DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunianya sehingga makalah yang ditugaskan dapat
terselesaikan degan baik. Dalam kesempatan ini saya akan membahas
sebuah judul yaitu “ Melompat”. Penulis makalah merupakan salah
satu contoh pembelajaran untuk bisa lebih memahami secara
mendalam tentang materi dari mata kuliah yang akan dipelajari.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................2
C. Manfaat.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................8
B. Saran..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan
mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di
dalamnya tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus
disesuaikan, dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara
penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan,
sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan
olahraga, tetapi perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar
pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif
perlu dipahami bagi orang yang hendak mengajar pendidikan jasmani.
Permasalahan pendidikan jasmani di Indonesia ini menjadi hal yang penting
untuk kita perbaiki karna pendidikan jasmani sangat diperlukan dan menjadi
kebutuhan bagi orang atau masyarakat Indonesia.
1
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu pendidikan jasmani di indonesia?
b. Bagaimana kondisi pendidikan jasmani saat ini di indonesia?
c. Bagaimana upaya untuk peningkatan pendidikan jasmani di Indonesia?
3. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui pendidikan jasmani di Indonesia
b. Untuk mengetahui kondisi pendidikan jasmani saat ini di Indonesia
c. Untuk mengetahui upaya untuk peningkatkan pendidikan jasmani di
indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian pendidikan jasmani sering disamakan dengan konsep lain,
dimana pendididkan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan
yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body
building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (pysical
activities), dan pengembangan keterampilan (skill development). Pengertian itu
memberikan pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani
yang sebenarnya. walaupun memang benar aktivitas fisik itu mempunyai
tujuan tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka
kegiatan itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogi.
3
- Bucher (1979). Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses
pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan
emosional.
- Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan
jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler,
intelektual dan emosional.
Kualitas guru pendidikan jasmani yang ada pada sekolah dasar dan
lanjutan pada umumnya kurang memadai. Mereka kurang mampu dalam
melaksanakan profesinya secara kompeten. Mereka belum berhasil
melaksanakan tanggung jawabnya untuk mendidik siswa secara sistematik
melalui pendidikan jasmani. Tampak pendidikan jasmani belum berhasil
mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak secara menyeluruh baik
fisik, Mental maupun intelektual (Kantor Menpora, 1983). Hal ini benar
mengingat bahwa kebanyakan guru pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah
bukan guru khusus yang secara normal mempunyai kompetensi dan
pengalaman yang terbatas dalam bidang pendidikan jasmani. Mereka
kebanyakan adalah guru kelas yang harus mampu mengajar berbagai mata
pelajaran yang salah satunya adalah pendidikan jasmani.
4
Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktik pendidikan
jasmani cenderung tradisional. Model metode-metode praktik dipusatkan pada
guru (Teacher Centered) dimana para siswa melakukan latihan fisik
berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut
hampir tidak pernah dilakukan oleh anak sesuai dengan inisiatif
sendiri (Student Centered).
5
Keefektifan pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah
pada beberapa tahun terakhir telah menjadi isu nasional yang menarik. Isu
tersebut sering dibicarakan secara serius dalam forum diskusi atau seminar
tingkat nasional oleh berbagai kalangan termasuk para pakar dan praktisi
pendidikan jasmani. Berbagai saran dan rekomendasi sering diajukan dalam
upaya meningkatkan pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah-sekolah
termasuk perbaikan kurikulum, peningkatan kemampuan guru, penyediaan
lapangan dan fasilitasnya. Sesungguhnya upaya unt4uk meningkatkan mutu
pelaksanaan pendidikan jasmani telah mendapat perhatian sebagaimana
tertuang dalam amanat GBHN 1983 sebagai berikut:
Pendidikan jasmani dan olahraga perlu ditingkatkan dan di masyarakat
sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota
masyarakat. Selanjutnya perlu ditingkatkan kemampuan prasarana dan sarana
pendidikan jasmani dan olahraga, termasuk pendidik, pelatih dan
penggeraknya, dan digalakkan gerakan untuk memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat (Sumber, Yayasan Pelita, 1983:104).
Pada tahun 1983 itu juga Presiden Suharto mengamanatkan agar
pendidikan jasmani di sekolah mulai Taman Kanak-Kanak sampai dengan
Perguruan Tinggi perlu lebih digiatkan dan dikembangkan. Kebijaksanaan
telah jelas dan arah pengembangan pendidikan jasmani sesungguhnya telah
jelas. Kini yang menjadi permasalahan pokok adalah seberapa jauh tingkat
keberhasilan strategi dan pelaksanaan pembangunan pendidikan jasmani dan
olahraga di masyarakat khususnya dalam pendidikan jasmani di setiap tingkat
sekolah. Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih
dari sekedar mengembangkan keterampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada
hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan pada
pengembangan pribadi anak seutuhnya.
Sejarah pendidikan jasmani dan olahraga di Indonesia menunjukkan,
bahwa aspek politik dari olahraga pada umumnya masih dominan. Bahkan
dewasa ini, prestasi olahraga tetap dipandang sebagai “alat” untuk
menunjukkan dan sekaligus mengingat martabat bangsa, terutama di forum
internasional. Akibatnya, perhatian yang begitu besar terhadap pencapaian
prestasi masuk ke dalam kurikulum pendidikan jasmani. Isi kurikulum
pendidikan jasmani misalnya, meskipun ada pilihan, mengarah ke penguasaan
cabang olahraga. Meskipun kurikulum tersebut dirancang dengan
memperhatikan faktorsosio-anthropologis, sosio kultural dan geografis, tetapi
pengaruh dari kelompok-kelompok peminat dan pemerhati, terutama dari
kalangan politisi tak dapat dihindarkan.
6
Hal ini tercermin, misalnya dalam “gerakan 4-5” yakni 4-5 cabang olahraga
(atletik, senam, pencaksilat, dan permainan) yang dipromosikan di bawah
payung pembinaan olahraga usia dini.
7
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pendidikan jasmani dan olahraga perlu ditingkatkan dan di masyarakat
sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota
masyarakat. Selanjutnya perlu ditingkatkan kemampuan prasarana dan sarana
pendidikan jasmani dan olahraga, termasuk pendidik, pelatih dan
penggeraknya, dan digalakkan gerakan untuk memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat (Sumber, Yayasan Pelita, 1983:104).
Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari
sekedar mengembangkan keterampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada
hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan pada
pengembangan pribadi anak seutuhnya. Gaya mengajar yang dilakukan oleh
guru dalam praktik pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model metode-
metode praktik dipusatkan pada guru (Teacher Centered) dimana para siswa
melakukan latihan fisik berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru.
Latihan-latihan tersebut hampir tidak pernah dilakukan oleh anak sesuai
dengan inisiatif sendiri (Student Centered).
2. Saran
a. Seorang pendidik harus bisa menguasai tentang apa yang akan diajarkan
terutama pendidikan jasmani
b. Seorang pendidik harus memberikan pengajaran yang inovatif kepada
siswa untuk pembelajaran pendidikan jasmani
c. Seorang pendidik harus memberikan model metode-metode yang diberikan
kepada siswa.
8
Daftar Pustaka