Anda di halaman 1dari 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Pengamatan Pengamatan anatomi eksternal Pada pengamatan anatomi eksternal Bufo sp.

diperoleh hasil bahwa tubuhnya terdiri dari beberapa bagian yaitu caput, cervix, truncus, extrimitas, dan integumentum. Caput berbentuk seperti segitiga yang terdiri atas rima oris (celah mulut) yang terletak pada ujung rostrum (moncong), cavum oris (rongga mulut), nares anteriores yang merupakan lubang hidung kecil pada dorsal rima oris, organon visus, dan membrana tympani di belakang organon visus. Di dalam cavum oris terdapat organ-organ lain yang berupa maxilla (rahang atas), mandibula (rahang bawah), os vomer yang berbentuk huruf V dan terdapat dentes, nares posteriores sive choanae di kanan kiri os vomer yang berbentuk lubang kecil, palatum yang melekat pada maxilla karena merupakan atap mulut, lingua (lidah) yang berpangkal di mandibula, berwarna merah muda dan bercabang serta ostium tubae auditivae yang terletak di dekat sudut mulut dan terdapat 2 buah. Sama halnya dengan cavum oris, organon visus juga dilengkapi beberapa organ di dalamnya yaitu palpebra superior (pelupuk mata atas), palpebra inferior (pelupuk mata bawah), pupil yang berwarna hitam, berukuran kecil, iris berwarna bening terletak disekitar pupil, dan membrana nictitans. Cervix pada amphibi tidak tampak nyata karena bersatu dengan truncus yang terletak di sebelah caudal caput. Pada truncus terdapat 2 pasang extrimitas yaitu extrimitas anterior yang terdiri dari brachium (lengan atas), antebrachium (lengan bawah), manus (tangan secara keseluruhan), dan digiti (jari-jari) sebanyak 4 buah serta extrmiitas posterior yang terdiri dari femur (paha), crus (tungkai bawah), pes sive pedes (kaki secara keseluruhan), digiti sebanyak 5 buah dan membrana yang berupa kulit tipis dan terletak di sela-sela digiti. Digiti berukuran kecil dan melebar serta dilengkapi kuku yang berwarna hitam. Bagian integumentum pada amphibi terdiri dari 2 bagian yaitu epidemis dan dermis (corium). Epidermis Bufo sp. berwarna cokelat dan memiliki benjolan-benjolan kecil berwarna hitam sehingga kulitnya menjadi kasar. Pengamatan anatomi internal Organ-organ yang berada di dalam tubuh Bufo sp. akan tampak setelah dilakukan proses seksi seperti pada langkah kerja. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, organ dalam dari spesimen ini terdiri atas pulmo, pankreas, intestinum tenue, intestinum crasum, kloaka, telur, ventriculus, vesica fellea, hepar, spleen, ren, dan cor. Pulmo terletak di dekat hepar, berwarna putih, mengembung dan didalamnya terdapat gelembung-gelembung kecil. Di sebelah pulmo terdapat cor, berwarna merah kecoklatan yang terdiri dari 2 atrium dan 1 ventrikel. Tepat dibawah cor terdapat spleen yang warnanya hampir sama dengan cor yaitu merah kecoklatan. Spleen menyatu dengan hepar yang berwarna merah cokelat, terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dexter dan lobus sinister yang ukurannya lebih besar daripada lobus dexter karena memiliki 2 lobuli. Hepar terletak di ventro caudal. Diantara lobus hepar, terdapat vesica fellea yang berwarna hijau kehitaman. Di bawah hepar ditemukan ventriculus yang berwarna merah muda dan berhubungan dengan intestinum crasum serta intestinum tenue yang keduanya berwarna abu-abu terletak di lateral ventral. Diantara ventriculus dan intestinum melekat pankreas yang berwarna kuning dan berukuran kecil. Selain itu, diperoleh ren yang melekat pada columna vertebralis berjumlah 2 pasang dan berwarna merah cokelat. Ren ini juga terhubung pada kloaka yang berada di daerah caudal. Kemudian, diperoleh juga telur dari Bufo sp. yang berwarna hitam, berukuran besar dan hampir menutupi bagian organ dalam yang lain. Hal ini menandakan bahwa jenis kelamin dari amphibi tersebut adalah betina.

