Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OBAT TRADISIONAL

JUDUL : KONTROL KUALITAS BAHAN ALAM STANDARISASI


PARAMETER SPESIFIK SERBUK SIMPLISIA PENETAPAN KADAR
SARI LARUT AIR DAN PENETAPAN KADAR SARI LARUT ETANOL

Disusun Oleh :

Armiel Jerry Manggribert (191148201068)

Ayu Christine Erika (191148201070)

Bernadet Yunita (191148201071)

Bulan (191148201072)

Chrisbaningrum Prehatin (191148201073)

Christy Alma Dewanti (191148201074)

Clara Situmorang (191148201075)

Dosen Pengampu :

Susana Linden, M.Herb., M.Pharm., A

PRODI S-1 FARMASI

STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA

2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM OBAT TRADISIONAL
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah menyelesaikan laporan resmi
Praktikum Obat Tradisional dengan judul “Kontrol Kualitas Bahan Alam Standarisasi
Parameter Spesifik Serbuk Simplisia Penetapan Kadar Sari Larut Air Dan Penetapan Kadar
Sari Larut Etanol”.

No Nama Anggota Kelompok NIM Tanda


. Tangan

1. Ayu Christine Erika 191148201070

2. Armiel Jerry Manggribert 191148201068

3. Bernadet Yunita 191148201071

4. Bulan 191148201072

5. Chrisbaningrum Prehatin 191148201073

6. Christy Alma Dewanti 191148201074

7. Clara Situmorang 191148201075

Tanggal Terima Nilai Tanda Tangan Dosen


Laporan Pembimbing
BAB I

ISI LAPORAN

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa memahami serangkaian
parameter spesifik pengujian test yang perlu dilakukan terhadap simplisia herbal
untuk menjamin kualitas mutu sediaan farmasi bahan alam.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Standardisasi
Standardisasi merupakan suatu rangkaian proses yang di dalamnya melibatkan
metode analisis fisik, kimia dan mikrobiologi berdasarkan data 8 farmakologis dan
toksikologi (kriteria umum keamanan) terhadap suatu bahan alam atau tumbuhan
obat. Standardisasi secara umum bertujuan untuk memberikan efikasi yang terukur
secara farmakologis dan menjamin keamanan konsumen. Standardisasi obat herbal
meliputi 2 aspek penting, yaitu aspek parameter spesifik dan parameter non spesifik
(Saifuddin, 2011).
Parameter Spesifik
Aspek parameter spesifik difokuskan pada senyawa aktif yang bertanggung jawab
dalam memberikan efek farmakologis. Parameter spesifik ditinjau secara universal
artinya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Analisis parameter spesifik
ditujukan untuk mengidentifikasi secara kualitatif maupun secara kuantitatif suatu
senyawa aktif yang berperan dalam suatu bahan alam. Parameter spesifik meliputi
(Saifuddin, 2011):
a. Organoleptis
Pengamatan organoleptis meliputi parameter yang dapat dideskripsikan dengan
sederhana menggunakan panca indera meliputi warna, bau, rasa dan bentuk yang
seobjektif mungkin.
b. Identitas simplisia Identitas simplisia meliputi deskripsi tata nama tumbuhan,
nama lain tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan (daun, akar, biji, dan
lainlain) dan nama Indonesia tumbuhan.
c. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu Melarutkan simplisia dengan pelarut
tertentu yaitu air dan alkohol untuk mengetahui jumlah senyawa kandungan yang
terlarut secara gravimetrik. Untuk mengetahui atau memberikan gambaran awal
sifat senyawa kandungan bahan alam

Penetapan kadar sari adalah metode kuantitatif untuk jumlah kandungan senyawa
dalam simplisia yang dapat tersari dalam pelarut tertentu.penetapan ini dapat
dilakukan dua cara yaitu kadar sari yang larut dalam air dan kadar sari yang larut
dalam etanol.kedua cara ini didasarkan  pada kelarutan senyaawa yang terkandung
dalam simplisia. (Djarwis,2004)

