat kerangka
utuh mengenai masyarakat secara keseluruhan, berupa strategi atau model yang
mempunyai peran inspirasidalam heuristik dalam pencarian, pengumpulan dan
penyusunan. Dimana berdasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas dapat kita
simpulkan bawasanya sejarah sosial merupakan tema dalam sejarah yang menekankan
pada aspek sosial masyarakat dari pada memberatkan pada suatu permasalahan atau
politik. Dapat dikatakan tanpa adanya sejarah sosial maka keberdaan sejarah ekonomi
akan terasahambar dan dangkal karena sejarah sosial menyediakan mata rantai yang
dibutuhkan dalam sejarah ekonomi dimana ruang lingkupnya bisa mencangkup
kehidupan sehari hari penghuni sebuah kawasan di masa lampau, yang mana meliputi
manusia dengan hubungan ekonomi yang berbeda-beda.

C. Historiografi sejarah sosial

Dalam sebuah Historografi memiliki dua makna yaitu yang pertama sebuah
penulisan sejarah (historical writting), kedua sejarah penulisan sejarah ( historical of
historical writting. Historiografi adalah sebuah ilmu yang telah mempelajari dalam
praktik ilmu sejarah. Hal ini terwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk didalam
mempelajari metodologi sejarah dan perkembngan didalam sebuah sejarah yang
mengarah kedisimplinan akademik, istilah ini telah bisa merujuk dalam bagian tertentu
dari tulisan sejarah, seperti contoh “historiogrfi Indonesia megenai Gerakan 30
September selama rezim Seoharto” pada tulisan ini merujuk pada pendekatan
metodelogis dan juga ide-ide didalam sebuah sejarah yang telah ditukis selama beberapa
4
periode. Dalam suatu analisa meta dari sebuah deskripsi sejarah, telah diartikan ketiga ini
yang dapat berhubungan dengan kedua arti sebelumnya tersebuat memiliki sebuah
analisa yang fokus pada narasi, interpretasi, pandangan umum, penggunaan bukti-bukti,
dan metode presentasi lain dari para sejarawan.
Semenjak sejarah telah menjadi bagian dari kajian ilmu yang memilki ciri khas
tersendir, beberapa kali telah mengalami sebuah perubahan, namun dalam adanya semua
ini tidak hanya berdiri sendiri namun juga terdapat pada beberapa percepatan dalam
sebuah perubahan secara langsung menyeret pemikiran para masyarakat dalam mengerti
realitas perubahan yang terus menerus terjadi. Pada saat ini terdapat dua macam
pengertian terhadap perubahan. Pertama beranggapan bahwa masyarakat senantiasa
berubah dan tidak akan sama benar denagan kejadian pada masa lampau. Kedua, bahwa
perubahan yang terjadi disebabakan oleh manusai atau manusialah yang telah membuat
sejarahnya sendiri. Pada abad ke-18 persepktif “Perubahan” telah dominan muncul, pada
tahun tersebuat juga mampu merubah dalam pandangan sejarah klasik dan mengantinya
dengan pemikiran sejarah historical thiking serta melahirkan ilmu sejarah. Selain itu
terdapat sejarah universal karena yang dipentingkan adalah sebuah faktor sehingga
dengan demikian telah melahirkan unsur-unsur sosial seperti kapitasme, industrialisasi,
negara-bangsa dll. Pada abad ke 19 pengertian itu telah bergeser dengan sendirirnya
karena perubahan dunia.
Didalam keyakinan ini bahwa devwlopment telah menghasilkan manusia yang
terlalu maju serta mengabaikan masa lampau yang penuh dengan keteraturan dan
kedamaian dengan demikian industrialisasi hanya akan meluluh-lantakkan dalam
peradaban dan nilai-nilai positif didalam masyarakat Barat pada sebuah filsataf Yunani
kuno. Pada perubahan dengan demikian cepetnya akan menggangu ketentraman pada
masa lampu.
Pada pandangan ini telah mengasumsikan bahwa terdapat kelompok yang telah
mendambakan kembalinya masa lampau dalam kehadiaran di masa kini. Terapi di
tentang dengan masyarakat tradisional bahwa di masa lampau tetap hadir sebagai “ pola”
utama, masyarakat moderen hanya bisa menjadiakn sebagai “model”. Padandangan
historisisme yang telah dominan pada abad ke -19, sejak tahuan 1914 telah muncul
kembali samapai kini dalam bentuk sejarah nasional untuk kepentingan pendidikan
sekolah yang dinamkan sebagai “Neo Historisisme “.
Dalam ilmu sejarah, pemikiran Potmodernisme telah melahirkan historiografi dalam
penekanan individu dan komunitas atau kelompok sosial dalam lingkup kecil dan
5
dibatasi oleh geografis. Dalam sejarah pengertian ini telah ditolak faktor-faktor universal
dan hanya menekankan the particular, dan bentuk yang dihasilkan adalah small
narrative. Terdapab beberapa jenis historiografi yang dapat digolongkan dalam bentuk
metode seperti : every day study dalam Scott pemberontakan petani.1

