a. Wilayah teks asli Islam (the original text of Islam), yaitu Al-qur’an dan sunnah nabi Muhammad yang
otentik.
b. Pemikiran Islam merupakan ragam menafsirkan terhadap teks asli Islam (Al-qur’an dan sunnah nabi
Muhammad SAW). Dapat pula disebut hasil ijtihad terhadap teks asli Islam, seperti tafsir dan fikih.
Secara rasional ijtihad dibenarkan, sebab ketentuan yang terdapat di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah itu
tidak semua terinci, bahkan sebagian masih bersifat global yang membutuhkan penjabaran lebih lanjut.
Di samping permasalahan kehidupan selalu berkembang terus, sedangkan secara tegas permasalahan
yang timbul itu belum/tidak disinggung. Karena itulah diperbolehkan berijtihad, meski masih harus tetap
bersandar kepada kedua sumber utamanya dan sejauh dapat memenuhi persyaratan. Dalam kelompok
ini dapat di temukan empat pokok cabang :
(1) hukum/fikih,
(2) teologi,
(3) filsafat,
(4) tasawuf.
Hasil ijtihad dalam bidang hukum muncul dalam bentuk :
(1) fikih,
(2) fatwa,
(3) yurisprudensi (kumpulan putusan hakim),
(4) kodikfikkasi/unifikasi, yang muncul dalam bentuk Undang-Undang dan komplikasi.
c. Praktek yang dilakukan kaum muslim. Praktek ini muncul dalam berbagai macam dan bentuk sesuai
dengan latar belakang sosial (konteks). Contohnya : praktek sholat muslim di Pakistan yang tidak
meletakkan tangan di dada. Contohnya lainnya praktek duduk miring ketika tahiyat akhir bagi muslim
Indonesia, sementara muslim di tempat/ negara lain tidak melakukannya.
Sementara Abdullah Saeed menyebut tiga tingkatan pula, tetapi dengan formulasi yang berbeda sebagai
berikut :
Pada teks ini Islam adalah nash yang menurut hemat penulis, sesuai dengan pendapat sejumlah ilmuwan
(ulama) dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :
a. Nash prinsip atau normatif-universal
Prinsip-prinsip yang dalam aplikasinya sebagian telah diformatkan dalam bentuk nash praktis di
masa pewahyuan ketika nabi masih hidup.
b. Nash praktis-temporal
nash yang turun (diwahyukan) untuk menjawab secara langsung (respon) terhadap persoalan-
persoalan yang dihadapi masyarakat muslim Arab ketika pewahyuan. Pada kelompok ini pula Islam
dapat menjadi fenomena sosial atau Islam aplikatif atau Islam praktis.
5. Keterkaitan Normativitas dan Historisitas dalam Studi Keislaman
Ilmu-ilmu keIslaman yang kritis, sebagaimana yang dinyatakan oleh Fazlur Rahman dan Mohammed
Arkoun beserta kolega-kolega mereka yang memiliki keprihatinan yang sama, hanya dapat dibangun secara
sistematik dengan menggunakan
model gerakan tiga pendekatan secara sirkuler, dimana masing-masing dimensi dapat berinteraksi,
berinterkomunikasi satu dengan lainnya. Masing-masing pendekatan berinteraksi dan dihubungkan dengan yang
lainnya. Tidak ada satu pendekatan maupun disiplin yang dapat berdiri sendiri. Gerakan dinamis ini pada
esensinya adalah hermeneutic.