2.

Deskripsi Literatur Katak dan kodok menempati keanekaragaman habitat yang terbesar. Lebih dari 3450 spesies katak dan kodok yang termasuk dalam ordo Anura. Cara bereproduksi di air dan kulit yang tahan air dapat mencegah mereka dari kekurangan sumber air. Nama dari ordo Anura merujuk pada ciri-ciri kelompok yang jelas yaitu kehilangan ekor saat dewasa (Hickman, Robert, dan Larson, 2001). Meskipun istilah katak dan kodok digunakan untuk menggambarkan spesies dari ordo Anura, namun diantara keduanya terdapat perbedaan. Istilah katak digunakan untuk amphibi yang berkulit mulus dan hidup di air atau di dekatnya. Sedangkan kodok digunakan untuk amphibi yang memiliki kulit berbintil-bintil atau hidup di dalam habitat lebih kering. Kodok merupakan anggota dari Bufonidae. Berdasarkan struktur anatominya, anggota dari Bufonidae memiliki ciri utama yaitu kedua belahan garis tengah lingkaran bahunya saling tumpang tindih pada bagian perutnya (arciferal) dan ruas tulang belakangnya yang proccelous (bagian tengah ruas tulang belakang yang berbentul, cekung pada bagian depannya). Anggota genus Bufo sangat mudah dibedakan dari anggota ordo Anura lainnya. Badannya pendek dan rendah, kakinya pendek, kulitnya kering dan tertutup tonjolan tonjolan atau bintil-bintil (Redaksi Ensiklopedi Indonesia, 1989). Selain itu, Bufo atau kodok juga mengalami metamorfosis dari berudu, tetapi spesies ini hanya bisa bertahan pada arus sedang. Pada spesies ini, mulut dimodifikasi untuk dapat bertahan di atas dasar air (Iskandar, 2002). Tidak hanya mulut yang mempunyai fungsi tertentu, tetapi bagian organ lainnya dari kodok juga memiliki masing-masing fungsi. Contohnya seperti kulit yang merupakan bagian terluar sari kodok. Kulit pada amphibi sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit yang tipis fleksibel membagi bagian luar badan untuk melindungi organisme terhadap penyakit, berfungsi dalam pernapasan, penyerapan air, sebab kodok tidak pernah minum. Di lengkapi dengan kelenjar mukosa yang menyebabkan kulit terjaga kelembabannya, bagi spesies yang hidup di air, mukus memberikan minyak pelumas bagi tubuh. Sebagian besar memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus. Keduanya mirip, akan tetapi hasil produksinya berbeda. Keduanya dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran, tetapi produknya di keluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami. Kelenjar granular yang besar memproduksi bahan basophilic dan alcianophilic yang berperan untuk pembentukan gelembung besar sebagai kelenjar paratoid (de Almeida, Felsemburgh, Azevedo, dan de Brito-Gitirana, 2007) . Ada beberapa organ lain yang tersusun dalam macam-macam sistem antara lain:

1. Sistem Rangka
Rangka dari kodok terdiri atas tulang dan kartilago (tulang rawan) yang berfungsi untuk menyokong beberapa bagian tubuh, melindungi organ-organ kecil seperti otak dan urat saraf tulang belakang, dan menyediakan permukaan sebagai alat tambahan dari otot rangka. Rangka vertebrata terdiri dari rangka somatik dan rangka dalam. Pada kodok, rangka dalam secara pokok ditunjukkan dengan alat-alat hyoid, struktur tulang kecil dan kartilago yang menyokong dasar mulut, dasar lidah dan bagian dari rahang serta laring. Rangka luar yang tersusun oleh tulang digunakan untuk menegakkan anggota tubuh seperti pada kaki. Kaki kodok terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti). Secara umum jumlah jari tungkai depan biasanya empat jari dan tungkai belakang

lima jari. Pada tungkai belakang memanjang yang berpotensi untuk melompat. Kadang-kadang dijumpai jari tambahan sebagai prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk ini pada Spadefoot (katak penggali tanah) berupa tulang -tulang keras yang digunakan untuk menggali tanah sebagai tempat bersembunyi (Radiopoetro, 1996)

