Anda di halaman 1dari 3

1.

Penentuan Impas
Titik impas dapat ditentukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan
persamaan (linier) dan pendekatan grafik. Berikut ini dijelaskan masing-masing
pendekatan tersebut.
A. Pendekatan persamaan
Analisis impas (break even) dan analisis biaya-volume-laba (CVP) didasarkan
pada hubungan akuntasi berikut ini :

Laba = total penghasilan – (total biaya variabel + total biaya tetap)

Persamaan ini juga dapat dinyatakan dengan cara lain sebagai sebagai berikut :

Total penghasilan = total biaya variabel + total biaya tetap + laba

Oleh karena itu total biaya tetap dan biaya variabel per unit diasumsikan
tetap(konstan) dalam kisaran aktivitas yang dianalisis, maka hubungan dasar
akuntansi tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan linier berikut ini :

TR = FC + (V x TR) + L

Di mana :
TR = total penghasilan (Total revenue)
FC = total biaya tetap (Total fixed cost)
V = biaya variabel per Rp1,00 penghasilan (total biaya variabel dibagi total
penghasilan)
L = total laba

Dengan menggunakan persamaan linier tersebut, tingkat penjualan yang


diperlukan untuk mencapai laba yang ditargetkan dapat ditentukan sebagai
berikut:
TR – (V x TR) = FC + L

TR (1 – V) = FC + L

FC + L=Total biayatetap+ Laba


TR =
( 1−V )=Contribution margin per rupiah penjualan

Untuk laba sama nol, yang berarti tercapai kondisi impas, maka titik impas (break
event point) dalam satuan rupiah penjualan dapat ditentukan dengan cara sebagai
berikut :

FC=Total biaya tetap


TR =
( 1−V )=Contribution margin per rupiah penjualan

Contribution margin per rupiah penjualan, yang sering dikenal dengan istilah
contribution margin ratio (C/M ratio) adalah bagian dari setiap satu rupiah
penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan memberikan laba.
Dibawah titik impas, contribution margin hanya digunakan untuk menutup biaya
tetap, sedangkan di atas titik impas, bagian dari penjualan ini dapat digunakan
untuk memberikan kenaikan laba.

Selain menggunakan pendekatan rupiah penjualan (sales-revenue approach),


analisis impas dan biaya-volume-laba juga dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan unit penjualan (units-of-product approach). Meskipun kedua
pendekatan ini memiliki konsep memiliki konsep dasar yang sama, akan tetapi
untuk beberapa jenis analisis lebih bijaksana dan sesuai bila bekerja dengan
pendekatan unit produk. Pada pendekatan unit produk, persamaan dasar diubah
untuk memasukkan kuantitas produk, harga jual per unit dan biaya variabel per
unit, sehingga persamaanya menjadi sebagai berikut :

TR = FC + (V x TR) + L

Dari persamaan tersebut menjad sebagai berikut :

P x Q = FC + (VC x Q) + L

Di mana:
P = Harga jual per unit (Price)
Q = Kuantitas produk yang dijual (Quantity)
FC = Tota biaya tetap (Fixed cost)
VC = Biaya variabel per unit (Variable cost)
L = Laba

Pada persamaan linier yang baru ini, variabel yang tidak diketahui adalah Q, yaitu
jumlah unit (kuantitas) produk yang dijual, yang dihitung dengan cara sebagai
berikut :

PxQ = FC + (VC x Q) + L
(P x Q) – (VC x Q) = FC + L
Q x (P – VC) = FC + L

FC + L=Total biaya tetap+ Laba


Q=
( P−V )=Contribution margin per unit

B. Pendekatan Grafik
Penentuan impas juga dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik,
yaitu dengan cara menggambar garis penghasilan dan biaya. Titik impas
merupakan titik perpotongan antara garis biaya dan garis penghasilan tersebut.
Data yang diperlukan untuk membuat grafik ini adalah ramalan penghasilan, biaya
tetap dan biaya variabel.
Ruang antara garis biaya variabel dan garis penghasilan menggambarkan
contribution margin. Titik impas ditunjukkan oleh titik perpotongan antara garis
total biaya dan garis penghasilan. Ruang antara garis penghasilan dan total biaya
di atas titik impas menggambarkan daerah laba. Sedangkan ruang antara garis
total biaya dan penghasilan di bawah titik impas menunjukkan bahwa total biaya
tetap tidak bisa ditutup oleh contribution margin, yang berarti menggambarkan
daerah rugi.

2. Analisis Impas dan Biaya-Volume-Laba Untuk Pengambilan Keputusan

Data akuntansi yang digunakan, asumsi-asumsi yang mendasari, cara memperoleh


informasi dan cara menyatakan data merupakan keterbatasan-keterbatasan yang harus
dipertimbangkan dalam kaitannya dengan hasil analisis ini. Grafik impas pada
dasarnya merupakan analisis statis.

Meskipun memiliki keterbatasan, analisis biaya-volume-laba tetap menawarkan


berbagai aplikasi baik untuk pengujian usulan Tindakan, untuk mempertimbangkan
alternatif, atau tujuan pengambilan keputusan lainnya.

Dengan menggunakan analisis biaya-volume-laba, manajemen harus dapat memahami


beberapa hal berikut ini :
1. Perubahan pada biaya variabel per unit akan mengakibatkan perubahan
contribution margin ratio dan titik impas (break event point).
2. Perubahan pada harga jual per unit akan mengakibatkan perubahan contribution
margin ratio dan titik impas (break event point).
3. Perubahan pada biaya tetap akan mengubah titik impas, akan tetapi tidak
mengubah contribution margin ratio.
4. Perubahan pada biaya tetap dan biaya variabel secara simultan dengan arah yang
sama, akan mengakibatkan perubahan yang sangat tajam pada titik impas.

Anda mungkin juga menyukai