D. Model Penulisan Sejarah Sosial


Walaupun sejarah sosial sudah merupakan bahasan baru dalam penulisan sejarah
sebelum perang dunia ke II, tetapi sebagai sebuah gerakan yang penting baru
mendapatkan sebuah tempat di tahun 1950-an. Di Perancis aliran penulisan sejarah
dipelopori Febre dan Bloch yang menjadi sebuah metode atau paradigma bagi penulis
sejarah sosial yang semakin kuat kedudukannya. Muncul juga di dalam Negara Amerika
dan Inggris sebagai inspirasi dalam penulisan sejarah di luar daratan eropa.2 Terna lain
yang dapat digarap oleh sejarah sosial ialah tentang peristiwa- peristiwa sejarah. Tulisan-
tulisan di indonesia tentang pemberontakan petani adalah salah satu contohnya.
Demikian pula tulisan Sartono Kartodirjo, Pemberontakan Petani Banten 1888,
barangkali merupakan suatu sejarah sosial pertama yang ditulis dalam historiografi
Indonesia. Dalam penulisan tersebut pada umumnya “sejarah baru”, telah digunakan
pendekatan yang memanfaatkan teori dan konsep ilmu sosial.
Akhirnya, sejarah sosial dapat mengambil fakta sosial sebagai bahan kajian, tema
seperti kemiskinan, perbanditan, kekerasan, kriminalitas dapat menjadi sebuah sejarah,
model penulisan sejarah ada dua yaitu sinkronis dan diakronis, dalam sebuah konsep
sinkronis masyarakat digambarkan sebagai sebuah sistem yang terdiri atas struktur dan
bagiannya, misalnya pendekatan fungsional dan struktural dalam ilmu sosial pada model
sinkronis melihat keadaan masyarakat daalam keadan waktu nol, model sinkronis
kebanyakan digunakan oleh ilmu sosial seperti sosiolog, ekonomi, antropologi dan
politik. Selanjutnya model diakronis terfokus dalam gerak dalam waktu dari kejadian-
kejadian yang konkrit harus menjadi tujuan utama dalam penulisan sejarah. Dan bisa
disebut sebagai model dinamis, Sejarawan harus mencari model perkembangan diakronis
dengan melihat kepada bahan-bahan dan aktualitasnya.

1
Irawan Dedi dan Alina Syair 2014, METODOLOGI dan HISTORIOGRAFI SEJARAH (Penulisan
Sejarah). Yokyakarta, Eja_Publisher.Hal 151-155
2
Z. R.Leinssa dan M. Kartadarmadja Soenjata, Pemikiran Biografi dan Kesejahteraan, Suatu kumpulan
prasarana pada berbagai lokakarya jilid III, (Jakarta: Departmen Pendidikan & Kebudayaan Direktorat
Sejarah dan Nilai Traisional Proyek Inventarisasi dan Dokumen Sejarah Nasional), 1994, hal. 03
6
Setidaknya dapat ditemukan enam model, yang masing-masing kami beri nama
(1) model evolusi, (2) model lingkaran sentral, (3) model interval, (4) model tingkat
perkembngan, (5) model jangka panjang menengah pendek, dan (6) sistematis. Berikut
ini merupakan penjelasan dari enam model tersebut.