2. Sistem Otot
Rangka otot pada saat dewasa akan beradaptasi dengan baik untuk berenang dan bergerak di darat. Secara khusus rangka otot terdiri dari suatu titik pengatur yang disebut origin dan titik penggerak yang disebut insersi. Otot ini terdapat di seluruh bagian tubuh termasuk di daerah rongga mulut yang di dalamnya terdapat maxillary teeth pada batas teratas rangka, vomerine teeth pada langit-langit mulut yang berfungsi untuk memperoleh makanan daripada untuk mengunyah karena makanan ditelan seluruhnya. Selain itu, terdapat pula internal nares, slauran eustachi, dan mulut serta alat tambahan lainnya.

3. Sistem Pencernaan
Alur sistem pencernaan dimulai dari mulut dan rongga mulut. Di belakang lidah terdapat faring dan di dalamnya ada esofagus yang pendek, berbentuk saluran silindris yang menjadi jalan masuknya makanan ke perut yang di dalamnya terdapat intestinum tenue. Bagian anterior dari intestinum tenue adalah duodenum yang berfungsi untuk menerima sekresi dari liver dan pankreas melalui saluran empedu. Di belakang duodenum terdapat lilitan ileum, yaitu bagian posterior dari intestinum tenue yang melengkapi pencernaan dan merupakan tempat terjadinya seluruh penyerapan sari-sari makanan dalam aliran darah. Ileum tersebut menyalurkan sarisari makanan ke intestinum crasum, dimana hampir seluruh air, vitamin dan ion dapat diserap sebaik mungkin. Bagian batas akhir intestinum crasum adalah kloaka. Kloaka biasanya merupakan tempat untuk mengumpulkan bahan-bahan dari pencernaan, ekskresi, dan sistem reproduksi.

4. Sistem respirasi
Kodok dewasa membutuhkan pertukaran gas dengan menggunakan 3 bagian tubuh mereka yang berbeda yaitu kulit,paru-paru, dan lapisan rongga mulut serta faring. Kemudian, terdapat pula external nares yang terletak pada bagian depan kepala dan internal nares pada atap rongga mulut. Nares berfungsi sebagai slauran masuknya udara lalu masuk ke rongga hidung yang berhubungan dengan internal dan external nares di tiap sisi. Dari faring bagin belakang ke rongga mulut, udara melalui glottis ke dalam laring yang terbagi dalam 2 saluran bronchial atau bronchi. Kedua saluran bronchi tersebut berhubungan dengan paru paru yang terletak di dorsal jantung dan hepar (Lytle dan Meyer, 2005).

5. Sistem peredaran dara


Seperti pada pisces, sistem peredaran darah amphibi adalah sistem peredaran darah tertutupyang mempunyai tiga bilik jantung dengan 2 atrium dan 1 ventrikel. Darah dari tubuh, pertama masuk ke sinus venosus yang menekan darah ke dalam atrium kanan. Atrium kiri menerima darah yang mengandung oksigen segar dari paru-paru. Kedua atrium tersebut berkontraksi hampir secara bersamaan menggerakkan bagian kanan dan kiri pembuluh darah atrium ke ventrikel. Walaupun ventrikel tidak terbagi, bekas darah tetap dipisahkan. Pemisahan ini di bantu dengan klep spiral yang dibagi antara arus sistem perdaran darah dan arus paru-paru dalam conus posteriores.

