Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
PAI-5 / Semester VI
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu kunci bagi kemajuan bangsa dan negara. Karena
pendidikan merupakan ujung tombak dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia supaya mampu bersaing di tengah kompetisi kehidupan berbangsa yang semakin
majudan modern. Pendidikan adalah investasi jangka panjang dan menjadi kunci utama untuk
masa depan yang lebih baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya
pendidikan yang memadahi dan berkualitas, maka bangsa Indonesia akan semakin tertingal
dengan Negara lain. Oleh karena itu, tidaklah heran apabila negara yang memiliki penduduk
dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempunyai tingkat ekonomi yang pesat.
Menurut Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2
terhadap ekonomi dan negara modern. Berikut pada makalah ini akan menjelaskan apa saja
yang menjadi problematika dalam pembiayaan Pendidikan .
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja problema yang ada dalam pembiayaan pendidikan ?
3
BAB II
Kajian Teoritis
Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh satu pihak lain untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain,
pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pembiayaan merupakan salah
satu sumber daya yang secara langsung dapat menunjang keefektifan dan efisiensi
pengelolaan pendidikan.
Menurut Supriyono biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh
barang atau jasa. Secara bahasa, biaya (cost) dapat diartikan sebagai pengeluaran, dalam
istilah ekonomi biaya pengeluaran dapat berupa uang atau bentuk moneter lainnya.
Menurut Yahya yang dikutip oleh Mulyono pembiayaan adalah bagaimana mencari dana
atau sumber dana dan bagaimana menggunakan dana itu dengan memanfaatkan rencana
biaya standar, memperbesar modal kerja, dan merencanakan kebutuhan masa yang akan
datang akan uang. Pembiayaan pendidikan merupakan proses yang dimana pendapatan
dan sumber daya tersedia digunakan untuk menyusun dan menjalankan program kegiatan
sekolah.
Menurut Nanang Fattah biaya pendidikan merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan
dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji
guru, peningkatan profesional peralatan, pengadaan alat-alat dan buku pelajaran, alat
tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi
pendidikan.
4
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan adalah dana yang diberikan kepada
sekolah untuk memfasilitasi setiap kegiatan proses pembelajaran di sekolah, dan
berbagai keperluan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pertama, biaya langsung (direct cost) diartikan sebagai pengeluaran uang yang secara
langsung membiayai penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat . (Anwar M. I., 2004) Biaya langsung juga diartikan sebagai biaya yang
secara langsung menyentuh aspek dan proses pendidikan. Sebagai contoh biaya untuk gaji
guru dan pengadaan fasilitas belajar-mengajar. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar peserta didik berupa pembelian
alatalat pelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, dan gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh
Pemerintah, orang tua, maupun peserta didik sendiri. 1
Kedua, biaya tidak langsung (indirect cost) dapat dimaknai sebagai biaya yang
umumnya meliputi hilangnya pendapatan peserta didik karena sedang mengikuti pendidikan ,
bebasnya beban pajak karena sifat sekolah yang tidak mencari laba bebasnya sewa perangkat
sekolah yang tidak dipakai secara langsung dalam proses pendidikan serta penyusutan
sebagai cermin pemakaian perangkat sekolah yang sudah lama dipergunakan 2
Ketiga, monetary cost adalah semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang, baik langsung
maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan.
Keempat. non monetary Cost adalah semua bentuk pengeluaran yang tidak dalam bentuk
uang, meskipun dapat dinilai ke dalam bentuk uang, baik langsung maupun tidak langsung
yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan, misalnya materi, waktu, tenaga, dan lain-lain.
1 Gaffar, M. Fakry. Konsep dan Filosofi Biaya Pendidikan. Bandung :Mimbar Pendidikan . 1991, No. 1 Tahun X,
56 –60.
2 Fattah, Nanang. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Andira. 2000
5
Pendidikan (SNP) Pasal 62 disebutkan bahwa pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya
investasi, biaya operasi, dan biaya personal . Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja
tetap. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
segala tunjangan yang melekat pada gaji; bahan atau peralatan habis pakai; dan biaya operasi
pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, uang lembur, transportasi,
konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Adapun biaya personal meliputi biaya
Pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengukuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan .
Fungsi pembiayaan tidak dapat terpisahkan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Oleh karena itu, pembiayaan menjadi masalah sentral dalam pengelolaan penyelenggaraan
Pendidikan yang harus disikapi dan dicarikan berbagai alternatif solusinya. Ketidakmampuan
Lembaga penyelenggara pendidikan untuk menyediakan pendanaan pendidikan akan
menghambat proses operasionalisasi penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Namun
demikian, bukan jaminan manakala tersedia biaya pendidikan yang memadai akan menjamin
penyelenggaraan pendidikan berhasil lebih baik. Dalam memahami permasalahan
6
pembiayaan pendidikan di Indonesia, perlu memahami permasalahan apa saja yang timbul
serta alternatif penyelesaiannya .