Ada beberapa teknik isolasi senyawa bahan asam yang umum digunakan seperti
maserasi,perkolasi dan ekstrasi kontinu,tetapi pada  penilitian ini
digunakanmaserasi .maserasi adalah metode perendaman selmpel dengan pelarut
organik dengan molekul relative kecil dan perlakuan  pada temperature ruang,akan
mudah pelarut terdistribusi kedalam sel tumbuhan.(Djarwis ,2004)

Kadar sari larut etanol merupakan indicator lain yang dapat menujukan kadar zat
khasiat yang terkandung dalam tumbuhan oabt yang kemudian dapat tersari dengan
baik dalam etanol,dalam analisis menentukan kadar sari larut etanol ini dapat
dilakukan dengan cara yang cukup sederhana.kadar yang larut etanol dihitung dalam
persen terhadap  bobot bahan yang telah dikeringkan di udara. ( harbone j.b.1996)

Uji kadar sari dari suatu ekstak bahan obat alam dimasudkan agar dapat
memberikan gambaran awal sejumlah kandungan ,dengan cara melarutkan ekstak
sediaan dalam pelarut organic tertentu (etanol atau air).(anonym ,2007).
BAB II

METODE PEMBUATAN

A. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Blender
 Corong beaker
 Labu ukur
 Labu bersumbu kaca
 Cawan penguap
 Timbangan analitik
 Pipet ukur 20ml
b. Bahan
 Asam Klorida encer
 Aquadest
 Air kloroform P
 Etanol 95%
B. PROSER KERJA
Penetapan kadar sari larut dalam air
1. Sejumlah 5 gram serbuk simplisia yang telah diayak (4/8) ditimbang seksama
dimaserasi selama 24 jam dengan 100ml air-kloroform P (2,5ml kloroform dalam
aquadest).
2. Menggunakan erlenmeyer sambil berkali – kali dikocok selama 6 jam pertama dan
kemudian dibiarkan selama 18 jam.
3. Kemudian disaring, dipipet sejumlah 5 ml fitrate dan diuapkan hingga kering
dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara.
4. Residu dipanaskan dioven pada suhu 105̊ C hingga bobot tetap
5. Kadar sari yang larut dalam air dihitung dalam persen terhadap bahan yang telah
dikeringkan diudara.

Perhitungan :

b berat sari larutair 100


Kadar sari larut air % ( ) = x x 100 %
b berat bahan awal 5
bobot cawan dengan residu 100
Kadar sari yang larut dalam air = x x 100 %
bobot simplisia 5

Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol

1. Sejumlah serbuk simplisia seberat 5 gram ditimbang dengan seksama dimaserasi


selama 24 jam dengan 100ml etanol 95% menggunakan erlenmeyer. Tutup
dengan sumbat dan plastik sambil berkali kali dikocok selama 6 jam pertama dan
dibiarkan selama 18 jam .
2. Kemudian disaring cepat untuk menghindari penguapan etanol, dipipet sejumlah
20,0 ml fitrate dan diuapkan hingga kering dalam cawan dangkal berdasar rata
yang telah ditara.
3. Residu dipanaskan pada suhu 105̊ C hingga bobot tetap
4. Kadar air yang larut dalam etanol dihitung dalam persen terhadap bahan yang
telah dikeringkan diudara

Perhitungan :

b berat sari larut air 100


Kadar sari larut etanol (% ) = x x 100 %
b berat bahan awal 20

b bobot cawan dengan residu−bobot cawan kosong 100


Kadar sari larut etanol (% ) = x x 100
b bobot simplisia 20
BAB III

HASIL PENGAMATAN

A. Kadar sari larut Air

N Perlakuan Keterangan Gambar


O
1. Ditimbang sebanyak 5
gram serbuk cengkeh
2. Dilarutkan dengan air- Pelarut sebanyak 100 mL
kloroform P (2,5ml
kloroform dalam
aquadest).