6. Sistem saraf
Tiga bagian pokok dari otak adalah otak depan (telencephalon), otak tengah (mesencephalon), dan otak belakang (rhombencephalon). Otak depan merupakan pusat penciuman yang berguna untuk mendeteksi bau busuk di daratan dan menjadi indera khusus pada kodok. Otak belakang berhubungan dengan pendengaran dan keseimbangan, terbagi ke dalam sebuah cerebellum anterior dan medulla posterior. Cerebellum dihubungkan dengan keseimbangan dan koordinasi gerak yang pada amphibi perkembangannya tidak baik. Sama halnya dengan cerebellum, struktur dari telinga kodok juga merupakan struktur yang sederhana. Telinga tengah ditutupi dengan membran timpani yang lebar dan berisi columella yang berfungsi untuk meneruskan getaran ke telinga dalam. Selain otak depan dan belakang, otak tengah juga berfungsi sebagai pusat penglihatan yang merupakan indera khusus bagi kebanyakan amphibi. Beberapa modifikasi mata telah terjadi dari nenek moyang amphibi yang dulu memiliki mata hanya untuk di dalam air saat ini dapat digunakan untuk adaptasi mereka selama di daratan. Tidak seperti mata ikan, mata amphibi pada saat istirahat dapat mengatur untuk mencegah adanya benda asing dan lensa dapat digerakkan ke depan menuju fokus objek terdekat. Di bagian mata terdapat retina yang berisi bentuk batang dan kerucut, berfungsi memberikan warna pada penglihatan kodok. Lalu, ada pula iris yang berisi otot sirkular dan radial yang berkembang baik. Iris dapat dengan cepat mengembangkan atau melakukan kontraksi pupil untuk mengatur perubahan cahaya. Bagian atas permukaan pelupuk mata bentuknya telah ditentukan, tetapi pada bagian bawah permukaan pelupuk mata dibungkus dengan membran nictitans yang transparan dan berguna untuk mempermudah lintasan pergerakan permukaan mata(Hickman, Robert, dan Larson, 2001).

7. Sistem urogenital
Ekskretori dan organ reproduksi bersatu dalam sistem urogenital. Ginjal adalah organ ekskresi pertama pada kodok yang berperan dalam pemindahan seluruh sampah atau ampas dari tubuh, meskipun beberapa ampas juga terbuang melalui kulit. Ginjal memindah sampah nitrogen dari darah yang diekskresikan dalam larutan berbentuk urea dan amonia. Organ penting ini jugs mempunyai peranan dalam homeostasis. Organ reproduksi pada kodok betina dan jantan berbeda. Kodok betina memiliki ovary yang terletak di sebelah dekat dorsal dan tergantung dalam rongga dengan sebuah mesentery, lilitan oviduk deengan bentuk corong yang membuka, ostium pada akhir anterior dan uterus yang meluas dekat kloaka. Dii dalam kloaka terdapat kandung kemih (vesica urinaria). Pada kodok jantan terdapat 2 testis yang tiap testisnya tergantung oleh mesentery dari dinding dorsal abdominal, beberapa vasa deferentia yaitu saluran kecil yang membawa sperma dari testis menuju ginjal. Sperma tersebut di bawa dari ginjal ke kloaka melalui ureter yang menjadi saluran genital pada jantan .

PENUTUP Kesimpulan Tubuh kodok terdiri dari 5 bagian yaitu caput, cervix, truncus, extrimitas, dan integumentum. Bentuk caput Bufo sp. berbentuk mirip segitiga dengan bentuk badan pendek dan rendah, kakinya pendek, kulitnya kering dan tertutup tonjolan-tonjolan atau bintil-bintil. Jumlah digiti pada manus berjumlah 4 buah, sedangkan jumlah digiti pada pes sive pedes berjumlah 5 buah. Pada amphibi tidak terdapat anus, yang ada adalah kloaka.

Saran Saat melakukan seksi pada amphibi, para praktikan harus berhati-hati agar tidak merusak organ-organ dalam yang akan diamati. Contonhya seperti pulmo, yang akan mengempis apabila terkena gunting. Hal itu membuat praktikan tidak dapat mengamati bentuk dari pulmo tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

de Almeida, Pablo G., Felsemburgh, Flavia A., Azevedo, Rodrigo A., dan Lycia de BritoGitirana.2007.Laboratory of Animal and Comparative Histology.Volume 3.Nomor 76.Halaman 145-152. Hickman, Cleveland P., Robert, Larry S., dan Allan larson.2001. Integrated Principles of Zoology.McGraw hill Companies.Inc.New York. Iskandar, Djoko T.2002.The Amphibian of Java and Bali. SMT Grafica Dewa Putra. Indonesia. Lytle, F.Charles dan John R. Meyer.2005.General Zoology.McGraw Hill Companies.New York. Radiopoetro,.1996.Zoologi.Erlangga.Jakarta. Redaksi Ensiklopedi Indonesia.1928.Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna: Reptil dan Amphibi. PT.Intermasa.Jakarta. papandaz.blogspot.com/.../laporan-praktikum-anatomi-histologi_9622.html