6. Karakteristik Ajaran Islam
Karakteristik ajaran Islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap muslim dengan berpedoman pada
Al-qur’an dan Hadist. Karakter tersebut antara lain :
a. Dalam bidang akidah
Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ini bahwa akidah Islam bersifat murni baik
dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah.15
Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada yang lain, karena akan berakibat musyrik yang
berdampak pada motivasi kerjaa yang tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilanAllah. dalam prosesnya
keyakinan tersebut harus langsung, tidak boleh melalui perantara.
b. Dalam Bidang Agama
Nurcholis Madjid menyatakan tentang karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama, Islam mengakui
adanya pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah sebuah aturan Tuhan yang tidak akan berubah,
sehingga tidak mungkin untuk dilawan atau diingkari. Karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama juga
mengkui adanya universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh
berbuat baik dan mengajak pada keselamatan.
c. Dalam Bidang Ibadah
Secara harfiah berarti bakti manusia kepada Allah SWT, karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah
tauhid. Majelis Tarjih Muhammadiyah dengan agak lengkap mendefinisikan ibadah sebagai upaya
mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya dan
mengamalkan segala yang dizinkan-Nya. Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus. Yang umum ialah
segala amalan yang dijinkan oleh Allah. Sedangkan yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan
perincian-perinciannya, tingkat dan cara-cara yang tertentu.
d. Dalam Bidang Pendidikan
Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang, laki-laki atau prempuan dan
berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam tujuan,
kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini
dapat dari kandungan surat al-Alaq. Di dalam Al-Qur’an dapat djumpai berbagai metode pendidikan, seperti
metode ceramah, Tanya jawab, diskusi demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita,
hukuman, nasihat dan lain sebagainya.
e. Dalam Bidang Sosial
Karakteristik ajaran Islam dibidang sosial ini, Islam menjunjung tinggi tolong menolong, saling menasihati,
kesetiakawanan, kesamaan derajat, tenggang rasa dan kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia
dalam pandangan Islam bukan ditentukan oleh nenek moyangya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa, jenis
kelamin, dan lain sebagainya yang berbau rasialis. Kualitas dan ketinggian derajat seseorang ditentukan oleh
ketakwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia.
f. Dalam Bidang Ekonomi
Karakteristik ajaran Islam yang selanjutnya dapat dari konsepsinya dalam bidang kehidupan yang harus
dilakukan. Urusan di dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat, kehidupan akhirat dapat dicapai
dengan dunia. Pandangan Islam mengenai kehidupan di bidang ekonomi itu dicerminkan dalam ajaran fiqih
yang menjelaskan bagaimana menjelaskan sesuatu usaha ataupun ajaran Islam mengenai berzakat juga
dalam konteks berekonomi.22
g. Dalam bidang kesehatan
Ciri khas Islam selanjutnya dapat dilihat dari konsepnya mengenai kesehatan. Ajaran Islam memegang
prinsip pencegahan yang lebih dari pada penyembuhan. Prinsip ini berbunyi al-wiqayah khairmin al-‘laj.23
Untuk menuju pada upaya pencegahan tersebut, Islam menekankan segi kebersihan lahir dan batin.
Kebersihan lahir dapat
mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal, lingkungan sekitar, badan, pakaian, makanan, minuman, dan
lain sebagainya.
h. Dalam bidang politik
Dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 156 terdapat perintah mentaati ulil amri terjemahannya termasuk
penguasa di bidang politik, pemerintah dan agama. Dalam hal ini Islam tidak menerangkan atau menyuruh
ketaatan yang buta. Tetapi menghendaki suatu ketaatan yang kritis dan selektif, maksudnya adalah jika
pemimpin tersebut berpegang teguh kepada tuntunan Allah SWT., dan Rasul-Nya maka kita patut
mentaatinya, tetapi jika pemimpin tersebut bersebelahan dan bertentangan dengan kehendak Allah SWT., dan
Rasul-Nya maka boleh dikritik atau diberi saran agarkembali ke jalan yang benar denga cara-cara yang
persuasif. Dan jika pemimpin tersebut juga tidak menghiraukan, boleh saja untuk tidak dipatuhi.24
i. Dalam bidang pekerjaan
Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah kepada pengabdian
kepada Allah SWT., dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu Islam tidak menekankan pada
banyaknya pekerjaaan, tetapi pada kualitas manfaat kerja.