3. Tutup dan aduk sesekali Larutan berwarna coklat


selama 6 jam pertama kehitaman
diamkan selama 18 jam.
Kemudian saring
4. Disaring
5. Setalah di saring diambil
5 mL filtrate

6. Diambil 5 ml filtrate

7. Cawan kosong di oven Suhu : 100 ℃ selama 5


dan ditimbang menit

Hasil :
bobot cawan kosong Air =
48.50 gram

8. Filtrate diuapkan hingga Diuapkan di atas waterbath


kring dalam cawan
dangkal berdasarkan rata
yang telah di tara
9. Hasil filtrate diuapkan
hingga kering

10. Cawan yang berisi 5 menit pertama. Suhu 105


filtrate air yang telah di ℃ selama 5 menit
uapkan kemudian di
oven hingga bobot tetap

5 menit kedua. Suhu 105 ℃


selama 5 menit

11. Dihitung kadar sari larut Hasil :


air yang dihasilkan Bobot 5 menit 1 oven = 48.55
gram
Bobot 5 menit 2 oven =
48.57 gram

B. Kadar sari larut Etanol


No Perlakuan Keterangan Gambar
1. Ditimbang sebanyak 5 gram
serbuk cengkeh
2. Dilarutkan dengan 100,0 mL Pelarut sebanyak
etanol 95% 100,0 mL
3. Tutup dan aduk sesekali selama
6 jam pertama diamkan selama
18 jam. Kemudian saring
4. Disaring cepat untuk
menghindari penguapan etanol

5. Setelah disaring diambil 5 ml


filtrate
6. Diambil 20 ml filtrate

7. Cawan kosong di oven dan Suhu : 100 ℃


ditimbang selama 5 menit

Hasil :
bobot cawan
kosong Etanol =
41,91 gram gram

8. Filtrate diuapkan hingga kring Diuapkan di atas


dalam cawan dangkal waterbath
berdasarkan rata yang telah di
tara

9. Hasil filtrate diuapkan hingga


kering
10 Cawan yang berisi filtrate air 5 menit pertama.
yang telah di uapkan kemudian Suhu 105 ℃
di oven hingga bobot tetap selama 5 menit

5 menit kedua.
Suhu 105 ℃
selama 5 menit

11. Dihitung kadar sari larut air Hasil :


yang dihasilkan Bobot 5 menit 1
oven = 42.32
gram
Bobot 5 menit 2
oven = 42.30
gram

C. Perhitungan
Penetapan kadar sari larut air
Diketahui :
 Berat cawan kosong = 48,50 gram
 Bobot cawan dengan residu (5 menit 1) = 48,55 gram
 Bobot cawan dengan residu (5 menit 2) = 48,57 gram
 Bobot simplisia = 5 gram

Ditanya : % kadar sari larut air ?

Kadar sari yang larut dalam air (5 menit 1) =


bobot cawan dengan residu 100
x x 100 %
bobot simplisia 5

48,55 gram−48,50 gram 100


= x x 100 %
5 gram 5

0,05 gram
= x 20 x 100 %
5 gram
= 0,01 x 20 x 100 %

= 20 %

Kadar sari yang larut dalam air (5 menit 2) =


bobot cawan dengan residu 100
x x 100 %
bobot simplisia 5

48,57 gram−48,50 gram 100


= x x 100 %
5 gram 5

0,07 gram
= x 20 x 100 %
5 gram

= 0,014 x 20 x 100 %

= 28 %

20 %+28 %
% rata-rata kadar sari larut dalam air = = = 24 %
2

Penetapan kadar sari larut Etanol


Diketahui :
 Berat cawan kosong = 41,91 gram
 Bobot cawan dengan residu (5 menit 1) = 42,32 gram
 Bobot cawan dengan residu (5 menit 2) = 42,30 gram
 Bobot simplisia = 5 gram

Ditanya : % kadar sari larut air ?