KATAK SAWAH Pungungnya berwarna lumpur kecoklatan dengan bercak-bercak gelap yang tidak simetris. Terkadang terdapat warna hijau lumut terang pada individu dengan ukran yang besar. Sisi tubuh dan lipatan paha dengan bercak-bercak hitam. Kaki depan dan belakang kerap bercoreng-coreng hitam. Bibir juga berbelang 2-3 belang hitam. Sumber:Asman blog,2011gambar Terdapat lipatan-lpatan kulit tipis memanjang di atas punggung, serupa jalur bintil atau pematang. Kaki dengan selaput renang yang penuh sampai ujung jari, kecuali pada jari kaki keempat. Bintil metatarsal tunggal, terdapat sisi dalam(pangkal jari pertama) kaki, bentuknya memanjang. Kalau dari sisi sebaran dan habitat jenis ini terbilang sangat umum dan bisa dengan mudah dijumpai selama kita lebih teliti mengamati lingkungan disekitar kita. Bagi kita yang hobi motoin Fauna disekitar kita, jenis ini terbilang sangat mudah karena tidak begitu sensitif ketika didekati. Mode macro pun tak akan kesultan. Sebaranya hampir ada di seluruh kepulauan yang ada di indonseia. Daerah kebun dan sawah serta rawa merupakan lokasi yang menjadi kesukaan mereka. Beberapa orang menyebutnya sebagai satu-satunya jenis katak moderen.

Kebanyakan aktif di waktu gelap dan pagi hari, di siang hari kodok ini berlindung di balik rerumputan atau celah di pematang atau tebing saluran air; dan tiba-tiba melompat ke air apabila hendak terpijak. Pada malam hari, terutama sehabis hujan turun, kodok jantan berbunyi-bunyi memanggil betinanya dari tepi air: dododododok.. dododok , dengan ritme cepat. Namun alih-alih berbunyi bersama, kodok-kodok jantan ini saling menyendiri. Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Chordata Amphibia Anura Ranidae Fejervarya
Bolkay, 1915

Spesies: F. cancrivora Nama binomial Fejervarya cancrivora


(Gravenhorst, 1829).

Adapun ciri-ciri umum anggota amphibia adalah sebagai berikut: 1. Memilliki anggota gerak yang secara anamotis pentadactylus, kecuali pada apoda yang anggota geraknya terduksi. 2. Tidak memiliki kuku dan cakar, tetapi ada beberapa anggota amphibia yang pada ujung jarinya mengalami penandukan membentuk kuku dan cakar, contoh Xenopus sp. 3. Kulit memiliki dua kelenjar yaitu kelenjar mukosa dan atau kelenjar berbintil ( biasanya beracun). 4. Pernafasan dengan insang, kulit, paru-paru. 5. Mempunyai sistem pendengaran, yaitu berupa saluran auditory dan dikenal dengan tympanum. 6. Jantung terdiri dari tiga lobi ( 1 ventrikel dan 2 atrium) 7. Mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi palatum. 8. Merupakan hewan poikiloterm.

Sistematika
Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Caecilia), dan Anura ( katak dan kodok), Proanura (telah punah). Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai

berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal. (Duellman and Trueb, 1986) Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae, Ranidae, Microhylidae dan Rachoporidae. Ordo Anura dibagi menjadi 27 famili www.gudangmateri.com/2010/03/amphibi.html diakses tgl 20 maret 11.46

Ikan bandeng merupakan ikan laut dengan daerah persebaran yang sangat luas yaitu dari pantai Afrika Timur sampai ke Kepulauan Tua mutu, sebelah timur Tahiti, dan dari Jepang Selatan sampai Australia Utara. Ikan ini biasanya terdapat di daerah Tropika dan Sub TropikaIkan bandeng memiliki nama lain yaitu Milkfish. Cyanophyta, Nostocaceae, Nostoc sp.

Anda mungkin juga menyukai