1. Model Evolusi
Model pertama ini disebut model evolusi untuk menunjukkan jenis penulisan yang
menggambarkan perkembangan sebuah masyarakat yang kompleks. Model ini hanya
diterapkan pada bahan kajian yang memang mencoba mengkaji masyarakat dari
permulaan berdirinya. Jika memang sumber-sumber sejarahnya memungkinkan untuk
penulisan seperti ini. Begitu juga untuk sebuah kota di Indonesia model penulisan yang
mengikuti dari awal pertumbuhan merupakan pekerjaan tak mudah misalnya melihat
Evolusi dari sebuah desa yang semakin ramai menjadi kota hampir saja tidak mungkin,
kota-kota yang sengaja didirikan seperti Batavia yang menjadi Jakarta, atau kota-kota
pelabuhan, kota-kota stasiun kereta api dan semacamnya dapat ditulis dengan model ini.

2. Model Lingkaran Sentral


Model Lingkaran Sentral tidak menulis mengenai kota atau masyarakat dari awal,
tetapi dari titik yang sudah menjadi. Setiap penulisan yang bertolak dari titik sejarah di
tengah - tengah demikian biasanya selalu mulai dengan lukisan sinkronis tentang
masyarakat itu, baru kemudian secara diakronis ditunjukkan perubahan - perubahan.
Contoh Model Lingkaran Sentral ini diambil dari telaah tulisan LeRoy Ladurie, The
Peasants Of Languedoc yang melukiskan masyarakat petani di Languedoc, Prancis, Pada
abad ke -16 dan 17. Dengan study tentang arsip-arsip tanah, compoix, Ladurie
mengungkapkan perkembangan sejak akhir abad ke-15 sampai permulaan abad ke-18
yang merupakan fase kedua dari rangkaian perkembangan sosial-ekonomi, fase pertama
pada jaman pertengahan (Abad ke-11 sampai ke-15), fase kedua (akhir abad ke-15
sampai awal abad ke-18) di zaman modern dan fase mutakhir dari (dari tahun 1750-1950.

3. Model Interval
Model ini merupakan kumpulan dari Iukisan sinkronis yang diurutkan dalam
7
kronologi sehingga nampak perkembangannya, sekalipun tidak nampak benar hubungan
sebab-akibat. Model ini terpikirkan- misalnya ketika kita mendapatkan keterangan dari
suatu zaman pada periode tertentu mengenai suatu masyarakat tertentu. Kemudian secara
kebetulan ada pula keterangan mengenai masyarakat itu pada periode yang lain, tanpa
adanya mata rantai yang menghubungkan antara dua periode itu. Demikian seterusnya
sehingga urutan lukisan sinkronis itu dapat menunjukkan secara tak sempurna
perkembangan diakronisme. Sejarah Indonesia misalnya, kita ingat bahwa pada tahun
1868 pemerintah kolonial mengadakan survai pedesaan di Jawa dan Madura yang
sebagian hasilnya diterbitkan dalam Bergsma, Eindresume yang banyak menjadi sumber
penulisan sejarah pedesaan itu.

4. Model Tingkat Perkembangan


Model ini adalah penerangan dari teori perkembangan masyarakat yang diangkat
dari sosiologi. Model-model yang banyak dipakai dalam menerangkan perkembangan
sejarah ialah Marx atau Rostow. Di sini akan dikemukakan tulisan Neil J. Smelser
tentang Revolusi lndustri sebagai contoh, yaitu Sociological History : The Industrial
Revolution and the British Working- Class Family. Tulisannya yang dengan tegas
dinyatakan sebagai sejarah sosiologis itu, sosiolog Smelse memakai model
differensiasi struktural untuk melukiskan tahap-tahap perkembangan Revolusi
Industri dan masyarakat lnggris, deskriptif dan bercorak unik. Smelser dengan
sengaja mendekat Revolusi lndustri eksplisit yang diambil dari pemikiran sosiologis.
Modifikasi diperlukan mengingat misalnya adanya struktur sosial ekonomi yang
dualistis, atau plural, dalam masyarakat Indonesia, sehingga industrialisasi yang
menimpa satu sektor sosial ekonomi dapat mempunyai implikasi lain bagi sektor
yang Iain.