Kadar sari yang larut dalam etanol (5 menit 1) =


bobot cawan dengan residu 100
x x 100 %
bobot simplisia 20

42,32 gram−41,91 gram 100


= x x 100 %
5 gram 20

0,41 gram
= x 5 x 100 %
5 gram

= 0,082 x 5 x 100 %

= 41 %
Kadar sari yang larut dalam etanol (5 menit 2) =
bobot cawan dengan residu 100
x x 100 %
bobot simplisia 20

42,30 gram−41,91 gram 100


= x x 100 %
5 gram 20

0,39 gram
= x 5 x 100 %
5 gram

= 0,078 x 5 x 100 %

= 39 %

41 %+39 %
% rata-rata kadar sari larut dalam air = = = 40 %
2
BAB IV

PEMBAHASAN

Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) juga punya sinonim yaitu Eugenia aromatica
L. Dan Eugenia cayyophyllata Thumb. Para ahli menyebut cengkeh dengan nama
simplisia Syzygii Flos, Caryophylli Flos, yaitu bunga cengkeh. Kandungan kimia
kuncup bunga cengkeh yaitu minyak atsiri, zat samak, lendir dan lemak. Adapun
manfaat dari kuncup bunga cengkeh antara lain yaitu mengurangi rasa nyeri, peluruh
haid, peluruh kentut, pencegahan mual, penambahan nafsu makan dan penurun panas.

Pada penelitian yang telah dilakukan tentang penetapan Kadar Sari Larut air dan
Kadar Sari larut etanol dari Ekstrak Cengkih (Syzygium aromaticum). Kadar sari larut
etanol merupakan sejumlah substansi simplisia yang dapat larut dalam etanol,
menunjukan jumlah senyawa organic yang ada dalam simplisia. Kadar sari larut air
merupakan merupakan sejumlah substansi simplisia yang dapat larut dalam air,
menunjukan jumlah senyawa organic yang ada dalam simplisia.

Penetapan uji kadar sari larut etanol dan air dilakukan untuk memberikan
gambaran kadar persentase senyawa yang dapat tersari dengan menggunakan pelarut
etanol dan air suatu simplisia (Depkes RI, 2000). Penggunaan dua pelarut tersebut
karena keduanya merupakan cairan pelarut yang diperbolehkan dan memenuhi syarat
kefarmasian (pharmaceutical grade). Pelarut air dimaksudkan untuk melarutkan
senyawa polar dan etanol untuk melarutkan senyawa kurang polar jika dibandingkan
dengan pelarut air yang terdapat dalam sampel (Sudarmadji dkk., 1986).
Uji kadar sari dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran awal sejumlah
kandungan, khasiat dan mutu simplisia,dengan cara melarutkan simplisia tersebut
dalam pelarut organik tertentu(etanol atau air). Kadar sari dibedakan atas dua jenis
yaitu kadar sari larut air yaitu menggambarkan senyawa yang dapat larut dalam air
(polar) dan kadar sari larut etanol yaitu menggambarkan senyawa yang dapat larut
dalam pelarutorganik (polar, semi polar, nonpolar).

Menurut Farmakope Herbal Indonesia (FHI) Bobot tetap merupakan


penimbangan dinyatakan sudah mencapai bobot tetap apabila perbedaan dua kali
penimbangan berturut-turut setelah dikeringkan atau dipijarkan selama 1 jam tidak
lebih dari 0,25% atau perbedaan penimbangan seperti tersebut di atas tidak melebihi
0,5 mg pada penimbangan dengan timbangan analitik.

Pada penelitian ini digunakan metode maserasi untuk mengekstrak simplisia.


Metode maserasi dipilih sebagai metode dalam proses ekstraksi karena
sifat daun yang lunak dan mudah mengembang dalam cairan pengekstraksi. Selain
itu, maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana karena cairan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
altif. Zat aktif akan larut dan adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif
di dalam dengan di luar sel menyebabkan larutan yang terpekat keluar hingga
keseimbangan konsentrasi antara larutan di dalam dengan di luar sel (Markham,
1988).