Berdasarkan uraian klasifikasi biaya pendidikan, maka jelaslah bahwa biaya Pendidikan
memiliki pengertian yang luas. Hal ini sebagaimana dipertegas oleh Anwar bahwa hampir
segala pengeluaran yang bersangkutan dengan penyelenggaraan pendidikan dianggap sebagai
biaya. Oleh karena itu, diperlukan kebijaksanaan dalam melakukan klasifikasi biaya
Pendidikan untuk mencapai tujuan yang dituju semua pihak yaitu kesuksesan pelaksanaan
pendidikan.
7
BAB III
PEMBAHASAN
Orang tua siswa adalah sumber pembiayaan pendidikan yang cukup potensial di luar
pemerintah. Orang tua siswa pada umumnya tidak keberatan menyediakan sebagian biaya
penyelenggaraan pendidikan dengan harapan bahwa anaknya akan memperoleh pelayanan
pendidikan yang layak dengan kualitas baik. Sikap orang tua siswa yang demikian sangat
menguntungkan karena dapat membantu pemerintah dalam pembiayaan pendidikan,
mengingat pemerintah memiliki banyak keterbatasan dalam hal pembiayaan pendidikian.
Biaya pendidikan yang berasal dari orang tua, bukan saja berupa uang tetapi juga
berupa peralatan atau fasilitas Iainnya. Hal ini sulit untuk didata, kecuali yang secara formal
menjadi kewajiban mereka. Jenis-jenis pembiayaan pendidikan yang berasal dari orang tua
Siswa ialah Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), Sumbangan Badan Pembantu
Penyelenggara Pendidikan (SBP3), dan sumbangan-sumbangan Iainnya.
8
keperluan atau kebutuhan sekolah supaya kegiatan belajar mengajar disekolah dapat berjalan
lancar dengan adanya bantuan dari dana iuran tersebut.
BP3 adalah organisasi persatuan orang tua siswa Persatuan Orang Tua Murid dan
Guru (POMG) yang dapat membantu penyelenggaraan pendidikan bagi Uang yang
disumbangkan oleh BP3 atau POMG tidak boleh melebihi besarnya kategori SPP yang
diberlakukan dalam sekolah yang bersangkutan. Namun kadang-kadang sekolah memungut
lebih besar berdasarkan sumbangan sukarela. Sumbangan semacam ini sulit ditelusuri baik
jumlah mau penggunaannya.
3. Sumbangan Lain-lain
Di samping SPP dan SBP3 atau SPOMG, ada juga sumbangan dari orang tua siswa
yang bersifat insidental, baik berupa uang maupun berupa barang. Misalnya mengeluarkan
biaya untuk keperluan praktikum, praktik keterampilan, kegiatan ekstrakurikuler, peralatan
laboratorium, pembangunan pagar seko peralatan pelajaran, dan lain-lain. Sumbangan seperti
ini san sulit ditelusuri dan didata. Dalam perencanaan biaya pendidi kadang-kadang kurang
atau belum diperhitungkan.
Di samping dari pemerintah dan dari orang tua siswa, biaya pendidikan dapat pula
diperoleh dari sumbangan masyarakat, sumbangan dari anggota masyarakat secara
perorangan maup sumbangan melalui organisasi yang ada di dalam maupun di negeri.
Sumbangan biaya pendidikan dari masyarakat biasan dalam bentuk barang peralatan dan jasa
yang sifatnya tid mengikat. Sumbangan ini sulit untuk didata, dan selalu kur diperhitungkan
dalam perencanaan pembiayaan pendidikan.3
Perekonomian Indonesia semakin tak menentu, krisis yang terus membelenggu negara
kita tak kunjung ada ujungnya, kehidupan masyarakat semakin menderita. Segala jenis
kebutuhan sudah ak terjangkau lagi oleh masyarakat miskin. Kelaparan terjadi dibanyak
tempat di Indonesia, masalah kesehatan, pendidikan juga merupakan masalah bangsa yang
3 Dr. Martin,M.Pd . Manajemen Biaya Pendidikan Konsep Dan Aplikasinya . (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada . 2014). Hal.16
9
belum dapat ditentukan solusinya. Biaya untuk kesehatan dan pendidikan semakin mahal,
untuk menjadikan Negara kita sebagai Negara maju, berhasil ditentukan generasi penerus
yang sehat berwawasan luas. Pendidikan sebagai salah satu elemen yang sangat penting
dalam mencetak generasi penerus bangsa juga masih jauh dari yang diharapkan. Masalah
disana-sini masih sering terjadi. Namun yang paling jelas adalah masalah mahalnya biaya
pendidikan sehingga tidak terjangkau bagi masyarakat dikalangan bawah.