5. Model Jangka Panjang - Menengah – Pendek


Model ini diambil dari Femand Braudel menangani sejarah sosial. Bukunya yang
merupakan karya utama, yaitu The Medite"anean and the Medite"anean World in the
Age of Philip II yang terbit dalam dua jilid tebal dan merupakan hasil kerja selama 20
tahun, Braudel membagi sejarah dalam tiga macam keberlangsungan. Pertama, ialah
sejarah jangka panjang yang perubahannya sangat lamban, merupakan perulangan
yang konstan dan perkembangan waktu yang tak dapat dilihat. Sejarah ini terutama
mengenai hubungan manusia dengan lingkungannya, atau apa yang disebutnya
8
sebagai geografical time . Kedua, ialah perkembangan yang lamban, tetapi dapat
dirasakan ritmenya. Di sinilah letak sejarah dari kelompok sosial atau
pengelompokan sosial, atau sejarah sosial itu sendiri. Braudel menyebutnya sebagai
sejarah jangka menengah yang menempati sebuah "Social time". Ketiga, ialah
sejarahjangka pendek, yaitu sejarah dari kejadian-kejadian, l'historie evenementielle.
Sejarah Indonesia banyak sekali kemungkinan untuk menggarap sejarah sosial
dengan model ini. Sebagai contoh misalnya disertasi Soetjipto Tjiptoatmodjo (1983)
mengenai Selat Madura nampak sedikit banyak usaha ke arah penulisan sejarah yang
demikian

6. Model Sutematis.
Model ini terutama sangat sesuai untuk menelusuri sejarah sosial dalam arti
perubahan social. Model ini diambil dari membaca buku Thomas C. Cochran, Social
Change in America, yang mencoba membuat pendekatan yang sistematis terhadap
perubahan sosial di Amerika dalam abad ke-20. Ia memulai bukunya dengan
mengemukakan elemen-elemen sosial yang akan dijadikannya ukuran bagi
perubahan sosial itu. Ia mencoba menerapkan pendekatan behavioral Sciences untuk
sejarah, dan mencoba melihat sejarah Amerika dengan demikian. Hasilnya ialah
sebuah sejarah institusional, yang menekankan lebih banyak pada perubahan dalam
perilaku yang terkondisi secara sosial lebih daripada pada uraian sejarah yang
melukiskan kejadian politik, orang-orang besar, dan kejadian-kejadian yang
menarik.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat sosial adalah ilmu kritis dalam melihat dan menganalisis
persoalan sosial kemasyarakatan akan terselamatakan dari bahaya-bahaya
legalisme, kemunafikan, dan penglarutan kepribadian disatu pihak, dan suatu
otonomi dilain pihak. Dengan demikian filsafat sosial dalam hal ini bertitik
tolak dari manusia yang tunggal, individu dan masyarakat.
Sejarah sosial secara umum diartikan sebagai sejarah masyarakat.
Artinya titik tumpu dalam historiografi bukan berawal dari atas atau kaum elit.
Sebaliknya historiografi diawali dari bawah yaitu dari rakyat yang populis.
Dengan demikian proses sejarah tidak ditentukan oleh dinamika politik, tetapi
dinamika masyarakat pada umumnya. (Sjamsudin,2007)

Historiografi adalah sebuah ilmu yang telah mempelajari dalam praktik


ilmu sejarah. Hal ini terwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk didalam
mempelajari metodologi sejarah dan perkembngan didalam sebuah sejarah
yang mengarah kedisimplinan akademik, istilah ini telah bisa merujuk dalam
bagian tertentu dari tulisan sejarah, seperti contoh “historiogrfi Indonesia
megenai Gerakan 30 September selama rezim Seoharto” pada tulisan ini
merujuk pada pendekatan metodelogis dan juga ide-ide didalam sebuah
sejarah yang telah ditukis selama beberapa periode. Dalam suatu analisa meta
dari sebuah deskripsi sejarah, telah diartikan ketiga ini yang dapat
berhubungan dengan kedua arti sebelumnya tersebuat memiliki sebuah analisa
yang fokus pada narasi, interpretasi, pandangan umum, penggunaan bukti-
bukti, dan metode presentasi lain dari para sejarawan.
B. Saran
Diharapkan dengan tersusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kesalahan dan
kekurangan, maka dari itu kami mengharap kritik yang membangun beserta
saran untuk memperbaiki penyusunan makalah kami selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Saimima, J. R. 2014. “Membumikan Sejarah Sosial”. Jurnal Seuneubok Lada. Vol. 1 No.
1. Januari- Juni
Kuntowijoyo. 2004. Penjelasan Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana

Leinsa, Z. R dan Soenjata, Kartadarmadja. 1994. PEmikiran Geografi dan Kesejahteraan


Suatu Kumpulan Prasarana pada Berbagai Lokakarya jilid III. Jakarta: Departmen
Pendidikan & Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Invetarisasi
dan Dokumen Sejarah Nasional

11

Anda mungkin juga menyukai