Pada penentuan kadar sari larut air,ekstrak terlebih dahulu dilarutkan dengan air :
kloroform, penambahan kloroform bertujuan sebagai zat antimikroba atau sebagai
pengawet, karena apabila pada saat meserasi hanya air saja ,mungkin ekstraknya akan
rusak karena air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba atau
dikhawatirkan terjadi proses hidrolisis yang akan merusak ekstrak sehingga
menurunkan mutu dan kualitas dari ekstrak tersebut .sedangkan pada penentuan kadar
sari larut etanol ekstrak dilarutkan dengan etanol 96% kemudian dimaserasi selama 24
jam .hal ini bertujuan agar zat aktif yang ada pada simplisia dapat terekstaksi dan
tertarik oleh pelarut tersebut. Kemudian sesekali dikocok pada 6 jam pertama dan di
diamkan selama 18 jam.
Dalam praktikum ini, hasil kadar sari larut air pada simplisia bunga cengkeh di
oven dengan suhu 105 ℃ selama 5 menit. Filtrat simplisia dari cengkeh ini di oven
guna untuk mengetahui atau mendapatkan bobot yang tetap. Setelah di oven,
didapatkan bobot tetap pada 5 menit pertama yaitu 20% dan pada 5 menit kedua 28%
setelah dirata-rata didapatkan hasil akhir dari kadar sari larut air simplisia cengkeh
(Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry) sebesar 24 % sedangkan menurut
persyaratan MMI tidak kurang dari 23% maka hasilnya memenuhi persyaratan.

Hasil kadar sari larut etanol pada simplisia bunga cengkeh setelah di oven dengan
suhu 105 ℃ selama 5 menit hingga didapatkan bobot tetap pada 5 menit pertama
yaitu 41% dan pada 5 menit kedua 39% setelah ditara-rata didapatkan hasil akhir dari
kadar sari larut etanol simplisia cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry)
sebesar 40 % sedangkan menurut persyaratan MMI tidak kurang dari 26% maka
hasilnya memenuhi persyaratan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh serta pembahasan yang telah dibahas di atas,
dapat disimpulkan bahwa percobaan ini dilakukan dengan dua penetapan kadar sari
yaitu penetapan kadar sari larut dalam air dan penetapan kadar sari larut dalam etanol,
dan tentu keduanya memiliki hasil yang berbeda.

Hasil kadar sari larut etanol di oven dengan suhu 105 ℃ selama 5 menit setelah
ditara-rata didapatkan hasil akhir dari kadar sari larut etanol simplisia cengkeh ini
yaitu sebesar 40 % sedangkan menurut persyaratan MMI tidak kurang dari 26% maka
hasilnya memenuhi persyaratan. Selanjutnya hasil kadar sari simplisia cengkeh larut
air setelah di setelah dirata-rata didapatkan hasil akhir yaitu sebesar 24 % sedangkan
menurut persyaratan MMI tidak kurang dari 23% maka dikatakan hasilnya memenuhi
persyaratan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2007,Parameter standar ekstrak tumbuhan obat.jakarta: depkes RI

Djarwis.2004.teknik penelitian kimia organic bahan alam.jakarta:dikjer dikti depdiknas

J.b Harbone .1996.metode fitokimia.penerbit kimia

Markham, K.R. (1988). Cara Mengidentifikasi Flavonoid, terjemahan Kosasih


Padmawinata. Bandung: Penerbit Liberty.

Saifuddin, Azis., Rahayu, Viesa., Teruna, Hilwan Yuda. 2011. Standardisasi Bahan Obat
Alam. Jakarta : Graha Ilmu.

Jaluri, P. D. C., & Ngazizah, F. N. (2018). PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK


ETANOL BUNGA CENGKEH (Syzygiumaromaticum (L.) Merr. & Perry)
TERHADAP WAKTU TIDUR MENCIT JANTAN. Jurnal Borneo Cendekia,
2(2), 206-211

Anda mungkin juga menyukai