(Roji 2010)Pendidikan merupakan hak seluruh rakyat Indonesia seperti yang terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi salah satu tujuan Negara kita adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini mempunyai konsekuensi bahwa Negara harus
menyelenggarakan dan memfasilitasi seluruh rakyat Indonesia untuk memperoleh pengajaran
dan pendidikan yang layak. Maka tentu saja Negara dalam hal ini Pemerintah harus
mengusahakan agar pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan
merupakan faktor kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan. Biaya pendidikan sekarang
ini tidak murah lagi karena dilihat dari penghasilan rakyat Indonesia setiap harinya. Mahalnya
biaya pendidikan tidak hanya pendidikan di perguruan tinggi melainkan juga biaya
pendidikan di sekolah dasar sampai sekolah menengah keatas walaupun sekarang ini sekolah
sudah mendapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS) semuanya masih belum mencukupi
biaya pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu. Pendidikan di Indonesia masih
merupakan investasi yang mahal sehingga diperlukan perencanaan keuangan serta disiapkan
dana pendidikan sejak dini.
Solusi dari permasalahan bahwa dalam penyelenggaraan suatu sistem pendidikan yang
bermutu dan berkualitas baik harus ada keseimbangan antara aspek yang mempengaruhi dari
sistem pendidikan itu sendiri. Dari sini dalam sistem pendidikan bahwa perhatian pemerintah
juga berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Diharapkan bagi semua pihak baik
itu pemerintah maupun masyarakat mampu bekerja sama dalam mengatasi permasalahan-
permasalahan yang ada di dalam sistem pendidikan ini.
Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan
(RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas
memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu
Pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya
kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun
berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah
10
beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada
melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit. (Budaya 2017)
Jika kita berbicara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tenang biaya
sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain yang dipilih,
namun kita juga berbicara tentang properti pendukung seperti buku, dan berbicara tentang
biaya transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih.
Di sekolah dasar negeri, memang benar jika sudah diberlakukan pembebasan biaya
pengajaran, nemun peserta didik tidak hanya itu saja, kebutuhan lainnya adalah buku teks
pengajaran, alat tulis, seragam dan lain sebagainya yang ketika kami survey, hal itu
diwajibkan oleh pendidik yang bersangkutan. Yang mengejutkanya lagi, ada pendidik yang
mewajibkan les kepada peserta didiknya, yang tentu dengan bayaran untuk pendidik tersebut.
Dari dana BOS yang diterima sekolah wajib menggunakan dana tersebut untuk
pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, sumbangan pembiayaan
11
pendidikan (SPP), pembelian buku teks pelajaran, biaya ulangan harian dan ujian, serta biaya
perawatan operasional sekolah.
Dari berbagai masalah yang diungkap diatas maka harus ada solusi bagaimana agar
pendidikan dapat berjalan dengan baik ,terjangkau oleh masyarakat dan tetap sebanding
dengan mutu pendidikan yang diperoleh oleh masyarakat. Karena hak mendapatkan fasilitas
biaya pendidikan murah (gratis) merupakan hak masyarakat sebagai pembayar pajak.
Pertama diperlukan kejujuran dan rencana yang strategis dari jajaran birokrasi
pendidikan,untuk mengimplementasikan anggaran pendidikan pada program pembiayaan
pendidikan Gratis (Murah) bagi masyarakat.
Dalam biaya pendidikan, efisiensi hanya akan ditentukan oleh ketepatan di dalam
mendayagunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas pada faktor-faktor input
pendidikan yang dapat memacu prestasi belajar siswa.
12
Dalam merancang dan menyususn Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya masalah efektivitas pembiayaan sebagai
salah satu alat ukur efisiensi. Efektivitas pembiayaan merupakan faktor penting yang
senantiasa diperhitungkan bersamaan dengan efisiensi, artinya suatu program kegiatan tidak
hanya menghitung waktu yang singkat tetapi tidak memperhatikan anggaran yang harus
dikeluarkan seperti biaya operasional dan dana pemeliharaan sarana yang mengarah pada
pemborosan. Jadi dalam hal ini Kepala Sekolah bersama-sama guru dan Komite Sekolah
dalam menentukan anggaran pembelajaran harus berdasarkan kebutuhan yang riil dan
benarbenar sangat dibutuhkan untuk keperluan dalam rangka menunjang penyelenggaraan
proses pembelajaran yang bermutu.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis meyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
selaku penulis memohon maaf dan memohon kritik yang bersifat membangun dari Bapak
dosen pengampu serta pembaca, agar makalah ini dapat lebih baik lagi kedepannya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis dan juga para pembaca sekalian. Aamiin.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arwildayanto, Nina Lamatenggo, and Wami Tune Sumar. 2017. 110 Journal of Chemical Information
and Modeling . Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan Pendidikan.
Budaya, Budi. 2017. “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Dasar Yang Efektif.”
LIKHITAPRAJNA. Jurnal Ilmiah.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 18(1).
Sudarmono, Sudarmono, Lias Hasibuan, Kasful Anwar Us, and Sekolah Menengah. 2021.
“Pembiayaan Pendidikan.” Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial 2(1): 266–80.
W. P, Ferdi. 2013. “Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis.” Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan 19(4): 565.
Gaffar, M. Fakry. 1991 . Konsep dan Filosofi Biaya Pendidikan. Bandung :Mimbar Pendidikan . No.
1 Tahun X.
Dr. Martin,M.Pd . 2014. Manajemen Biaya Pendidikan Konsep Dan Aplikasinya . Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada .
15
16